Anda di halaman 1dari 20

METODE DAN PERALATAN KONSTRUKSI LANJUT

Tugas 1
Tahun Akademik 2018/2019

ANALISIS PRODUKTIVITAS DAN OPERASIONAL TOWER


CRANE PADA GEDUNG BERTINGKAT

Dosen: Dr. Ir. Albert Eddy Husin, MT

Dikerjakan oleh KELOMPOK 2:

BUYUNG R (55718120020)
YULISTIAWAN (55718120016)

Jurusan Magister Teknik Sipil


FAKULTAS PASCASARJANA
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2019

UNIVERISTAS MERCU BUANA


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah serta
karunia-Nya yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas mingguan ini
tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini ijinkanlah penulis menyampaikan rasa terima
kasih yang sebesar-besarnya atas bimbingan dan dorongan tiada henti kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Albert Eddy Husin, MT sebagai dosen pembimbing yang memberikan
banyak masukan dan arahan dalam penyelesaian Tugas mingguan ini.
2. Teman-teman pascasarjana UMB yang selalu memberikan dukungan

Dengan segenap kerendahan hati, penulis menyadari sepenuhnya bahwa Tugas


mingguan ini masih jauh dari sempurna. Sehingga, besar harapan adanya koreksi maupun
masukan dari semua pihak untuk kesempurnaan Tugas mingguan ini.
Penulis berdoa semoga apa yang telah dikerjakan dalam Tugas mingguan ini tidak menjadi
hal yang sia-sia dan dapat bermanfaat dikemudian hari bagi siapapun yang membacanya.

Semarang, 16 Maret 2019

Penulis

UNIVERISTAS MERCU BUANA


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................................................................


KATA PENGANTAR ...............................................................................................................................................
DAFTAR ISI .............................................................................................................................................................
DAFTAR TABEL .....................................................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN .........................................................................................................................................
1.1. Latar Belakang ............................................................................................................................................
1.2. Rumusan Masalah .......................................................................................................................................
1.3. Tujuan Penulisan .........................................................................................................................................
1.4. Batasan Masalah .........................................................................................................................................
1.5. Metodologi Penulisan .................................................................................................................................
BAB 2 STUDI PUSTAKA ......................................................................................................................................
2.1. Tinjauan Umum ..........................................................................................................................................
2.2. Bagian- bagian Tower Crane ......................................................................................................................
2.3. Jenis-Jenis Tower Crane…………………………………………………………………………………..
2.4. Pemilihan Tower Crane…………………………………………………………………………………...
2.5. Produktifitas Tower Crane………………………………………………………………………………...
2.6. Jarak Tempuh Tower Crane……………………………………………………………………………….
2.7. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktifitas Tower Crane………………………………………….
BAB 3 PEMBAHASAN ...........................................................................................................................................
3.1. Study Literatur 1 ……….............................................................................................................................
3.2. Study Literatur 2 ……….............................................................................................................................
BAB 4 KESIMPULAN .............................................................................................................................................
4.1. Kesimpulan .................................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................................

UNIVERISTAS MERCU BUANA


DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Bagian-bagian Tower Crane .....................................................................


Gambar 2.2. Free Standing Tower Crane ......................................................................
Gambar 2.3 Tied-in Tower Crane...................................................................................
Gambar 2.4 Jarak Tempuh Vertikal……………………………………………………
Gambar 2.5 Jarak Tempuh Rotasi..……………………………………………………
Gambar 2.6 Jarak Tempuh Horizontal…………………………………………………

