UNSWAGATI CIREBON
JURNAL KONSTRUKSI
Analisis Manajemen Konstruksi Bore Pile Pada Jembatan Cinapel Pada
Jalan Tol CISUMDAWU Kabupaten Sumedang
*Rahmat Ramadhani**Sumarman,Ir.,MT.**Agung Prasetyo,ST.,MT.*
*) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon
**) Staf Pengajar pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon
ABSTRAK
Kata kunci : Manajemen Proyek, Bar Chart, Kurva S, CPM (Critical Path
Method).
I. PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Manajemen proyek meliputi tiga fase
(Heizer dan Render, 2005), yaitu :
a. Perencanaan. Fase ini mencakup penetapan
sasaran, mendefinisikan proyek dan
organisasi tim-nya.
b. Penjadwalan. Fase ini menghubungkan
orang, uang, dan bahan untuk kegiatan Gambar 2.1. 3 Batang Kendala Dalam Proyek
khusus dan menghubungkan masing-
Seperti di perlihatkan pada gambar di atas
masing kegiatan satu dengan yang lainnya.
parameter penting bagi penyelenggara proyek
c. Pengendalian. Perusahaan mengawasi
yang sering di alokasikan sasaran proyek. Ketiga
sumber daya, biaya, kualitas, dan anggaran.
batas tersebut saling tarik menarik. Artinya, jika
Setiap proyek memiliki karakteristik yang
ingin meningkatkan kinerja produk yang telah
berbeda dari proyek satu dengan proyek lainnya.
disepakati dalam kontrak, maka umumnya harus
Karakteristik proyek yang berbeda ini akan
diikuti dengan menaikan mutu, yang berakibat
berpengaruh kepada progress pekerjaan
pada kenaikan biaya yang melebihi anggaran.
pelaksanaan dilapangan. Progress pekerjaan dapat
Sebaliknya jika ingin menekan biaya maka
mengalamai keterlambatan atau sesuai dengan
biasanya harus berkompromi dengan mutu dan
schedule atau juga bisa lebih cepat dari yang
jadwal. Ketiga hal tersebut merupakan
sudah di rencanakan. Oleh karena itu diperlukan
parameter penting bagi penyelenggara proyek
manajemen proyek yang baik agar tercapai
yang sering diasosiasikan sebagai sasaran
sasaran tujuan proyek tersebut.
proyek. Ketiga batas diatas disebut kendala tiga
Maka dalam penelitian ini akan dikaji
(triple constraint).
Manajemen Konstruki Bore Pile pada Proyek
Jembatan Cinapel pada jalan Tol CISUMDAWU b. Pengertian Manajemen Konstruksi
Kabupaten Sumedang yang diharapkan dapat Manajemen Konstruksi adalah suatu
memberikan gambaran kondisi proyek sehingga proses nyata yang terdiri dari perencanaan
mmepermudah kontraktor dalam melakukan (planning), pengorganisasian (organizing),
pengambilan keputusan untuk mengoptimalkan pelaksanaan (Actuating), dan pengawasan
kinerja proyek. (Controlling), yang masing-masing saling
memanfaatkan dalam bidang ilmu pengetahuan
1.2. TUJUAN PENULISAN (Science) maupun seni (art), dalam rangka
Tujuan dari penulisan penelitian Bore Pile untuk mencapai tujuan sasaran yang telah
yang di lakukan di Jembatan Cinapel pada Jalan ditetapkan (Irika Widiasanti,2013)
Tol CISUMDAWU ini adalah untuk :
c. Metode Analisis Data
1. Analisis volume pekerjaan Bore Pile
Ada 3 metode analisa data yang
2. Untuk mengetahui durasi pekerjaan dilakukan dalam penelitian ini yaitu metode
Bore Pile Bar Chart, metode Kurva S dan metode CPM
3. Analisis Barchart dan Kurva S (Critical Path Method)
4. Untuk mengetahui anggarayan biaya 1) Bar Chart
pekerjaan Bore Pile Barchart adalah sekumpulan
aktivitas yang ditempatkan dalam kolom
vertical, sementara waktu ditempatkan
II. TINJAUAN PUSTAKA dalam baris horizontal. Waktu mulai dan
2.1. LANDASAN TEORI selesai dalam setiap kegiatan beserta
a. Pengertian Proyek durasinya ditunjukkan dengan
Proyek adalah suatu kegiatan sementara menempatkan balok horizontal di bagian
yang memiliki tujuan dan sasaran yang jelas, sebelah 18 kanan dari setiap aktivitas.
berlangsung dalam jangka waktu terbatas, Perkiraan waktu mulai dan selesai dapat
dengan alokasi biaya tertentu. (Rovel Biandon ditentukan dari skala waktu horizontal pada
Pollo, D.R.O Walangitan, dan Jermias bagian atas bagan. Panjang dari balok
Tjakra.2017) menunjukan durasi dari aktivitas dan
biasanya aktivitas-aktivitas tersebut disusun
Sebelum membuat jalur kritis dalam • Bila suatu kegiatan memiliki dua atau
metode penjadwalan jaringan kerja Activity on lebih kegiatan pendahulunya, maka
Arrow (AOA), haruslah diketahui dahulu cara ES-nya adalah EF terbesar dari
perhitungan durasi proyek yang terbagi dalam kegiatan-kegiatan tersebut.
hitungan maju dan hitungan mundur. Ada
beberapa istilah yang terlibat sehubungan
dengan perhitungan maju dan mundur metode
AOA sebagai berikut :
• Early Start (ES) : waktu paling awal sebuah
kegiatan dapat dimulai setelah kegiatan
sebelumnya selesai.
• Late Start (LS) : waktu paling akhir sebuah
kegiatan dapat diselesaikan tanpa
memperlambat penyelesaian jadwal proyek.
• Early Finish (EF) : waktu paling awal
sebuah kegiatan dapat diselesaikan jika
dimulai pada waktu paling awalnya dan
diselesaikan dengan durasinya. Bila hanya
ada satu kegiatan terdahulu, maka EF suatu Gambar 2.4. Hubungan Jaringan Kerja Early
kegiatan terdaulu merupakan ES kegiatan Finish (EF)
berikutnya.
• Late Finish (LF) : waktu paling akhir
sebuah kegiatan dapat dimulai tanpa
memperlambat penyelesaian proyek.
Berikut adalah gambar potongan jaringan
kerja AOA dengan penempatan ES,LS,EF, dan
LF Gambar 2.5. Perhitungan Maju
2. Perhitungan Mundur
Perhitungan mundur dimaksudkan untuk
mengetahui waktu atau tanggal paling akhir,
dapat memulai dan mengakhiri kegiatan tanpa
Gambar 2.2. ES, LS, EF, LF menunda kurun waktu penyelesaian proyek
Untuk mendapatkan angka-angka ES, LS, secara keseluruhan, yang telah dihasilkan dari
EF, LF maka dikenal dua perhitungan dalam perhitungan maju. Aturan yang berlaku dalam
jaringan kerja AOA, yaitu perhitungan maju perhitungan mundur adalah sebagai berikut :
dan perhitungan mundur. • Hitungan mundur dimulai dari ujung
1. Perhitungan Maju kanan, yaitu dari hari terakhir
Dalam mengidenfifikasi jalur kritis penyelesaian proyek suatu jaringan kerja.
dipakai suatu cara yang disebut hitungan maju • Waktu dimulai paling akhir suatu kegiatan
dengan aturan-aturan yang berlaku sebagai adalah sama dengan waktu selesai paling
berikut : akhir, dikurangi kurun waktu/durasi
• Kecuali kegiatan awal maka suatu kegiatan yang bersangkutan, atau LS = LF
kegiatan baru dapat dimulai bila –D
kegiatan yang mendahuluinya
(predecessor) telah selesai.
• Waktu paling awal suatu kegiatan
adalah = 0 0 0
• Waktu selesai kegiatan paling awal
adalah sama dengan waktu mulai
paling awal, ditambah kurun waktu Gambar 2.6. Perhitungan Late Finish
kegiatan yang bersangkutan
Kg dan untuk tulangan sengkang Spiral Tabel 4.4. Perhitungan Analisa Harga Alat
D13 ulir membutuhkan 98.577,02 Kg.
untuk total jumlah pengelasan ada 868
titik.
• Volume bahan pengecoran untuk Bore Pile
dengan beton Ready Mix mutu B-2 fc’ 30
membutuhkan 12.264,84 m³.
• Alat
Untuk rumusnya adalah Jumlah alat x
waktu sewa x harga sewa. Untuk alat
sesuai perhitungan durasi menggunakan 3
alat truck mixer dan membutuhkan waktu
34 jam atau kurang dari 4 hari. Untuk
harga sewa 1 alat truck mixer adalah Rp. 4.5. Rekapitulasi Biaya
627.563,28 per jam. Jadi 3 x 34 jam x Rp Rekapitulasi harga bangunan merupakan
627.563,28 = Rp 63.845.777,85 bagian dari perhitungan rencana anggaran
biaya bangunan yang berfungsi untuk merekap
hasil perhitungan analisa harga satuan
sehingga mudah dibaca dan di pahami
Tabel 4.7. Rekapitulasi Biaya
2. Analisis Kurva S
Tabel 4.9. Kurva S
• Perhitungan Mundur
Tabel 4.13. Perhitungan Mundur
lanjut ke pengeboran dan pengecoran dari A1 b. Volume total pekerjaan galian Bore
sampai A2, pekerjaan pembesian dengan Pile : 12.264,84 m³
pengeboran bisa di lakukan bersamaan yang c. Volume total pekerjaan pembesian :
terpenting pada saat sebelum pengecoran, 1.059.344,524 Kg
pekerjaan pembesian sudah selesai terlebih d. Volume total pengecoran: 12.264,84 m³
dahulu. Pada saat pekerjaan pengecoran di titik e. Volume galian struktur :10.581,278 m³
P6, bisa di kerjakan bersamaan juga pekerjaan
galian struktur yang di mulai dari A1 sampai 2. Perencanaan awal proyek dilaksanakan
ke A2. Sehingga dapat di peroleh jalur awal minggu bulan pertama – bulan ke
kritisnya ada di pekerjaan persiapan – enam. Dari perhitungan bobot pekerjaan
persiapan lahan - pengeboran A1 sampai A2 – berdasarkan analisis barchart, Kurva S dan
Pembesian A1 dan A2 – Pengecoran A1 penjadwalan CPM pekerjaan pondasi Bore
sampai A2 – Galian struktur P6 sampai A2. Pile pada Jembatan Cinapel pada Jalan Tol
CISUMDAWU membutuhkan waktu
• Cashflow selama 153 hari (22 minggu).
Cashflow adalah perkiraan aliran dana
yang akan dikeluarkan pada pembangunan 3. Berdasarkan perhitungan Rencana
proyek sesuai dengan time schedule yang telah Anggaran Biaya (RAB) untuk
disusun oleh kontraktor. Rumus utama dari menyelesaikan pondasi Bore Pile pada
pembuatan cashflow proyek adalah : Jembatan Cinapel pada jalan Tol
CISUMDAWU Kab. Sumedang kurang
Cashflow = Progress rencana (%) x Total RAB lebih membutuhkan biaya sebesar Rp.
Tabel 4.15. Cashflow 37.411.352.750,- (Tiga puluh tujuh miliar
empat ratus sebelas juta tiga ratus lima
puluh dua ribu tujuh ratus lima puluh
rupiah).
5.2. Saran
1. Perlu dilakukan pengajian yang mendetail
dalam perhitungan Rencana Anggaran
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Biaya agar mendapatkan penyusunan
Sebagai bagian akhir dari penulisan tugas akhir
biaya yang tepat.
ini, maka dalam bab kelima ini disampaikan
2. Dalam merencanakan penjadwalan waktu
kesimpulan dan saran. Kesimpulan dan saran yang
penyelesaian proyek, bukan hanya
disampaikan tersebut didasarkan pada hasil analisa
menganalisis berdasarkan perhitungan
data yang telah dilakukan dalam bab sebelumnya.
bobot pekerjaan saja, akan tetapi sangat
Adapun kesimpulan dan saran tersebut adalah
dipengaruhi pengalaman lapangan.
sebagai berikut,
3. Metode CPM sangat membantu mengatasi
5.1. Kesimpulan waktu untuk menyelesaikan proyek.
Berikut merupakan beberapa kesimpulan Perusahaan dapat menggunakan metode
yang berhasil penulis rangkum dari hasil kegiatan CPM dalam network planning untuk
manajemen pekerjaan pondasi Bore Pile pada pekerjaan pondasi Bore Pile pada
Jembatan Cinapel pada Jalan Tol CISUMDAWU jembatan Cinapel pada Jalan Tol
Kab. Sumedang : CISUMDAWU Kabupaten Sumedang
1. Hasil perhitungan volume pondasi Bore agar meningkatkan efektifitas yang lebih
Pile pada Jembatan Cinapel pada Jalan Tol baik, karena dengan demikian perusahaan
CISUMDAWU sebagai berikut : dapat melihat kegiatan-kegiatan mana
a. Volume total pekerjaan pembersihan yang perlu di prioritaskan pengerjaannya.
lahan : 4348,45 m²
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku
Ibrahim, Bachtiar. 2012.
RENCANA DAN ESTIMATE
REAL OF COST. Jakarta: Bumi
Aksara.
Widiasantin Irika dan Lenggogeni. 2013.
MANAJEMEN KONSTRUKSI.
Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Husen, Abrar. 2011.
MANAJEMENPROYEK.
Yogyakarta: Andi.
Ervianto, Wulfram. 2002.
TEORI APLIKASI
MANAJEMEN PROYEK
KONSTRUKSI EDISI 1.
Yogyakarta: Andi Publisher.
Gardjito, Edy. 2017.
PENGENDALIAN JADWAL
DAN ANGGARAN TERPADU
DENGAN METODE EARNED
VALUE ANALYSIS PADA
PEKERJAAN KONSTRUKSI.
2. Jurnal
Polli, Rovel Brandon, D.R.O Walangitan,
& Jermias Tjakra.2017
SISTEM PENGENDALIAN
WAKTU DAN CRITICAL PATH
METHOD (CPM) PADA
PROYEK KONSTRUKSI. Jurnal
Sipil Statik.5.363-371
3. SNI
SNI 2052-2014 Baja Tulangan Beton.
PERMEN PUPR28-2016 Tentang
Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang
Pekerjaan Umum.