Anda di halaman 1dari 16

Metode Jalur Kritis atau Critical Path Method

Metode jalur kritis ( CPM ), atau analisis jalur kritis ( CPA ), adalah algoritme untuk menjadwalkan
serangkaian aktivitas proyek.

Dengan asumsi estimasi jangka waktu tiap jenis kegiatan di lakukan secara benar,maka jangka waktu
terpendek untuk membangun proyek ditentukan oleh jangka waktu terpanjang yang diperlukan untuk
menyelesaikan rangkaian kegiatan-kegiatan pembangunan proyek

Apabila jangka waktu terpanjang rangkaian kegiatan tersebut dapat diperpendek, maka jangka waktu
pembangunan proyek dapat diperoleh. Jangka waktu untuk menyelesaikan rangkaian atau path
kegiatan (yang terpanjang) menurut Armstrong merupakan waktu kritis (Critical) oleh karena itu
disebut juga dengan Critical path.

Pada metode jaringan kerja yang dikenal adanya jalur kritis, yaitu jalur yang memiliki rangkaian
komponen-komponen kegiatan, dengan total jumlah waktu terlama dan menunjukkan kurun waktu
penyelesaian proyek yang cepat.

Dengan kata lain Critical path adalah rangkaian kegiatan yang menentukan jangka waktu
pembangunan proyek.

Sebelum membuat jalur kritis dalam metode penjadwalan jaringan kerja AOA, haruslah diketahui
terlebih dahulu cara perhitungan durasi proyek yang terbagi dalam hitungan maju dan hitungan
mundur.Ada beberapa istilah yang terlibat sehubungan dengan perhitungan maju dan mundur metode
AOA sebagai berikut:

 Early Start (ES): waktu paling awal sebuah kegiatan dapat dimulai setelah kegiatan sebelumnya
selesai. Bila waktu kegiatan dinyatakan atau berlangsung dalam jam, maka waktu ini adalah
jam paling awal kegiatan dimulai.
 Late Start (LS): waktu paling akhir sebuah kegiatan dapat diselelesaikan tanpa memperlambat
penyelesaian jadwal proyek.
 Early Finish (EF): waktu paling awal sebuah kegiatan dapat diselesaikan sesuai dengan
durasinya. Bila hanya ada satu kegiatan terdahulu, maka EF suatu kegiatan terdahulu
merupakan ES kegiatan berikutnya.
 Late Finish (LF): waktu paling akhir sebuah kegiatan dapat dimulai tanpa memperlambat
penyelesaian proyek.
Model aktivitas (kegiatan) Metoda Jalur Kritis / CPM ditampikan seperti diagram dibawah ini

1. Perhitungan Maju

Dalam mengidentifikasikan jalur kritis dipakai suatu cara yang disebut hitungan maju dengan
aturan- aturan yang berlaku sebagai berikut:

a) Kecuali kegiatan awal, maka suatu kegiatan baru dapat dimulai bila kegiatan yang
mendahuluinya (Predecessor) telah selesai.
b) Waktu paling awal suatu kegiatan adalah = 0
c) Waktu selesai paling awal suatu kegiatan adalah sama dengan waktu mulai paling
awal, ditambah kurun waktu kegiatan yang bersangkutan.

EF = ES + D atau

EF (i-j) = ES (i-j) + D (i-j)

a) Bila suatu kegiatan memiliki dua atau kegiatan pendahulunya, maka ES-nya adalah EF
terbesar dari keiatan-kegiatan tersebut.
 Contoh perhitungan maju:

Bila hasil perhitungan diatas dibuat dalam suatu format akan dihasilkan tabulasi sebagai berikut:

1. Perhitungan Mundur

Perhitungan mundur dimaksudkan untuk mengetahui waktu atau tanggal paling akhir kita “masih”
dapat memulai dan mengakhiri kegiatan tanpa menunda kurung waktu penyelesaian proyek secara
keseluruhan, yang telah dihasilkan dari perhitungan maju. Atauran yang berlaku dalam perhitungan
mundur adalah sebagai berikut:

A .Hitungan mundur dimulai dari ujung kanan, yaitu dari hari terakhir penyelesaian proyek suatu
jaringan kerja.

