Anda di halaman 1dari 7

Nama : Wulan selviana

Kelas : R5G

Npm : 202144500453

Quiz sispro 11 Manajemen Proyek

1. Berikan Contoh system manufaktur berbasis proyek ?


Berikut adalah contoh sistem manufaktur berbasis proyek:

**Industri makanan**: Dalam industri makanan, manajemen proyek digunakan


untuk mengelola proses pembuatan makanan, mulai dari penentuan bahan
mentah hingga pengiriman produk jadi ke pasar[2]. Proyek ini mencakup
perencanaan kapasitas produksi, pengelolaan waktu dan biaya, serta optimasi
proses untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas produk

. **Industri otomotif**: Industri otomotif melibatkan berbagai proyek yang


berbeda, mulai dari pembuatan komponen otomotif hingga assembly
kelengkapan unit otomotif[3]. Manajemen proyek di industri otomotif
memungkinkan perusahaan untuk mengoptimalkan proses produksi,
mengurangi waktu pemesinan, dan meningkatkan kualitas produk yang
dihasilkan

**Industri elektronik**: Industri elektronik melibatkan proyek yang berfokus pada


pembuatan berbagai produk elektronik, seperti television, komputer, dan
perangkat elektronik lainnyaManajemen proyek di industri elektronik
membantu perusahaan mengelola kompleksitas proyek, mengoptimalkan proses
produksi, dan menjaga kualitas produk yang dihasilkan

Dalam konteks industri manufaktur, manajemen proyek memainkan peran penting


dalam mengoptimalkan proses produksi, meningkatkan kualitas produk, dan
meminimalisir waktu dan biaya. Dengan menerapkan metode manajemen
proyek, seperti PERT dan CPM, perusahaan dapat mengidentifikasi kesalahan,
mengantisipasi risiko, dan mengambil keputusan yang baik untuk menjaga
keberhasilan proyek
2. Sebutkan Kriteria performansi pada manajemen Proyek ?

Kriteria performansi pada manajemen proyek dapat mencakup beberapa aspek yang
penting. Berdasarkan sumber yang ditemukan, kriteria performansi pada manajemen
proyek dapat meliputi:

 Pencapaian Tujuan Proyek: Performansi proyek dapat dinilai berdasarkan sejauh


mana proyek mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini mencakup pencapaian
target waktu, biaya, dan kualitas yang telah ditetapkan sejak awal proyek
 Efisiensi Penggunaan Sumber Daya: Performansi proyek juga dapat dinilai dari
seberapa efisien penggunaan sumber daya, seperti waktu, tenaga kerja, dan
anggaran yang dialokasikan untuk proyek tersebut
 Kualitas Hasil: Kualitas produk atau layanan yang dihasilkan dari proyek juga
menjadi kriteria performansi yang penting. Hal ini mencakup kepuasan pelanggan,
kepatuhan terhadap standar kualitas, dan keberlanjutan produk atau layanan yang
dihasilkan
 Kepatuhan terhadap Jadwal: Performansi proyek juga dapat dinilai dari sejauh
mana proyek dapat mematuhi jadwal yang telah ditetapkan. Keterlambatan dalam
penyelesaian proyek dapat mempengaruhi performansi keseluruhan proyek
 Manajemen Risiko: Kemampuan proyek dalam mengidentifikasi, mengantisipasi,
dan mengelola risiko juga menjadi kriteria performansi yang penting. Proyek yang
mampu mengelola risiko dengan baik cenderung memiliki performansi yang lebih
baik

3. Sebutkan Langkah-langkah dalam manajemen Proyek ?

Langkah-langkah dalam manajemen proyek umumnya meliputi:

 Inisiasi Proyek (Initiation): Tahap awal di mana proyek diidentifikasi, dan


kebutuhan, tujuan, dan batasan proyek ditetapkan
 Perencanaan Proyek (Planning): Tahap di mana perencanaan rinci proyek
dilakukan, termasuk penentuan sumber daya, jadwal, anggaran, dan risiko yang
mungkin terjadi
 Eksekusi Proyek (Execution): Tahap di mana rencana proyek diimplementasikan,
sumber daya dialokasikan, dan tugas-tugas dilaksanakan
 Pemantauan & Pengendalian (Monitoring & Control): Tahap di mana progres
proyek dipantau, kinerja diukur, dan perubahan-perubahan dikelola untuk
memastikan proyek tetap berada dalam jalur yang benar
4. ApaTujuan dan Peran dari metode PERT dan CPM ?

