Anda di halaman 1dari 18

Sejarah Fakultas Teknik

Gedung Fakultas Teknik Tempo Doeloe

KILAS BALIK

SEJARAH

FAKULTAS TEKNIK
A. PERJALANAN SEJARAH FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA
PERIODE (1963-1970)

niversitas Brawijaya pada awal berdirinya terdiri atas 3 Fakultas sosial dan 2 Fakultas eksakta,
yaitu Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat, Fakultas Ketatanegaraan &
Ketataniagaan (FKK), Fakultas Pertanian serta Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan.

Jumlah fakultas eksakta yang lebih sedikit dibandingkan dengan fakultas non eksakta
menyebabkan pihak Universitas memandang perlu untuk membuka fakultas eksakta yang baru. Pembukaan
fakultas eksakta yang baru tersebut di samping untuk menyeimbangkan proporsi fakultas eksakta dan non
eksakta juga untuk memenuhi tuntutan kebutuhan pembangunan. Selanjutnya dimulailah upaya mendirikan
Fakultas Teknik di Universitas Brawijaya atas prakarsa Ir. Iman Soetjipto (Pegawai Pekerjaan Umum Kotapraja
Malang) bersama-sama dengan Ir. Soemardi (Anggota Zeni Angkatan Darat) dan M. Soejadi (Kepala Pekerjaan
Umum Kotapraja Malang).
Ide pendirian Fakultas Teknik mendapat tanggapan yang positif dari Ir. Suryono, yang saat itu adalah
Kepala Proyek Brantas, serta didukung oleh beberapa insinyur lain yang berdomisili di Malang dan sekitarnya,
antara lain Ir. Soejoso, Ir. J. Tahir, Ir. Soebagio, Ir. Lud Soedarto dan Ir. Tan Poo Tjiang (Hariadi). Akhirnya, para
tokoh perintis tersebut sepakat untuk membuka Fakultas Teknik di lingkungan Universitas Brawijaya dengan
dua jurusan, yaitu Teknik Sipil dan Teknik Mesin pada tahun 1963.

|1

50 tahun Fakultas Teknik Universitas Brawijaya


Berdasarkan
Surat
Keputusan
Menteri
Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan Nomor 167
tahun 1963 tanggal 23 Oktober 1963 Fakultas
Teknik Universitas Brawijaya resmi dibuka sebagai
bagian dari Universitas Brawijaya. Ir. Suryono dan Ir.
Iman Soetjipto ditetapkan sebagai Dekan dan
Sekretaris, memimpin Fakultas Teknik untuk
pertama kalinya.
Namun pada tahun 1966-1967 karena situasi
politik pada saat itu, jabatan dekan untuk
sementara digantikan oleh Ir. Lud Soedarto. Setelah
itu, Ir. Suryono kembali menjabat Dekan sampai
tahun 1982, dan di tahun yang sama peraturan
mengharuskan jabatan Dekan dipegang oleh
Dosen/Tenaga Tetap.
Pada tahun-tahun pertama, pendidikan di
Fakultas Teknik menggunakan sistem studi bebas.
Berdasarkan sistem ini lama studi mahasiswa tidak
dibatasi. Perkuliahan dilaksanakan selama satu
tahun penuh kemudian baru dilakukan evaluasi
dengan sistem gugur. Dalam sistem ini Fakultas
Teknik menerbitkan tiga ijazah antara lain Ijazah
Persiapan, Ijazah Sarjana Muda dan Ijazah Sarjana.
Namun karena keterbatasan sarana dan prasarana
terutama tenaga pengajar bidang teknik pada saat
itu, Fakultas Teknik baru mewisuda 3 orang lulusan
pertamanya tahun 1971.
Tenaga pengajar tetap pada saat itu antara lain
Wayan Widja Pagehgiri, S. Djasmin, Drs. M. Hasyim
Baisoeni, Dra. Sri Oetari, Drs. Joewono Moekidam,
Drs. Kapil, Ir. Soetiari, Ir. Kresno Sardjito dan Dr.
Hardi. Kekurangan tenaga pengajar tetap diatasi
dengan bantuan para insinyur dan tenaga teknik
dari Proyek Induk Serbaguna Kali Brantas serta para
insinyur lain yang berdomisili di Kotapraja Malang.
Peranan Proyek Induk Serbaguna Kali Brantas
sangat besar dalam perkembangan Fakultas Teknik
terutama dalam penyediaan tenaga pengajar luar
biasa serta fasilitas pendidikan.

PERIODE (1970-1980)
Perjalanan sejarah Fakultas Teknik antara tahun
1970-1980
dapat
disebut
sebagai
MASA
PERTUMBUHAN. Pada masa ini didirikan beberapa
lembaga yang mendukung organisasi Fakultas

Gedung Fakultas Teknik sampai dengan tahun 2012

2|

Teknik serta dibuka beberapa jurusan serta program


studi baru.
Sebagaimana dirumuskan dalam Tri Dharma
Perguruan Tinggi, selain kegiatan pendidikan
dikembangkan pula kegiatan-kegiatan penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat. Untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut maka
pada tahun 1970 atas prakarsa Ir. Mardjono
Notodihardjo, didirikan Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat sebagai bagian dari
organisasi Fakultas Teknik. Sejak itu, kerjasama
antara Fakultas Teknik dan instansi-instansi lain
antara lain Direktorat Jenderal Cipta Karya,
Departemen PUTL, Pemerintah Daerah, Direktorat
Jenderal Pengairan, Departemen PUTL, Perguruan
Tinggi dan Industri mulai berkembang.
Kegiatan Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat semakin meluas seiring dengan
perkembangan organisasi dan kerjasama. Mulai
tahun 1976 lembaga ini dipecah menjadi dua, yaitu
Lembaga Penelitian dan Afiliasi Teknik (LPAT) dan
Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM). LPAT
melakukan kegiatan-kegiatan penelitian murni
maupun terapan: penyelidikan tanah, perencanaan
teknis, pengawasan dan jasa-jasa teknik lainnya.
Sedangkan LPM mengkoordinasikan dan mengatur
pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata dan kegiatankegiatan lain dalam rangka kegiatan pengabdian
kepada masyarakat, terutama ditujukan untuk
pengembangan masyarakat pedesaan.
Sejalan dengan kemajuan pembangunan
nasional pada saat itu, Fakultas Teknik dituntut
untuk dapat berkembang memenuhi kebutuhan
sumber daya keteknikan. Untuk itu, berturut-turut
dibuka beberapa jurusan baru yaitu jurusan Teknik
Pengairan pada tahun 1976 dengan dukungan dan
kerjasama dengan Direktorat Jenderal Pengairan
PUTL. Selanjutnya pada tahun 1978 atas kerjasama
dan bantuan Proyek Induk Sebaguna Kali Brantas
dan Perusahaan Listrik Negara dibuka Jurusan
Teknik Elektro.
Sejak tahun 1976 juga terjadi perubahan sistem
pendidikan dari sistem studi bebas menjadi Sistem
Kredit.

Gedung Fakultas Teknik sejak tahun 2012

Sejarah Fakultas Teknik

Dosen Teknik dalam suatu kegiatan pada tahun 1983

Periode 1980-1990

Periode 1990-2000

Pada masa tahun 1980-1990 laju perkembangan


Fakultas Teknik semakin cepat. Secara berangsurangsur Fakultas Teknik tumbuh dan berkembang
sebagai salah satu lembaga pendidikan terkemuka.
Hal ini terbukti dengan semakin banyaknya
kerjasama serta kepercayaan yang diberikan oleh
pemerintah maupun lembaga lain kepada Fakultas
Teknik.

Pada Tahun 1990-2000 Fakultas Teknik semakin


tumbuh dan berkembang. Pada masa ini terjadi
peningkatan program studi menjadi Jurusan dan
pembukaan Program Studi baru.