B .Waktu dimulai paling akhir suatu kegiatan adalah sama dengan waktu selesai paling akhir,
dikurangi kurun waktu/durasi kegiatan yang bersangkutan, atau LS = LF – D.
C. Bila suatu kegiatan memiliki dua atau lebih kegiatan berikutnya, maka waktu paling akhir (LF)
kegiatan tersebut adalah sama dengan waktu mulai paling akhir (LS) kegiatan berikutnya yang terkecil.

Contoh perhitungan

Bila hasil perhitungan diatas dibuat dalam suatu format akan dihasilkan tabulasi sebagai
berikut:
2. Metode Jalur Kritis

Metode Jalur Kritis atau Critical Path Method (CPM) adalah jalur yang memiliki
rangkaian komponen-komponen kegiatan, dengan total jumlah waktu terlama dan
menunjukkan kurun waktu penyelesaian proyek tercepat. Jalur kritis terdiri dari
rangkaian kegiatan kritis, dimulai dari kegiatanpertama sampai kegiatan terakhir.
Pada jalur ini terletak kegiatankegiatan yang bila pelaksanaannya terlambat, akan
menyebabkan keterlambatan penyelesaian keseluruhan proyek, yang disebut kritis.

a) Sifat Jalur Kritis

b) Pada kegiatan pertama; ES = LS = 0

c) Pada kegiatan terakhir;

d) Total Float; FT = 0

Pada contoh perhitungan berikut, maka jalur kritis yang terjadi adalah

pada lintasan dengan kegiatan: A – C – E – F

Contoh perhitungan diatas menunjukkan proses perkiraan waktu penyelesaian proyek yang umumnya
tidak sama dengan total waktu hasil penjumlahan kurun waktu masing-masing kegiatan yang menjadi
unsur proyek, karena adanya kegiatan yang pararel.
Penyajian jalur kritis ditandai dengan garis tebal atau garis dengan warna yang berbeda, atau garis
ganda. Bila jaringan kerja hanya mempunyai satu titik awal dan satu titik akhir, maka jalur kritis juga
berarti jalur yang memiliki jumlah waktu penyelesaian tersebar (terlama), dan jumlah waktu tersebut
merupakan waktu proyek yang tercepat. Kadang-kadang dijumpai lebih dari satu jalur kritis dalam
jaringan kerja.
Critical Path Method (CPM) atau Metode Jalur Kritis merupakan model kegiatan proyek yang
digambarkan dalam bentuk jaringan. Kegiatan yang digambarkan sebagai titik pada jaringan dan
peristiwa yang menandakan awal atau akhir dari kegiatan digambarkan sebagai busur atau garis antara
titik. CPM memberikan manfaat sebagai berikut:
• Memberikan tampilan grafis dari alur kegiatan sebuah proyek,
• Memprediksi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah proyek,
• Menunjukkan alur kegiatan mana saja yang penting diperhatikan dalam menjaga jadwal
penyelesaian proyek.
Penyajian jalur kritis ditandai dengan garis tebal atau garis dengan warna yang berbeda, atau garis
ganda. Bila jaringan kerja hanya mempunyai satu titik awal dan satu titik akhir, maka jalur kritis juga
berarti jalur yang memiliki jumlah waktu penyelesaian tersebar (terlama), dan jumlah waktu tersebut
merupakan waktu proyek yang tercepat. Kadang-kadang dijumpai lebih dari satu jalur kritis dalam
jaringan kerja.
Dalam dunia kerja saat ini sangat dibutuhkan sekali koordinasi di berbagai bidang organisasi untuk
menyelesaikan suatu proyek dengan baik. Proyek adalah rangkaian tugas atau kegiatan yang
berhubungan dengan pencapaian beberapa tujuan yang direncanakan, biasanya tujuannya adalah
tunggal dan tidak berulang. Sebelum mengerjakan proyek, terdapat beberapa tahap pengelolaan
proyek, yaitu tahap perencanaan, tahap penjadwalan dan tahap pengkoordinasian. Tahap yang paling
menentukan untuk berhasil atau tidaknya suatu proyek yaitu tahap perencanaan dan tahap penjadwalan.
Tahap perencanaan merupakan dasar untuk proyek bisa berjalan dengan baik. Jika sebuah proyek tidak
direncanakan dengan baik, maka waktu penyelesaian suatu proyek tidak dapat diperkirakan dengan
tepat karena penyelesaian sebuah proyek itu bervariasi. Adapun penjadwalan adalah tahap
ketergantungan dari berbagai aktivitas yang membangun proyek secara keseluruhan dan disusun secara
sistematis dengan sumber daya yang digunakan secara efektif dan efisien.Untuk menyelesaikan
masalah manajemen proyek digunakan dua metode penjadwalan yaitu metode jalur kritis [critical path
method (CPM)] dan pendekatan program linier (linier programming).
Metode jalur kritis pada dasarnya merupakan metode penjadwalan yang berorientasi pada waktu.
Tujuan dari metode jalur kritis adalah untuk membangun hubungan antara waktu dan biaya proyek
dengan mengurangi target waktu dan mempertimbangkan biaya operasional. Program linier sendiri
merupakan metode matematika yang banyak digunakan dalam menyelesaikan masalah optimasi linier
di berbagai bidang. Permasalahan yang akan dikaji adalah bagaimana penggunaan metode jalur kritis
dan pendekatan program linier pada masalah manajemen suatu proyek sehingga dapat ditentukan
lamanya waktu penyelesaian proyek tersebut dengan biaya penyelesaian yang minimal dengan
mengeksplorasi kembali pembahasan pada referensi dan menerapkannya pada kasus proyek yang ada
pada referensi.

Manajemen Proyek dengan Metode Jalur Kritis

Suatu jaringan yang digunakan untuk merepresentasikan pengerjaan proyek dinamakan jaringan
proyek (project network). Suatu jaringan proyek terdiri dari simpul (ditampilkan sebagai lingkaran
kecil atau persegi panjang) dan busur (ditampilkan sebagai panah) untuk menghubungkan simpul-
simpul yang berbeda.Suatu path pada jaringan proyek adalah rute yang melalui busur-busur dari
simpul ”mulai” sampai simpul ”selesai”. Panjang dari jalur adalah total dari (perkiraan) durasi
kegiatan-kegiatan pada jalur tersebut. Jelas bahwa (perkiraan) durasi keseluruhan proyek sama dengan
panjang dari jalur terpanjang yang melalui jaringan proyek. Jalur terpanjang tersebut dinamakan jalur
kritis (critical path) .
Pada penjadwalan setiap unit kegiatan perlu ditentukan kapan waktu mulai dan waktu selesai jika tidak
terjadi penundaan. Waktu mulai dan waktu selesai dari setiap kegiatan jika tidak terjadi penundaan
dalam proyek disebut Earliest Start Time (ES) dan Earliest Finish Time (EF) dari kegiatan tersebut [3].
Hubungan antara ES dan EF dapat dirumuskan sebagai berikut:
EF = ES + (perkiraan) durasi kegiatan. Untuk menentukan ES, digunakan aturan berikut:

(i) Jika suatu kegiatan hanya mempunyai satu kegiatan pendahulu,maka ES untuk kegiatan
tersebut = EF dari kegiatan pendahulu.

(ii) Jika suatu kegiatan mempunyai lebih dari satu kegiatan pendahulu, maka ES untuk kegiatan
tersebut = EF maksimum dari kegiatan-kegiatan pendahulunya.
Selanjutnya juga dikenal Latest Start Time (LS), yaitu waktu paling akhir setiap kegiatan dapat dimulai
tanpa adanya penundaaan pada penyelesaian proyek (sehingga simpul ”selesai” masih dicapai pada
waktu selesai yang paling awal). Kemudian Latest Start Time (LF) memiliki definisi yang bersesuaian
dengan penyelesaian kegiatan tersebut.Hubungan antara LS dan LF adalah LS = LF - (perkiraan)
durasi kegiatan. Untuk menentukan LF digunakan aturan berikut [3]:

(i) Jika suatu kegiatan mempunyai satu kegiatan lanjutan, maka LF untuk kegiatan tersebut = LS
dari kegiatan lanjutannya.

(ii) Jika suatu kegiatan mempunyai lebih dari satu kegiatan lanjutan, maka LF untuk kegiatan
tersebut = LS minimum dari kegiatan-kegiatan lanjutannya. Slack untuk suatu kegiatan adalah selisih
antara waktu selesai paling akhir dan waktu selesai paling awal dari kegiatan tersebut, atau dapat
dirumuskan sebagai berikut:

slack = LF - EF.

Karena LF - EF = LS - ES, maka slack juga dapat dihitung dengan

slack = LS - ES.

Setiap kegiatan yang mempunyai nilai slack nol (LF

- EF = 0), maka kegiatan tersebut berada pada jalur kritis, artinya setiap penundaan yang terjadi di
sepanjang jalur ini akan menyebabkan penundaan pada penyelesaian proyek secara keseluruhan.
Crashing suatu kegiatan mengacu pada langkah- langkah khusus (yang mengeluarkan biaya)
untuk mengurangi durasi penyelesaian dari kegiatan tersebut. Crashing proyek mengacu pada
crashing sejumlah kegiatan untuk mengurangi durasi penyelesaian proyek di bawah waktu normal.
Metode CPM untuk time-cost trade-off adalah metode CPM yang berkaitan dengan menentukan
berapa banyak (jika ada) crash untuk masing-masing kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka
mengurangi durasi proyek ke waktu yang diinginkan.
Penerapan Metode Jalur Kritis dan Pendekatan Program Linier Pada Masalah Manajemen
Proyek

Untuk penerapan digunakan suatu proyek konstruksi yang bernama Reliable Co. Perusahaan
konstruksi Reliable Co tersebut baru saja memenangkan tender $6,500,000 untuk pembangunan
apartemen baru. Pembangunan apartemen tersebut mesti diselesaikan kurang dari dua tahun.
Untuk itu, dibuatlah kontrak sebagai berikut:

 Jika pembangunan apartemen tersebut tidak selesai dalam 80 minggu, maka Reliable Co akan
dikenakan denda sebesar $1,980,000.
 Jika pembangunan apartemen tersebut selesai lebih cepat yaitu dalam waktu 50 minggu, maka
Reliable Co akan diberikan bonus sebesar $990,000.

Pada jaringan proyek berskala kecil seperti Gambar, penentuan jalur kritis dengan mendata seluruh
jalur yang mungkin dan kemudian mencari jalur yang terpanjang masih mudah untuk dilakukan.
Namun, untuk jaringan proyek berskala besar, cara seperti ini tentunya menjadi tidak efisien.
Sebagai alternatif, digunakan metode jalur kritis yang memberikan prosedur yang sistematis
sehingga perhitungannya dapat dibuat lebih efisien (melalui program).

Berikut dijelaskan langkahlangkahnya dengan perhitungan manual yang diterapkan pada proyek
konstruksi Reliable Co.
Jaringan Proyek Konstruksi Reliable Co

Analisis jalur kritis dapat digunakan untuk semua jenis proyek, termasuk penelitian, engineering,
pengembangan produk, pengembangan perangkat lunak, konstruksi, dll. Jika pernyataan berikut
benar untukproyek yang Anda kerjakan maka metode jalur kritis mungkin sesuai:

 Aktivitas-aktivitas didefinisikan dengan baik dan saat selesai, akan menandai penyelesaian
proyek.
 Aktivitas diurutkan dan harus dilakukan sesuai urutan. Misalnya, material untuk proyek
konstruksi perlu diperoleh sebelum pekerjaan konstruksi dapat dimulai.
 Aktivitas dapat dihentikan dan dimulai secara terpisah di dalam urutan yang diberikan (tanpa
memperhitungkan aktivitas proses alur kontinu seperti pengilangan minyak).

Seperti yang Anda dapat lihat, manajemen proyek jalur kritis cocok untuk berbagai jenis industri dan
proyek. Namun Anda tidak perlu mengadopsi seluruh jalur kritis untuk memperoleh manfaat dari
efeknya.

Jika ada elemen CPM yang berfungsi untuk Anda, ada manfaatnya untuk mengintegrasikannya ke
dalam proses manajemen proyek Anda. Pada akhirnya, kemampuan beradaptasi merupakan kualitas
kunci bagi manajer proyek yang berhasil. Menggunakan jalur kritis pada tim Anda

Sekarang, setelah Anda mengetahui metode jalur kritis, ada baiknya memikirkan tentang bagaimana
Anda dapat menggunakannya di dalam organisasi Anda. Dropbox menawarkan beberapa alat yang
dapat membantu Anda mengimplementasikan analisis jalur kritis.

Misalnya, Dropbox Paper dapat membantu Anda mengelola seluruh peta jalan proyek Anda dari satu
lokasi, sehingga menjadi tempat yang ideal untuk memodelkan jalur kritis dalam manajemen proyek.
Pertamatama, gunakan templat perencanaan untuk memandu anggota tim Anda saat melaksanakan
proyek, di setiap tahapannya. Selanjutnya, delegasikan tugas-tugas kepada anggota tim yang sesuai,
buat daftar untuk dilakukan untuk memastikan bahwa proyek Anda berjalan sesuai kecepatan yang
optimal, dan gunakan alat manajemen tugas untuk mendapatkan gambaran tingkat tinggi dari tugas
yang diberikan kepada tim Anda. Pemikiran akhir Pada akhirnya, metode jalur kritis memberi Anda
kejelasan, menawarkan gambaran visual dari alur kerja keseluruhan proyek Anda, mulai dari awal
sampai akhir.
Dengan mengidentifikasi "jalur kritis" adalah berarti Anda dapat memastikan bahwa sumber daya
teralokasi ke tugas-tugas terpenting dan mengoptimalkan kecepatan dalam menyelesaikan dan
menyerahkan proyek-proyek penting.

Critical Path Method (CPM), adalah metode yang sangat berguna untuk menyusun perencanaan,
penjadualan danpengawasan / pengontrolan proyek. Perkiraan waktu yang digunakaan untuk
melaksanakan kegiatan dengan CPM bersifat deterministik. Tahapan perencanaan dimulai dengan
memecah / menguraikan proyek menjadi kegiatan- kegiatan {aktivities).

Perkiraan waktu untuk kegiatan-kegiatan ini kemudian ditentukan dengan diagram jaringan kerja
{network) yang dinyatakan dengan gambar anak panah {arrow) mulai dibuat. Panjang anak panah
menentukan kegiatan (activity). Keseluruhan diagram anak panah memberikan suatu representasi
grafts mengenai keterkaitan antara berbagai kegiatan suatu proyek. Pembentukan diagram anak panah
sebagai tahap perencanaan, mempunyai kebaikan yaitu berguna untuk mempelajari jenis pekerjaan
yang berbeda secara rinci, juga dapat menirabulkan saran untuk perbaikan sebelum proyek
dilaksanakan.

Yang lebih penting lagi ialah kegunaannya untuk mengembangkan suatujadual untuk proyek (project
scheduling) Untuk menyatakan unsur waktu dalam jaringan kerja, dibedakan antara waktu yang
terpakai untuk menyelesaikan aktivitas {duration), dan waktu untuk menyelesaikannkejadian {event),
yang disebut juga waktu kejadian{event time). Dasar pengendalian waktu dengan lintasan kritis ialah
memisahkan pos-pos pekerjaan, kemudian diklasifikasi ke dalam pekerjaan kritis dan pekerjaan non
kritis. Ada beberapa pekerjaan non kritis dapat juga diklasifikasikan lebih lanjut menjadi pekerjaan
subkritis. Dalam hal ini unsur waktu memegang peranan yang sangat penting. Jika dalam suatu
rangkaian jaringan kerja telah diketahui durasi dari masing-masing aktivitas, maka saat tiap-tiap event
dan jangka waktu penyelesaian pekerjaan secara keselumhan dapatdiketahui. Tujuan akhir dari tahap
penjadwalan adalah membentuk a time chart yang dapat menunjukkan waktu mulai dan selesainya
setiap kegiatan dan hubungannya satu sama lain dalam proyek. Jadual hams mampu menunjukkan
kegiatan-kegiatan yang kritis dilihat dari segi waktu dan memerlukan perhatian yang khusus kalau
proyek hams selesai tepat pada waktunya. Bagi kegiatan-kegiatan yang tidak tergolong kritis, jadual
hams menunjukkan banyaknya waktu yang mengambang (float time slack) yang dapat dipergunakan
ketika kegiatan tertunda atau kalau sumber daya yang terbatas dipergunakan secara efektif (mencapai
sasaran/tujuan yang dikehendaki). ketika kegiatan tertunda atau kalau sumber daya yang terbatas
dipergunakan secara efektif (mencapai sasaran/tujuan yang dikehendaki).
Pada tahap akhir pada manajemen proyek adalah pengawasan proyek (project control). Hal ini
meliputi penggunaan anah panah dan grafik waktu (time chart) untuk membuat laporan kemajuan
secara periodik. Jaringan kerja (network) perlu diperbahami dan kalua perlu sebuah jadwal bam
ditentukan untuk sisa bagian proyek yang belum selesai. Dalam penggunaan Critical Path Method,
penting sekali ditetapkan umtan-umtan kegiatan sesuai dengan construction methodnya. Sebagai
contoh pengecoran beton bam dapat dilaksanakan sesudahpekerjaan bekisting dan pekerjaan
pembesian selesai dilaksanakan

Syarat menyusun/menggambar suatu network diagram adalah sebagai berikut:


a. Hams mudah dibaca.
b. Hams dimulai dari suatu kejadian(event) dan diakhiri pada suatu kejadian pula.
c. Anak panah boleh digambarkan dengan garis lurus, boleh garis patah tetapi tidak boleh
garis lengkung.

a. Sedapat mungkin dihindari perpotongan antara anakpanah.


b. Antara dua kejadian hanya boleh ada satu anak panah.
c. Tidak boleh ada dummy yang tidak perlu.

23 Project Evaluation and Review Technique (PERT) Bila CPM memperkirakan waktu
komponen kegiatan proyek dengan pendekatan deterministik satu angka yang mencerminkan
adanya kepastian, maka PERT direkayasa untuk menghadapi situasi dengan kadar ketidakpastian
(uncertainty) yang tinggi pada aspek kumn waktu kegiatan. Situasi ini misalnya dijumpai pada
proyek penelitian dan pengembangan, sampai menjadi produk yang sama sekali bam. PERT
memakai pendekatan yang menganggap bahwa kumn waktu kegiatan tergantung pada banyak
faktor dan variasi, sehingga lebih baik perkiraan diberi rentang (range), yaitu dengan memakai
tiga angka estimasi, yaitu a, b,dan m yang mempunyai arti sebagai berikut:

 a = kumn waktu optimistik (optimisticdurationtime) yaitu waktu tersingkat untuk


menyelesaikan kegiatan bila segala sesuatunya berjalan mulus.Waktu demikian
diungguli hanya sekali dalam seratus kali bila kegiatan tersebut dilakukan berulang-
ulang dengan kondisi yang hampir sama.
 m = kurun waktu paling mungkin (most likely time) yaitu kumn waktu yang paling
sering terjadi dibanding dengan yang lainbila kegiatan dilakukan berulang-ulangdengan
kondisi yang hampir sama. b= kumn waktu pesimistik (pessimistic duration time) yaitu
waktu paling lamauntukmenyelesaikan kegiatan, yaitu bila segala sesuatunya serba tidak
baik. Waktu demikian dilampaui hanya sekali dalam seratus kali, bila kegiatan tersebut
dilakukan berulang- ulangdengan kondisi 10 yang hampir sama. Setelah menentukan
estimasi angka- angka a, m, dan b, maka tindak selanjutnya adalah memmuskan
hubungan ketiga angka tersebut menjadi satu angka, yang disebut te atau kumn waktu
yang diharapkan (expected duration time). Angka te adalah angka rata-rata kalau
kegiatan tersebut dikerjakan berulang-ulang dalam jumlah yang besar.

Lebih lanjut, dalam menentukan te dipakai asumsi bahwa ke mungkinan terjadinya peristiwa
optimistik(a) dan pesimistik(6) adalah sama. Sedang jumlah kemungkinan terjadinya peristiwa
paling mungkin (m) adalah 4 kali lebih besar dari kedua peristiwa di atas. Sehingga bila ditulis
dalam mmus adalah sebagai berikut: Kumn waktu yang diharapkan : te = ( a + Am + b ) (116)
Besarnya deviasi standar kegiatan berdasar PERT : S = (l/6)(b-a)

Sedangkan untuk varians kegiatannya :


V(te) = S2=[(l/6)(b-a)]2 Seperti halnyaCPM, PERT ini termasuk ke dalam klasifikasi diagram
AOA(Activity On Arrow). PDM adalah jaringan kerja yang termasuk klasifikasi AON
(Activity On Node), dimana kegiatan ditulis dalam node(biasanya berbentuk segi empat) dan
anak panah sebagai petunjuk hubungan antara kegiatankegiatan yang ber-sangkutan. Dalam
PDM diperkenankan adanya hubungan tumpang tindih (overlaping) yaitu suatu pekerjaan
berikutnya bisa dikerjakan tanpa hams menunggu pekerjaan terdahulu (predecessor)selesai
100%, sehingga PDM tidak mengenal istilah ke giatan semu antara dua kegiatan yang tidak
membutuhkan waktu dan sumber daya (dummy).

Oleh karena itu, untuk proyek yang besar dengan berbagai jenis pekerjaan yang saling
tumpang tindih dan bemlang-ulang akan lebih tepat bila menggunakan PDM karena akan
menghasilkan diagram lebih sederhana dan tidak kompleks. Dalam PDM, kotak (node)
menandai suatu kegiatan sehingga hams dicantumkan identitas kegiatan dan kumn waktu
(durasi) sedangkan peristiwa mempakan ujung- 12 ujung kegiatan. Setiap node mempunyai
dua peristiwa yaitu peristiwa awal dan akhir.
Ruangan dalam node dibagi menjadi bagian-bagian kecil yang berisi keterangan dari
berbagai kegiatan dan peristiwa yang bersangkutan antara lain: kurun waktu kegiatan(D),
identitas kegiatan(nomor dan nama),mulai dan selesainya kegiatan (ES,LS,EF,LF,dan Iain-
lain). Pada PDM dikenal empat macam hubungan aktifitas yaitu:

1. Finish to Start (FS) yaitu hubungan yang menunjukkan bahwa mulainya aktifitas berikutnya
tergantung pada selesainya aktifitas sebelumnya. Selang waktu menunggu berikutnyadisebut lagi
(terlambat tertunda). Jika FS(ij) =0 berati aktifitasj dapat langsungdimulai setelah aktifitas i
selesai dan jika FS(ij)= x hari berartiaktifitas j boleh dimulai setelah x hari selesai aktifitas i.
2. Start to Start (SS) yaitu hubungan yang menunjukkan bahwa mulainya aktifitas sesudahnya
tergantung pada mulainya aktifitas sebelumnya. Selang waktu antara kedua aktifitas tersebut
disebut lead (mendahului). Jika SS(iJ) = 0 artinya kedua aktifitas(i dan j) dapat dimulai bersama-
sama dan jikaSS(ij) = x hari berarti aktifitasj boleh dimulai setelah aktifitas i berlangsungx hari.
3. Finish to Finish (FF) yaitu hubungan yang menunjukkan bahwa selesainya aktifitas berikutnya
tergantung pada selesainya aktifitas sebelumnya. Selang waktu antara dimulainya kedua aktifitas
tersebut disebut lag. Jika FF(ij) = 0 artinya kedua aktifitas (i danj) dapat selesai secara bersamaan,
jika FF(i,j) = x hari berarti aktifitasj selesai setelah x hari aktifitas i selesai dan jika FF(ij) = -x hari
berarti aktifitas j selesai x hari lebih dahulu dari aktifitas i.
4. Start to Finish
(SF) yaitu hubungan yang menunjukkan bahwa selesainya aktifitas berikutnya tergantung pada
mulainya aktifitas sebelumnya. Selang waktu antara dimulainya kedua aktifitas tersebut disebut lead.
Jika SF(ij)= x hari berarti aktifitas j akan selesai setelah x hari dari saat dimulainya aktifitas i. Jadi
dalam hal ini sebagian dari porsi kegiatan terdahulu hams selesai sebelum bagian akhir kegiatan yang
dimaksud boleh diselesaikan.
Kadang-kadang dijumpai satu kegiatan memiliki hubungankonstrain dengan lebih dari satu kegiatan
lain yang disebut multikonstrain. Jadi dalam menyusunjaringan PDM, khususnya menentukan urutan
ketergantungan, mengingat bermacam konstrainmaka lebih banyak faktor yang lebih diperhatikan
antara lain:
1. Kegiatan mana boleh mulai sesudah kegiatan tertentu selesai, berapa lama jarak waktu
antaranya.
2. Kegiatan mana harus mulai sesudah kegiatan tertentu mulai dan berapa lama jarak waktunya.
3. Kegiatan mana harus diselesaikan sesudah kegiatan tertentu selesai, berapa lama jarak waktu
antaranya. Kegiatan mana herus diselesaikan sesudah kegioatan tertentu boleh mulai dan
berapa lama jarak waktu antaran
Kesimpulan

Metode jalur kritis ( CPM ), atau analisis jalur kritis ( CPA ), adalah algoritme untuk
menjadwalkan serangkaian aktivitas proyek. Dengan asumsi estimasi jangka waktu tiap jenis
kegiatan di lakukan secara benar,maka jangka waktu terpendek untuk membangun proyek
ditentukan oleh jangka waktu terpanjang yang diperlukan untuk menyelesaikan rangkaian
kegiatan-kegiatan pembangunan proyek.

Daftar Pustaka

http://lingkarlsm.com/apa-itu-cpm-critical-path

https://repository.dinus.ac.id/docs/ajar/materi_cpm_dan_contoh_soal.pdf

https://www.ruang-sipil.com/2018/01/metode-jalur-kritis-atau-critical-path.html

http://repository.untag-sby.ac.id/6728/3/BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai