Anda di halaman 1dari 31

TEKNIK PENGENDALIAN PROYEK

Nama Anggota Kelompok:

 ERDY TRI SASONGKO (01.2017.1.05365)


 NURMAN AZIS (01.2017.1.05475)
 ADI ANUGRAH PRATAMA (01.2017.1.05408)
 ILHAMSYAH SETYALDI (01.2017.1.05414)
 IMAM SUROTO (01.2017.1.05416)

INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA


JURUSAN TEKNIK SIPIL
2020
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.9 September 2016 (551-558) ISSN: 2337-6732

1. JURNAL CPM (Critical Path Method)

PENERAPAN METODE CPM PADA PROYEK KONSTRUKSI


(STUDI KASUS PEMBANGUNAN GEDUNG BARU
KOMPLEKS EBEN HAEZAR MANADO)
Ezekiel R. M. Iwawo
Jermias Tjakra, Pingkan A. K. Pratasis
Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado
email: eztravisiwawo@rocketmail.com

ABSTRAK
Penjadwalan proyek membantu menunjukkan hubungan setiap aktivitas dengan aktivitas lainnya dan
terhadap keseluruhan proyek, mengidentifikasi hubungan yang harus didahulukan diantara aktivitas,
serta menunjukkan perkiraan waktu yang realistis untuk setiap aktivitas. CPM (Critical Path Method)
membuat asumsi bahwa waktu aktivitas yang diketahui dengan pasti sehingga hanya diperlukan satu
faktor waktu untuk setiap aktivitas. Salah satu keuntungan CPM yaitu CPM cocok untuk formulasi,
penjadwalan, dan mengelola berbagai kegiatan disemua pekerjaan konstruksi, karena menyediakan
jadwal yang dibangun secara empiris. Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan metode CPM
dalam penjadwalan kembali proyek pembangunan gedung baru Kompleks Persekolahan Eben Haezar
Manado dengan menggunakan metode CPM. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa penjadwalan
dengan menggunakan metode CPM diperoleh waktu pelaksanaan pekerjaan pembangunan gedung
gedung baru Kompleks Persekolahan Eben Haezar Manado 241 hari untuk menyelesaikan rangkaian
aktivitas pekerjaan persiapan, tanah dan struktur. Sedangkan penjadwalan yang direncanakan oleh
pihak pelaksana pekerjaan pembangunan gedung gedung baru Kompleks Persekolahan Eben Haezar
Manado adalah 259 hari.
Kata kunci : Metode CPM, Penerapan, Penjadwalan, Proyek konstruksi.

PENDAHULUAN keberhasilan proyek dilihat dari ketepatan waktu


dalam menyelesaikan proyek tersebut.
Latar Belakang
Penjadwalan proyek membantu
Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi
menunjukkan hubungan setiap aktivitas dengan
bangsa Indonesia, geliat pembangunan
aktivitas lainnya dan terhadap keseluruhan
diberbagai sektor berkembang sangat pesat.
proyek, mengidentifikasi hubungan yang harus
Banyak pihak swasta dan pemerintah berlomba
didahulukan diantara aktivitas, serta
untuk melakukan pembangunan. Kegiatan
menunjukkan perkiraan waktu yang realistis
pembangunan ini berupa proyek-proyek,
untuk setiap aktivitas. CPM (Critical Path
misalnya proyek pembangunan tempat usaha,
Methode) membuat asumsi bahwa waktu
proyek gudang, proyek konstruksi, proyek
aktivitas yang diketahui dengan pasti sehingga
infrastruktur, proyek pengembangan suatu
hanya diperlukan satu faktor waktu untuk setiap
produk, proyek radio telekomunikasi, dan lain-
aktivitas. Salah satu keuntungan CPM
lain. Adanya pembangunan proyek, diharapkan
berdasarkan Adedeji dan Bello (2014) yaitu
mampu meningkatkan kemajuan ekonomi
CPM cocok untuk formulasi, penjadwalan, dan
diberbagai sektor.
mengelola berbagai kegiatan disemua pekerjaan
Sebuah proyek meliputi tugas-tugas tertentu
konstruksi, karena menyediakan jadwal yang
yang dirancang secara khusus dengan hasil dan
dibangun secara empiris.
waktu yang telah ditentukan terlebih dahulu dan
Dalam penelitian ini, penulis melakukan
dengan keterbatasan sumber daya (Herjanto,
studi terhadap data penjadwalan proyek
2007:351). Dengan keterbatasan waktu dan
konstruksi milik PT. Cakra Buana Megah yaitu
sumber daya yang sudah dirancang, proyek harus
proyek konstruksi gedung dengan menerapkan
diselesaikan sebelum atau tepat pada waktu yang
metode CPM. Berdasarkan uraian diatas, penulis
telah ditentukan dan hasil proyek harus sesuai
mengambil judul penelitian “Penerapan Metode
dengan yang direncanakan. Adanya batas waktu
CPM Pada Proyek Konstruksi dengan studi kasus
dalam penyelesaian proyek menimbulkan
Pembangunan Gedung Baru Kompleks Eben
masalah bagi pelaksana proyek. Karena
Haezar”

551
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.9 September 2016 (551-558) ISSN: 2337-6732

Rumusan Masalah Penjadwalan proyek adalah kegiatan


Adapun yang menjadi permasalahan utama menetapkan jangka waktu kegiatan proyek yang
dalam penelitian ini adalah Apa hasil dari harus diselesaikan, bahan baku, tenaga kerja
penerapan metode CPM dalam penjadwalan serta waktu yang dibutuhkan oleh setiap aktivitas
waktu pada proyek Pembangunan Gedung Baru
Kompleks Eben Haezar Teling? Metode Penjadwalan Proyek
Dalam konteks penjadwalan, terdapat dua
Pembatasan Masalah perbedaan, yaitu waktu (Time) dan kurun waktu
Batasan-batasan masalah dalam penelitian (duration). Bila waktu menyatakan siang/malam,
ini adalah sebagai berikut : sedangkan kurun waktu atau durasi menunjukan
1. Hanya membahas penjadwalan waktu. lama waktu yang dibutuhkan dalam melakukan
2. Penjadwalan waktu dengan menggunakan suatu kegiatan, seperti lamanya waktu kerja
metode jalur kritis (critical path dalam satu hari adalah 8 Jam)
method/CPM).
3. Analisis dilakukan pada item pekerjaan Bagan Balok (Barchart)
persiapan, pekerjaan tanah dan pekerjaan Dalam Bar Chart (Bagan Balok), kegiatan
struktur digambarkan dengan balok horizontal. Panjang
balok menyatakan lama kegiatan dalam skala
Tujuan Penelitian waktu yang dipilih. Bagan balok terdiri atas
Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk sumbu y yang menyatakan kegiatan atau paket
mengetahui apa sajakah hasil dari penerapan kerja dari lingkup proyek dan digambarkan
metode CPM dalam penjadwalan waktu dengan sebagai balok, sedangkan sumbu x menyatakan
menggunakan metode CPM pada Proyek satuan waktu dalam hari, minggu, atau bulan
Pembangunan Gedung Baru Kompleks sebagai durasinya.
Persekolahan Eben Haezar Teling.
Kurva – S
Manfaat Penelitian Pada Kurva–S, sumbu mendatar
Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan menunjukkan waktu kalender, dan sumbu
informasi bagi pihak kontraktor mengenai vertikal menunjukkan nilai komulatif biaya atau
perencanaan durasi proyek konstruksi agar dapat persentase penyelesaian pekerjaan. Kurva yang
mengontrol, serta mengatur waktu penyelesaian berbentuk huruf ”S” tersebut lebih banyak
proyek dengan lebih efisien dan efektif sehingga terbentuk karena kelaziman dalam pelaksanaan
dapat meminimalisir keterlambatan pada proyek. proyek.
Dan untuk rekan – rekan mahasiswa agar dapat
dijadikan referensi tambahan mengenai metode Network Planning
CPM. Menurut Tubagus Haedar Ali (1995 : 38)
“Network planning adalah salah satu model yang
digunakan dalam penyelenggaraan proyek yang
LANDASAN TEORI produknya adalah informasi mengenai kegiatan-
kegiatan yang ada dalam network diagram
Manajemen Konstruksi proyek yang bersangkutan”.
Manajemen konstruksi digunakan karena
memiliki keuntungan dibandingkan dengan Metode Jalur Kritis (Critical Path Method)
sistem konvensional dalam banyak hal. Critical Path Method (CPM) merupakan
Keuntungan-keuntungan tersebut dapat ditinjau dasar dari system perencanaan dan pengendalian
dari aspek biaya, mutu dan waktu. kemajuan pekerjaan yang didasarkan pada
network atau jaringan kerja. CPM pertama kali
Proyek Konstruksi digunakan di inggris pada pertengahan tahun 50-
Proyek merupakan rangkaian kegiatan yang an pada suatu proyek pembangkit tenaga listrik,
mempunyai dimensi waktu, fisik dan biaya guna kemudian di dikembangkan oleh Intergrated
mewujudkan gagasan serta mendapatkan tujuan Engineering Control Group of E.I du Pont de
tertentu Nemours and Company yang diprakarsai oleh
Walker dan Kelly jr. tahun 1957, keduanya dari
Penjadwalan Proyek Reningtone Rand, Univac Computer Division,

552
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.9 September 2016 (551-558) ISSN: 2337-6732

yang di namakan Penjadwalan Jalur Kritis menganalisis jaringan kerja secara


(Critical Path Schedulling-CPS) (Tarore2002) keseluruhan.
c. Menyusun kembali komponen-komponen
Network Diagram pada butir a, menjadi mata rantai dengan
Network diagram adalah visualisasi proyek urutan yang sesuai logika ketergantungan
berdasarkan network planning Network diagram berdasarkan studi literatur metode
berupa jaringan kerja yang berisi lintasan- pelaksanaan pekerjaan gedung bertingkat dan
lintasan kegiatan dan urutan-urutan peristiwa melalui pengamatan serta wawancara
yang ada selama penyelenggara proyek. Network langsung dengan mandor dilapangan.
diagram terdiri dari simbol kegiatan, simbol d. Memberikan perkiraan kurun waktu bagi
peristiwa dan bila diperlukan simbol hubungan masing-masing kegiatan yang dihasilkan dari
antar peristiwa (dummy). perhitungan produktifitas pekerja serta
pengamatan dan wawancara dilapangan yaitu
: volume, jumlah pekerja, harga pekerja, dan
METODOLOGI PENELITIAN produktifitas pekerja per hari.
e. Menghitung LET dan EET menggunakan cara
Tempat Penelitian langsung (metode algoritma) untuk
a. Nama Proyek : Pembangunan Gedung baru mengetahui waktu pelaksanaan proyek dan
Kompleks Eben Haezar jalur kritis proyek tersebut.
b. Lokasi Proyek : Kota Manado f. Menghitung Float Time (total float,
c. Pelaksana Proyek : PT. Cakra Buana independent float, free float)
Megah g. Menentukan lintasan kritis berdasarkan float
time (EET = LET)
Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan dalam 2 bulan mulai
dari persiapan, survei lapangan, analisis Rencana Diagram Alir Penelitian
Anggaran Biaya (RAB) sampai penyusunan hasil
penelitian. Mulai

Metode Pelaksanaan Penelitian Judul KTIS

Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang Tinjauan Pustak a

dipergunakan pada penelitian ini adalah


wawancara, observasi, dan studi pustaka Pengumpulan Data

Metode Analisis
Analisis dengan Metode CPM Data Sekunder
Data Prime r
Sistematika dari proses perencanaan waktu - Observasi
- Gambar Proyek
- Kurva S
dengan metode CPM adalah sebagai berikut : - Inte rvie w / Wawancara - RAB
- Analisis Harga Satuan
a. Mengkaji dan mengidentifikasi lingkup
proyek, menguraikan, memecahkannya men-
jadi kegiatan-kegiatan atau kelompok Pengolahan Data
kegiatan yang merupakan komponen proyek.
Data sekunder yang berupa data pekerjaan
proyek, kurva s, bobot, volume akan
diidentifikasi dan diuraikan menjadi
Hasil Pe mbahasan
komponen yang lebih kecil (work
breakingdown structure), untuk mendapatkan
Kesimpulan & Saran
kerincian yang lebih tinggi. Semakin rinci
kegiatan maka semakin rinci pula
hubungannya dengan kegiatan lain. Selesai

b. Kemudian setelah itu dilanjutkan analisis


jaringan kerja dengan metode CPM (Critical Gambar 1. Bagan Alir Penelitian
Path Method) yang akan digunakan untuk

553
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.9 September 2016 (551-558) ISSN: 2337-6732

ANALISIS DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Daftar item pekerjaan hasil WBS

Analisis Metode Critical Path Method


Membuat Work Breakdown Structure (WBS)
Data sekunder yang berupa data pekerjaan
proyek dan bobot dari Kurva S, akan
diidentifikasi dan diuraikan menjadi komponen
yang lebih kecil (work breakingdown structure),
untuk mendapatkan kerincian yang lebih tinggi.
Semakin rinci kegiatan maka semakin rinci pula
hubungannya dengan kegiatan lain. Kurva S pada
gambar merupakan perkiraan jadwal proyek
secara keseluruhan yang dibuat oleh PT. Cakra
Buana Megah.

Gambar 2. Time schedule/ kurva S dari PT.


Cakra Buana Megah

Dari kurva s gambar dapat dilihat waktu


pelaksanaan khusus untuk item Pekerjaan
Persiapan, pekerjaan Tanah dan Urugan serta
Pekerjaan Struktur yang selesai 259 hari
kalender, namun tidak menampilkan Sub Item
Pekerjaan–pekerjaan tersebut, maka WBS dari
Item–item pekerjaan tersebut dilihat pada tabel 1.
Karena item pekerjaan tersebut terlalu banyak,
otomatis harus diperkecil lagi WBS karena akan
ada banyak sekali dummy,sehingga analisis CPM
tidak akan efektif, maka WBS
menjadi seperti tabel 2.

554
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.9 September 2016 (551-558) ISSN: 2337-6732

Tabel 2. WBS yang dipakai dalam analisis Tabel 3. Rekapitulasi perhitungan durasi
CPM secara keseluruhan

Memperkirakan durasi waktu masing-masing


kegiatan
Berikut ini adalah contoh perhitungan durasi
waktu:
Pekerjaan kolom 50/50 K275 Lantai Basement
- Volume pekerjaan = 60,75 m3 pembesian
265,62 kg/m3 (RAB dari proyek)
- Volume tulangan = 60,75 x 265,62 =
16.136,42 kg
- Tenaga kerja = 1 regu ( 4 pekerja)
(wawancara lapangan) Tabel 4. . hubungan antar kegiatan
- Upah pekerja = Rp. 115.000,- (wawancara
lapangan)
- Upah tenaga kerja = Rp. 805,- per kg
(analisis HSP dari proyek dan SNI)
- Upah tenaga per regu = (4 x Rp. 115.000) =
Rp. 460.000,-
- Produktifitas tenaga kerja = 460.000/805 =
571,42 kg/hari
- Produktifitas per regu = 571,42 kg/hari x 1=
571,42 kg/hari
- Durasi = 16.136,42 / 571,42 = 28,24 = 29
hari

Hubungan Antar Kegiatan


Menyusun kembali komponen-komponen
menjadi mata rantai dengan urutan yang sesuai
logika ketergantungan berdasarkan studi
literature, metode pelaksanaan pekerjaan gedung Visualisasi Network CPM
bertingkat dan melalui pengamatan serta Dengan ditentukannya hubungan antar
wawancara langsung dengan mandor dilapangan. kegiatan, maka dapat dirangkaikan (disambung–
Tabel berikut menunjukkan item pekerjaan sambungkan) berbagai kegiatan yang berkaitan
keseluruhan, beserta hubungan/ keterkaitan antar sehingga keseluruhan kegiatan menyusun
pekerjaan dan durasi

555
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.9 September 2016 (551-558) ISSN: 2337-6732

jaringan kerja (network diagram) yang Identifikasi Float Time


mencerminkan proyek secara keseluruhan. Selanjutnya dapat dihitung waktu
mengambang atau float time ( total float, free
Perhitungan Maju (Forward Pass) float dan independent float) untuk masing-
Forward Pass adalah langkah maju untuk masing kegiatan dengan menggunakan rumus
menghitung waktu selesai paling awal suatu sebagai berikut :
kegiatan (EF/ Earliest Finish time). Dengan cara TF = LETj – L – EETi
EF = ES + D. Dimana EF (Earliest Finish time) FF = EETj – L – EETi
adalah Waktu selesai paling awal suatu kegiatan, IF = EETj – L – LETi
ES (Earliest Start time) adalah Waktu mulai
paling awal suatu kegiatan, Dan D (Durasi) Keterangan :
adalah kurun waktu dari suatu kegiatan  Total Float adalah menunjukkan jumlah
waktu yang diperkenankan pada suatu
Contoh Perhitungan : kegiatan yang boleh ditunda.
Mencari waktu selesai paling awal ( EF /  Free Float adalah dimana penyelesaian
Earliest Finish Time) pada aktivitas A (Item kegiatan tersebut dapat ditunda tanpa
Pekerjaan 1 ke item Pekerjaan 2), dan B (Item mempengaruhi waktu mulai paling awal dari
Pekerjaan 2 ke Item Pekerjaan 6), C (Item kegiatan berikutnya. Independen Float adalah
Pekerjaan 6 ke Item Pekerjaan 7) dan D (Item memberikan identifikasi suatu kegiatan
Pekerjaan 7 ke Item Pekerjaan 8). tertentu dalam jaringan kerja yang meskipun
Rumus : ( EF = ES + D ) kegiatan tersebut terlambat, tidak berpengaruh
Aktivitas A : terhadap total float dari kegiatan yang
EF = 0 + 14 = 14 mendahului ataupun kegiatan berikutnya.
Aktivitas B :
EF = 14 + 7 = 21 Contoh perhitungan float time ( TF, FF, dan IF )
adalah sebagai berikut, diambil salah satu item
Aktivitas C : pekerjaan yaitu pekerjaaan persiapan :
EF = 28 + 18 = 46 1. Peristiwa awalnya adalah peristiwa nomor 1,
Aktivitas D : i = 1.
EF = 46 + 9 = 55 ES = 0
LS = 0
Perhitungan Mundur (Backward Pass) 2. Peristiwa akhirnya adalah peristiwa nomor 2,
Bakcward Pass adalah langkah mundur j = 2.
untuk mementukan waktu paling akhir kegiatan EF = 14
boleh mulai (LS / Latest Start time). Dengan cara LF = 14
LS = LF – D. Dimana LS (Latest Start time) 3. Lama Kegiatan (D) = 14 hari.
adalah waktu paling akhir kegiatan boleh mulai, 4. Total Float (TF) = LF – D – ES
LF (Latest Finish Time) adalah Waktu paling = 14 – 14 – 0 = 0
akhir kegiatan boleh selesai, Dan D (Durasi) Free Float (FF) = EF – D – ES
adalah kurun waktu dari suatu kegiatan. = 14 – 14 – 0 = 0
Independent Float (IF)= EF – D – LS
Contoh Perhitungan : = 14 – 14 – 0 = 0
Mencari waktu paling akhir ( LS / Latest Start
Time ) pada kegiatan V, U, R dan S. Hasil perhitungan Float Time untuk masing-
Rumus : ( ES = LF – D ) masing kegiatan dapat dilihat pada tabel 5. Dari
Aktivitas V (dari Item pekerjaan 31 ke item 30) : perhitungan diatas dapat dilihat kegiatan-kegiatan
yang termasuk dalam lintasan kritis dan non kritis.
LS = 241 – 2 = 239
Aktivitas U (dari Item pekerjaan 30 ke item 26) :
LS = 239 – 3 = 236
Aktivitas R (dari Item pekerjaan 26 ke item 27) :
LS = 236 – 2 = 234
Aktivitas S (dari Item pekerjaan 27 ke item 22) :
LS = 234 – 26 = 208

556
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.9 September 2016 (551-558) ISSN: 2337-6732

Tabel 5. Hasil perhitungan float time kritis ini tidak boleh terlambat karena tidak
Paling Awal Paling Akhir FLOAT
Mulai Selesai Mulai Selesai
memiliki tenggang waktu (float time)
I-j Keg Durasi
TOTAL FREE INDEPT NOTASI NAMA DURASI
EETi EETj LETi LETj
KEGIATAN (HARI)
0 - 1 A1 7 0 7 0 7 0 0 0
A1,A2 PEKERJAAN PERSIAPAN 14
1 - 1 A2 7 7 14 7 14 0 0 0
1,2 - 2 B1 7 14 7 14 0 B1,B2 PEKERJAAN TANAH DAN URUGAN 14
7 0 0
2 - 2 B2 7 14 21 14 28 7 0 0 C1,C2 BASEMENT PEKERJAAN PONDASI 32
2,6 - 6 C1 14 14 28 14 28 0 0 0 D1,D2 PEKERJAAN SLOOF 23
6 - 6 C2 18 28 46 28 46 0 0 0 E KOLOM 32
6,7 - 7 D1 14 28 42 32 46 4 0 -4 F LANTAI SISIPAN BALOK BETON 16
7 - 7 D2 9 46 55 46 94 39 0 0 G KOLOM EXTRA 1
7 - 8 E 32 46 78 46 78 0 0 0 H PLAT LANTAI 8
8 - 10 F 16 78 94 78 94 0 0 0 I LANTAI 1 KOLOM BETON 12
10 - 11 G 1 94 95 94 95 0 0 0 J BALOK BETON 27
12 - 34 H 8 78 86 140 148 62 0 -62 K PLAT LANTAI 16
15 - 14 I 12 122 134 122 134 0 0 0 L LANTAI 2 KOLOM BETON 11
11 - 15 J 27 95 122 95 122 0 0 0
M BALOK BETON 26
16 - 20 K 16 95 111 157 173 62 0 -62
N PLAT LANTAI 19
19 - 18 L 11 160 171 160 171 0 0 0
14 - 19 M 134 160 134 160 0
O LANTAI 3 KOLOM BETON 11
26 0 0
20 - 24 N 19 134 153 173 192 39 0 -39
P BALOK BETON 26
23 - 22 O 11 197 208 197 208 0 0 0 Q PLAT LANTAI 19
18 - 23 P 26 171 197 171 197 0 0 0 R PLAT DAK KOLOM 2
24 - 28 Q 19 171 190 192 211 21 0 -21 S BALOK BETON 26
27 - 26 R 2 234 236 234 236 0 0 0 T PLAT LANTAI 19
22 - 27 S 26 208 234 208 234 0 0 0 U RUMAH LIFT BALOK BETON 3
28 - 32 T 208 227 211 230 3
- Memberikan gambaran alur kegiatan proyek
19 0 -3
26 - 30 U 3 236 239 236 239 0 0 0
30
32
-
-
31
30
V
W
2 239
227
241
236
239
230
241
239
0
3
0 0 secara keseluruhan,yang terlihat dalam
9 0 -3
34 - 16 X 9 86 95 148 157 62 0 -62 network planning metode CPM

Syarat Umum Jalur Kritis adalah :


1. Pada kegiatan pertama : EETi = LETi = 0.
2. Pada kegiatan terakhir : EETj = LETj = 0
3. Total Float : TF = 0

PENUTUP
Kesimpulan - Dengan diketahuinya lintasan proyek/
network planning, maka percepatan durasi
Hasil penerapan Metode CPM pada
proyek akan lebih mudah dilakukan, karena
penelitian ini khususnya pada proyek konstruksi
dasar percepatan dan pengendalian proyek
pembangunan gedung baru kompleks Eben
adalah network planning.
Haezar Teling Manado didapat :
- Dapat diketahui dengan tingkat kepastian
Saran
yang tinggi durasi proyek ini khususnya pada
Untuk dapat mencoba metode yang lain
item pekerjaan persiapan, pekerjaan tanah dan
dalam perencanaan waktu seperti PDM, barchart,
urugan, serta pekerjaan struktur yaitu 241 hari
serta agar lebih baik lagi dilanjutkan dengan
- Dapat diketahui kegiatan mana yang kritis
pengendalian waktu atau biaya dengan metode
(memerlukan tingkat pengawasan yang ketat,
crashing, alokasi tenaga kerja dan lembur
karena pekerjaan yang masuk dalam jalur

DAFTAR PUSTAKA
Arif, Arianto (2010), Eksplorasi Metode Bar Chart, CPM, PDM, PERT, Line Of Balance Dan Time
Chainage Diagram Dalam Penjadwalan Proyek Konstruksi. Universitas Diponegoro,
Semarang.

Badri, Sofyan, (1997). Dasar-Dasar Network Planning. Rineka Cipta, Jakarta.

Husein. (2008). Manajemen Proyek, perencanaan, penjadwalan & pengendalian proyek,


Yogyakarta

557
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.9 September 2016 (551-558) ISSN: 2337-6732

Pratasik, Failen (2013). Skripsi, Menganalis Sensitivitas Keterlambatan Durasi Proyek Dengan
Metode CPM Pada Perumahan Puri Kelapa Gading. Sam Ratulangi University, Manado.

Siswanto, (2007), “Operations Research jilid 1”. Erlangga, Jakarta.

Soeharto, Iman, (1999). Manajemen Proyek (Dari Konseptual Sampai Operasional, Erlangga,
Jakarta.

Soetomo Kajatmo, (1997), Manajemen Konstruksi. Erlangga, Jakarta.

Tarore, Huibert, (2001). Analisis System Rekayasa Konstruksi, Edisi Pertama. Sam Ratulangi
University, Manado.

Tarore, Huisbert (2002). Jaringan Kerja Dengan Metode CPM, Metode PERT. Sam Ratulangi
University, Manado.

Tendean, Yolanda (2010). Skripsi, Estimasi Waktu Pelaksanaan Proyek Bangunan Dengan Metode
PERT. Sam Ratulangi University, Manado.

Tubagus Haedar Ali, (1995), Prinsip-Prinsip Network Planning. PT.Gramedia, Jakarta

Wulfram I. Ervianto, (2002). Manajemen Proyek Konstruksi (Edisi Revisi), Andi, Yogyakarta.

558
81
2. JURNAL PERT (Program Evaluation and Review Technique)

ANALISA PENJADWALAN PROYEK DENGAN METODE PERT DI PT. HASANA


DAMAI PUTRA YOGYAKARTA PADA PROYEK PERUMAHAN TIRTA SANI

Irwan Raharja 1)
Alumni program Studi Ekonomi Manajemen, Universitas Islam Indonesia, Jogjakarta
Email: irwanraharja@yahoo.com

ABSTRAK

Dalam perencanaan dan pengendalian proses produksi sering dihadapi adanya


berbagai kendala, misalnya terjadi stock out (kekurangan) bahan, banyaknya waktu longgar,
kesalahan dalam urutan kerja dan sebagainya. Ada beberapa permasalahan dalam proses
pembuatan perumahan, antara lain adanya keterlambatan waktu penyelesaian dari yang telah
direncanakan yang mengakibatkan pihak perusahaan mengalami kerugian.
Metode penelitian melakukan penelitian untuk mendapatkan data secara langsung
pada perusahaan yang menjadi objek penelitian, yaitu Interview dan Dekuenter. Selanjutnya
dilakukan analisis data menggunakan Diagram Network dan untuk mempermudah digunakan
metode “Algorithma”. Selain itu menggunakan Metode Penulisan ES, EF, LS, LF dan PERT
(program evaluation and review technique), menggunakan 3 estimasi waktu penyesuaian,
yaitu Expected Time (ET) dan Estimasi probabilitas waktu penyelesaian (Z).
Berdasarkan hasil analisis bahwa kebutuhan proyek pada dasarnya cukup baik,
namun tidak diikuti dengan pengawasan yang baik. Dengan penerapan metode PERT dan
CPM maka dapat diketahui besarnya waktu yang dibutuhkan, besarnya tingkat keyakinan
yang dinginkan dalam menentukan waktu setiap kegiatan, pengawasan terdapat aktivitas
khususnya yang berada dalam jalur kritis dapat lebih dikonsentrasikan, dan dari segi waktu
penyelesaian untuk awal adalah 201 hari dan untuk usulan (dipercepat) adalah selama 168
hari, sehingga terjadi efisiensi waktu selama 33 hari.

Kata kunci: manajeman proyek, network planning, metode PERT

1. Latar Belakang

Proses produksi yang berjalan dengan baik dan lancar merupakan suatu hal yang
sangat diharapkan oleh perusahaan. Untuk menjaga agar proses produksi tersebut dapat
berjalan dengan baik, diperlukan metode pengendalian proses produksi yang baik dalam
perusahaan.
Sebelum proses produksi atau transformasi input menjadi output dari
perusahaan dimulai, terlebih dahulu perlu disusun perencanaan produksi secara
menyeluruh. Dengan adanya perencanaan produksi ini diharapkan jalannya proses
produksi dan berjalan lancar. Perencanaan secara menyeluruh tersebut dijelaskan lebih
lanjut ke dalam perencanaan dan pengendalian yang meliputi beberapa hal:

Jurnal BENTANG Vol. 2 No. 1 Januari 2014


82

1. Sistem perencanaan
2. Kebutuhan bahan baku
3. Routing (urutan proses produksi)
4. Scheduling (penentuan waktu produksi)
5. Dispatching (perintah untuk memulai pekerjaan)
6. Follow up (tindak lanjut)

Dalam perencanaan dan pengendalian proses produksi sering dihadapi adanya


berbagai kendala, misalnya terjadi stock out (kekurangan) bahan, banyaknya waktu
longgar, kesalahan dalam urutan kerja dana sebagainya. Untuk itu, penulis berkeinginan
meneliti pada PT. Damai Putra Group sebagai badan usaha yang bergerak dalam bidang
pengembang, seperti perusahaan. Penulis memusatkan penelitian pada pembuatan
perumahan. Ada beberapa permasalahan dalam proses pembuatan perumahan, antara
lain adanya keterlambatan waktu penyelesaian dari yang telah direncanakan yang
mengakibatkan pihak perusahaan mengalami kerugian.

3. Perumusan Masalah
Bagaimana perusahaan menentukan penjadwalan dalam proses produksi yang
tepat dan sesuai, sehingga efisiensi dapat tercapai.

4. Batasan Masalah
a. Pembahasan hanya dilakukan pada rumah type 160/180.
b. Pembahasan hanya meliputi análisis penerapan sistem manajemen proyek yang
dikaitkan dengan penjadwalan untuk penyelenggaraan proyek dengan análisis PERT
(Programe Evaluastion and Review Technique)
c. Dalam penulisan ini, masalah tanah, penyediaan bahan baku dan masalah dan
perawatan setelah pembangunan tidak dimasukkan dalam pembahasan.

5. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk membuat, mengetahui serta usulan
penjadwalan pembangunan proyek, ketepatan waktu penyelesaian, sehingga
perusahaan dapat menentukan penjadwalan proyek yang efektif dan efisien.

6. Manfaat Penelitian
Dapat menjadi referensi dan salah satu bahan pertimbangan untuk menentukan
kebijakan perusahaan, khususnya yang berkaitan dengan penjadwalan proyek
pembangunan perumahan.

7. Landasan Teori

A. Pengertian Manajemen Proyek


Banyak ahli telah mengemukakan pendapatnya mengenai definisi manajemen
proyek, diantaranya:
a. Stoner dan Wankel, mengemukakan bahwa manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan usaha-usaha anggota organisasi

Jurnal BENTANG Vol. 2 No. 1 Januari 2014


83

serta proses penggunaan sumberdaya organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan


organisasi yeng telah ditetapkan (Siregar dan Halim [1998, hal 8]).
b. Harold Kenzer berpendapat manajemen klasik merupakan suatu kegiatan yang
pelaksanaannya selalu mempertimbangkan lima prinsip, yaitu perencanaan,
pengendalian, pengorganisasian, pengaturan dan pengarahan (Iman Soeharto [1995,
hal 4]).
Dari definisi tersebut dapat dikatakan bahwa permasalahan manajemen berkaitan
dengan usaha untuk memelihara kerjasama kelompok orang dalam kesatuan dan
memanfaatkan sumberdaya lainnya untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang telah
ditetapkan sebelumnya.
B. Definisi Proyek
Para ahli mengemukakan definisi proyek sebagai berikut:
a. Iman Soeharto mengemukakan proyek dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang
berlangsung dalam jangka waktu tertentu dengan alokasi sumberdaya terbatas dan
dimaksudkan untuk melaksanakan suatu tugas yang telah digariskan (Iman Soeharto
[1995,hal 1)
b. D.I Cleand dan W.R. King mengemukakan proyek adalah gabungan dari berbagai
kegiatan sumberdaya yang dihimpun dalam suatu wadah organisasi sementara untuk
mencapai suatu sasaran tertentu (Iman Soeharto [1995, hal 50]).
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa proyek merupakan kegiatan yang bersifat
sementara dalam pengertian tidak bersifat rutin, mempunyai titik awal dan
pemberhentian akhir dan dimaksudkan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan
sebelumnya.
C. Definisi Manajemen Proyek
Manajemen proyek dapat diartikan sebagai penerapan fungsi-fungsi manajemen
dalam suatu kegiatan proyek dengan kata lain merupakan suatu kegiatan yang mengatur
jalannya kegiatan-kegiatan dalam pelaksanaan proyek untuk semua tahapan-tahapan
proyek. Adapun tahapan-tahapan yang dimaksud adalah (Iman Soeharto,1995).
a. Tahapan persiapan proyek
b. Tahapan persipan bangunan
c. Tahap pelelangan dan kontrak pelaksanaan
d. Tahap pelaksanaan pembangunan fisik (kontruksi)
e. Tahap uji coba proyek sebelum penyerahan (penilaian)
Sedangkan ukuran keberhasilan dari manajemen proyek dapat didefinisikan sebagai
suatu perencanaan tujuan proyek:
- Dalam waktu yang telah ditentukan
- Dengan biaya yang telah dianggarkan
- Pada tingkat teknologi yang diinginakan
- Dengan penggunaan sumber-sumber daya secara efektif dan efisien.
D. Perencanaan Dalam Proyek Pembangunan
Perencanaan proyek adalah memilih dan menentukan langkah kegiatan yang
diperlukan untuk mencapai sasaran. Suatu perencanaan terutama perencanaan dasar
yang berupa anggaran ataupun jadwal induk, harus bersifat lentur, dalam arti dapat
mengalami penyesuaian bilaman hal tersebut dipandang perlu, misalnya ada perubahan
situasi dan kondisi pada waktu pelaksanaan yang tidak dapat diperkirakan pada waktu
penyusunan rencana dasar. Perencanaan yang baik akan dapat menerima dan

Jurnal BENTANG Vol. 2 No. 1 Januari 2014


84

menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan yang tidak prinsip dengan memegang


pada sasaran-sasaran yang digariskan.
E. Unsur-unsur perencanaan (Iman Soeharto [1995, hal 1])
1. Jadwal
Jadwal adalah penjabaran perencanaan proyek menjadi langkah-langkah
kegiatan yang sistematis untuk mencapai sasaran. Pendekatan yang sering dipakai
dalam penyusunan jadwal adalah pembentukan jaringan kerja (Network) yang
menggambarkan dalam suatu grafik hubungan urutan pekerja proyek.
2. Prakiraan
Prakiraan adalah usaha yang dilakukan secara sistematis untuk melihat keadaan
masa depan dengan data-data yang tersedia.tujuan prakiraan adalah memberikan
informasi untuk dipakai sebagai salah satu dasar perencanaan dan pengendalian.
3. Sasaran
Sasaran dan obyektif adalah tujuan yang spesifik dimana semua kegiatan
diarahkan dan diusahakan untuk mencapainya. Terdapat tiga hal sasaran pokok
proyek, yaitu jadwal, anggaran, dan mutu. Bagi suatu proyek sasaran tersebut bukan
semata-mata untuk perencanaan tetapi juga merupakan sasaran kegiatan pengendalian,
pembentukan, organisasi dan fungsi menajemen yang lain.
4. Kebijakan dan Prosedur
Tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa kebijakan dan prosedur memegang
peranan yang penting dalam penyelenggaraan suatu kegiatan besar, yakni merupakan
alat komunikasi yang diharapkan dapat mengatur, mengkoordinasi dan menyatukan
arah gerak bagian kegiatan yang akan dilakukan. Hal tersebut lebih terasa bagi kegiatan
proyek yang seperti diketahui personil yang dikumpulkan dan berbagai sumber,
memiliki latar belakang dan peraturan kerja yang berbeda satu dengan yang lain dan
bekerja didalam lingkungan yang mengalami perubahan terus-menerus dan relatif
cepat.
5. Anggaran
Angaran adalah suatu bentuk perancanaan yang tidak dapat dipisahkan dalam
kegiatan proyek khususnya perencanaan pada umumnya. Suatu anggaran menunjukan
perencanaan penggunaan dan untuk melaksanakan pekerjaan dalam kurun waktu
tertentu. Anggaran yang dibuat dalam bentuk uang, jam, orang dan satuan lainnya. Tapi
karena bentuk-bentuk tersebut dapat diperhitungkan dengan uang maka anggaran pada
umumnya disiapkan dalam bentuk uang. Dalam penyelenggaraan proyek suatu
anggaran yang disusun menjadi “time phased budged”, yaitu anggaran yang dikaitkan
dengan rencana jadwal pelaksanaan pekerjaan, akan merupakan patokan dasar atau
pembanding dalam kegiatan dalam kegiatan pengendalian.
F. Model-Model Perencanaan dan Pengendalian Proyek
1. Critical Path Method (CPM)
Persoalan-persoalan perencanaan proyek pada umumnya timbul karena ruang
lingkup mengembangkannya dibatasi oleh kondisi yang serba terbatas dan kelangkaan
teknik serta prosedur yang cukup sistematis untuk merencankan, menjadwalkan,
mengendalikan proyek serta mengevaluasinya. Perencanaan jaringan kerja meletakan
dasar-dasar pendekatan yang lebih umum dan lebih formal terhadap disiplin suatu
proyek. Salah satu sistema yang berkembang dengan baik dari konsep Network planing
adalah Metode Lintasan Kritis (CPM). Metode ini berkembang pada tahun 1957 pada

Jurnal BENTANG Vol. 2 No. 1 Januari 2014


85

Du Pond De Numours & Co dan Rimington Rand Univac. Orientasi sistema ini semata-
mata tidak terbatas pada waktu, melainkan juga menerapkan sistematika alokasi
sumberdaya maupun sumber dana. CPM memerlukan dana yang pasti dan merupakan
pendekataan yang determistik. Metode ini merupakan metode yang cocok diterapkan
dalam bidang kontruksi, penelitian, dan sebagainya. Manfaat dan metode kritis ini
memudahkan dalam dalam hal:
a) Perencanaan (Planning)
b) Penjadwalan (Scheduling)
c) Pengendalian (Controlling)
2. CPM Antara Biaya dan Waktu
Perbedaan pokok antara CPM dengan PERT ialah bahwa CPM memasukkan
konsep biaya dalam proses perencanaan dan pengendalian. Namun bukan berarti bahwa
PERT sama sekali mengabaikan konsep biaya, dan PERT diasumsikan bahwa besarnya
biaya berubah-ubah sesuai dengan lamanya waktu dari semua aktivitas yang terdapat
dalam suatu proyek. Dalam sistema CPM ditentukan dua buah perkiraan waktu dan
biaya untuk semua aktivitas yang terdapat dalam jaringan. Kedua perkiraan ini adalah
perkiraan normal dan perkiraan cepat. Perkiraaan waktu normal adalah sama dengan
perkiraan waktu yang paling mungkin dalam PERT. Biaya normal adalah biaya yang
diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek dalam waktu normal.
3. Teknik PERT (Project Evaluation and Review Technics) Dalam Pelaksanaan
Proyek.
Time Schedule adalah suatu pembagian waktu terinci yang disediakan untuk
masing-masing bagian pekerjaan mulai dari bagian-bagian pekerjaan permulaan sampai
dengan bagian-bagian pekerjaan akhir. Time Schedule terdiri dari bagian jenis,
termasuk diantaranya adalah teknik PERT dan CPM. Berikut ini adalah pembahasan
penerapan tenik PERT dan CPM. Langkah-langkah yang perlu diambil dalam
penyusunan Network Palnning suatu proyek:
1. Menyiapkan sebuah daftar kegiatan-kegiatan dalam pelaksanaan.
2. Perhitungn waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan masing-masing kegiatan
tersebut.
3. Menentukan kegiatan-kegiatan mana yang akan mendahului kegiatan-kegiatan
yang lain.
4. Menentukan kegiatan-kegiatan mana yanag akan segera akan segera mengikuti
kegiatan terdahuluan.
5. Menyusun Network dengan kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan
sebagaimana mestinya.
6. Memberikan angka-angka pada tiap-tiap event dengan mengingat bahwa event
diujung panah lebih besar dibandingkan angka-angka event pada pangkal panah.
7. Melengkapi daftar kegiatan-kegiatan tersebut dengan kolom-kolom vertikal dan
horizontal yang menerangkan tiap-tiap kegiatan tentang:
- Uraian pekerjaan
- Aktivitas
- Duration
- Earlies Strat
- Total Float
8. Menetapkan kegiatan-kegiatan mana yang terletak pada lintasan kritis.

Jurnal BENTANG Vol. 2 No. 1 Januari 2014


86

8. Metodologi Penelitian

A. Identifikasi Variabel Penelitian


Sumber utama penelitian yang digunakan merupakan semua data yang
bersumber pada PT Hasana Damai Putra. Disamping itu variabel-variabel penelitian
juga dibutuhkan didalam penelitian ini. Adapun variabel-variabel tersebut adalah:
a. Kegiatan (activity), yaitu bagian dari keseluruhan pekerjaan yang dilaksanakan,
kegiatan mengkonsumsi waktu dan sumber daya serta mempunyai waktu mulai
waktu berkahirnya.
b. Peristiwa (event), menandai permulaan dan akhirnya suatu kegiatan.
c. Kegiatan semu (dummy activity), adalah bukan suatu kegiatan sesaatnya.
d. Jalur kritis (critical path) adalh jalur panjang pada Network dan waktunya menjadi
waktu penyelesaian minimum yang diharapkan untuk masing-masing nalternatif.
e. Slack float total ialah menunjukan jumlah waktu yang diperkenankan suatu kegiatan
boleh ditunda, tanpa mempengaruhi jadwal penyelesaian proyek secara keseluruhan.
f. Float bebas dari suatu kegiatan adalah sama dengan waktu mulai paling awal dari
kegiatan berikutnya dikurangi waktu selesai paling awal kegiatan dimaksud.
g. Float interferen sama dengan float total dikurangi float bebas atau IF = FT – FF
h. Float independen merupakan identifikasi suatu kegiatan tertentu dalam jaringan kerja
yang meskipun kegiatan kegiatan tersebut terlambat tidak berpengaruh terhadap float
total dari kegiatan yang mendahului ataupun berikutnya.
B. Metode Pengumpulan Data
Field Research
Yaitu melakukan penelitian untuk mendapatkan data secara langsung pada perusahaan
yang menjadi objek penelitian.
a. Interview
yaitu pengumpulan data dengan jalan mengadakan Tanya jawab secara langsung
kepada pihak yang dapat memberikan keterangan.
b. Dekuenter
yaitu mengumpulkan data dengan jalan dari buku-buku, foto-foto, brosur dan
lainnya.
C. Analisis Data
a. Untuk merencanakan penyelesaiaan berbagai macam pekerjaan/proses
produksi dengan gambaran secara visual digunakan “Diagram Network”
b. untuk mempermudah analisis Network dalam mencari jalur kritis
digunakan metode “Algorithma”.
Beberapa notaris yang dipergunakan didalam metode ini adalah:
1) ES = Earlies Strart
2) EF = Earlies Finish
3) LS = Latest Start
4) LF = Latest Finish
Metode Penulisan ES, EF, LS, LF adalah:
- ES dan EF berada pada bagian kanan atas dalam lingkaran
- LS dan LF berada pada bagian kanan bawah lingkaran

Jurnal BENTANG Vol. 2 No. 1 Januari 2014


87

- Abjad (A, B, C dan sebagainya) yang berada pada bagian kiri dalam lingkaran
menunjukan symbol peristiwa.
- Anak panah menunjukan arah urutan peristiwa berlangsung
- Angka dalam kurung di atas anak panah menunjukan urutan aktivitas
- Angka di bawah anak panah menunjukan waktu lamanya aktivitas.
c. PERT (program evaluation and review technique), menggunakan 3 estimasi waktu
penyesuaian, yaitu:––
- Expected Time (ET)
ET = (a + 4m + b)/6
Dimana:
a. = optimistic time
m = most likely time
b = pessimistic time
- Variated (α)
α = [(a-b)/6]2
Estimasi probabilitas waktu penyelesaian (Z)
Z = (D-TE) /(□α)
Dimana;
D = waktu penyelesaian proyek yang diinginkan
TE = waktu penyelesaiaan proyek yang diharapkan paling cepat
α = jumlah nilai variasi setiap kegiatan pada jalur kritis

9. Hasil dan Pembahasan

A. Analisis Data
Urutan analisis data yang akan dilakukan dimulai dengan pembahasan mengenai
penjadwalan proyek pembangunan perumahan Tirta Sani terutama untuk type 160/180,
lalu diuraikan dalam bentuk diagram Network pada kondisi awal dan kondisi akhir
setelah dilakukan perhitungan dengan menggunakan metode PERT.
B. Penjdawalan Proyek Pembangunan Tipe 160/180
Penjadwalan ini bertujuan untuk mendapatkan critical path yang muncul dari
jadwal yang ada seperti dalam Tabel 1.

Tabel 1. Penentuan Jalur dan Tabulasi Perhitungan Total


Keg Peristiwa D ES EF LS LF TF Keterangan
1 1-2 2 0 2 0 2 0 Kritis
2 2-3 9 2 11 2 11 0 Kritis
3 3-4 8 11 19 11 19 0 Kritis
4 4-5 6 19 25 19 25 0 Kritis
5 5-6 2 19 113 19 152 39 non kritis
6 6-7 3 25 28 25 28 0 Kritis
7 7-8 4 28 32 28 32 0 Kritis
8 8-9 20 32 52 32 52 0 Kritis
9 9-10 13 52 64 52 64 0 Kritis
10 7-11 11 28 39 28 39 0 Kritis

Jurnal BENTANG Vol. 2 No. 1 Januari 2014


88

11 7-13 5 28 33 28 33 0 Kritis
12 10-14 14 64 77 64 77 0 Kritis
13 11-12 7 33 48 33 79 31 non kritis
14 12-15 2 46 48 77 79 31 non kritis
15 13-15 4 33 48 33 79 31 non kritis
16 15-16 3 48 51 79 82 31 non kritis
17 14-17 10 78 88 78 88 0 Kritis
18 16-17 1 51 88 82 88 0 Kritis
19 17-19 12 88 100 88 100 0 Kritis
20 13-18 1 33 34 33 34 0 Kritis
21 18-20 8 34 42 34 32 0 Kritis
22 20-21 7 42 108 42 108 0 Kritis
23 19-21 8 100 108 100 108 0 Kritis
24 21-22 5 108 113 108 113 0 Kritis
25 22-24 3 113 116 113 116 0 Kritis
26 24-25 9 116 125 1116 125 0 Kritis
27 25-26 4 125 129 125 129 0 Kritis
28 26-27 5 129 134 129 134 0 Kritis
29 27-28 7 134 141 134 141 0 Kritis
30 28-29 9 141 150 141 150 0 Kritis
31 29-30 7 150 157 150 157 0 Kritis
32 30-31 6 157 163 157 163 0 Kritis
33 30-32 6 157 163 157 163 0 Kritis
34 5-23 5 113 118 152 157 39 non kritis
35 23-32 6 118 163 157 163 0 Kritis
36 13-31 1 33 157 33 157 0 Kritis
37 32-33 2 163 165 163 165 0 Kritis
38 33-36 13 165 178 165 178 0 Kritis
39 31-35 3 163 166 163 166 0 Kritis
40 34-35 2 166 168 166 168 0 Kritis
41 35-36 1 173 178 168 178 0 Kritis
42 36-37 7 178 185 178 185 0 Kritis
43 27-37 11 185 196 185 196 0 Kritis
44 38-39 5 196 201 196 201 0 Kritis

C. PERT dan Konsep Kemungkinan


Untuk menentukan kegiatan kritis maupun jalur kritis seperti tabulasi diatas,
sebelum memasukkan factor deviasi standard an variasi masing-masing kegiatan proyek
yang merupakan konsep penting PERT. Analisis selanjutnya ditunjukan dalam tabel
berikut yang merangkum hasil perhitungan dengan menggunakan metode PERT.

Jurnal BENTANG Vol. 2 No. 1 Januari 2014


89

Tabel 2. PERT dan Konsep Kemungkinan


Kegiatan Peristiwa a m b ET Α
1 1-2 2 2 3 2 0,02
2 2-3 8 9 10 9 0,11
3 3-4 7 8 9 8 0,11
4 4-5 5 6 7 6 0,11
5 2 1 2 3 2 0,11
6 9 2 3 3 3 0,02
7 8 3 4 4 4 0,02
8 9 18 20 22 20 0,44
9 2 10 12 13 12 0,25
10 3 1 11 12 11 0,11
11 4 4 5 6 5 0,11
12 20 13 14 16 14 0,25
13 12 6 7 8 7 0,11
14 11 2 2 3 2 0,02
15 5 3 4 5 4 0,11
16 14 2 3 4 5 0,11
17 7 9 10 11 10 0,25
18 2 1 1 2 1 0,02
19 4 11 13 13 12 0,11
20 3 1 1 2 1 0,25
21 10 6 8 9 8 0,25
22 1 6 7 9 7 0,25
23 12 7 8 9 8 0,11
24 1 3 5 6 5 0,25
25 8 2 3 4 3 0,11
26 7 8 9 11 9 0,25
27 8 3 4 5 4 0,11
28 5 4 5 7 5 0,25
29 3 6 7 9 7 0,25
30 9 8 9 11 9 0,25
31 4 6 7 8 7 0,11
32 5 5 6 7 6 0,11
33 7 5 6 6 6 0,11
34 9 4 5 6 5 0,11
35 7 5 6 8 6 0,25
36 6 1 1 2 1 0,02
37 6 1 2 2 2 0,02
38 5 11 13 15 13 0,44
39 6 12 3 3 3 0,02
40 1 1 2 2 2 0,02
41 2 1 1 2 1 0,02
42 13 5 7 7 7 0,11

Jurnal BENTANG Vol. 2 No. 1 Januari 2014


90

43 3 9 11 14 11 0,69
44 2 3 5 16 5 0.25
Berdasarkan tabel diatas maka dapat diketahui kemungkinan proyek dapat
diselesaikan tepat pada waktunya, yaitu dengan mencara Standar Deviasi dari varian
kegiatan yang ada dengan rumus:
Sd = √(Sd. Aktiv 1-2)2 + (Sd. Aktiv 2-3)2 +……(Sd. Aktiv 38-39)2
Sd = √(0,02)2 + (0,01)2 + ….(0,25)2
Sd = √6,24 = 2,498
Dengan menggunakan tabel apendik dapat diketahui kemungkinan proyek tersebut
dapat diselesaikan yaitu 0,923431 dibulatkan menjadi 0,92 yang artinya bahwa proyek
tersebut dapat diselesaikan tepat pada waktunya sebesar 92% atau 8% proyek tersebut
mundur. Dari tabel tersebut dapat dilakukan penanalisasian metode PERT guna
menentukan penjadwalan proyek yang lebih efektif dan efisien.
D. Perhitungan Waktu Lama Percepatan
Dengan telah diketahui deviasi standard an varian untuk kegiatan metode PERT.
Sehingga dapat diketahui waktu percepatan untuk masing-masing kegiatan dengan
rumus:
S = √α x 3
Dimana varian tersebut merupakan jumlah varian jalur kritis terpanjang dari
kegiatan. Dari hasil perhitungan tersebut dikurangkan dari waktu yang diharapkan.
Seperti contoh pada kegiatan 1-2, maka waktu adalah sebagai berikut:
S = √0,02 x 3
S = 0,14 x 3
S = 0,42
Sehingga pada kegiatan 1 peristiwa 1-2 dapat dilakukan percepatan waktu selama
0,4=0 hari (dari 2 hari tetap menjadi 2 hari, hasil lihat Tabel 3)

Tabel 3. Waktu Normal dan Waktu Percepatan


Lama
Waktu
Keg Peristiwa Waktu Normal Percepatan
Dipercepat
√αX3
1 1-2 2 0,06=0 2
2 2-3 9 0,3=0 9
3 3-4 8 0,43=0 8
4 4-5 6 0,43=0 6
5 5-6 2 0,51=1 2
6 6-7 3 0,53=1 2
7 7-8 4 0,53=1 3
8 8-9 20 1,4=1 19
9 9-10 13 1,6=2 11
10 7-11 11 1,6=2 9
11 7-13 5 1,6=2 3
12 10-14 14 1,8=2 12
13 11-12 7 1,8=2 5
14 12-15 2 1,8=2 1
15 13-15 4 1,8=2 2

Jurnal BENTANG Vol. 2 No. 1 Januari 2014


91

16 15-16 3 1,8=2 1
17 14-17 10 1,9=2 8
18 16-17 1 1,9=2 -
19 17-19 12 1,9=2 10
20 13-18 1 1,9=2 -
21 18-20 8 1,9=2 6
22 20-21 7 2,1=2 5
23 19-21 8 2,2=2 6
24 21-22 5 2,2=2 3
25 22-24 3 2,3=2 1
26 24-25 9 2,3=2 7
27 25-26 4 2,4=2 2
28 26-27 5 2,4=2 3
29 27-28 7 2,5=3 4
30 28-29 9 2,6=3 6
31 29-30 7 2,7=3 4
32 30-31 6 2,7=3 3
33 30-32 6 2,7=3 3
34 5-23 5 2,7=3 2
35 23-32 6 2,7=3 3
36 13-31 1 2,7=3 -
37 32-33 2 2,7=3 -
38 33-36 13 2,7=3 10
39 31-35 3 3,06=3 0
40 34-35 2 3,06=3 -
41 35-36 1 3,06=3 -
42 36-37 7 0,97=1 6
43 27-37 11 1,0=1 10
44 38-39 5 2,6=3 2
E. Hasil Analisis
Dari perhitungan tabel diatas dapat diketahui besar rrentang waktu peristiwa dari
masing-masing kegiatan dengan menambah dan mengurangi dengan waktu yang dengan
waktu yang ditargetkan. Sehingga dapat diketahui adanya jalur kritis baru dengan
rentang waktu yang berbeda. Berikut tabel dibawah ini adalah tabel yang menunjukan
hal tersebut.
Tabel 4. Penentuan Jalur Kritis dan Tabulasi Perhitungan Total
Float/Jaringan Waktu Dipercepat
Keg Peristiwa D ES EF LS LF TF Keterangan
1 1-2 2 0 2 0 2 0 kritis
2 2-3 9 2 11 2 11 0 kritis
3 3-4 8 11 19 11 19 0 kritis
4 4-5 6 19 25 19 25 90 non kritis
5 5-6 2 19 113 19 152 0 kritis
6 6-7 2 25 27 25 27 0 kritis

Jurnal BENTANG Vol. 2 No. 1 Januari 2014


92

7 7-8 3 27 30 27 30 0 kritis
8 8-9 19 30 49 30 49 0 kritis
9 9-10 11 49 60 49 60 8 non kritis
10 7-11 9 27 36 27 36 58 non kritis
11 7-13 3 27 30 27 30 48 non kritis
12 10-14 12 60 72 60 72 0 kritis
13 11-12 5 36 41 36 41 0 kritis
14 12-15 0 41 0 0 0 0 dummy
15 13-15 2 30 32 30 32 0 kritis
16 15-16 1 72 33 32 33 0 kritis
17 14-17 8 72 80 72 80 0 kritis
18 16-17 0 0 0 0 0 0 dummy
19 17-19 10 80 90 80 90 0 kritis
20 13-18 0 30 0 0 72 0 dummy
21 18-20 6 30 36 30 36 0 kritis
22 20-21 5 36 107 36 107 0 kritis
23 19-21 6 101 107 101 107 0 kritis
24 21-22 3 107 110 107 110 0 kritis
25 22-24 1 110 111 110 111 0 kritis
26 24-25 7 111 118 111 118 0 kritis
27 25-26 2 118 120 118 120 0 kritis
28 26-27 3 120 123 120 123 0 kritis
29 27-28 4 123 127 123 127 0 kritis
30 28-29 6 127 133 127 133 0 kritis
31 29-30 4 133 137 133 137 0 kritis
32 30-31 3 137 140 137 140 0 kritis
33 30-32 3 137 140 137 140 0 kritis
34 5-23 2 113 115 135 137 0 kritis
35 23-32 3 140 140 135 140 0 kritis
36 13-31 0 137 137 137 137 0 dummy
37 32-33 0 140 140 30 140 0 dummy
38 33-36 10 140 150 140 150 0 kritis
39 31-35 0 137 137 137 137 0 dummy
40 34-35 0 137 137 137 137 0 dummy
41 35-36 0 137 150 137 150 0 dummy
42 36-37 6 150 156 150 156 0 kritis
43 27-37 10 156 166 156 166 0 kritis
44 38-39 2 166 168 166 165 0 kritis

Dengan hasil perhitungan dengan menggunakan metode PERT dapat dilakukan


adanya pemendekan waktu dalam proyek Tirta Sani yaitu selama 19 hari. Diharapkan
dengan adanya penjadwalan dipercepat ini mampu menekan jumlah biaya-biaya di
dalam pembanguna proyek tersebut. Dengan demikian estimasi probabilitas waktu
penyelesaian adalah adanya percepatan waktu adalah sebagai berikut:

Jurnal BENTANG Vol. 2 No. 1 Januari 2014


93

Z = (D – TE)/α
Z = 28,7 – 24 / 2,24
Z = 4,7 / 2,24
Z = 1,92
Dengan melihat dari tabel Apendik maka dapat diketahui probabilitas proyek ini
dapat selesai tepat waktunya sebesar 0,97257 yang dibulatkan menjadi 0,97 yang
mengandung arti bahwa proyek tersebut dapat diselesaikan tepat pada waktu 97% dan
kemungkinan mundur 3%. Berikut tabel dibawah ini memperlihatkan waktu
penjadwalan yang dilakukan oleh perusahaan dengan penulis.

Tabel 5. Perbandingan Lama Penjadwalan Proyek


Metode Penjadwalan Waktu Lama Penyelesaian
PERT (perusahaan) 210 Hari
PERT (Penulis) 168 Hari

10. Simpulan dan Saran

A. Simpulan
1. Proses Perencanaan Proyek
a. Perencanaan Sumber daya
Perencanaan sumber daya bahan maupun material untuk kebutuhan proyek pada
dasarnya bukup baik, namun tidak diikuti dengan pengawasan yang baik agar
setiap kemungkinan terjadi kehabisan salah satu bahan/material. Sedangkan
kebutuhan sumber daya manusia masih belum selektif dalam pengadaannya.
b. Perencanaan jadwal Rencana kerja
PT. Hasana Damai Putra dalam melaksanakan proyek ini ternyata tidak membuat
jadwal rencana kerja secara rinci. Jadwal rencana kerja secara rinsci ini
merupakan penjelasan lebih lanjut dari time schedule berbentuk batang yang ada.
2. PERT dan CPM
Dengan penerapan metode PERT dan CPM maka dapat diketahui:
- Besarnya waktu yang dibutuhkan
- Besarnya tingkat keyakinan yang dinginkan dalam menentukan waktu setiap
kegiatan.
- Pengawasan terdapat aktivitas khususnya yang berada dalam jalur kritis dapat
lebih dikonsentrasikan.
- Dari segi waktu penyelesaian untuk awal adalah 201 hari dan untuk usulan
(dipercepat) adalah selama 168 hari, sehingga terjadi efisiensi waktu selama 33
hari.
B. Saran
1. Berdasarkan hasil kesimpulan diatas maka disarankan untuk menggunakan usulan
penjadwalan proyek pembangunan rumah tipe 160/180 karena lebih menguntungkan
dari berbagai hal.
2. Diusahakan agar tidak terjadi keterlambatan dalam tahap penyelesaian proyek
dengan cara melakukan pengawasan yang ketat pada aktivitas-aktivitas kritis, karena
apabila pada tahap tertentu mengalami keterlambatan maka tahap berikutnya juga
terlambat sehingga penyelesaiaan proyek akan terlambat secara keseluruhan.

Jurnal BENTANG Vol. 2 No. 1 Januari 2014


94

3. Apabila perusahaan akan melakukan metode yang diusulkan maka segi kemampuan
sumber daya manusia haruslah menunjang karena lebih dituntut akan
profesionalisme.

Daftar Pustaka

Koolman, A and C.J.M Van De School, 1998, Manajemen Proyek, Penerbit UI


Jakarta.
Reksohadiprojo, Sukanto. 1993, Manajemen Proyek, BPFE UGM, Yogyakarta.
Haedar Ali, Tubagus, 1989, Prinsip-Prinsip Network Planning, Gramedia, Jakarta.
Indriyo, G, 1984, Sistem Perencanaan dan Pengendalian Produksi, BPFE UGM,
Yogyakarta.
Soeharto, Iman, 1995, Manajemen Proyek Dari Konsepsial Sampai Operasional,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Siregar, AB dan Halim, M., 1998 Manajemen, ITB, Bandung.

Jurnal BENTANG Vol. 2 No. 1 Januari 2014


3. JURNAL PERBANDINGAN CPM DENGAN PERT

PERENCANAAN MANAJEMEN PROYEK DALAM


MENINGKATKAN EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS SUMBER
DAYA PERUSAHAAN (Studi Kasus : Qiscus Pte Ltd)
Ganesstri Padma Arianie*), Nia Budi Puspitasari
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Jl. Prof H. Soedharto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia 50275

(Received: August 11, 2017/ Accepted: September, 2017)

Abstrak
Manajemen proyek merupakan strategi yang perlu dilakukan dalam mencapai efisiensi dan efektifitas
suatu perusahaan. Perkembangan pada era teknologi masa ini sejalan dengan berkembangnya
perusahaan yang bergerak di bidang jasa teknologi, seperti Qiscus Pte Ltd. Perencanaan proyek tersebut
dapat disusun menggunakan Work Breakdown Structure (WBS), Cirital Path Method (CPM) dan
Program Evaluation and Review Technique (PERT). Manajemen proyek dapat pula digunakan untuk
memperkirakan adanya percepatan proyek (crasing) pada Qiscus Pte Ltd. Dengan penyusunan suatu
manajemen proyek yang baik, maka dapat dilakukan estimasi waktu dan biaya yang diperlukan dalam
menjalankan proyek, sehingga dapat meminimasi kerugian biaya akibat kemungkinan keterlambaran
proyek. Perencanaan manajemen proyek yang dilakukan untuk menjalankan proyek Hayyan, Qiscus Pte
Ltd, menghasilkan estimasi percepatan pengerjaan proyek selama 6 hari, dengan penambahan biaya
sebesar 2,8 juta.

Kata kunci : Manajemen Proyek, WBS, CPM, PERT, Crasing

Abstract
Project management is a strategy that needs to be done in achieving the efficiency and effectiveness of
a company. Technology development in this era is along with the development company engaged in
technology services, such as Qiscus Pte Ltd. Planning the project can be compiled using a Work
Breakdown Structure (WBS), Cirital Path Method (CPM) and Program Evaluation and Review
Technique (PERT). Project management can also be used to estimate the acceleration of the project
(crasing) on Qiscus Pte Ltd. The preparation of a good project management can estimate the time and
cost required to run the project, so as to minimize losses due to the possibility of delays in project costs.

Keywords : Project Management, WBS, CPM, PERT, Crasing

1. Pendahuluan Adanya permintaan proyek yang meningkat


Pemanfaatan teknologi era kini terus pada Tahun 2016 memberikan peluang Qiscus Pte
dikembangkan hingga bertujuan untuk Ltd untuk dapat meningkatkan keuntungan
meningkatkan opportunity yang didapatkan. perusahaan, tetapi di sisi lain peningkatan atas
Perkembangan ini sejalan dengan berkembangnya permintaan proyek tersebut dapat menjadi masalah
perusahaan yang bergerak di bidang jasa teknologi dalam perusahaan apabila tidak memiliki
yang berperan sebagai konsultan dan jasa penyedia manajemen perusahaan yang baik. Manajemen
perangkat lunak. Hal ini yang menjadi salah satu proyek dibuat untuk dapat menghindari atau
alasan perusahaan Qiscus Pte Ltd atau PT. meminimalisir kegagalan dan resiko proyek
Sinergitas Mandiri Infokom menjadi perusahaan (Noerlina, 2008). Manajemen yang baik terkait
yang terus berkembang seiring dengan permintaan dengan menejemen aktivitas seperti penjadwalan,
proyek meningkat pada tahun 2016 seperti pada pengelolaan human resource yang mana akan
Gambar 1. berujung pada estimasi biaya proyek yang perlu
dianggarkan perusahaan.
*)
Penulis Korespondensi.
Email : ganesstripad@gmail.com

J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri, Vol. 12, No. 3, September 2017 189
Jumlah Proyek Qiscus Pte Ltd
25

20

15

Project
10

0
2012 2013 2014 2015 2016

Gambar 1. Jumlah Proyek Qiscus Pte Ltd Tahun 2012-2016

Pada penelitian sebelumya, yaitu penelitian 2. Membuat perencanaan/ penjadwalan proyek


Noerlina (2008), diketahui bahwa membangun dengan Cirital Path Method (CPM) dan
manajemen proyek yang baik mampu menciptakan Program Evaluation and Review Technique
tahap pelaksanaan proyek lebih terperinci dan (PERT).
efisien. 3. Mengidentifikasi komponen biaya untuk Proyek
Perusahaan perlu berupaya untuk meningkatkan Hayyan
kualitas jasa yang diberikan dengan melalui 4. Menganalisis trade off dari penggunaan biaya
pembuatan perencanaan yang terstruktur, sehingga normal dan biaya crashing dalam menjalankan
lebih optimal dalam penggunaan sumber daya yang proyek Hayyan
akan berdampak pada efesiensi kinerja internal
perusahaan. Tanpa adanya manajemen proyek yang 2. Studi Literatur
baik tersebut dapat menurunkan performa kerja Menurut Dimyati dan Nurjaman (2014),
perusahaan untuk memenuhi permintaan pelanggan. Manajemen proyek merupakan proses
2 dari 10 proyek atau sebesar 20% proyek yang merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan
dijalankan Qiscus Pte Ltd pada Tahun 2015 tidak mengendalikan kegiatan anggota organisasi serta
terselesaikan sesuai dengan perencanaan proyek sumber daya lainnya sehingga dapat mencapai
yang dibuat. Apabila terjadi keterlambatan proyek sasaran organisasi telah ditentukan sebelumnya
maka kompensasi yang diberikan pihak manajemen (Soeharto, 1999). Tujuan dari manajemen proyek
pada client berupa pengembalian sejumlah uang adalah untuk dapat mengelola fungsi-fungsi
yang telah disepakati pada awal perjanjian dan jika manajemen hingga diperoleh hasil optimum sesuai
keterlambatan lebih dari 1 minggu maka seluruh dengan persyaratan yang ada dan telah ditetapkan
biaya yang dibayarkan client akan dikembalikan. serta untuk dapat mengelola sumber daya yang
Berdasarkan laporan keuangan Tahun 2014-2015 seefisien dan seefektif mungkin.
yang disampaikan CTO perusahaan, terjadi kerugian
yang diakibatkan adanya keterlambatan proyek Fungsi Manajemen Proyek
sebesar 5% dari pendapatan tahunan. Untuk Beberapa fungsi dari manajemen proyek
menghindari adanya peningkatan kerugian dari (Dimyati dan Nurjaman, 2014), adalah:
tahun-tahun sebelumnya, sehingga perencanaan 1. Fungsi perencanaan (Planning)
manajemen proyek yang baik adalah solusi yang Fungsi ini bertujuan dalam pengambilan
dapat dilakukan. keputusan yang mengelola data dan informasi
Dalam upaya mempertahankan kesetiaan yang dipilih untuk dilakukan di masa
pelanggan menggunakan jasa dari Qiscus Pte Ltd, mendatang, seperti menyusun rencana jangka
maka perusahaan perlu selalu berupaya menyusun panjang dan jangka pendek, dan lain-lain.
manajemen proyek yang baik. Salah satu proyek 2. Fungsi Organisasi (Organizing)
yang dilakukan Qiscus Pte Ltd adalah proyek Fungsi organisasi bertujuan untuk
Hayyan, yaitu proyek dalam pembuatan website. mempersatukan kumpulan kegiatan manusia,
Tujuan penelitian ini adalah: yang memiliki aktivitas masing-masing dan
1. Menyusun aktivitas global proyek Hayyan saling berhubungan, dan berinteraksi dengan
dalam bentuk Work Breakdown Structure. lingkungannya dalam rangka mencapai tujuan

J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri, Vol. 12, No. 3, September 2017 190
organisasi, seperti menyusun lingkup aktivitas, - Pada CPM dikenal pula istilah slact time, yaitu
lain. waktu penundaan suatu kegiatan tanpa mengubah
3. Fungsi Pelaksanaan (Actuating) jangka waktu proyek secara keseluruhan. Slack time
Fungsi pelaksanaan bertujuan untuk didapakan dengan menggunakan rumus berikut:
menyelaraskan seluruh pelaku organisasi terkait
dalam melaksanakan kegiatan/ proyek, seperti Sij = LSij – ESij atau Sij = LFij - EFij (1)
pengarahan tugas serta motivasi, dan lain-lain.
4. Fungsi Pengendalian (Controlling) Jaringan yang telah dibuat pada CPM dapat
Fungsi pengendalian bertujuan untuk mengukur direfleksikan sebagai dasar penjadwalan proyek.
kualitas penampilan dan penganalisisan serta Penjadwalan proyek biasa dibuat dalam bentuk
pengevaluasian kegiatan, seperti memberikan grafik Gantt Chart.
saran-saran perbaikan, dan lain-lain.
Program Evaluation and Review Technique
Work Breakdown Structure (PERT)
Work breakdown structure (WBS) merupakan PERT digunakan dalam melakukan
suatu pengelompokkan elemen kerja yang penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasikan
ditunjukkan dalam bentuk grafik untuk mengatur bagian-bagian kegiatan dalam suatu proyek.
dan membagi keseluruhan ruang lingkup suatu Menurut Soeharto (2002), metode PERT mencakup
proyek kerja (Rev, 2003). tiga perkiraan waktu, yaitu:
a. Waktu pesimistic (tp), adalah waktu paling
Critical Path Method (CPM) panjang yang mungkin diperlukan suatu
Menurut Schroeder (1996) dalam Dimyati dan kegiatan
Nurjaman (2014), Critical Path Method (CPM) b. Waktu perkiraan paling mungkin atau most likely
merupakan metode jalur kritis yang menggunakan (tm), adalah waktu penyelesaian kegiatan-
jaringan dengan keseimbangan waktu-biaya linear. kegiatan proyek yang paling memungkinkan,
Teknik CPM dilakukan dengan menyusun jaringan atau memiliki probabilitas paling tinggi
kerja yang diidentifikasikan ke arah aktivitas- c. Waktu Optimistic (to), adalah waktu tercepat
aktivitas dan menggunakan simple time estimates yang dapat dilakukan untuk melaksanakan
pada tiap aktivitas yang menunjukkan jangka waktu kegiatan suatu proyek.
pelaksanaan Setelah menentukan ketiga perkiraan waktu
Beberapa istilah yang digunakan dalam metode tersebut, maka kita dapat menentukan waktu
CPM ini adalah: kegiatan yang diharapkan (Expected Timed) dengan
a. Earliest Start Time (ES) rumus sebagai berikut:
ES merupakan waktu tercepat suatu kegiatan/
aktivitas dapat dimulai, dengan memperhatikan Expected Time =
waktu kegiatan dan persyaratan pada urutan 𝑜𝑝𝑡𝑖𝑚𝑖𝑠𝑡𝑖𝑐+ (4 𝑥 𝑚𝑜𝑠𝑡 𝑙𝑖𝑘𝑒𝑙𝑦)+ 𝑝𝑒𝑠𝑖𝑚𝑖𝑠𝑡𝑖𝑐
6
pengerjaan kegiatan.
Dalam menentukan perkiraan waktu proyek
b. Latest Start Time (LS)
dapat dihitung dengan menggunakan perhitungan
LS merupakan waktu paling lambat untuk
probabilitas dan diselesaikan dengan tabel
memulai suatu kegiatan.
c. Earliest Finish Time (EF) normalitas.
𝑥− µ
EF merupakan waktu tercepat kegiatan dapat Z= 𝜎
diselesaikan. Dengan keterangan bahwa x merupakan jumlah
d. Latest Finish Time (LF) waktu pelaksanaan proyek yang diharapkan, µ
LF merupakan waktu paling lambat dalam merupakan rata-rata proyek dapat terselesaikan, dan
menyelesaikan suatu kegiatan. σ merupakan standar deviasi.
Pada CPM dikenal istilah critical path atau jalur
kritis yang bertujuan untuk mengetahui kegiatan- Percepatan Pelaksanaan Kegiatan (Crashing)
kegiatan yang memiliki tingkat kepekaan tinggi Crashing merupakan proses mereduksi suatu
terhadap keterlambatan pelaksanaan, sehingga dapat kegiatan yang akan berpengaruh terhadap waktu
menentukan tingkat prioritas kebijakan dalam penyelesaian proyek. Menurut Ervianto (2014)
penyelenggaraan proyek. dalam Dimyati dan Nurjaman (2014), proses
Bentuk CPM tersebut dapat memberikan Crashing merupakan cara untuk melakukan
informasi terkait dengan kegiatan yang dilaksanakan perkiraan untuk variabel cost dalam menentukan
terlebih dahulu atau sesudahnya, dan durasi pengurangan durasi yang paling optimal dan
kegiatan. ekonomis dari suatu kegiatan proyek yang masih
memungkinkan untuk direduksi.

J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri, Vol. 12, No. 3, September 2017 191
Crashing dapat memunculkan adanya trade off identifikasi aktivitas-aktivitas yang dilakukan.
antara biaya dan waktu. Menurut Duncan (1996), ruang lingkup aktivitas-
aktivitas yang akan dilakukan dalam suatu proyek
3. Metode Penelitian dapat digambarkan dalam suatu Work Breakdown
Metode yang dilakukan yaitu mulai dari Structure (WBS) sederhana sehingga didapatkan
penemuan masalah, penentuan tujuan penelitian, informasi yang merinci mengenai
pengumpulan dan pengolahan data. Tahap yang
dilakukan untuk pengolahan data adalah: 4.2 Perencanaan Aktivitas Global
- Identifikasi aktivitas proyek dengan Perencanaan aktivitas global dilakukan dengan
menggunakan Work Breakdown Structure pengalokasian sumber daya manusia, biaya, dan
(WBS) sederhana. waktu yang dibutuhkan. Seperti pada Tabel 1 dapat
- Pembuatan alur aktivitas dengan precedence diketahui pekerja-pekerja yang bertanggung jawab
diagram. Untuk menentukan waktu dan biaya dalam pelaksanaan tiap aktivitas sehingga
pelaksanaan proyek yang efisien, digunakan memudahkan dalam melakukan monitoring proyek.
metode dalam strategi manajemen proyek Alur aktivitas yang dilakukan tergambarkan dalam
yaitu CPM, PERT, dan Crashing. presedence diagram yang tercantum pada Gambar
3. Presedence diagram dibuat berdasarkan
4. Pembahasan Tabel 2. yang menunjukkan urutan.
4.1 Identifikasi Aktivitas Proyek
Dalam melakukan perencanaan manajemen
proyek yang baik perlu diawali dengan melakukan

Gambar 2. Work Breakdown Structure

Tabel 1. Alokasi SDM untuk Aktivitas Proyek


No Deskripsi Aktivitas PIC
Mengumpulkan seluruh kebutuhan data dan informasi dari client
1. Project Manager
Proyek Hayyan
Membuat user stories atau deskripsi fungsi proyek berdasarkan Project Manager, Desainer, Lead
2.
kebutuhan dari proyek Hayyan Programmer
3. Mengalokasikan manpowers Project Manager
4. Mengumpulkan ide desain Desainer
Menyusun daftar kebutuhan teknologi (software atau hardware) yang
5. Lead Programmer
diperlukan
Menyusun desain dalam bentuk prototype sebagai langkah awal
6. Desainer
persetujuan perancangan proyek dengan client
7. Menyusun desain sistem proyek Hayyan yang telah disetujui oleh client Lead Programmer
8. Memulai pengembangan sistem proyek Programmer
9. Memantau kualitas (Quality Control) dan uji coba Testers
10. Pengunggahan proyek Hayyan ke server publik Programmers
11. Penjaminan (warranty) dalam bentuk konsultasi akhir pada client Programmers dan Testers

J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri, Vol. 12, No. 3, September 2017 192
Tabel 2. Predecessor Aktivitas Proyek
Aktivitas Deskripsi Aktivitas Jumah Hari Predecessor
Mengumpulkan seluruh kebutuhan data dan informasi dari client
A 2 Hari -
Proyek Hayyan
Membuat user stories atau deskripsi fungsi proyek berdasarkan
B 3 Hari A
kebutuhan dari proyek Hayyan
C Mengalokasikan manpowers 1 Hari B
D Mengumpulkan ide desain 1 Hari A
Menyusun daftar kebutuhan teknologi (software atau hardware)
E 1 Hari D
yang diperlukan
Menyusun desain dalam bentuk prototype sebagai langkah awal
F 5 Hari E,C
persetujuan perancangan proyek dengan client
Menyusun desain sistem proyek Hayyan yang telah disetujui
G 3 Hari F
oleh client
H Memulai pengembangan sistem proyek 15 Hari G
I Memantau kualitas (Quality Control) dan uji coba 4 Hari H
J Pengunggahan proyek Hayyan ke server publik 2 Hari I
Penjaminan (warranty) dalam bentuk konsultasi akhir pada
K 1 Hari J
client dan revisi

Aktivitas ES EF LS LF Slack Time


Dari presedence diagram tersebut dapat E 3 4 6 7 3
memiliki jalur kritis (critical path) pada alur F 6 11 7 12 1
aktivitas A-B-C-F-G-H-I-J-K, yaitu selama 36 hari. G 11 14 12 15 1
Sedangkan untuk jalur lintasan aktivitas lainnya
yaitu A-D-E-F-G-H-I-J-Kdilakukan selama 34 hari. H 14 29 15 30 1
I 29 33 30 34 1
J 33 36 34 36 1
K 36 37 36 37 0
Selanjutnya, untuk menghitung rencana waktu
pelaksanaan proyek yaitu dari segi teknik evaluasi
dan review proyek atau PERT (Program Evaluation
and Review Technique), waktu aktivitas dapat
terbagi atas pesimistic(tp), mostlikely(tm) dan
Gambar 3. Presedence Diagram Optimistic(to). Pada Tabel 4 dapat dilihat jumlah
waktu sesuai dengan metode PERT.
Rencana Waktu Pelaksanaan Proyek
Pada Critical Path Method (CPM) dapat Tabel 4. PERT
dilakukan penentuan waktu-waktu tercepat dan
Aktivitas Pesimistic Most Likely Optimistic
waktu-waktu terlambat dalam menjalankan
aktivitas. Pada Tabel 3 dapat menunjukkan jumlah A 3 2 2
Earlier Start (ES), Earlier Finish (EF), Latest Start B 4 3 2
(LS), Latest Finish (LF), dan slack time. Contoh
perhitungan waktu slack yaitu sebagai berikut: C 1 1 1
D 1 1 1
Slack time A= LSA – ESA E 2 1 1
=1–0=1
F 7 5 3
Tabel 3. Slack Time G 4 3 3
Aktivitas ES EF LS LF Slack Time H 18 15 13
A 0 2 1 3 1 I 4 4 3
B 2 5 3 6 1 J 3 2 2
C 5 6 6 7 1 K 1 1 1
D 2 3 5 6 3

J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri, Vol. 12, No. 3, September 2017 193
Tabel 5. Probabilitas Waktu Aktivitas
Aktivitas Slack Time te σ2
A 1 2,2 0,028
B 1 3,0 0,111
C 1 1,0 0,000
D 3 1,0 0,000
E 3 1,2 0,028
F 1 5,0 0,444
G 1 3,2 0,028
H 1 15,2 0,694
I 1 3,8 0,028
J 1 2,2 0,028
K 0 1,0 0,000

Gantt Chart

14-Nov 21-Nov 28-Nov 05-Des 12-Des

A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K

Gambar 4. Gantt Chart

 Perhitungan Expected Time dan Variance Dengan x = 38 hari, maka


𝑥− 𝜇
Probabilitas waktu proyek Hayyan dapat Z=
𝜎
dijalankan, dengan memperhitungkan expected time Z = 38− 38 = 0 ; P (Z ≤ 0) = 0,5
dan variance. 1,2
- Expected Time, (Tabel Normal) = 50%
contoh perhitungan:
𝑡𝑒A =
tp+4tm+to 3+(4x2)+2
= = 2,2 Jika x = 40 hari, maka 𝑥− 𝜇
6 6 Z=
- Variance, 𝜎

contoh perhitungan: Z = 40− 38 = 1,67 ; P (Z ≤ 1,67)


1,2
𝑡𝑝−𝑡𝑜 2 3−2 = 0,9525 = 95,25%
σ2A= ( ) = ( ) = 0,028
6 6
Dari hasil perhitungan di atas maka diketahui
- Perhitungan Probabilitas Jalannya Proyek lebih besar probabilitas proyek terselesaikan dalam
VA + VB + VC + VF + VG waktu 40 hari, yaitu sebesar 95,25%.
𝜎 = √ +VH + VI + VJ + VK
𝜎 = 1,2 Gantt Chart
Estimasi waktu pada setiap aktivitas dapat
Maka, jika manajer proyek mentargetkan proyek digambarkan dalam suatu Gantt Chart seperti pada
selesai dalam 38 hari atau X=38 hari, maka dapat Gambar 4.
dihitung probabilitas proyek terselesaikan dalam
waktu 38 hari adalah sebagai berikut:

J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri, Vol. 12, No. 3, September 2017 194
Pengestimasian Total Biaya Proyek Perbandingan antara pertambahan biaya dan
1. Teknologi percepatan waktu penyelesaian proyek dalam 38
Aspek teknologi sangat penting dalam hari dapat dihitung yaitu:
menjalankan proyek ini. Total biaya untuk
teknologi software yaitu Rp. 15.866.496,- dan Cost Slope =
total biaya hardware yaitu Rp. 16.309.500,-. 𝐶𝑟𝑎𝑠ℎ 𝐶𝑜𝑠𝑡−𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝐶𝑜𝑠𝑡
𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝐷𝑢𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛−𝐶𝑟𝑎𝑠ℎ 𝐷𝑢𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛
2. Sumber Daya Manusia (SDM) Rp 50.325.996 –Rp 47.525.996
Dalam menjalankan proyek Hayyan ini, Qiscus =
38−32
Pte Ltd menerapkan kebijakan man days rate atau
penerapan tarif biaya pekerja dalam hitungan kerja = Rp 466.667,-
harian. Sehingga dapat dihitung secara rinci biaya
yang diperlukan sesuai dengan hari kerja dan Analisis Jumlah Pelaksanaan Proyek
jumlah SDM yang dibutuhkan pada setiap Berdasarkan perhitungan dari metode PERT,
aktivitas, maka didapatkan bahwa total biaya maka diketahui probabilitas proyek dilaksanakan
untuk SDM adalah Rp. 14.900.000. selama 38 hari adalah 50%. Nilai tersebut
Setelah mengetahui total biaya teknologi dan menunjukkan bahwa adanya 50% kemungkinan
total biaya SDM, maka dapat dihitung total biaya terjadinya keterlambatan, karena jika perencanaan
proyek yang diperlukan bedasarkan pada biaya- proyek sesuai dengan jumlah hari pada lintasan
biaya langsung dan biaya-biaya tidak langsung, kritis, itu berarti perusahaan tidak memberikan
yaitu sebesar Rp. 482.841.952,-. waktu toleransi keterlambatan dalam menjalankan
proyek di tengah banyaknya ketidakpastian kondisi.
Pengestimasian Biaya Proyek yang Dipercepat Ketidakpastian dari perusahaan Qiscus Pte Ltd dapat
(Crashing) bersumber dari sistem operasi, sumber daya
Dalam pelaksanaan proyek Hayyan dapat manusia, biaya, lingkungan, dan lain sebagainya.
dilakukan pengestimasian waktu proyek yang lebih Sedangkan ketidakpastian dari perusahaan Hayyan
cepat dari waktu normalnya. Dalam hal ini disebut dapat terjadi seperti penambahan permintaan fitur
sebagai crash time. website atau lain sebagainya.
Pada Tabel 4.6 menunjukkan jumlah hari dan Berdasarkan perhitungan, maka diketahui
biaya untuk aktivitas dengan crash time. sebesar 95,25% proyek Hayyan dapat diselesaikan
Biaya crash cenderung lebih tinggi dibanding oleh Qiscus Pte Ltd yang menunjukkan bahwa
biaya nornal karena jumlah hari pelaksanaan adanya 2 hari lebih lambat dibandingkan jumlah hari
aktivitas yang lebih cepat memerlukan penambahan pada lintasan kritis sebagai toleransi realistis untuk
pekerja yaitu seorang desainer dan seorang keterlambatan proyek yang dilakukan Qiscus Pte
programmer. Ltd.

Tabel 6. Durasi Normal dan Crash Analisis Project Crashing


Durasi Durasi Dalam melaksanakan proyek Hayyan dapat
No. Item Biaya dilakukan percepatan aktivitas proyek (Crashing)
Normal Crash
Biaya tetapi dengan adanya trade off antara waktu dan
1 - - biaya. Percepatan yang dapat dilakukan dengan
Teknologi
2 Aktifitas A 2 2 mengurangi jumlah aktivitas sebanyak 6 hari, yaitu
3 Aktifitas B 3 2 pada aktivitas proyek normal dilakukan selama 38
4 Aktifitas C 1 1 hari menjadi 32 hari.Percepatan tersebut dapat
5 Aktifitas D 1 1 dilakukan dengan cara menambah jumlah pekerja,
yaitu seorang desainer dan seorang programmer.
6 Aktifitas E 1 1
Sehingga, total biaya crashing meningkat akibat
7 Aktifitas F 5 3
adanya penambahan biaya langsung. Trade off ini
8 Aktifitas G 3 3
yang dapat disampaikan Qiscus Pte Ltd pada client
9 Aktifitas H 15 13 dimana client yang dapat menentukan untuk
10 Aktifitas I 4 3 memilih pengerjaan proyek yang lebih cepat dengan
11 Aktifitas J 2 2 biaya yang lebih tinggi atau proyek yang lebih lama
12 Aktifitas K 1 1 dengan biaya yang lebih rendah.

Sehingga, total biaya kumulatif untuk aktivitas 5. Kesimpulan


normal yaitu sebesar Rp 47.525.996,- sedangkan Dalam menjalankan proyek Hayyan oleh Qiscus
total biaya kumulatif untuk aktivitas crash adalah Pte Ltd, terdapat 4 aspek kerja yaitu terkait dengan
sebesar Rp 50.325.996,-. tahap pengumpulan data & informasi dan perekrutan

J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri, Vol. 12, No. 3, September 2017 195
SDM (requirement), tahap perancangan desain 6. Daftar Pustaka
proyek (design), tahap pengembangan sistem Dimyati, D. H., & Nurjaman, K. (2014). Manajemen
(development), dan tahap penjaminan kualitas Proyek. Yogyakarta: Pustaka Setia.
(integration & test) yang membutuhkan 5 orang Duncan, W. R. (1996). A Guide to The Project
pekerja dan dalam waktu selama 38 hari bedasarkan Management Body of Knowledge. Sylva:
Critical Path. PMI Communication.
Probabilitas aktivitas dilaksanaakan sesuai Soeharto, I. (2002). Studi Kelayaan Proyek Industri
dengan jumlah hari pada critical path adalah 50%. . Jakarta : Erlangga.
Terdapat probabilitas penundaan aktivitas sebesar Soeharto, I. 1999. Manajemen Proyek (Dari
50%, yang artinya proyek mungkin dilaksanakan Konseptual Sampai Operasional ). Jakarta :
lebih dari 38 hari. Erlangga.
Percepatan pelaksanaan proyek Hayyan Rev, E. (2003). Work Breakdown Structure.
(Crashing) menghasilkan suatu trade off bagi client America: U.S. Department of Energy.
terhadap biaya dan waktu yang dibutuhkan. Dengan
adanya crashing menimbulkan peningkatan biaya
menjadi Rp 50.325.996,- sedangkan total biaya
proyek tanpa adanya crashing sebesar Rp
47.525.996,-.

J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri, Vol. 12, No. 3, September 2017 196

Anda mungkin juga menyukai