Anda di halaman 1dari 5

1

PERCEPATAN DURASI PROYEK DENGAN ANALISA


PERTUKARAN WAKTU DAN BIAYA PADA PROYEK THE
LINDEN TOWER APARTEMEN MARVELL CITY
SURABAYA
Amanda Chairul U. B., dan I Putu Artama Wiguna
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: artama@ce.its.ac.id
Abstrak—Pada pelaksanaan proyek konstruksi terkadang terjadi terlambatnya pengiriman material, koordinasi yang lemah,
keterlambatan yang diakibatkan oleh terlambatnya proses pengawasan yang tidak memadai, dan lain – lain. Jika suatu
pengiriman material, koordinasi yang lemah, pengawasan yang proyek mengalami keterlambatan sudah bisa dipastikan proyek
tidak memadai, dan lain – lain. Jika suatu proyek mengalami
tersebut mengalami kemunduran waktu dalam penyelesaiannya
keterlambatan sudah bisa dipastikan proyek tersebut mengalami
kemunduran waktu dalam penyelesaiannya sehingga dibutuhkan sehingga dibutuhkan percepatan pelaksanaan proyek atau yang
percepatan pelaksanaan proyek atau yang biasa disebut dengan biasa disebut dengan akselerasi proyek. Percepatan
akselerasi proyek. Pada proyek The Linden Tower Apartemen pelaksanaan ini tentunya mempunyai beberapa alasan, seperti
Marvell City Surabaya mengalami keterlambatan sebesar 20.445% menghindari cuaca yang mengakibatkan menurunnya
dikarenakan terlambatnya proses pengiriman material ready mix produktivitas pekerja, permintaan dari owner, mengejar
dan besi tulangan yang disupply oleh owner. Dengan begitu perlu keterlambatan proyek, dan lain – lain.
adanya percepatan proyek agar jadwal yang sudah direncanakan Pada proyek The Linden Tower Apartemen Marvell City
dapat tercapai. Ada beberapa alternatif yang dipakai untuk
Surabaya yang berlokasi di Jalan Ngagel terdiri dari 2
mempercepat durasi proyek. Dengan analisa pertukaran waktu
dan biaya akan dihasilkan waktu dan biaya optimal untuk
basement dan 36 lantai. Proyek ini dilaksanakan oleh PT. Adhi
mempercepat durasi proyek tersebut. Karya (Persero) dengan paket pekerjaan struktur, arsitek dan
Alternatif percepatan yang dapat dipakai pada tugas akhir ini plumbing. Selain itu, proyek ini mengalami keterlambatan
adalah penambahan jam kerja. Pada tugas akhir ini lingkup pelaksanaan proyek dari yang sudah direncanakan. Pada
pekerjaan yang dibahas hanya sebatas pekerjaan struktur saja. minggu ke – 100, progress yang direncanakan adalah sebesar
Perhitungan dimulai dari menganalisa pekerjaan sisa dan 89.812% sedangkan progress yang sudah dicapai sebesar
menyusun pekerjaan sisa itu sehingga menjadi network diagram. 69.367%. Keterlambatan ini dikarenakan terlambatnya
Setelah network diagram disusun, akan didapatkan lintasan
pengiriman material ready mix dan besi tulangan yang
kritisnya. Langkah selanjutnya adalah penerapan alternatif yang
dipakai untuk percepatan. Alternatif percepatan yang dapat disupply oleh owner sehingga mengakibatkan tertundanya
dipakai pada tugas akhir ini adalah penambahan jam kerja. pelaksanaan proyek. Dengan begitu perlu adanya percepatan
Selanjutnya menghitung biaya percepatan dan waktu percepatan proyek agar pelaksanaan proyek tidak tertunda terlalu lama.
akibat penambahan jam kerja tersebut lalu dilakukannya analisa Ada beberapa alternatif dapat dipakai untuk mempercepat
pertukaran waktu dan biaya. kegiatan proyek adalah dengan menambah jam kerja,
Berdasarkan hasil analisa percepatan pada proyek ini, dapat menambah grup tukang, kerja shift, memperbanyak alat,
disimpulkan bahwa sisa durasi normal adalah sebesar 174 hari merubah metode kerja, dan lain – lain. Pada tugas akhir ini
kerja dengan sisa biaya total Rp. 9.522.264.847,82. durasi
alternatif yang dipakai adalah dengan menambah jam kerja dan
pecepatan maksimum sebesar 150 hari kerja dengan biaya total
sebesar Rp. 10.819.132.463,72 sedangkan durasi percepatan menambah grup tukang. Selain itu, lingkup pekerjaan yang
optimum percepatan adalah sebesar 172 hari kerja dengan biaya akan dibahas pada tugas akhir ini hanya pekerjaan struktur saja
total Rp. 9.863.979.518,11. kerena jika pekerjaan struktur sudah selesai, pekerjaan arsitek
seperti fasade dapat bisa dilaksanakan. Untuk menganalisa
Kata Kunci—Time Trade Cost Off, Percepatan Durasi percepatan waktu pelaksanaan ini dipakai metode Time Cost
Trade Off Analysis (TCTO) atau Analisa Pertukaran Waktu
I. PENDAHULUAN dan Biaya. Analisa ini dimaksudkan untuk menganalisa sejauh
roses perencanaan adalah hal yang terpenting untuk mana waktu pelaksanaan dapat dipercepat dengan alternatif
P mencapai kesuksesan suatu proyek konstruksi.
Penjadwalan proyek adalah usaha untuk menentukan
yang sudah ditentukan dengan biaya terendah.

