Anda di halaman 1dari 9

40 PORTAL Jurnal Teknik Sipil Vol. 10, No.

1, April 2018

ALTERNATIF PERCEPATAN WAKTU DENGAN


PENERAPAN METODE TIME COST TRADE OFF
PADA PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN
(Studi Kasus: Proyek Pekerjaan Jembatan Rangka
Baja Namploh Kec. Samalanga Kab. Bireuen, Aceh)
Syarifah Keumala Intan, Abdul Muhyi, Nana Maulana Tengku
Diploma -4 Perancangan Jalan dan Jembatan, Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Lhokseumawe
Jl. Banda Aceh-Medan Km. 280 Buketrata-Lhokseumawe, Indonesia
e_mail : intansipil@pnl.ac.id

Abstrak — Pelaksanaan memiliki batas waktu (deadline) yang terikat dalam kontrak, artinya proyek
harus diselesaikan sebelum atau tepat pada waktu yang telah ditentukan. Keterlambatan pekerjaan
proyek dapat diantisipasi dengan melakukan percepatan dalam pelaksanaannya. Tujuan penelitian ini
adalah untuk menganalisis perubahan biaya dan mendapatkan waktu optimal yang dibutuhkan.
Metode yang dipakai adalah Time Cost Trade Off (TCTO). Data yang digunakan yaitu data sekunder
berupa data RAB dan kurva “S” dari pekerjaan yang ditinjau yaitu “Pembangunan Jembatan Rangka
Baja Namploh Kec. Samalanga Kab Bireuen”. Perencanaan waktu pelaksanaan untuk mengetahui
waktu total proyek dan mendapatkan lintasan kritis digunakan program Microsoft Project 2016. Dari
hasil pembahasan mekanisme pengendalian waktu dengan metode Time Cost Trade Off (TCTO)
diperoleh kesimpulan bahwa biaya dan waktu yang optimal yakni sebesar Rp.7.136.781.877,73 dari
biaya normal sebesar Rp.6.890.880.412,85 dengan waktu 202 hari dari waktu normal 210 hari kerja.
Dengan melakukan penambahan waktu lembur 2 jam. Presentase kenaikan biaya total proyek sebesar
4% dan mempercepat durasi total sebesar 4 %.

Kata kunci : Crash,Time Cost Trade Off (TCTO), Microsoft Project 2016.

Abstract — The implementation has a deadline that is bound to the contract, meaning that the project
must be completed before or at the specified time. Delays in project work can be anticipated by
accelerating the implementation. The purpose of this study is to analyze changes in costs and get the
optimal time needed. The method used is Time Cost Trade Off (TCTO). The data used are secondary
data in the form of RAB data and "S" curves from the work reviewed, namely "Construction of the
Baja Namploh Bridge, Kec. Samalanga Bireuen District ". Implementation time plan to find out the
total time of the project and get the critical path used by the Microsoft Project 2016. From the results
of the discussion of the time control mechanism with the Time Cost Trade Off (TCTO) method, it was
concluded that the optimal cost and time is Rp.7,136,781,887.73 from the normal cost of
Rp.6,890,880,412.85 with a time of 202 days from the normal time of 210 working days. By making
additional 2 hours overtime. The percentage increases in total project costs by 4% and speeds up the
total duration by 4%.

Keywords: Crash, Time Cost Trade Off (TCTO), Microsoft Project 2016.

I. PENDAHULUAN pekerjaan proyek dapat diantisipasi dengan


melakukan percepatan dalam pelaksanaannya,
Parameter untuk keberhasilan dan
namun harus tetap memperhatikan faktor biaya.
kegagalan suatu proyek ditentukan oleh waktu
Pernambahan biaya yang dikeluarkan diharapkan
dan biaya. Tolok ukur keberhasilan proyek
seminimum mungkin dan tetap memperhatikan
biasanya dilihat dari waktu penyelesaian yang
standar mutu. Adanya beberapa alternatif dalam
singkat dengan biaya yang minimal tanpa
percepatan waktu proyek yang dapat dilakukan
meninggalkan mutu hasil pekerjaan. Berkaitan
seperti penambahan jam kerja, penggunaan alat
dengan masalah proyek ini maka keberhasilan
bantu yang lebih produktif, penambahan jumlah
pelaksanaan sebuah proyek tepat pada waktunya
pekerja, penggunakan teknologi material yang
merupakan tujuan yang penting bagi pemilik
lebih cepat dalam pemasangannya, dan metode
proyek maupun kontraktor. Keterlambatan
konstruksi yang lebih tepat (Frederika,A.,2010).
Penulis Syarifah Keumala Intan, Abdul Muhyi, Nana Maulana Tengku : ALTERNATIF PERCEPATAN 41
WAKTU DENGAN PENERAPAN METODE TIME COST TRADE OFF PADA PROYEK PEMBANGUNAN
JEMBATAN (Studi Kasus: Proyek Pekerjaan Jembatan Rangka Baja Namploh Kec. Samalanga Kab. Bireuen,
Aceh)

