Anda di halaman 1dari 13

PYTHAGORAS: Jurnal Pendidikan Matematika

Volume 10 – Nomor 2, Desember 2015, (155-167)


Available online at: http://journal.uny.ac.id/index.php/pythagoras

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Materi Geometri Ruang SMP dengan


Memanfaatkan Alat Peraga Manipulatif dan Lingkungan

Harna Yulistiyarini 1), Ali Mahmudi 2)


1
SMP Negeri 1 Dukuhseti Pati. Jalan Alasdowo Krajan, Dukuhseti, Pati, Jawa Tengah, Indonesia.
Email: harnayulistiyarini@gmail.com
2
Pendidikan Matematika, Universitas Negeri Yogyakarta, Jalan Colombo No. 1, Karangmalang,
Yogyakarta 55281, Indonesia. Email: ali_uny73@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan menghasilkan perangkat pembelajaran materi geometri ruang SMP
dengan memanfaatkan alat peraga manipulatif dan lingkungan yang valid, praktis, dan efektif.
Penelitian pengembangan ini menggunakan model pengembangan Four-D yang dimodifikasi menjadi
tiga tahap: pendefinisian, perancangan, dan pengembangan. Uji pengembangan dilakukan di SMP N 1
Dukuhseti, Pati, Jawa Tengah. Instrumen pengumpulan data meliputi lembar validasi perangkat,
lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran, lembar penilaian kepraktisan perangkat, dan instrumen
penilaian hasil belajar. Analisis data dilakukan secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini berupa
perangkat pembelajaran yaitu: RPP, LKS, Lembar Observasi Sikap (LOS) dan Tes Hasil Belajar
(THB) dengan tingkat kevalidan 100%. Tingkat kepraktisan LKS, RPP, dan LOS 100% sedangkan
tingkat kepraktisan THB 84,36%. Tingkat keterlaksanaan pembelajaran 97%. Tingkat keefektifan RPP
dan LKS 81%. Dapat disimpulkan bahwa produk hasil pengembangan yang berupa RPP dan LKS
memenuhi kriteria valid, praktis, dan efektif, sedangkan instrumen penilaian yang berupa LOS dan
THB memenuhi kriteria valid dan praktis.
Kata Kunci: alat peraga manipulatif, geometri ruang, lingkungan, pengembangan perangkat.

Developing Instructional Materials in Space Geometry for Junior High School Using
Manipulative Visual Aids and Environment

Abstract
The aims of this research was to result instructional materials in space geometry for junior high
school using manipulative visual aids and environment that valid, practical, and effective. This
development research using the Four-D development model with modification in three steps: define,
design, and develop. The development testing was carried out in SMP N 1 Dukuhseti, Pati, Central
Java. The research instruments were a validation sheet, teaching implementation observation sheet,
practicality assessment sheet, and competency assessment instrument. The data analysis was
conducted quantitative descriptively. This research produced instructional materials including lesson
plans, student’s worksheets, observation sheet of attitude, and assessment instrument with the level of
validity of the product reached 100%. The degree of practicality lesson plans, worksheets, and
observation sheet of attitude were 100%, while the rate of assessment instrument of learning
achievement practicality was 84.36%. The level of learning was 97%. The degree of effectiveness of
the lesson plans and worksheets products reached 81%. Therefore, it can be concluded that the
instructional materials in the form of lesson plans and worksheets were valid, practical, and effective,
while the form of assessment instruments observation sheet of attitude, and assessment instrument of
learning achievement were valid and practical.
Keywords: manipulative visual aid, space geometry, environment, instructional development.

How to Cite Item: Yulistiyarini, H., & Mahmudi, A. (2015). Pengembangan perangkat pembelajaran materi geometri
ruang SMP dengan memanfaatkan alat peraga manipulatif dan lingkungan. PYTHAGORAS: Jurnal Pendidikan
Matematika, 10(2), 155-167. Retrieved fromhttp://journal.uny.ac.id/index.php/pythagoras/article/view/9145

Copyright © 2015, Pythagoras, ISSN: 1978-4538


Pythagoras, 10 (2), Desember 2015 - 156
Harna Yulistiyarini, Ali Mahmudi

media atau sumber belajar. Media atau sumber


PENDAHULUAN
belajar yang dipilih dan disiapkan dengan cer-
Salah satu materi pada mata pelajaran mat dapat mendukung pencapaian tujuan
matematika SMP adalah geometri ruang. Pen- pembelajaran yang diharapkan. Sumber belajar
tingnya materi geometri bagi siswa SMP yang tepat akan memotivasi siswa dengan cara
dikemukakan oleh Goos, Stillman, & Vale menarik perhatian pada materi pembelajaran,
(2007, pp. 200-201) yang menyatakan bahwa melibatkan siswa, menjelaskan dan menggam-
ada banyak hubungan antara geometri dengan barkan materi dan keterampilan-keterampilan
konsep matematika lainnya. Geometri juga kinerja, membantu pembentukan sikap dan
menyediakan konteks penting untuk mengem- pengembangan rasa menghargai (apresiasi),
bangkan bernalar dan berpikir di semua bidang serta memberi kesempatan untuk menganalisis
matematika. Kennedy, Tipps, & Johnson, (2008, sendiri kinerja individual (Trianto, 2009, p.185).
p.432) juga menyebutkan bahwa geometri ruang Menurut AECT (Januszewski & Molenda,
merupakan materi matematika yang penting un- 2008, pp. 216-238), ada dua jenis sumber belajar
tuk dipelajari karena berkaitan dengan kehidup- yaitu sumber belajar yang sengaja dibuat
an sehari-hari seperti desain bangunan dan (resources by design) dan sumber belajar yang
busana, seni budaya, animasi, pengepakan, dan dapat langsung digunakan (resources by
sebagainya. utilization). Sumber belajar yang sengaja dibuat
Materi geometri ruang menjadi materi misalnya peralatan, teknologi, dan material atau
pokok yang diajarkan kepada siswa SMP dan bahan yang didesain untuk membantu siswa.
diujikan dalam Ujian Nasional (UN) di Indo- Sumber belajar yang dapat langsung digunakan
nesia. Permendikbud Nomor 58 Tahun 2014 misalnya benda atau peristiwa sehari-hari yang
tentang Kurikulum 2013 SMP/MTs menyebut- digunakan sesuai tujuan pembelajaran. Majid
kan Kompetensi Dasar (KD) SMP kelas VIII (2013, pp.170-171) menyatakan bahwa sumber
materi geometri ruang yaitu KD 3.9 menentukan belajar adalah tempat atau lingkungan sekitar,
luas permukaan dan volume kubus, balok, benda dan orang yang mengandung informasi
prisma, dan limas; serta KD 3.11 menaksir dan dan dapat digunakan sebagai wahana bagi
menghitung luas permukaan dan volume geo- peserta didik untuk melakukan proses belajar.
metri ruang yang tidak beraturan dengan mene- Dari pengertian tersebut, segala sesuatu yang
rapkan geometri dasarnya. Materi geometri dapat digunakan untuk belajar merupakan
ruang kelas IX meliputi KD 3.7 menentukan sumber belajar. Pemanfaatan sumber belajar
luas selimut dan volume tabung, kerucut, dan yang tepat akan mendukung suksesnya pembel-
bola; serta KD 3.8 menaksir dan menghitung ajaran. Pada penelitian ini sumber belajar yang
luas permukaan geometri ruang yang tidak digunakan berupa alat peraga manipulatif
beraturan dengan menerapkan kombinasi (APM) dan lingkungan.
geometri dasarnya. Menurut Kelly (2006, p.184) alat peraga
Meskipun penting, hasil belajar matema- manipulatif adalah objek yang dapat dipegang,
tika siswa pada materi geometri ruang SMP alat, atau model yang digunakan untuk menun-
masih rendah. Data Balitbang Kemdikbud jukkan pemahaman lebih dalam, khususnya
selama tujuh tahun terakhir tentang daya serap pada topik-topik matematika. Moyer (Drews &
UN SMP menunjukkan bahwa secara nasional Hansen, 2007, p.21) menyatakan bahwa “spe-
kemampuan geometri ruang belum pernah men- cific mathematical apparatus, or manipulatives
capai angka ketuntasan 70%. Dari data Balit- are objects designed to represent explicitely and
bang, daya serap materi geometri ruang pada concretely mathematical ideas that are
UN tahun 2008 mencapai 55%, tahun 2009 abstract”. Posamentier, Smith, & Stepelman
mencapai 67%, tahun 2010 mencapai 68%, (2010, p.6) menyatakan bahwa “hands-on
tahun 2011 mencapai 67%, tahun 2012 menca- material or manipulatives are tangible objects
pai 66%, tahun 2013 mencapai 46%, dan pada that students can explore, arrange, move
tahun 2014 mencapai 61%. Hal ini perlu around, group, sort, and use to measure as they
mendapatkan perhatian yang serius, supaya pada model mathematical concepts and problems”.
tahun pelajaran mendatang, daya serap siswa Smaldino, Lowther, & Russel (2008, p.216)
pada materi ini dapat meningkat. menyatakan bahwa “manipulatives are objects
Belum tercapainya hasil belajar yang that can be viewed and handle in learning
diharapkan tersebut diduga karena kurangnya setting”. Dari berbagai pendapat tersebut, dapat
perencanaan pembelajaran termasuk pemilihan disimpulkan bahwa APM atau alat peraga

Copyright © 2015, Pythagoras, ISSN: 1978-4538


Pythagoras, 10 (2), Desember 2015 - 157
Harna Yulistiyarini, Ali Mahmudi

manipulatif adalah benda nyata yang didesain Lingkungan adalah sesuatu yang ada di alam
untuk menyajikan konsep matematika secara sekitar yang memiliki makna dan pengaruh
konkret sehingga dapat digunakan siswa atau tertentu terhadap individu. Lingkungan sebagai
guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. APM dasar pengajaran adalah faktor kondisional yang
digunakan melalui peragaan dengan dilihat, mempengaruhi tingkah laku individu dan
dipegang, diotak-atik, dan sebagainya sehingga merupakan faktor belajar.
memberikan pengalaman belajar kepada siswa. Penggunaan lingkungan sebagai sumber
Ada beberapa alasan mengapa APM di- belajar matematika diungkapkan Brunner
gunakan dalam pembelajaran matematika. Burns (Adams & Hamm, 1994, p.190) bahwa ”a
(2007, pp.33-35) menyatakan bahwa pengguna- learning environment in the mathematics class-
an APM akan membantu siswa memahami ide room encourages exploration, presents mathe-
abstrak matematika, membuktikan ide matema- matical ideas in concrete manner and does not
tika, menyelesaikan masalah matematika, dan equate failure with punishment”. Menurut
membuat pembelajaran matematika lebih mena- Adams & Hamm “in this learning environment,
rik, menantang serta memotivasi siswa untuk students are encouraged to explore with
belajar secara aktif. Frei (2008, p.101) menya- manipulatives to find mathematical solutions”.
takan bahwa siswa lebih memahami konsep Jadi, lingkungan belajar diharapkan dapat
matematika ketika diberi kesempatan untuk memfasilitasi siswa untuk bereksplorasi dalam
melakukan pengalaman nyata menggunakan menyelesaikan permasalahan matematika.
APM sehingga siswa bersikap lebih positif ter- Pemanfaatan lingkungan dalam pembel-
hadap matematika. Cope (2015, p.16) menun- ajaran telah direkomendasikan Permendikbud
jukkan bahwa manipulatif berpotensi untuk Nomor 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013
membantu mengkonkretkan ide abstrak, menye- SMP/MTs terutama pada model pembelajaran
diakan model tiga dimensi, sebagai alat peme- kontekstual. Pembelajaran kontekstual meng-
cahan masalah, membuat pembelajaran matema- asumsikan bahwa secara natural pikiran mencari
tika menjadi lebih menarik dan menyenangkan, makna konteks sesuai dengan situasi nyata
dan membangun kepercayaan siswa. lingkungan seseorang melalui pencarian hu-
Mink (2010, p.71) memaparkan bahwa bungan logis dan bermanfaat. Perpaduan materi
“the value of the manipulatives is not in the cost, yang dipelajari dengan pengalaman keseharian
but in its use. Matching the manipulatives to siswa menghasilkan pengetahuan yang men-
mathematical concept is the most important step dalam. Siswa akan mampu menggunakan
that any teacher during lesson preparation”. pengetahuannya untuk menyelesaikan masalah-
Kamina & Iyer (2009: 1) menambahkan “one of masalah baru yang belum pernah dihadapinya
the most important uses of manipulatives in a dengan peningkatan pengalaman dan pengeta-
classroom is to aid a learner to make connection huannya. Siswa diharapkan dapat membangun
from tangible concrete object to its abstrac- pengetahuannya yang akan diterapkan dalam
tion”. Arsyad (2011, p.75) mengungkapkan bah- kehidupan sehari-hari berdasarkan materi pel-
wa dalam memilih media pembelajaran kriteria ajaran yang telah diterimanya di sekolah. Ber-
yang harus diperhatikan adalah kesesuaian dasarkan pada pemikiran tersebut, maka pem-
dengan tujuan pembelajaran dan ketepatan belajaran matematika perlu diawali dengan
dalam mendukung pembelajaran yang sifatnya mengangkat permasalahan di lingkungan siswa
fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi. Jadi, hal yang sesuai dengan materi pembelajaran.
terpenting yang harus diperhatikan dalam Guru perlu menentukan lingkungan seba-
memilih jenis APM yang akan digunakan adalah gai sumber belajar yang sesuai dengan materi
kesesuaian APM dengan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari siswa dan mengaitkan
dan konsep matematika yang diajarkan. materi dengan kehidupan sehari-hari siswa
Selain APM, untuk menyukseskan tujuan sehingga pembelajaran lebih bermakna. Hal ini
Kurikulum 2013 perlu didayagunakan lingkung- sesuai dengan Muijs & Reynold (2008, p. 341)
an sebagai sumber belajar secara optimal tentang penggunaan konteks-konteks riil pada
(Mulyasa, 2014, p.106). Jadi, lingkungan dapat pembelajaran matematika untuk mengatasi
dikatakan sebagai salah satu sumber belajar. kesulitan siswa dalam mengaitkan matematika
Hamalik (2005, p.194-196) memaparkan tentang dengan berbagai situasi riil. Selain itu, menurut
pandangan para ahli masa lampau seperti Muijs & Reynold, materi-materi yang dibawa ke
Rosseau, Ligthart, dan Decroly bahwa lingkung- kelas akan meningkatkan keterlibatan siswa
an menjadi dasar pengajaran yang penting. dalam pembelajaran. Sadiman, Rahardjo,

Copyright © 2015, Pythagoras, ISSN: 1978-4538


Pythagoras, 10 (2), Desember 2015 - 158
Harna Yulistiyarini, Ali Mahmudi

Haryono, et al (2011, pp.5-6) menyatakan menggunakan benda di lingkungan sekitar yang


lingkungan atau setting yang memungkinkan dapat digunakan sebagai alat peraga. Selain itu,
siswa untuk belajar dapat digunakan sebagai guru dapat membuat APM yang diperlukan
sumber belajar. Gedung sekolah, perpustakaan, tetapi belum tersedia di lingkungan sekitar.
laboratorium, pabrik, dan tempat lain baik yang Permasalahan di lingkungan sekitar dapat
sengaja dirancang untuk tempat belajar siswa digunakan untuk meningkatkan kemampuan
atau dirancang untuk tujuan lain dapat siswa dalam menyelesaikan masalah maupun
dimanfaatkan sebagai sumber belajar. mendorong siswa melakukan penyelidikan ter-
Lingkungan sebagai sumber belajar mate- kait materi geometri ruang. Penggunaan konteks
matika pada penelitian ini adalah benda dan dari lingkungan sekitar terkait bangun geometri
masalah nyata di sekitar siswa yang dapat ruang tertentu dapat divisualisasikan dengan
digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran membawa benda berbentuk bangun geometri
matematika. Pemanfaatan benda dan masalah ruang tertentu ke kelas maupun melalui gambar
nyata di sekitar siswa memungkinkan ide-ide maupun disajikan di Lembar Kegiatan Siswa
matematika yang abstrak dapat lebih dipahami (LKS). Secara umum APM dan lingkungan
oleh siswa. dapat digunakan saat kegiatan pendahuluan
Pemanfaatan APM dan lingkungan secara maupun kegiatan inti pembelajaran.
optimal diduga dapat meningkatkan hasil bel- Berdasarkan penjelasan tersebut, maka
ajar, minat, dan aktivitas siswa. Hal ini perlu dilakukan perencanaan yang matang agar
didasarkan pada berbagai penelitian sebelumnya pemanfaatan APM dan lingkungan dapat sesuai
diantaranya Goracke (2009), Ojose & Sexton dengan tujuan pembelajaran. Perencanaan ter-
(2009), Al-Absi & Noval (2010), Kosko & sebut berupa mempersiapkan perangkat pembel-
Wilkins (2010), serta Boggan, Harper, & ajaran yang memuat penggunaan APM dan
Whitmire (2010). Hasil penelitian tersebut lingkungan sesuai dengan kurikulum yang
diperkuat oleh Groth (2013, p.61-62) bahwa berlaku (Kurikulum 2013). Oleh karena itu,
untuk memahami beberapa ide matematika yang tujuan penelitian ini adalah menghasilkan
abstrak siswa SMP masih memerlukan APM. perangkat pembelajaran materi geometri ruang
Sementara itu, mengenai pentingnya lingkung- SMP berbasis Kurikulum 2013 yang meman-
an, Baur & Pigford (1984, p.15) mengemukakan faatkan APM dan lingkungan serta mendes-
”...each of our students is a reflection of his or kripsikan kualitas perangkat yang dihasilkan
her environment”. Hal ini memberikan indikasi ditinjau dari kevalidan, kepraktisan, dan
bahwa lingkungan sangat mempengaruhi keefektifan.
pencapaian hasil belajar siswa.
METODE
Dari survei pendahuluan juga didapatkan
informasi bahwa pada tahun 2010, SMP-SMP di Prosedur Penelitian
Kabupaten Pati telah mendapatkan bantuan Alat Penelitian ini menggunakan model
Peraga Manipulatif (APM) dari Dinas Pendidik- pengembangan Four-D yang dikembangkan
an berupa model bangun ruang balok, kubus, oleh Thiagarajan, Semmel, & Semmel (1974,
prisma segitiga, dan limas segiempat. APM pp.5-9) dengan modifikasi meliputi tahap
tersebut bisa digunakan untuk mengenalkan pendefinisian (define), perancangan (design),
jenis dan unsur-unsur bangun ruang, namun dan pengembangan (develop). Tahap keempat
belum dapat dimanipulasikan untuk materi yaitu penyebaran (disseminate) tidak dilakukan
jaring-jaring, luas, dan volume bangun ruang. karena keterbatasan waktu dan sumber daya.
Selain itu, keterbatasan jumlah alat peraga men-
jadikan tidak semua siswa memiliki kesempatan
untuk menggunakannya. Oleh karena itu,
diperlukan penggunaan benda di lingkungan
sekitar serta pengembangan APM untuk
mengatasi masalah tersebut.
Pemanfaatan APM dan lingkungan seba-
gai sumber belajar dapat bersifat saling meleng-
kapi sehingga dapat tercapai tujuan pembel-
ajaran. APM geometri ruang yang sudah ada di
sekolah bisa digunakan untuk pembelajaran di
kelas. Jika belum ada APM tersebut, guru dapat

Copyright © 2015, Pythagoras, ISSN: 1978-4538


Pythagoras, 10 (2), Desember 2015 - 159
Harna Yulistiyarini, Ali Mahmudi

Tahap Design meliputi penyusunan tes


Draf
Define Design I
beracuan kriteria, pemilihan media, pemilihan
format, perancangan awal Draf I Perangkat.
Penyusunan tes beracuan pada kriteria kompe-
tensi yang harus dicapai siswa dengan berdasar-
kan tujuan pembelajaran khusus. Pemilihan
Draf media dilakukan berdasarkan hasil identifikasi
II revisi validasi
tentang media yang tepat untuk pembelajaran
geometri ruang SMP. Pemilihan format dilaku-
kan dengan mengkombinasikan media yang
Draf
dipilih, strategi, dan teknik pengajaran. Setelah
Uji awal revisi III dipilih format dan media yang digunakan, maka
dibuat rancangan awal perangkat pembelajaran
yang dikembangkan. Hasil dari perancangan
awal ini disebut Draf I Perangkat yang berupa
Draf
revisi Uji kuantitatif Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
IV
Lembar Kegiatan Siswa (LKS), Lembar Obser-
vasi Sikap (LOS), dan Tes Hasil Belajar (THB).
Produk Tahap Develop meliputi penilaian ahli
Uji keseluruhan revisi final dan uji pengembangan (uji coba lapangan).
Penilaian ahli terhadap Draf I Perangkat dilaku-
kan oleh ahli bidang pendidikan matematika dan
ahli materi (Drs. Sugiyono, M.Pd) dan ahli
Gambar 1. Alur Penelitian asessmen (Dr. Heri Retnawati). Hasil validasi
Draf I Perangkat kemudian dianalisis. Jika hasil
Tahap Define meliputi analisis awal akhir, analisis valid, maka Draf I Perangkat menjadi
analisis siswa, analisis tugas, analisis konsep, Draf II Perangkat yang siap digunakan untuk uji
penyusunan tujuan pembelajaran khusus. Anali- pengembangan. Jika hasil analisis tidak valid,
sis awal akhir dilakukan dengan observasi, kaji- maka dilakukan revisi dan diajukan kepada do-
an tentang Kurikulum 2013, kajian literatur dan sen ahli untuk dilakukan validasi, sampai diper-
penelitian sebelumnya, serta kajian terhadap oleh perangkat yang valid. Setelah diperoleh
perangkat pembelajaran yang telah ada untuk perangkat yang valid (Draf II Perangkat),
menetapkan masalah mendasar yang akan dite- tahapan selanjutnya adalah uji pengembangan.
liti serta alternatif penyelesaian masalah yang Uji pengembangan dilaksanakan di SMP N 1
akan digunakan. Analisis siswa dilakukan Dukuhseti Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah
dengan wawancara dan observasi, serta analisis pada bulan April – Juni 2015 (semester genap)
nilai sikap, pengetahuan, dan keterampilan siswa Uji pengembangan meliputi uji awal
pada materi sebelumnya sehingga dihasilkan (initial testing), uji kuantitatif (quantitative
rekapitulasi karakteristik siswa, berupa kompe- testing), dan uji keseluruhan (total package-
tensi yang telah dimiliki siswa, latar belakang testing). Dari setiap tahap dilakukan revisi
pengalaman siswa, sikap terhadap materi pem- perangkat berdasarkan respon siswa, serta
belajaran yang diteliti, dan kecenderungan komentar dan saran dari guru saat menggunakan
media, format serta bahasa yang dipilih. Analisis perangkat. Selain itu, dilakukan penilaian
tugas dilakukan dengan mengkaji Kompetensi kepraktisan dan keefektifan perangkat. Jika hasil
Dasar (KD) yang harus dicapai sehingga meng- revisi ini telah praktis dan efektif, menjadi
hasilkan indikator ketercapaian kompetensi produk final yang siap didesiminasikan.
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang di- Kegiatan pada uji awal (initial testing)
kembangkan selama proses pembelajaran geo- adalah pembelajaran yang dilakukan secara
metri ruang SMP. Analisis konsep dilakukan individual dan kelompok kecil secara langsung
dengan mengidentifikasi konsep-konsep materi oleh peneliti. Sebanyak sembilan siswa kelas
geometri ruang dan menyusunnya secara IX-A yang komunikatif ditunjuk untuk mewakili
berurutan sesuai dengan kompetensi dasar. siswa kemampuan atas, sedang, dan bawah sela-
Setelah dilakukan analisis konsep dan tugas, ma tiga pertemuan. Pertemuan pertama, siswa
maka dibuat tujuan pembelajaran dengan meng- secara berkelompok melakukan penyelidikan
gunakan kata kerja operasional. menggunakan alat peraga sesuai petunjuk LKS

Copyright © 2015, Pythagoras, ISSN: 1978-4538


Pythagoras, 10 (2), Desember 2015 - 160
Harna Yulistiyarini, Ali Mahmudi

di hadapan peneliti. Pertemuan ke-2, siswa ahli pada tahap develop yaitu sebelum diguna-
membaca dan mengerjakan soal-soal latihan di kan untuk uji pengembangan.
LKS. Pertemuan ke-3 siswa membaca dan
Tabel 1 Instrumen Kevalidan Perangkat
mengerjakan soal-soal THB. Jika ada bagian di
LKS dan soal THB yang belum jelas, siswa Instrumen Aspek Penilaian
bertanya langsung kepada peneliti atau memberi Lembar Validasi KI, KD, indikator, Deskripsi
tanda pada bagian LKS dan soal THB yang RPP materi, Kegiatan pembelajaran,
perlu direvisi. Pada tahap ini peneliti melakukan Penilaian dan tindak lanjut,
Penggunaan APM dan
observasi tentang respon, komentar, dan reaksi
lingkungan, Bahasa
dari siswa. Lembar Validasi Kegiatan saintifik (5M), Latihan
Kegiatan pada uji kuantitatif (quantitative LKS soal, Desain LKS, Bahasa
testing) yaitu guru melaksanakan pembelajaran Lembar Validasi Substansi, Kontruksi, Bahasa
sebenarnya di kelas VIII-A (22 siswa) dengan Lembar Observasi
arahan peneliti. Kemudian observer mengamati Sikap (LOS)
keterlaksanaan proses pembelajaran. Tahap ini Lembar Validasi Substansi, Kontruksi, Bahasa
dilaksanakan selama sembilan pertemuan. Setiap Tes Hasil Belajar
selesai pembelajaran guru memberikan masukan (THB)
dan saran tentang bagian yang harus direvisi. Instrumen untuk mengukur kepraktisan
Pada pertemuan terakhir, guru dan 22 siswa perangkat yang dikembangkan berupa Lembar
kelas VIII-A melakukan penilaian kepraktisan Penilaian Kepraktisan oleh Guru, Lembar
perangkat. Guru dan siswa menuliskan kesan Penilaian Kepraktisan oleh Siswa, dan Lembar
dan komentar terhadap perangkat yang dikem- Keterlaksanaan Pembelajaran. Cara memberikan
bangkan. Selain itu, pada setiap pertemuan guru penilaian kepraktisan yaitu dengan memberikan
menilai sikap siswa menggunakan lembar obser- tanda centang pada kolom ya atau tidak. Lembar
vasi sikap. Setelah selesai pembelajaran selama penilaian ini digunakan oleh guru dan siswa
sembilan pertemuan, siswa menyelesaikan tes setelah pembelajaran uji pengembangan tahap
hasil belajar (THB). Hasil dari THB siswa digu- uji kuantitatif dan tahap uji keseluruhan.
nakan untuk menilai ketercapaian kompetensi
pengetahuan dan keterampilan siswa. Tabel 2 Instrumen Kepraktisan Perangkat
Kegiatan pada tahap uji keseluruhan yaitu Instrumen Aspek Penilaian
guru melaksanakan pembelajaran sebenarnya di Lembar Penilaian Keterbacaan dan kemudahan
kelas VIII-E tanpa arahan peneliti. Observer Kepraktisan oleh penggunaan RPP, LKS, LOS,
melakukan penilaian keterlaksanaan pembelajar- Guru THB
an. Pada pertemuan terakhir, guru dan 21 siswa Lembar Penilaian Keterbacaan dan kemudahan
kelas VIII-E melakukan penilaian kepraktisan Kepraktisan oleh penggunaan LKS dan THB
perangkat. Selain itu, siswa mengerjakan Tes Siswa
Lembar Observasi Keterlaksanaan kegiatan
Hasil Belajar. Hasil tes siswa ini digunakan se-
Keterlaksanaan pendahuluan, inti, dan penutup
bagai evaluasi ketercapaian tujuan Pembelajaran (guru dan siswa)
pembelajaran.
Lembar Observasi Keterlaksanaan Pem-
Instrumen Penelitian belajaran digunakan oleh observer untuk menilai
Instrumen penelitian yang digunakan keterlaksanaan pembelajaran. Observasi ini dila-
dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi kukan pada saat proses pembelajaran pada uji
tiga macam yaitu instrumen untuk mengukur pengembangan tahap uji kuantitatif dan tahap uji
kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan perang- keseluruhan. Cara menilai adalah dengan
kat. memberi tanda centang pada pilihan kriteria
Instrumen untuk mengukur kevalidan terlaksana dan tidak terlaksana untuk setiap item
perangkat yang dikembangkan meliputi Lembar langkah pembelajaran serta memberi catatan
Validasi RPP, Lembar Validasi LKS, Lembar pada keterangan tentang hal-hal yang perlu
Validasi LOS, dan Lembar Validasi THB. Lem- menjadi perhatian peneliti.
bar validasi tersebut berupa checklist. Cara Instrumen untuk mengukur keefektifan
menggunakannya adalah dengan memberikan perangkat yang dikembangkan berupa Lembar
tanda centang pada pilihan kriteria valid dan Observasi Sikap (LOS) dan Tes Hasil Belajar
tidak valid. Lembar validasi ini digunakan oleh (THB). LOS digunakan guru untuk menilai
ahli pendidikan matematika pada saat penilaian sikap spiritual dan sosial siswa saat proses

Copyright © 2015, Pythagoras, ISSN: 1978-4538


Pythagoras, 10 (2), Desember 2015 - 161
Harna Yulistiyarini, Ali Mahmudi

pembelajaran pada tahap uji kuantitatif dan uji melengkapi sehingga dapat tercapai tujuan pem-
keseluruhan. THB digunakan guru untuk meni- belajaran. Oleh karena itu, perlu identifikasi
lai pengetahuan dan keterampilan siswa. THB pada saat perencanaan pembelajaran tentang
digunakan setelah akhir pembelajaran uji kuanti- ketersediaan APM dan lingkungan yang dibu-
tatif dan uji keseluruhan. THB merupakan soal tuhkan. APM geometri ruang yang sudah ada di
tertulis berbentuk pilihan ganda untuk menilai sekolah bisa digunakan untuk pembelajaran di
ketercapaian kompetensi pengetahuan siswa dan kelas. Jika belum ada APM tersebut, guru dapat
soal uraian untuk menilai ketercapaian kompe- menggunakan benda di lingkungan sekitar yang
tensi keterampilan siswa. dapat digunakan sebagai alat peraga. Selain itu,
guru dapat membuat APM yang diperlukan
Analisis Data
tetapi belum tersedia di lingkungan sekitar.
Analisis kevalidan perangkat pembelajar- Permasalahan di lingkungan sekitar dapat
an (RPP, LKS, LOS, dan THB) dilakukan secara digunakan untuk meningkatkan kemampuan
secara deskriptif. Hasil validasi ahli berupa siswa dalam menyelesaikan masalah maupun
penilaian umum yaitu valid dan tidak valid. mendorong siswa melakukan penyelidikan ter-
Apabila ada indikator yang belum valid maka kait materi geometri ruang. Penggunaan konteks
dilakukan revisi dan konsultasi dengan ahli. dari lingkungan sekitar terkait bangun geometri
Proses revisi terus dilakukan sampai dihasilkan ruang tertentu dapat divisualisasikan dengan
perangkat yang valid dan siap untuk digunakan membawa benda berbentuk bangun geometri
uji coba. ruang tertentu ke kelas maupun melalui gambar
Analisis kepraktisan perangkat pembel- maupun disajikan di Lembar Kegiatan Siswa
ajaran dilakukan dengan menghitung persentase (LKS). Secara umum APM dan lingkungan
keterlaksanaan pembelajaran, serta hasil penilai- dapat digunakan saat kegiatan pendahuluan
an kepraktisan perangkat oleh guru dan siswa. maupun kegiatan inti pembelajaran.
Pada penelitian ini, perangkat dikatakan praktis Pada saat kegiatan pendahuluan, guru
jika lebih dari 75% kegiatan terlaksana dan dapat memutar video atau menunjukkan benda
persentase rata-rata hasil penilaian kepraktisan atau gambar berbentuk bangun ruang yang
perangkat oleh siswa dan guru mencapai lebih sedang dipelajari. Hal ini akan menarik siswa
dari 75%. untuk mempelajari materi karena siswa merasa
Analisis keefektifan perangkat pembel- materi tersebut bermanfaat bagi kehidupan
ajaran diukur dari ketercapaian tujuan pembel- sehari-hari.
ajaran. Tingkat ketercapaian tujuan pembelajar- Implementasi APM dan lingkungan dalam
an dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan kegiatan inti pembelajaran dapat diwujudkan
hasil belajar siswa pada aspek sikap, pengetahu- dengan langkah-langkah meliputi mengamati
an, dan keterampilan. Pada penelitian ini, masalah sehari-hari di lingkungan sekitar siswa,
perangkat dikatakan efektif jika lebih dari 75% menanya proses penyelesaian masalah, mem-
siswa mencapai nilai ketuntasan yang telah baca beberapa informasi terkait materi, mela-
ditentukan. Ketuntasan setiap siswa ditentukan kukan penyelidikan dengan menggunakan APM
dengan mengacu Permendikbud Nomor 104 untuk menentukan rumus luas dan volume
Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh bangun ruang, mempresentasikan hasil penyeli-
Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan dikan, dan menyelesaikan permasalahan,
Menengah. Ketuntasan kompetensi siswa mengerjakan latihan, dan membahasnya.
ditentukan dari modus sikap ditetapkan dengan Kegiatan mengamati berbagai permasa-
predikat baik (B); skor rerata untuk ketuntasan lahan sehari-hari di lingkungan sekitar siswa
kompetensi pengetahuan minimal 2,67; dan dapat disajikan di LKS. Siswa mengamati
capaian optimum untuk ketuntasan kompetensi dengan membaca permasalahan tersebut dan
keterampilan minimal 2,67. menuliskan hasil pengamatannya di LKS.
Setelah siswa mengamati masalah, siswa
HASIL DAN PEMBAHASAN
didorong untuk bertanya tentang hal-hal yang
Produk yang dihasilkan meliputi RPP, ingin diketahui atau diselidiki. Guru mengarah-
LKS, dan instrumen penilaian hasil belajar yaitu kan agar pertanyaan siswa sesuai dengan tujuan
LOS dan THB. Implementasi APM dan ling- pembelajaran atau terkait dengan proses penye-
kungan pada kegiatan pembelajaran tertuang di lesaian masalah.Setelah guru menetapkan ten-
RPP dan LKS. Pemanfaatan APM dan ling- tang pertanyaan siswa yang akan digunakan
kungan sebagai sumber belajar bersifat saling untuk dasar penyelidikan, siswa diminta

Copyright © 2015, Pythagoras, ISSN: 1978-4538


Pythagoras, 10 (2), Desember 2015 - 162
Harna Yulistiyarini, Ali Mahmudi

membaca berbagai informasi terkait materi. APM yang digunakan adalah alat peraga bangun
Contoh, pada materi volume balok, siswa ruang yang sudah ada di sekolah yaitu berupa
mengumpulkan informasi tentang pengertian model kubus, balok, prisma, limas, tabung, keru-
volume pada bangun ruang, sifat-sifat dan cut, dan bola. Alat peraga tersebut bisa diguna-
unsur-unsur balok. Selanjutnya siswa kan untuk mengenalkan unsur-unsur bangun
melakukan penyelidikan yang juga meli- ruang. Beberapa alat peraga bangun ruang diran-
batkan proses mengamati APM, mengumpulkan cang sehingga dapat digunakan dalam kegiatan
informasi, dan menalar dengan panduan LKS. penyelidikan manipulatif menentukan rumus
Kegiatan ini dapat dilakukan secara berkelom- luas dan volume bangun ruang. Selain APM,
pok. Ada serangkaian pertanyaan dan perintah di lingkungan dapat digunakan sebagai sumber
LKS untuk mengarahkan siswa melakukan belajar berbagai topik geometri ruang. Peng-
penyelidikan menggunakan APM dengan benar gunaan lingkungan dalam penelitian ini berupa
serta mengefisienkan waktu. Contoh pada materi benda di lingkungan sekitar yang bisa difungsi-
volume balok, APM yang digunakan untuk kan sebagai alat peraga untuk penyelidikan
penyelidikan berupa kubus satuan. Siswa dimin- ataupun masalah sehari-hari di lingkungan seki-
ta menyusun kubus satuan seperti pada gambar tar terkait topik-topik bangun ruang. Sebagai
di LKS. Kemudian siswa mengisi di LKS terkait contoh, pada topik kubus dapat diajarkan dengan
panjang, lebar, dan tinggi balok serta menen- menggunakan APM model kubus dengan ber-
tukan banyaknya kubus satuan yang membentuk bagai ukuran untuk menjelaskan sifat-sifat dan
balok tersebut. Berdasarkan hasil percobaan unsur-unsur kubus. APM luas kubus atau APM
yang dilakukan, siswa menyimpulkan bahwa jaring-jaring kubus dapat digunakan untuk
volume balok adalah hasil kali panjang, lebar, kegiatan penyelidikan luas kubus. APM kubus
dan tingginya. Setelah melakukan penyelidikan, satuan dapat digunakan untuk penyelidikan
siswa perlu menuliskan hasil penyelidikan di volume kubus. Selain menggunakan APM,
LKS. Guru memberikan kesempatan kepada benda atau permasalahan di lingkungan sekitar
beberapa siswa untuk mempresentasikan hasil yang berbentuk kubus. Misalnya kardus snack,
penyelidikan di depan kelas. Siswa lain diberi dadu, balon kubus, dan lain-lain.
kesempatan untuk menanggapi hasil penyelidik- Penelitian ini juga menghasilkan prototipe
an temannya. Guru mengarahkan agar proses APM berupa APM bangun ruang lipat. APM
diskusi kelas berjalan lancar dan kesimpulan dibuat dari bahan kertas BC berwarna yang
hasil penyelidikan benar. Siswa secara berke- dilaminating. APM ini, berupa jaring-jaring
lompok menyelesaikan permasalahan yang telah bangun ruang yang di beberapa rusuknya diberi
diamati sebelumnya menggunakan rumus yang pengunci dari mika serta dapat dilipat.
telah diperoleh pada tahap penyelidikan. Setelah
itu, salah satu siswa mempresentasikan hasil Isolasi perekat pengunci
penyelesaian masalah. Guru membahas hasil
pekerjaan siswa dan memberikan penguatan
yang diperlukan. Setelah itu, siswa diberikan
soal-soal latihan terkait materi yang diperlukan.
Soal latihan tersebut berupa permasalahan di
lingkungan sekitar yang sesuai dengan topik
yang dipelajari. Soal diberikan untuk melatih
siswa terampil dalam menyelesaikan masalah Pengait kunci
nyata menggunakan rumus luas atau volume
bangun ruang. Soal-soal pemecahan masalah
yang menekankan open ended, penalaran dan Gambar 2. Desain APM
berpikir kritis akan melatih siswa menyelesaikan
permasalahan. Adanya pengunci memungkinkan alat
Topik geometri ruang yang dipelajari di peraga ini dapat digunakan untuk berbagai
SMP meliputi luas dan volume kubus, balok, manfaat dalam satu alat peraga yaitu dapat
prisma, limas, tabung, kerucut, bola dan bangun digunakan untuk menentukan unsur-unsur
ruang yang tidak beraturan. Berbagai APM dan bangun ruang, jaring-jaring, luas permukaan
benda yang ada di lingkungan sekitar siswa serta volume bangun ruang tersebut.
dapat dipilih untuk mendukung kegiatan
penyelidikan manipulatif. Pada penelitian ini,

Copyright © 2015, Pythagoras, ISSN: 1978-4538


Pythagoras, 10 (2), Desember 2015 - 163
Harna Yulistiyarini, Ali Mahmudi

Tabel 3. Penggunaan APM standar validasi isi, yaitu validitas logis (logical
validity) dan validitas muka (face validity). Vali-
Penggunaan Gambar
Bentuk dasar, ada beberapa pengunci ditas logis meliputi terpenuhinya pengembangan
dari mika transparan pada jaring-jaring perangkat yang diketahui dari kesesuaian antara
bangun ruang perangkat yang dikembangkan dengan stándar
Untuk menjelaskan unsur-unsur bangun isi maupun standar proses Kurikulum 2013,
ruang, kaitkan semua pengunci sehingga kesesuaian perangkat yang dikembangkan de-
membentuk model bangun ruang ngan aspek kognitif dan tingkat perkembangan
Untuk menentukan jaring-jaring dan luas mental siswa, serta kebenaran perangkat yang
permukaan bangun ruang, buka semua dikembangkan. Validitas muka meliputi terpe-
pengunci sehingga membentuk jaring- nuhinya indikator kejelasan perangkat dari aspek
jaring
bahasa dan kejelasan sajian perangkat.
Untuk menentukan volume bangun ruang
bangun ruang, buka satu pengunci yaitu Hasil validasi tersebut sesuai dengan
bagian tutup balok, kubus, prisma dan Plomp & Nieveen (2010, p.26) bahwa suatu
bagian alas limas produk dikatakan valid apabila, “… the
Untuk penyimpanan bangun ruang, lipat components should be based on state-of-the art
dan masukkan menjadi satu ke plastik knowledge (content validity)”. Berdasarkan pe-
ukuran folio nilaian ahli, perangkat yang dikembangkan telah
memenuhi berbagai teori terkait teori pembel-
RPP, LKS, Lembar Observasi Sikap ajaran matematika, materi geometri ruang SMP,
(LOS), dan Tes Hasil Belajar (THB) dibuat pada pengembangan perangkat pembelajaran, dan
tahap design berdasarkan hasil analisis pada pemilihan sumber belajar.
tahap define, kemudian dilakukan validasi ahli Seperti yang dijelaskan sebelumnya,
dan uji coba lapangan pada tahap develop. Pro- lembar validasi perangkat berupa checklist pada
ses revisi dan evaluasi selalu dilakukan sampai kolom valid dan tidak valid pada setiap indikator
dihasilkan produk akhir yang valid, praktis, dan penilaian dan apabila ada indikator yang belum
efektif. Berikut ini disajikan pembahasan valid maka dilakukan revisi dan konsultasi de-
tentang tingkat kevalidan, kepraktisan, dan ngan ahli. Proses revisi terus dilakukan sampai
keefektifan perangkat yang dihasilkan sampai dihasilkan perangkat yang valid dan siap untuk
pada tahap akhir uji keseluruhan. digunakan pada tahap uji pengembangan.
Dengan demikian, tingkat kevalidan perangkat
Kevalidan Produk
(RPP, LKS, LOS dan THB) yang dihasilkan
Kevalidan produk ditentukan berdasarkan masing-masing mencapai 100%.
hasil penilaian ahli menggunakan lembar vali-
dasi perangkat. Penilaian ahli ini dilakukan Kepraktisan Produk
untuk melihat validitas isi dari Draf I Perangkat. Kepraktisan produk dianalisis berdasar-
Hasil penilaian dari validator diperoleh semua kan hasil observasi keterlaksanaan pembelajar-
aspek yang dinilai dalam kategori valid dan an, penilaian kepraktisan LKS dan THB oleh
perangkat layak digunakan dengan sedikit revisi. siswa, penilaian kepraktisan RPP, LKS, LOS
Tabel 4. Tingkat Kevalidan Produk dan THB oleh guru.
Hasil penilaian siswa menunjukkan LKS
Produk RPP LKS LOS THB dan THB mudah dibaca dan digunakan. Hasil
Banyak Item 50 20 9 15 penilaian guru menunjukkan perangkat (RPP,
Penilaian LKS, LOS, dan THB) mudah dibaca dan
Banyak Item yang 50 20 9 15 digunakan. Tingkat kepraktisan setiap produk
Valid Menurut
berdasarkan penilaian guru dan siswa ditunjuk-
Validator I
Banyak Item yang 50 20 9 15 kan pada Tabel 5.
Valid Menurut Tabel 5. Tingkat Kepraktisan Produk
Validator II
Tingkat Kevalidan 100% 100% 100% 100% Produk RPP LKS LOS THB
Produk Penilaian Guru 100% 100% 100% 84,61%
Penilaian Siswa - 100% - 84,12%
Hasil penilaian ahli pada item-item yang Tingkat 100% 100% 100% 84,36%
menjadi indikator penilaian di lembar validasi Kepraktisan
menunjukkan bahwa perangkat telah memenuhi Produk

Copyright © 2015, Pythagoras, ISSN: 1978-4538


Pythagoras, 10 (2), Desember 2015 - 164
Harna Yulistiyarini, Ali Mahmudi

Hasil observasi keterlaksanaan pembel- guru untuk memahami cara pemanfaatan APM.
ajaran menunjukkan lebih dari 75% aktivitas Hal ini meningkatkan keyakinan diri guru
pembelajaran terlaksana. Tingkat keterlaksanaan sehingga guru merasa mampu menggunakan
pembelajaran pada uji keseluruhan adalah 97%. APM dengan benar. Adanya LKS yang dimiliki
setiap siswa dan APM yang lengkap serta dalam
Tabel 6. Keterlaksanaan Pembelajaran pada Uji
jumlah yang cukup memungkinkan efisiensi
Keseluruhan di Kelas VIII-E
waktu untuk pelaksanaan pembelajaran.
Jumlah
Pertemuan Ke- / Keterlaksanaan Keefektifan Produk
Persen
Materi Aktivitas Keefektifan produk yang dikembangkan
Siswa Guru Total dilihat dari ketuntasan perolehan hasil belajar.
1/ Luas Kubus 19 28 47 90%
Hal ini berdasarkan penjelasan Plomp &
2/ Luas Balok 22 30 52 100%
3/ Luas Prisma 22 29 51 98%
Nieveen (2010, p.26), bahwa hasil penelitian
4/ Luas Limas 22 30 52 100% pengembangan dikatakan efektif jika menghasil-
5/ Volume Kubus 21 29 50 96% kan sesuatu sesuai dengan tujuan yang diharap-
6/ Volume Balok 21 29 50 96% kan (the intervention results in desired out-
7/ Volume 21 29 50 96% come). Rochmad (2012, p.71) pun memaparkan
Prisma bahwa indikator keefektifan bergantung pada
8/ Volume Limas 21 28 49 94% pendefinisian yang dimaksud efektif dalam
9/Bangun ruang 22 30 52 100% penelitian tersebut, misalnya hasil belajar siswa,
tidak beraturan aktivitas siswa, kemampuan siswa dalam mate-
Rata-rata Keterlaksanaan Pembelajaran 97%
matika, dan tingkat penghargaan siswa terhadap
Secara umum perangkat yang dikembang- produk dan keinginan siswa untuk terus meng-
kan praktis digunakan karena dapat digunakan/ gunakan produk tersebut. Pada penelitian ini,
diterapkan, mudah digunakan, dan dapat mem- penelitian dikatakan efektif apabila nilai ketun-
bantu siswa dalam belajar. Hal ini sesuai dengan tasan klasikal melebihi 75%. Pada Kurikulum
Plomp & Nieveen (2010, p.26), “practicality if 2013, siswa dinyatakan tuntas jika nilai sikap
end-users (for instance the teachers and minimal B, rerata pengetahuan minimal 2,67
learner) consider the intervention to be usable dan nilai keterampilan minimal 2,67.
and that it is easy for them to use the materials Hasil penilaian pada uji keseluruhan
in a way that is largely compatible with the menunjukkan nilai sikap siswa pada tahap uji
developers’ intentions”. Jadi, perangkat yang keseluruhan menunjukkan 81% siswa berkate-
dikembangkan sampai tahap terakhir uji pe- gori sangat baik dan 19% siswa kategori baik.
ngembangan telah memenuhi aspek kepraktisan. Jadi, pada aspek sikap semua siswa tuntas. Hasil
Kelemahan pemanfaatan APM dan ling- penilaian ketercapaian pengetahuan siswa diper-
kungan yang dikemukakan pada hasil survei oleh 85,71% siswa tuntas dengan rata-rata kelas
Marshall & Paul (2008) dapat diminimalisir. 3,2 pada skala 4. Hasil penilaian keterampilan
Kurang tersedianya APM di sekolah dan masa- siswa diperoleh 85,71% dengan rata-rata kelas
lah biaya pengadaan APM dapat diminimalisir 3,05 pada skala 4.
dengan penggunaan benda di lingkungan sekitar Tabel 7. Ringkasan Hasil Belajar Siswa pada Uji
siswa sebagai pengganti APM dan pembuatan Keseluruhan di Kelas VIII-E
APM dari bahan yang terjangkau. Masalah
Keterangan Sikap Pngetahuan Kterampiln
kebisingan siswa tidak terjadi karena sejak awal Nilai tertinggi A 4 4
siswa telah diberitahu tentang adanya penilaian Nilai terendah B 2 2,08
sikap selama pembelajaran. Masalah penyalah- Nilai rata-rata - 3,2 3,055
gunaan APM diatasi dengan adanya LKS yang KKM B 2,67 2,67
menuntun siswa untuk melakukan penyelidikan Banyak 21
18 siswa 18 siswa
dengan benar serta adanya tuntutan bahwa setiap siswa tuntas siswa
kelompok harus mempresentasikan hasil penye- Persentase banyak
100% 85,71% 85,71%
lidikan di depan kelas. Terkait penyimpanan siswa yang tuntas
APM yang selama ini menjadi masalah bagi Jika ditinjau dari ketuntasan pada ketiga
guru dapat diatasi dengan pembuatan prototipe aspek sekaligus, siswa yang tuntas pada ketiga
APM yang dapat dilipat serta multifungsi. aspek sebanyak 17 siswa atau sekitar 81%. Hal
Adanya petunjuk penggunaan APM membantu ini menunjukkan perangkat yang dihasilkan

Copyright © 2015, Pythagoras, ISSN: 1978-4538


Pythagoras, 10 (2), Desember 2015 - 165
Harna Yulistiyarini, Ali Mahmudi

(RPP dan LKS) telah memenuhi tujuan yang hanya terbatas pada materi geometri ruang
diharapkan yaitu nilai ketuntasan klasikal pada sehingga disarankan agar peneliti lain dapat
ketiga aspek lebih dari 75%. mengembangkan pada materi lainnya.
Keefektifan perangkat pembelajaran de-
DAFTAR PUSTAKA
ngan memanfaatkan APM dan lingkungan
sekitar sebagai sumber belajar ini sesuai dengan Adams, D., & Hamm, M. (1994). New design
beberapa penelitian terdahulu. Hasil ini sesuai for teaching and learning. San Fransisco,
dengan PTK Goracke (2009) yaitu penggunaan CA: Jossey Boss Publisher.
APM pada pembelajaran matematika kelas Al-Absi, M. M., & Nofal, M. B. (2013). The
delapan dapat meningkatkan sikap dan effect of using manipulatives on the
pemahaman siswa. mathematical achievement of the first
SIMPULAN DAN SARAN grade students. Damascus University
Journal, 26(4), 37-54. Diakses tanggal 5
Simpulan
Juni 2015 dari www.damascus
Pengembangan perangkat pembelajaran university.edu.sy/mag.
geometri ruang SMP berbasis Kurikulum 2013
Arsyad, A. (2011). Media pembelajaran.
dengan memanfaatkan alat peraga manipulatif
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
dan lingkungan dilaksanakan dengan meng-
adaptasi prosedur pengembangan perangkat Baur, G. R., & Pigford, D. (1984). A survival
dengan model Four-D yang dimodifikasi men- guide for the junior high/middle school
jadi tiga tahapan yaitu: (1) tahap define, (2) mathematics teacher. West Nyack, NY:
tahap design, dan (3) tahap develop. Dalam Parker Publishing Company, Inc.
prosedur tersebut juga mencakup beberapa kali Boggan, M., Harper, S., & Whitmire, A. (2010).
revisi sesuai masukan saat penilaian ahli mau- Using manipulatives to teach elementary
pun uji pengembangan yang meliputi tiga tahap mathematics. Journal of Instructional
uji coba lapangan yaitu uji awal, uji kuantitatif, Pedagogies, 3(1), 1-10. Diakses tanggal 5
dan uji keseluruhan. Perangkat yang dikem- Juni 2015 dari http://www.aabri.com/
bangkan berupa RPP, LKS, LOS, dan THB manuscripts/10451.pdf.
dibuat dengan mengacu pada peraturan Kuri-
kulum 2013. RPP dan LKS yang dihasilkan Burns, M. (2007). About teaching mathematics:
memuat kombinasi pemanfaatan alat peraga A K-8 resource (3th ed.). Sausalito, CA:
manipulatif dan lingkungan. Math Solution Publications.
Tingkat kevalidan RPP, LKS, LOS, dan Cope, L. (2015). Math manipulatives: Making
THB mencapai 100%. Tingkat kepraktisan RPP, the abstract tangible. Delta Journal of
LKS, dan LOS mencapai 100% sedangkan Education. 5(1), 10-19. Diakses tanggal 5
tingkat kepraktisan THB yaitu 84,36%. Tingkat Juni 2015 dari http://www.deltastate.edu/
keterlaksanaan pembelajaran yaitu 97%. Tingkat PDFFiles/DJE/spring2015/dje_spring_20
keefektifan produk RPP dan LKS mencapai 15 cope- final.pdf.
81%. Jadi, dapat disimpulkan produk hasil pe-
ngembangan yang berupa RPP dan LKS meme- Drews, D. & Hansen, A. (Eds.). (2007). Using
nuhi kriteria valid, praktis, dan efektif, serta resources to support mathematical
instrumen penilaian yang berupa THB dan LOS thinking primary and early years.
memenuhi kriteria valid dan praktis. Southernhay East: Learning Matters Ltd.
Saran Pemanfaatan Produk Frei, S. (2008). Teaching mathematics today.
Huntington Beach, CA: Shell Education.
Produk perangkat geometri ruang yang
dikembangkan dapat digunakan sebagai refe- Goos, M., Stillman, G. & Vale, Collen. (2007).
rensi dan bahan masukan para guru dalam Teaching secondary school mathematics
menyusun bahan ajar geometri ruang SMP research and practice for the 21 century.
dengan memanfaatkan alat peraga manipulatif Crows Nest, NSW: Allen & Unwin
dan lingkungan pada pembelajaran di kelas. Goracke, M. A. (2009). The role of
Selain itu, pengembangan perangkat ber- manipulatives in the eighth grade
basis Kurikulum 2013 dengan memanfaatkan mathematics classroom. Action Research
alat peraga manipulatif dan lingkungan ini Projects. Paper 71. Diakses tanggal 13

Copyright © 2015, Pythagoras, ISSN: 1978-4538


Pythagoras, 10 (2), Desember 2015 - 166
Harna Yulistiyarini, Ali Mahmudi

September 2014 dari http://digitalcom Conference. Sustainability in Higher


mons.unl.edu/mathmidactionresearch/71 Education: Directions for Change, 19-21
November 2008. Page 338-350. Diakses
Groth, R. E. (2013). Teaching mathematics in
tanggal 5 Juni 2015 dari http://ro.ecu.edu.
grades 6-12 developing research-based
au/ceducom/33/
instructional practises. Thousand Oaks,
CA: Sage Publicatins, Inc. Mink, D. V. (2010). Strategies for teaching
mathematics. Huntington Beach, CA:
Hamalik, O. (2005). Proses belajar mengajar.
Shell Education.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Muijs, D. & Reynold, D. (2008). Effective
Januszewski, A., & Molenda, M. (Eds). (2008).
teaching evidence and practice second
Educational technology: A definition with
edition. (Terjemahan Helly Prajitno
commentary. New York, NY: Taylor &
Soetjipto & Sri Mulyantini
Fancis Group.
Soetjipto).Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kamina, P., & Iyer, N. N. (2009). From concrete (Buku asli diterbitkan tahun 2008).
to abstract: Teaching for transfer of
Mulyasa, H. E. (2014). Pengembangan dan
learning when using manipulatives. Nera
implementasi Kurikulum 2013. Bandung:
Conference Prosiding. Diakses pada
PT Remaja Rosdakarya.
tanggal 5 Juni 2015 dari
http://digitalcommons. uconn.edu/nera_ Ojose, B., & Sexton, L. (2009). The effect of
2009/6/ manipulative materials on mathematics
achievement of first grade students. The
Kelly, C. A. (2006). Using manipulatives in
Mathematics Educator,12(1), 3-14.
mathematical problem solving: A
Diakses tanggal 5 Juni 2015 dari
performance-based analysis. The Montana
http://math.nie.edu.sg/ame/matheduc/tme/
Mathematics Enthusiast, 3(2), 184-193.
tmeV12_1/04%20TME(12-)%20The%20
Diakses tanggal 5 Juni 2015 dari
Effects%20of%Math%Manipulatives.pdf
http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/
download?doi=10.1.1.134.4216&rep=rep Plomp, T., & Nieveen, N (Eds.). (2010). An
1&type=pdf#page=61 introductional to educational design
research. 3rd print. In Proceedings of the
Kennedy, L. M., Tipps, S., & Johnson, A. E.
seminar conducted at the East China
(2008). Guiding children's learning of
Normal University, Shanghai (PR China),
mathematics (11th ed.). Belmont, CA:
November 23-26, 2007. Enschede,
Thomson Higher Education.
Netherland: SLO-Netherlands institute for
Kemdikbud. (2014). Peraturan Menteri curriculum development.
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 58,
Posamentier, A. S, Smith, B. S., & Stepelman, J.
Tahun 2014, tentang Kurikulum 2013
(2010). Teaching secondary mathematics:
Sekolah Menengah Pertama/Madrasah
teaching and enrichment units. (8th ed.).
Tsanawiyah.
Boston, MA: Allyn & Bacon.
Kosko, K. W. & Wilkins, J. L. M. (Juli 2010).
Rochmad. (2012). Desain model pengembangan
Mathematical communication and its
perangkat pembelajaran. Jurnal Kreano,
relation to the frequency of manipulative
3(1), 59-72.
use. International Electronic Journal of
Mathematics Education 5(2). Diakses Sadiman, A. S., Rahardjo, R., Haryono, A., et al.
tanggal 13 September 2014 dari (2011). Media pendidikan: pengertian,
www.iejme.com pengembangan dan pemanfaatannya.
Jakarta: Rajawali Press
Majid, A. (2013). Perencanaan pembelajaran.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Smaldino, S. E., Lowther, L. D., & Russel, J. D.
(2008). Instructional technology and
Marshall, L., & Paul, S. (2008). Exploring the
media for learning. Upper Saddle River,
use of mathematics manipulative
NJ: Pearson Prentice Hall.
materials: is it what we think it is?
Originally published in the Proceedings Thiagarajan, S., Semmel, D., & Semmel, D.
of the EDU-COM 2008 International (1974). Instructional development for

Copyright © 2015, Pythagoras, ISSN: 1978-4538


Pythagoras, 10 (2), Desember 2015 - 167
Harna Yulistiyarini, Ali Mahmudi

training teachers of exceptional children, Trianto. (2009). Mendesain model pembelajaran


a source book. Bloomington, Indiana: inovatif-progesif. Jakarta: Kencana
Indiana University. Prenada Media Grup.

Copyright © 2015, Pythagoras, ISSN: 1978-4538

Anda mungkin juga menyukai