Sesuai dengan ketentuan Pemerintah maka pada


tahun 1980 Fakultas Teknik menggantikan sistem
Pendidikan yang sedang berlangsung dengan
program pendidikan S1 (Strata 1). Sistem ini
menerapkan beban studi sebanyak 160 sks, yang
didistribusikan dalam sembilan semester. Lama
studi maksimum adalah tujuh tahun dan hanya
diterbitkan satu Ijazah Sarjana S1. Selama tahun
1981-1983 diberlakukan masa transisi bagi
mahasiswa lama untuk beradaptasi dengan
peraturan pendidikan yang baru, karena kurang
mendapat penanganan yang terarah, cukup banyak
mahasiswa yang terancam Drop Out (DO).
Untuk mempersiapkan program lepas landas
industrialisasi
nasional,
maka
Pemerintah
bekerjasama dengan Bank Dunia mengadakan
program pengadaan insinyur dalam jumlah besar
dengan kualitas yang memadai. Untuk itu, sejak
tahun 1984 Pemerintah menunjuk 5 Universitas
termasuk Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
untuk melaksanakan Proyek Percepatan Insinyur
(P2I). Jurusan Teknik Mesin dan Jurusan Teknik
Elektro mendapat kepercayaan untuk melaksanakan
program tersebut sampai tahun 1996. Melalui peran
serta pihak Konsorsium Teknologi, dibuka Program
Studi Teknik Arsitektur. Sebagai Ketua Program
Studi yang pertama ditunjuk adalah Ir. Tundjung W
Soeharso dan Sekretaris Program Studi Ir. Totok
Sugiarto. Program Studi Teknik Arsitektur secara
organisasi berada di bawah Jurusan Teknik Sipil.

Tahun 1993/1994 Program Studi Arsitektur


resmi menjadi Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya. Bidang studi Jurusan
Arsitektur berkembang tidak hanya meliputi
perencanaan dan perancangan bangunan namun
juga pada perencanaan wilayah dan kota. Pada
tahun kuliah 1998/1999, Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota mulai dibuka dan berada di
bawah Jurusan Arsitektur.
Pada tahun 1997 Fakultas Teknik Universitas
Brawijaya mulai membuka Program Ekstensi.
Program Ekstensi ini dimaksudkan untuk meningkatkan daya tampung dan memperluas jangkauan
pendidikan, terutama bagi jurusan selain Teknik
Mesin dan Teknik Elektro.
Pada tahun ajaran 1998/1999 mulai dibuka
Program Pascasarjana di Fakultas Teknik. Program
Studi S2 yang pertama adalah Program Magister
Teknik Sipil. Semula program studi ini diusulkan
sebagai bagian dari Jurusan Teknik Pengairan
dengan nama Magister Teknik Sumberdaya Air.
Selanjutnya pada tahun ajaran 1999/200 dibuka
konsentrasi Transportasi pada Program Magister
Teknik Sipil.

Periode 2000- sekarang


Perjalanan sejarah Fakultas Teknik pada masa
2000-sekarang diwarnai dengan pembukaan
program pasca sarjana S2 dan S3 baru. Program
Pascasarjana yang dibuka antara lain program
Magister Teknik Mesin, Magister Teknik Sipil,
Magister Teknik Elektro hingga program Doktor
Teknik Mesin dan Teknik Sipil

|3

50 tahun Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

B. PERAN PROYEK BRANTAS DALAM PENDIRIAN DAN PENGEMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Dalam perjalanan sejarah Fakultas Teknik peran
Proyek Induk Serbaguna kali Brantas sangat besar.
Tanpa mengecilkan arti para perintis yang lain,
dapat dikatakan Proyek Induk Serbaguna Kali
Brantas (Proyek Brantas) adalah inti dari Fakultas
Teknik. Hal ini terlihat nyata sejak dari awal
pendirian Fakultas Teknik hingga saat ini.
Melalui Ir. Suryono pada tahun 1963, mulailah
Proyek Brantas memberikan peran kepada
Universitas Brawijaya, khususnya melalui pendirian
Fakultas Teknik. Namun, beberapa catatan
menunjukan bahwa melalui Drs. Suharno yang
ketika itu menjabat sebagai salah satu pimpinan
Proyek Brantas dan juga sekaligus sebagai Dekan
Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya, Proyek
Brantas
telah
pula
memberikan
bantuan
pengembangan pendidikan di saat awal berdirinya
Universitas Brawijaya.
Dalam perkembangannya, kerjasama dan
bantuan Proyek Brantas kepada Universitas
Brawijaya tidak hanya kepada kedua fakultas
tersebut (Teknik dan Ekonomi). Melalui beberapa
kali kerjasama yang ditandatangani, berbagai
kegiatan di Fakultas Pertanian, Fakultas MIPA dan
Fakultas lain mendapat dukungan berarti dari
Proyek Brantas. Namun demikian, tulisan ini hanya
akan menjelaskan secara singkat peran Proyek
Brantas dalam pengembangan Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya.

Keterkaitan Proyek Brantas dengan


Fakultas Teknik
Peran Proyek Brantas pada pengembangan
pendidikan insinyur di Fakultas Teknik Universitas
Brawijaya telah dimulai pada periode sebelum 1963.
Hal ini ditandai dengan sambutan positif Ir. Suryono
selaku Kepala Proyek Brantas ketika dihubungi oleh
Ir. Iman Soetjipto (Pegawai Pekerjaan Umum
Kotapraja Malang) bersama-sama dengan Ir.
Soemardi (Anggota Zeni Angkatan Darat) dan M.
Soejadi (Kepala Pekerjaan Umum Kotapraja Malang)
untuk mendirikan Fakultas Teknik di Universitas
Brawijaya pada tahun 1960.
Berbagai kegiatan nyata kemudian dilakukan di
antaranya dengan kesediaan Ir. Suryono sebagai
Dekan Fakultas Teknik yang pertama. Kewibawaannya sebagai Pemimpin Umum Proyek Brantas,
membawa keikutsertaan banyak pihak di lingkungan
Proyek brantas dalam pengembangan Fakultas
Teknik. Para staf pimpinan Proyek Brantas yang lain

4|

turut menyumbangakan tenaga ke Fakultas Teknik,


baik sebagai pengelola maupun sebagai staf
pengajar luar biasa dalam bidang ilmu teknik.
Pada tahun 1972 jumlah tenaga dosen di
Fakultas Teknik Universitas Brawijaya mulai
bertambah. Namun, sebagian besar dari mereka
berasal dari lulusannya sendiri, dan belum banyak
mempunyai pengalaman kerja lapangan. Proyek
Brantas menyediakan diri untuk menerima para
dosen muda itu dalam proyek on the job training.
Beberapa dosen secara bergiliran dalam waktu 1-2
tahun diangkat sebagai tenaga honorer di Proyek
Brantas. Keuntungan terbesar yang didapat Fakultas
Teknik Universitas Brawijaya adalah meningkatnya
pengalaman lapangan para dosen tersebut,
sehingga meningkatkan mutu bidang keilmuan yang
diajarkannya dan membuat mereka makin percaya
diri. Pada kurun waktu 1975-1983 sebanyak 8 dosen
telah mengikuti program Job Training itu dengan
rata-rata masa magang selama 12 bulan.
Pada awal pendiriannya, fasilitas yang dimiliki
Fakultas Teknik Universitas Brawijaya sangatlah
terbatas. Perkuliahan dilakukan dengan meminjam
berbagai ruangan, antara lain di IKIP Malang, STM
Negeri, Sekolah PGAN di Jalan Bandung, Akademi
Koperasi di Jalan Ijen dan Kantor Proyek Brantas
Jalan Surabaya Malang yang juga dipergunakan
sebagai ruang kuliah di malam hari selama 1-2
tahun. Mulai tahun 1966 Proyek Brantas juga
memberikan
fasilitas
berupa
ijin
untuk
menggunakan laboratorium lapangannya untuk
kegiatan praktikum. Laboratorium beton dan
mekanika tanah di Proyek Karangkates dan Proyek
Selorejo dipakai untuk kegiatan praktikum beberapa
angkatan sebelum Fakultas Teknik Universitas
Brawijaya memiliki sendiri laboratoriumnya.
Peran Proyek Brantas yang lain terhadap
pengembangan Fakultas Teknik adalah memberikan
tempat, fasilitas dan ijin untuk menggunakan
proyek-proyeknya sebagai tempat kerja nyata. Pada
tahun 1970-1980 sekitar 40% dari mahasiswa
Jurusan Teknik Sipil dan 25% mahasiswa Jurusan
Teknik Mesin yang telah berhak melakukan kerja
nyata, melaksanakan kerja nyata di berbagai proyek
dalam lingkup Proyek Brantas. Mereka tidak saja
mendapat fasilitas tempat, tetapi juga pengalaman
dan bimbingan yang sangat berharga.

Sejarah Fakultas Teknik


Proyek Brantas merupakan sumber informasi
dan permasalah keinsinyuran yang amat luas dan
menarik sebagai objek penyusunan skripsi. Sejak
tahun 1970 (saat mahasiswa angkatan pertama
mulai menyusun skripsinya) Proyek Brantas telah
memberikan kesempatan untuk menggunakan
berbagai permasalahan di Proyek Brantas sebagai
objek penelitian dalam rangka penyusunan skripsi.
Pada periode 1970-1980 sekitar 45% dari
mahasiswa Jurusan Teknik Sipil dan 30%
mahasiswa Jurusan Teknik Mesin menyusun skripsi
mereka tentang berbagai permasalahan di Proyek
Brantas.
Perhatian dan bantuan Proyek Brantas tidak saja
pada bidang pendidikan, tatapi juga pada bidang
yang lain. Pada tahun 1970 atas prakarsa Ir.
Mardjono
Notodihardjo
berdirilah
Lembaga
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Fakultas
Teknik Universitas Brawijaya. Dengan berdirinya
lembaga tersebut dimulailah penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat dengan berbagai
instansi lain seperti Ditjen Cipta Karya, beberapa
Pemerintah Daerah, Perguruan Tinggi dan Industri
khususnya yang ada di Jawa Timur.
Untuk meningkatkan peran Proyek Brantas
terhadap pengambangan Fakultas Teknik, maka
pada tahun 1973 secara resmi dilakukan kerjasama
antara Menteri PU dengan Universitas Brawijaya
sebagai program payung, dan antara Proyek Brantas
dengan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya. Hasil
nyata yang diperoleh dari kerjasama tersebut adalah
bantuan pembangunan Laboratorium Hidrolika,
pemberian hibah berbagai bangunan untuk
membangun Laboratorium Hidrolika II dan Ruang
Kemahasiswaan,
hibah
beberapa
peralatan
praktikum, kerjasama penggunaan perpustakaan
dan berbagai bantuan lain.
Ketua Jurusan Teknik Pengairan yang pertama
pada tahun 1976 dijabat Ir. Husni Sabar, Dipl.HE,
Kepala Staf Perencanaan Proyek Brantas dan Ir.
Almizan Abdullah, Kepala Proyek Karangkates
menjabat sebagai Ketua Jurusan Teknik Elektro
pada tahun 1978. Seiring berjalannya waktu, sarana
prasarana pendidikan dan tenaga pengajar Fakultas
Teknik juga semakin berkembang. Hal ini
menyebabkan kerjasama dan bantuan Proyek
Brantas mulai beralih pada kegiatan penelitian dan
pengambangan keilmuan. Berbagai penelitian
bersama dilakukan baik di Laboratorium Fakultas
Teknik maupun Laboratorium Proyek Brantas.
Kegiatan pengambangan keilmuan dilakukan
dengan mengadakan seminar, lokakarya, ceramah
ilmiah, kuliah tamu dan berbagai pertemuan ilmiah
lainnya tentang permasalahan pengambangan
sumber daya air, pengembangan wilayah sungai dan
sebagainya.

|5

50 tahun Fakultas Teknik Universitas Brawijaya


Perhatian Proyek Brantas kepada kehidupan
kemahasiswaan juga besar. Sangat banyak kegiatan
kemahasiswaan yang telah mendapat bantuan
fasilitas dana dan bimbingan. Di antaranya yang
menonjol adalah: (a) Kegiatan Nasional Penelusuran
DAS Brantas yang dilaksanakan secara tetap setiap
dua-tiga tahun sekali dan telah terlaksana selama 6
kali, (b) Pelaksanaan Seminar Nasional Bidang
Keairan yang dilaksanakan secara rutin 2 tahun
sekali, (c) Penerbitan majalah dan penyediaan
informasi untuk keperluan skripsi, (d) Bantuan
untuk kegiatan workshop mahasiswa, dan lain
sebagainya.

Manfaat yang diperoleh Proyek Brantas


sebagai hasil dari bantuannya
Apabila pada awalnya Proyek Brantas
sepenuhnya memberi bantuan, mulai dari pendirian
sampai dengan pembinaan, maka setelah Fakultas
Teknik mulai tumbuh dan berkembang, berbagai
manfaat dapat pula diterima oleh Proyek Brantas.
Sebelum tahun 1970 Fakultas Teknik di
Indonesia yang telah mampu menghasilkan insinyur,
belum terlalu banyak. Saat itu, sebagian terbesar
insinyur di bidang teknik adalah lulusan dari ITB dan
Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada. Sehingga
sungguh tidak mudah bagi berbagai proyek
pembangunan untuk memperoleh insinyur sebagai
tenaga kerjanya. Kesulitan serupa terjadi pula di
Proyek Brantas. Bertambahnya ragam dan jumlah
proyek yang ada di lingkungan Proyek Brantas,
menuntut tambahnya insinyur-insinyur baru.
Untunglah, pada tahun 1970-an, sebagian dari
mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
angkatan pertama, kedua dan ketiga telah hampir
menyelesaikan studinya. Sebagian dari mereka,

6|

telah dipekerjakan di berbagai kegiatan di


lingkungan Proyek Brantas. Pada tahun 1970
sampai dengan tahun 1975 tercatat lebih dari 40
mahasiswa tingkat akhir, baik dari Jurusan Teknik
Mesin maupun Jurusan Teknik Sipil yang bekerja di
Proyek Brantas, dengan masih tetap menyelesaikan
studinya. Sebagian besar dari para mahasiswa yang
bekerja di Proyek Brantas tersebut, ternyata tetap
menjadikan Proyek Brantas sebagai tempat kerjanya
setelah mereka lulus. Dari data lulusan sampai
dengan tahun 1993, terdapat sekitar 14% lulusan
(72 lulusan dari jumlah keseluruhan lulusan yaitu
498 orang) yang bekerja dilingkungan Proyek
Brantas.
Sebagaimana diketahui sebelum tahun 1970-an,
cukup banyak tenaga kerja di Proyek Brantas yang
berkualifikasi Sarjana Muda Teknik. Tuntutan untuk
meningkatkan diri dan kebutuhan pembangunan,
menjadikan banyak di antara tenaga kerja Sarjana
Muda itu berkehendak meningkatkan jenjang
pendidikannya. Adanya Fakultas Teknik Universitas
Brawijaya yang berada relatif tidak terlalu jauh dari
berbagai lokasi proyek, memungkinkan cukup
banyak tenaga sarjana muda Proyek Brantas yang
melanjutkan studi mereka dan pada akhirnya
berhasil menyelesaikan jenjang sarjana tekniknya.
Tercatat pada periode 1970-1983 sebanyak 12
tenaga sarjana muda dari Proyek Brantas yang
berhasil lulus sebagai insinyur sipil maupun mesin.
Melalui berbagai penelitian, kerjasama ilmiah,
pertemuan ilmiah dan kegiatan kemitraan lain,
berbagai permasalahan dalam bidang keinsinyuran
telah mampu diselesaikan. Manfaat tersebut akan
makin meningkat di masa datang.
*) disadur dari Selintas Peran Projek Brantas Dalam
Pengembangan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya. Menyambut
40 tahun Bakti Projek Brantas Kepada Negara. Oleh Prof. Dr. Ir.
Suhardjono, M.Pd., Dipl.HE

Sejarah Fakultas Teknik

C. PIMPINAN DAN STAF FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA


1963 2013
Sejak berdiri sampai saat ini Fakultas Teknik telah mengalami pergantian pimpinan sebagai berikut:
Tahun 1963-1965
Dekan
Sekretaris

:
:

Ir. Suryono
Ir. Iman Soetjipto

Tahun 1965
Dekan
Sekretaris

:
:

Ir. Suryono
Drs. M. Hasyim Baisoeni

Tahun 1966 (7 April)


Dekan
Sekretaris

:
:

Ir. Lud Soedarto


Drs. M. Hasyim Baisoeni

15 September 1966
Dekan
Pembantu Dekan I
Pembantu Dekan II
Pembantu Dekan III

:
:
:
:

Ir. Suryono
Ir. Lud Soedarto
Drs. M. Hasyim Baisoeni
Ir. Soemardi

:
:
:
:

Ir. Suryono
Ir. Lud Soedarto
Drs. M. Hasyim Baisoeni
Ir. Kresno Sardjito

Tahun 1967
Dekan
Pembantu Dekan I
Pembantu Dekan II
Pembantu Dekan III

Tahun 1968-1970
Dekan
Pembantu Dekan I
Pembantu Dekan II
Pembantu Dekan III

:
:
:
:

Ir. Suryono
Ir. Mardjono Notodiharjo
Drs. M. Hasyim Baisoeni
Drs. Kapil

18 Agustus 1970
Dekan
Pembantu Dekan I
Pembantu Dekan II
Pembantu Dekan III
Ketua LPPM

:
:
:
:
:

Ir. Suryono
Ir. Kresno Sardjito
Drs. M. Hasyim Baisoeni
Drs. Kapil
Ir. Mardjono Notodiharjo

:
:
:

Ir. Suryono
Ir. Suhardjono
Drs. M. Hasyim Baisoeni

:
:

Drs. Kapil
Ir. Suhardjono

Tahun 1973
Dekan
Pembantu Dekan Bid. Akademis
Pembantu Dekan Bid. Adm. dan Keuangan
(merangkap Sekretaris)
Pembantu Dekan Bid. Kemahasiswaan
Ketua LPPM

|7

50 tahun Fakultas Teknik Universitas Brawijaya


14 Desember 1974
Dekan
Sekretaris
Kepala Biro Akademis
Kepala Biro Administrasi dan Keuangan
Kepala Biro Kemahasiswaan
Ketua LPPM

:
:
:
:
:
:

Ir. Suryono
Drs. H. M. Hasyim Baisoeni
Ir. Suhardjono
Ir. Arifi Soenaryo
Drs. Kapil
Ir. Budiono Mismail

:
:
:
:
:

Prof. Ir. Suryono


Drs. H. M. Hasyim Baisoeni
Ir. Suhardjono
Ir. Arifi Soenaryo
Drs. Kapil

Tahun 1976
Dekan
Sekretaris
Kepala Biro Akademis
Kepala Biro Administrasi dan Keuangan
Kepala Biro Kemahasiswaan

SK Dekan No. FT/KPTS/48/76 Tanggal 4 Nopember 1976


Dekan
Sekretaris
Pjs. Kepala Biro Akademis
Pjs. Kepala Biro Administrasi & Keuangan
Kepala Biro Kemahasiswaan
Ketua LPPM

:
:
:
:
:
:

Prof. Ir. Suryono


Drs. H. M. Hasyim Baisoeni
Ir. Saifuddin
Ir. Abdul Azis Hoesein
Drs. Kapil
Ir. Arifi Soenaryo

:
:
:
:
:
:
:

Prof. Ir. Suryono


Drs. H. M. Hasyim Baisoni
Ir. Saifuddin
Ir. Abdul Azis Hoesein
Ir. Masduki
Ir. Arifi Soenaryo
Drs. Kapil

SK Dekan No. FT/KPTS/8/77 Tanggal 15 Februari 1977


Dekan
Sekretaris
Pjs. Asisten Dekan Bid. Akademis
Asisten Dekan Bid. Adm. Dan Keuangan
Asisten Dekan Bid. Kemahasiswaan
Asisten Dekan Bid. Penelitian dan Afiliasi Teknik
Asisten Dekan Bid. Pengabdian Masyarakat

Kep. Menteri P&K RI Nomor 9446/C/1/1978


Pimpinan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Dekan
:
Prof. Ir. Suryono
Sekretaris
:
Drs. H. M. Hasyim Baisoeni
SK Dekan tentang Pembantu Pelaksana Pimpinan Fakultas Teknik UNIBRAW
Pembantu Dekan Bid. Akademis
:
Ir. Suhardjono, Dipl.HE
Pembantu Dekan Bid. Adm. dan Keuangan
:
Ir. Abdul Azis Hoesein
Pembantu Dekan Bid. Kemahasiswaan dan Alumni
:
Ir. Saifuddin
Ketua LPAT
:
Ir. Arifi Soenaryo
Ketua LPM
:
Drs. Kapil

SK Dekan No. 54/Kpts/1979


Pembantu Pelaksana Pimpinan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Pembantu Dekan Bid. Akademis
:
Ir. Arifi Soenaryo
Pembantu Dekan Bid. Adm. dan Keuangan
:
Ir. R. Noer Singgih
Pembantu Dekan Bid. Kemahasiswaan dan Alumni
:
Ir. Abdul Hadi Djaelani
Ketua LPAT
:
Ir. Indra Cahya
Ketua LPM
:
Ir. Masduki

8|

Sejarah Fakultas Teknik

SK Dekan Fakultas Teknik No. 125/PT.13.6/Kpts/1983 tentang Struktur Organisasi dan Personalia
di Lingkungan Fakultas Teknik UNIBRAW
Dekan
Pembantu Dekan I
Pembantu Dekan II
Pembantu Dekan III
Ketua LPAT
Ketua LPM
Ketua Perencanaan dan Pengembangan Pendidikan

:
:
:
:
:
:
:

Ir. Suhardjono, Dipl.HE., M.Pd


Ir. Masduki
Ir. S. Wagiyanto
Ir. Abdul Hadi Djaelani
Ir. M. Hifni
Ir. R. Noer Singgih
Ir. Budiono Mismail

Tahun 1985-1988 Susunan Organisasi Fakultas Teknik Universitas Brawijaya


Dekan
Pembantu Dekan I
Pembantu Dekan II
Pembantu Dekan III

:
:
:
:

Ir. Arifi Soenaryo


Ir. Rispiningtati, M.Eng
Ir. Sentanu
Ir. Masduki

:
:
:
:

Ir. Abdul Azis Hoesein, Dipl.HE., M.Eng.Sc


Ir. Suroso, Dipl.HE., M.Eng
Ir. Chairuzzaini
Ir. H. Imam Zaky

:
:
:
:

Ir. Suroso, Dipl.HE., M.Eng


Ir. Budiono Mismail, MSEE., Ph.D
Ir. Winarno Yahdi Atmodjo
Ir. Totok Sugiarto

:
:
:
:

Ir. Budiono Mismail, MSEE., Ph.D


Ir. Sudjito, Ph.D
Ir. Wardi Kasim
Ir. Sujatmoko Amali

:
:
:
:

Ir. Sudjito, Ph.D


Ir. M. Julius St., MS
Ir. Ibnu Rubianto (diganti Ir. Indra Cahya)
Ir. Djoko Sutikno, M.Eng

:
:
:
:

Prof. Dr. Ir. Suhardjono, M.Pd., Dipl.HE


Ir. Agus Suharyanto, M.Eng., Ph.D
Ir. Marsoedi Wirohardjo, MMT
Ir. Unggul Wibawa, M.Sc

:
:
:
:

Ir. Imam Zaky, MT


Ir. Achmad Wicaksono, M.Eng., Ph.D
Ir. Unggul Wibawa, M.Sc
Tri Budi Prayogo, ST., MT

Tahun 1988-1992
Dekan
Pembantu Dekan I
Pembantu Dekan II
Pembantu Dekan III

Tahun 1992-1995
Dekan
Pembantu Dekan I
Pembantu Dekan II
Pembantu Dekan III

Tahun 1995-1998
Dekan
Pembantu Dekan I
Pembantu Dekan II
Pembantu Dekan III

Tahun 1998-2001
Dekan
Pembantu Dekan I
Pembantu Dekan II
Pembantu Dekan III

Tahun 2001-2005
Dekan
Pembantu Dekan I
Pembantu Dekan II
Pembantu Dekan III

Tahun 2005-2009
Dekan
Pembantu Dekan I
Pembantu Dekan II
Pembantu Dekan III

|9

50 tahun Fakultas Teknik Universitas Brawijaya


Tahun 2009-2013
Dekan
Pembantu Dekan I
Pembantu Dekan II

:
:
:

Pembantu Dekan III

Prof. Ir. Harnen Sulistio, M.Sc., Ph.D


Ir. Ludfi Djakfar, MSCE., Ph.D
Arief Andy Soebroto, ST., M.Kom (20092011)
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT (2011-2013)
Ir. Ari Wahjudi, MT

:
:
:
:

Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, MS


Dr. Ir. Surjono, MTP
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT.
Dr. Slamet Wahyudi, ST., MT

Tahun 2013-2017
Dekan
Pembantu Dekan I
Pembantu Dekan II
Pembantu Dekan III

Silaturahmi Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya lintas periode kepemimpinan,
2 Juli 2013

Mantan Dekan Fakultas Teknik, dari kiri ke kanan: Sudjito, Budiono Mismail, Suroso, Azis Hoesein,
Arifi Soenaryo, dan Suhardjono, berpose bersama dalam satu kesempatan pada tahun 1998

10 |

Sejarah Fakultas Teknik

D. PIMPINAN FAKULTAS TEKNIK SEPANJANG SEJARAH


Dalam sejarah perjalanan 50 tahun Fakultas Teknik, telah ada 11 orang yang pernah menjabat sebagai
pimpinan Fakultas Teknik. Berikut ini sekilas profil, kenangan dan harapan dari mantan-mantan Dekan
Fakultas Teknik maupun Dekan aktif saat ini.

1.

Prof. Ir. Suryono (1963-1966 dan 1967-1982)


Kepala Proyek Brantas yang menjadi Dekan Pertama Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya .
Sebelum Fakultas Teknik berdiri, Ir. Suryono merupakan Kepala
Proyek Brantas. Bersama-sama dengan tokoh perintis lain seperti Ir.
Soejoso, Ir. J. Tahir, Ir. Soebagio, Ir. Lud Soedarto, Ir. Iman Soetjipto, M.
Sujadi dan Ir. Tan Pao Tjiang, beliau mendirikan Fakultas Teknik di
lingkungan Universitas Brawijaya. Setelah berdiri, beliau dipercaya untuk
mengemban tugas memimpin Fakultas Teknik untuk pertama kalinya.
Masa awal kepemimpinannya merupakan masa-masa yang cukup sulit.
Tidaklah heran, mengingat Fakultas Teknik berdiri dengan keterbatasan
sarana dan prasarana. Fakultas teknik sempat menumpang di IKIP
Malang, STM Negeri, Sekolah PGAN, Akademi Koperasi dan Kantor
Proyek Brantas, karena pada awalnya belum memiliki gedung kuliah
sendiri. Tenaga pengajar pun masih sangat terbatas dan dapat dihitung
dengan jari.

Jabatan sebagai dekan sempat digantikan Ir. Lud Sudarto, pada masa
transisi politik (1966). Karena gejolak politik tersebut, di tahun 1966
Fakultas Teknik tidak menerima mahasiswa baru. Tugas sebagai dekan kembali diembannya untuk jangka
waktu yang cukup lama (1966-1982). Di bawah kepemimpinannya, Fakultas Teknik yang bagaikan bayi yang
sedang tumbuh ini sedikit demi sedikit berkembang dan melengkapi diri dengan sarana dan prasarana. Bahkan
pada tahun 1971, Fakultas Teknik telah mewisuda lulusan pertamanya.
Banyak pihak yang berperan dalam perkembangan Fakultas Teknik di bawah kepemimpinan Pak Suryono.
Peranan yang terbesar dalam pertumbuhan Fakultas Teknik disumbangkan oleh Proyek Brantas yang banyak
membantu dalam penyediaan tenaga pengajar luar biasa serta fasilitas pendidikan.
Pak Suryono merupakan pribadi yang disegani. Sepanjang kepemimpinannya, beliau dikenal dengan jiwa
kepemimpinannya dan kepiawaiannya untuk memotivasi anak buahnya. Meskipun kini beliau telah tiada,
namun jasa-jasanya terhadap perkembangan Fakultas Teknik yang sangat besar tetap akan dikenang
sepanjang masa.

2.

Ir. Lud Soedarto (1966/masa transisi)


Pejabat pada masa transisi
Sama halnya dengan Ir. Suryono, Ir. Lud Sudarto termasuk dalam
tokoh perintis yang berperan dalam pendirian Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya. Beliau sempat menerima tugas sebagai pejabat
dekan pada kurun waktu 1966. Tidak banyak hal yang dapat dicatat dari
masa kepemimpinan beliau yang cukup singkat, yaitu hanya beberapa
bulan saja. Pada masa itu, kondisi politik di Indonesia mengalami
kekacauan dan Universitas Brawijaya dipimpin oleh Dewan Presidium
sehingga lebih dari 6 bulan tidak ada aktivitas perkuliahan.
Ir Lud Sudarto hanya sempat menjabat selama beberapa bulan saja
sebelum akhirnya jabatan Dekan kembali dijabat oleh Ir Suryono
selama 15 tahun ke depan.

| 11

50 tahun Fakultas Teknik Universitas Brawijaya


3.

Prof. Dr. Ir. Suhardjono, M.Pd., Dipl.HE (1982-1985 dan 2001-2005)


Peningkatan mutu tenaga pengajar
Menjabat dua kali sebagai dekan Fakultas Teknik Universitas
Brawijaya, Pak Suhardjono merupakan Dekan termuda di antara
dekan-dekan Teknik yang pernah ada. Dekan yang merayakan
ulang tahunnya tiap tanggal 23 Maret ini hingga kini masih aktif
mengajar pada Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya.
Masa jabatan beliau yang pertama diisi dengan usaha untuk
menambah fasilitas gedung perkuliahan. Pengadaan sarana
gedung perkuliahan ini dapat terpenuhi dengan bantuan program
Percepatan Insinyur Indonesia untuk Jurusan Teknik Mesin dan
Teknik Elektro. Pada masa yang sama pula dengan bantuan dan
bimbingan Jurusan Arsitektur Institut Teknologi Sepuluh
Nopember Surabaya (ITS), dirintis Program Studi Arsitektur yang
kemudian berkembang menjadi Jurusan Arsitektur.
Tugas dekan untuk yang kedua kalinya dipercayakan kembali kepada beliau setelah berselang hampir
20 tahun. Meskipun saat ini kondisi Fakultas Teknik telah jauh lebih baik dari pada masa dahulu, namun
ide-ide kreatif untuk terus meningkatkan mutu Fakultas Teknik tidak pernah habis dari benaknya. Pada
masa jabatan kedua, bapak tiga anak yang selalu terlihat enerjik ini menggalakkan usaha peningkatan
mutu sumber daya manusia, terutama tenaga pengajar. Menurut beliau, tersedianya dosen-dosen yang
berkompeten di bidangnya akan sangat dibutuhkan untuk menghasilakan produk alumni yang
berkualitas.
Harapan beliau, Fakultas Teknik dapat menghasilkan sarjana yang benar-benar profesional dan
berkualitas di bidangnya. Hal inilah yang penting bila Fakultas Teknik ingin menghasilkan sarjana yang
mampu bersaing dengan lulusan dari perguruan tinggi lainnya.

4.

Ir. Arifi Soenaryo (1985-1988)


Menyelematkan para mahasiswa yang terancam Drop Out
Dalam sejarah perjalanan Fakultas Teknik selama 50 tahun, selain
pernah menjabat sebagai Dekan, beliau juga pernah menjabat sebagai
Pembantu Dekan I (1974-1976), Kepala LPAT, Pembantu Dekan II dan
Ketua Jurusan Teknik Sipil (2001-2003). Dedikasi beliau terhadap
Fakultas Teknik memang tidak perlu diragukan lagi. Bahkan sampai kini
beliau masih aktif sebagai tenaga pengajar di Jurusan Teknik Sipil.
Pada masa kepemimpinan beliau terjadi perubahan sistem
pendidikan, dari yang tadinya menggunakan sistem studi bebas, menjadi
sistem kredit semester. Dengan diberlakukannya sistem baru ini, banyak
mahasiswa teknik pada masa itu yang terancam drop out. Demi
menyelamatkan nasib mahasiswanya, pak Arifi sebagai Dekan
mengusung program remedial class yang tujuannya memberikan
latihan-latihan kepada para mahasiswa tersebut. Upaya ini ternyata
membawa hasil yang memuaskan dengan dapat ditekannya jumlah
mahasiswa yang terancam DO. Disaat situasi sulit, beliau memberikan
ide brilian dengan memprakarsai berdirinya Ikatan Orang Tua Mahasiswa (IOM) Fakultas Teknik dan
mendapat izin dari Rektor Universitas Brawijaya saat itu Prof. Dr. Harsono, SE.
Pada saat beliau menjabat sebagai Dekan dilaksanakan pula Proyek Percepatan Insinyur dalam
rangka meningkatkan jumlah peminat, daya saing dan kualitas input mahasiswa Jurusan Teknik Mesin
dan Teknik Elektro. Pak Arifi rela mendatangi beberapa SMA di Malang dan sekitarnya untuk mengajak
lulusan SMA tersebut masuk ke Jurusan Teknik Mesin dan Jurusan Teknik Elektro di Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya.
Keberadaan Fakultas Teknik pada masa kini dan masa yang akan datang menurut beliau tidak
terlepas dari kualitas sarana dan prasarana, hubungan yang solid antara jurusan dan alumni maupun
antar alumni sendiri, serta sejarah masa lalu yang sudah banyak memberikan pelajaran berharga.

12 |

Sejarah Fakultas Teknik

5.

Ir. Abdul Azis Hoesein, Dipl.HE., M.Eng.Sc (1988-1992)


Mendekatkan Islam pada pemikiran yang moderat dan akrab dengan
teknologi
Pak Azis sudah mulai aktif di Fakultas Teknik sejak masih berstatus
mahasiswa. Beberapa jabatan kemahasiswaan penting pernah beliau
sandang, diantaranya sebagai Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya (1969-1970) dan Ketua Umum Dewan Mahasiswa
Universitas Brawijaya (1970-1971). Tak heran jika Bapak dua orang putri
dan satu putra yang kini telah dikaruniai tujuh orang cucu, begitu
mengetahui seluk beluk Fakultas Teknik.
Beberapa prestasi pernah diraih pada saat menjadi aktifis mahasiswa,
di antaranya keikutsertaan Dewan Mahasiswa Universitas Brawijaya
pada Kongres Nasional Mahasiswa Indonesia di Bogor tahun 1970 serta
penyelenggaraan Kongres Mahasiswa Teknologi Indonesia (KMTI) yang
berlangsung sukses dan diikuti oleh perwakilan teknik seluruh Indonesia.
Setelah lulus dari Fakultas Teknik, Ir. Abdul Azis Hoesein yang lahir
pada 27 Desember 1946 di Bondowoso, mengabdikan diri pada
almamaternya sebagai Dosen tetap Fakultas Teknik. Kariernya terus
menanjak hingga pada tahun 1979-1985 terpilih sebagai Ketua Jurusan
Teknik Pengairan dan Dekan Fakultas Teknik periode tahun 1988-1992. Prestasi yang sangat
membanggakan sewaktu menjabat Dekan, yaitu sebagai Ketua Penyelenggara Simposium Nasional
Cendikiawan Muslim pada tahun 1990. Simposium ini melahirkan Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia
dimana beliau juga pernah menjabat sebagai salah satu Ketua ICMI Pusat periode 1995-2000. Simposium
tersebut merupakan salah satu karya besar Universitas Brawijaya dalam sumbangsihnya bagi bangsa
karena telah mendekatkan Islam pada pemikiran yang moderat dan akrab dengan teknologi.
Di bidang pendidikan beliau melanjutkan studi pada International Institue for Hydraulics Engineering
tahun 1978 di Delft Belanda dan tahun 1985 melanjutkan studi di Department of Water Engineering
School of Civil Engineering University of New South Wales Australia dan lulus tahun 1987. Karena
prestasinya beliau pernah menjabat Direktur Pendidikan Guru dan Tenaga Teknis di Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan periode 1993-1998. Beliau juga pernah menjabat Deputi Bidang
Pemberdayaan Masyarakat pada Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan dari tahun 1999-2005.
Dalam rangka HUT Emas ke 50 FTUB, berikut pesan yang disampaikan Pak Azis, persaingan global
dewasa ini semakin ketat menuntut perencanaan dan kemauan untuk mampu bersaing dengan siapapun
di tingkat global. Potensi yang ada di dalam tubuh FTUB sudah semakin terwujud dalam bentuk
sumberdaya yang mumpuni, tinggal sekarang bagaimana karya nyata kita semakin bisa dirasakan
manfaatnya oleh masyarakat dan semakin dikenal di tingkat nasional dan dunia. Dirgahayu Fakultas
Teknik Universitas Brawijaya pada ulang tahunnya yang ke 50!

6.

Ir. Suroso, Dipl.HE., M.Eng (1992-1995)


Pembenahan

Struktur

Pendidikan

untuk

meningkatkan kualitas dan kuantitas sarjana


Tidak banyak kejadian monumental yang dapat dicatat pada masa
kepemimpinan beliau. Program yang sempat dilaksanakan pada saat
beliau bertugas sebagai Dekan adalah pembenahan Struktur
Pendidikan. Upaya ini diarahkan untuk meningkatkan kuantitas
sarjana yang dihasilkan Fakultas Teknik, tanpa mengurangi
kualitasnya.
Kualitas lulusan yang dihasilkan, menurut pria kelahiran 1 Maret
ini, merupakan hal penting yang menjadi tolok ukur keberhasilan
Fakultas Teknik. Hal yang penting tandas beliau, adalah bagaimana
alumni tersebut dapat terjun ke lapangan. Alumni harus dibekali agar
siap terjun ke lapangan, tidak hanya yang sesuai dengan jurusannya,

| 13

50 tahun Fakultas Teknik Universitas Brawijaya


namun juga siap untuk bidang lain.
Mahasiswa sekarang sebenarnya memiliki kondisi yang jauh lebih enak dibandingkan dulu. Sarana
dan prasarana telah tersedia, teknologi modern banyak membantu meringankan tiap tugas, tenaga
pengajar pun memiliki kualitas yang jauh lebih baik. Beliau berharap kondisi yang baik ini akan lebih
memotivasi para mahasiswa membuka wawasan dan menambah ilmu serta meningkatkan potensi diri
sesuai dengan bidang yang diminati.
Pak Suroso sampai saat ini masih aktif mengajar sebagai dosen Jurusan Teknik Sipil dan Teknik
Pengairan, serta pernah menjabat sebagai Ketua Ikatan Alumni (IKA) Universitas Brawijaya Komisariat
Fakultas Teknik.

7.

Prof. Ir. Budiono Mismail, MSEE., Ph.D (1995-1998)


Perbaikan Sumber Daya Manusia melalui studi lanjut dosen
Bapak dari tiga orang anak ini sebenarnya pernah terdaftar sebagai
mahasiswa di Fakultas Teknik Universitas Brawijaya pada tahun 1965,
namun tidak pernah menyelesaikan. Perjalanan waktu telah
membawanya kembali bergabung dengan Fakultas Teknik Universitas
Brawijaya, kali ini sebagai dosen pada tahun 1973. Tidak pernah
terbayangkan sebelumnya, beliau memimpin Fakultas Teknik Universitas
Brawijaya pada periode 1995-1998.
Keahlian dan kiprah keilmuan mantan dosen jurusan Teknik Elektro ini
sudah tidak diragukan lagi baik dalam lingkup nasional maupun
internasional. Semangat beliau yang tidak pernah berhenti menuntut
ilmu di dalam negeri dan di mancanegara merupakan contoh yang patut
diteladani. Sarjana Teknik Elektro lulusan ITB tahun 1973 ini melanjutkan
studi S2 di University of Colorado, USA dan meraih gelar Ph.D dari
University of New South Wales, Australia dalam bidang Electrical Power.
Pada tahun 1997 beliau diangkat menjadi Guru Besar bidang Rangkaian Listrik.
Karena semangat dan kiprahnya untuk mengembangkan ilmu, tidaklah heran jika program utama
yang dijalankannya ketika bertugas sebagai dekan adalah meningkatkan sumber daya manusia Fakultas
Teknik. Hal ini dilakukannya dengan menggalakkan studi lanjut, terutama untuk para dosen dan selalu
memacu Fakultas Teknik Universitas Brawijaya untuk mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah. Buah dari
usahanya ini, pada periode 1995-1998 FTUB mulai unjuk gigi dan banyak memperoleh penghargaan di
bidang ilmiah tingkat nasional. Selama menjadi Dekan pula, beliau banyak menghadapi mahasiswa yang
kreatif, termasuk dalam melakukan demo. Namun semuanya ini masih dapat dikendalikan menuju hal
yang positif.
Setelah usai tugas sebagai Dekan, Beliau bergabung sebagai tim Pakar Bidang Elektronika di
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi sampai akhir Desember 1999. Setelah itu, beliau dipercaya untuk
mengemban tugas Negara sebagai Atase Pendidikan dan Kebudayaan di Kedubes RI di Bangkok Thailand,
sampai dengan tahun 2004.
Menurut Pak Bud, begitu beliau biasa dipanggil, kejayaan Fakultas Teknik akan tercapai jika
alumninya menjadi orang-orang yang profesional dan mampu memberi andil yang besar kepada bangsa
dan negaranya. Alumni harus mampu menciptakan lapangan kerja dan tidak hanya sebagai educated
people namun juga educating people.

8.

Ir. Sudjito, Ph.D (1998-2001)


Pelaksanaan 4 program kerja untuk meningkatkan layanan Fakultas
Teknik
Cukup banyak perubahan yang terjadi pada saat beliau menjabat sebagai dekan periode 1998-2001.
Program kerja yang dilaksakan mencakup peningkatan prasarana dan sarana, peningkatan kualifikasi
dosen, peningkatan kesejateraan karyawan dan pembenahan administrasi. Ke 4 program tersebut tampak
membawa hasil dengan pembangunan gedung baru, pembukaan program ekstensi, pembukaan program
S2 untuk Teknik Sipil dan Teknik Mesin, serta pembenahan tata ruang dekanat.

14 |

Sejarah Fakultas Teknik


Pelaksanaan program ekstensi yang dimaksudkan untuk
meningkatkan daya tampung dan memperluas jangkauan pendidikan,
sempat mendapatkan penolakan dari pihak mahasiswa Fakultas Teknik.
Namun, pada akhirnya dukungan mahasiswa berhasil diperoleh setelah
dijaminnya persamaan hak dalam menyelenggarakan kegiatan
kemahasiswaan antara mahasiswa reguler dan ekstensi.
Pada masa kepemimpinan beliau dibuka Program Studi baru di
lingkungan Fakultas Teknik yaitu Program Studi Perencanaan Wilayah
dan Kota yang berada di bawah Jurusan Arsitektur. Keberadaan program
studi ini menambah ruang lingkup studi yang ditawarkan oleh Fakultas
Teknik.
Kurangnya kegiatan akademis sebagai bagian dari kegiatan
kemahasiswaan secara keseluruhan saat ini cukup membuat beliau
prihatin, karena hal tersebut menunjukkan kurangnya keinginan
mahasiswa untuk lebih maju. Di sisi lain, keberlangsungan Fakultas
Teknik yang lebih baik harus ditunjang oleh kinerja yang baik pula dari
dosen dan karyawan. Perlu ada mobilisasi semua dosen dan karyawan, antara lain dengan penetapan jam
kerja yang baku serta penerapan mekanisme untuk mengontrol kegiatan dan rencana kerja para dosen
dan karyawan.
Lebih lanjut, beliau juga mengharapkan agar perguruan tinggi yang telah memiliki kebebasan
membuat kurikulum, dapat merancang dan menyusun materi kuliah yang inovatif bagi mahasiswa, sesuai
dengan tuntutan kebutuhan dan perkembangan di masyarakat. Hal ini amat diperlukan apabila ingin
dihasilkan lulusan yang berkualitas baik.

9.

Ir. Imam Zaky, MT (2005-2009)


Peningkatan Daya Saing dan Pemerataan Kesempatan Belajar
Pada saat pak Imam mengemban tugas sebagai Ketua Jurusan Teknik
Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, beliau mendapat
kepercayaan dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPP
Teknologi) untuk meneliti tentang penggunaan/pemakaian bahan bakar
Gasohol (campuran bahan bakar bensin dan alkohol) pada tahun 19811982. Saat itu beliau dipercaya sebagai Ketua Tim Pelaksana Uji Coba
Kendaraan dengan Bahan Bakar Gasohol. Selepas sebagai Ketua Jurusan,
Pak Imam pernah mendapat tugas sebagai Pembantu Dekan Bidang
Kemahasiswaan pada periode 1989-1992.
Tugas sebagai Direktur Politeknik Universitas Brawijaya(saat ini
bernama Politeknik Negeri Malang) diemban pada periode 1997-2001.
Empat tahun berselang, tepatnya tahun 2005 beliau mengemban tugas
sebagai orang nomor satu di almamaternya. Dengan gaya tegas dan
lugas khas Fakultas Teknik, kakek dengan 4 orang cucu yang berulang
tahun setiap tanggal 18 september ini mempunyai program berupa
Peningkatan Kualitas Pendidikan, Peningkatan Kualitas Lulusan,
Pengembangan Kurikulum, Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Peningkatan Effisiensi
Pendidikan, Peningkatan Sarana dan Prasarana, Peningkatan Pengelolaan Administrasi, Peningkatan
Prestasi Non Kurikuler Mahasiswa serta Peningkatan Partisipasi Alumni.
Bidang akademis, didukung sepenuhnya oleh Pak Imam dengan memberangkatkan staf dosen yang
ada di Fakultas Teknik untuk dapat belajar di perguruan tinggi dalam maupun luar negeri. Pada tahun
2008, lebih dari 80 orang staf dosen yang melanjutkan studi lanjut , Termasuk di dalamnya 24 orang staf
dosen yang mendapat beasiswa Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional
untuk melanjutkan pendidikan di negara Jepang, Australia, Inggris, Austria dan Korea Selatan. Jumlah ini
merupakan jumlah terbanyak untuk tingkat fakultas dari seluruh perguruan tinggi di Indonesia.
Pembangunan gedung kembar yang dipakai untuk perkuliahan Jurusan Arsitektur telah selesai
dilaksanakan pada masa tugasnya. Pembangunan ini diteruskan dengan pembangunan gedung Dekanat
baru yang direncanakan dibangun setinggi tujuh lantai. Gedung ini dirancang oleh para staf dosen dari
Jurusan Arsitektur sendiri dan diharapkan desainnya akan menjadi landmark Fakutlas Teknik di Jalan MT

| 15

50 tahun Fakultas Teknik Universitas Brawijaya


Haryono Malang. Pembangunan gedung Dekanat baru ini harus membongkar Gedung Aula Fakultas
Teknik, yang menurut Pak Imam mempunyai banyak kenangan yang sulit dilupakan sejak dibangun
sekitar tahun 1969. Namun pembangunan tersebut belum selesai mengingat masa periode Dekan hanya
sampai dengan tahun 2009 dan dilanjutkan oleh Dekan yang baru.
Program studi baru banyak dibuka pada saat kepemimpinannya, antara lain Program Studi Teknik
Industri yang berada di bawah Jurusan Teknik Mesin dan Program Studi Teknik Perangkat Lunak yang
berada di Jurusan Teknik Elektro. Di Program Magister adalah Program Studi Teknik Elektro dan Teknik
Industri. Program Studi Teknik Sipil dan Teknik Mesin membuka Program Doktoral.
Di bidang kemahasiswaan telah banyak prestasi yang menonjol yang dihasilkan mahasiswa Fakultas
Teknik baik di kancah lokal, regional, nasional. Kompetisi Robot Indonesia (KRI), Kompetisi Jembatan
Indonesia (KJI), Kompetisi Roket Air Indonesia (KRAI), Kejuaraan Nasional Gokart dan lain sebagainya
merupakan suatu bukti kiprah mahasiswa Fakultas Teknik di masa kepemimpinan Pak Imam.

10. Prof. Ir. Harnen Sulistio, M.Sc., Ph.D (2009-2013)


Kebersamaan Menuju Internasionalisasi
Harnen Sulistio adalah Dekan ke-10 di Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya, melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan
dari Ir. Imam Zaky, MT dengan masa jabatan 2009 hingga 2013.
Ayah dari dua orang putra ini merupakan alumni Jurusan Teknik
Sipil di tahun 1982. Dua tahun berselang, beliau mulai mengabdi
sebagai Dosen di Fakultas Teknik.
Pria kelahiran Ujung Pandang 56 tahun silam ini merupakan
ahli di bidang Teknik Jalan Raya. Beliau menyelesaikan
pendidikannya dan meraih Gelar Doctor of Philosophy dari
Universiti Putra Malaya, Malaysia pada tahun 2004 dan setahun
kemudian, beliau meraih predikat sebagai Guru Besar.
Dengan pembawaan tenang, beliau berupaya membawa
Fakultas Teknik menuju fakultas yang unggul di level Internasional. Langkah yang diambil di awal
kepemimpinannya adalah membentuk tim untuk mengkaji Visi dan Misi Fakultas Teknik, menyelaraskan
dengan Rencana Strategis Dirjen DIKTI dan Rencana Strategis Universitas Brawijaya. Dari hasil kajian
direkomendasikan bahwa visi dan misi perlu disesuaikan dengan kondisi internal dan eksternal dan
terdapat 7 bidang pengembangan dan program di Fakultas Teknik yang tertuang dalam Rencana
Strategis FT 2011-2020.
Tri Dharma Perguruan Tinggi menjadi pondasi kuat untuk mengantar Fakultas Teknik menuju level
Internasional. Dalam kurun waktu 4 tahun tercatat 12 Kerjasama dengan Perguruan Tinggi Asia dan
Eropa mencakup bidang akademik dan penelitian, seperti kelas internasional (Double Degree), Joint
Research, Publikasi, Visiting Professor, dan Student Exchange. Beliau juga mengeluarkan Kebijakan
Wajib Studi Lanjut kepada tenaga pengajar untuk melanjutkan studi di dalam maupun di luar negeri,
yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas akademik tenaga pengajar yang akan selaras dengan
peningkatan mutu pendidikan di Fakultas Teknik. Bidang penelitian dan pengabdian tak luput beliau
kembangkan, mendorong secara aktif kepada dosen untuk menulis jurnal nasional dan internasional, dan
mendorong aktif mahasiswa dalam kegiatan penelitian yang dilakukan Dosen. Tercatat dalam kurun
waktu 2010 sampai 2012 terdapat 177 publikasi jurnal internasional dan 42 publikasi yang di
presentasikan pada seminar internasional oleh Dosen Fakultas Teknik. Pendanaan yang bersumber dari
DIPA FT melalui Badan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat FT sebesar Rp. 1.685.780.000
dikucurkan untuk membiayai 201 judul Penelitian dan Rp. 1.037.120.000 untuk 138 judul Pengabdian
Kepada Masyarakat dari semua Jurusan/Program Studi dalam kurun waktu 2009-2012.
Pengembangan kompetensi tenaga kependidikan dilakukan secara periodik dengan
mengikutsertakan pelatihan teknis maupun manajerial untuk peningkatan pelayanan prima. Kegiatan
kemahasiswaan di bidang penalaran, minat dan bakat difasilitasi dalam bentuk pendanaan atau sarana
prasarana, yang tak lain demi berprestasi di tingkat regional, nasional maupun internasional. Semua
yang beliau lakukan hanya untuk kemajuan Fakultas Teknik.
Beliau memiliki prinsip bahwa setiap insan diciptakan untuk menjadi paripurna demi bersama-sama
meraih dan menggapai masa depan yang lebih baik. Pakar Transportasi Nasional ini berharap Fakultas

16 |

Sejarah Fakultas Teknik


Teknik kedepan akan semakin berkembang dan dapat mewujudkan visinya di tahun 2020 nanti. Together,
We Do The Best.

11. Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, MS (2013-sekarang)


Peningkatan Manajemen Mutu
Mengemban amanah berupa Visi, Misi dan Rencana Strategis
Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, kembali dilanjutkan pada
periode ini. Mohammad Bisri, pria kelahiran 26 November 1958
adalah Dekan Fakultas Teknik ke-11. Karirnya dimulai pada tahun
1985 sebagai dosen di Jurusan Teknik Pengairan UB hingga sekarang.
Predikat sebagai Guru Besar diraihnya pada tahun 2010 dengan judul
orasi ilmiah Konservasi Air Suatu Upaya Untuk Mengurangi Dampak
Perubahan Iklim Global.
Pria kelahiran Malang ini pernah menjabat sebagai Sekretaris
Jurusan Teknik Pengairan (1992-1996), Ketua Jurusan Teknik
Pengairan (1999-2002), Ketua Badan Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat (BPP FT) (2009-2013). Beliau juga pernah menjabat
sebagai Wakil Ketua Bidang Pengembangan Jaminan Mutu Internal
PJM UB (2009-2011), Sekretaris Pusat Jaminan Mutu UB (20112012) dan yang terakhir sebagai Ketua Pusat Jaminan Mutu UB (2012-2013). Beliau dilantik menjadi
Dekan Fakultas Teknik (2013-2017) pada tanggal 5 Juni 2013.
Memberikan yang terbaik untuk Fakultas Teknik, beliau menancapkan lima sasaran yang harus
dilakukan, yaitu peningkatan kualitas, penyehatan organisasi, peningkatan daya saing internasional,
pengelolaan sumber daya, pendanaan yang akuntable dan transpran. Dalam implementasinya dipilih
delapan skala program prioritas yaitu penyehatan organisasi, sistem informasi dan database berbasis
teknologi informasi (Click Faculty), kurikulum pembelajaran dan suasana akademik, pengembangan
sumber daya manusia, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat serta kerjasama, pendanaan yang
akuntabel dan transparan, pelayanan prima dan Internasionalisasi (Akreditasi/sertifikasi internasional).
Sentuhan awal beliau dalam melaksanakan program prioritas adalah membangun sistem organisasi,
dimana diawal 17 hari kepemimpinan beliau Organisasi dan Tata Kerja (OTK) Fakultas Teknik, tepat
tanggal 2 Juli 2013 telah disahkan oleh Senat Fakultas Teknik. Berdasarkan OTK tersebut sistem-sistem
lainnya mulai dikembangkan. Sistem informasi dan database melalui organisasi PSIK (Pengelola Sistem
Informasi dan Kehumasan) telah mulai berjalan dengan baik, dengan harapan dalam waktu tidak terlalu
lama semua pelayanan di fakultas maupun di jurusan sudah menjadi satu sistem berdasarkan sistem
informasi yang dibangun (click faculty), sehingga efisiensi dan efektivitas manajemen dapat tercapai.
Program lainnya sedang berjalan sesuai skala prioritas.
Dalam menjalankan program kerja Fakultas, prinsip yang dibangun kakek dari satu orang cucu ini
akan mengoptimalkan semua unit kerja sesuai tugas pokok dan fungsi masing-masing serta secara rutin
melakukan komunikasi internal. Prinsip dan fungsi manajemen Plan-Do-Check-Act (PDCA) atau Planning,
Organizing, Actuating dan Controlling menjadi pegangan dalam menjalankan roda organisasi di Fakultas
Teknik.

| 17

50 tahun Fakultas Teknik Universitas Brawijaya


FOTO KENANGAN TEMPO DOELOE

Ir. Suryono (kanan) bersama Pak Sofyan Aman (kiri)

Ujian Skripsi tahun 1972, Pak Tahir, Pak Sur & Pak Imam

Mahasiswa Teknik Sipil pada tahun 1963

Wisuda 3 mahasiswa lulusan pertama Teknik tahun 1971

18 |

Dosen FTUB Pak Mulyadi dan beberapa dosen lain

Dosen FTUB Ibu Oetari dan beberapa dosen lain

Suasana Kegiatan Maperma Mahasiswa Baru tahun 1971

Suasana perayaan kelulusan dengan masuk kolam tahun 1972

Anda mungkin juga menyukai