Anda di halaman 1dari 8

BAB V

PENGUJIAN REMBESAN

5.1 DASAR TEORI

Dalam mekanika tanah penting untuk mempelajari aliran air di dalam


tanah adalah sangat penting untuk mengestimasi besarnya rembesan air dalam
tanah, banyaknya air yang dapat dipompa dari dalam tanah untuk bangunan –
bangunan dibawah tanah, analisa stabilitas bendungan tanah, dan bangunan-
bangunan tembok penahan tanah yang terkena gaya rembesan.

Seorang ilmuwan bernama Darcy, 1856 memperkenalkan suatu cara untuk


menghitung kecepatan aliran air dalam tanah jenuh air dengan persamaan umum
sebagai berikut :

v=kxi

Dimana : v = kecepatan aliran air dalam tanah

k = koefisien rembesan

i = hydraulic gradient ( i= ∆h/L)

∆h = besarnya kehilangan energy dua titik

L = jarak antara dua titik yang kehilangan energy

Besarnya koefisien rembesan k dapat diukur secara langsung dilapangan


atau di laboratorium. Test rembesan di laboratorium dapat dilakukan pada contoh
tanah asli yang diambil dari lapangan dengan cara :

- Constant Head Test (menentukan nilai k dari tanah berbutir kasar)


- Falling Head Test (menentukan nilai k dari tanah berbutir halus)

Falling Head Test berarti “head” air pada permukaan mengalami


perubahan elevasi. Sehingga pada pengujian tabung burette hanya diisi sekali
sampai penuh, selanjutnya dilakukan beberapa kali sampaiair dalam burrete habis.

80
Tanah merupakan susunan butiran padat dan pori-pori yang saling
berhubungan satu sama lain, sehingga air dapat mengalir dari satu titik yang
mempunyai energi lebih tinggi ke titik yang mempunyai energi lebih rendah.
Studi mengenai aliran air melalui pori-pori tanah diperlukan dalam mekanika
tanah karena hal ini sangat berguna dalam memperkirakan jumlah rembesan air
dalam tanah, menyelidiki permasalahan-permasalahan yang menyangkut
pemompaan air untuk kontruksi di bawah tanah dan menganalisis kestabilan dari
suatu bendungan tanah dan kontruksi dinding penahan tanah yang terkena gaya
rembesan.

Test Falling Head, air didalam pipa yang dipasang diatas contoh tanah
dibiarkan turun. Koefisien rembesan (k) dapat dinyatakan dengan hubungan
sebagai berikut :

𝑎𝐿 log ℎ1
K = 2,303 ………………………………………… 5.1
𝐴𝑡 ℎ2

Dimana :

a = Luas penampang dalam burette

A = Luas penampang contoh tanah

Harga koefisien rembesan (k) untuk tiap-tiap tanah adalah berbeda-beda.


Adapun beberapa koefisien rembesan pada umumnya yaitu :

Tabel 5.1 Harga-harga Koefisien


Rembesan K
Jenis Tanah
Cm/dt Ft/menit
Kerikil Bersih 1,0 - 100 2,0 - 200
Pasir Kasar 1,0 - 0,01 2,0 - 0,02
Pasir Halus 0,01 - 0,001 0,02 - 0,002
Lanau 0,001 - 0,00001 0,002 - 0,00002
Lempung < 0,000001 <0,000002
Sumber : Braja Das, 1998

81
5.2 TUJUAN
1. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui kecepatan aliran air dalam
tanah. Biasanya memakai saluran angka koefisien permeabilitas atau
koefisien filtrasi dalam satuan cm / detik. Pada falling head permeability
test ini lebih cocok untuk tanah yang memiliki permeabilitas rendah.
2. Tujuan dari pengujian Falling Head Test yaitu untuk mengetahui nilai
koefisien rembesan dari tanah yang diuji serta dapat menentukan
karakteristik butiran tanah dengan harga koefisien yang berbeda sesuai
dengan jenis dan kepadatan sampel tanah.

5.3 PROSEDUR PRAKTIKUM


Langkah – langkah pelaksanaan praktikum digambarkan sebagai berikut :
1. Alat konstan head diletakkan didekat pancuran air
2. Menimbang tabung uji
3. Menghitung diameter dalamnya
4. Menambahkan sampel tanah (pasir halus)
5. Masukan tanah pasir kedalam wadah
6. Tuangkan air sedikit demi sedikit hingga padat tercampur rata
7. Masukan tanah pasir di tabung Falling Head dan di padatkan hingga 5 cm
8. Tutup tabung Falling Head hingga rapat dan di tambah plastisin di
sekeliling tabung agar tidak terjadi kebocoran.
9. Tuangkan air kedalam corong yang di pasang pipa plastic, biarkan air
mengalir ke dalam tabung hingga terisi penuh dan isi pipa pla stic hingga
ketinggian 69 cm lalu tutup alat penjepit pada pipa plastic.
10. Buka alat penjepit pipa, air akan mengalir dari pipa plastic ke tanah dan
akhirnya ke gelas yang sudah disiapkan. Selama kelipatan waktu 5 detik,
lalu tutup kembali alat penjepit pipa tadi yang dibuka.
11. Ukur perbedaan tinggi permukaan air pada pipa ( h1 ).
12. Tentuka volume aliran air yang mengalir melalui tanah, Q selama ‘t’
menit.
Q = a x ( h1 – h2 ) ; a = luas penampang.
13. Catat temperatur dari aliran yang digunakan untuk test.
14. Ulangi pelaksanaan tes dengan mengubah harga h1 dan h2.

82
5.4 DOKUMENTASI PRAKTIKUM

Gambar 5.1 Mengayak Tanah Gambar 5.2 Mencampur air agar


yang telah ditumbuk (pasir halus) sampel tanah tercampur rata

Gambar 5.3 Pemberian air pada Gambar 5.4 Pembacaan falling head
alat falling head test test

83
5.5 HASIL DAN ANALISA

Setelah melakukan percobaan falling head untuk mengukur perbedaan


tinggi permukaan air dan menentukan volume air yang mengalir melalui
tanah selama kelipatan waktu 5 detik data yang diperoleh dari hasil
praktikum pada laboratorium sebagai berikut :

Tabel 5.2 Data Falling Head sampel 1

Temperatur Volume
Tes h1 h2 Waktu tes, t K
air, T air, V
no (cm) (cm) (detik) (Cm/detik)
(oC) (Cm3)

1 50 47 5 28 2 0,00151

2 47 44,3 5 28 2 0,00144

3 44,3 42 5 28 1,9 0,00130

4 42 39,5 5 28 1,8 0,00149

5 39,5 37 5 28 1,8 0,00159

Sumber : Hasil Praktikum 2019

 Jenis Tanah : Pasir


 Berat tabung : 284,1 gr
 Berat tabung + pasir : 434,1 gr
 Diameter tabung : 6,4 cm
 Diameter pipa : 1 cm
1
 Luas Penampang Tabung (A) :𝐴= × 𝜋𝐷 2
4

1
= × 3,14 × 6,32
4

= 32,15 cm2

84
 Luas Penampang Pipa (A) :
1
𝐴= × 𝜋𝐷 2
4

1
= × 3,14 × 12
4

=0,785 cm2

 Perhitungan Falling Head


𝑎𝑥𝐿 log ℎ1
K = 2,303
𝐴𝑥𝑡 ℎ2
0,785 × 5 𝑙𝑜𝑔50
K1 = 2,303 = 0,00151𝑐𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
32,15 × 5 47
0,785 × 5 𝑙𝑜𝑔47
K2 = 2,303 = 0,00144 𝑐𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
32,15 × 5 44,3
0,785 × 5 𝑙𝑜𝑔44,3
K3 = 2,303 = 0,00130 𝑐𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
32,15 × 5 42
0,785 × 5 𝑙𝑜𝑔42
K4 = 2,303 = 0,00149𝑐𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
32,15 × 5 39,5
0,785 × 5 𝑙𝑜𝑔39,5
K5 = 2,303 = 0,00159 𝑐𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
32,15 × 5 37

𝐾1+𝐾2+𝐾3+𝐾4+𝐾5
𝐾𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = ……………………… 5.2
5

=0,00151 + 0,00144 + 0,00130 + 0,00149 + 0,00159


5

= 0,001466 cm/detik
Tabel 5.3 Harga koefisien rembesan dan jenis tanah

K
Jenis Tanah
Cm/dt Ft/menit
Kerikil Bersih 1,0 - 100 2,0 - 200
Pasir Kasar 1,0 - 0,01 2,0 - 0,02
Pasir Halus 0,01 - 0,001 0,02 - 0,002
Lanau 0,001 - 0,00001 0,002 - 0,00002
Lempung < 0,000001 <0,000002

85
Tabel 5.4 Data Falling Head sampel 2

Temperatur Volume
h1 h2 Waktu tes, t K
Tes no air, T air, V
(cm) (cm) (detik) (Cm/detik)
(oC) (Cm3)

1 50 49,5 120 28 0,15 0,00025

2 49,5 49 120 28 0,2 0,00025

3 49 49 120 28 0 0

4 49 49 120 28 0 0

5 49 49 120 28 0 0

Sumber : Hasil Praktikum 2019

 Jenis Tanah : Lanau


 Berat tabung : 284,1 gr
 Berat tabung + pasir : 434,1 gr
 Diameter tabung : 6,4 cm
 Diameter pipa : 1 cm
1
 Luas Penampang Tabung (A) :𝐴= × 𝜋𝐷 2
4

1
= × 3,14 × 6,32 = 32,15cm2
4

 Luas Penampang Pipa (A) :


1
𝐴= × 𝜋𝐷 2
4

1
= × 3,14 × 12
4

=0,785 cm2

 Perhitungan Falling Head


𝑎𝑥𝐿 log ℎ1
K = 2,303
𝐴𝑥𝑡 ℎ2
0,785 × 5 𝑙𝑜𝑔50
K1 = 2,303 = 0,00025𝑐𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
32,15 × 5 49,5

86
0,785 × 5 49,5
K2 = 2,303 = 0,00025 𝑐𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
32,15 × 5 49
0,785 × 5 𝑙𝑜𝑔49
K3 = 2,303 = 0 𝑐𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
32,15 × 5 49
0,785 × 5 𝑙𝑜𝑔49
K4 = 2,303 = 0𝑐𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
32,15 × 5 49
0,785 × 5 𝑙𝑜𝑔49
K5 = 2,303 = 0 𝑐𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
32,15 × 5 49

𝐾1 + 𝐾2 + 𝐾3 + 𝐾4 + 𝐾5
𝐾𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 =
5

0,00025 + 0,00025 + 0 + 0 + 0
=
5

= 0,0001 cm/detik

Tabel 5.5 Harga koefisien rembesan dan jenis tanah

K
Jenis Tanah
Cm/dt Ft/menit
Kerikil Bersih 1,0 - 100 2,0 - 200
Pasir Kasar 1,0 - 0,01 2,0 - 0,02
Pasir Halus 0,01 - 0,001 0,02 - 0,002
Lanau 0,001,,,,,,,,
- 0,00001 0,002 - 0,00002
Lempung < 0,000001 <0,000002

5.6 KESIMPULAN

1. Pada percobaan sampel 1 didapatkan rata-rata koefisien rembesan sebesar


0,001466 cm/detik dan berdasarkan tabel 5.3 sampel 1 termasuk kedalam
jenis tanah pasir halus.
2. Pada percobaan sampel 2 didapatkan rata-rata koefisien rembesan sebesar
0,0001 cm/detik dan berdasarkan tabel 5.5 sampel 2 termasuk kedalam
jenis tanah lanau.

87

Anda mungkin juga menyukai