Anda di halaman 1dari 20

APLIKASI CPM-PERT UNTUK OPTIMALISASI

PROYEK PERUMAHAN

(Studi Kasus PT. Citra Megah Utama)

PROPOSAL SKRIPSI

Untuk memenuhi persyaratan melakukan

penelitian dalam rangka penyusunan skripsi

Oleh

Muhammad Irfan

NIM J1F110011

PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARBARU

2015
APLIKASI CPM-PERT UNTUK OPTIMALISASI

PROYEK PERUMAHAN

(Studi Kasus PT.Citra Megah Utama)

I. LATAR BELAKANG

Proyek dapat diartikan sebagai kegiatan yang berlangsung dalam jangka

waktu yang terbatas dengan mengalokasikan sumber daya tertentu dan

dimaksudkan untuk menghasilkan produk atau deliverable yang kriteria mutunya

telah digariskan dengan jelas (Soeharto, 1999).

Aktifitas di dalam pembangunan perumahan meliputi beberapa tahapan

kegiatan diantaranya pembangunan pondasi,dinding,dan atap. Proyek perumahan

pada umumnya memiliki waktu yang terbatas (deadline) yang harus diselesaikan

sebelum waktunya atau tepat waktu. Untuk menjamin keberhasilan dalam

mengelola proyek perumahan di butuhkan manajemen perencanaan dan

manajemen proyek yang baik. Hal ini terkait dengan dinamika dalam proyek

perumahan dimana sering terjadi perubahan perencanaan akibat dari beberapa

kondisi, seperti adanya permintaan peningkatan kualitas bangunan oleh costumer,

adanya permintaan untuk mempercepat proses pembangunan.

Untuk menjamin kelancaran pembangunan proyek perumahan dibutuhkan

solusi yang tepat, mengingat keterbatasan sumber daya tenaga kerja dan waktu

penyelesaian proyek perumahan. Salah satu metode manajemen proyek yang

berfungsi untuk analisis optimalisasi proyek adalah PERT dan CPM. PERT

( Program Evaluation and Review technique) berfungsi untuk analisis optimalisasi

durasi proyek sehingga dapat diketahui berapa lama suatu proyek perumahan

tersebut diselesaikan dan mencari adanya kemungkinan percepatanwaktu


pelaksanaannya,dan CPM (Critical Path Method) berfungsi untuk mencari batas

waktu penyelesaian proyek . Penggunaan PERT-CPM pada proyek pembangunan

perumahan bertujuan untuk meningkatkan kemajuan proyek ke rencana semula

sebagai upaya untuk percepatan durasi proyek walaupun di ikuti oleh

meningkatnya biaya proyek.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk meneliti topik skripsi

dengan judul APLIKASI CPM-PERT UNTUK OPTIMALISASI PROYEK

PERUMAHAN (Studi kasus PT.Citra Megah Utama)

II. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian di atas, maka masalah pokok penelitian ini antara lain

terdapat perbedaan umur pelaksanaan proyek dengan umur rencana proyek yang

telah ditetapkan. Proyek mengalami keterlambatan karena penggunaan waktu dan

biaya yang tidak optimal dalam proses pelaksanaannya terkait dengan peningkatan

kualitas bangunan.

Permasalahan yang dihadapi antara lain :

a. Bagaimana bentuk jaringan kerja atau network proyek pembangunan

perumahan ?

b. Berapa total biaya dan durasi waktu optimal untuk proyek perumahan

c. Bagaimana analisis optimalisasi proyek perumahan jika terjadi perubahan di

luar penjadwalan yang di rencanakan terkait dengan adanya peningkatan

kualitas bangunan ?

III. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain untuk :

a. Menentukan jaringan kerja atau network proyek perumahan


b. Menganalisis perkiraan biaya dan durasi waktu penyelesaian proyek

perumahan yang optimal.

c. Menganalisis perubahan biaya proyek dan durasi waktu penyelesaian proyek

terkait adanya penigkatan kualitas bangunan

IV. MANFAAT PENELITIAN

Adapun kegunaan dari penelitian ini diharapkan dapat membantu

memberikan solusi untuk penyelesaian proyek perumahan dengan tepat waktu

sehingga penggunaan anggaran menjadi efisien dan tidak terjadi pemborosan serta

mengetahui aktivitas kegiatan mana yang harus di efisienkan terkait dengan

dinamika di proyek perumahan.

