Anda di halaman 1dari 32

Manajeman proyek

Manajemen proyek merupakan proses merencanakan, mengorganisasikan,


memimpin, dan mengendalikan kegiatan anggota organisasi serta sumber daya
lainnya sehingga dapat mencapai sasaran organisasi telah ditentukan sebelumnya
(Soeharto, 1999). Tujuan dari manajemen proyek adalah untuk dapat mengelola
fungsi-fungsi manajemen hingga diperoleh hasil optimum sesuai dengan persyaratan
yang ada dan telah ditetapkan serta untuk dapat mengelola sumber daya yang
seefisien dan seefektif mungkin.
Fungsi Manajemen Proyek Beberapa fungsi dari manajemen proyek (Dimyati dan
Nurjaman, 2014), adalah:
1. Fungsi perencanaan (Planning) Fungsi ini bertujuan dalam pengambilan keputusan
yang mengelola data dan informasi yang dipilih untuk dilakukan di masa mendatang,
seperti menyusun rencana jangka panjang dan jangka pendek, dan lain-lain.
2. Fungsi Organisasi (Organizing) Fungsi organisasi bertujuan untuk mempersatukan
kumpulan kegiatan manusia, yang memiliki aktivitas masing-masing dan saling
berhubungan, dan berinteraksi dengan lingkungannya dalam rangka mencapai tujuan
organisasi, seperti menyusun lingkup aktivitas, - lain.
3. Fungsi Pelaksanaan (Actuating) Fungsi pelaksanaan bertujuan untuk
menyelaraskan seluruh pelaku organisasi terkait dalam melaksanakan kegiatan/
proyek, seperti pengarahan tugas serta motivasi, dan lain-lain.
4. Fungsi Pengendalian (Controlling) Fungsi pengendalian bertujuan untuk mengukur
kualitas penampilan dan penganalisisan serta pengevaluasian kegiatan, seperti
memberikan saran-saran perbaikan, dan lain-lain.
file:///C:/Users/ACER/Downloads/
PERENCANAAN_MANAJEMEN_PROYEK_DALAM_MENINGKATKAN_EF.p
df
Sejarah
Metode jaringan kerja diperkenalkan menjelang akhir dekade 1950-an, oleh suatu tim
engineer dan ahli matematika dari perusahaan Du-Pont bekerja sama dengan Rand
Corporation, dalam usaha mengembangkan suatu sistem kontrol manajemen. Sistem
ini dimaksudkan untuk merencanakan dan mengendalikan sejumlah besar kegiatan
yang memiliki hubungan ketergantungan yang kompleks dalam masalah desain-
engineering, konstruksi, dan 9 pemeliharaan. Usaha-usaha ditekankan untuk mencari
metode yang dapat meminimalkan biaya, dalam hubungannya dengan kurun waktu
penyelesaian suatu kegiatan. Sistem tersebut kemudian dikenal sebagai metode jalur
kritis, (Critical Path Method-CPM). Pada waktu yang hampir bersamaan, secara
terpisah dinas angkatan laut Amerika Serikat mengembangkan pula sistem kontrol
manajemen dalam rangka mengelola proyek pembuatan peluru kendali Polaris.
Proyek ini melibatkan ribuan konsultan desain-engineering, subkontraktor, supplier,
dan berbagai jawatan pemerintah dan sosial. Sistem kontrol tersebut yang dinamakan
teknik evaluasi dan review proyek (Project Evaluation and Review Technique-
PERT), telah berhasil sebagai sarana koordinasi dan mempercepat penyelesaian
jadwal proyek lebih dari dua tahun. Meskipun kedua sistem di atas dikembangkan
secara terpisah oleh pelaku-pelaku yang berlainan, tetapi hasilnya memiliki banyak
kesamaan. Keduanya memakai teknik penyajian secara grafis dengan memakai
diagram anak panah, lingkaran serta kaidah kaidah dasar logika ketergantungan
dalam menyusun urutan kegiatan. Perbedaan yang substansial terletak dalam
memperkirakan kurun waktu kegiatan. PERT memakai tiga angka estimasi bagi
setiap kegiatan, yaitu optimistik, pesimistik, dan paling mungkin. Dengan
memberikan rentang waktu ini, metode PERT bermaksud menampung adanya unsur-
unsur yang belum pasti, kemudian menganalisis kemungkinan-kemungkinan sejauh
mana proyek menyimpang atau memenuhi sasaran jadwal penyelesaian. Oleh karena
itu, PERT banyak digunakan dalam bidang penelitian dan pengembangan, yang
seringkali memiliki unsur waktu (periode) dari masing-masing kegiatan yang belum
menentu. Sebaliknya, CPM menggunakan satu angka estimasi dan dalam praktek
lebih banyak dipergunakan oleh kalangan industri atau proyek-proyek engineering
konstruksi. Adapun konsep dasar PDM (Precedence Diagramming Method)
diperkenalkan oleh J.W. Fondahl dari Universitas StanfordUSA pada awal dekade
1960-an. Kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh perusahaan IBM dalam rangka
penggunaan komputer untuk memproses hitungan-hitungan yang berkaitan dengan
metode PDM. Bila CPM dan PERT digambarkan sebagai kegiatan pada anak panah
atau activity on arrow (AOA), maka PDM adalah kegiatan pada node atau activity on
node (AON). Metode PDM menghasilkan jaringan kerja yang relatif sederhana
dibanding CPM atau PERT, terutama untuk kegiatan yang oleh karena satu dan lain
hal perlu dipecah-pecah menjadi subkegiatan.

Pembuatan jaringan
metode Jalur Kritis (Critical Path Method - CPM), yakni metode untuk merencanakan
dan mengawasi proyekproyek merupakan sistem yang paling banyak dipergunakan
diantara semua 5 sistem lain yang memakai prinsip pembentukan jaringan. CPM
merupakan analisa jaringan kerja yang berusaha mengoptimalkan biaya total proyek
melalui pengurangan atau percepatan waktu penyelesaian total proyek yang
bersangkutan.
http://eprints.undip.ac.id/26423/2/
OPTIMALISASI_PELAKSANAAN_PROYEK_DENGAN_METODE_PERT_DAN
_CPM-JURNAL.pdf
Aturan dan syarat jaringan
Ketergantungan atau hubungan antar aktivitas merupakan bahan dasar dalam
menyusun penjadwalan proyek. Terdapat 3 (tiga) aturan dasar dalam menyusun
urutan aktivitas.
 Ketergantungan Mandatori (Mandatory Dependencies) ; ketergantungan yang tidak
dapat dipisahkan antar aktivitas/pekerjaan. Misalnya, pengujian program tidak dapat
dilakukan sebelum pembuatan program telah diselesaikan.
 Ketergantungan Lepas (Discretionary Dependencies) ; ketergantungan yang
ditentukan oleh tim proyek. Sebagai contoh, dalam rangka mendapatkan hasil desai
yang baik, tim proyek mungkin belum akan memulai pekerjaan desain selama
pekerjaan analisis sistem belum selesai sepenuhnya walaupun sebenarnya desain
sistem sudah dapat dimulai tanpa harus menunggu pekerjaan analisis sistem
diselesaikan semuanya.
 Ketergantungan Eksternal (External Dependencies) ; ketergantungan antara
aktivitas proyek dengan aktivitas non proyek. Sebagai contoh, pekerjaan instalasi
sistem operasi dan program aplikasi mungkin akan tergantung pada ketersediaan
hardware baru yang dipasok oleh suplier.
https://repository.dinus.ac.id/docs/ajar/05-Manajemen_Waktu_Proyek.pdf

Syarat Dasar Proyek


1. Membuat batasan proyek
2. Mengajukan usulan untuk menggunakan waktu & faktor produksi
3. Mendapatkan persetujuan dari yang berwenang (yang menawarkan proyek)
4. Kesediaan untuk bekerja sama
5. Adanya keterbatasan dari orang yang berwenang dalam pelaksanaan proyek
6. Pemberian informasi terhadap pihak yang terlibat pada proyek.
7. Pimpinan proyek diserahi dengan tugas yang terbatas dan wewenang yang
sah.
8. Kemungkinan karyawan baru.
9. Pengawasan dan ruang.
10. Saham pihak lain.
https://widuri.raharja.info/index.php?
title=Manajemen_Proyek_(MJ110)#Syarat_Dasar_Proyek

Contoh soal berikut akan mengilustrasikan analisis Jaringan CPM/PERT dan analisis
Probabilitasnya :
Dengan jaringan AON dan perkiraan waktu aktivitas berikut, tentukan waktu
penyelesaian proyek dan varians yang diperkirakan, serta probabilitas proyek tersebut
dapat diselesaikan dalam 28 hari atau kurang :

Solusi :
Langkah 1 : Hitung Waktu dan varians Aktivitas yang Diperkirakan
Dengan mengunakan rumus berikut, hitung waktu dan varians yang diperkirakan
untuk setiap aktivitas:

Sebagai contoh, waktu dan varians yang diperkirakan untuk aktivitas 1 adalah:

Nilai-nilai ini serta waktu dan varians yang diharapkan sisanya untuk setiap aktivitas
adalah :

Activity t v

1 9 4
2 10 1
3 5 4/9
4 3 4/9
5 6 4/9
6 3 0
7 4 1/9

Langkah 2: Tentukan Waktu Tercepat dan Terakhir di Setiap Noda


Waktu aktivitas tercepat dan terakhir dan kekenduran aktivitas disajikan pada
jaringan berikut :
Langkah 3: Identifikasi Jalur Kritias dan Hitung Waktu Penyelesaian Proyek
dan varians yang Diperkirakan
Setelah mengamati jaringan yang sudah dijabarkansebelumnya dan aktivitas-aktivitas
yang tidak mempunyai kekenduran(yaiti,S=0), kita dapat
mengidentifikasi jalus kritisnya sebagai 1→3→5→7.Waktu penyelesaian proyek
yang diperkirakan (tp) adalah 24 hari, varians tersebut dihitung dengan menjumlahkan
varians untuk aktivitas-aktivitas dalam jalur kritis :

Langkah 4: Tentukan Probabilitas normal berikut mendeskripsikan analisis


probabilitas:
Hitung Z dengan menggunakan Rumus berikut :

Probabilitasnya dari Tabel kurva Normal dalam Lampiran A adalah 0,4633: Jadi,

Contoh Soal Tabel Jaringan


Dari tabel berikut tentukan garis edar kritis dan waktu penyelesaian proyek
pembanguan rumah :

Jaringan proyek untuk membangun rumah


penentuan lintasan 🥛= Olis

1.
1. Analisis CPM
Metode Jalur Kritis atau Critical Path Method (CPM) adalah suatu
metode perencanaan dan pengendalian proyek yang merupakan sistem yang
paling banyak digunakan diantara semua sistem yang memakai prinsip
pembetukan jaringan. Dengan CPM, jumlah waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan berbagai tahap suatu proyek dianggap diketahui dengan pasti,
demikian pula hubungan antara sumber yang digunakan dan waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan proyek. Jadi CPM merupakan analisa
jaringan kerja yang berusaha mengoptimalkan biaya total proyek melalui
pengurangan waktu peneyelesaian total proyek yang bersangkutan.
CPM membuat asumsi bahwa waktu aktifitas diketahui pasti, sehingga
hanya diperlukan satu faktor waktu setiap aktifitas, sedangkan pada CPM
dipakai cara deterministikm, yaitu memakai satu angka estimasi. Jadi, jangka
waktu untuk menyelesaikan pekerjaan dianggap diketahui, kemudian pada
tahap berikutnya diadakan pengkajian lanjut untu memperpendek jangka
waktu. CPM adalah tenik yang digunakan untuk melakukan perencanaan
proyek menggunakan algoritma matematis.
Teknik penyusunan jaringan kerja yang terdapat pada CPM, sama
dengan yang digunakan pada PERT. Perbedaan yang terlihat adalah bahwa
PERT menggunakan activity oriented, sedangkan dalam CPM menggunakan
event oriented. Pada activity oriented anak panah menunjukkan pekerjaan
dengan beberapa keterangan aktivitasnnya, sedangkan event oriented pada
pada peristiwa yang merupakan pokok perhatuan dari suatu aktivitas.
Untuk menentukan waktu penyelesaian proyek, maka harus
diidentifikasi apa yang disebut jalur kritis. Untuk menyelesaikan proyek,
semua jalur harus dilewati. Oleh karena itu, harus ditentukan jumlah waktu
yang dibutuhkan untuk berbagai jalur tersebut, jalur terpanjang yang dilewati
menentukan total waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek. Jika
aktifitas pada kalur terpanjang ditunda, maka seluruh proyek akan mengalami
keterlambatan. Aktifitas jalur terpanjang merupakan aktifitas jalur kritis, dan
kalur terpanjang itu disebut jalur kritis. Dalam metode PERT dan CPM
masalah utama yaitu teknik untuk menentukan jadwal kegiatan beserta
anggaran biayanya dengan maksud pekerjaan-pekerjaan yang telah terjadwal
dapat diselesaikan secara tepat waktu serta tepat biaya.
Jalur Kritis
- Jalur kritis adalah jalur yang menunjukan kegiatan dari awal sampai dengan
akhir kegiatan pada diagram jaringan.
- Kegiatan kritis adalah kegiatan yang apabila ditunda akan mempengaruhi
waktu penyelesaian proyek.
Pada metode jalur kritis dapat digunakna untuk menghitung waktu
mulai tercepat, waktu selesai tercepat, waktu mulai terlambat, waktu selesai
terlambat, dan waktu penundaan dari suatu kegiatan dengan analisis Forward
Pass dan Backward Pass pada penggambaran diagram jaringan kerja.
Jalur kritis merupakan urutan dari kegiatan-kegiatan yang mewakili
jalur yang paling panjang atau yang paling lama dalam proses penyelesaian

Gambar 1. Simbol node dengan waktu kegiatan


suatu proyek. Jadi jalur kritis inilah yang dijadikan acuan lama waktu
pengerjaan proyek sampai proyek selesai. Untuk bisa mengetahui jalur kritis
ini, diperlukan perhitungan-perhitungan untuk mencari nilai dari ES, LS, EF,
LF dan Slack. Nilai-nilai tersebut nanti akan diikuti sertakan dalam proses
penggambaran diagram jaringan kerja seperti gambar berikut ini.

Keterangan :
a. ES (Earliest Start) merupakan titik waktu yang paling cepat dimana suatu
kegiatan bisa mulai dikerjakan.
b. EF (Earliest Finish) merupakan titik waktu yang paling cepat dimana sutu
kegiatan bisa diselesaikan.
c. LS (Latest Start) merupakan titik waktu yang paling lambat dimana suatu
kegiatan bisa mulai dikerjakan.
d. LF (Latest Finish) merupakan titik wkatu yang paling lambat dimana siatu
kegiatan bisa diselesaikan.
e. T (Time) merupakan nilai waktu dari kegiatan yang diperlukan dalam
penyelesaian kegiatan tersebut.
Dalam mencari nilai dari variabel-variabel di ats, maka diperlukan dua
metode, yaitu :
a. Forward Pass (Jalur Maju)
Forward Pass merupakan teknik yang ada dalam mencari jalur kritis yang
digunakan untuk menghitung waktu paling cepat (ES) dan selesai paling
cepat (EF) dengan proses penjumlagan waktu kegiatan dimulai dari
kegiatan awal sampai pada kegiatan akhir.
Rumusnya : EF=ES+t
b. Backward Pass (Jalur Mundur)
Backward Pass merupakan teknik yang ada dalam mencari jalur kritis
yang digunakan untuk menghitung waktu mulai paling lambat (LS) dan
selesai paling lambat (LF) dengan proses pengurangan waktu kegiatan
dimulai dari kegiatan akhir sampai pada kegiatan awal.
Rumusnya : LS=LF−t
Slack atau disebut juga float merupakan banyaknya waktu dari suatu
kegiatan yang dapat dilakukan penundaan dari tanggal mulai awal tanpa
mempengaruhi waktu penyelesaian dari proyek dan tidak melebihi batasan
waktu jadwal kegiatan yang ada. Jalur kritis adalah suatu jalur pada
jaringan kerja yang mana kegiatan-kegiatan yang ada pada jalur tersebut
tidak memiliki waktu luang sama sekali berarti memiliki nilai slack sama
dengan nol.
Rumusnya : Slack=LF−EF atau Slack=LS−ES
Adapun cara sederhana menentukan jalur kritis tanpa perlu menghitung
slack yaitu dengan melihat diagram jaringan kerja yang sudah dibuat lalu
cari kegiatan yang memiliki nilai ES=LS atau nilai EF=LF .
Langkah dasar dalam menggunakan metode CPM sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi proyek dan menyiapkan struktur pecahan kerja
2. Membangun hubungan anatara kegiatan.memutuskan kegiatan mana
yang harus lebih dahulu dikerjakan dan mana yang harus mengikuti
yang lain.
3. Menggambarkan jaringan yang menghubungkan keseluruhan kegiatan
4. Menetapkan pikiran waktu dan/atau biaya untuk tiap kegiatan
5. Menghitung jalur waktu terpanjang melalui jaringan. Ini yang disebut
jalur kritis.
6. Menggunakan jaringan untuk membantu perencanaan, penjadwalan,
dan pengendalian proyek.