Proyek konstruksi yang sifatnya kompleks percepatan suatu aktivitas, yaitu meliputi
dalam pekerjaan setiap hari kerja sehingga penambahan jumlah tenaga kerja, penjadwalan
membutuhkan waktu kerja yang lebih panjang lembur, penggunaan alat berat, dan pengubahan
dan banyak kontraktor melakukan tambahan metode konstruksi di lapangan.
aktivitas pekerjaan diluar jam kerja normal atau
pekerjaan lembur (overtime) yang A. ManajemenProyek
mengakibatkan biaya proyek mengalami Manajemen proyek (construction
peningkatan khususnya dalam pengupahan management) adalah bagaimana agar sumber
tenaga kerja. Sehingga penentuan jumlah tenaga daya yang terlibat dalam proyek konstruksi
kerja yang diperkerjakan, durasi kerja, perlu dapat diaplikasikan oleh manajer proyek secara
tidaknya aktivitas lembur, serta pertimbangan tepat. Sumber daya dalam proyek kontruksi
besar upah tenaga kerja yang dibayarkan menjadi dapat dikelompokkan menjadi manpower,
hal yang sangat penting bagi proyek konstruksi, material, machines, money dan method.
khususnya dalam lingkup pembiayaan proyek Karakteristik proyek konstruksi dapat dipandang
konstruksi.Wale, P. M., Jain, N. D., Godhani, N. dalam tiga dimensi, yaitu unik, melibatkan
R., Beniwal, S. R., & Mir, A. A., (2015) sejumlah sumber daya dan membutuhkan
perencanaan dan penjadwalan perlu dilaksanakan organisasi. Kemudian proses penyelesaian harus
dengan memuaskan dan hati-hati dengan tujuan berpegang pada tiga kendala (triple constraint)
menyelesaikan proyek dengan sukses dalam yaitu sesuai spesifikasi yang ditetapkan, sesuai
waktu, biaya dan kualitas yang diperlukan. Selain time schedule dan sesuai biaya yang
itu, seiring peningkatan ukuran proyek, kegiatan direncanakan (Ervianto, 2005).
konstruksi menjadi lebih keras.
B. Biaya Proyek
Penelitian ini membahas analisis
Selama masa konstruksi, suatu proyek
percepatan waktu proyek pada pelaksanaan
memerlukan berbagai jenis sumber daya (4M)
Proyek Pekerjaan “Pembangunan Jembatan
antara lain tenaga kerja (man), material, metode
Rangka Baja Namploh Kec. Samalanga, Kab.
(method) dan peralatan (machine). Kebutuhan
Bireuen”. Untuk menjawab permasalahan diatas
sumber daya akan mempengaruhi masalah
maka dirumuskan berapakah waktu dan biaya
keuangan seperti masalah biaya dan pendapatan
optimal untuk menyelesaikan proyek, berapakah
proyek. Biaya yang digunakan pada proyek
perbedaan biaya dan durasi total proyek dengan
adalah biaya total. Total biaya untuk setiap
optimal, berapakah persentase perbandingan
durasi waktu adalah jumlah biaya langsung dan
durasi dan biaya optimal. Alternatif yang
biaya tidak langsung.
digunakan untuk melakukan percepatan proyek
dengan penambahan jam lembur dengan
1. Biaya Langsung (Direct Cost)
melakukan simulasi alternatif penambahan jam
Biaya langsung adalah semua biaya yang
lembur 1, 2, 3, dan 4 jam, untuk menghasilkan
dikeluarkan secara langsung berhubungan erat
durasi dan biaya percepatan yang efesien.
dengan aktivitas proyek yang sedang berjalan.
Biaya langsung bersifat sebagai biaya normal
apabila dilakukan dengan metode yang efisien
II. TINJAUAN PUSTAKA dan dalam waktu normal proyek. Biaya untuk
Menurut Novitasari (2014), durasi waktu yang dibebankan (imposed
menyebutkan bahwa mempercepat waktu duration date) lebih besar dari biaya untuk
penyelesaian proyek adalah suatu usaha durasi waktu yang normal sehingga pengurangan
menyelesaikan proyek lebih awal dari waktu waktu akan menambah biaya dari kegiatan
penyelesaian dalam keadaan normal. Ada proyek. Total waktu dari semua paket kegiatan
kalanya jadwal proyek harus dipercepat dengan dalam proyek menunjukkan total biaya langsung
berbagai pertimbangan dari pemilik proyek. untuk keseluruhan proyek (Santosa,B., 2013)[9].
Proses mempercepat kurun waktu tersebut
disebutcrash program. Kemudian Frederika, 2. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost)
A.,(2010), menyatakan bahwa durasi percepatan Biaya tidak langsung adalah biaya yang
maksimum dibatasi oleh luas proyek atau lokasi diperlukan untuk setiap kegiatan proyek tetapi
kerja, namun ada faktor untuk melaksanakan tidak berhubungan langsung dengan kegiatan
42 PORTAL Jurnal Teknik Sipil Vol. 10, No. 1, April 2018

yang bersangkutan dan dihitung pada awal yang diukur selama proses kontruksi; yang dapat
proyek sampai akhir proyek konstruksi. Bila dipisahkan menjadi biaya tenaga kerja, biaya
pelaksanaan akhir proyek mundur dari waktu material, metode, dan alat. Kesuksesan dari
yang sudah direncanakan maka biaya tidak suatu proyek konstruksi salah satunya
langsung ini menjadi besar, sehingga tergantung pada efektifitas pengelolaan
keuntungan kontrakor berkurang bahkan pada sumberdaya, dan pekerja adalah salah satu
kondisi tertentu akan mengalami kerugian sumberdaya yang tidak mudah untuk dikelola.
(Widyatmoko, 2008). Upah yang diberikan sangat tergantung pada
kecakapan masing-masing pekerja dikarenakan
3. Penjadwalan Proyek setiap pekerja memiliki karakter masing-masing
Penjadwalan proyek merupakan salah satu yang berbeda.
elemen hasil perencanaan yang dapat
memberikan informasi tentang jadwal rencana
dan kemajuan proyek dalam hal kinerja sumber
daya berupa biaya, tenaga kerja, peralatan dan
material serta rencana durasi proyek dan progres
waktu untuk penyelesaian proyek. Penjadwalan
atau schedulling adalah pengalokasian waktu
yang tersedia untuk melaksanakan masing-
masing pekerjaan dalam rangka menyelesaikan
suatu proyek hingga tercapai hasil optimal
dengan mempertimbangkan keterbatasan-
keterbatasan yang ada (Husen, 2011).

4. Metode Critical Path Method (CPM)


Critical Path Method (CPM) adalah suatu
metode dengan menggunakan arrow diagram Gambar 1 Grafik indikasi menurunnya produktivitas karena
lembur ; Sumber : Soeharto,I. 1999, p.135[10]
dalam menentukan lintasan kritis sehingga
kemudian disebut juga sebagai diagram lintasan
kritis. CPM menggunakan satu angka
6. Mempercepat Waktu Proyek (Crashing
estimasidurasi kegiatan yang tertentu
Project)
(deterministic). Selain itu didalam CPM dikenal
Salah satu strategi untuk mempercepat
adanya EET (Earliest Event Time) dan LET(Last
waktu penyelesaian proyek adalah dengan
Event Time), serta Total Float dan Free Float.
menambah jam kerja (lembur) para pekerja
EET adalah peristiwa paling awal atau waktu
(Yana, Gde Agung.A A, 2009). Penambahan dari
tercepat dari suatu kegiatan, sedangkan LET
jam kerja (lembur) ini sangat sering dilakukan
adalah peristiwa paling akhir atau waktu paling
dikarenakan dapat memberdayakan sumber daya
lambat dari suatu kegiatan. Metode CPM
yang sudah ada dilapangan dan cukup dengan
membantu mendapatkan lintasan kritis, yaitu
mengefisienkan tambahan biayayang dikeluarkan
lintasan yang menghubungkan kegiatan kritis,
oleh kontraktor. Biasanya waktu kerja normal
atau dengan kata lain lintasan kritis adalah
pekerja adalah 7 jam (dimulai pukul 09.00 dan
lintasan kegiatan yang tidak boleh terlambat
selesai pukul 17.00 dengan satu jam istirahat),
ataupun mengalami penundaan pelaksanaan
kemudian jam lembur dilakukan setelah jam
karena keterlambatan tersebut menyebabkan
kerja normal selesai. Menambah tenaga kerja
keterlambatan pada waktu total penyelesaian
tidak selalu bisa dilakukan, karena tidak mudah
proyek.
mendapatkan tenaga kerja yang sesuai. Oleh
karena itu seringkali diterapkan kerja lembur
5. ProduktivitasPekerja
dengan memanfaatkan tenaga kerja yang sudah
Produktivitas didefinisikan sebagai rasio
ada. Terlebih lagi jika tenaga kerja berasal dari
antara output dan input, atau dapat dikatakan
daerah lain yang jauh sehingga mereka harus
sebagai rasio antara hasil produksi dengan total
tinggal di lokasi proyek, maka mempekerjakan
sumber daya yang digunakan. Didalam proyek
mereka setelah jam kerja normal dianggap
konstruksi, rasio dari produktivitas adalah nilai
Penulis Syarifah Keumala Intan, Abdul Muhyi, Nana Maulana Tengku : ALTERNATIF PERCEPATAN 43
WAKTU DENGAN PENERAPAN METODE TIME COST TRADE OFF PADA PROYEK PEMBANGUNAN
JEMBATAN (Studi Kasus: Proyek Pekerjaan Jembatan Rangka Baja Namploh Kec. Samalanga Kab. Bireuen,
Aceh)

sebagai solusi yang praktis untuk mempercepat maka makin tinggi kumulatif biaya tidak
penyelesaian proyek. (Sumarningsih, T., 2014). langsung yang diperlukan (Soeharto, I.,1999).
Penambahan jam kerja (lembur) bisa
dilakukan dengan melakukan penambahan Gambar dibawah ini menunjukkan
beberapa jam sesuai dengan waktu penambahan hubungan biaya langsung, biaya taklangsung dan
yang diinginkan. Semakin besar penambahan jam biaya total dalam suatu grafik dan terlihat bahwa
lembur dapat menimbulkan penurunan biaya optimum didapat dengan mencari total
produktivitas. Indikasi dari penurunan biaya proyek yang terkecil.
produktivitas pekerja terhadap penambahan jam
kerja (lembur) dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Koefisien penurunan produktivitas

Sumber : Priyo,M., SumantoA, 2016

Dari uraian diatas dapat ditulis sebagai berikut:

a) Produktivitas harian = (1)


Gambar 2. Grafik hubungan biaya total, biaya tidak
langsung, biaya langsung dengan waktu
.
b) Produktivitas /jam = (2) Sumber : Soeharto, I., 1999

Hubungan semacam ini disebabkan


c) . ℎ = (Prod. perjam x
karena setiap percepatan durasi proyek
jam kerja efektif) + (a x b x
membutuhkan tambahan biaya langsung yang
Prod.tiap jam) (3)
digunakan untuk menambah tingkat
produktivitas kerja, menambah peralatan,
Ket:
mengganti metode kerja dan lain-lain. Antara
a = Jumlah jam kerja (lembur)
waktu penyelesaian proyek normal dan
b = Koefisien penurunan produktivitas
dipercepat mengakibatkan perubahan terhadap
Jam kerja normal 7 jam/hari.
biaya total proyek.

d) ℎ = (4)
.

7. Hubungan Waktu dan Biaya


Dengan diadakannya percepatan proyek ini
akan terjadi pengurangan durasi kegiatan. Biaya
total proyek adalah penjumlahan dari biaya
langsung dan biaya tidak langsung yang
dikeluarkan proyek tersebut. Besarnya biaya
total sangat tergantung oleh lamanya waktu
pelaksanaan proyek. Keduanya berubah sesuai
dengan waktu dan kemajuan proyek walaupun
tidak dapat dihitung dengan rumus tertentu,
namun umumnya semakin lama proyek berjalan Gambar 3. Grafik hubungan waktu-biaya normal dan
dipersingkat ; Sumber : Soeharto, I., 1999:294
44 PORTAL Jurnal Teknik Sipil Vol. 10, No. 1, April 2018