kapan sebuah proyek dilaksanakan berdasarkan urutan tertentu II. TINJAUAN PUSTAKA
dari awal sampai akhir proyek dan waktu yang dibutuhkan A. Jenis – Jenis Biaya
oleh setiap aktivitas dalam proyek. Penjadwalan dapat Pada proyek konstruksi terdapat 2 jenis biaya, yaitu :
memberikan informasi tentang jadwal rencana dan kemajuan 1. Biaya Langsung (Direct Cost)
proyek dalam hal kinerja sumber daya berupa biaya, tenaga Biaya langsung adalah biaya yang disebabkan oleh
kerja, peralatan, dan material. Pada pelaksanaan konstruksi pekerjaan – pekerjaan konstruksi [1]. Biaya langsung
terkadang terjadi keterlambatan, bahkan bisa dikatakan hampir setidaknya dapat dihitung secara matematis jika
80% proyek mengalami keterlambatan dikarenakan gambar dan spesifikasi proyek sudah jelas. Contoh
2

setidaknya dapat dihitung secara matematis jika gambar


dan spesifikasi proyek sudah jelas. Contoh biaya
langsung adalah bahan bangunan, upah pekerja dan
alat.
2. Biaya Tidak Langsung (Indirect Costs)
Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak termasuk
dalam pekerjaan konstruksi [1]. Contoh biaya tidak
langsung adalah gaji karyawana, fasilitas sementara
proyek, asuransi, rapat – rapat lapangan, dan lain – lain.
Gambar 2 Grafik Hubungan Waktu – Biaya
B. Analisa Time Trade Cost Off (TCTO) (Sumber : Soeharto, 1997)
1. Aktivitas Crashing
Proses dalam mempercepat suatu durasi proyek dapat Pada gambar 2 adalah grafik hubungan waktu dan
disebut dengan crashing. Kondisi crashing yaitu biaya. Pada titik A menunjukkan titik normal,
dengan mengurangi durasi aktivitas pekerjaan dengan sedangkan pada titik B menunjukkan titik dipersingkat.
begitu durasi durasi proyek pun berkurang [2]. Pada Jika waktu pelaksanaan dipercepat maka biaya
proses craching ini hanya fokus pada jalur kritis saja, langsung pasti meningkat sedangkan biaya tidak
karena jalur kritis ini lah yang mempengaruhi lama nya langsung akan berkurang. Garis yang menghubungkan
durasi proyek tersebut. Aktivitas proyek bisa dicrashed antara titik A dengan titik B merupakan kurva waktu
dengan cara – cara berikut [3] : dan biaya. Dengan mengetahui berapa sudut
a. Menambah Shift Kerja kemiringan, maka bisa dihitung berapa besar biaya
b. Menambah Jam Kerja untuk mempersingkat waktu satu hari. Kemiringan
c. Menggunakan peralatan yang lebih besar dan lebih Biaya (Slope) adalah biaya yang diperlukan untuk
produktif mempercepat durasi proyek untuk setiap waktu.
d. Menambah Pekerja Ahli
e. Memakai material dengan proses instalasi yang lebih
cepat
f. Menggunakan metode alternative
3. Hubungan Biaya – Waktu
2. Terminologi Time Trade Cost Off Biaya total proyek adalah biaya langsung
Pada proses perhitungan analisa pertukaran biaya dijumlahkan dengan biaya tidak langsung. Seperti yang
dan waktu terdapat istilah – istilah yang digunakan, sudah dijelaskan pada jenis – jenis biaya, besarnya biaya
yaitu [4] : ini tergantung dari lamanya pelaksanaan proyek. Grafik
a. Waktu Normal (Normal Time) adalah durasi yang 2.1 digunakan untuk membandingkan alternatif
diperlukan untuk melakukan kegiatan sampai tambahan biaya untuk manfaatnya. Titik terendah bisa
selesai dengan cara yang efisien tetapi tidak disebut sebagai biaya optimum yaitu biaya total
mempertimbangkan adanya kerja lembur dan cara minimum proyek.
– cara khusus lainnya.
b. Waktu Percepatan (Crash Time) adalah durasi
tersingkat untuk menyelesaikan suatu kegiatan
yang secara teknis masih mungkin dengan asumsi
bahwa ketersediaan sumber daya bukan
merupakan hambatan.
c. Biaya Normal (Normal Cost) adalah biaya langsung
tersingkat untuk menyelesaikan proyek dengan
durasi normal.
d. Biaya Percepatan (Crash Cost) adalah biaya
langsung yang diperlukan untuk menyelesaikan Gambar 3 Grafik Biaya dan Waktu
pekerjaan dengan durasi yang tersingkat. (Sumber : Soeharto, 1997)

Terdapat 3 langkah yang diperlukan untuk


mengkonstruksikan grafik waktu dan biaya tersebut, yaitu
:
a. Cari total biaya langsung untuk lama proyek yang
terpilih.
b. Cari total biaya tidak langsung untuk lama proyek
yang terpilih.
3

c. Jumlahkan biaya langsung dengan tidak langsung upah lembur pekerja per – jam nya sebesar 2x upah pekerja per
sehingga akan didapatkan total biaya proyek. – jam nya pada jam normal sedangkan produktifitasnya
dianggap sebesar 60% dari produktivitas normal.
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Langkah – Langkah Penelitian D. Perhitungan Durasi Percepatan Dan Biaya Percepatan
Untuk menganalisa tugas akhir ini dibutuhkan beberapa 1. Durasi Percepatan
langkah yang dapat dilihat pada gambar 4. Durasi percepatan ini didapatkan dengan cara
menghitung produktivitas per – hari sesudah penambahan
Pengumpulan Data grup pekerja dilanjutkan dengan perhitungan produktivitas
setelah ditambahnya jam kerja sebanyak 4 jam. Berikut
adalah contoh perhitungan durasi percepatan untuk
Analisa Sisa Pekerjaan pekerjaan bekisting shear wall pada lantai 28 (Zona 1) :
 Volume = 214.64 m2
Penyusunan Network Diagram  Koef. Tukang = 0.0250
 Jumlah Regu Normal =5
 Produktivitas Normal Per – Hari
Perhitungan Durasi Normal dan Biaya Normal
= (1 / Koef. Tukang) x Jumlah Regu
= (1 / 0.0250) x 5
Penerapan Alternatif – Alternatif Percepatan = 200 m2/hari
 Durasi Normal
Perhitungan Crash Duration dan Crash Cost = Volume / Produktivitas Normal
= 214.64 / 200
Perhitungan Cost Slope = 1.07 hari ≈ 5 hari
 Produktivitas Regu Per – jam
Perhitungan Komponen Biaya Proyek = Produktivitas Per – hari / Jam Kerja Normal
= 200 m2/hari / 8 jam
Analisa Pertukaran Waktu dan Biaya = 25 m2/jam
 Produktivitas Saat Lembur (4 jam)
Kesimpulan = 4 x Produktivitas Per – Jam x Koef. Pengurangan
Produktivitas
Gambar 4 Diagram Alir Metode Kerja
= 4 jam x 25 m2/jam x 0.60
IV. ANALISIS REKAYASA NILAI = 60 m2/4 jam
A. Analisa Aktivitas Sisa Pekerjaan  Produktivitas setelah crashing
The Linden Tower Apartment ini mempunyai durasi sebesar = Produktivitas Normal + Produktivitas Lembur
715 hari dan telah dikerjakan dari bulan Maret 2013. Dari data = 200 + 60 = 260 m2/hari
yang didapat, pada bulan Oktober 2014 atau minggu ke – 74  Durasi Crashing
progress yang direncanakan adalah sebesar 60.072% akan = Volume / Produktivitas
tetapi progress realisasi nya sebesar 39.627%. dengan begitu = 214.64 / 200
didapat deviasi rencana dengan realisasi sebesar -20.445%. = 0.83 hari ≈ 1 hari
Pada pekerjaan struktur, sisa pekerjaan yang sedang 2. Biaya Percepatan
berlangsung adalah pada lantai 28 – lantai atap. Perhitungan biaya akibat penambahan grup pekerja
adalah dengan harga upah dikali dengan 20%. Sedangkan
B. Penyusunan Network Diagram perhitungan biaya untuk penambahan jam kerja adalah
Dengan bantuan Microsoft Project dan memasukan hari – dengan mencari upah pekerja per – jam nya lalu upah
hari libur nasional, hasil yang didapatkan adalah sisa durasi lembur nya dibayarkan sebesar 2 x upah per – jam nya pada
proyek sebesar 174 hari. Hari kerja pada proyek adalah dari jam normal. Upah per – hari yang digunakan adalah upah
hari senin sampai dengan sabtu sehingga estimasi selesainya setelah ditambahnya regu pekerja. Dikarenakan besi
proyek dari bulan oktober 2014 sampai dengan bulan Mei tulangan dan ready mix disupply oleh owner, maka pada
2015. pekerjaan pembesian dan beton hanya dikenakan biaya upah
pasang. Berikut adalah contoh perhitungan biaya
C. Penerapan Alternatif – Alternatif Percepatan percepatan untuk pekerjaan bekisting shear wall pada lantai
Pada proyek ini alternatif yang dipakai adalah Penambahan 28 :
Jam Kerja. Penambahan jam kerja (Lembur) ini adalah selama 4  Volume = 214.64 m2
jam. Jam kerja normal adalah pada jam 08.00 – 17.00 dengan  Harga Satuan Bahan = Rp. 91.868,60
waktu istirahat pada jam 12.00 – 13.00. sedangkan jam kerja  Harga Satuan Pekerja 1 Regu = Rp. 4.300,00/m2
lembur adalah pada jam 19.00 – 22.00. Dimana pembayaran
 Jumlah Regu =5
4

 Harga Pekerja = HS Pekerja Per – Regu x Jumlah Regu Seperti pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai
= Rp. 4.300,00 x 5 pekerjaan struktur dari lantai 28 sampai dengan lantai atap
= Rp. 21.500,00 adalah Rp. 4.702.711.761,82. Sehingga didapatkan biaya
 Biaya Normal langsung nya adalah sebesar Rp. 5.214.711.761,82.
= Volume x (HS Bahan + HS Pekerja)
= 214.64 x (Rp. 91.868,60 + Rp. 21.500,00) 2. Biaya Tidak Langsung
Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak secara
= Rp. 24.333.436,30
langsung berhubungan dengan konstruksi, tetapi harus ada
 Upah Pekerja Per – Jam = HS Pekerja / Jam Normal
dan tidak dapat dilepaskan dari proyek tersebut. Biaya tidak
= Rp. 21.500,00 / 8 jam
langsung terdiri dari biaya Overhead Proyek dan Kantor.
= Rp. 2.687,50 Dari perhitungan biaya tidak langsung, didapat besar biaya
 Upah Pekerja Saat Lembur = (2 x 4 Jam x Upah/Jam) tidak langsung pada proyek ini adalah sebesar Rp.
= 2 x 4 Jam x Rp. 2.687,50 4.337.553.086,00.
= Rp. 21.500,00
 Upah Per – Hari G. Analisa Time Cost Trade Off (TCTO)
= Upah Setelah Penambahan Regu + Upah Lembur Proses perhitungan pada tahap ini adalah secara manual
= Rp. 21.500,00 + Rp. 21.500,00 yaitu dengan mengkompresi pekerjaan pada lintasan kritis
= Rp. 43.000,00 dengan cost slope terendah terlebih dahulu. Jika dihasilkan
 Produktivitas Setelah Crashing = 260 m2/hari lebih dari satu lintasan kritis, maka kompresi harus dilakukan
 Durasi Setelah Crashing = 1 hari bersama – sama pada kedua lintasan kritis dengan
 Biaya Percepatan menjumlahkan perhitungan cost slope. Aktivitas – aktivitas
= (HS Bahan + HS Pekerja) x Produktivitas Setelah yang harus dikompresi adalah yang berada pada lintasan kritis,
yaitu pekerjaan A, B, C, J, K, L, M, N, O, P, Q, R, AE, AF,
Crashing x Durasi Crashing
AG, AH, AI, AJ, AW, AX, AY, AZ, BA, BB, BO, BP, BQ,
= (Rp. 91.868,60 + Rp. 43.000,00) x 260 x 1
BR, BS, BT, CG, CH, CI, CJ, CK, CL, CY, CZ, DA, DB, DC,
= Rp. 35.065.836,00 DD, DQ, DR, DS, DT, DU, DV, EJ, EK, EL, EM, EN, EO,
