Anda di halaman 1dari 10

Pada dasarnya network planning adalah suatu cara penggambaran kegiatan proyek dalam bentuk simbol-simbol

network.
Simbol-simbol yang digunakan adalah:
1) Event (Kejadian= Peristiwa=Saat).

Event adalah saat dimulainya atau berakhirnya suatu kegiatan. Simbul yang digunakan biasanya berupa
lingkaran atau ellips. Ruangan sebelah kiri digunakan untuk memberi identitas dari event itu, biasanya berupa
bilangan (tak berdimensi).
Ruangan kanan digunakan kapan terjadinya kejadian itu, bagian kanan atas menunjukkan kapan paling cepat
saat itu terj adi (EET=Earliest Event Time) dan kanan bawah menunjukkan paling lambat saat itu boleh terjadi
(LET=Latest Event time). Setiap kegiatan selalu dimulai oleh sebuah event (disebut Start event atau saat
dimulai) dan berakhir pada event lain (disebut finsh event atau saat selesai). Event tidak membutuhkan waktu.
2) Kegiatan (Activity).

Kegiatan adalah setiap bagian dari pekerjaan proyek yang membutuhkan waktu untuk dilaksanakan, juga
membutuhkan biaya, tenaga kerja serta peralatan, simbol yang digunakan adalah anak panah. Bagian ekor anak
panah terdapat saat mulai dan bagian ujungnya terdapat saat berakhirnya. Karena network merupakan
rangkaian anak panah maka network disebut directed network (terarah). Diatas anak panah tertuliskan (secara
singkat) nama kegiatan (misal: Pembelian mesin, galian pondasi dsb). Dibawahnya dituliskan lamanya kegiatan
tersebut, dalam satuan waktu yang seragam dengan kegiatan lainnya (misal: dalam jam, hari, minggu
dsb). Dalam rangka menempatkan suatu anak panah dalam suatujaringan kerja harus bisa menjawab dua
pertanyaan dibawah ini:

Kegiatan apakah yang sudah harus selesai sebelum sesuatu kegiatan tertentu dapat dimulai?

Adakah kegiatan-kegiatan lain yang dapat dikerjakan secara bersama-sama?

3) Dummy Activity (Kegiatan Semu)

Kegiatan semu (dummy activity) dalam network planning digunakan simbul anak panah yang terputus-putus.
Adanya kegiatan semu bisa terjadi karena hal-hal sebagai berikut:
1. Setiap kegiatan harus mempunyai identitas tersendiri yang dinyatakan oleh nomor start event dan nomor finish
event

Karena itu diperlukan Dammy, gambar diatas dirobah menjadi sebagai berikut:
Dummy adalah: suatu kegiatan yang tidak memerlukan sumberdaya dan tanpa dimensi waktu.

Kegiatan B identitasnya 2-4


Kegiatan C identitasnya 2-5
Kegiatan D identitasnya 4-5

b) Misalnya hubungan (relationship) antar kigiatan adalah sebagai berikut:


Kegiatan B baru bisa dimulai setelah kegiatan A selesai, sedangkan kegiatan D baru bisa dimulai setelah
kegiatan A dan C selesai.
Untuk menggambarkan relationship seperti tersebut diperlukan dummy

4) Prosedur.
Langkah-langkah yang harus diambil dalam melakukan perencanaan dengan network adalah sbb:

Menentukan batasan-batasan dari pekerjaannya. Tentukan kapan dapat dimulai dan kapan harus
diakhiri.

Memecah (break down) pekerjaan itu menjadi kegiatan-kegiatan.Untuk ini perencana harus
bekerjasama dengan pelaksana. Secara lengkap semua kegiatan yang akan dilaksanakan harus
dicatat, apabila ada kegiatan yang terlupakan akibatnya sangat fatal. Oleh karena itu dalam tahapan
ini perlu mendapatkan perhatian dan usaha yang intensif. Dan juga pemecahan pekerjaan kedalam
kegiatan-kegiatan itu harus menghasilkan kegiatankegiatan yang setingkat, dalam istilah network.
Misalnya kegiatan memaku tidak setingkat dengan kegiatan pengurugan tanah, dan sebagainya.

Tentukan urutan-urutan dari kegiatan diatas, urutan-urutan ini disebut precedence relationship,
dalam menentukan urutan-urutan ini kita harus berpihak pada pengetahuan logika, (kita tidak bisa
memasang atap kalau penunjangnya belum terpasang).

Kegiatan mana yang harus mendahului kegiatan yang lain.

Kegiatan mana yang harus mengikuti kegiatan yang lain.

Kegiatan mana yang harus dilaksanakan secara serentak.

Dari informasi mengenai hubungan (relationship) antara setiap kegiatan dalam pekerjaan dibuatkan
diagram jaringannya, dalam hal ini harus dingat bahwa suatu pekerjaan dimulai pada suatu event
(saat mulai atau start event) dan berakhir pada suatu event lain (saat selesai atau finish event).
Hubungan ini bisa digambarkan sebagai berikut:

Misalnya : Kegiatan D baru bisa dimulai setelah kegiatan A, B dan C selesai.


Simbol:

5. Waktu
Untuk dapat menghitung jangka waktu proyek (Total Project time) serta semua event time, terlebih dahulu harus
diperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan setiap kegiatan (activity duration).

EET = Earlist Event Time (saat paling cepat terjadi)


LET = Latest Event Time (saat paling lambat terjadi)
X(1-2) = Jenis kegiatan.
D(1-2) = Duration (waktu pelaksanaan)
EET2 = EET1 + X (1-2). LET1 = LET2 D (1-2).
EST = Earlist Start Time (waktu tercepat kegiatan dapat dimulai).
LST = Lastest Start Time (waktu paling lambat kegiatan masih dapat dimulai).
EST = EET1 (EET1 + D (1-2) = EET2).
LST = LET1 + D (1-2) LET2.
6) Lintasan Kritis = Waktu Kritis.
Lintasan kritis atau waktu kritis adalah jumlah waktu pelaksanaan didalam suatu event yang tidak boleh
dilampaui dalam melaksanakan suatu rangkaian kegiatan. Apabila waktu pada salah satu event didalam
rangkaian lintasan kritis tersebut ada yang terlampaui maka penyelesaian proyek tersebut dapat dipastikan
mengalami keterlambatan dari jadwal yang ditentukan, oleh karena itu pada lintasan kritis ini perlu perhatian dan
pengawasan yang ekstra ketat.
Lintasan kritis terjadi pada suatu event yang mempunyai: EET=LET.
EET (Saat paling cepat terjadi):

o Mulai dari event yang pertama kearah kanan menuju event yang terakhir.
o Dengan cara penjumlahan.
o Apabila EET dari satu event tergantung oleh lebih dari satu kegiatan maka yang menentukan adalah hasil
penjumlahan yang terbesar.
LET (Saat paling lambat terjadi).

o Mulai dari event yang terakhir kearah kiri menuju event yang pertama dengan cara pengurangan.
o Apabila LET dari suatu event tergantung pada lebih dari satu kegiatan, maka yang menentukan adalah hasil
pengurangan yang terkecil.
7) Float (Slack) Time atau Waktu Mengambang.
Total Float = LET2 EET1 D (1-2).
Free Float = EET2 EET1 D (1-2).

Cara menghitung durasi tiap jenis pekerjaan


Durasi pekerjaan untuk tiap jenis pekerjaan ditentukan oleh beberapa faktor,
antara lain:

Produktifitas Pekerja

Produktifitas Alat

Jenis Pekerjaan

Jumlah pekerja baik tukang dan pembantu tukang

Biaya yang dianggarkan

Dalam merencanakan total durasi proyek dan jumlah pekerja, ada 3 metode:
1. Menentukan durasi berdasarkan pengalaman tenaga ahli
2. Menentukan durasi berdasarkan produktifitas pekerja
3. Menentukan durasi berdasarkan harga satuan pokok kegiatan (HSPK) dan
rencana anggaran biaya (RAB)
Metode yang akan dibahas di dalam artikel ini adalah metode berdasarkan HSPK
dan RAB. Berikut langkah-langkah perhitungan metode di atas:

1. Tentukan volume tiap kegiatan (volume ini dapat diambilkan dari RAB)
2. Tentukan durasi tiap kegiatan apabila dikerjakan oleh 1 tukang (kalikan
volume dan koefisien pekerja berdasarkan HSPK)
3. Tentukan durasi tiap kegiatan (asumsi)
3. Durasi kegiatan 1 orang (langkah 2) dibagi durasi yang diasumsikan dalam
langkah 3.

Misalkan Koefisien pekerja berdasarkan HSPK untuk 1 m3 Pekerjaan Galian Tanah


biasa sedalam 1 meter: mandor = 0.03 (oh), dan pekerja = 0.75 (oh).
Sedangkan total volume galian adalah 23.15m3, maka total durasi pekerjaan
galian apabila dikerjakan oleh 1 mandor adalah 23,15 x 0,03 = 0.6 hari, dan 1
tukang adalah 23,15 x 0,75 = 17.4 hari.
Apabila ditentukan durasi pekerjaan galian yang ditargetkan adalah 2 hari, maka
jumlah pekerja yang dibutuhkan adalah 0,6 / 2 = 0.3 mandor dan 17,4 / 2 = 8.7
pekerja.