- Tujuan dari PERT adalah untuk mengurangi penundaan dan gangguan produksi,
mengkoordinasikan berbagai bagian suatu pekerjaan secara menyeluruh, serta
mempercepat selesainya proyek. PERT juga bertujuan untuk mencapai taraf
tertentu dalam penyelesaian kegiatan-kegiatan suatu proyek dengan memanfaatkan
waktu secara efisien. Sementara itu, CPM bertujuan untuk mengoptimalkan biaya
total proyek dengan mengurangi waktu penyelesaian total proyek yang
bersangkutan
- Peran dari metode PERT dan CPM adalah untuk membantu manajer proyek dalam
menentukan jadwal kegiatan beserta anggaran biayanya, sehingga pekerjaan yang
telah dijadwalkan dapat diselesaikan secara tepat waktu serta tepat biaya
- PERT dan CPM juga membantu dalam mengidentifikasi jalur kritis, yaitu
serangkaian kegiatan yang jika terlambat akan mempengaruhi penyelesaian proyek
secara keseluruhan
- Dengan demikian, PERT dan CPM memainkan peran strategis dalam membantu
manajer proyek untuk merencanakan, mengendalikan, dan mengevaluasi proyek
secara efektif.

5. Ada dua pendekatan untuk menggambarkan jaringan proyek dalam metode CPM/PERT,
sebutkan, jelaskan dan perbandingan dari kedua pendekatan tsb.?

 Kegiatan pada titik (AON): Metode ini mengfokus pada waktu penyelesaian
kegiatan dan menggambarkan jaringan proyek menggunakan titik-titik pada
diagram Gantt. Walaupun metode ini tidak mengandung biaya, penggunaan metode
AON membantu mengidentifikasi jalur kritis dan mengoptimalkan penyelesaian
proyek
 Kegiatan pada panah (AOA): Metode ini mengfokus pada hubungan antara
kegiatan dalam jaringan proyek, yaitu ketergantungan satu kegiatan pada yang lain.
Dalam metode AOA, jaringan proyek diwakili oleh garis yang menggambarkan
hubungan antara kegiatan, dan biaya yang terkait dengan waktu penyelesaian
kegiatan

Perbandingan antara kedua pendekatan ini:

 Metode AON lebih cocok untuk proyek yang memiliki beberapa kegiatan yang
memiliki waktu penyelesaian yang parah atau kritis, sedangkan metode AOA lebih
cocok untuk proyek yang memiliki beberapa kegiatan yang memiliki hubungan
kritis
 Metode AON lebih mudah untuk diterapkan dan dikelola, sementara metode AOA
memberikan informasi lebih spesifik tentang hubungan antara kegiatan dan biaya
yang terkait dengannya
 Metode AON lebih cocok untuk penggambarkan jalur kritis, sementara metode
AOA lebih cocok untuk menggambarkan jalur non-kritis

Secara umum, keduanya memiliki keunggulan dan keterbatasan yang berbeda, dan pilihan
metode terbaik bergantung pada karakteristik proyek dan situasi yang nyata. Dalam
praktik, seringkali kombinasi metode AON dan AOA digunakan untuk mendapatkan hasil
yang optimal

6. Ada dua Jadwal aktivitas (activity scheduling) proyek yaitu forward pass dan backward
pass dimana ES (earlist start) dan EF (earlist finish) selama forward pass. LS (latest start)
dan LF (latest finish) ditentukan selama backward pass, Berikan Gambar dan penjelasan
dari nama kegiatan Notasi atau simbolnya, dan aturan2 penggunaannya (Forward pass dn
Backward pass)

Forward Pass

Forward pass digunakan untuk menentukan waktu awal (earliest start - ES) dan
waktu selesai awal (earliest finish - EF) dari setiap kegiatan dalam jaringan proyek.
Notasi atau simbol yang digunakan adalah:

ES (Earliest Start): Waktu paling awal kegiatan dapat dimulai.

EF (Earliest Finish): Waktu paling awal kegiatan dapat selesai.

Aturan penggunaan forward pass:

Dimulai dengan kegiatan pertama pada proyek.Untuk setiap kegiatan, nilai EF


ditentukan terlebih dahulu, diikuti dengan nilai ES.Aturan waktu selesai terakhir:
Sebelum suatu kegiatan dapat dimulai, seluruh kegiatan pendahulunya harus
diselesaikan.

Backward Pass

Backward pass digunakan untuk menentukan waktu akhir (latest start - LS) dan
waktu selesai akhir (latest finish - LF) dari setiap kegiatan dalam jaringan proyek.
Notasi atau simbol yang digunakan adalah:

LS (Latest Start): Waktu paling akhir kegiatan dapat dimulai tanpa menunda waktu
penyelesaian proyek keseluruhan.
LF (Latest Finish): Waktu paling akhir kegiatan dapat selesai tanpa menunda waktu
penyelesaian proyek keseluruhan.

Aturan penggunaan backward pass:

Dimulai dengan kegiatan terakhir dari proyek.

Untuk setiap kegiatan, nilai LF ditentukan terlebih dahulu, diikuti dengan nilai LS.

Waktu slack (slack time) dapat dihitung menggunakan rumus: Slack = LS - ES atau
Slack = LF - EF.

Dengan menggunakan kedua pendekatan ini, manajer proyek dapat menentukan jadwal
waktu untuk setiap kegiatan dalam proyek dan mengidentifikasi jalur kritis serta waktu
luang (slack time) yang dimiliki setiap kegiatan.

7. Berikan Pengertian dan penjelasan :


a. Hambatan aktivitas (slack activity) dan jalur kritis (Critical Path)
b. Trade-off biaya-waktu dan proyek crashing

Hambatan Aktivitas (Slack Activity)

Hambatan aktivitas (slack activity) merujuk pada waktu luang yang dimiliki suatu
kegiatan tanpa mempengaruhi waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan. Dalam
jaringan proyek, hambatan aktivitas dapat dihitung dengan mengurangi waktu selesai awal
(EF) dari waktu mulai awal (ES) atau waktu selesai akhir (LF) dari waktu mulai akhir
(LS). Jika hasilnya adalah nol, maka kegiatan tersebut merupakan bagian dari jalur kritis.
Hambatan aktivitas memungkinkan manajer proyek untuk mengetahui seberapa
fleksibelnya suatu kegiatan tanpa mempengaruhi penyelesaian proyek.

Jalur Kritis (Critical Path)

Jalur kritis adalah serangkaian kegiatan yang menentukan waktu penyelesaian proyek
secara keseluruhan. Jalur ini memiliki total waktu paling lama di antara jalur-jalur lain
dalam jaringan proyek. Keterlambatan dalam jalur kritis akan langsung mempengaruhi
waktu penyelesaian proyek. Oleh karena itu, manajer proyek harus memantau jalur kritis
dengan cermat dan memastikan kegiatan-kegiatan di jalur ini diselesaikan tepat waktu.

Trade-off Biaya-Waktu dan Proyek Crashing

Trade-off biaya-waktu merujuk pada keputusan yang diambil dalam manajemen


proyek untuk mempercepat penyelesaian proyek dengan meningkatkan biaya. Proyek
crashing adalah salah satu teknik yang digunakan dalam trade-off biaya-waktu, di mana
sumber daya tambahan dialokasikan untuk kegiatan-kegiatan kritis guna mempercepat
penyelesaian proyek. Hal ini dapat dilakukan dengan menambahkan tenaga kerja, bekerja
lembur, atau menggunakan sumber daya tambahan lainnya.

Dengan menggunakan trade-off biaya-waktu dan proyek crashing, manajer proyek


dapat mempertimbangkan kembali alokasi sumber daya dan biaya proyek untuk
memastikan penyelesaian proyek sesuai dengan jadwal yang diinginkan. Namun, hal ini
juga memerlukan evaluasi yang cermat terhadap dampak finansial dan operasional dari
keputusan tersebut.

8. Berikan Contoh soal dan Jawaban mengenai Diagram Jaringan, Jadwal Ativitas,
Hambatan Aktivitas, Jalur Kritis dan waktu penyelesaian Aktivitas

Dalam sebuah proyek pembangunan gedung, terdapat beberapa kegiatan yang harus
dilakukan. Berikut adalah daftar kegiatan beserta waktu penyelesaian masing-masing

kegiatan:
Jawaban:

Diagram Jaringan

Untuk membuat diagram jaringan, kita perlu menentukan hubungan antara kegiatan-
kegiatan dalam proyek. Berikut adalah diagram jaringan untuk proyek pembangunan
gedung:

Diagram Jaringan

Jalur Kritis

Untuk menentukan jalur kritis, kita perlu menghitung waktu penyelesaian masing-
masing jalur dalam diagram jaringan. Jalur dengan waktu penyelesaian terlama adalah
jalur kritis. Berikut adalah jalur kritis dalam proyek pembangunan gedung:

Persiapan lahan -> Pemasangan pondasi -> Pemasangan struktur bangunan ->
Pemasangan atap -> Pemasangan kaca dan pintu -> Pemasangan listrik dan air ->
Pengecatan dan finishing

Waktu Penyelesaian Proyek

Untuk menghitung waktu penyelesaian proyek, kita perlu menambahkan waktu


penyelesaian masing-masing kegiatan dalam jalur kritis. Berikut adalah waktu
penyelesaian proyek dalam proyek pembangunan gedung:

10 + 20 + 30 + 15 + 10 + 25 + 20 = 130 hari

Dengan demikian, waktu penyelesaian proyek pembangunan gedung adalah 130 hari.

Anda mungkin juga menyukai