Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manajemen kontruksi (contruction management), adalah bagaimana agar

sumber daya yang terlibat dalam proyek kontruksi dapat diaplikasikan oleh

manajer proyek secara tepat. Sumber daya dalam proyek kontruksi dapat

dikelompokan menjadi manpower, material, machines, money, method. Proyek

rekayasa sipil mempunyai karakteristik yang berbeda jika dibandingkan dengan

industri lainnya (misal manufaktur). Salah satu cirinya adalah sifat unik dan

tunggal. Kondisi ini menuntut adanya rancangan dan program pembangunan

tersendiri. Konsekuensi dari karakteristik proyek sipil adalah timbulnya kebutuhan

akan suatu teknik atau manajemen yang lebih fleksibel sehingga dapat

diaplikasikan keberbagai jenis proyek. Dengan demikian, teknik majemen harus

disesuaikan untuk membentuk manajemen baru yang sesuai dengan kondisi dan

situasi masing-masing proyek. (Wulfram I, 2005). Manajemen penjadwalan

sangat diperlukan untuk mengatur kegiatan dalam suatu proyek. Penjadwalan

pekerjaan suatu proyek disusun agar pelaksanaan proyek mencapai target waktu

yang telah ditentukan. Penjadwalan juga berguna untuk mengatur jumlah tenaga

kerja, material dan aliran dana yang digunakan untuk keberlangsungan proyek.

Sehingga penjadwalan sangat dibutuhkan karena mengatur seluruh kegiatan

proyek. Pengendalian proyek kontruksi merupakan suatu kegiatan atau usaha yang

sistematis untuk menentukan standar yang sesuai dengan tujuan perencanaan,

membandingkan pelaksanaan dengan perencanaan, serta melakukan koreksi yang


diperlukan agar biaya, sumber daya, dan waktu dapat digunakan secara efektif dan

efisien dalam rangka mencapai tujuan proyek kontruksi yang diinginkan.

Sehingga dengan adanya pengendalian proyek, penyimpanan proyek kontruksi,

kerugian yang ditimbulkan, dan keterlambatan proyek yang mungkin terjadi dapat

dihindari.

Keterlambatan pekerjaan proyek sering terjadi akibat adanya perbedaan

kondisi lokasi, perubahan desain, pengaruh cuaca, dan kesalahan dalam

perencanaan. Keterlambatan proyek dapat diantisipasi dengan melakukan

percepatan (crashing) dalam pelaksanaannya, namun harus tetap memperhatikan

faktor biaya. Pertambahan biaya yang dikeluarkan diharapkan seminimum

mungkin dan tetap memperhatikan standar mutu. Percepatan (crashing)

pelaksanaan dapat dilakukan dengan mengadakan penambahan jam kerja, alat

bantu yang lebih produktif, penambahan jumlah jam kerja, menggunakan material

yang lebih cepat pemasangannya, dan metode kontruksi yang lebih cepat. Salah

satu usaha untuk memperpendek durasi proyek adalah dengan melakukan

percepatan proyek. Upaya untuk menganalisa biaya dan waktu untuk melakukan

percepatan salah satunya dengan metode Crashing. Proses crashing adalah cara

melakukan perkiraan dari variable cost dalam menentukan pengurangan durasi

yang paling maksimal dan paling ekonomis dari suatu kegiatan yang masih

mungkin untuk direduksi (Dimyati & Nurjaman, 2014). Metode Crashing

melakukan percepatan pada pekerjaan yang berada pada lintasan kritis. Dengan

metode Crashing, dapat dianalisa sejauh mana durasi proyek tersebut dapat

dipercepat dengan kenaikan biaya yang tidak terlalu besar. Kenaikan biaya yang

terjadi setiap harinya dapat ditampilkan dalam grafik cost slope. Dari grafik
tersebut dapat ditentukan pekerjaan yang dipercepat dengan kenaikan biaya yang

tidak terlalu besar. Untuk menentukan pekerjaan yang akan dipercepat dengan

kenaikan biaya yang tidak terlalu besar, maka dipilihlah pekerjaan dengan nilai

cost slope yang terkecil untuk dilakukan percepatan. Percepatan penyelesaian

proyek harus dilakukan dengan perencanaan yang baik. Alternatif yang bisa

digunakan untuka menunjang percepatan penyelesaian proyek adalah dengan

menambah tenaga kerja yang kemudian akan mempengaruhi waktu dan biaya

proyek. Dengan penelitian ini upaya mencari solusi dari masalah percepatan

penyelesaian proyek pada pelaksanaan proyek Pembangunan Jalan Ruas Cipanas

– Warung Banten, Kabupaten Lebak Provinsi Banten.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka diambil rumusan masalah

sebagai berikut :

a. Berapa total waktu dan biaya penyelesaian proyek setelah dilakukan Crashing

dengan alternatife penambahan tenaga kerja.

b. Apa alternatife yang lebih ekonomis untuk menyelesaikan proyek.

1.3 Identifikasi Masalah

Pada penelitian ini identifikasi difokuskan pada :

a. Bagaimana menganalisa kebutuhan tambahan tenaga kerja yang dibutuhkan.

b. Bagaimana menganalisa penambahan biaya, akibat penambahan tenaga kerja

dan durasi kerja.


1.4 Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini berjalan sistematis dan tidak menyimpang dari rumusan

masalah yang diambil, maka diperlukan adanya batasan masalah. Adapun batasan

masalah yang diambil dari masalah ini adalah :

a. Menghitung banyaknya penambahan tenaga kerja.

b. Menghitung biaya tambahan akibat penambahan tenaga kerja.

c. Percepatan proyek menggunakan alternatife penambahan tenaga kerja.

d. Objek yang digunakan pada penelitian ini adalah proyek Pembangunan Jalan

Ruas Cipanas – Warung Banten.

1.5 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.5.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah menganalisa percepatan proyek

menggunakan metode crashing dengan alternatife penambahan tenaga

kerja, untuk mempercepat pekerjaan pada proyek Pembangunan Jalan

Ruas Cipanas – Warung Banten

1.5.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu :

a. Menganalisa pelaksanaan proyek guna mengetahui total waktu dan

biaya penyelesaian proyek setelah dilakukan Crashing dengan

alternatif penambahan tenaga kerja.

b. Menganalisa alternatif yang digunakan untuk mengetahui biaya yang

lebih ekonomis untuk menyelesaikan proyek.


1.6 Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan Ilmiah:

Menjadi informasi tambahan bagi mahasiswa teknik sipil di bidang manajemen

kontruksi dan juga sebagai pengembangan dari teori-teori yang ada

dihubungkan dengan kenyataan dilapangan.

b. Kegunaan guna laksana/terapan:

Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan evaluasi bagi pihak penyedia atau

pengguna jasa yang terkait agar bisa mengelola manajemen proyek dengan

baik.

1.7 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini berada di proyek Pembangunan Jalan Ruas Cipanas –

Warung Banten, yang berlokasi di Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak,

Provinsi Banten.

Lokasi
Pekerjaan

Gambar 1.1 : Lokasi Penelitian

Sumber : Google Earth Pro

Anda mungkin juga menyukai