Anda di halaman 1dari 24

Perencanaan dan

04
Modul ke:

Pengendalian Proyek
TEKNIK PERENCANAAN WAKTU PROYEK
KONSTRUKSI-METODE CPM(1)
Fakultas
FTSP Lily Kholida, S.T, M.T

Program Studi
Teknik Sipil
Manajemen Waktu
Pendefinisian • proses mengidentifikasi tindakan spesifik yang akan dilakukan untuk
menyelesaikan aktivitas proyek yang bermacam-macam
Aktivitas
Proses pengurutan • Proses mengidentifikasi dan mendokumentasikan keterkaitan antar
aktivitas proyek
aktivitas
Proses perkiraan • Proses memperkirakan tipe dan kuantitas dari material, pekerja,
peralatan dan perbekalan yang dibutuhkan untuk melaksanakan
sumber daya aktivitas setiap aktivitas

Proses perkiraan • Proses perkiraan jumlah periode waktu kerja yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan aktivitas tunggal dengan sumber daya yang telah
durasi aktivitas diperkirakan

Proses pembuatan • Proses menganalisis urutan pekerjaan, jangka waktu, persyaratan


sumber daya dan kendala jadwal untuk membuat jadwal proyek
jadwal
Proses pengendalian • Proses pemantauan status proyek untuk memperbarui kemajuan
proyek dan mengelola perubahan pada dasar jadwal
jadwal
Metode Penjadwalan Proyek
• BAR CHARTT/GANTT CHART
• Bar chart/Gantt chart merupakan salah satu metode
dalam penjadwalan proyek yang dikembangkan oleh
Henry Laurence Gantt (1910). Merupakan suatu
gambaran atas perencanaan, penjadwalan dan
pemantauan kemajuan setiap kegiatan atau aktivitas
pada suatu proyek.
Metode Penjadwalan Proyek

Kelebihan Gantt Chart Kelemahan Gantt Chart

Umum digunakan Tidak merepresentasikan


relasi antar aktivitas
Berbentuk grafis yang Tidak memberi gambaran
mudah dipahami progress yang jelas
Sesuai untuk proyek Tidak memberikan informasi
yang sederhana mengenai waktu pengercaan
yang tercepat/terlama
Metode Penjadwalan Proyek
• ACTIVITY NETWORK DIAGRAM
• Dengan activity network diagram dapat dilakukan
analisis terhadap jadwal waktu penyelesaian proyek,
masalah yang mungkin timbul jika terjadi
keterlambatan, probability selesainya proyek, biaya
yang diperlukan dalam rangka mempercepat
penyelesaian proyek, dan lain sebagainya
Metode Penjadwalan Proyek
• ACTIVITY NETWORK DIAGRAM
Metode Penjadwalan Proyek
• ACTIVITY NETWORK DIAGRAM
1. Project Evaluation Review Technique (PERT) adalah
model untuk rancangan manajemen proyek dalam
menganalisis dan menunjukkan aktivitas yang harus
dilakukan dalam menyelesaikan proyek
Metode Penjadwalan Proyek
• ACTIVITY NETWORK DIAGRAM
2. Critical Path Method (CPM)
Metode jalur kritsi critical path metode (CPM) menurut Levin dan
Kirkpatrick (1972) yaitu metode untuk merencanakan dan mengawasi
proyek-proyek dan paling banyak digunakan diantara semua sistem lain.
Cara ini dapat digunakan jika durasi pekerjaan dapat diketahui dan tidak
terlalu berfluktuasi
Metode Penjadwalan Proyek
• ACTIVITY NETWORK DIAGRAM
3. Precedence Diagram Method (PDM)
Metode preseden diagram (PDM) adalah jaringan kerja yang
termasuk klasifikasi AON (activity on node). Disini kegiatan
dituliskan di dalam node yang umumnya berbentuk segiempat,
sedangkan anak panah hanya sebagai petunjuk kegiatan-kegiatan
yang bersangkutan.
Critical Path Method

Teknik CPM dilakukan dengan menyusun jaringan


kerja yang diidentifikasikan ke arah aktivitas-
aktivitas dan menggunakan simple time estimates
pada setiap aktivitas yang menunjukkan jangka
waktu pelaksanaan
Critical Path Method
Komponen yang terdapat pada jalur kritis :
• ES (Earliest Start Time) : waktu paling awal untuk memulai pekerjaan
• LS (Latest Start Time) : waktu paling lambat untuk diperbolehkan
memulai suatu pekerjaan
• EF (Earliest Finish Time) : waktu selesai paling awal dari suatu
pekerjaan, EF pekerjaan terdahulu = ES pekerjaan berikutnya
• LF(Latest Finish Time) : waktu paling lambat untuk menyelesaikan
suatu pekerjaan tanpa memperlambat penyelesaian proyek
• T (Activity Duration Time) : kurun waktu yang diperlukan untuk
suatu pekerjaan (hari, minggu, bulan)
• S (Activity Slack) : waktu tenggang untuk memulai suatu pekerjaan
atau waktu tenggang untuk menyelesaikan pekerjaan. Kegiatan yang
memiliki slack bernilai nol (0), maka kegiatan tersebut dikategorikan
sebagai kegiatan yang memiliki lintasan kritis (berada dalam jalur
kritis).
Critical Path Method
Teknik menghitung jalur kritis :
Hitungan Maju (Forward Pass)
• Hitungan maju dimulai pada titik mulai (Start) dan selesai pada
titik akhir (Finish) dan memiliki komponen ES (waktu tercepat
memulai suatu kegiatan) dan EF (waktu tercepat untuk
menyelesaikan kegiatan). Berikut adalah aturan dalam
hitungan maju :
• Kegiatan awal dimulai pada saat kegiatan terdahulu telah
selesai (kecuali kegiatan paling awal)
• Waktu selesai paling awal sama dengan waktu mulai paling
awal setelah di tambah lamanya kegiatan terdahulu
• Bila suatu kegiatan memiliki dua atau lebih kegiatan terdahulu
yang bergabung, maka waktu mulai paling awal (ES) kegiatan
tersebut adalah sama dengan waktu selesai paling awal (EF)
yang terbesar dari kegiatan terdahulu.
Critical Path Method
Teknik menghitung jalur kritis :
Hitungan Mundur (Backward Pass)
• Hitungan mundur dimulai dari titik akhir (Finish) menuju titik
awal (Start) yang berguna mengidentifikasi waktu paling
lambat suatu pekerjaan, dan memiliki komponen berupa LF
(waktu paling lambat selesainya kegiatan) dan LS (waktu paling
lambat untuk memulai kegiatan). Berikut adalah aturan dalam
hitungan mundur :
• Waktu mulai paling akhir sama dengan waktu selesai paling
akhir dikurangi durasi kegiatan tersebut
• Bila suatu kegiatan terpecah menjadi dua kegiatan atau lebih,
maka waktu paling akhir (LF) kegiatan tersebut sama dengan
waktu mulai paling akhir (LS) kegiatan berikutnya yang paling
terkecil.
Critical Path Method
Logika kebergantungan kegiatan
1. Jika kegiatan A harus diselesaikan dahulu sebelum kegiatan B
dapat dimulai, maka hubungan antara kedua kegiatantersebut
dapat dilihat pada gambar berikut :

2. Jika kegiatan C, D dan E harus selesai sebelum kegiatan F dapat


dimulai, maka dapat dilihat pada gambar berikut :
Critical Path Method
Logika kebergantungan kegiatan
3. Jika kegiatan G dan H harus dimulai sebelum kegiatan I dan J, terlihat
pada gambar berikut :

4. Jika kegiatan K dan L harus selesai sebelum kegiatan M dapat


dimulai, tetapi N sudah dapat dimulai bila kegiatan L sudah selesai,
maka dapat dilihat pada gambar berikut : Fungsi dummy adalah
memindahkan seketika itu juga
(sesuai dengan arah panah)
keterangan tentang selesainya
kegiatan L dari lingkungan
kejadian no.4 ke lingkungan
kejadian no.5.
Critical Path Method
Logika kebergantungan kegiatan
5. Jika kegiatan P, Q dan R muali dan selesai pada lingkaran
kejadian yang sama maka kita tidak boleh menggambarkannya
seperti berikut :
Critical Path Method
Logika kebergantungan kegiatan
• Untuk membedakan ketiga kegiatan itu, maka masing-masing
harus digambarkan dummy seperti pada gambar berikut :
Critical Path Method
CONTOH PERHITUNGAN

Hitunglah Jumlah waktu penyelesaian proyek.


Jawaban
A. Perhitungan Maju
Aturan Pertama
Kecuali kegiatan awal, maka suatu kegiatan baru dapat dimulai
bila kegiatan yang mendahuluinya (predecessor) telah selesai.
E(1) = 0
Critical Path Method
CONTOH PERHITUNGAN
Aturan Kedua
Waktu selesai paling awal suatu kegiatan sama dengan waktu
mulai paling awal, ditambah dengan kurun waktu kegiatan yang
mendahuluinya.
EF(i-j) = ES(i-j) + t (i-j)
Maka : EF(1-2) = ES(1-2) + D = 0 + 2 = 2
EF(2-3) = ES(2-3) + D = 2 + 5 = 7
EF(2-4) = ES(2-4) + D = 2 + 3 = 5
EF(3-5) = ES(3-5) + D = 7 + 6 = 13
EF(4-5) = ES(4-5) + D = 5 + 4 = 9
Critical Path Method
CONTOH PERHITUNGAN
Aturan Ketiga
Bila suatu kegiatan memiliki dua atau lebih kegiatan-kegiatan terdahulu yang
menggabung, maka waktu mulai paling awal (ES) kegiatan tersebut adalah
sama dengan waktu selesai paling awal (EF) yang terbesar dari kegiatan
terdahulu.
Misalnya:

Bila EF(c) > EF(b) > EF(a),


maka ES(d) = EF(c)
Maka:
EF(5-6) = EF(4-5) + D =
13 + 3 = 16
Critical Path Method

Perhitungan Mundur
Aturan Keempat
Waktu mulai paling akhir suatu kegiatan sama dengan waktu selesai
paling akhir dikurangi kurun waktu berlangsungnya kegiatan yang
bersangkutan.
LS(i-j) = LF(i-j) – t
Maka LS(5-6) = EF(5-6) – D = 16 – 3 = 13
LS(4-5) = EF(4-5) – D = 13 – 4 = 9
LS(3-5) = EF(3-5) – D = 13 – 6 = 7
LS(2-4) = EF(2-4) – D = 9 – 3 = 6
LS(2-3) = EF(2-3) – D = 7 – 5 = 2
Critical Path Method
Aturan Kelima
Apabila suatu kegiatan terpecah menjadi 2 kegiatan atau lebih, maka waktu
paling akhir (LF) kegiatan tersebut sama dengan waktu mulai paling akhir (LS)
kegiatan berikutnya yang terkecil.

Jika LS(b) < LS(c) < LS(d)


maka LF(a) = LS(b)
Sehingga: LF(1-2) = LS(2-3) = 2 dan
LS(1-2) = EF(1-2) – D = 2 – 2 = 0
Daftar Pustaka
• Project Management Institute, A Guide to Project Management Body of Knowledge,
2008 edition.
• Anggara, H. Perencanaan dan Pengendalian Proyek dengan metode PERT-CPM :
Studi Kasus Fly Over Ahmad Yani, Karawang. Journal The Winners, Vol.6 No.2:155-
174. 2005
• Arianie, Ganesstri Padma & Nia Budi. Perencanaan Manajemen Proyek Dalam
Meningkatkan Efisiensi dan Efektifitas Sumber Daya Perusahaan (Studi Kasus : Qiscus
Pte Ltd). Jurnal Teknik Industri, Vol.12 No.3. September. 2017
• Caesaron, Dian & Andrey Thio. Analisa Penjadwalan Waktu Dengan Metode Jalur
Kritis dan PERT Pada Proyek Pembangunan Ruko. Journal Industrial
Engineering&Management System. Vol 8. No.2. August. 2015
• Erizal, DR. Ir. Perencanaan dan Pengendalian Proyek Konstruksi. 2010
• Dimyati, D.H., & Nurjaman, K. Manajemen Proyek. Pustaka Setia. Yogyakarta. 2014
• Project Management Institute. Practice Standard for Work Breakdown Structure.
Newton Square, Pennsylvania, USA. 2001.
• Kerzner, Harold. Project Management : A System Approach to Planning, Schedulling
and Controlling. John Willey&Sons, Inc. New York. 2009
• Levin, Richard I & Kirkpatrick Charles A.1972. Perentjanaan dan Pengawasan dengan
PERT dan CPM. Bhratara. Jakarta
Terima Kasih
Lily Kholida, S.T, M.T

Anda mungkin juga menyukai