V. TINJAUAN PUSTAKA

5.1 Deskripsi PT.Citra Megah Utama

PT Citra Megah Utama adalah sebuah perusahaan Perseroan yang

termasuk dalam Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam bidang bisnis

Perencanaan kontruksi bangunan dan sipil serta pengerjaan lain yang berkaitan

denga sipil seperti manajemen gedung dan pengembangan properti. Perumahan

tersebut berlokasi di Banjarbaru Kalimantan Selatan. Dimana setiap perumahan

tersebut didirikan minimal 45 bangunan perumahan.

Kebijakan Perusahaan

PT Citra Megah Utama sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang

jasa pengembangan konstruksi memiliki beberapa kebijakan perusahaan dalam

segi kualitas,lingkungan keselamatan dan kesehatan kerja (LK3) yang berlaku

untuk semua daerah operasional perusahaan baik di kantor pusat maupun cabang

serta di lapangan.
Kebijakan kualitas

1. Merespon keinginan pelanggan dan mengutamakan kepuasan pelanggan

2. Peningkatan kualitas secara berkesinambungan

3. Melakukan pendekatan rekayasa teknik maupun bisnis

4. Mengaplikasikan teknologi mutakhir

5. Pengembangan sumber daya manusia yang profesional dan berwawasan

global

6. Kebijakan Lingkungan keselamatan, kesehatan kerja

7. Berusaha mencegah dan menghindari terjadinya cedera dan sakit akibat

proses kerja

8. Melakukan perbaikan secara berkelanjutan terhadap lingkungan

keselamatan dan kesehatan tempat dengan melibatkan pihak – pihak yang

terkait

9. Menciptakan sebuah lingkungan kerja yang sehat dan mempertimbangkan

dampak terhadap lingkungan dalam setiap proses kerja

10. Penerapan sistem SHE (Safe, Healt Enviromen) dengan berpegang pada

peraturan dan perundangan yang berlaku

5.2 PERT (Program Evaluation and Review Technique)

PERT adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk

melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan

yang ada didalam suatu proyek.PERT merupakan singkatan dari Program

Evaluation and Review Technique (teknik menilai dan meninjau kembali

program), teknik PERT adalah suatu metode yang bertujuan untuk sebanyak

mungkin mengurangi adanya penundaan, maupun gangguan produksi, serta


mengkoordinasikan berbagai bagian suatu pekerjaan secara menyeluruh dan

mempercepat selesainya proyek (Upadi,2011).

Karakteristik PERT yaitu adanya sebuah jalur kritis dengan diketahuinya

jalur kritis ini maka suatu proyek dalam jangka waktu penyelesaian yang lama

dapat diminimalisasi. Sedangkan karakteristik proyek adalah kegiatan-kegiatan

yang dibatasi oleh waktu, biaya, kualitas, sifatnya sementara, diketahui kapan

mulai dan berakhirnya, dan biasanya tidak berulang-ulang.

5.2.1 Kelebihan dan kekurangan metode PERT

Metode PERT berguna pada tingkat manajemen proyek yang secara

matematis tidak terlalu rumit dan menampilkan jaringan proyek secara grafis

untuk menunjukkan hubungan antar kegiatan. Jalur kritis PERT merupakan jalur

yang tidak ada slack nya atau halangan, dan digunakan untuk memantau kemajuan

proyek dan waktu yang diperlukan untuk penyelesaian proyek.

Kegiatan kritis merupakan kegiatan yang akan menunda proyek jika

terlambat dikerjakan, sedangkan kegiatan non-kritis adalah kegiatan yang boleh

dikerjakan terlambat. Dari kegiatan kritis dapat pula mengetahui probalilitas

proyek selesai pada waktu tertentu, mengetahui biaya yang diperlukan sesuai

rencana proyek, serta efisiensi jumlah sumberdaya untuk penyelesaian proyek

tepat waktu.

