OLEH :
1. ARDYANA DESTA RIA 03420170057
2. MUH. FIKHI HIDAYAT 03420170001
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN ARSITEKTUR
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR
2021
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat,
nikmat, serta karuniaNya, sehingga penyusunan Makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
TEORI JUDUL
1
besar sehingga akan merubah sifatnya maka baja itu dinamakan baja
paduan (alloy steel). (Wahid Suherman, 1987)
2
New Shorter Oxford English Dictionary mengartikan bangunan tinggi
sebagai "bangunan yang memiliki banyak tingkat"
Massachusetts General Laws mengartikan bangunan tinggi lebih tinggi
dari 70 kaki (21 m)
Banyak insinyur, inspektur, arsitek bangunan dan profesi sejenisnya
mengartikan bangunan tinggi sebagai bangunan yang memiliki tinggi
setidaknya 75 kaki (23 m).
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Bangunan Tinggi
membahas bangunan gedung tinggi dan jembatan bentang panjang
sekaligus. Ada baiknya mengenal lebih mendalam karakter keduanya, sehingga
dapat diketahui apakah untuk mengenal keduanya dapat sekaligus (paralel) atau
secara sendiri-sendiri (seri). Karakter yang dimaksud, dapat dilihat di Tabel :
4
struktur tidak dari sistem strukturnya.
menonjol, perlu
pengamatan khusus
mendalam.
Beban gempa
(sementara).Gedun
Beban gravitasi
g sudah berdiri, tapi
(tetap).Kondisi
belum teruji gempa
Beban yang pelaksanaan kadang paling
sesungguhnya.
5 menentukan dalam menentukan. Sering
Resiko runtuh saat
perencanaan. dijumpai runtuh saat
konstruksi relatif
pelaksanaannya belum
jarang,peran
selesai.
insinyur tidak
menonjol.
Sifatnya pribadi
Dimiliki pemerintah dan
Kepemilikan dan atau private, dan
6 dipakai oleh
pemakaian pemakaiannya
publik (masyarakat).
bersifat tertutup.
Beban hidup relatif
terkontrol, sebab
Beban hidup dari publik,
bangunan gedung
pelanggaran yaitu
sifatnya
7 Sifat beban kelebihan beban.Beban
tertutup.Beban hidup
hidup bergerak, resiko
bersifat statik, kecuali
terjadi fatik.
gempa yang
dinamik.
Metode konstruksi Metode konstruksi bagian
tidak menentukan desain, bisa menentukan
Metode konstruksi dalam sistem
8
dan proses desain. perencanaan.Untuk strukturnya.Pekerjaan
menghindari desain dan konstruksi
monopoli, maka harus sinkron dan
5
sistem struktur yang tergantung teknologi yang
didesain harus tersedia.
bersifat umum.
Sistem struktur
terlindung. Pengaruh
thermal tidak
Sistem struktur terbuka.
dominan, sehingga
Faktor lingkungan dominan,
struktur menerus
jadi korosi jadi penting
(statis tak tentu)
diperhatikan. Untuk struktur
tidak masalah. Ini
statis tak tentu (menerus)
dipilih untuk
pengaruh thermal,
menghasilkan
differential settlemen
Faktor lingkungan struktur redundan,
sangat penting. Untuk
dan sistem struktur sehingga ketika ada
mengatasinya struktur pisah
gempa dapat
(siar dilatasi,
dihasilkan
bearing).Kondisi struktur
keruntuhan
atas pisah dengan
bertahap.Struktur
struktur bawahnya
yang menyatu
membuatnya lebih baik
dengan
bilamana terjadi gempa.
pondasi menyebabkan
gempa diteruskan ke
struktur atas.
Jadi gedung (super) tinggi dan jembatan (sangat) panjang mempunyai karakter
yang saling berlainan. Oleh sebab, untuk mendapatkan pemahaman yang baik, uraiannya
sebaiknya tidak disatukan, tetapi dibahas tersendiri atau tepatnya dapat difokuskan. Adapun
kriteria yang dimaksud bangunan tinggi. Ternyata tidak ada definisi pastinya, bangunan
dapat menunjukkan unsur ketinggian melalui beberapa aspek atau kategori berikut.
6
a) Kriteria tinggi relatif terhadap lingkungannya
Gedung tinggi ternyata bukan hanya tentang tinggi tetapi juga tentang proporsi.
Ada banyak bangunan yang tidak terlalu tinggi, tetapi cukup ramping untuk memberikan
tampilan sebuah gedung tinggi, terutama terhadap lingkungan gedung disekitarnya.
Sebaliknya, ada banyak tapak bangunan yang besar atau cukup tinggi tetapi karena
proporsi ukuran luas lantainya dan tingginya maka tidak termasuk bangunan tinggi.
Jika bangunan memakai teknologi yang spesifik pada bangunan tinggi (misalnya,
7
lift kecepatan tinggi, bracing penahan angin dll), dapat pula digolongkan gedung tinggi.
Catatan : Comcast Center (58 lantai, 297 m), selesai 2008, tertinggi di Philadelphia,
Pennsylvania, dan tertinggi ke-15 di USA; CCTV (China Central TV Headquarters) (44
lantai, 234 m), selesai 2008, Beijing, China; Almas Tower (68 lantai, 360 m), selesai
2008, tertinggi ke-3 di Dubai, setelah Emirates Park Towers dan Burj Khalifa.
8
a) Tinggi puncak bangunan arsitektur, termasuk menara, tetapi tidak termasuk antena,
signage, tiang bendera atau peralatan non-arsitektural lainnya. Cara ini banyak dipakai
CTBUH menentukan peringkat ☜World☂s Tallest Buildings☝.
Daftar bangunan tertinggi yang dibuat CTBUH sifatnya tidak absolut, tergantung waktu
tahun pengukurannya. Itu berarti daftarnya bisa berubah-ubah pada tiap tahunnya.
Sebagai contoh, daftar yang tercatat sampai tanggal 1 Januari 2011 sbb:
9
Gambar 7. Gedung tertinggi ♠ ujung paling atas
Pentingnya mengetahui karakter geometri atau bentuk fisik struktur gedung tinggi
berkaitan dengan perilakunya terhadap beban lateral. Ini tentu berbeda jika yang
mempelajarinya arsitek, yang akan mengevaluasi dari segi keindahan atau fungsinya
adapun engineer tentunya melihat dari sisi kekuatan, kekakuan dan faktor daktilitas.
Selanjutnya dapat dipelajari strategi peningkatan kekakuan lateral, ditinjau
sistem flat-slab kolom (yang paling sederhana). Kekakuan lateral semata-mata ditentukan
oleh elemen vertikal (kolom), yang bekerja sebagai kantilever. Berdasarkan teori elastisitas
dapat diketahui perilaku umumnya terhadap beban terpusat (Gambar ).
Deformasi lateral (Ototal) akibat beban terpusat (P) terdiri deformasi lentur
(Olentur) dan deformasi geser (Ogeser), keseluruhannya adalah Ototal = Olentur +
10
Ogeser , adapun Olentur = PL3/(3EI) dan Ogeser = 1.2PL/(GA) pada
penampang persegi, G = ½E/(1+v) jadi jika v = 0.2 (material beton) maka G =
½E/(1+v) = 0.4167E.
Selanjutnya parameter numerik tersebut digunakan untuk menunjukkan seberapa
besar pengaruh deformasi terhadap perubahan ukuran kolom (b x h), dimana nilai h akan
ditingkatkan sesuai arah pembebanan, sampai akhirnya disebut dinding.
kolom hanya 2☂2☝ atau 0.66 m atau selebar jendela saja. Itu hanya bisa terjadi jika
arsiteknya memang menghendaki, kalau hanya dari sisi engineer pasti tidak akan
terwujud.
Untuk mengatasi permasalahan jarak kolom perimeter yang rapat, maka strategi
peningkatan kekakuan sebelumnya dapat digunakan, sistem rigid-frame diubah ke brace-
frame. Hanya saja brace atau batang diagonal yang dimaksud harus dapat
ditempatkan di sekeliling perimeter bangunan. Lihat Gambar di bawah.
11
Gambar 9. (a) Tube building with multistory diagonal bracing; (b) rotated square tube with super diagonal
(Taranath 2005) dan Bank of China Hongkong (kanan)
Konsep brace atau batang diagonal memang populer digunakan pada bangunan
dari baja. Itu disebabkan batang diagonal akan memikul gaya tarik suatu saat, dan gaya
tekan di saat yang lain. Baja kuat terhadap tarik dan tekan, sedangkan beton hanya
mengandalkan tulangan baja terpasang, sehingga perlu tempat yang mencukupi oleh
karena itu sistem brace-frame akan digantikan dengan sistem shear-wall.
Dengan jumlah lantai dan ukuran keseluruhan yang besar, gedung beton
bertulang juga dapat dibuat brace-frame. Caranya, kolom perimeter beton bertulang dibuat
rapat, juga baloknya, kemudian pada lobang-lobang antara kolom-balok tersebut dapat
dibuat dinding pengisi yang penempatannya diagonal (lihat Gambar ).
12
(a). Wang Building, New York (b). Onterie Center, Chicago
Gambar 10. Trussed-tube beton bertulang
Gedung dengan struktur baja atau beton, bukanlah sesuatu yang asing,
termasuk istilah komposit, yang umumnya diasosiasikan dengan perilaku balok
komposit. Padahal sebenarnya beton bertulang itu sendiri juga adalah struktur komposit
juga. Adapun komposit yang dimaksud di sini adalah gabungan profil baja dengan beton
bertulang yang disusun untuk bekerja sama agar pemakaian materialnya efisien.Istilah
yang cukup baru atau asing didengar adalah struktur campuran. Oleh sebab itu akan
dibahas terlebih dahulu perbedaan dan persamaan antara dua sistem itu, yaitu struktur
komposit dan struktur campuran.
1. Struktur Komposit
Penampang beton bertulang pada dasarnya adalah struktur komposit, yaitu
elemen struktur yang terdiri dari dua macam material berbeda (E berbeda) untuk
13
bersama- sama memikul gaya-gaya. Tidak disebut komposit karena beton bertulang dan
beton tanpa tulangan perilakunya sangat berbeda. Selain itu tulangan baja yang
digunakan adalah juga khusus, hanya untuk sistem beton bertulang saja, tidak bisa
dipakai mandiri seperti halnya profil baja. Oleh karena itu material beton yang
dirangkai bersama-sama dengan tulangan baja dianggap satu kesatuan, beton
bertulang.
Istilah elemen struktur komposit adalah untuk elemen struktur yang
menggabung- kan keunggulan beton-bertulang dengan pemakaian profil baja, yang
biasa dipakai pada konstruksi baja, untuk bersama-sama memikul gaya-gaya dan momen
jika ada.
Sistem balok komposit paling sesuai diterapkan pada balok pendukung lantai
(dari beton bertulang), baik pada bangunan gedung maupun jembatan. Pada sistem balok
lantai, agak susah membedakan dari tampilan luar apakah sistem balok baja non-
komposit atau komposit. Perbedaan hanyalah ditentukan oleh keberadaan shear stud
atau shear connector yang tertanam pada pelat betonnya, yang menyebabkan kedua
komponen struktur (profil baja dan lantai beton) berperilaku komposit.
14
Gambar 11 . Sistem Balok Komposit pada Jembatan Standar
(Sumber : Trans Bakrie)
Sistem balok komposit pada jembatan di atas, menghasilkan struktur yang
sangat efisien, kinerjanya bahkan dapat dibandingkan dengan sistem beton prategang.
Jembatan dipilih karena strukturnya simple-beam dan dapat berbentang panjang, kasus
masalah yang paling cocok memakai sistem balok komposit. Agar aksi komposit
bekerja optimal, yaitu profil baja menerima tarik dan pelat beton menerima tekan, maka
penempatannya sangat menentukan.
Dalam hal ini, pelat beton umumnya adalah lantai, yang posisinya pasti ada di
atas profil balok bajanya. Untuk kondisi itu, akan optimal jika tegangan bagian atas
(beton) adalah desak, dan bagian bawah (baja) adalah tarik. Itu akan terjadi pada
sistem balok sederhana (simple-beam), khususnya untuk antisipasi momen lapangan
balok bentang panjang.
Meskipun sistem balok komposit tidak banyak dipakai pada gedung tinggi,
tetapi strateginya cocok diaplikasikan pada sistem pelat lantai. Bagaimanapun juga, lantai
gedung umumnya adalah beton, karena mempunyai redaman yang baik terhadap
getaran dan bunyi-bunyian. Masalahnya dari segi pelaksanaan, perlu bekisting dan
15
waktu melepaskannya. Masalah diatasi dengan menggunakan pelat corrugated baja
sehingga dapat sekaligus berfungsi sebagai bekisting sekaligus tulangan positip. Itu
berarti sistem lantai harus mengakomodasi sistem pelat komposit.
Gambar 12. Sistem pelat dan balok komposit pada lantai bangunan
16
Gambar 13. Struktur komposit di Petronas, Kuala Lumpur
(Taranath 2005)
17
Gambar 14. Hubungan profil baja ke dinding beton (Taranath 2005)
Sistem balok dan pelat komposit pada Gedung Petronas sifatnya lokal
(memikul lantai itu saja), tidak mempengaruhi perilaku struktur keseluruhan, arah
vertikal atau arah lateral, maka sistem strukturnya tetap kategori gedung beton.
Kecuali struktur balok dan slab komposit, yang lainnya adalah kolom. Ada dua
jenis kolom komposit yang biasa dipakai pada konstruksi bangunan. Pertama, profil baja
terbungkus beton bertulang (Gambar ). Kedua, pipa baja diisi beton struktur.
18
Ab). Dengan kandungan material baja yang lebih banyak pada kolom tersebut maka
kapasitasnya diharapkan akan meningkat. Selain itu, karena banyak memakai material
baja, maka resiko terjadinya rangkak (creep) dapat dikurangi signifikan. Penggunaan
kolom komposit memungkinkan proses pengecoran lantai-lantai secara paralel.
Dalam hal ini, profil baja untuk kolom komposit dipilih sesuai kebutuhan
erection, yaitu untuk memikul beberapa lantai di atasnya. Selanjutnya setelah lantai
selesai dirakit dapat dilakukan pengecoran beton beberapa lantai secara sekaligus,
termasuk kolom kompositnya. Contoh konfigurasi yang dijumpai di kota Louisiana dan
Texas (Taranath 2005) dapat dilihat pada Gambar berikut.
19
Gambar 17. Alternatif sistem komposit pada gedung (Taranath 2005)
Gambar 18. First-City Tower (49 lantai), di Houston, Texas (Taranath 2012)
20
(i) Kolom komposit (ii) Shear-wall komposit
Gambar 19. Detail Elemen komposit First-City Tower (Taranath 2012)
Struktur yang terdiri profil dan tulangan baja, serta beton yang dapat bekerja
secara sekaligus disebut struktur komposit. Tinjauan bisa lokal (elemen struktur),
sehingga dapat ditinjau dari segi penampangnya saja (balok/slab/kolom/dinding-
komposit).
Selain penampang, efek komposit dapat diterapkan dengan cara lain. Pada
dinding- geser-berangkai, efek komposit dicapai dengan mengganti balok beton dengan
profil baja, sedangkan dinding dari beton bertulang. Ini dipilih karena balok perangkai
akan mengalami kondisi inelastis akibat momen bolak-balik. Jika dipilih profil baja,
detailnya relatif sederhana dan juga lebih daktail, meskipun belum tentu lebih kaku.
21
elemen- elemen komposit yang digunakan, tetapi juga disebut sistem struktur komposit
jika ditinjau secara keseluruhan, misalnya ☝portal-baja☝ dan ☝dinding geser beton☝.
2. Struktur Campuran
Lihat Gambar di bawah, sistem struktur bagian atas dari portal baja,
sedangkan di bawahnya dari portal beton, atau bisa juga yang diatas dari brace-frame
sedangkan di bawahnya shear-wall. Gedung tinggi seperti itu, disebut sebagai sistem
struktur campuran, bukan sistem komposit seperti portal baja dan core-wall pada
Gambar di atas. Sistem campuran, karena sistem tadi dapat bekerja secara
mandiri untuk suatu segmen tertentu.
22
(a) perimeter frame (b) internal lateral system
Gambar 22. Sistem struktur vertikal campuran (Taranath 2012)
Bisa juga akibat fungsi bangunan berbeda, misal level tertentu untuk kantor
yang perlu bentang lebar dan grid ruang tertentu, sehingga sistem rangka baja cocok.
Level yang lain, untuk fungsi apartemen dengan grid-grid ruangan bervariasi
sehingga perlu sistem lantai flate-slab dari beton agar fleksibel sifatnya.
Burj Khalifa (828 m) di Dubai, saat ini (2012) menjadi bangunan tertinggi di
dunia. Ketinggiannya melesat 60% lebih tinggi dari Taipei 101 (508 m), yang
sebelumnya telah menduduki singgasana itu selama 6 tahun (2004 ♠ 2010) setelah
mengalahkan menara kembar Petronas Tower (452 m), di Kuala Lumpur.
23
Gambar 23. Burj Khalifa (828 m) gedung tertinggi di dunia (2012)
24
Untuk mengetahui keistimewaan Burj Khalifa, Dubai terkait dengan
ketinggiannya maka akan diperbandingkan dengan bangunan tinggi lain yang tercatat di
dunia ini.
▪ Tinggi arsitektur 828 m, jumlah lantai 160, konstruksi mulai 2004 sampai
2010, setara dengan kerja sebanyak 22 juta orang per jam.
83,600 m2 kaca dan 27,900 m2 metal (ekivalen 17 lapangan bola). Aluminium yang
dipakai setara lima pesawat A380, panjang baja stainless setara 293 kali tinggi menara
Eiffel di Paris.
25
memakai prinsip geometri organik triaksial yang bertumbuh secara spiral (lihat Gambar
dibawah ). Untuk itu perlu sistem struktur baru, yang dinamakan ☝buttressed core☝, terdiri
dari dinding beton mutu tinggi membentuk tiga sayap yang saling menopang satu sama
lain melalui enam sisi core tengah atau hub hexagonal. Idenya sederhana, core beton
menghasilkan kekakuan torsi, sekaligus pelindung elevator. Tiga sayap menopang core
beton terhadap angin. Untuk menghasilkan satu kesatuan diberikan outriggers di setiap
ketinggian tertentu. Hasilnya denah berbentuk Y, yang ternyata ideal sekali untuk
bangunan resident dan hotel, karena memberikan keleluasaan pemandangan luar yang
terbaik.
Gambar 25. Tampak gedung tertinggi Burj Khalifa, di Dubai (Baker et.al
2010)
26
Gambar 26. Denah Tipikal Burj-Khalifa (Baker et.al 2010)
Model struktur Burj-Khalifa dianalisis terhadap beban gravitasi (efek P-delta),
angin, dan gempa, memakai program ETABS versi 8.4 dari Computers & Structures,
Inc., Berkeley, California. Model strukturnya terdiri RC-wall, link beam, slab, dan sistem
pondasi (rc-slab raft h = 3.7 m dan bore pile $ 1.5 m Pijin = 3000 ton), sekaligus juga
menara baja di atas. Model struktur lengkap terdiri dari 73,500 element Shells dan
75,000 titik nodal, untuk model struktur lantai tipikal dapat dilihat pada Gambar dibawah.
27
Gambar 27. Model Struktur lantai typikal dengan ETABS 8.4
28
Material beton mengalami creep (rangkak) dan shringkage (susut), yaitu
deformasi sebagai fungsi waktu. Karena tower sebagian besar beton bertulang, hanya
bagian atas yang menara baja, maka pengaruh rangkak dan susut harus dihitung
cermat. Strategi jangka panjang, mengusahakan tegangan tekan akibat beban gravitasi
pada penampang yang merata. Caranya ukuran penampang diproporsikan terhadap
gaya tekan yang ada. Ini mudah, karena proporsi kolom atau dinding menerus, dan
konsisten sesuai luasan lantai yang dipikul, tidak ada balok transfer dsb.
29
Fenomena distorsi akibat perpendekan aksial diperlihatkan pada Gambar 85.
Beban di tengah lebih besar karena jumlah lantainya lebih banyak dibanding pinggir.
Adanya pengaruh creep dan shrinkage pada struktur beton bertulang itulah yang
menyebabkan proses konstruksi Burj-Khalifa tidak dapat dikerjakan sekaligus pada arah
horizontal, yaitu keseluruhan luasan lantainya. Konstruksi dimulai dari bagian yang nantinya
akan paling tinggi terlebih dahulu, yaitu bagian tengah, kemudian disusul oleh lantai-lantai
ujung yang nanti ada di bawahnya (lihat Gambar 83).
30
BAB III
KESIMPULAN
Uraian makalah diatas di mulai dengan membahas beberapa pengertian
dari judul makalah ini. Yakni tentang struktur, bangunan tinggi, dan sedikit
membahas tentang baja.dari beberapa materi-materi diatas yang saya ambil
menurut jurnal-jurnal dan juga buku-buku yang ada di internet. Dan dapat
disimpulkan bahwa Perancah (megatruss) merupakan komponen penting dalam
pekerjaan beton sehingga struktur harus diperhitungkan dengan tepat.
Kegagalan dalam perencanaan perancah akan berakibat pada kegagalan
struktur saat pekerjaan beton.
Tujuan munculnya perancah baja modifikasi ini adalah untuk
memungkinkan struktur perancah untuk dapat menopang beban yang lebih besar
dibandingkan dengan struktur perancah (scaffolding) pada umumnya. Dampak
dari perubahan perancah berakibat pada pembengkakan biaya akibat dari
penggunaan profil baja. Oleh sebab tersebut, maka perlunya dilakukan evaluasi
agar tercapainya efisiensi dari segi dimensi profil bajanya serta biaya produksi
dari penggunaan perancah baja modifikasi. Dari pendapat ini didapatkan hasil
bahwa diperoleh efisiensi dimensi profil baja untuk struktur perancah tersebut.
31
DAFTAR PUSTAKA
32
Schodek, D. L., Subagdja, D., & Suryoatmono, B. (1999). Struktur.
Erlangga.
SUMBER LAIN :
https://id.wikipedia.org/wiki/Bangunan_tinggi
https://id.wikipedia.org/wiki/Struktur
https://docplayer.info/69824037-Perilaku-dan-sistem-struktur-rangka-baja-
jembatan.html
33