UNIVERISTAS MERCU BUANA


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


1.1.1. Latar Belakang Secara Umum

Pembangunan bertingkat dalam pelaksanaannya perlu direncanakan


dengan cermat dan tepat untuk mencapai hasil yang diinginkan salah satunya
pemilihan alat yang tepat dan sesuai dengan medan. Pemilihan alat yang
tidak tepat akan mengakibatkan berbagai macam persoalan dan masalah
yang menjurus kerugian yang didapat. Dalam pemilihan alat konstruksi yang
paling penting adalah mengidentifikasi alat untuk mengetahui fungsi serta
cara pengoperasiannya dan dapat memperkirakan produktivitasserta biaya
yang di keluarkan
Alat yang biasa digunakan untuk proyek bangunan bertingkat
adalah tower crane. Tower crane digunakan untuk mengangkut dan
memindahkan material dari satu tempat ketempat yang lain baik secara
secara vertical maupun horizontal. Tower crane digunakan karena dapat
disesuaikan dengan tinggi bangunan dan juga memiliki jangkauan yang luas.
Penempatan tower crane yang tepat karena berhubungan langsung dengan
fasilitas dan sarana yang ada di lokasi proyek. Jika terdapat kekiliruan
penempatan tower crane maka akan pengaruh terhadap penurunan
produktivitas yang akan berdampak pada waktu dan biaya operasional.
Setiap penggunaan alat berat seperti tower crane memerlukan biaya
operasional yang cukup besar. Salah satu faktor yang mempengaruhi biaya
adalah lamanya waktu pemakaian alat tersebut, sehingga kontraktor harus
merencanakan waktu dengan baik. Waktu merupakan salah satu batasan
dalam suatu proyek konstruksi yang kaitannya dengan produktivitas dan
volume pekerjaan yang telah dikerjakan per satuan waktu.

1.1.2. Latar Belakang Pada Studi Kasus.


Pada Jurnal 1 adanya tantangan mengatasi resiko yang makin besar
dan kompleks, untuk mencegah terjadinya kesalahan metoda penempatan
yang menimbulkan pembengkakan biaya karena kapasitas produksi yang
dihasilkan alat tower crane tidak sesuai yang direncanakan.

UNIVERISTAS MERCU BUANA


Pada Jurnal 2 adanya tantangan mengatasi resiko yang makin besar
dan kompleks, perlunya perencanaan dan perhitungan terhadap pengelolaan
beban kerja tower crane sehingga diharapkan meningkatkan produktifitas
yang sesuai direncanakan.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka
rumusan masalah yang akan dianalisis pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana produktivitas tower crane pada pekerjaan proyek
Gedung bertingkat?
2. Besarnya biaya operasional yang dikeluarkan dari penggunaan
tower crane proyek Gedung bertingkat?

1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan pada penelitian ini sebagai berikut:


1. Menganalisis produktivitas tower crane pada pembangunan Gedung
bertingkat.
2. Mengetahui berapa biaya operasional yang diperlukan dalam penggunaan
tower crane.

1.4. Batasan Masalah


Batasan pada penelitian ini sebagai berikut:
1. Studi kasus proyek konstruksi ya terjadi di negara lain.
2. Studi kasus yang dibahas diperoleh dari studi literatur terkait dengan topik
Analisis produkstifitas tower crane dan biaya operasional pada Gedung
bertingkat.
3. Sumber literatur yang diperoleh dari situs att jurnal terpercaya yaitu
Elsevier untuk edisi tahun 2011 dan 2017

UNIVERISTAS MERCU BUANA


1.5. Metedologi Penulisan
Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam pembahasan penelitian
tersebut menggunakan beberapa metode yaitu:
1. Metode Studi Pustaka
2. Buku Literatur
3. Narasumber yang berhubungan dengan Mata Kuliah
4. Jurnal
5. Media Online/Internet.

UNIVERISTAS MERCU BUANA


BAB II
STUDI PUSTAKA

2.1. TINJAUAN UMUM


Suatu proyek dikatakan sukses apabila kontraktor berhasil mendapatkan
laba maksimum dan owner mendapatkan hasil yang memuaskan serta tepat
waktu dalam penyelesaiannya (Nunnaly, S.W., 2000). Salah satu yang
menentukan kesuksesan suatu proyek adalah produktivitas. Produktivitas
memiliki bermacam – macam arti, masing – masing bidang pengetahuan
memiliki pengertian yang berlainan tentang produktivitas, adapun berbagai
macam pengertian produktivitas adalah sebagai berikut: Kamus Besar Bahasa
Indonesia mendefinisikan produktivitas sebagai ”kemampuan untuk
menghasilkan sesuatu.” Sedangkan Kosmatka S.H. (1992) menyatakan bahwa
produktivitas adalah rasio antara kegiatan (output) dan masukan (input).
Saat ini proyek konstruksi bangunan bertingkat semakin berkembang,
dalam pelaksanaanya segala sesuatu perlu direncanakan dengan tepat dan
cermat. Salah satunya adalah perencanaan penggunaan peralatan konstruksi
yang tepat agar dapat menunjang kelancaran pelaksanaan di lapangan. Dalam
pemilihan alat konstruksi yang penting adalah mengidentifikasi alat untuk
mengetahui fungsi serta cara pengoperasiannya dan dapat memperkirakan
produktifitas dan efisiensi kerja alat.
Salah satu alat yang sering digunakan pada proyek bangunan bertingkat
adalah tower crane. Alat ini digunakan sebagai alat pemindah material dari satu
tempat ke tempat yang lain baik secara vertical maupun horizontal. Tower crane
banyak digunakan karena ketinggian Tower crane dapat disesuaikan dengan
tunggi bangunan dan juga memiliki jarak jangkauan yang luas. Penempatan
Tower Crane ini harus mendapat perhatian karena berhubungan langsung
dengan fasilitas dan sarana yang ada di lokasi proyek. Jika terdapat kekeliruan
dalam penempatan, maka akan terjadi penurunan produktifitas dan efisiensi
yang berdampak pada waktu dan biaya.

UNIVERISTAS MERCU BUANA


2.2. BAGIAN-BAGIAN DARI TOWER CRANE
Jenis Tower Crane bermacam-macam dengan ukuran ditentukan oleh
panjang jib atau boom. Tower Crane memiliki beberapa bagian utama yaitu jib
atau boom, hoist, trolley, dan seling:
1. Jib atau boom merupakan lengan Tower Crane yang terdiri dari elemen-
elemen besi yang tersusun dalam system rangka batang. Panjang jib
menentukan maksimum panjang jangkauan horizontal Tower Crane dan
kapasitas beban maksimum tergantung pada jenis Tower Crane yang
digunakan.
2. Counter jib berfungsi sebagai jib penyeimbang terhadap boom yang terpasang.
Counter jib dilengkapi dengan counter weight yang berfungsi sebagai beban
yang melawan beban yang diangkat oleh Tower Crane.
3. Hoist merupakan bagian Tower Crane yang berfungsi sebagai alat vertical.
4. Trolley merupakan bagian Tower Crane yang berfungsi sebagai alat
horizontal.
5. Seling merupakan bagian Tower Crane berupa kabel baja dan merupakan
bagian dari hoist.

Gambar 2.1. Bagian-Bagian Tower Crane

UNIVERISTAS MERCU BUANA


2.3. JENIS-JENIS TOWER CRANE

Jenis Tower Crane yang sering digunakan adalah free-standing tower


crane dan tie d-in tower crane.
2.3.1 Free-standing tower crane
Tower Crane ini tidak diikatkan dengan struktur bangunan dan
letaknya berada pada luar bangunan (gambar 2.1). hal ini dimasudkan
untuk memudahkan mobile crane untuk membantu dalam pemasangan
dan pembongkaran Tower Crane.

Gambar 2.2. Free-standing tower crane

2.3.2 Tied-in Tower Crane


Bila ketinggian diatas 100 m di atas permukaan tanah, maka badan
Tower Crane harus diikat pada titik ketinggian tertentu kestruktur
bangunan. Pengikatan menggunakan besi baja yang berfungsi untuk mengu
rangi panjang tekuk badan Tower Crane akibat beban angin.

UNIVERISTAS MERCU BUANA


Gambar 2.3. Tied-in tower crane

2.4. PEMILIHAN TOWER CRANE

Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan Tower


Crane antara Lain:
1. Spesifikasi alat: berisi data-data spesifikasi alat yang dikeluarkan oleh
pabrik yang memproduksi alat Tower Crane tersebut seperti ketinggian
tower Crane, dan letak beban maksimum pada jangkauan jib.
2. Kondisi proyek: merupakan gambaran umum dari proyek yang dikerjakan
seperti luas area proyek, ketinggian bangunan, luas bangunan dan
karakterisitik material yang akan diangkut oleh tower crane.

2.5. PRODUKTIFITAS TOWER CRANE

Secara umum, produktifitas adalah / hasil kerja (output) dibagi dengan


satuan kerja sumber daya manusia / alat (input).
Produktifitas = INPUT/OUTPUT

Satuan produktifitas Tower Crane tergantung pada pekerjaan yang


dilakukan. Produktifitas Tower Crane sangat dipengaruhi oleh waktu siklus.
Waktu siklus adalah waktu yang diperlukan Tower Crane untuk melakukan satu
kali putaran yang terdiri dari gerakan vertical (hoist), horizontal (trolley), dan
berputar (swing), dimana ketiga gerakan utama ini terdiri dari enam tahap
pekerjaan yaitu mengikat material, mengangkat, memutar, menurunkan dan
melepas material sampai kembali lagi menuju lokasi persediaan material
UNIVERISTAS MERCU BUANA
(Varma,1979). Waktu siklus meliputi waktu tetap (fix time), dan waktu variable
(variable time). Waktu tetap meliputi waktu mengikat dan melepas material yang
tergantung pada jenis material yang diangkat, untuk setiap pekerjaan memiliki
waktu tetap yang berbeda misalnya waktu untuk mengikat tulangan berbeda
dengan waktu untuk mengikat bekesting. Waktu variable tergantung pada jarak
tempuh Tower Crane yaitu waktu tempuh vertical tergantung tinggi angkat, waktu
tempuh rotasi tergantung pada sudut putar, dan waktu horizontal tergantung pada
jarak titik tujuan dari sumber material.

2.6. JARAK TEMPUH TOWER CRANE

2.6.1 Jarak Tempuh Vertikal (Dv)

Jarak tempuh vertical Tower Crane adalah jarak total yang ditempuh
oleh hoist secara vertical. Jarak tempuh vertical meliputi jarak tempuh
vertical angkat (Tva) dan jarak tempuh vertical kembali (Tvk). Jarak tempuh
vertical untuk pengecoran, tulangan rakitan dan bekesting, berbeda dengan
jarak tempuh vertical untuk pengangkatan material.

Gambar 2.4. Jarak Tempuh Vertikal

UNIVERISTAS MERCU BUANA


2.6.2 Jarak Tempuh Rotasi

Jarak tempuh rotasi berupa sudut rotasi. Sudut rotasi adalah sudut
yang terbentuk antara Sumber Tower Crane Tujuan. Jarak tempuh rotasi
meliputi jarak tempuh rotasi angkat ke tempat tujuan material (Tra) dan
jarak tempuh rotasi kembali ke tempat sumber material (Trk).

Gambar 2.5. Jarak Tempuh Rotasi

2.6.3 Jarak Tempuh Horizontal

Jarak tempuh horizontal Tower Crane adalah jarak total yang


ditempuh trolley secara horizontal. Jarak tempuh horizontal meliputi jarak te
mpuh angkat (Tha) dan jarak tempuh horizontal kembali (Thk).

Gambar 2.5. Jarak Tempuh Horizontal

UNIVERISTAS MERCU BUANA


2.7. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIFITAS
TOWER CRANE

Produktifitas alat Tower Crane dipengaruhi oleh kondisi alat, kondisi


lapangan, manajemen proyek, dan kemampuan operator (Peurifoy, 1997)

2.7.1 Kondisi Alat

Umur ekonomis alat sangat mempengaruhi produktifitas dari Tower


Crane Alat Tower Crane yang telah melebihi umur ekonomis pada umumnya
produktifitasnya lebih rendah jika dibandingkan roduktifitas Tower Crane
yang tidak melebihi umur ekonomisnya. Untuk menjaga agar alat Tower
Crane tetap dalam kondisi yang baik maka perlu dilakukan pemeriksaan
secara periodic yaitu sebulan sekali.

2.7.2 Kondisi Lapangan

Kondisi lapangan suatu proyek konstruksi sangat mempengaruhi


produktifitas alat Tower Crane. Kondisi lapangan yang penuh dengan hambatan
akan menyebabkan produktifitas Tower Crane menurun.
Faktor kondisi lapangan ini antara lain :

1. Kondisi lokasi sekitar proyek.


2. Kondisi cuaca.
3. Jenis material yang diangkat.

2.7.3 Faktor Manajemen

Menurut Peurifoy (1997), kondisi manajemen yang baik dan teratur


akan semakin meningkatkan produktifitas Tower Crane, sebaliknya kondisi
manajemen yang buruk akan menurunkan produktifitas Tower Crane.

Faktor manajemen meliputi:

1. Pemeliharaan Alat (maintenance)

Untuk mengontrol dan menjaga kondisi alat Tower Crane perlu dilakukan
pemeriksaan secara periodik oleh teknisi.

2. Tata Letak Tower Crane

Secara umum tujuan utama dari penentuan tata letak Tower Crane adalah
untuk mendapatkan susunan yang paling efektif. Penyusunan tata letak
Tower Crane yang baik akan memperlihatkan suatu penyusunan daerah
kerja dan peralatan (site lay out) yang paling ekonomis untuk dilakukan.

UNIVERISTAS MERCU BUANA


2.7.4 Kemampuan Operator

Operator Tower Crane merupakan orang yang paling penting kontribusinya


terhadap penggunaan Tower Crane yang aman dan ekonomis. Operator Tower
Crane harus memiliki keahlian dalam mengoperasikan dan mengenal mekanisme
kerja Tower Crane. Pemilihan operator Tower Crane, harus dipilih operator yang
memiliki SIO (Surat Ijin Operasional). Operator yang memiliki SIO kemampuannya
lebih teruji.

UNIVERISTAS MERCU BUANA


BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Study Literatur 1

Berikut ini merupakan informasi mengenai jurnal satu sebagai berikut:


Tabel 3.1. Informasi Jurnal 1
Judul Peneliti Penerbit Tahun Terbit Kota/Negara
Optimization of tower crane  C. Huang Elsevier 2011 Hongkong
 C.K. Wong
and material supply locations  C.M. Tam
in a high-rise building site by
mixed-integer linear
programming

Memiliki tata letak fasilitas yang baik termasuk tower crane dan lokasi penempatan
material bahan adalah salah satu bagian terpenting untuk meningkatkan efisiensi produksi di
lokasi konstruksi, terutama di sebagian besar kota metropolitan di mana lokasi biasanya
dibatasi di alam dengan area terbatas. Untuk mengatasi kondisi lokasi konstruksi seperti itu,
praktisi di proyek banyak mengandalkan pengalaman selalu kekurangan pendekatan yang
terdefinisi dengan baik untuk menghasilkan tata letak situs yang optimal untuk proyek
konstruksi.
Dua model tradisional, Quadratic Assignment Problem (QAP) dan Graph-Theoretic,
telah dikembangkan untuk mensimulasikan secara matematis prosedur distribusi bahan dalam
masalah tata letak fasilitas. QAP telah menarik minat tidak hanya karena penerapannya yang
luas, tetapi juga karena memungkinkan beragam cara untuk mendapatkan relaksasi yang akan
mengarah pada solusi yang dioptimalkan secara global dalam waktu yang terbatas.
Desain dan perencanaan tata letak fasilitas dalam lokasi konstruksi adalah masalah
manajemen konstruksi yang umum. Untuk mengangkut material berat, tower crane
diperlukan dan harus ditempatkan dengan baik untuk mengurangi biaya operasi dan
meningkatkan efisiensi secara keseluruhan. Masalah tugas kuadratik (QAP), yang bersifat
non-linear, telah dikembangkan untuk mensimulasikan prosedur transportasi material.

UNIVERISTAS MERCU BUANA


Tabel 3.2. Studi Analisis Jurnal 1

Judul Penerbit Hasil Keungulan Kelemahan Keterbaruan


Optimization of Elsevier, 2011 Hasil MILP mengungguli Meningkatkan - Tidak membahas variabel integer-
tower crane and yang dioptimalkan oleh produktifitas schedule linier
material supply Algoritma Genetika dengan dengan penggunaan
hampir 7% pada peningkatan
locations in a menggunakan crane
nilai fungsi tujuan di mana
high-rise building Variable integer-
fasilitas dan lokasi dapat
site by mixed- dimodelkan menggunakan linier
integer linear variabel integer-linier
programming

Tabel 3.3. Informasi Jurnal 2


Judul Peneliti Penerbit Tahun Terbit Kota/Negara
Crane over lap and operational  Malak AlHattab Emerald 2017 Lebanon
flexibility: balancing utilization,  Emile Zankoul insight
duration, and safety  MohammadBarakat
 FarookHamzeh

Memilih jenis, jumlah, dan lokasi tower crane yang tepat tergantung pada tata letak
dan logistik situs, perkiraan permintaan beban kerja, kendala ruang, dan lingkungan proyek.
Selain itu, tower crane tidak beroperasi secara murni, karena digunakan untuk membantu kru
tenaga kerja dan peralatan lainnya untuk melaksanakan kegiatan di lokasi, membuat
perencanaan logistik dan operasi mereka berperan penting dalam mencapai kinerja proyek
yang diinginkan.
Memanfaatkan fleksibilitas dalam menggunakan tower crane yang overlap sambil
meminimalkan interupsi yang dihasilkan dan risiko keselamatan. Potensi manfaat dari
memungkinkan tower crane untuk bekerja secara overlap sambil mempertimbangkan operasi
bebas tabrakan. Fleksibilitas operasional dipandang sebagai keseimbangan antara pencapaian
durasi jadwal yang lebih pendek dan utilisasi tower crane yang lebih tinggi sambil
mempertahankan jalur gerak bebas benturan. Model simulasi dikembangkan untuk
menganalisis berbagai ukuran ruang yang overlap dan menilai masing-masing dampaknya
terhadap pengurangan durasi dan peningkatan pemanfaatan tower crane sambil
mempertimbangkan manuver menghindari bentrokan.

UNIVERISTAS MERCU BUANA


Tabel 3.2. Studi Analisis Jurnal 2

Judul Penerbit Hasil Keungulan Kelemahan Keterbaruan


Crane over lap Emerald Hasil Fleksibilitas operasional Meningkatkan - Persentase metode overlap
and operational insight, 2017 dinilai sebagai keseimbangan produktifitas peningkatan dan fleksibilitas
flexibility: antara pencapaian waktu dengan produktifitas. operasional.
pelaksanaa yang lebih pendek
balancing menggunakan
dan penggunaan yang lebih
utilization, tinggi dari organisasi saat
metode overlap
duration, and mempertahankan jalur dan fleksibilitas
safety pengangkutan. operasional.

UNIVERISTAS MERCU BUANA


BAB IV
KESIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian ini adalah:
Jurnal 1 :
Kesimpulan yang diperoleh dari Jurnal 1 adalah meningkatkan
produktifitas alat tower crane dapat menggunakan hitungan dan metode model
tradisional, Quadratic Assignment Problem (QAP) dan Graph-Theoretic, metode
ini dikembangkan untuk mensimulasikan secara matematis prosedur distribusi
bahan dalam masalah tata letak fasilitas.
Menerapkan himpunan batasan linier, masalah kuadrat dapat dilinearisasi
dan masalah tersebut dapat diformulasikan menjadi masalah pemrograman
campuran-integer-linier (MILP) yang dipecahkan oleh teknik cabang-dan-terikat
standar untuk hasil optimal yang sesungguhnya. Temuan numerik menunjukkan
bahwa hasil MILP mengungguli yang dioptimalkan oleh Algoritma Genetika
dengan hampir 7% pada peningkatan nilai fungsi tujuan di mana fasilitas dan
lokasi dapat dimodelkan menggunakan variabel integer linier.
Jurnal 2 :
Penelitian yang disajikan mengeksplorasi efek dari overlap tower crane pada
fleksibilitas operasional pada proyek Gedung bertingkat. Fleksibilitas operasional
sebagai keseimbangan antara jangka waktu jadwal, tingkat pemanfaatan tower
crane dan jumlah insiden kedekatan yang mencerminkan pertimbangan
keselamatan. Sebuah model simulasi dikembangkan dan diterapkan pada proyek
Gedung tinggi untuk menganalisis dan membandingkan dampak dari berbagai
perbedaan pada ukuran. Hasil yang diperoleh dari penjadwalan prosedur, tingkat
pemanfaatan tower crane dan jumlah kedekatan dalam proses harus dianalisis
secara bersamaan dengan memahami perspektif mereka dampak pada fleksibilitas
operasional tower crane yang overlap. Hasil yang dicapai adalah konsekuensi dari
beberapa faktor yang diperparah seperti pengalaman perencana dan operator
laboratorium, ini menilai aktivitas kritis kritis terhadap non-kritis dan upaya
peningkatan yang terlalu tinggi dan dipelihara ketika merencanakan operasi dari
overlap tower crane. Temuan menunjukkan bahwa peningkatan ukuran overlap
tower crane dapat mencapai durasi jadwal yang lebih pendek serta tingkat utilisasi
tower crane yang lebih tinggi dan lebih seimbang. Keputusan yang dibuat oleh
perencana harus diperhitungkan dengan memiliki perspektif yang komprehensif
dan pemahaman yang tepat tentang interaksi antara berbagai faktor yang
mempengaruhi fleksibilitas operasional.

UNIVERISTAS MERCU BUANA


DAFTAR PUSTAKA

Husin, Albert Eddy. (2018). Modul Perkuliahan Manajemen Kualitas dan


Resiko Proyek. Jakarta. Universitas Mercu Buana.
C. Huang, C.K. Wong , C.M. Tam. (2011). Optimization of tower crane and
material supply locations in a high-rise building site by mixed-integer linear
programming. Hongkong.Elsevier.
Malak AlHattab. (2017). Crane over lap and operational flexibility: balancing
utilization, duration, and safety. London.Elsevier.

UNIVERISTAS MERCU BUANA

Anda mungkin juga menyukai