FB, FC, FD, FE, FF, FG, FK, FL, dan FM.
E. Perhitungan Cost Slope
Cost slope adalah pertambahan biaya untuk mempercepat H. Analisa Biaya Total Proyek
suatu aktivitas persatuan waktu. Berikut adalah contoh Pada analisa ini adalah perhitungan dimana kita bisa
perhitungan untuk pekerjaan bekisting shear wall pada lantai menentukan durasi optimum pekerjaan dengan menyusun
28 (Zona 1) : kompresi dengan cost slope terendah pada lintasan kritis waktu
 Durasi Normal = 2 Hari normal. Perhitungan ini dimulai dengan mengurangi durasi
 Biaya Normal = Rp. 24.333.436,00 normal dengan waktu percepatan. Setelah itu didapat biaya
 Durasi Percepatan = 1 Hari percepatannya dengan mengalikan cost slope dengan waktu
 Biaya Percepatan = Rp. 35.065.836,00 percepatannya. Berikut adalah contoh perhitungan tahap crash
 Cost Slope : pertama dengan cost slope terendah adalah pada pekerjaan K
= (Rp. 35.065.836,00 – Rp. 24.333.436,00) / (2 – 1) sebesar 1 hari :
= Rp. 10.732.400,00 / hari  Cost Slope = Rp. 5.865.712,44
 Durasi Sisa = 164 – 1 = 163
F. Komponen Biaya – Biaya Pada Proyek  Biaya Percepatan = Rp. 5.865.712,44 x 1
1. Biaya Langsung = Rp. 5.865.712,44
Biaya langsung adalah biaya yang langsung  Biaya Konstruksi :
berhubungan dengan konstruksi/bangunan. Biaya langsung = Biaya Konstruksi Normal + Biaya Percepatan
ini mencakup biaya bahan, upah dan alat. Biaya langsung = Rp. 4.702.711.761,82 + Rp. 5.865.712,44
didapatkan dari volume pekerjaan dikali dengan AHSP = Rp. 4.708.577.474,25
pekejaan tersebut. Sedangkan perhitungan biaya alat adalah  Biaya Alat = Biaya Alat Per – Hari x Durasi Sisa
banyaknya unit yang dipakai dikali dengan lama nya = Rp. 2.942.528,74 x 173
penyewaan dan harga per – unit nya. = Rp. 509.057.471,26
 Biaya langsung = Biaya Konstruksi + Biaya Alat
Tabel 1. Perhitungan Biaya Alat
= Rp. 4.708.577.474,25 + Rp. 509.057.471,26
= Rp. 5.217.634.945,51
 Variable Cost Per – Hari = Rp. 16.039.612,18
 Fixed Cost = Rp. 1.879.741.406,00
 Variable Cost :
= Variable Cost Per – Hari x Durasi Sisa
= Rp. 16.039.612,18 x 173
5

= Rp. 2.774.852.907,82
 Biaya Tidak Langsung = Variable Cost + Fixed Cost
= Rp. 2.774.852.907,82 + Rp. 1.879.741.406,00
= Rp. 4.654.594.313,82
 Biaya Total = Biaya Langsung + Biaya Tidak Langsung
= Rp. 55.217.634.945,51 + Rp. 4.654.594.313,82
= Rp. 9.872.229.259,33

Berdasarkan perhitungan biaya total didapatkan durasi


optimum dan durasi maksimal, yaitu :
1. Durasi Optimum
 Tahap Crash =2 Grafik 2. Hubungan Antara Biaya Total Proyek Dengan Waktu
 Aktivitas Yang Dipercepat =B Proyek
 Crash By = 1 Hari
 Durasi = 172 Hari Dari grafik di atas dapat dijelaskan bahwa pengurangan durasi
 Biaya Percepatan = Rp. 10.732.399,70 proyek mempengaruhi biaya langsung dan biaya tidak
 Biaya Konstruksi = Rp. 4.719.309.873,95 langsung. Semakin cepat durasi proyek biaya langsung akan
 Biaya Alat = Rp. 506.114.942,53 meningkat sedangkan biaya tidak langsung akan berkurang.
 Variable Cost = Rp. 2.758.813.295,63 Biaya total proyek akan menurun dan kembali bertambah
 Fixed Cost = Rp. 1.879.741.406,00 setelah melewati durasi optimum.
 Total Biaya = Rp. 9.863.979.518,11
2. Durasi Maksimum V. KESIMPULAN
 Tahap Crash = 24 Berdasarkan hasil analisa percepatan pada proyek The
 Aktivitas Yang Dipercepat = FK Linden Tower Apartment Marvell City Surabaya, dapat
 Crash By = 1 Hari disimpulkan bahwa :
 Durasi = 150 Hari 1. Sisa Durasi Normal adalah 174 hari kerja dengan biaya total
sebesar Rp. 9.522.264.847,82.
 Biaya Percepatan = Rp. 68.599.329,49
2. Durasi Percepatan Maksimum adalah 150 hari kerja dengan
 Biaya Konstruksi = Rp. 6.092.069.919,79
biaya total sebesar Rp. 10.819.132.463,72.
 Biaya Alat = Rp. 441.379.310,34
3. Durasi Percepatan Optimum adalah 172 hari kerja dengan
 Variable Cost = Rp. 2.405.941.827,59 biaya total sebesar Rp. 9.863.979.518,11.
 Fixed Cost = Rp. 1.879.741.406,00 4. Aktivitas yang dipercepat adalah :
 Total Biaya = Rp.  Pekerjaan Shear Wall Zona 1 Lantai 28 masing –
10.819.132.463,72 masing 1 hari.
 Pekerjaan Shear Wall, Balok dan Pelat Lantai Zona 2
Lantai 28 masing – masing 1 hari.
 Pekerjaan Balok dan Pelat Lantai Zona 2 pada Lantai
29 – Lantai Atap masing – masing 1 hari.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Knutson, K., Schexnayder, C. J., Fiori, C., & Mayo, R. E.


2009. Construction Management Fundamental. New
York: McGraw - Hill.

[2] Callahan, M. T., Quackenbush, D. G., & Rowings, J. E.


1992. CONSTRUCTION PROJECT SCHEDULLING
Grafik 1. Hubungan Total dengan Waktu (International Edition ed.). (B. J. Clark, & J. R. Belser,
Penyunt.) New York: McGRAW-Hill, Inc.
Dari grafik diatas, dapat dijelaskan bahwa dengan dilakukannya
percepatan durasi proyek dapat menurunkan biaya total proyek [3] Willis, E. M. 1986. Scheduling Construction Projects. New
sampai titik tertentu atau optimum dan kembali meningkat York: Wiley.
selama waktu percepatan proyek.
[4] Soeharto, I. 1997. Manajemen Proyek Dari Konseptual
Sampai Operasional. Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia:
Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai