Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Pelita Informatika, Volume 6, Nomor 3, Januari 2018

ISSN 2301-9425 (Media Cetak)


Hal: 363-368

ANALISIS PELAKSANAAN PROYEK PERUMAHAN DENGAN


METODE CPM (CRITICAL PATH METHOD) DAN PERT
(PROJECT EVALUATION AND REVIEW TECHNIQUE)
(STUDI KASUS PROYEK PERUMAHAN CITRA TURI)
Walson W D Banjarnahor, Pristiwanto

STMIK Budi Darma, Medan, Indonesia


Jalan Sisingamangaraja No. 338 Medan, Indonesia

ABSTRAK
Bagian terpenting dalam keberhasilan pengembangan penerapan riset operasi adalah kemajuan yang terjadi dalam bidang
teknologi, khususnya komputer. Dengan teknologi komputer dapat digunakan sebagai alat bantu untuk menyelesaikan
permasalahan matematika supaya menjadi lebih mudah penyelesaiannya. Dalam mengestimasi waktu dan biaya dalam sebuah
proyek maka diperlukan optimalisasi yang biasanya dilakukan untuk mengoptimalkan sumber daya yang ada serta
meminimalkan kendala namun tetap mendapatkan hasil yang optimal. Program komputer yang digunakan adalah POM-QM
for Windows. Permasalahan pada penelitian ini adalah bagaimana cara menentukan lintasan kritis dan nilai optimum pada
penjadwalan proyek dengan menggunakan metode PERT-CPM dan bagaimana cara menentukan lintasan kritis dan nilai
optimum pada penjadwalan proyek dengan program POM-QM for Windows. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui cara
menentukan lintasan kritis dengan menggunakan metode PERT-CPM pada penjadwalan proyek perumahan Citra Turi dan
untuk mengetahui penggunaan program POM-QM for Windows dalam menentukan lintasan kritis. Data yang diperoleh dalam
penelitian ini berupa data primer, karena data diperoleh secara langsung dari staf bagian produksi yang berada di PT. Capella
Medan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi pada PT. Prime Property Medan dan melakukan interview dengan
salah satu staf bagian produksinya.
Kata Kunci: Citra Turi, Pembangunan Perumahan,PERT-CPM

I. PENDAHULUAN sifat istimewa, dimana waktu kerja manajemen dibatasi


Tuntutan pembangunan di segala bidang semakin oleh jadwal yang telah ditentukan .Perubahan kondisi
dirasakan, terutama di negara yang sedang yang begitu cepat menuntut setiap pimpinan yang
berkembang, hal ini dilakukan dalam rangka terlibat dalam proyek untuk dapat mengantisipasi
meningkatkan taraf hidup rakyatnya. Banyak kemajuan keadaan, serta menyusun bentuk tindakan yang
yang harus dikejar, ketinggalan ini diusahakan harus diperlukan. Hal ini dapat dilakukan bila ada konsep
dikejar dengan pembangunan di segala bidang. perencanaan yang matang dan didasarkan pada data,
Pembangunan tersebut berupa pembangunan fisik informasi, kemampuan, dan pengalaman. Dalam
proyek, pembangunan gedung, jembatan, jalan tol, manajemen proyek terdapat tiga hal yang penting
industri besar atau kecil, jaringan telekomunikasi, dan diutamakan yaitu: Perencanaan, Penjadwalan, dan
lain-lain. Proyek dapat diartikan sebagai kegiatan yang Pengendalian proyek.
berlangsung dalam jangka waktu yang terbatas dengan Keberhasilan ataupun kegagalan dari pelaksanaan
mengalokasikan sumber daya tertentu dan sering kali disebabkan kurang terencananya kegiatan
dimaksudkan untuk menghasilkan produk atau proyek serta pengendalian yang kurang efektif,
deliverable yang kriteria mutunya telah digariskan sehingga kegiatan proyek tidak efisien, hal ini akan
dengan jelas. Semakin maju peradaban manusia, mengakibatkan keterlambatan, menurunnya kualitas
semakin besar dan kompleks proyek yang dikerjakan pekerjaan, dan membengkaknya biaya pelaksanaan.
dengan melibatkan penggunaan bahan-bahan Keterlambatan penyelesaian proyek sendiri merupakan
(material), tenaga kerja, dan teknologi yang makin suatu kondisi yang sangat tidak dikehendaki, karena hal
canggih. Proyek pada umumnya memiliki batas waktu ini dapat merugikan semua pihak baik dari segi waktu
(deadline), artinya proyek harus diselesaikan sebelum maupun biaya. Dalam kaitannya dengan waktu dan
atau tepat pada waktu yang telah ditentukan. biaya produksi, perusahaan yang terlibat harus bias
Berkaitan dengan masalah proyek ini maka merencanakan waktu yang seefisien mungkin dalam
keberhasilan pelaksanaan sebuah proyek tepat pada setiap kegiatan atau aktivitas, sehingga biaya dapat
waktunya merupakan tujuan yang penting baik bagi diminimalkan dari rencana semula.
pemilik proyek maupun kontraktor. Demi kelancaran Suatu proyek dapat dikatakan baik jika
jalannya sebuah proyek dibutuhkan manajemen yang penyelesaian proyek tersebut efisien, ditinjau dari segi
akan mengelola proyek dari awal hingga proyek waktu dan biaya serta mencapai efisiensi kerja, baik
berakhir, yaitu manajemen proyek. Bidang manajemen manusia maupun alat. Kebutuhan sumber daya untuk
proyek tumbuh dan berkembang karena adanya masing-masing aktivitas proyek bisa berbeda, sehingga
kebutuhan dalam dunia industri modern untuk ada kemungkinan terjadi fluktuasi kebutuhan sumber
mengkoordinasi dan mengendalikan berbagai kegiatan daya. Fluktuasi kebutuhan ini akan berpengaruh
yang kian kompleks. Manajemen proyek mempunyai terhadap anggaran, karena ada kalanya dimana sumber

363
Jurnal Pelita Informatika, Volume 6, Nomor 3, Januari 2018
ISSN 2301-9425 (Media Cetak)
Hal: 363-368

daya tidak diberdayakan sedangkan biaya tetap keluar, kegiatan terletak di sebelah kiri atas node dan EF
yang disebut dengan biaya tetap (fixed cost). Untuk (Earlist finish) yaitu saat tercepat diselesaikannya
mengembalikan tingkat kemajuan proyek ke rencana kegiatan terletak di kiri bawah. LS (lastest Start)
semula diperlukan suatu upaya percepatan durasi yaitu saat paling lambat dimulainya kegiatan
proyek walaupun akan diikuti meningkatnya biaya terletak pada sebelah kanan atas node dan LF (
proyek. Oleh karena itu diperlukan analisis optimalisasi Lastest Finish) yaitu saat paling lambat
durasi proyek sehingga dapat diketahui berapa lama diselesaikannya kegiatan terletak di sebelah kanan
suatu proyek tersebut diselesaikan dan mencari adanya bawah. (Murdifin haming dan Mahfud
kemungkinan percepatan waktu pelaksanaan proyek Nurnajamuddin, September 2014 : Hal 86).
dengan metode PERT (Project Evaluation and Review Untuk mempermudah perhitungan penentuan
Technique) dan CPM (Critical Path Method - Metode waktu digunakan gambar dan notasi – notasi seperti
Jalur Kritis). yang ditunjukan dalam gambar berikut ini :

II. TEORITIS
A. Manajemen Proyek E E E E
H. Kerzner (dikutip oleh Soeharto, 1999) Kegiat
menyatakan, melihat dari wawasan manajemen, bahwa
S F S F
manajemen proyek adalah merencanakan, an
mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber
daya perusahaan untuk mencapai sasaran jangka L L L L
pendek yang telah ditentukan. Berbeda dengan definisi S F S F
H. Kerzner (dikutip oleh Soeharto, 1999), PMI (Project
Management Institute) (dikutip oleh Soeharto, 1999), Gambar 1. Notasi Perhitungan Waktu
mengemukakan definisi manajemen proyek sebagai
berikut : Manajemen proyek adalah ilmu dan seni yang Ada dua cara yang biasa digunakan untuk
berkaitan dengan memimpin dan mengkoordinir memperkirakan (mengestimasi) waktu penyelesaian
sumber daya yang terdiri dari manusia dan material suatu kegiatan, yaitu:
dengan menggunakan tehnik pengelolaan modern 1. Single duration estimate atau perkiraan waktu
untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan, yaitu (durasi) tunggal untuk setiap kegiatan. Cara ini
lingkup, mutu, jadwal, dan biaya, serta memenuhi dapat dilakukan apabila durasi dapat diketahui
keinginan para stakeholder. denga akurat dan tidak terlalu berfluktasi.
Pendekatan CPM menggunakan cara ini karena
B. CPM (Critical Path Method) CPM beranggapan bahwa setiap fluktasi dapat
Metode Jalur Kritis (Critical Path Method - diatasi dengan fungsi kontrol.
CPM), yakni metode untuk merencanakan dan 2. Triple duration estimate, yaitu cara perkiraan waktu
mengawasi proyek-proyek merupakan sistem yang yang didasarkan atas tiga jenis durasi sebagai
paling banyak dipergunakan diantara semua sistem lain berikut :
yang memakai prinsip pembentukan jaringan. Dengan To = optimistic duration, yaitu waktu yang
CPM, jumlah waktu yang dibutuhkan untuk dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu
menyelesaikan berbagai tahap suatu proyek dianggap kegiatan jika tidak terjadi kesalahan pada
diketahui dengan pasti, demikian pula hubungan antara pelaksanaan kegiatan itu (segala sesuatunya
sumber yang digunakan dan waktu yang diperlukan berjalan baik sekali).
untuk menyelesaikan proyek. CPM adalah model
manajemen proyek yang mengutamakan biaya sebagai Tm = most likely duration, yaitu waktu yang paling
objek yang dianalisis (Siswanto, 2007). CPM sering terjadi bila kegiatan dilakukan
merupakan analisa jaringan kerja yang berusaha berulang – ulang (dalam kondisi normal)
mengoptimalkan biaya total proyek melalui
pengurangan atau percepatan waktu penyelesaian total Tp = pessimistic duration, yaitu waktu yang
proyek yang bersangkutan. dibutuhkan bila terjadi kesalahan pada
Karakteristik dan cara membuat diagram CPM, pelaksaan kegiatan yang bersangkutan.
yaitu sebagai berikut :
1. Kegiatan dilambangkan oleh lingkaran kecil (node) Cara ini merupakan dasar perhitungan untuk PERT
2. Hubungan presidensi dilambangkan oleh garis yang mempunyai dasar bahwa jika suatu kegiatan
panah dilakukan berkali – kali, maka actual time (waktu nyata
3. Nama (simbol) kegiatan dan waktu pengerjaannya untuk menyelesaikan kegiatan itu) akan membentuk
dinyatakan dalam lingkaran (node) dari kegiatan distribusi frekuensi Beta dimana optimistic dan
4. Penulisan waktu – waktu jaringan memakai teladan: pessimistic duration merupakan buntut (tail),
ES (Earlist start) yaitu saat tercepat dimulainya sedangkan most likely duration adalah mode dari
distribusi Beta tersebut. Selanjutnya diasumsikan
364
Jurnal Pelita Informatika, Volume 6, Nomor 3, Januari 2018
ISSN 2301-9425 (Media Cetak)
Hal: 363-368

bahwa suatu pendekatan dari durasi rata – rata yang berisi daftar satuan upah kerja, daftar satuan bahan,
disebut expected duration (Te) dibeikan dengan daftar satuan pekerjaan, serta analisa satuan
formula: pekerjaan, yang daftar harganya kosong dan
Rencana Anggaran Biaya (RAB) yaitu berupa,
Te = To + 4Tm + Tp spesifikasi teknis berupa satuan upah kerja, daftar
6 satuan bahan, daftar satuan pekerjaan, serta analisa
satuan pekerjaan beserta harganya.
Sedangkan varian dari distribusi ini adalah :
Perencanaan Anggaran Biaya Proyek
V = (Tp – To)2 Untuk menyusun RAB, perusahaan biasanya
6 melakukan langkah berikut:
1. Melakukan pengumpulan data tentang jenis, harga
Kedua besaran tersebut digunakan untuk mengetahui
serta kemampuan pasar menyediakan bahan/
probabilitas penyelesaian proyek pada waktu tertentu.
material secara kontinyu.
2. Melakukan pengumpulan data tentang upah pekerja
III. ANALISA DAN PEMBAHASAN
yang berlaku di kota ataupun kabupaten.
Penyusunan jadwal juga menjadi lebih cepat dan
3. Melakukan analisis mengenai bahan dan upah
teliti. Setiap ada perubahan, komputer dapat melakukan
pekerja untuk proyek yang akan dilaksanakan.
perubahan tersebut dalam waktu singkat. Penjadwalan
4. Melakukan perhitungan harga satuan pekerja
proyek berbasis komputer mengunakan PC untuk
dengan memanfaatkan hasil analisa satuan
membuat jadwal proyek lebih praktis dan
pekerjaan dan daftar kuantitas pekerjaan.
menguntungkan.
5. Membuat rekapitulasi rencana anggaran biaya
Saat ini, banyak perusahaan yang menggunakan
proyek.
komputer sebagai alat bantu untuk membuat
penjadwalan. Dengan menggunakan penjadwalan yang
Langkah-langkah Penyusunan Network Planning
memiliki sifat sistematis pihak manajemen dapat
Langkah pertama yang dilakukan dalam menyusun
mengetahui:
network planning adalah menginventarisasi kegiatan,
1. Hubungan tiap kegiatan dengan kegiatan lainnya
yaitu dengan cara melakukan pengkajian dan
dan terhadap keseluruhan proyek.
pengidentifikasian lingkup proyek.
2. Hubungan yang harus didahulukan diantara
kegiatan proyek.
Menyusun Hubugan Antar Kegiatan
3. Perkiraan biaya dan waktu realistis untuk setiap
Dalam Network Planning, menyusun komponen-
kegiatan.
komponen sesuai urutan logika ketergantungannya
4. Penggunaan tenaga kerja, uang dan sumber daya merupakan dasar pembuatan jaringan kerja, sehingga
lainnya. diketahui urutan kegiatan dari awal mulainya proyek
sampai dengan selesainya proyek secara keseluruhan.
Penetapan Perencanaan Waktu Proyek Dalam pembuatan network planning ada beberapa
Dalam menentukan kegiatan-kegiatan yang akan kemungkinan yang dapat terjadi dari hubungan antar
dilaksanakan untuk menyelesaikan proyek kegiatan yang disusun menjadi mata rantai urutan
pembangunan perumahan Citra Turi perlu kegiatan yang sesuai dengan logika ketergantungan,
memperhatikan faktor-faktor yang biasanya yaitu :
mempengaruhi pelaksanaan proyek. Faktor yang 1. Suatu kegiatan dapat dikerjakan secara bersamaan
biasanya mempengaruhi waktu pelaksanaan proyek dengan kegiatan lainnya.
adalah cuaca atau musim. Selain cuaca atau musim, 2. Suatu kegiatan hanya dapat dikerjakan apabila
faktor yang dimasukan dalam perhitungan pembuatan kegiatan sebelumnya sudah selesai dikerjakan.
perencanaan waktu adalah libur hari raya. 3. Suatu kegiatan dapat dikerjakan secara tersendiri
Adapun tahap yang dilakukan dalam pembuatan tanpa harus menunggu kegiatan sebelumnya.
perencanaan proyek pembangunan perumahan Citra
Turi adalah sebagai berikut : Perhitungan Maju
1. Melakukan survey ke lokasi proyek Untuk menghitung waktu penyelesaian tercepat suatu
2. Melakukan identifikasi mengenai proyek. kegiatan (EF), waktu tercepat terjadinya kegiatan (ES)
3. Membuat alternatif-alternatif gambar fisik dan saat paling cepat dimulainya suatu peristiwa (E).
bangunan proyek yang diajukan ke pemilik proyek. Waktu selesai paling awal suatu kegiatan sama dengan
4. Melakukan revisi terhadap alternatif-alternatif waktu mulai paling awal, ditambah dengan kurun
gambar yang sudah dipilih pemilik proyek. waktu kegiatan yang mendahuluinya. Rumusnya
5. Setelah revisi disetujui maka melakukan adalah EF= ES + t.
perhitungan untuk membuat Rencana Kerja dan 1. Kegiatan A
Syarat-syarat (RKS) berupa spesifikasi teknis yang EF= ES + t = 0 + 10 =10

365
Jurnal Pelita Informatika, Volume 6, Nomor 3, Januari 2018
ISSN 2301-9425 (Media Cetak)
Hal: 363-368

2. Kegiatan B LS = LF – t = 67 -18 = 49
EF= ES + t = 10 + 14 = 24 11. Kegiatan E
3. Kegiatan C LS = LF – t = 86 – 19 = 67
EF= ES + t = 24 + 11 = 35 12. Kegiatan D
4. Kegiatan D LS = LF – t = 49 – 16 = 43
EF= ES + t = 24 + 16 = 40 13. Kegiatan C
5. Kegiatan E LS = LF – t = 88 – 11 = 77
EF= ES + t = 58 +19 = 77 14. Kegiatan B
6. Kegiatan F LS = LF – t = 24 – 14 = 10
EF= ES + t = 40 + 18 = 58 15. Kegiatan A
7. Kegiatan G LS = LF – t = 10 -10 =0
EF= ES + t = 77 + 16 = 93
8. Kegiatan H Mengidentifikasi Jalur Kritis, Total Float, dan
EF= ES + t = 35 + 14 = 49 Kurun Waktu Penyelesaian Proyek
9. Kegiatan I Yang dimaksud dengan jalur kritis pada langkah ini
EF= ES + t = 24 + 26 = 50 adalah jalur yang terdiri dari rangkaian kegiatan dalam
10. Kegiatan J lingkup proyek, yang bila terlambat mengakibatkan
EF= ES + t = 24 + 17 = 41 keterlambatan proyek secara keseluruhan. Kegiatan
11. Kegiatan K yang berada dalam jalur ini disebut kegiatan kritis.
EF= ES + t = 50 +14 = 64 Sedangkan float adalah tenggang waktu suatu kegiatan
12. Kegiatan L tertentu yang non kritis dari proyek.
EF= ES + t = 41 +12 = 53
13. Kegiatan M Mempersingkat Kurun Waktu Penyelesaian Proyek
EF= ES + t = 64 + 18 = 82 (Crashing: Time and Cost Trade Off)
14. Kegiatan N Proses mempercepat kurun waktu disebut crash
EF= ES + t = 53 +17 = 70 program. Sehingga yang menjadi tujuan utama dari
15. Kegiatan O program mempersingkat waktu adalah memperpendek
EF= ES + t = 82 + 20 = 102 jadwal penyelesaian kegiatan atau proyek dengan
kenaikan biaya yang minimal. Untuk mempersingkat
Perhitungan Mundur wakru penyelesaian kegiatan untuk mendapatkan
Langkah ini dimulai Finish Menuju Start untuk jadwal yang ekonomis didasarkan pada biaya langsung,
mengidentifikasi saat paling lambat terjadi suatu yang dalam hal ini adalah tenaga kerja langsung. Dalam
kegiatan (LF), waktu paling lambat terjadi suatu mempersingkat waktu ini terlihat adanya kenaikan
kegiatan (LS) dan saat paling lambat suatu peristiwa tariff tenaga kerja langsung akibat bertambahnya waktu
terjadi (L).Waktu mulai paling akhir suatu kegiatan kerja yang berupa waktu lembur.
sama dengan waktu selesai paling akhir dikurangi
kurun waktu berlangsungnya kegiatan yang IV. IMPLEMENTASI
bersangkutan. Implementasi PERT-CPM pada pelaksanaan
Rumusnya adalah LS = LF – t. pembangunan proyek perumahan Citra Turi pada PT.
1. Kegiatan O Prime Property ini menggunakan aplikasi pembantu
LS = LF – t = 102 – 20 = 82 dengan nama POM QM for windows.
2. Kegiatan N
LS = LF – t = 82 – 17 = 65
3. Kegiatan M
LS = LF – t = 82 – 18 = 64
4. Kegiatan L
LS = LF – t = 65 – 12 = 53
5. Kegiatan K
LS = LF – t = 64 -14 = 50
6. Kegiatan J
LS = LF – t = 53 – 17 = 36
7. Kegiatan I
LS = LF – t = 50 – 26 = 24
8. Kegiatan H
LS = LF – t = 102 – 14 = 88
9. Kegiatan G
LS = LF – t = 102 – 16 = 86
10. Kegiatan F
Gambar 1. Menu Utama POM QM for Windows
366
Jurnal Pelita Informatika, Volume 6, Nomor 3, Januari 2018
ISSN 2301-9425 (Media Cetak)
Hal: 363-368

Langkah selanjutnya dengan memilih menu Module,


kemudian project management (PERT/CPM).

Gambar 2. Menu Module Gambar 5. Number of activities

1. Menu File 3. Input data


Pada menu File ini memulai proses menjalankan Menu Pada bagian ini adalah menginput data yang akan
Module yang sudah dipilih untuk menjalankannya, diproses menggunakan PERT/CPM tersebut.
yang di pilih adalah project management (PERT/CPM)
dari menu Module selanjutkan pada menu file di pilih
New.

Gambar 3. Menu File


Gambar 6. Input data
2. Sub Menu New
Pada Sub Menu New, yang dipilih untuk proses ini Setelah di inputkan, maka untuk menjalankannya
menggunakan single time estimate, kemudian membuat dengan klik solve pada sudut kanan atas.
berapa banyak aktivitas yang akan diperlukan dalam
kasus ini.

Gambar 4. Single Time Estimate Gambar 7. Project Management (PERT/CPM Result)


367
Jurnal Pelita Informatika, Volume 6, Nomor 3, Januari 2018
ISSN 2301-9425 (Media Cetak)
Hal: 363-368

1. Manajemen waktu yang dilakukan oleh PT. Prime


Property di Medan sudah dilaksanakan dengan baik,
hanya belum mampu dilaksanakan secara optimal
dikarenakan adanya hambatan yang di temui di
dalam pelaksanan sistem manajemen waktu.
2. Penerapan network planning dengan menggunakan
metode lintasan kritis (CPM) lebih meningkatkan
efisiensi waktu dan biaya proyek pembangunan
perumahan Citra Turi. Jika waktu normal
penyelesaian proyek adalah 102 hari dengan biaya
sebesar Rp. 2.052.531.133,00, maka dengan
menerapkan network planning yang menggunakan
lintasan kritis (CPM) untuk mempersingkat waktu,
di dapat waktu penyelesaian proyek selama 96 hari
dengan biaya sebesar Rp. 2.047.682.911,90.
Dengan demikian, maak proyek mempunyaio
efisiensi waktu selama 6 hari atau sebesar 6,25%
dan efisiensi biaya sebesar Rp.
4.848.221,10 atau sebesar 0,23%.
3. Dalam membuat anggaran rancangan biaya
Gambar 8. Gantt Chart (Early Times) pembangunan rumah terlebih dahulu menentukan
berapa orang sumber daya yang digunakan dan
waktu serta material yang dibutuhkan untuk
menyelesaiakan suatu proyek.

REFERENCES
[1] Abdul Kadir dan Terra Ch. Triwahyuni 2013. ”Pengantar
Teknologi Informasi” :Dasar Sistem Komputer. Yogyakarta:
Andi Offset.
[2] Abdul Kadir 2013.Pengenalan Algoritma :Flowchart.
Yogyalarta : Andi Offset.
[3] Rahmat Pryanto 2009. Langsung Bisa Visual Basic.NET 2008:
Pendahuluan. Yogyakarta Andi Offset.
[4] Rosa AS – M Shalahuddin 2011. Rekayasa Perangkat Lunak.:
“Pemodelan Dan UML”.Bandung 2011
[5] Sitinjak, T.JR. 2006. RISET OPERASI Untuk Pengambilan
Keputusan Manajerial dengan Aplikasi Excel. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
[6] Yulianto, H.D dan Sutapa, N.I. 2005. Riset Operasi dengan
Excel. Yogyakarta: ANDI.
[7] Herjanto, Eddy. 2007. Manajemen Operasi Edisi Ketiga.
Jakarta: Grasindo.
Gambar 9 Gantt Chart (Late Times) [8] Subagyo, P, Asri, M, Handoko, T.H. 1999. Dasar-dasar
Operation Research. Yogyakarta: Edisi kedua BPFE.
[9] Susanta, B. 1994. Program Linear. Yogyakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi

Gambar 10 Procedence Graph

V. KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan,
maka dapat disimpulkan yaitu:

368

Anda mungkin juga menyukai