Sebuah jaringan CPM/PERT digambar dengan cabang dan noda


seperti tampak dalam gambar 2. Cabang dengan anak panah antar-
nodenya mengindikasikan hubungan preseden antaraktivitas. Sebagai
contoh, dalam gambar 2, aktivitas 1 yang diwakili oleh node 1,
mendahului aktivitas 2, dan 2 harus terselesaikan sebelum 3 dapat dimulai.
Pendekatan untuk membangun jaringan ini disebut aktivitas pada noda
(activity-on-node-AON). Alternatifnya dengan PERT, cabang di antara
node-node mewakili aktivitas, dan node mencerminkan peristiwa atau titik

Gambar 2. Node dan Cabang


dalam waktu seperti berakhirnya satu aktivitas dan dimulainya aktivitas
yang lain. Pendekatan ini disebut aktivitas pada anak panah (activity-on-
arrow-AOA), dan aktivitasnya diidentifikasi dengan angka node diawal
dan akhir dari suatu aktivitas (sebagai contoh, aktivitas 12, yang
mendahului aktivitas 23 dalam gambar 2).
Untuk mendemonstrasikan cara menggambar jaringan AOA,
contoh dalam membangun rumahjaringan CPM/PERT untuk proyek ini
tampak dalam gambar 3. Hubungan presedennya dicerminkan dalam
jaringan ini dengan pengaturan cabang yang memiliki anak panah
(terarah). Aktivitas pertama dalam proyek ini adalah untuk mendesain
rumah dan mendapatkan pendanaan. Aktivitas ini harus diselesaikan
sebelum semua aktivitas berikutnya dapat dimulai. Jadi, aktivitas 23
meletakan fondasi, dan aktivitas 24, memesan dan menerima material,
hanya dapat dimuka saat node 2 telah terealisasi, yang mengindikasikan
bahwa aktivitas 12 telah terselesaikan. Angka 3 diatas cabang ini
menanndakan perkiraan waktu selama 3 bulan untuk penyelesaian
aktivitas. Aktivitas 23 dan aktivitas 24 dapat terjadi secara
bersamaan; keduanya tidak tergantung satu sama lain, tetapi tergantung
pada penyelesaian aktivitas 1 2.
Gambar 3.Jaringan terkembang yntuk membangun sebuah rumah,
memperlihatkan aktivitas-aktvitas yang bersamaan
Ketika aktivitas meletakan fondasi (23) serta memesan dan
menerima material (24) telah selesai, aktivitas 45 dan 4 ke 6 dapat
dimulai secara bersamaan. Akan tetapi, perhatikan aktivitas 34, yang
disebut sebagai aktivitas contoh model (dummy activity). Aktivtas contoh
model digunakan dalam jaringan AOA untuk memperlihatkan hubungan
preseden, tetapi aktivitas tersebut tidak mewakili panjang waktu aktual
tertentu. Aktivitas ini mempunyai hubungan preseden yang tampak dalam
gambar 4a. Akan tetapi, dalam jaringan AOA, dua atau lebih aktivitas

Gambar 4. Aktivitas contoh model


tidak diperkenankan untuk mempunyai noda awal dan akhir yang sama
karena itu akan memberi keduanya nama penunjukan yang sama (yaitu
23). Aktivitas 34 diselipkan untuk memberikan kedua aktivitas
tersebut node akhir yang terpisah dan dengan demikian identitas yang
terpisah, seperti yang tampak dalam gambar 4b.
Kembali pada jaringan tampak dalam gambar 3, dapat dilihar ada
dua aktivitas yang dimulai di noda 4. Aktivitas 46 adalah pembangunan
aktuak terhadap rumah tersebut, dan aktivitas 4 5 adalah pencarian dan
pemilihan cat untuk eksterior dan interior rumah tersebut. Aktivitas 4 6
dan aktivitas 45 dapat dimulai secara bersamaan dan terjadi
berbarengan. Setelah pemilihan cat (aktivitas 45) dan realisasi noda 5,
karpet dapat dipilih (aktivitas 56) karena warna karpetnya bersifat
dependen pada warna cat. Aktivitas ini juga dapat terjadi secara
berbarengan dengan pengembangan rumah (aktivitas 46). Ketika
abangunan telah selesai serta cat dan karpet telah terpilih, rumah tersebut
dapat diselesaikan (aktivitas 67).
Merumuskan Jaringan CPM/PERT sebagai Model Pemrograman Linier
Dalam merumuskan model pemrograman linier dari jaringan CPM/PERT
menggunakan kaidah AOA. Sebagai langkah pertama dalam memrumusakan model
pemrograman linier, akan mendefinisikan variabel keputusannya. Sebuah aktivitas
yang dimulai dari node 1 dan berakhir di node 2 disebut aktivitas 12. Penetapan
yang digunakan serupa untuk mewakili variabel keputusan dari model pemrograman
linier.
Ketetapan yang digunakan adalah ketetapan penjadwalan yang berbeda.
Daripada menentukan waktu memulai aktivitas tercepat untuk setiap aktivitas, waktu
peristiwa tercepat di setiap noda. Ini adalah waktu tercepat ketika sebuah node (i atau
j) dapat direalisasikan. Dengan kata lain, ini adalah waktu tercepat ketika sebuah
node tersebut, entah penyelesaian dari seluruh aktivitas yang memasukinya atau
waktu mulai dari seluruh aktivitas yang kelluar darinya, dapat terjadi. Jadi untuk
sebuah aktivitas ij, waktu peristiwa tercepat dari node i adalah x i, dan waktu
peristiwa tercepat dari node j adalah x j .
Tujuan dari jaringan proyek adalah untuk menentukan waktu tercepat proyek
tersebut dapat diselesaikan (yaitu, waktu jalur kritis). Analisis jaringan CPM/PERT
bahwa waktu peristiwa tercepat dari node akhir dalam jaringan sama dengan waktu
peristiwa tercepat waktu jalur kritis. Jika kita membuat x i sama dengan waktu
peristiwa tercepat dari node-node di dalam jaringan tersebut, maka fungsi tujuannya
dapat dinyatakan sebagai berikut :

Meminimalkan Z=∑
i
xi

Oleh karena nilai Z merupakan jumlah dari seluruh waktu peristiwa tercepat,
nilai tersebut tidak mempunyai arti nyata ; tetapi, nilai akan memastikan waktu
peristiwa tercepat pada setiap node.
Berikunya, hatus mengembangkan batasan model. Waktu untuk aktibitas
didefinisikan menjadi i→ j sebagai t ij. Dari pemabahasan diawal mengenai analisis
jaringan CPM/PERT, diketahui bahwa perbedaan anatara waktu peristiwa tercepat di
noda j dan waktu peristiwa tercepat di node i minimalnya harus sama besar dengan
waktu aktivitas t ij. Satu set batasan yang menyatakan kondisi ini didefinisikan sebagai
x j− xi ≥ t ij
Model pemrograman linier umum dari perumusan sebuah jaringan
CPM/PERT dapat dirangkum sebagai berikut :

Meminimalkan Z=∑ xi
i

Kendala
x j− xi ≥ t ij , untuk semua aktivitas i→ j
xi , x j ≥ 0
Yang mana
x i=¿waktu peristiwa tercepat dari nodai
x j = waktu tercepat dari node j
t ij = waktu aktivitas i→ j
Solusi model pemrograman linier ini akan mengindikasikan waktu peristiwa
tercepat dari setiap noda dalam jaringan tersebut dan durasi proyeknya.
2. Analisis Skedul Kerja
Sebuah jadwal proyek dibuat dari dokumen yang dibahas sebelumnya.
Jadwal proyek biasanya adalah elemen paling penting dalam proses
manajemen proyek, khususnya selama tahap implementasi (yairu, pekerjaan
proyek aktual), dan merupakan sumber dari sebagian besar konflik dan
permasalahan. Salah satu alasanya adalah bahwa sering kali kriteria tunggal
yang paling penting bagi kesuksesan sebuah proyek adalah bahwa proyek
tersebut dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Selain itu waktu merupakan
ukuran kemajuan yang jelas. Waktu bersifat absolute dengan tingkat
fleksibilitas yang rendah.
Pengembangan jadwak mencakup empat langkah dasar.
1. Definisikan aktivitas yang harus dilakukan untuk menyelesaikan proyek
tersebut
2. Susun aktivitas berdasarkan urutan aktivitas yang harus diselesaikan
terlebih dahulu
3. Perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap aktivitas
4. Susun jadwal berdasarkan urutan dan oerkiraan waktu pelaksanaan
aktivitas-aktivitas tersebut.
Oleh karena itu penyusunan jadwal melibatkan nilai yang dapat diukur
yaitu waktu, terdapat beberapa teknik kuantitatif yang tersedia yang dapat
digunakan untuk mengembangkan kadwal proye, termasuk bagan Gantt dan
jaringan CPM/PERT. Terdapat juga berbagai paket perangkat lunak komputer
yang dapat digunakan untuk menjadwalkan proyek.
Penggunaan bagan Gantt (Gantt Chart) adalah sebuah teknik manajemen
tradisional untuk menjadwalkan dan merencanakan proyek kecil yang
mempunyai aktivitas dan hubungan preseden yang relatif sedikit. Teknik
penjadwalan ini ( yang juga disebut bagan batang) dikembangkan oleh Henry
Gantt, seorang pelopor dalam bidang teknik industri di bengkel amunisi
artileri di Frankford Arsenal pada 1914. Bagan Gantt adalah grafik dengan
sebuah batang yang mewakili waktu untuk setiap aktivitas dalam proyek yang
sedang dianalisis.. sebuah bagan Gantt memberikan tampilan visual dari
jadwal protek, yang menentukan kapan aktivitas dijadwalkan unyuk dimulai
dan diselesaikan dan menunjukan waktu ekstra tersedia dan aktivitas dapat
ditunda. Seorang manajer proyek dapat menggunakan bagan Gantt untuk
memantau kemajuan aktivitas dan melihat aktivitas mana yang mendahului
jadwal dan aktivitas mana yang mundur dari jadwal. Bagan Gantt juga
menentukan hubungan preseden antaraktivitas; tetapi, hubungan ini tidak
selalu dapat dilihat. Permasalahan ini adalah salah satu kelemahan dari

Gambar 4. Bagan Gantt


metode bagan Gantt, dan hal ini membatasi penggunaan bagan tersebut pad
aproyek yang lebih kecil yang mempunyai relatif sedikit aktivitas.

Schedule proyek yang didapatkan berupa diagram balok, sehingga untuk


menjadikannya sebuah Network Diagram harus dilakukan beberapa langkah untuk
menyusunnya antara lain :
1. Identifikasi lingkup proyek dan menguraikannya menjadi komponen-
komponen kegiatan.
2. Menyusun komponen-komponen kegiatan sesuai dengan urutan logika
ketergantungan menjadi jaringan kerja.
3. Memberikan perkiraan kurun waktu masing-masing pekerjaan.
4. Identifikasi jalur kritis, float, dan kurun waktu penyelesaian proyek.
5. Meningkatkan daya guna dan hasil guna pemakaian sumber daya.

3. Analisis Trade Off


Trade off adalah situasi dimana seseorang harus membuat keputusan
terhadap dua hal atau lebih, mengorbankan/ kehilangan suatu aspek dengan
alasan tertentu untuk memperoleh aspek lain dengan kualitas yang berbeda
sebagai pilihan yang diambil.
Trade Off Analisys adalah metode analisis yang digunakan untuk
mempercepat waktu penyelesaian proyek dengan cara kompresi jadwal untuk
mendapatkan proyek yang lebih menguntungkan dari segi waktu (durasi) dan
biaya. Tujuannya adalah memampatkan proyek dengan durasi yang dapat
diterima dan meminimalisasi biaya total proyek. Pengurangan durasi proyek
Gambar 5. Sebuah Bagan Gantt
dilakukan dengan memilih aktivitas yang berada pada jalur ktitis. Selanjutnya
melakukan kompresi dimulai dari lintasan kritis yang mempunyai nilai cost
slope terendah. Kompresi terus dilakukan sampai lintasan kritis mempunyai
aktivitas-aktivitas yang telah jenuh seluruhnya (tidak mungkin dikompres
lagi).
Tahap awal pada penjadwalan adalah menentukan durasi setiap
pekerjaan pada proyek dengan melihat schedule rencana. Setelah diketahui
durasi, selanjutnya menentukan hubungan keterkaitan antar pekerjaan
(predecessor) kemudian menginput dan memodelkan data ke dalam program
linier atau softwear, maka dengan mudah mengetahui pekerjaan apa aja yang
berada pada lintasan kritis. Pekerjaan yang berada pada lintasan kritis
kemudian dilakukan percepatan (crashing).
Project Crashing adalah sebuah metode untuk memeprpendek rentang
waktu proyek dengan mengurangi waktu dari satu atau lebih aktivitas penting
dalam proyek menjadi waktu yang lebih singkat dibandingkan waktu normal.
Pengurangan dalam waktu aktivitas normal ini disebut crashing. Crashing
dilakukan dengan memberikan lebih banyak sumber daya, yang diukur dalam
dollar, pada aktivitas yang akan kita crash. Tujuan dari project crashing adalah
untuk mengurangi durasi proyek sembari meminimalkan biaya crashing. Oleh
karena itu waktu penyelesaian proyek dapat diperpendek hanya dengan
melakukan crashing pada aktivitas pada jalur kritis, mungkin saja tidak
seluruh aktivitas harus kita crash. Akan tetapi, seiring melakukan crash pada
aktivitas, jalur kritisnya dapat berubah, sehingga mengharuskan dilakkan
crashing pada aktivitas yang sebelumnya non-kritis untuk lebih jaug
mengurangi waktu dalam menyelesaikan proyek. Ketika dua jalur secara
bersama-sama menjadi kritis, aktivitas pada keduanya harus dikurangi jumlah
yang sama. (jika mengurangi waktu aktivitas melampaui titik jalur lain
menjadi kritis, kita dapat mengeluarkan biaya yang tidak perlu.) Ketentuan
terakhir ini berarti bahwa kita harus terus mengawasi seluruh jalur jaringan
seiring kita mengurangi aktivitas individual. Kondisi yang membuat crashiing
secara manual sangat merepotkan.
Seiring berjalannya pelaksanaan proyek, ada berbagai biaya tidak
langsung yang digunakan untuk proyek tersebut, meliputi biaya fasilitas,
perlengkapan, dan permesinan; return atas investasi, biaya utilitas, tenaga
kerja, dan personel, dan hilangnya tenaga terampil dan tenaga buruh dari
anggota tim proyek yang tidak bekerja pada pekerjaan rutin mereka. Selain itu
juga ada denda finansial karena tiak dapat menyelesaikan proyek tepat pada
waktunya. Secara umum, biaya project crashing dan biaya tidak langsung
mempunyai hubungan terbalik; biaya crashing menjadi tinggi ketika waktu
pengerjaan proyek diperpendek, sementara niaya tidak langsung akan
meningkat seiring meningkatnya waktu pengerjaan proyek. Hubungan waktu-
biaya ini diilustrasikan pada gambar 6. Lama waktu pengerjaan proyek yang
paling tepat, atau optimal adalah pada titik minimum di kurva total biaya.

Gambar 5. Pertukaran waktu biaya

Terdapat 3 langkah yang diperlukan untuk mengkonstruksikan grafik waktu-biaya,


yaitu :
1. Cari total biaya langsung untuk lama proyek yang telah dipilih, contoh biaya
pegawai dan peralatan
2. Cari tota biaya tidak langsung untuk lama proyek yang telah dipilih, contoh : biaya
konsultasi dan administrasi
3. Jumlahkan biaya langsung dan tidak dapat untuk lama proyek yang telah dipilih
tersebut.

Komponen Waktu
Dalam Project Crashing, terdapat dua komponen waktu, yaitu:
1. Waktu Normal (Normal Time), yaitu penyelesaian aktivitas dalam kondisi normal
2. Waktu Akselerasi (Crash Time), yaitu waktu terpendek yang paling mungkn untuk
menyelesaikan aktivitas.
Dari dua komponen tersebut dapat diperoleh total waktu akselerasi, dengan
persamaan
Total Waktu Akselerasi=Waktu Normal−Waktu Akselerasi

Komponen Biaya
Dalam Project Crashing, terdapat tiga komponen biaya, yaitu:
1. Biaya Normal (Normal Cost), yaitu biaya langsung untuk menyelesaikan aktivitas
pada kondisi normal
2. Biaya Akselerasi (Crash Cost), yaitu biaya langsung untuk menyelesaikan aktivitas
pada kondisi akselerasi/crash (pada kondisi waktu terpendek yang paling mungkin
untuk menyelesaikan aktivitas)
Dari dua komponen tersebut dapat diperoleh total biaya akselerasi, dengan persamaan
:
Total Biaya Akselerasi=Biaya Akselerasi−Biaya Normal
3. Biaya Akselerasi per Unit Waktu (Slope), yaitu biaya langsung untuk
menyelesaikan aktivitas pad akondisi akselerasi/crash (pada kondisi waktu terpendek
yang paling mungkin untuk menyelesaikan aktivitas) dalam satuan waktu terkecil
yang ditentukan, dengan menggunakan persamaan :
Total Biaya Akselerasi
Biaya Akselerasi Per Unit Waktu ( slope )=
Total Waktu Akselerasi

Grafik Linier Waktu-Biaya


Dalam komponen waktu dan biaya tersebut terdapat hubungan linier seperti yang
digambarkan dalam grafik berikut ini.

Gambar 6. Grafik Linear Waktu-Biaya


Langkah Project Crashing
untuk melakukan crashing pada sebuah proyek, terdapat langkah-langkah untuk
menyelesaikanya, yaitu :
1. Gambar diagram jaringan untuk setiap kejadian
2. Hitung total waktu akselerasi, total biaya akselerasi, dan biaya akselerasi per unit
waktu untuk setiap kejadian
3. Tentukan garis edar kritis dan lama waktu proyek
4. Pilih aktivitas pada garis erdar kritis yang akan memiliki biaya akselersasi
minimal, dan kurangi waktu aktivitas tersebut semaksimal mungkin. dengan catatan
jika hanya ada satu jalur kritis, pilihlah aktivitas yang masih bisa dilakukan crash, dan
mempunyai biaya crash terkecil per satuan waktu. dan jika terdapat lebih dari satu
jalur kritis, maka pilih satu aktivitas sedemikian rupa sehingga setiap aktivitas yang
dipiih masih bisa dilakukan crash, dan biaya crash total persatuan waktu sama dari
semua aktivitass yang dipilih merupakan yang terkecil.
5. Perbaharui semua waktu kegiatan, jika batas waktu yang diinginkan telah tercapai,
mak berhenti. Jika tidak, ulangi langkah 3.

Project Crashing dengan Pemrograman Linier


Tujuan umum dari model pemrograman linier adalah untuk memminimalkan
durasi proyek; tujuan dari proyek crashing dalah untuk meminimalkan biaya crashing,
dengan batasana sejauh mana kita dapat melakukan pada aktivitas-aktivitas secara
individual. Sebagai akibatnya, perumusan model pemrograman linier umum harus
dikembangkan untuk memasukkan waktu dan biaya crash. Kita akan mendefinisikan
waktu peristiwa tercepat untuk aktivitas i→ j sebagai x idan x j . Selain itu, kita akan
mendefinisikan jumlah waktu setiap aktivitas i→ j yang kita crash sebagai y ij . Jadi,
variabel keputusannya didefinisikan sebagai :
x i = waktu peristiwa tercepat dari noda i
x j = waktu peristiwa tecepat dari node j
y ij = jumlah waktu dilakukannya crashing pada aktivitas i→ j (yaitu,
dikurangi)
Contoh Soal
Sesuai tabel diatas, tentukan biaya tambahan jika ingin proyek ini selesai dalam
waktu 30 minggu.
Jawaban
1. Gambar diagram Jaringan
Dari tabel diatas, diagram jaringan dapat digambarkan sebagai berikut :

2. Penentuan Total Waktu Akselerasi, Total Biaya Akselerasi, Dan Biaya


Akselerasi Per Unit Waktu
Hasil perhitungan total waktu akselerasi, total biaya aksereasi, dan biaya
akselerasi per unit waktu dapat dilihata pada tabel berikut.
3. Penentuan Garis Edar Kritis Dan Lama Waktu Proyek
dengan menggunakan CPM, garis edar dan waktu proyek dapat diketahui.
Hasil perhitungan CPM dapat dilihar pada gambar berikut ini.

Dari gambar diats dapat diketahui terjadi pada kejadian 1-2-3-4-6-7, dengan
lama waktu proyek adalah 36 minggu.
4. Penentuan Aktivitas Yang Akan di Crash
Sebelum melakukan pemilihan pada aktivitas yang akan di crash, terlebih
dahulu kita kelompokkan perhitungan akselerasi dari aktivitas pda garis edar
kritis, yang hasilnya terdapat pada tabel berikut.
untuk penentuan aktivitas yang akan dilakukan crash, pilih aktivitass pada
garis edar kritis yang memiliki biaya akselerasi minimal, dan kurangi waktu
aktivitas tersebut semaksimal mungkin.
Dari tabel diatas, aktivitas 1 2 merupakan aktivitas yang memiliki biaya
crash per minggu terkecil, sehingga akan dilakukan crash pada aktivitas ini
dengan rincian perhitungan sebagai berikut.
 Dengan biaya akselerasi per unit waktu sebesar $400, sehingga
merupakan aktivitas dengan biaya paling minimal
 Dapat dipercepat denga total waktu 5 minggu, sehingga :
- Waktu aktivitas setelah akselerasi
= waktu normal – waktu akselerasi digunakan
= 12-5 = 7 minggu
- Lama waktu proyek setelah akselerasi
= waktu proyek awal – waktu proyek aksekerasi digunakan
= 36-5= 31 minggu
- Biaya tambahan setelah akaselerasi
= biaya akselerasi per minggu x waktu akselerasi digunakan
= $400 x 5 = $2000
5. Perbaharui Waktu Kegiatan
Dengan telah dilakukan crash pada aktivitas 1-2, maka waktu aktivitas 1 2
mengalami perubahan 12 dari 12 minggu menjadi 7 minggu. Sehingga
diagram jaringan akan menjadi seperti gambar berikut,

Lama waktu proyek juga mengalami perubahan, dari 36 minggu menjadi 31


minggu karena waktu proyek yang diharapkan adalah 30 minggu, maka akan
dilakukan crash kembali.
6. Penentuan Kembali Garis Edar Kritisdan Lama Waktu Proyek
Hasil perhitungan CPM dengan menggunakan aktivitas 12 yang baru dapat
dilihat pada gambar baerikut.

Dari gambar diatas dapat diketahui terjadi pada kejadian 1-2-3-4-6-7, dengan
lama waktu proyek adalah 31 minggu.
7. Penentuan Kembali Aktivitas Yang akan di Crash
Dengan menggunakan tabel pada point 4, pilih aktivitas pada garis edar kritis
yang memiliki biaya akselerasi minimal, dengan kurngi waktu aktivitas
tersebut semaksimal mungkin terkecuali untuk aktivitas 12 yang telah
dilakukan crash.
Dari tabel pada point 4, aktivitass 23 merupakan aktivitas berikutnya yang
memiliki biaya akselerasi per minggu terkecil, sehingga akan dilakukan crash
pada aktivitas ini dengan rincian perhitungan sebagai berikut.
 Dengan biaya akselerasi per unit waktu sebesar $500, sehingga merupakan
aktivitas ke-2 dengan biaya paling minimal.
 Dapat dipercepat dengan total waktu 3 minggu, sehingga :
- Waktu aktivitas setelah akselerasi
= waktu normal-waktu akselerasi digunakan
= 8 – 3 = 5 minggu
- Lama waktu proyek setelah akselerasi
= waktu proyek awal – waktu akselerasi digunakan
= 31-5 = 26 minggu
 Jika waktu akselerasi 23 diguakan secara maksimal (3 minggu), maka lama
waktu proyek menjadi 26 minggu, lebih cepat dari waktu proyek yang
diharapkan yaitu 30 minggu. Berarti waktu akselerasi dapat dikurangi (tidak
digunakan secara maksimal)
 Jika aktivitas 23 dipercepat hanya 1 minggu, maka :
- Waktu aktivitas setelah akselerasi
= waktu normal-waktu akselerasi digunakan
= 8 – 1 = 7 minggu
- Lama waktu proyek setelah akselerasi
= waktu proyek awal – waktu akselerasi digunakan
= 31-1 = 30 minggu
- Biaya tamabahan setelah akselerasi
= biaya akselerasi per minggu x waktu akselerasi digunakan
= $500 x 1= $500
8. Perbaharui Kembali Waktu Kegiatan
Dengan telah dilakukan crash pada dua aktivitas, maka waktu aktivitas
mengalami perubahan sebagai berikut.

sehingga diagram jaringan akan menjadi seperti digambar berikut.

untuk lama waktu proyek juga mengalami perubahan seperti pada tabel
berikut.

karena waktu proyek sudah sama dengan waktu yang diharapkan maka crash
berhenti.
Sehingga total biaya tambahan untuk mempercepat waktu menjadi 30 minggu
adalah sebesar $2.500, seperti diuraikan pad atabel berikut.

Anda mungkin juga menyukai