Anda di halaman 1dari 18

Perencanaan dan

09
Modul ke:

Pengendalian Proyek
TEKNIK PERENCANAAN WAKTU PROYEK
KONSTRUKSI-METODE PNM(2)
Fakultas
FTSP Lily Kholida, S.T, M.T

Program Studi
Teknik Sipil
Precedence Diagram Method
Proses manajemen proyek meliputi :
1. Penyusunan jadwal (Schedulling), anggaran (budgeting), kebutuhan
sumber daya manusia (manpower palnning) dan sumber organisasi
yang lain.
2. Proses pengendalian (controlling), yang meliputi tiga fase yaitu :
– Perencanaan : mencakup penetapan sasaran, mendefinisikan
proyek dan organisasi timnya.
– Penjadwalan : menghubungkan orang, uang dan bahan untuk
kegiatan khusus dan menghubungkan masing-masing kegiatan
satu dengan yang lainnya.
– Pengendalian : mengawasi sumber daya, biaya, kualitas dan
anggaran. Selain itu pada fase ini dapat pula merevisi atau
mengubah rencana dan menggeser atau mengolah kembali
sumber daya agar dapat memenuhi kebutuhan waktu dan biaya.

Precedence Diagram Method

Adapun tujuan dari proses manajemen proyek adalah sebagai


berikut :
• Agar semua rangkaian kegiatan tersebut tepat waktu, dalam
hal ini tidak terjadi keterlambatan penyelesaian suatu proyek.
• Biaya yang sesuai, maksudnya agar tidak ada biaya tambahan
lagi diluar dari perencanaan biaya yang telah di rencanakan.
• Kualitas sesuai dengan persyaratan.
• Proses kegiatan sesuai persyaratan.
Precedence Diagram Method

Beberapa alat untuk mengendalikan pelaksanaan pekerjaan


konstruksi yang dikenal dalam pengendalian proyek, diantaranya
adalah :
KURVA
S

CPM

PDM
Precedence Diagram Method
PDM adalah satu satu teknik penjadwalan yang termasuk dalam
teknik penjadwalan Networking Planning atau rencana jaringan
kerja. Berbeda dengan AOA yang menitikberatkan kegiatan pada
anak panah. PDM menitikberatkan kegiatan pada node sehingga
disebut juga sebagai Activity On Node / AON

PDM memakai teknik penyajian secara grafis dengan memakai


diagram anak panah kotak serta kaidah-kaidah dasar logika
ketergantungan dalam menyusun urutan kegiatan pada suatu
proyek
Precedence Diagram Method
Aturan dalam penggunaan simbol AON sebagai
berikut :
• Jaringan biasanya dari kiri ke kanan;
• Satu aktivitas tidak dapat mulai sampai semua aktivitas
pendahulunya selesai;
• Panah-panah di dalam jaringan mengidentifikasikan
pendahulu dan alurnya;
• Panah dapat bersilangan;
• Dua aktivitas (node) yang saling berhubungan namun
tidak berpengaruh pada jadwal keseluruhan proyek,
dihubungkan dengan panah pelengkap (dummy),
biasanya digunakan pada AOA;
Precedence Diagram Method
Aturan dalam penggunaan simbol AON sebagai
berikut :
• Setiap aktivitas harus memiliki nomor identifikasi unik;
• Sebuah nomor identifikasi aktivitas harus lebih besar
dari aktivitas yang mendahuluinya; 8. Looping
(pemutaran balik) tidak diperbolehkan, jadi panah loop
tidak boleh ada;
• Pernyataan kondisi tidak diperbolehkan;
• Pengalaman menyarankan jika ada beberapa point
untuk memulai, satu node awal dapat digunakan untuk
mengidentifikasikan kapan proyek dimulai;
• Hal ini juga berlaku untuk mengidentifikasi akhir yang
jelas.
Precedence Diagram Method
HUBUNGAN LOGIKA KETERGANTUNGAN PDM
1. Konstrain selesai ke mulai – Finish to Start (FS)
Konstrain ini memberikan penjelasan hubungan antara mulainya suatu
kegiatan dengan selesainya kegiatan terdahulu. Dirumuskan sebagai FS
(i-j) = a yang berarti kegiatan (j) mulai a hari, setelah kegiatan yang
mendahuluinya (i) selesai. Proyek selalu menginginkan besar angka a
sama dengan 0 kecuali bila dijumpai hal-hal tertentu, misalnya :
1) Akibat iklim yang tak dapat dicegah.
2) Proses kimia atau fisika seperti waktu pengeringan adukan semen.
3) Mengurus perizinan.
Precedence Diagram Method
HUBUNGAN LOGIKA KETERGANTUNGAN PDM
2. Konstain mulai ke mulai – Start to Start (SS)
Memberikan penjelasan hubungan antara mulainya suatu kegiatan dengan
mulainya kegiatan terdahulu. Atau SS (i-j) = b yang berarti suatu kegiatan (j)
mulai setelah b hari kegiatan terdahulu (i) mulai. Konstrain semacam ini terjadi
bila sebelum kegiatan terdahulu selesai 100 % maka kegiatan (j) boleh mulai
setelah bagian tertentu dari kegiatan (i) selesai. Besar angka b tidak boleh
melebihi angka waktu kegiatan terdahulu. Karena per definisi b adalah
sebagian kurun waktu kegiatan terdahulu. Jadi disini terjadi kegiatan tumpang
tindih, misalnya : pelaksanaan kegiatan pasangan pondasi batu kali dapat
segera dimulai setelah pekerjaan galian pondasi cukup, misalnya setelah satu
hari.
Precedence Diagram Method
HUBUNGAN LOGIKA KETERGANTUNGAN PDM
3. Konstrain selesai ke selesai – Finish to Finish (FF)
• Memberikan penjelasan hubungan antara selesainya suatu kegiatan
dengan selesainya kegiatan terdahulu. Atau FF (i-j) = c yang berarti suatu
kegiatan (j) selesai setelah c hari kegiatan terdahulu (i) selesai. Konstrain
semacam ini mencegah selesainya suatu kegiatan mencapai 100% sebelum
kegiatan yang terdahulu telah sekian (=c) hari selesai. Angka c tidak boleh
melebihi angka kurun waktu kegiatan yang bersangkutan (j), misalnya :
pekerjaan perataan tanah tidak dapat dilakukan sebelum pekerjaan
pengangkutan tanah selesai.
Precedence Diagram Method
HUBUNGAN LOGIKA KETERGANTUNGAN PDM
4. Konstrain mulai ke selesai – Start to Finish (SF)
Menjelaskan hubungan antara selesainya kegiatan dengan mulainya kegiatan
terdahulu. Dituliskan dengan SF (i-j) = d, yang berarti suatu kegiatan (j) selesai
setelah d hari kegiatan (i) terdahulu mulai. Jadi dalam hal ini sebagian dari
porsi kegiatan terdahulu harus selesai sebelum bagian akhir kegiatan yang
dimaksud boleh diselesaikan, misalnya : pekerjaan instalasi lift harus sudah
selesai setelah beberapa hari dimulainya pekerjaan sistem elektrikal
Precedence Diagram Method
Jadi dalam menyusun jaringan PDM, khususnya menentukan urutan
ketergantungan, mengingat adanya bermacam konstrain tersebut, maka lebih
banyak faktor yang harus diperhatikan dibanding CPM. Faktor ini dapat dikaji
misalkan dengan menjawab berbagai pertanyaan berikut :
• Kegiatan mana yang boleh dimulai sesudah kegiatan tertentu a selesai,
berapa lama jarak waktu antara selesainya kegiatan a dengan dimulainya
kegiatan berikutnya.
• Kegiatan mana yang harus diselesaikan sebelum kegiatan tertentu boleh
dimulai dan berapa lama tenggang waktunya.
• Kegiatan mana yang harus dimulai sesudah kegiatan tertentu c dimulai dan
berapa lama jarak waktunya.
Precedence Diagram Method
TEKNIK PERHITUNGAN PDM
• Metode PDM adalah jaringan kerja yang termasuk klasifikasi Activity On
Node (AON). Di sini kegiatan dituliskan dalam node yang umumnya
berbentuk segi empat, sedangkan anak panah hanya sebagai penunjuk
hubungan antara kegiatan-kegiatan yang bersangkutan (Soeharto. 1999 :
279).

Adapun untuk menentukan kegiatan yang bersifat kritis dan lintasan kritis
dapat dilakukan melalui perhitungan maju (Forward Analysis) dan perhitungan
mundur (Backward Analysis) sebagai berikut :
Precedence Diagram Method
TEKNIK PERHITUNGAN PDM
Perhitungan maju dilakukan untuk mendapatkan Earliest Start (ES) dan Earliest
Finish (EF), jika lebih dari satu anak panah yang masuk dalam kegiatan maka
diambil yang terbesar. Kegiatan I adalah kegiatan predecessor, sedangkan
kegiatan J adalah kegiatan yang dianalisis. Besarnya ESj dan EFj adalah sebagai
berikut :
• ESj = ESi + SSij atau ESj = EFi + FSij
• EFj = ESi + SFij atau EFj = EFi + FFij atau ESj + Dj
• Jika tidak ada FSij atau SSij dan kegiatan non-splitable maka ESj = EFj - Dj.
Perhitungan mundur dilakukan untuk mendapatkan Latest Start (LS) dan Latest
Finish (LF), jika lebih dari satu anak panah yang keluar dari kegiatan maka
diambil yang terkecil. Kegiatan J adalah kegiatan successor, sedangkan
kegiatan I adalah kegiatan yang dianalisis. Besarnya LSi dan LFi adalah sebagai
berikut :
• LSi = LSj - SSij atau LSi = LFj - SFij atau LFi – Di
• LFi = LFj - FFij atau LFi = LSj - FSij
• Jika tidak ada FFij atau FSij dan kegiatan non-splitable maka LFi = LSi + Di.
Precedence Diagram Method
TEKNIK PERHITUNGAN PDM
Adapun lintasan kritis ditandai oleh beberapa keadaan sebagai berikut :
• ES = LS atau EF = LF atau LF – ES = Durasi kegiatan

Float : sejumlah waktu yang tersedia dalam suatu kegiatan sehingga kegiatan
tersebut dapat ditunda atau diperlambat dengan sengaja atau tidak, tanpa
menyebabkan keterlambatan penyelesaian proyek. Ada dua jenis float, yaitu :
Total float : sejumlah waktu yang tersedia untuk penundaan suatu kegiatan
tanpa memengaruhi penyelesaian proyek secara keseluruhan.
• Total Float (TF)i = Minimum (LSj - EFi)
Free float : sejumlah waktu yang tersedia untuk penundaan suatu kegiatan
tanpa memengaruhi dimulainya kegiatan yang langsung mengikutinya
• Free Float (FF)i = Minimum (ESj - EFi)
Precedence Diagram Method
TEKNIK PERHITUNGAN PDM
• Lag, menurut Husen (2008) adalah sejumlah waktu tunggu dari suatu
periode kegiatan J terhadap kegiatan I yang telah dimulai, terjadi pada
hubungan SS dan SF.
• Lead, menurut Husen (2008) adalah sejumlah waktu yang mendahului dari
suatu periode kegiatan J sesudah kegiatan I sebelum selesai, terjadi pada
hubungan FS dan FF
Daftar Pustaka
• Arianto, A. Eksplorasi Metode Bar Chart, CPM, PDM, PERT, LoB dan Time Chainage
Diagram Dalam Penjadwalan Proyek Konstruksi. Tesis. Universitas Diponegoro.
Semarang. 2010
• Chua DKH, Kog YC, Loh PK.. Critical Succes Factors For Different Projects
Objectivers. Journal of Contruction Engineering and Management . ASCE. 12
5(3):142 – 150.1999
• Glenwright Jr., Earl T. Let’s Scrap The Precedence Diagramming Method. AACE
International Transaction. PS.08.1-PS.08.6. 2004
• Husen, Abrar. Manajemen Proyek. Penerbit Andi. Yogyakarta. 2008
• Kalangi LA, Mandagi RJM, Walangitan DRO. Penerapan Precedence Diagram Method
dalam Konstruksi Bangunan. Jurnal Sipil Statik. 3(1):49-57. 2015
• Laksito, B. Studi Komparatif Penjadwalan Proyek Konstruksi Repetitif Menggunakan
Metode Penjadwalan Berulang (RSM) dan Metode Diagram Preseden (PDM). Media
Teknik Sipil. Surakarta. 2005
• Sandyavitri A. Pengendalian Dampak Perubahan Desain terhadap Waktu dan
Pekerjaan Konstruksi [skripsi]. Pekanbaru (ID): Universitas Riau. 2008
• Kerzner, Harold. Project Management : A System Approach to Planning, Schedulling
and Controlling. John Willey&Sons, Inc. New York. 2009
• Soeharto, Iman. Manajemen Proyek (Dari Konseptual sampai Operasional) Jilid 1dan
2 Edisi kedua. Penerbit Erlangga. Jakarta. 1999.
Terima Kasih
Lily Kholida, S.T, M.T

Anda mungkin juga menyukai