Anda di halaman 1dari 16

MODUL PERKULIAHAN

Manajemen Operasional
W312100003

Manajemen Proyek
Pertemuan-12

Abstrak Sub-CPMK
CPMK-5 Mampu mengidentifikasi
dan menganalisis Manajemen CPMK-5 Mampu mengidentifikasi dan
Proyek dengan menggunakan menganalisis Manajemen Proyek dengan
metode PERT, CPM dan Crashing. menggunakan metode PERT, CPM dan
(S6, P1, KU1, KU3, KK1) [C1, Crashing. (S6, P1, KU1, KU3, KK1) [C1, C2]
C2]

Fakultas Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh

Dr. Eri Marlapa, MM


FEB MANAJEMEN
13
Manajemen Proyek
Manajemen merupakan proses di mana pelaksanaan dari suatu tujuan
diselenggarakan dan diawasi. Sedangkan proyek merupakan upaya temporer untuk
menghasilkan produk, jasa, atau hasil yang tertentu/unik. Kata temporer membedakan
proyek dengan pekerjaan rutin. Proyek bersifat temporer artinya waktu berlangsung
dibatasi, ada awal dan ada akhir untuk pekerjaan yang dilakukan dan tim yang dibentuk.
Jadi, manajemen proyek merupakan suatu proses pelaksanaan pekerjaan secara
bertahap dengan batas waktu tertentu yang diawasi dari awal hingga selesai untuk
mencapai suatu hasil. Manajemen Proyek juga dapat diartikan sebagai suatu ilmu dan seni
untuk mengadakan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan
(directing), pengoordinasian (coordinating), dan mengadakan pengawasan (controlling)
terhadap orang dan barang untuk mencapai tujuan tertentu dari suatu proyek. Dengan
pengertian tersebut jelaslah bahwa semua fungsi manajemen harus dipakai untuk
mengelola suatu proyek, agar tujuan yang diinginkan oleh proyek tersebut dapat tercapai
dengan lancar. Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam manajemen proyek adalah:
aspek keuangan, aspek angggaran biaya, aspek manajemen sumber daya manusia,
aspek manajemen produksi, aspek harga, aspek efektifitas dan efisiensi waktu, aspek
pemasaran, aspek mutu dan aspek waktu. Sebelum mengerjakan proyek, terdapat
beberapa tahap pengelolaan proyek, yaitu tahap perencanaan, tahap penjadwalan dan
tahap pengkoordinasian. Tahap yang paling menentukan untuk berhasil atau tidaknya
suatu proyek yaitu tahap perencanaan dan tahap penjadwalan.

Salah satu hal yang menjadi faktor menunjang keberhasilan proyek adalah
tersedianya berbagai sumber daya manusia yang memadai dan expert dibidangnya.
Sehingga perusahaan jasa konstruksi terus maju dan berkembangserta mendapatkan
profit oriented yang baik pula. Banyak aspek yang harus dimiliki oleh setiap tenaga kerja
dan harus dapat mendukung tercapainya tujuan organisasi tersebut. Aspek-aspek tersebut
meliputi aspek kompetensi, motivasi, loyalitasdan disiplin kerja. Jika aspek sumber daya
manusia tersebut dapat dipenuhi, maka kinerja pekerjaakan meningkat sehingga
produktivitas SDM tersebut juga meningkat.

Menurut Husein (2010:149) penjadwalan proyek merupakan salah satu elemen


hasil perencanaan, yang dapat memberikan informasi tentang jadwal rencana dan
kemajuan proyek. Mengingatperkembangan dari kebutuhandari pengguna bukan hanya
terkait fungsional saja,diperlukan juga pengujian bisamemastikan bahwa

2021 Manajemen Operasional - Modul.7 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
12 Dr. Eri Marlapa, MM http://pbael.mercubuana.ac.id/
perangkat lunak layak dikatakan berkualitas dengandilakukannya pengujian
terhadapkebutuhan non-fungsional. Pengujian inimencakup seluruh aspek yang tidakada
hubungannyadengan fungsionalitas perangkat lunak. Sehingga, pengujian ini hanya cukup
berdasarkan yang dibutuhkan oleh penggunasaja (Manish & Kaur, 2016). Keuntungan
tidak hanya diukur dari jumlah uang yang diterima dikurangi jumlah uang yang harus
dikeluarkan (biaya) tetapi juga diukur dari jumlah usaha dan waktu yang harus dikeluarkan
serta tingkat kepuasaan pelanggan dalam menggunakan sistem tersebut. Tiga kriteria
sukses yang digunakan sebagai penilaian terhadap level keberhasilan atau kegagalan
manajemen proyek, yaitu waktu, biaya dan kualitas (Davies, 2002).

Critical Path Method (CPM) merupakan sebuah metode yang digunakan dalam
menganalisa jaringan kegiatan/aktivitas-aktivitas dari sebuah proyek yang tidak bisa
ditunda waktu pelaksanaannya dan memprediksi durasi total pengerjaan proyek serta
menentukan jalur kritis yang salaing berkaitan pada suatu proyek (Heizer dan Render,
2006). CPM efektif digunakan dalam menghitung jalur kritis (Goryachev dkk, 2016).
Keunggulan CPM yaitu menampilkan dependensi untuk membantu penjadwalan serta
menentukan slack dan float, serta menunjukkan hubungan antara kegiatan dan memantau
kemajuan proyek (Zareei, 2018). Metode PERT merupakan suatu metode yang bertujuan
untuk sebanyak mungkin mengurangi adanya penundaan, maupun gangguan produksi,
serta mengkoordinasikan berbagai bagian suatu pekerjaan secara menyeluruh dan
mempercepat selesainya proyek.

Setiap proyek memiliki karakteristik yang berbeda dari proyek yang satu dengan
proyek yang lain nya. Karakteristik proyek yang berbeda ini akan berpengaruh kepada
progress pekerjaan pelaksanaan dilapangan. Progress pekerjaan dapat mengalami
keterlambatan atau sesuai dengan schedule atau juga bisa lebih cepat dari yang sudah
direncanakan. Oleh karena itu diperlukan manajemen proyek yang baik agar tercapai
sasaran tujuan proyek tersebut. Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan konsep
perhitungan dengan menggunakan CPM dan PERT mengenai optimalisasi kinerja proyek
terutama waktu dan biaya yang membantu proses perencanaan proyek. Perhitungan CPM
dan PERT dapat menghasilkan konsep perhitungan mengenai optimalisasi kinerja proyek
yang membantu proses perencanaan proyek, meminimalisir terjadinya ketidaksesuaian
pada rencana dan realisasi proyek, mengoptimalisasi proses perhitungan masa proyek,
mengoptimalisasi proses perhitungan biaya, dan digunakan untuk pengambilan keputusan
mengenai penanganan langkah-langkah yang harus diambil untuk kelanjutan proyek dan
mengurangi resiko kerugian proyek. Selain itu,

2021 Manajemen Operasional - Modul.7 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
12 Dr. Eri Marlapa, MM http://pbael.mercubuana.ac.id/
dilakukan perhitungan nilai crash proyek baik waktu maupun biaya saat laju pengerjaan
proyek dipercepat. Pada metode PERT dan CPM (Critical Path Method) terdapat tahapan
penentuan jalur kritis, di mana jalur kritis merupakan kegiatan-kegiatan dalam proyek yang
memiliki total jumlah waktu terlama dan menunjukkan rentang waktu penyelesain proyek
yang tercepat.

1. PERT

PERT adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan
penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang ada didalam
suatu proyek (Febrianto,2011). PERT merupakan singkatan dari Program Evaluation and
Review Technique (teknik menilai dan meninjau kembali program), teknik PERT adalah
suatu metode yang bertujuan untuk sebanyak mungkin mengurangi adanya penundaan,
maupun gangguan produksi, serta mengkoordinasikan berbagai bagian suatu pekerjaan
secara menyeluruh dan mempercepat selesainya proyek.

Project Evaluation and Review Technique (PERT) adalah sebuah model


Management Science untuk perencanaan dan pengendalian sebuah proyek (Siswanto,
2007). Teknik PERT adalah suatu metode yang bertujuan untuk mengurangi adanya
penundaan, maupun gangguan produksi, serta mengkoordinasikan berbagai bagian suatu
pekerjaan secara menyeluruh dan mempercepat selesainya proyek. Teknik ini
memungkinkan untuk menghasilkan suatu pekerjaan yang terkendali dan teratur, karena
jadwal dan anggaran dari suatu pekerjaan telah ditentukan terlebih dahulu sebelum
dilaksanakan. Tujuan dari PERT adalah suatu pencapaian dimana waktu merupakan
dasar penting dari PERT dalam penyelesaian kegiatan suatu proyek (Jay Heizer & Barry
Render, 2005).

T. Hari Handoko mengemukakan bahwa, PERT adalah suatu metode analisis yang
dirancang untuk membantu dalam penjadwalan dan pengendalian proyek- proyek yang
kompleks, yang menuntut bahwa masalah utama yang dibahas yaitu masalahteknik untuk
menentukan jadwal kegiatan beserta anggaran biayanya sehingga dapat diselesaikan
secara tepat waktu dan biaya. Menurut Saleh Mubarak dalam bukunyayang berjudul
Construction Project Scheduling and Control-2nd ed: “PERT is an event- oriented network
analysis technique used to estimate project duration when individual activity duration
estimates are highly uncertain.” PERT adalah suatu kondisi yang berorientasi analisis
jaringan teknik yang digunakan untuk memperkirakan durasi proyek ketika memperkirakan
durasi kegiatan individu yang sangat tidak pasti.

2021 Manajemen Operasional - Modul.7 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
12 Dr. Eri Marlapa, MM http://pbael.mercubuana.ac.id/
Menurut Jay Heizer & Barry Render (2005), jaringan PERT ditetapkan dalam tiga perkiraan
waktu (three times estimates) untuk masing-masing jaringan aktivitas. Three times
estimates meliputi:

1) Waktu optimis (a): waktu terpendek kejadian yang mungkin terjadi. Waktu yang
dibutuhkan oleh sebuah kegiatan jika semua hal berlangsung sesuai rencana.
2) Waktu pesimis (b): waktu terpanjang kejadian yang dibutuhkan. Waktu yang
dibutuhkan suatu kegiatan dengan asumsi kondisi yang ada sangat tidak
diharapkan.
3) Waktu realistis (m): waktu yang paling memungkinkan terjadi untuk penyelesaian
aktivitas dalam jaringan PERT, merupakan waktu yang paling sering terjadi jika
suatu aktivitas diulang beberapa kali.

2. Karakteristik

1. Karakteristik PERT

Dari langkah-langkah penjelasan metode PERT maka bisa dilihat suatu


karakteristik dasar PERT, yaitu sebuah jalur kritis dengan diketahuinya jalur kritis ini maka
suatu proyek dalam jangka waktu penyelesaian yang lama dapat diminimalisasi (Aryo
Andri Nugroho,2007).

2. Karakteristik Proyek

a. Kegiatannya dibatasi oleh waktu; sifatnya sementara, diketahui kapan mulai dan
b. berakhirnya.
c. Dibatasi oleh biaya.
d. Dibatasi oleh kualitas.
e. Biasanya tidak berulang-ulang.

3. Kelebihan dan kekurangan metode PERT

1. Kelebihan pada metode PERT

a. Berguna pada tingkat manajemen proyek.


b. Secara matematis tidak terlalu rumit.

2021 Manajemen Operasional - Modul.7 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
12 Dr. Eri Marlapa, MM http://pbael.mercubuana.ac.id/
c. Menampilkan secara grafis menggunakan jaringan untuk menunjukkan
hubungan antar kegiatan.
d. Dapat ditunjukkan jalur kritis, jalur yang tidak ada slack nya atau
halangan.
e. Dapat memantau kemajuan proyek.
f. Dapat diketahui waktu seluruh proyek akan diselesaikan.
g. Mengetahui apa saja kegiatan kritis yaitu kegiatan yang akan menunda
proyek jika terlambat dikerjakan.
h. Apa kegiatan non-kritis : kegiatan yang boleh dikerjakan terlambat.
i. Mengetahui probalilitas proyek selesai pada waktu tertentu.
j. Mengetahui jumlah uang yang dibelanjakan sesuai rencana sesuai
dengan proyek tersebut.
k. Efisiensi jumlah sumberdaya yang ada dapat menyelesaikan proyek tepat
waktu.

2. Kekurangan pada metode PERT

a. Kegiatan proyek harus didefinisikan dengan jelas.


b. Hubungan antar kegiatan harus ditunjukkan dan dikaitkan.
c. Perkiraan waktu cenderung subyektif oleh perancang PERT.
d. Terlalu focus pada jalur kritis, jalur yang terlama dan tanpa hambatan

4. Komponen-komponen dalam pembuatan PERT

Komponen-komponen dalam pembuatan PERT adalah : a. Kegiatan (activity)


Suatu pekerjaan/tugas dimana penyelesaiannya memerlukan periode waktu, biaya, serta
fasilitas tertentu. Kegiatan ini diberi simbol tanda panah. b. Peristiwa (event) Menandai
permulaan dan akhir suatu kegiatan. Peristiwa diberi symbol lingkaran (nodes) dan nomor,
dimana nomor dimulai dari nomor kecil bagi peristiwa yang mendahuluinya. Hal yang perlu
diperhatikan dalam pembuatan network PERT:

1) Sebelum suatu kegiatan dimulai, semua kegiatan yang mendahului harus sudah
selesai

dikerjakan.

2) Anak panah menunjukkan urutan dalam mengerjakan pekerjaan.

2021 Manajemen Operasional - Modul.7 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
12 Dr. Eri Marlapa, MM http://pbael.mercubuana.ac.id/
3) Nodes diberi nomor supaya tidak terjadi penomoran nodes yang sama.

4) Dua buah peristiwa hanya bisa dihubungkan oleh satu kegiatan (anak panah).

5) Network hanya dimulai dari suatu kejadian awal yang sebelumnya tidak ada
pekerjaan.

Sebuah fitur yang membedakan PERT adalah kemampuannya untukmenghadapi


ketidakpastian di masa penyelesaian kegiatan. Untuk setiap aktivitas, model biasanya
mencakup tiga perkiraan waktu yaitu waktu optimis adalah perkiraan waktu 64 Jurnal
Ilmiah Teknik Industri (2018), Vol. 6 No. 1, 63 – 70 yang mempunyai kemungkinanyang
sangat kecil untuk dapat dicapai, kemungkinan terjadinya hanya satu kali dari 100, waktu
pesimis adalah suatu perkiraan waktu yang lain yang mempunyai kemungkinan sangat
kecil untuk dapat direalisasikan, kemungkinan terjadinya juga hanya satu kali dalam 100,
sedangkan waktu realistis atau waktu yang paling mungkin adalah waktu yang
berdasarkan pikiran estimator. Perkiraan waktu optimis biasanya dinyatakan dengan huruf
, waktu realistis dengan huruf 𝑚 , dan waktu pesimis dinyatakan dengan huruf 𝑏.

Rumus PERT adalah:

𝑇𝑒 = (𝑎 + 𝑚 +𝑏) / 6 (1)

𝑉 = [ ( 𝑏 – 𝑎 ) ] / 6 ² (2)

𝑍 = 𝑇𝑠 – 𝑇𝑒 / √ 𝛴 𝑉 ² (3)

Keterangan :

𝑇е : Waktu yang diharapkan (expected duration)

: Waktu paling optimis (minimum)

: Waktu paling mungkin terjadi (most likely)

: Waktu paling lambat (maximum)

: Varian

: Deviasi standar dari distribusi normal

: Ekspektasi waktu penyelesaian

2021 Manajemen Operasional - Modul.7 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
12 Dr. Eri Marlapa, MM http://pbael.mercubuana.ac.id/
: Waktu penyelesaian yang dikehendaki (expected duration)

Dengan menggunakan konsepte,maka jalur kritis dapat diidentifikasi. Pada jalur kritis
berlaku slack=0(Soeharto,1999). Rentang waktu pada tiga angka estimasi PERT
menandai derajat ketidak pastian dalam estimasi kurun waktu. Besarnya ketidak pastian
tergantung pada besarnya angka a dan b, dirumuskan sebagai berikut:

Deviasi standar kegiatan:

S = deviasi standar kegiatan

a= waktu optimis

b= waktu pesimis

2. CPM atau Jalur kritis

CPM mirip dengan PERT.

Perbedaan antara CPM dan PERT adalah bahwa CPM menggunakan satu jenis waktu
untuk perkiraan waktu penyelesaian setiap kegiatan sedangkan PERT menggunakan
tiga jenis waktu, yaitu : prakiraan waktu optimis, waktu paling mungkin, dan waktu
pesimis.

CPM digunakan jika waktu penyelesaian setiap kegiatan diketahui dengan pasti, di mana
tingkat deviasi realisasi penyelesaian disbanding rencana relatif minim atau bahkan
dapat diabaikan. Sedangkan PERT digunakan pada kegiatan yang waktu
penyelesaiannya tidak dapat dipastikan karena belum pernah dilakukan sebelumnya
atau kegiatan tersebut memiliki variasi waktu perkiraan penyelesaian yang lebar.

Jika menilik dari sisi waktu, kedua metode ini dikembangkan hampir bersamaan. Jika
PERT dikembangkan pada tahun 1950-an, CPM mulai digunakan oleh DuPont di tahun
1957.

2021 Manajemen Operasional - Modul.7 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
12 Dr. Eri Marlapa, MM http://pbael.mercubuana.ac.id/
Analisis jalur kritis atau critical path method (CPM) adalah alogaritma berbasis
matematika untuk menjadwalkan sekelompok aktivitas proyek. CPM merupakan salah
satu peralatan terpenting untuk manajemen proyek. Critical Path Method dikembangkan
tahun 1950-an oleh Morgan R. Walker dari DuPont dan James E. Kelley, Jr.
dari Remington Rand. Keduanya bekerjasama mengembangkan CPM pada tahun 1989.
Di saat yang hampir bersamaan, Booz Allen Hamilton dan angkatan laut AS juga
mengembangkan Program Evaluation and Review Technique.

Critical Path Method (CPM) atau Metode Jalur Kritis merupakan model kegiatan
proyek yang digambarkan dalam bentuk jaringan. Kegiatan yang digambarkan sebagai
titik pada jaringan dan peristiwa yang menandakan awal atau akhir dari kegiatan
digambarkan sebagai busur atau garis antara titik. Critical Path Method (CPM) adalah
metode analisis perancangan alur proyek dengan menggunakan perkiraan waktu tetap
untuk setiap kegiatannya.

CPM merupakan model manajemen proyek yang mengutamakan biaya sebagai objek
yang dianalisis, alias tidak mempertimbangkan variasi waktu yang dapat terjadi dan
dapat memiliki dampak yang besar terhadap target waktu penyelesaian sebuah proyek.
CPM merupakan analisa jaringan kerja yang berupaya mengoptimalkan biaya total
proyek melalui pengurangan waktu penyelesaian total proyek. Penggunaan metode CPM
dapat menghemat waktu dalam menyelesaikan berbagai tahap suatu proyek.

Pengetian Critical Path Method (CPM) dari beberapa sumber:

❖ Menurut Antonio Prensa, 2002 : Critical Path Method (CPM) is a procedure for
using network analysis to identify those tasks which are on the critical path: ie where
any delay in the completion of these tasks will lengthen the project timescale, unless
action is taken. (Critical Path Method (CPM) adalah prosedur yang menggunakan
analisis jaringan untuk mengidentifikasi tugas-tugas yang berada di jalur kritis: yaitu
di mana setiap keterlambatan dalam penyelesaian tugas-tugas akan
memperpanjang skala waktu proyek, kecuali diambil tindakan.)

❖ Menurut Jesse Santiago & Desirae Magallon dalam seminar VDC, 2009: The
Critical Path Method or Critical Path Analysis, is a mathematically based algorithm
for scheduling a set of project activities. (Critical Path Method 4 atau Critical Path

2021 Manajemen Operasional - Modul.7 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
12 Dr. Eri Marlapa, MM http://pbael.mercubuana.ac.id/
Analysis, adalah algoritma matematis didasarkan untuk penjadwalan serangkaian
kegiatan proyek.)

❖ Menurut Samuel L. Baker, 2004: The Critical Path Method (CPM) is one of several
related techniques for doing project planning. CPM is for projects that are made up
of a number of individual activities. If some of the activities require other activities to
finish before they can start, then the project becomes a complex web of activities.
(Critical Path Method (CPM) adalah salah satu dari beberapa penggabungan teknik
untuk melakukan perencanaan proyek. CPM untuk proyek-proyek yang terdiri dari
sejumlah kegiatan individu. Jika beberapa kegiatan memerlukan kegiatan lain untuk
menyelesaikan sebelum mereka dapat memulai, maka proyek menjadi kompleks
jaringan kegiatan.) Jika ditarik kesimpulan dari beberapa definisi di atas, maka yang
dimaksud Critical Path Method (CPM) adalah teknik yang digunakan untuk
melakukan perencanaan proyek menggunakan algoritma matematis.

CPM memberikan manfaat sebagai berikut:

➢ Memberikan tampilan grafis dari alur kegiatan sebuah proyek,


➢ Memprediksi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah proyek,
➢ Menunjukkan alur kegiatan mana saja yang penting diperhatikan dalam menjaga
jadwal penyelesaian proyek.

Sumber gambar : NetMBA Business Knowledge Center.

Langkah-langkah dalam perencanaan proyek menggunakan metode CPM :

2021 Manajemen Operasional - Modul.7 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
12 Dr. Eri Marlapa, MM http://pbael.mercubuana.ac.id/
◆ Tentukan rincian kegiatan. Dari rincian kegiatan yang harus dilakukan dalam
sebuah proyek, tambahkan informasi durasi dan identifikasikan prasyarat kegiatan
sebelumnya yang harus terselesaikan terlebih dahulu.

◆ Tentukan urutan kegiatan dan gambarkan dalam bentuk jaringan. Beberapa


kegiatan akan dapat dimulai dengan sangat tergantung pada penyelesaian kegiatan
lain. Relasi antar kegiatan ini harus diidentifikasi dan digambarkan secara berurutan
dalam bentuk titik dan busur.

◆ Susun perkiraan waktu penyelesaian untuk masing-masing kegiatan. Waktu


yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap kegiatan dapat diestimasi dengan
menggunakan pengalaman masa lalu atau perkiraan dari para praktisi. CPM tidak
memperhitungkan variasi waktu penyelesaian, sehingga hanya satu perkiraan yang
akan digunakan untuk memperkirakan waktu setiap kegiatan.

◆ Identifikasi jalur kritis (jalan terpanjang melalui jaringan). Jalur kritis adalah jalur
yang memiliki durasi terpanjang yang melalui jaringan. Arti penting dari jalur kritis
adalah bahwa jika kegiatan yang terletak pada jalur kritis tersebut tertunda, maka
waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan otomatis juga akan tertunda.

Pada jalur selain jalur kritis, akan ditemui waktu longgar/waktu toleransi (slack time) yaitu
sejumlah waktu sebuah kegiatan dapat ditunda tanpa menunda penyelesaian proyek
secara keseluruhan.

◆ Update Diagram CPM. Pada saat proyek berlangsung, waktu penyelesaian


kegiatan dapat diperbarui sesuai dengan diperolehnya informasi dan asumsi baru.
Sebuah jalur kritis baru mungkin akan muncul, dan perubahan bentuk jaringan
sangat mungkin harus dilakukan.

Keterbatasan CPM adalah digunakannya satu angka perkiraan waktu penyelesaian bagi
setiap kegiatan. Jika memang dibutuhkan perencanaan proyek yang lebih kompleks,
metode PERT dengan tiga varian waktu perkiraan akan dapat memberikan aternatif
perkiraan waktu penyelesaian proyek yang lebih terbuka.

2021 Manajemen Operasional - Modul.7 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
12 Dr. Eri Marlapa, MM http://pbael.mercubuana.ac.id/
Tujuan dan Manfaat Critical Path Method (CPM)

a. Untuk memetakan semua langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek dan
mengidentifikasi jadwal untuk setiap prioritas dan urutanyang terlibat.
b. Menunjukkan hubungan tiap-tiap kegiatan terhadap keseluruhan proyek.
c. Mengidentifikasikan hubungan yang harus didahulukan di antara kegiatan.
d. Menunjukkan perkiraan biaya dan waktu yang realistis untuk tiap kegiatan.
e. Membantu penggunaan tenaga kerja, uang dan sumber daya lainnya dengan cara
mencermati hal-hal kritis pada proyek.

Kelebihan dan Kekurangan Critical Path Method (CPM)

 Kelebihan yang dimiliki metode Critical Path Method (CPM) yaitu :

a) Untuk penjadwalan, pemantauan, dan pengendalian proyek.


b) Seorang manajer proyek dapat menentukan tanggal yang sebenarnya untuk setiap
kegiatan dan membandingkan apa yang seharusnya terjadi dengan apa yang
sedang terjadi dan reaksinya.
c) Kegiatan dan hasilnya dapat ditampilkan sebagai jaringan.
d) Menampilkan dependensi untuk membantu penjadwalan.
e) Melakukan evaluasi kegiatan yang dapat berjalan sejajar satu sama lain.
f) Menentukan slack dan float.
g) Banyak digunakan dalam industri.
h) Dapat menentukan beberapa jalur yang sama penting.
i) Menentukan durasi proyek, yang meminimalkan jumlah biaya langsung dan tidak
langsung.
j) Memberikan tampilan grafis dari alur kegiatan sebuah proyek.
k) Menunjukkan alur kegiatan mana saja yang penting diperhatikan dalam menjaga
jadwal penyelesaian proyek.

2021 Manajemen Operasional - Modul.7 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
12 Dr. Eri Marlapa, MM http://pbael.mercubuana.ac.id/
 Kekurangan yang dimiliki metode Critical Path Method (CPM) yaitu :

a) Dapat menjadi rumit dan meningkatkan kompleksitas untuk proyek yang lebih
besar.
b) Tidak menangani penjadwalan personil atau alokasi sumber daya.
c) Jalur kritis tidak selalu jelas dan perlu dihitung cermat.
d) Memperkirakan waktu penyelesaian kegiatan bisa sulit

. Menurut (Hayun, 2005) simbol-simbol yang digunakan dalam menggambarkan suatu


jaringan adalah sebagai berikut:

a. → (anak panah/busur), menyatakan sebuah aktivitas yang dibutuhkan oleh

proyek. Aktivitas ini didefinisikan sebagai halyang memerlukan duration(jangka


waktu tertentu). Tidak ada skala waktu, anak panah hanya menunjukkan awal dan
akhir suatu aktivitas.

b. (lingkarankecil/simpul/node) menyatakan suatu kejadian atau peristiwa.

c. → (anak panah terputus-putus) menyatakan aktivitas semu (dummy activity).


Dummy ini tidak mempunyai durasi waktu, karena tidak menghabiskan resource
(hanya membatasi mulainya aktivitas). Bedanya dengan aktifitas biasa adalah
aktivitas dummy tidak memakan waktu dan sumber daya, jadi waktu aktivitas dan
biaya sama dengan nol.

d. → (anak panah tebal) menyatakan aktivitas pada lintasan kritis.

Durasi kegiatan dalam metode jaringan kerja adalah lama waktu yang diperlukan
untuk melakukan kegiatan dari awal sampai akhir. Kurun waktu pada umumnya dinyatakan
dengan satuan jam, hari, atau minggu. Penghitungan durasi pada metode CPM
digunakan untuk memperkirakan waktu penyelesaianaktivitas, yaitu dengan cara
single duration estimate. Cara ini dilakukan jika durasi dapat diketahui dengan akurat
dantidak terlalu berfluktuasi.

Rumus yang digunakan untuk menghitung durasi kegiatan adalah (Soeharto, 1999):

2021 Manajemen Operasional - Modul.7 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
12 Dr. Eri Marlapa, MM http://pbael.mercubuana.ac.id/
D = V/ Pr.N

Keterangan:

D= durasi kegiatan

Pr= produktivitas kerja rata-rata

V= volume kegiatan

N=jumlah tenaga kerja dan peralatan

Kegiatan kritis merupakan kegiatan yang akan menunda proyek jika terlambat
dikerjakan, sedangkan kegiatan non-kritis adalah kegiatan yang boleh dikerjakan
terlambat. Dari kegiatan kritis dapat pula mengetahui probalilitas proyek selesai pada
waktu tertentu, mengetahui biaya yang diperlukan sesuai rencana proyek, serta efisiensi
jumlah sumberdaya untuk penyelesaian proyek tepat waktu.

Dalam mencari lintasan kritis dengan menggunakan metode PERT-CPM


mempunyai beberapa langkah yaitu pertama membuat tabel rencana kegiatan, kedua
membuat network, ketiga menghitung maju dan mundur dan terakhir menghitung
kelonggaran waktu .

Pada prinsipnya yang menyangkut perbedaan PERT dan CPM adalah sebagai berikut:

a. a.CPM dan PERT pada dasarnya serupa, bedanya CPM adalah teknik
deterministicsedangkan PERT bersifat probabilistik.
b. b.Pada teknik deterministic(CPM), waktu kegiatan diasumsikan diketahui dengan
pasti, sehingga merupakan nilai tunggal, Sedangkan pada PERT waktu kegiatan
merupakan variable random yang memiliki distribusi probabilistik.
c. c.Pada PERT digunakan tiga jenis waktu pengerjaan yaitu yang tercepat,
terlama serta terlayak, sedangkan pada CPM hanya memiliki satu jenis
informasi waktu pengerjaan yaitu waktu yang paling tepat dan layak untuk
menyelesaikan suatu proyek.
d. d.PERT digunakan pada perencanaan dan pengendalian proyek yang belum
pernah dikerjakan, sedangkan CPM digunakan untuk menjadwalkan dan
mengendalikan aktivitas yang sudah pernah dikerjakan sehingga data, waktu dan
biaya setiap unsur kegiatan telah diketahui oleh evaluator.

2021 Manajemen Operasional - Modul.7 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
12 Dr. Eri Marlapa, MM http://pbael.mercubuana.ac.id/
e. e.Pada PERT yang ditekankan tepat waktu, sebab dengan penyingkatan waktu
maka biaya proyek turut mengecil, sedangkan pada CPM menekankan tepat biaya.
f. f.Dalam PERT anak panah menunjukkan tata urutan (hubungan presidentil),
sedangkan pada CPM tanda panah adalah kegiatan.

Referensi
Somya, R. (2018). Aplikasi Manajemen Proyek Berbasis Framework CodeIgniter dan
Bootstrap di PT. Pura Barutama. Jurnal Informatika: Jurnal Pengembangan IT, 3(2),
143–150.

Julita, R., Syafwan, M., & Rudianto, B. (2019). Metode Jalur Kritis dan Pendekatan
Program Linier pada Masalah Manajemen Proyek. Jurnal Matematika UNAND, 4(4), 161.

Kiswati, S., & Chasanah, AS (2020). Perencanaan manajemen proyek dalam


meningkatkan efektifitas kinerja sumber daya manusia di semarang jawa tengah. Neo
Teknika, 6(1).

Turang, D. A. O., & Zaini. (2018). Perancangan Manajemen Proyek Sistem Informasi
Akademik Dengan Critical Path Method Dan Program Evaluation and Review
Technique. INTEK: Jurnal Informatika Dan Teknologi Informasi, 1(2), 20–28.

Sutomo, Y., Anwar, S., & Firmanto, A. (2016). Analisis Manajemen Proyek
Pembangunan Kantor PT. Prima Multi Usaha Indonesia. Jurnal Konstruksi, V(4), 435–
445.

Abdurrasyid, A., Luqman, L., Haris, A., & Indrianto, I. (2019). Implementasi Metode
PERT dan CPM pada Sistem Informasi Manajemen Proyek Pembangunan
Kapal. Khazanah Informatika: Jurnal Ilmu Komputer Dan Informatika, 5(1), 28–36.

Putra, J. G., & Sekarsari, J. (2020). ANALISIS PENJADWALAN PROYEK GEDUNG


BERTINGKAT DENGAN METODE PERT DAN M-PERT MENGGUNAKAN SIMULASI
MONTE CARLO. JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil, 3(3), 533.

Angelin, A., & Ariyanti, S. (2019). ANALISIS PENJADWALAN PROYEK NEW PRODUCT
DEVELOPMENT MENGGUNAKAN METODE PERT DAN CPM. Jurnal Ilmiah Teknik
Industri.

Yuwono, W., Kaukab, M. E., & Mahfud, Y. (2021). Kajian Metode PERT-CPM dan
Pemanfaatannya dalam Manajemen Waktu dan Biaya Pelaksanaan Proyek. Journal of
Economic, Management, Accounting and Technology, 4(2), 192–214.

Raharja, I. (2014). ANALISA PENJADWALAN PROYEK DENGAN METODE PERT DI


PT. HASANA DAMAI PUTRA YOGYAKARTA PADA PROYEK PERUMAHAN TIRTA
SANI. Bentang, 2(1), 262530.

2021 Manajemen Operasional - Modul.7 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
12 Dr. Eri Marlapa, MM http://pbael.mercubuana.ac.id/
Widjajanto, T., Perdana, S., & Rahman, A. (2020). Pelatihan Manajemen Proyek dengan
Metode CPM (Critical Path Method) di PT. Niromukti Airtech Indonesia. Lakar: Jurnal
Arsitektur, 2(2), 105–110.

Utomo, G., Hendriyani, I., & Aida, S. N. (2020). Evaluasi Pelaksanaan Proyek Drainase
Dengan Metode CPM Dan PERT. Media Ilmiah Teknik Sipil, 9(1), 44–52.

Heizer, Jay & Barry Render.2010. Manajemen Operasi. Edisi Ketujuh Buku 1.
Jakarta: Salemba Empat
Heizer, Jay &Render Barry.2015.Manajemen Operasi: Manajemen
Keberlangsungan dan Rantai Pasokan, edisi 11.Jakarta:SalembaEmpat

2021 Manajemen Operasional - Modul.7 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
12 Dr. Eri Marlapa, MM http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai