Anda di halaman 1dari 16

KINERJA

PERSIMPANGAN
BERSINYAL (1)
Tipe dan Kode Simpang

Kode Jumlah Lengan Jumlah Lajur Jalan Jumlah Lajur Jalan


Simpang Minor Mayor
322 3 2 2
324 3 2 4
342 3 4 2
422 4 2 2
424 4 2 4
Konflik di Persimpangan
 APILL (Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas) digunakan untuk tujuan:
 mempertahankan kapasitas simpang pada jam puncak,
 mengurangi kejadian kecelakaan akibat tabrakan antara kendaraan-
kendaraan dari arah yang berlawanan.
 Prinsip APILL adalah dengan cara meminimalkan konflik baik konflik primer
maupun konflik sekunder.
 Konflik primer adalah konflik antara dua arus lalu lintas yang saling
berpotongan,
 konflik sekunder adalah konflik yang terjadi dari arus lurus yang
melawan atau arus membelok yang berpotongan dengan arus lurus
atau pejalan kaki yang menyeberang.
 Fase = Pemisahan arus lalu lintas berdasarkan waktu
 Untuk memenuhi aspek keselamatan, lampu isyarat pada Simpang APILL
harus dilengkapi dengan:
 Isyarat lampu kuning untuk memperingati arus yang sedang bergerak
bahwa fase sudah berakhir, dan
 Isyarat lampu merah semua untuk menjamin agar kendaraan terakhir
pada fase hijau yang baru saja berakhir memperoleh waktu yang
cukup untuk keluar dari area konflik sebelum kendaraan pertama dari
fase berikutnya memasuki daerah yang sama. Waktu ini berguna
sebagai waktu pengosongan ruang simpang antara dua fase.
FASE DASAR UNTUK PEMISAHAN KONFLIK PRIMER

Fase
2 fase

3 fase

4 fase
Aspek Sinyal
 Tanda berupa warna yang ditunjukkan oleh lampu lalu lintas. Aspek sinyal umumnya berupa urutan
warna hijau (green), kuning (amber) dan merah (red).
Waktu antar hijau (intergreen=IG) adalah waktu antara
berakhirnya lampu hijau pada satu fase dan dimulainya
hijau pada fase berikutnya.

Waktu siklus ( cycle time ) adalah selang waktu dari


awal fase sampai awal fase yang sama.
Pengaturan Waktu Sinyal Lalu Lintas (1)

1. Menghitung arus (Q) sesuai distribusi arah dalam skr/jam


2. Menentukan fase
3. Menghitung arus jenuh (S) untuk masing-masing pendekat (approach)
4. Menghitung rasio terbesar (kritis) y = FR = Q/S untuk masing-masing fase
5. Menghitung panjang periode waktu antar hijau (intergreen)
6. Menghitung kehilangan waktu total simpang (L) = n. I
Pengaturan Waktu Sinyal Lalu Lintas (2)

7. Menghitung waktu siklus Optimum = waktu siklus sebelum disesuaikan c ua 


1,5xL  5
1   FR
8. Menghitung total waktu hijau = cua – L
9. Menghitung waktu hijau (g) gi 
yi
(cua  L)
y

10. Menghitung waktu siklus disesuaikan, c (dg membulatkan g)


gi
11. Menghitung kapasitas pendekat; smp perjam C j  S j x
c
12. Menghitung derajat kejenuhan DJ = Q/C
Contoh
 Arus yang ada pada 4 kaki persimpangan telah dihitung dan diperlihatkan dalam skr/jam. Untuk
menyederhanakan, diasumsikan bahwa lalu lintas yang membelok adalah kecil maka digunakan pengendalian
dua fase. Lampu lalu lintas ditetapkan dengan waktu antar hijau 6 detik yaitu terdiri dari 3 detik waktu merah
total dan 3 detik untuk waktu kuning. Total waktu hilang per siklus adalah :
 LTI = n . L = 2 . 6 = 12 detik (LTI = ∑ IG)
MKJI 1997 PKJI 2014

- LTI = n.L = 2 . 6
= 12 detik = 2 (3 + 3)
*n = jml fase = 12 detik

(1,5 𝑥 12+5)
=
1−0,55
= 51,11 detik

HUS = (51,11-12)x 0,45


= 17,60
= 18 detik

HUS = (51,11-12)x 0,55


= 21,51
= 22 detik
gi Q
Cj  Sjx D
c Cj

Waktu siklus (C) 52 detik


LTI = 12 detik U-S
Ig = 6 detik
All red (merah total) = 3 detik
Kuning = 3 detik
gUS = 18 detik T-B
gTB = 22 detik

H = 18 dt K = 3 dt M = 3 dt M = 25 dt (22+3=25) M = 3 dt H U-S
M = 21 dt (18+3=21) M = 3 dt H = 22 dt K = 3 dt M = 3 dt M T-B

Anda mungkin juga menyukai