Penjadwalan Kerja dengan Bar Chart


Merupakan suatu planning yang baik bila pembuatan penjadwalan kerja pada
pelaksanaan suatu kegiatan/proyek dibuat, selain merupakan bagian dari
manajemen yang baik juga sebagai salah satu factor pendukung untuk mencapai
suatu tujuan yang dimaksud, dalam hal ini sering disebut dengan
istilah Time Schedule. Dan juga sebagai sarana control tahap demi tahap dari
pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh Kontraktor

1. Penjadwalan Kerja (Time Schedule)


Pengertian dari Time Schedule adalah Time berarti waktu, Schedule berarti
memasukan kedalam daftar. Time Schedule atau Schedule Time ialahwaktu yang
telah ditentukan. Jadi yang dimaksud dengan Time Schedule ialah, mengatur
rencana kerja dari suatu bagian atau unit pekerjaan (H.Bachtiar Ibrahim, 1993).
Time Schedule meliputi kegiatan antara lain sebagai berikut:
1.
Schedule Bahan, adalah jadwal bahan bahan yang dipergunakan pada
proyek ini menurut jumlah dan jenisnya persatuan waktu.
2.
Schedule Peralatan, adalah jadwal peralatan yang akan dipergunakan pada
proyek ini menurut julah dan fungsi persatuan waktu.
3. Schedule Tenaga Kerja, adalah jadwal tenaga kerja yang dibutuhkan pada
proyek ini sesuai dengan keahian persatuan waktu.
4. Schedule Biaya, adalah jadwal alian biaya yang harus dikeluarkan sesuai
Schedule Bahan, Peralatan, Tenaga Kerja persatuan waktu.

Dari Time Schedule, kita dapat mendapatkan gambaran berapa lama pekerjaan
dapat diselesaikan, serta bagian bagian pekerjaan yang saling berkaitan antara
satu sama lainnya. Keempat hal tersebut harus sesuai pengadaannya sehingga
pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan sesuai dengan rencana.

Tujuan dari pembuatan Time Schedule ini adalah :

Untuk menentukan urutan pekerjaan, agar sesuai dengan kebutuhan dan


kemampuan yang ada, sehingga pelaksanaan dapat berjalan dengan lancar dan
tercapainya efisiensi sumber daya dengan mutu pekerjaan yang memenuhi
persyaratan teknis.

Untuk mendeteksi terjadinya keterlambatan pelaksanaan pekerjaan, bila


terjadi keterlambatan dapat dicegah sedini mungkin atau diambil kebijakan lain,
sehingga tidak terlalu mengganggu kelancaran pekerjaan lain.

Fungsi Time Schedule adalah :


Untuk memperkirakan jumlah sumber daya (material, manusia, peralatan dan
lain-lain) yang harus disediakan pada waktu waktu tertentu.

Pedoman bagi Kontraktor dan Konsultan Pengawas untuk mengatur


kecepatan pelaksanaan proyek.
Referensi bagi pemilik, Konsultan Pengawas dan Kontraktor untuk mengontrol
kemajuan pekerjaan proyek.
Pedoman bagi Konsultan Pengawas dan Kontraktor untuk mengevaluasi
pekerjaan yang telah diselesaikan.

Pedoman bagi Kontraktor dan Konsultan Pengawas untuk mengetahui apakah


metode pelaksanaanya cocok diterapkan dalam proyek, atau harus diperbaiki.

Time Schedule dapat dibuat dalam bentuk bagan balok agar mudahdibaca.
Bagan balok ini dapat dilihat urutan urutan pekerjaan yang akanatau sedang
dilaksanakan. Dari diagram ini pula dapat diketahui pekerjaan pekerjaan yang
dapat dilaksanakan secara bersamaan (simultan).
Penjadwalan waktu ini merupakan pedoman untuk Kontaraktor dan Konsultan
Pengawas untuk mengontrol apakah pekerjaan sudah sesuai jadwal atau tidak.

2. Bagan Balok (Bar Chart)


Bagan balok (Bar Chart) merupakan salah satu bentuk penjadwalan waktu yang
mencantumkan semua unit pekerjaan yang ada, berupa batang horizontal yang
menggambar waktu untuk menyelesaikan suatu jenis pekerjaan. Dengan bagan
tersebut diharapkan pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang
direncanakan.
Bagan balok direncanakan atas dasar kapasitas alat, besarnya pekerjaan dan
rencana waktu penyelesaian. Dari bagan balok ini pula dapat dilihat jenis
pekerjaan apa saja yang sedang dilakukan dan pekerjaan yang dapat dikerjakan
bersama sama.
Dengan penyusunan Time Schedule ini, yang perlu mendapat perhatian adalah
efisiensi pekerjaan, sehingga biarpun terjadi keterlambatan, proyek tersebut
masih memenuhi persyaratan teknis dan ekonomis

http://junaidawally.blogspot.co.id/2013/09/penjadwalan-kerja-dengan-barchart.html

Anda mungkin juga menyukai