Kekurangan PERT adalah kegiatan-kegiatan proyek harus didefinisikan

dengan jelas serta hubungan antar kegiatan dan dikaitkan dengan perkiraan waktu

yang cenderung subyektif oleh perancang PERT dan terlalu focus pada jalur kritis,

jalur yang terlama dan tanpa hambatan.

5.2.3 Metodologi dan Komponen-komponen PERT


5.2.3.1 Metodologi PERT

PERT merupakan metode yang digunakan dalam analisis network.

Analisis network bertujuan untuk membantu dalam penjadwalan dan pengawasan

kompleks yang saling berhubungan dan saling tergantung satu sama lain. Hal ini

dilakukan agar perencanaan dan pengawasan semua kegiatan itu dapat dilakukan

secara sistematis, sehingga dapat diperoleh efisiensi kerja.

Metodologi PERT divisualisasikan dengan suatu grafik atau bagan yang

melambangkan ilustrasi dari sebuah proyek. Diagram jaringan ini terdiri dari

beberapa titik (nodes) yang merepresentasikan kejadian (event). Titik-titik

tersebut dihubungkan oleh suatu vektor (garis yang memiliki arah) yang

merepresentasikan suatu pekerjaan (task) dalam sebuah proyek. Arah dari garis

menunjukan suatu urutan pekerjaan.

5.2.3.2 Komponen-komponen dalam pembuatan PERT

Komponen-komponen dalam pembuatan PERT adalah :

a. Kegiatan (activity) Suatu pekerjaan/tugas dimana penyelesaiannya

memerlukan periode waktu, biaya, serta fasilitas tertentu. Kegiatan ini diberi

simbol tanda panah.

b. Peristiwa (event) Menandai permulaan dan akhir suatu kegiatan. Peristiwa

diberi simbol lingkaran (nodes) dan nomor, dimana nomor dimulai dari

nomor kecil bagi peristiwa yang mendahuluinya.

c. Waktu Kegiatan (activity time)

Activity time adalah kegiatan yang akan dilaksanakan dan berapa lama waktu

penyelesaiannya. Ada 3 estimasi waktu yang digunakan dalam penyelesaian

suatu kegiatan:
1) Waktu optimistik (a)

Waktu kegiatan yang dilaksanakan berjalan baik tidak ada hambatan.

2) Waktu realistik (m)

Waktu kegiatan yang dilaksanakan dalam kondisi normal dengan hambatan

tertentu yang dapat diterima.

3) Waktu pesimistik (b)

Waktu kegiatan dilaksanakan terjadi hambatan lebih dari semestinya.

d. Taksiran Waktu Penyelesaian Kegiatan

Ketiga estimasi waktu kemudian digunakan untuk mendapatkan waktu

kegiatan yang diharapkan (expected time) dengan rumus:

t
a+ 4 m+ b
¿
6
Untuk menghitung varians waktu penyelesaian kegiatan, maka dihitung dengan

( )
2
rumus: b−a
v=
6

PERT menggunakan varians kegiatan jalur kritis untuk membantu

menentukan varians proyek keseluruhan. Varians proyek dihitung dengan

menjumlahkan varians kegiatan kritis :

σ ρ=varians proyek=∑ (varians kegiatan pada jalur kritis)


2

e. Penjadwalan proyek

Untuk menentukan jadwal proyek, harus dihitung dua waktu awal dan

akhir untuk setiap kegiatan. Adapun dua waktu awal dan dua waktu akhir

yaitu:
1) Earliest Start (ES) : early start atau mulai terdahulu adalah waktu paling

awal dimana suatu kegiatan sudah dapat dimulai, dengan asumsi semua

kegiatan pendahulu atau semua kegiatan yang mengawalinya sudah selesai

dikerjakan.

2) Earliest Finish (EF) : early finish atau selesai terdahulu adalah waktu paling

awal suatu kegiatan dapat selesai.

3) Latest Start (LS) : latest start atau mulai terakhir adalah waktu terakhir

suatu kegiatan dapat dimulai sehingga tidak menunda waktu penyelesaian

keseluruhan proyek. Latest start menunjukkan waktu toleransi terakhir

dimana suatu kegiatan harus mulai dilakukan.

4) Latest Finish (LF) : Latest Finish atau selesai terakhir adalah waktu toleransi

terakhir suatu kegiatan harus dapat selesai sehingga tidak menunda waktu

penyelesaian kegiatan berikutnya dan keseluruhanproyek.

5.3 CPM (Critical Path Method)

CPM (Critical Path Method) merupakan suatu metode dalam

mengidentifikasi jalur atau item pekerjaan yang kritis dan membuatnya agar dapat

menjadi secara manual matematis (Yudha,2011)

Menurut Jamal Mustofa (2012) CPM (Critical Path Method) atau Analisis

Jalur Kritis merupakan salah satu metode analisis jaringan kerja yang digunakan

untuk merencanakan, menjadwal dan memonitor proyek-proyek seperti

membangun gedung, memelihara sistem komputer, riset dan pengembangan, dan

lain-lain.

Critical Path Method merupakan suatu metode perencanaan dan

pengendalian proyek-proyek yang merupakan sistem yang paling banyak


digunakan diantara semua sistem yang memakai prinsip pembentukan jaringan.

Jalur Metode Kritis (CPM) adalah teknik untuk menganalisis proyek dengan

menentukan urutan terpanjang tugas atau urutan tugas sesuai dengan tingkat

kekenduran melalui jaringan proyek.

Metode Jalur Kritis (CPM) adalah salah satu dari beberapa teknik yang

saling terkait untuk melakukan perencanaan proyek. CPM adalah proyek-proyek

yang terdiri dari sejumlah kegiatan. Jika beberapa kegiatan memerlukan kegiatan

lain untuk menyelesaikan sebelum mereka dapat memulainya, maka proyek

menjadi jaringan yang kompleks dari kegiatan.

CPM adalah metode matematis yang berbasis algoritma yang digunakan

untuk penjadwalan serangkaian proyek kegiatan. Hal ini penting karena CPM

merupakan alat penting untuk manajemen proyek yang efektif.

Waktu penyelesaian rangkaian kegiatan-kegiatan Dalam sebuah proyek

akan memberikan gambaran mengenai waktu penyelesaian proyek itu. Namun,

karena sebuah proyek terdiri atas rangkaian kegiatan-kegiatan yang saling

berhubungan, maka penentuan waktu penyelesaian sebuah proyek ditentukan oleh

jalur kritis (critical path), yaitu jalur penyelesaian rangkaian kegiatan terpanjang.

Waktu penyelesaian jalur ini akan menandai waktu penyelesaian proyek. Oleh

karena itu, istilah jalur kritis juga mengisyaratkan bahwa perubahan waktu

penyelesaian kegiatan-kegiatan pada jalur kritis akan mempengaruhi waktu

penyelesaian proyek.

Pada network proyek, dapat ditemukan float/slack yaitu sisa waktu atau

waktu mundur aktivitas, sama dengan LS-ES atau LF-EF. Float/slack

memberikan sejumlah kelonggaran waktu dan elastisitas pada sebuah jaringan


kerja. Slack time akan selalu muncul pada rangkaian kegiatan yang bukan

merupakan jalur kritis, dan tidak akan pernah muncul pada jalur kritis.

Slack time menjadi perhatian manajemen karena slack time akan menjadi

sumber daya yang bisa digunakan dan sumber penghematan yang mungkin

dilakukan oleh manajemen. Ini dipakai pada waktu penggunaan network dalam

praktek, atau digunakan pada waktu mengerjakan penentuan jumlah material,

peralatan, dan tenaga kerja ( Santiago, 2009).

5.3.1 Kelebihan dan Kelemahan CPM

1. Kelebihan dari Critical Path Method yaitu menghemat waktu dan biaya proyek,

alat komunikasi yang efektif, sangat berguna untuk mengetahui pekerjaan mana

yang bersifat kritis, dan dapat digunakan untuk menghitung toleransi

keterlambatan suatu pekerjaan yang tidak bersifat kritis.

2. Kelemahan dari Critical Path methody yaitu pekerjaan yang terlalu banyak,

penilaian durasi pekerjaan, penilaian interdependensi pekerjaan, dan pembuatan

jadwal yang jauh lebih sulit.

5.3.2 Identifikasi Jalur Kritis

Ada dua metode dimana CPM (Critical Path Method) dapat diidentifikasi

jalur kritisnya, antara lain :

1. Mengarah ke depan.

Forward Pass (mengarah ke depan) merupakan waktu yang paling awal

dimana proyek dapat diselesaikan. Waktu setiap kegiatan yang dijadwalkan

untuk memulai disebut “early start” sedangkan waktu setiap kegiatan yang

dijadwalkan untuk mengakhiri disebut “early finish”. Dalam metode penetuan

jalur kritis, yang paling awal diidentifikasi adalah kemungkinan waktu untuk
memulai proyek dan kemudian serangkaian kegiatan untuk mengidentifikasi

waktu penyelesaian.

2. Mengarah ke belakang

Backward Pass (mengarah ke belakang) merupakan waktu paling akhir

dimana proyek dapat diselesaikan. Waktu penyelesaian proyek didasarkan pada

kerja mundur dari waktu akhir pada kegiatan terakhir untuk mengawali

kegiatan pertama. Waktu setiap kegiatan yang dijadwalkan untuk memulai

disebut “latest start” sedangkan waktu setiap kegiatan yang dijadwalkan untuk

mengakhiri disebut “latest finish” (Baker 2010).

5.3.3 Teknik Memperpendek Jadwal Proyek

Proyek adalah serangkaian kegiatan yang berlangsung dalam jangka waktu

tertentu dengan alokasi sumber daya yang tersedia dan bertujuan untuk

melaksanakan tugas yang telah ditetapkan. Penjadwalan proyek adalah rencana

pengurutan kerja untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan sasaran khusus

dengan saat penyelesaian yang jelas.

Setiap aktivitas dalam proyek, pada dasarnya dituntut agar mampu

menggunakan waktu secara efektif dan efisien dengan hasil yang berkualitas.

Untuk itu digunakan analisis dengan metode PERT (Program Evaluation and

Review Technique). PERT adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan

untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian

pekerjaan yang ada di dalam suatu proyek.

a. Metode Menggunakan Model Optimasi

Pada percepatan PERT menggunakan model optimasi sasarannya yaitu

pada probabilitas yang dihasilkan. Pada tahap ini diasumsikan biaya yang
dikeluarkan adalah biaya percepatan secara keseluruhan. Sedangkan biaya

pada hasil optimasi hanya sebagai nilai untuk mencari probabilitas yang

dimaksud.

Percepatan waktu pada proyek dengan metode PERT merupakan

percepatan secara probabilitas. Dengan mengalokasikan sejumlah biaya

tambahan pada jalur kritis, diharapkan dapat mempercepat waktu

penyelesaian proyek beberapa hari. Untuk itu digunakan model matematika

yang akan dibentuk dari distribusi probabilitas normal. Dalam kaitannya

digunakan distribusi probabilitas standar.

b. Metode Menggunakan CPM

Pada percepatan PERT menggunakan metode percepatan CPM. Pada metode

ini biaya yang dikeluarkan diharapkan sesuai dengan waktu percepatan yang

dihasilkan. Sehingga pada pengerjaannya lebih terarah pada biaya tiap satuan

waktu dan jalur kegiatannya. Biaya tiap satuan waktu atau disebut dengan

slope memilki perumusan sebagai berikut:

Slope = biaya percepatan-biaya normal


durasi normal-durasi percepatan

5.4 Perbedaan PERT dan CPM

a. PERT merupakan teknik manajemen proyek yang menggunakan tiga

perkiraan waktu untuk tiap kegiatan yaitu waktu tercepat, terlama, serta

terlayak. CPM hanya memiliki satu jenis informasi waktu pengerjaan yaitu

waktu yang paling tepat dan layak untuk menyelesaikan suatu proyek.

b. PERT menekankan tepat waktu, sebab dengan penyingkatan waktu maka

biaya proyek turut mengecil, sedangkan pada CPM menekankan tepat

biaya.
c. Dalam PERT anak panah menunjukkan tata urutan (hubungan presidentil),

sedangkan pada CPM tanda panah adalah kegiatan. Meskipun demikian,

CPM dan PERT mempunyai tujuan yang sama dimana analisis

yangdigunakan adalah sangat mirip yaitu dengan menggunakan diagram

anak panah.

d. PERT memusatkan perhatian pada penemuan waktu penyelesaian kegiatan

yang bersifat probabilistik sehingga waktu penyelesaian proyek bisa

dianalisis dengan menggunakan hukum-hukum statistik. CPM lebih

memusatkan perhatiannya pada penemuan waktu percepatan suatu

kegiatan dengan biaya minimum agar proyek bisa selesai dalam waktu

tertentu, contohnya mengerahkan sumberdaya tambahan untuk

memperpendek durasi pekerjaan.

e. PERT digunakan pada proyek yang taksiran waktu kegiatannya tidak bisa

dipastikan, misal kegiatan tersebut belum pernah dilakukan atau memiliki

variasi waktu yang besar. CPM digunakan apabila taksiran waktu

pengerjaan setiap kegiatan dapat diketahui dengan baik, dimana

penyimpangannya relatif kecil atau dapat diabaikan.

f. PERT events oriented, menggunakan pendekatan activity on node (AON).

g. PERT mencurahkan perhatiannya di area penelitian dan pengembangan

program. CPM terutama digunakan untuk program konstruksi.

h. PERT mengasumsikan sebuah distribusi probabilitas untuk waktu di tiap

kegiatan sehingga kelengkapan perkiraan waktu untuk semua kegiatan

diperlukan ( Levin, 1972)

5.5 Persamaan PERT dan CPM


a. Menggunakan diagram anak panah untuk menggambarkan kegiatan,

perencanaan, dan pengendalian proyek.

b. Mengenal istilah jalur kritis dan float (slack).

c. Memerlukan prasyarat dalam melaksanakan kegiatan.

d. Mendeskripsikan aktifitas proyek dalam jaringan kerja dan mampu

dilakukan berbagai analisis untuk pengambilan keputusan tentang waktu,

biaya serta penggunaan sumber daya.

VI Metode Penelitian

6.1 Bahan atau Materi Penelitian

Bahan atau materi penelitian yang digunakan adalah data ataupun

informasi yang telah didapatkan dari customer,developer dan tukang bangunan.

Dalam melakukan penelitian, data yang dikumpulkan berupa waktu, biaya,

bahan, dan sumber daya tenaga kerja.

6.2 Metode Penelitian

a. wawancara dan observasi

Wawancara sebagai tehnik pencarian dan pengumpulan informasi

dilakukan dengan mendatangi secara langsung kepada para responden untuk

dimintai keterangan mengenai sesuatu yang diketahuinya (bisa mengenai suatu

kejadian, fakta, maupun pendapat responden). Sedangkan observasi adalah

pengamatan dan pencatatan secara teliti atas gejala-gejala yang ada di proyek

pembangunan.

b. Studi pustaka

Dalam penelitian ini, peneliti dilakukan pada proyek pembangunan

perumahan dan mengambil bahan penelitian dari schedule (jadwal) pelaksanaan


proyek dan rencana anggaran biaya (RAB) proyek. Data tersebut diperoleh dari

kontraktor pelaksana.

(1) Analisis data dengan PERT dan CPM

Keadaan yang dihadapi disini adalah adanya perbedaan umur pelaksanaan

proyek dengan umur rencana proyek yang telah ditetapkan. Umur rencana proyek

biasanya lebih pendek dari pada umur pelaksanaan proyek. Optimalisasi waktu

dan biaya yang akan dilakukan adalah mempercepat durasi proyek dengan

penambahan biaya yang seminimal mungkin.(Wardhani ,2008)

Cara-cara untuk menentukan analisis data PERT dan CPM melaui adanya

perubahan hubungan logika ketergantungan antar kegiatan, menambah sumber

daya manusia, melaksanakan kerja lembur, menambah atau mengganti peralatan

dan menambah ketersediaan material.

Kerangka pemikiran teoritis dapat dilihat sebagai berikut :


Perencanaan Proyek

Pelaksanaan Proyek

Evaluasi/Pengendalian Proyek

Alternatif Pengendalian Biaya


Efisien

Optimal

Gambar 6.2 kerangka pemikiran Metode PERT dan CPM

c. Metode Pembangunan Sistem

Kepustakaan dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku dan informasi

pada media internet yang berhubungan dengan sistem pendukung keputusan

penempatan pakaian pada rak menggunakan metode algoritma apriori. Serta

mempelajari metode-metode yang akan digunakan.

(1) Analisis
Bahasa pemrograman dan sistem basis data di spesifikasikan pada tahap

ini. Activity diagram digunakan untuk menggambarkan alir aktivitas dalam sistem

yang dirancang. Menetapkan metode Algoritma Apriori untuk penempatan

pakaian pada rak.

(2) Desain Sistem

Pada tahap ini dilakukan perancangan sistem dari desain data database,

desain antarmuka dan desain laporan (data yang sudah dikelompokkan).

(3) Implementasi

Tahap ini merupakan tahap pembuatan dan pengembangan aplikasi sesuai

dengan desain sistem yang ditetapkan pada tahap sebelumnya.

(4) Uji Coba

Untuk melihat hasil dari aplikasi yang telah dibuat, dilakukan tahap uji

coba. Hal ini dimaksudkan untuk melihat apakah sistem sudah berjalan dengan

baik atau ada kesalahan pada program. Apabila ada kesalahan pada program akan

diperbaiki kembali sampai hasil sesuai dengan yang diharapkan.

Kebutuhan

Analisis

Desain

Implementasi

Uji Coba
Gambar 6.2 Kerangka Perancangan Sistem

(5) Pemeliharaan dan Perawatan


Tahap dimana dimulai melakukan pengoperasian sistem, jika diperlukan

melakukan perbaikan kecil atas kesalahan yang ada.

VII. Jadwal Pekerjaan

Deskripsi Bulan 1 Bulan II Bulan III


No
Pekerjaan I II III IV I II III IV I II III IV

Identifikasi
1
Permasalahan

Analisa
2
Kebutuhan

Desain
3
(Perancangan)

Pengembangan
5
Sistem

6 Uji Coba

Penulisan
7
Laporan

VIII. DAFTAR PUSTAKA

Baker,Samuel.L., 2010, Critical Path Method (CPM) (internet),

<http://hadm.sph.sc.edu/courses/J716/CPM/CPM.html>, diakses 24
November 2013

Breakdown Structure) (internet),

<http://yudhagunadarma.blogspot.com/2011/10/fungsi-cpm-critical

pathmethod-

dan-wbs_18.html>, diakses 24 November 2013.

Handoko, T.H.. 1999. Dasar-dasar Manajemen Produksi Dan Operasi, Edisi

Pertama. BPFE : Yogyakarta.

Hartawan, Harry. n.d. “Analisis Keterlibatan Manajemen Proyek dalam Proses

Perencanaan dan Pengendalian Proyek Selama Pelaksanaan Konstruksi”.

http://www.digilib.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=80787.

www.google.com. Diakses 9 November 2013.

Levin, Richard I. dan Charles A Kirkpatrick. 1972. Perentjanaan dan

Pengawasan Dengan PERT dan CPM. Jakarta : Bhratara.

Sandyavitri, Ari. 2008. “Pengendalian Dampak Perubahan Desain Terhadap

Waktu dan Biaya Pekerjaan Konstruksi”. Jurnal Tehnik Sipil, h.57-70.

Diakses tanggal 9 November 2013, dari PDF Search Engine.

Scheduling, and Controling, John Wiley 7 Sons Inc., Canada.

Santiago, Jesse dan Magallon, Desirae, 2009, Critical Path Method (internet),

<http://www.stanford.edu/class/cee320/CEE320B/CPM.pdf>, diakses 24

November 2013

Soeharto, Iman. 1995. Manajemen Proyek : Dari Konseptual Sampai

Operasional. Jakarta : Erlangga.

Yudha, Bagus, 2011, Fungsi CPM (Critical Path Method)

Anda mungkin juga menyukai