penambahan biaya langsung (direct cost) Baja Namploh, Kecamatan Samalanga


untuk mempercepat suatu aktivitas persatuan Kabupaten Bireuen, adapun data yang
waktu disebut cost slope, yang dirumuskan diperlukan adalah data sekunder yaitu data yang
sebagai berikut: diperoleh dari kontraktor dan hal lain yang
berhubungan dengan perencanaan tersebut.
= Variabel yang digunakan adalah variabel waktu
(5) dan biaya yang diperoleh dari perusahaan
pelaksana konstruksi (kontraktor).
8. Time Cost Trade Off
1. Variabel Waktu.
Time cost trade off merupakan kompresi
Adapun data yang diperlukan untuk
jadwal untuk mendapatkan proyek yang lebih
variabel waktu adalah time schedule yang
menguntungkan dari segi waku (durasi), biaya,
terdapat pada kurva-S, meliputi:
dan pendapatan. Tujuannya adalah
a. Jenis kegiatan
memampatkan proyek dengan durasi yang dapat
b. Prosentase kegiatan
diterima dan meminimalisasi biaya total proyek.
c. Durasi kegiatan
Pengurangan durasi proyek dilakukan dengan
memilih aktivitas tertentu. Ervianto, (2004)
2. Variabel Biaya
mengatakan pengertian time cost trade off adalah
Data yang diperlukan dalam variabel
suatu proses yang disengaja, sistematik, dan
biaya antara lain:
analitik dengan cara melakukan pengujian dari
a. Daftar rencana anggaran biaya (RAB),
semua kegiatan dalam suatu proyek yang
meliputi : Jumlah biaya normal, Durasi
dipusatkan pada kegiatan yang berada pada jalur
normal
kritis.
b. Daftar-daftar harga bahan dan upah
Penyelesaian aktivitas didalam suatu proyek
c. Analisa harga satuan
memerlukan penggunaan sejumlah sumber daya
3. Rekapitulasi perhitungan biaya proyek.
minimum dan waktu penyelesaian yang
optimum, sehingga aktivitas dapat diselesaikan Analisa Data
dengan biaya normal dan durasi normal. Jika Dalam proses mempercepat
suatu saat diperlukan penyelesaian yang lebih penyelesaian proyek dengan melakukan
cepat, penambahan sumber daya memungkinkan penekanan waktu aktivitas, diusahakan agar
pengurangan durasi proyek dari suatu biaya yang ditimbulkan seminimal mungkin.
normalnya, namun biaya yang dikeluarkan dapat Disamping itu harus di perhatikan pula bahwa
lebih besar lagi. penekananannya hanya dilakukan pada aktivitas-
Dalam mempercepat penyelesaian suatu aktivitas yang ada pada lintasan kritis.Penekanan
proyek dengan melakukan kompresi durasi dilakukan lebih dahulu pada aktivitas-aktivitas
aktivitas, harus tetap diupayakan agar yang mempunyai cost slope terendah pada
penambahan dari segi biaya seminimal mungkin. lintasan kritis.
Pengendalian biaya yang dilakukan adalah biaya
langsung, karena biaya inilah yang akan Langkah-langkah analisis Time Cost
bertambah apabila dilakukan pengurangan Trade Off (TCTO) untuk melakukan kompresi
durasi. dapat dituliskan sebagai berikut:
1) Menyusun jaringan kerja proyek, mencari
III. METODE PENELITIAN lintasan kritis dengan menggunakan
aplikasi Microsoft Project 2016;
Studi kasus yang menjadi objek
2) Memisahkan antara kegiatan kritis dan non
penelitian adalah pada proyek Pembangunan
kritis;
Jembatan Rangka Baja Namploh, Kecamatan
3) Menghitung produktivitas normal;
Samalanga Kabupaten Bireuen.
4) Menghitung percepatan dengan
penambahan alternatif percepatan pada
Pengumpulan Data
kegiatan yang termasuk dalam lintasan
Untuk menganalisis percepatan waktu
kritis;
pada proyek Pembangunan Jembatan Rangka
Penulis Syarifah Keumala Intan, Abdul Muhyi, Nana Maulana Tengku : ALTERNATIF PERCEPATAN 45
WAKTU DENGAN PENERAPAN METODE TIME COST TRADE OFF PADA PROYEK PEMBANGUNAN
JEMBATAN (Studi Kasus: Proyek Pekerjaan Jembatan Rangka Baja Namploh Kec. Samalanga Kab. Bireuen,
Aceh)

5) Menghitung Crash Duration (CD), Crash IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


Cost (CC), Crash Total (CT); Dari analisis proyek “Pembangunan
6) Menyusun kembali jaringan proyek dengan Jembatan Rangka Baja Namploh Kecamatan
menginput data setelah dilakukan Samalanga Kabupaten Bireuen”, maka hasil
percepatan dalam aplikasi Microsoft Project percepatan waktu yang diperoleh dengan
2016; menggunakan metode Time Cost Trade Off
7) Setelah itu, dilanjutkan menghitung (TCTO) digambarkan dalam bentuk grafik,
perbandingan biaya dan waktu normal dan seperti yang terdapat pada gambar berikut.
crash;
8) Menghitung dan mempersentasikan hasil
pengaruh perubahan biaya dan waktu Hubungan Waktu dan Biaya
normal dengan waktu dan biaya crash. Rp7.200.000,00

Thousands
Rp7.190.000,00
Rp7.180.000,00
Direncanakan dengan 4 (empat) alternatif Rp7.170.000,00
penambahan jam lembur pada pekerjaan kritis Rp7.160.000,00
Rp7.150.000,00
yaitu 1) tambahan 1 jam lembur, 2) 2 jam Rp7.140.000,00
Rp7.130.000,00
lembur, 3) 3 jam lembur dan 4) 4 jam lembur

Biaya
Rp7.120.000,00
dan setiap alternatif dihitung waktu total Rp7.110.000,00
Rp7.100.000,00
penyelesaian pekerjaan serta biaya akibat adanya Rp7.090.000,00
penambahan jam lembur tersebut. Untuk biaya 180 190 200 210 220
jam lembur mengacu pada[5]Keputusan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Waktu (hari)
Indonesia Nomor KEP. 102/MEN/VI/2004
Gambar 4. Grafik hubungan waktu dan biaya
bahwa upah penambahan kerja bervariasi. Pada Sumber: Hasil Pengolahan Data
penambahan waktu kerja satu jam pertama,
pekerja mendapatkan tambahan upah 1,5 kali Dari grafik gambar didapatkan hasil sebagai
upah perjam waktu normal dan pada berikut:
penambahan jam kerja berikutnya maka pekerja 1. Alternatif 1 dengan penambahan 1 jam kerja
akan mendapatkan 2 kali upah perjam waktu lembur menghasilkan 210 hari atau 0% tetap
normal. dari durasi normal yaitu 210 hari kalender
kerja. Akan tetapi mengalami kenaikan pada
Program Aplikasi MicrosoftProject biaya langsung, dari biaya normal Rp
Chatfield, C. S., & Johnson, T. D. 6.890.880.412,86 menjadi Rp
(2016), Penggunaan aplikasiMicrosoft Project 7.098.354.619,97 atau naik sekitar 3% dari
2016 yang merupakan suatu program perangkat biaya langsung.
lunak manajemen proyek yang dikembangkan 2. Alternatif 2 dengan penambahan 2 jam kerja
oleh microsoftuntuk membantu suatu manager lembur menghasilkan 202 hari atau 4%
proyek dalam mengembangkan suatu rencana penurunan dari durasi normal yaitu 210 hari
proyek. Aplikasi ini digunakan sebagai alat kalender kerja. Kemudian mengalami
untuk mendapatkan waktu pelaksanaan secara kenaikan pada biaya langsung, dari biaya
keseluruhan dengan mengembangkan WBS normal Rp 6.890.880.412,86 menjadi Rp
(work breakdown structure) dari komponen 7.136.781.877,73 atau naik sekitar 4% dari
pekerjaan jembatan. Penerapan durasi pekerjaan biaya langsung.
pada kegiatan kritis sebagai variasi yang 3. Alternatif 3 dengan penambahan 3 jam kerja
digunakan untuk mendapat crash duration (CD). lembur menghasilkan 195 hari atau 7%
CD selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam penurunan dari durasi normal yaitu 210 hari
input durasi pada kegiatan kritis tersebut kalender kerja. Kemudian mengalami
sehingga didapatkan waktu pelaksanaan kenaikan pada biaya langsung, dari biaya
keseluruhan setelah dilakukan crash. normal Rp 6.890.880.412,86 menjadi Rp
7.165.092.414,07 atau naik sekitar 4% dari
biaya langsung.
46 PORTAL Jurnal Teknik Sipil Vol. 10, No. 1, April 2018

4. Alternatif 4 dengan penambahan 4 jam kerja


Grafik Pengaruh Waktu Lembur
lembur menghasilkan 184 hari atau 12%
Terhadap Waktu Pelaksanaan
penurunan dari durasi normal yaitu 210 hari

Waktu Pelaksanaan (durasi proyek) (hari)


kalender kerja. Kemudian mengalami 215
kenaikan pada biaya langsung, dari biaya
normal Rp 6.890.880.412,86 menjadi Rp 210
7.183.075.619,73 atau naik sekitar 4% dari
205
biaya langsung.
200
Penyelesaian aktivitas didalam suatu
proyek memerlukan penggunaan sejumlah 195
sumber daya minimum dan waktu penyelesaian
yang optimum, sehingga aktivitas dapat 190
diselesaikan dengan biaya normal dan durasi
normal. Jika suatu saat diperlukan penyelesaian 185
yang lebih cepat, penambahan sumber daya
memungkinkan pengurangan durasi proyek dari 180
suatu normalnya, tetapi biaya yang dikeluarkan 0 1 2 3 4 5
dapat lebih besar lagi.Dalam mempercepat Penambahan Jam Kerja Lembur (jam)
penyelesaian suatu proyek dengan melakukan
kompresi durasi aktivitas, harus tetap Gambar 5. Grafik pengaruh waktu lembur terhadap waktu
diupayakan agar penambahan dari segi biaya pelaksanaan ; Sumber: Hasil Pengolahan Data
seminimal mungkin. Pengendalian biaya yang
dilakukan adalah biaya langsung, karena biaya Pada gambar grafik diatas menunjukkan
inilah yang bertambah apabila dilakukan bahwa semakin lama penambahan jam kerja
pengurangan durasi. lembur yang digunakan semakin besar pula
Maka seperti yang telah tersebut diatas, pengaruh yang dihasilkan (waktu)
secara tidak langsung dapat menentukan waktu penyelesaiannya.Selain berpengaruh terhadap
dan biaya yang paling optimal dari keempat waktu pelaksanaan pengaruh penambahan jam
alternatif yang ada, adapun alternatif yang sesuai kerja lembur akan berdampak pada jumlah biaya
dengan tujuan dari Time Cost Trade Off adalah pelaksanaan proyek keseluruhannya.
alternatif no 2 dengan penambahan 2 jam kerja Dapat dilihat pada gambar berikut grafik
lembur.Alasannya karena Alternatif 2 dengan pengaruh waktu lembur terhadap biaya
penambahan 2 jam kerja lembur menghasilkan pelaksanaan. Semakin besar penambahan jam
202 hari atau 4% penurunan dari durasi normal kerja lembur yang digunakan maka semakin
yaitu 210 hari kalender kerja. Kemudian besar pula biaya pelaksanaan yang dikeluarkan
mengalami kenaikan pada biaya langsung dari pihak pelaksana (kontraktor) untuk
biaya yang semula Rp 6.890.880.412,86 menjadi menyelesaikan proyek tersebut.
Rp 7.136.781.877,73. Kenaikan biaya sebesar
Rp 245.901.464,88 atau 4% dari biaya langsung,
yang berarti alternatif ini yang memiliki durasi
dan biaya yang dapat diterima, dibandingkan
dengan alternatif 1 hanya menghasilkan
kenaikan biaya, akan tetapi tidak memberikan
percepatan waktu proyek, sedangkan alternatif 3
dan 4 yang menghasilkan waktu yang paling
cepat akan tetapi biaya yang dikeluarkan itu
semakin besar dan itu tidak sesuai dengan tujuan
dari Time Cost Trade Off . Selain itu, didapatkan
pengaruh akibat penambahan jam kerja lembur
berdampak pada jumlah waktu pelaksanaan Gambar 6. Grafik pengaruh waktu lembur terhadap biaya
proyek keseluruhannya dapat dilihat pada pelaksanaan ; Sumber: Hasil Pengolahan Data
gambar berikut.
Penulis Syarifah Keumala Intan, Abdul Muhyi, Nana Maulana Tengku : ALTERNATIF PERCEPATAN 47
WAKTU DENGAN PENERAPAN METODE TIME COST TRADE OFF PADA PROYEK PEMBANGUNAN
JEMBATAN (Studi Kasus: Proyek Pekerjaan Jembatan Rangka Baja Namploh Kec. Samalanga Kab. Bireuen,
Aceh)

V. KESIMPULAN Pembangunan Super Villa, Peti


Percepatan waktu pada Proyek Tenget-Badung)"Jurnal Ilmiah Teknik
“Jembatan Rangka Baja Namploh Kecamatan Sipil Udayana, 14(2), hal. 113–126
Samalanga, Kabupaten Bireuen” dengan Denpasar.
melakukan alternatif percepatan waktu yakni Husein, A., (2011). Manajemen Proyek.
menggunakan 4 perbandingan waktu jam lembur Yogyakarta : Andi.
sebagai tolok ukur tercapainya hasil dari
penggunaan metode Time Cost Trade Off(TCTO) Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
: Republik Indonesia. (2004). Keputusan
a. Berdasarkan tujuan dari Time Cost Trade Menteri Tenaga Kerja dan
Off(TCTO) memampatkan proyek dengan Transmigrasi Republik Indonesia No.
durasi yang dapat diterima dan 102 Tahun 2004 tentang Waktu Kerja
meminimalisasi biaya total proyek, maka Lembur dan Upah Kerja
biaya dan waktu yang optimal yang Lembur,(102). Jakarta
digunakan adalah sebesar :Kemenakertrans
Rp.7.136.781.877,73 dari biaya normal
sebesar Rp.6.890.880.412,85 dengan durasi Novitasari,V., (2014). "Penambahan jam kerja
202 hari dari durasi normal 210 hari kerja. pada Proyek Pembangunan Rumah
b. Adapun perbedaan biaya dan durasi total Sakit Umum Daerah Belitung dengan
proyek dengan biaya dan durasi optimal Time Cost Trade Off " Tugas Akhir,
sebesar Rp. 245.901.464,88 dan Jurusan Teknik Sipil Universitas
mempercepat durasi sebanyak 8 hari waktu Muhammadiyah Yogyakarta.
kerja. Yogyakarta.
c. Persentase kenaikan biaya dan durasi optimal
Nurhayati, (2010). Manajemen Proyek.
yakni sebesar 4% terjadi kenaikan pada biaya
Yogyakarta: Graha Ilmu.
dan terjadi penurunan waktu sebesar 4 %.
d. Alternatif yang digunakan adalah dengan Priyo,M., SumantoA, (2016), “Analisis
melakukan perbandingan penambahan jam Percepatan Waktu Dan Biaya Proyek
kerja lembur dari 1, 2, 3, sampai 4 jam kerja Konstruksi Dengan Penambahan Jam
lembur. Kerja (Lembur) Menggunakan Metode
Time Cost Trade Off : Studi Kasus
Saran: Proyek Pembangunan Prasarana
a. Masih perlu dilengkapi dengan perhitungan Pengendali Banjir, JURNAL ILMIAH
biaya tidak langsung SEMESTA TEKNIKA Vol. 19, No. 1,
b. Ketergantungan kegiatan pekerjaan 1-15, Mei 2016
selanjutnya dengan menggunakan Critical
Path Method (CPM) Santosa, B. (2013), Manajemen Proyek, Konsep
& Implementasi, Yogyakarta: Graha
Ilmu
DAFTAR PUSTAKA
Soeharto, I., (1999), Manajemen Proyek Dari
Konseptual Sampai Operasional (Edisi
Chatfield, C. S., & Johnson, T. D. (2016). 2), Jakarta : Erlangga.
Microsoft Project 2016, Step by
Step.Publisher: Microsoft Press PTG Sumarningsih, T., (2014), “ Pengaruh Kerja
Lembur pada Produktivitas Tenaga
Ervianto, W.I, (2005). Manajemen Proyek Kerja Konstruksi” Program Studi
Konstruksi.Yogyakarta : Andi. Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan, Universitas Islam
Frederika, A. (2010). "Analisis Percepatan
Indonesia, Jurnal Media Komunikasi
Pelaksanaan Dengan Menambah Jam
Teknik Sipil, Vol 20, No.1 Juli 2014.
Kerja Optimum Pada Proyek
Konstruksi(Studi Kasus: Proyek
48 PORTAL Jurnal Teknik Sipil Vol. 10, No. 1, April 2018

Wale, P. M., Jain, N. D., Godhani, N. R., Yana, Gde Agung.A A, (2009), “Pengaruh Jam
Beniwal, S. R., & Mir, A. A. (2015). Lembur Terhadap Baya Percepatan
Planning and Scheduling Of Project proyek Dengan Time Cost Trade Off
Using Microsoft Project ( Case Study Analysis” Program Studi Teknik Sipil
Of A Building In India ). IOSR-JMCE, Udayana Jimbaran Bali, Konferensi
12(3), 57–63. https://doi.org/ 10.9790 Nasional Teknik Sipil 3.
/1684-12335763
Widyatmoko, Y., (2008). "Analisis percepatan
waktu menggunakan metode crashing
pada kegiatan pemancangan di proyek
Dermaga 115 Tanjung Priok dengan
aplikasi program PERT Master".
Skripsi:Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai