Anda di halaman 1dari 14

EARNED VALUE ANALYSIS PADA PROYEK PEMBANGUNAN

GEDUNG ARSIP KANTOR BPN

Hikmah Maya Sari (1), Irna Hendriyani (2), Alifah Ersa Widyaningrum (3)
(1)
Program Studi teknik Sipil Universitas Tridharma Balikpapan
(2) (3)
Program Studi teknik Sipil Universitas Balikpapan
E-mail : Hikmahmayasari@gmail.com

ABSTRAK

Dalam pengendalian biaya dan waktu pada suatu proyek sangat diperlukan agar suatu proyek
mampu memperkirakan suatu biaya agar sesuai seperti yang direncanakan dan dapat
menyelesaikan proyek dengan tepat waktu. Metode pengendalian waktu yang digunakan
pada penelitian ini adalah metode Earned Value Analysis. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis kinerja pada proyek Pembangunan Gedung Arsip Kantor Badan Pertanahan
Kota Balikpapan. Manfaat penelitian ini dapat menambah pengetahuan mengenai evaluasi
kinerja dan pengendalian biaya dan waktu terhadap keuntungan bagi pemegang proyek. Data
yang diperoleh dari proyek antara lain berupa data jumlah tenaga kerja, upah tenaga kerja,
target penyelesaian proyek, Schedule pelaksanaan proyek, Rencana Anggaran Biaya (RAB),
Laporan Progress dan Dokumentasi, kemudian dilakukan analisa biaya, jadwal, varians, dan
indeks performansi dengan memaparkan masalah-masalah yang muncul dalam penelitian.
Dari hasil analisa diketahui bahwa biaya yang dikeluarkan lebih besar dari nilai yang
dianggarkan di tunjukkan dengan nilai CPI = 0,996 dan juga waktu pelaksanaan lebih lambat
dari jadwal rencana ditunjukkan dengan nilai SPI = 0,9182. Hasil perhitungan perkiraan total
biaya keseluruhan akhir proyek sebesar Rp. 1.793.218.596, dengan perkiraan waktu
penyelesaian 18 minggu. Menunjukkan proyek mengalami kerugian dan keterlambatan dari
yang direncanakan.

Kata Kunci: Earned Value Analysis, CPI, SPI, Kinerja Proyek.

EARNED VALUE ANALYSIS OF BPN OFFICE ARCHIVES


BUILDING PROJECTS

ABSTRACT

Controlling costs and time on a project is very important so that a project is able to estimate
the costs to be as planned and can finish the project on time. The time control method used
in this research was the Earned Value Analysis method. This research aimed to analyze the
performance on the Development Project of the Archive Building of the Land Agency Office
of Balikpapan City. The advantage of this research was the increased knowledge about
performance evaluation and cost and time control towards advantages for the project
holders. The data gained from the project were data about the number of labor, labor costs,
project completion target, Project implementation schedule, Budget Plan, Progress Report
and Documentation, then an analysis of costs, schedule, variances, and performance indices
was done by describing the problems arose in the research. From the analysis it was known
that the costs spent were greater than the budget plan, which was indicated by the value of
CPI = 0.996 and also the implementation time was slower than the planned schedule, which
was proven by the value of SPI = 0.9182. The results of the calculation of the estimated total

154
Jurnal TRANSUKMA Volume 03 Nomor 02 Juni 2021
cost of the final project was Rp.1,793,218,596, with an estimated completion time of 18
weeks. This showed that the project experienced loss and delay than planned.

Keywords: Earned Value Analysis, Budget Plan, CPI, SPI, project performance.

1. PENDAHULUAN 1. Berapa jumlah biaya yang dibutuhkan


Keterlambatan dalam proses pelaksanaan untuk menyelesaikan sisa proyek
ini karena faktor biaya, kurangnya tenaga konstruksi pembangunan Gedung
kerja serta pendistribusian material dapat Arsip Kantor Badan Pertanahan Kota
dilakukan kajian lebih lanjut. Hamriani Balikpapan?
Ryka (2016) berhasil mengevaluasi proyek 2. Bagaimana cara agar proyek tidak
dengan CPI 0,36 dan SPI 0,83. Proyek mengalami kerugian dan
penambahan bangunan fisik Gedung Arsip keterlambatan?
di Kantor Badan Pertanahan Kota 3. Berapa waktu yang dibutuhkan untuk
Balikpapan yang dipegang oleh menyelesaikan proyek konstruksi
Pemerintah Kota Balikpapan pembangunan Gedung Arsip Kantor
membutuhkan 120 hari kalender untuk Badan Pertanahan Kota Balikpapan?
menyelesaikan bangunannya dengan nilai
kontrak pekerjaan sebesar Sementara tujuan dalam penelitian ini
Rp.1.971.990.000,-. Pada proyek adalah:
konstruksi ini terjadi deviasi pelaksanaan 1. Mengetahui estimasi biaya
pada minggu ke-10 pelaksanaan sehingga penyelesaian keseluruhan proyek
proyek ini mengalami keterlambatan dari konstruksi pembangunan Gedung
jadwal yang telah direncanakan. Arsip Kantor Badan Pertanahan Kota
Balikpapan.
Penelitian untuk mengevaluasi 2. Mengetahui cara agar proyek
pengendalian biaya dan waktu pada proyek konstruksi pembangunan Gedung
pembangunan Gedung Arsip Kantor Badan Arsip Kantor Badan Pertanahan Kota
Pertanahan Kota Balikpapan, Balikpapan tidak mengalami kerugian
menggunakan Earned Value Analysis. dan keterlambatan.
Earned Value Analysis merupakan salah 3. Mengetahui prakiraan waktu
satu metode yang digunakan dalam penyelesaian keseluruhan proyek
pengendalian proyek yang memadukan konstruksi pembangunan Gedung
unsur jadwal, biaya, dan prestasi pekerjaan Arsip Kantor Badan Pertanahan Kota
untuk menghitung perkiraan biaya dan Balikpapan.
waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan proyek sampai selesai. 2. TINJAUAN PUSTAKA
Hasil dari analisis Earned Value Analysis 2.1 Proyek Konstruksi
di setiap evaluasi proyek selanjutnya Proyek konstruksi diartikan sebagai
memberikan informasi mengenai kondisi kegiatan yang berlangsung dalam jangka
pelaksanaan proyek dan dapat digunakan waktu tertentu yang ditujukan untuk
oleh manajer proyek sebagai dasar mencapai tujuan tertentu dengan
pengambilan keputusan yang diperlukan menggunakan alokasi sumber daya. Proyek
untuk melakukan perbaikan agar harus diselesaikan dalam jangka waktu
pelaksanaan proyek bisa mencapai tujuan terbatas sesuai dengan kesepakatan.
awal proyek. Apabila tidak ditangani dengan benar
kegiatan dalam proyek akan
Rumusan masalah dalam penelitian ini mengakibatkan munculnya berbagai
adalah dampak negatif yang pada akhirnya

155
Earned Value Analysis Pada Proyek Pembangunan Gedung Arsip Kantor Bpn
bermuara pada kegagalan dalam mencapat yaitu anggaran, jadwal, dan mutu. Ini
tujuan dan sasaran yang dicita-citakan merupakan parameter penting bagi
(Istimawan Dipohusudo, 1995). penyelenggaraan proyek yang sering di
asosiasikan sebagai sasaran proyek. Ketiga
Dari pengertian di atas, maka dapat batasan di atas disebut sebagai kendala
dijabarkan beberapa karakteristik proyek (triple constraint) yaitu:
konstruksi yaitu:
1. Waktu proyek terbatas, artinya jangka 1. Anggaran
waktu awal (mulai pekerjaan) sampai Proyek yang harus diselesaikan dengan
waktu finish (selesai pekerjaan) sudah biaya yang tidak boleh melebihi anggaran
ditentukan. Untuk proyek-proyek yang melibatkan
2. Hasilnya tidak berulang, artinya dana dalam jumlah besar dan jadwal
produk suatu proyek hanya sekali pengerjaan bertahun-tahun, anggarannya
artinya bukan produk rutinitas tidak hanya ditentukan dalam total proyek,
berulang (fabrikasi). tetapi dipecah atas komponen-
3. Mempunyai tahapan kegiatan. komponennya atau perperiode tertentu
4. Intensitas kegiatan yang berbeda- yang jumlahnya disesuaikan dengan
beda, dengan pola awal kegiatan keperluan. Dengan demikian, penyelesaian
sedikit, makin banyak, menurun dan bagian-bagian proyek harus memenuhi
berhenti. saaran anggaran per periode.
5. Lokasi proyek sudah ditentukan.
6. Spesifikasi setiap proyek berbeda- 2. Jadwal
beda sesuai dengan prosedur dan Proyek harus dikerjakan dalam suatu kurun
persyaratan yang telah ditetapkan. waktu yang ditentukan dan terbatas Jika
tidak, maka akan menimbulkan berbagai
2.2 Manajemen Proyek dampak negatif.
Manajemen proyek adalah kegiatan
merencanakan, mengorganisasikan, 3. Mutu
mengarahkan, dan mengendalikan sumber Produk atau hasil kegiatan harus
daya organisasi perusahaan untuk memenuhi spesifikasi dan kriteria yang
mencapai tujuan tertentu dalam waktu dipersyaratkan, yang berarti mampu
tertentu dengan sumber daya tertentu. memenuhi tugas yang dimaksudkan atau
Manajemen proyek mempergunakan sering disebut sebagai fit for the intended
personel perusahaan untuk ditempatkan use.
pada tugas tertentu dalam proyek (Budi
Santosa, 2003). Ketiga batasan tersebut saling
berhubungan, yang berarti jika ingin
Manajemen merupakan suatu faktor yang meningkatkan kinerja produk yang telah
sangat penting dalam dunia pembangunan, disepakati, maka umumnya harus diikuti
baik dilihat secara fungsi dari manajemen dengan meningkatkan mutu, yang
itu sendiri maupun arti dari pentingnya selanjutnya akan berakibat pada naiknya
manajemen dari sisi administrasi dalam biaya yang dapat melebihi anggaran yang
suatu organisasi. Dalam pelaksanaannya sudah ditetapkan. Sebaliknya. Jika ingin
sering kita temui bahwa suatu planning menekan biaya, maka akan berimbas pada
yang sudah direncanakan tidak berbanding waktu dan mutu yang telah ditetapkan
lurus dengan realita (Daulasi dkk, 2016). semula.
Menurut (Iman Suharto, 1995) ada tiga 2.3 Pengendalian Proyek
kendala yang menjadi perhatian utama Pengendalian proyek merupakan usaha
dalam penyelenggaraan sebuah proyek, yang sistematis untuk menentukan standart

156
Jurnal TRANSUKMA Volume 03 Nomor 02 Juni 2021
yang sesuai dengan sasaran perencanaan, 2.4 Metode EVA (Earned Value Analysis
membandingkan pelaksanaan standart Metode EVA adalah suatu metode
kemudian mengambil tindakan pembetulan pengendalian yang digunakan untuk
yang diperlukan agar sumber daya mengendalikan biaya dan jadwal proyek
digunakan secara efektif dan efisien dalam secara terpadu. Metode ini memberikan
rangka mencapai sasaran. informasi status kinerja proyek pada suatu
periode pelaporan dan memberikan
Kegiatan yang dilakukan dalam suatu informasi prediksi biaya yang dibutuhkan
proyek tidak akan bisa sama persis dengan serta waktu untuk penyelesaian seluruh
yang sudah dilakukan sebelumnya, pekerjaan berdasarkan indicator kinerja
sehingga perlu adanya perencanaan saat pelaporan (Dewa Ketut Sudarsana,
proyek yang matang. Merencanakan dan 2008).
memperkirakan sebuah proyek bukan hal
yang mudah, jadi harus berdasarkan teori Secara lebih detail manfaat dari metode
yang bisa mendukung. Hal ini untuk earned value analysis adalah sebagai
memudahkan penelusuran masalah apabila berikut:
proyek tersebut dievaluasi. 1. Memperlihatkan perbedaan waktu
pelaksanaan dengan jadwal.
Upaya pengendalian merupakan proses 2. Memperkirakan lama waktu
pengukuran, evaluasi dan membenarkan pelaksanaan dari pekerjaan yang
kinerja proyek. Ada tiga unsur yang perlu tersisa.
dikendalikan yaitu kemajuan progress 3. Memperlihatkan besar proyeksi
pekerjaan, pembiayaan terhadap anggaran, keterlambatan pada akhir proyek bila
dan mutu hasil pekerjaan terhadap kondisi masih seperti pelaporan.
spesifikasi teknis. (Istimawan Dipohusodo, 4. Memperlihatkan perbedaan biaya
1995:407). pelaksanaan dan anggaran.
5. Menghitung besar perkiraan biaya
Perkiraan biaya mempunyai peranan yang untuk pekerjaan tersisa.
penting dalam proyek. Pertama perkiraan 6. Menghitung besar perkiraan biaya
biaya dapat digunakan untuk menghitung total untuk proyek.
besarnya biaya yang diperlukan untuk
membangun suatu proyek, selanjutnya Pelaksanaan suatu proyek sangat
memiliki spektrum yang luas untuk jarang ditemui suatu proyek yang
merencanakan dan mengandalikan sumber berjalan tepat sesuai dengan yang
daya yang ada. Sesuai dengan kata direncanakan, umumnya mengalami
perkiraan biaya berarti nilai yang didapat keterlambatan dari yang direncanakan,
tidak dapat akurat atau sesuai 100% dengan baik waktu maupun kemajuan pekerjaan,
rencana yang ada (Iman Suharto, tetapi ada juga proyek yang mengalami
1997:126). percepatan dari jadwal awal yang
direncanakan. Untuk menghindari
Agar suatu sistem pengendalian dapat kerugiaan dalam proyek, kita dapat
bekerja dengan efektif diperlukan unsur- meramalkan (forecasting) terhadap biaya
unsur sebagai berikut: penyelesaian dengan konsep nilai hasil
1. Tolak ukur yang realistis/ monitoring. (earned value analysis) (Hendra Galih,
2. Perangkat yang dapat memproses 2010).
dengan cepat dan tepat.
3. Prakiraan yang akurat. Konsep Earned Value dapat digunakan
4. Rencana tindakan (action plan). untuk menganalisa kinerja dan membuat
prakiraan pencapaian sasaran.Untuk itu
dipakai tiga indikator yaitu :

157
Earned Value Analysis Pada Proyek Pembangunan Gedung Arsip Kantor Bpn
1. Budgeted Cost of Work Scheduled mengatasinya, dapat digunakan metode
(BCWS) earned value analysis dengan indikator
Ini sama dengan anggaran untuk suatu ACWP, BCWP, dan BCWS.
paket pekerjaan, tetapi disusun dan
dikaitkan dengan jadwal pelaksanaan. Jadi Varian yang dihasilkan disebut varians
disini terjadi perpaduan antara biaya, biaya terpadu (CV) dan varian jadwal
jadwal dan lingkup kerja, di mana pada terpadu (SV). SV digunakan untuk
setiap elemen pekerjaan telah diberi menentukan apakah proyek yang sedang
alokasi biaya dan jadwal yang dapat dijalankan masih sesuai jadwal rencana
menjadi tolak ukur dalam pelaksanaan atau tidak. Selisih jadwal adalah selisih
pekerjaan. Rumus yang digunakan adalah antara BCWP dan BCWS.

𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝐶𝑜𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑣𝑒 𝑃𝑙𝑎𝑛 (%) Sedangkan CV dipakai untuk menentukan


BCWS = × 𝐵𝐴𝐶
100% apakah proyek yang sedang dijalankan
masih dalam batas anggaran atau melebihi
2. Budgeted Cost of Work Performed
anggaran rencananya. Selisih biaya adalah
(BCWP)
selisih antara BCWP dan ACWP. Rumus
Indikator ini menunjukkan nilai hasil dari
varian biaya dan jadwal adalah sebagai
sudut pandang nilai pekerjaan yang telah
berikut:
diselesaikan terhadap anggaran yang
disediakan untuk melaksanakan pekerjaan
CV = BCWP – ACWP
tersebut. Bila angka ACWP dibandingkan
SV = BCWP – BCWS
dengan BCWP, akan terlihat perbandingan
biaya yang telah dikeluarkan untuk
Kriteria untuk kedua indikator di atas
pekerjaan yang telah terlaksana terhadap
baik SV dan CV ditabelkan oleh Iman
biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk
Soeharto (1995) seperti pada tabel 1.
maksud tersebut. Persamaan yang
digunakan adalah
Tabel 1. Analisa Varians Terpadu
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝐶𝑜𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑣𝑒 𝐴𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙 (%) SV CV Keterangan
BCWP = 100%
× 𝐵𝐴𝐶
Pekerjaan terlaksana lebih cepat
Positive Positive
3. Actual Cost of Work Performed daripada jadwal dengan biaya
(ACWP) Pekerjaan terlaksana tepat sesuai
Nol Positive
Adalah jumlah biaya aktual dari pekerjaan jadwal
yang dilaksanakan. Biaya ini diperoleh dari Pekerjaan terlaksana sesuai
data-data akuntansi atau keuangan proyek Positive Nol anggaran dan selesai lebih cepat
daripada jadwal
pada tanggal pelaporan, yaitu catatan
Pekerjaan terlaksana sesuai
pengeluaran biaya aktual dari paket kerja Nol Nol
jadwal dan anggaran
atau kode akuntansi termasuk
Pekerjaan selesai terlambat dan
perhitungan Overhead dan lain-lain. Jadi, Negatif Negatif menelan biaya lebih tinggi
ACWP merupakan jumlah aktual dari daripada anggaran
pengeluaran atau dana yang digunakan Pekerjaan terlaksana sesuai
dalam pekerjaan pada jangka waktu Nol Negatif jadwal dengan menelan biaya di
tertentu. atas anggaran
Pekerjaan selesai terlambat dan
Negatif Nol
menelan biaya sesuai anggaran
Kemajuan proyek yang dianalisis dengan Pekerjaan selesai lebih cepat
menggunakan metode varian sederhana Positive Negatif daripada rencana dengan menelan
dianggap kurang akurat, hal ini disebabkan biaya di atas anggaran
metode tersebut tidak mengintegrasikan Sumber: Iman Suharto (1995)
aspek biaya dan jadwal. Untuk

158
Jurnal TRANSUKMA Volume 03 Nomor 02 Juni 2021
Pengelola proyek seringkali ingin Nilai SPI menunjukkan seberapa besar
mengetahui efisiensi penggunaan sumber pekerjaan yang mampu diselesaikan
dana. Ini dinyatakan sebagai indeks (relatif terhadap proyek keseluruhan)
produktifitas atau indeks kinerja. Indeks terhadap satuan pekerjaan yang
kinerja biaya (Cost Performance Index – direncanakan. Nilai SPI kurang dari 1, ini
CPI) dan indeks kinerja jadwal (Schedule menunjukkan bahwa pengendalian
Performance Index – SPI). pekerjaan tidak sesuai dengan yang
diharapkan karena tidak mampu mencapai
a. Cost Performance Index (CPI) target pekerjaan proyek yang sudah
Faktor efisiensi biaya yang telah direncanakan dari awal untuk menghitung
dikeluarkan dapat diperlihatkan dengan SPI dihitung dengan menggunakan rumus:
membandingkan nilai pekerjaan yang BCWP
SPI = BCWS
secara fisik telah diselesaikan atau BCWP
dengan biaya yang telah dikeluarkan dalam
d. Schedule Performance Index to go
periode yang sama atau ACWP. Nilai CPI
(SPI to go)
ini menunjukkan bobot nilai yang
Nilai Schedule performance indeks to go
diperoleh (relatif terhadap nilai proyek
(SPI to go) ini harus menunjukkan bobot
keseluruhan) terhadap biaya yang
nilai yang diperoleh >1 dengan mengontrol
dikeluarkan kontraktor.
biaya anggaran sesuai jadwal. Sehingga
proyek tidak mengalami keterlambatan.
Apabila CPI kurang dari 1, ini (BAC−BCWP)
menunjukkan kinerja yang buruk, karena SPI to go =
(BAC−BCWS)
biaya yang dikeluarkan atau ACWP lebih
besar dibandingkan dengan nilai yang Tabel 2 Analisa Performance Index
didapat atau BCWP sehingga terjadi Indeks Nilai Keterangan
pemborosan biaya. Actual Cost (AC) yang
dikeluarkan lebih kecil dari
>1
nilai pekerjaan yang didapat
Untuk menghitung CPI digunakan rumus atau Earned Value (EV)
sebagai berikut: Actual Cost (AC) yang
BCWP
CPI = ACWP CPI dikeluarkan lebih besar dari
<1
nilai pekerjaan yang didapat
atau Earned Value (EV)
b. Cost Performance Index to go (CPI to Pekerjaan terlaksana sesuai
go) =1 anggaran dan selesai lebih
Nilai cost performance indeks to go (CPI to cepat dari jadwal
go) ini harus menunjukkan bobot nilai yang Pekerjaan terlaksana lebih
>1
cepat dari jadwal
diperoleh >1 dengan mengontrol biaya SPI <1 Pekerjaan selesai terlambat
aktual yang harus dikeluarkan. Sehingga Pekerjaan terlaksana sesuai
proyek tidak mengalami kerugian. =1
jadwal
(BAC−BCWP)
CPI to go = (BAC−ACWP) Sumber: Imam Soeharto (1995)

e. Estimate to Complete (ETC)


c. Schedule Performance Index (SPI) Estimate to Complete (ETC) merupakan
Faktor efisiensi pekerja dalam
perkiraan biaya untuk pekerjaan tersisa,
menyelesaikan pekerjaan dapat
dengan asumsi bahwa kecenderungan
diperhatikan dengan menggunakan
pengendalian proyek akan tetap sampai
perbandingan antara nilai pekerjaan yang
dengan akhir proyek. Rumus yang
secara fisik telah diselesaikan atau BCWP
digunakan:
dengan rencana pengeluaran biaya yang
- Anggaran proyek keseluruhan =
dikeluarkan berdasarkan rencana pekerjaan
Anggaran (BAC)
atau BCWS.

159
Earned Value Analysis Pada Proyek Pembangunan Gedung Arsip Kantor Bpn
- Anggaran untuk pekerjaan tersisa dengan nilai ACWP yang terjadi pada
(ETC) = BAC – EAC minggu tersebut. EAC = ACWP + ETC

Bila kinerja biaya pada pekerjaan tersisa g. Estimate Temporary Schedule (ETS)
adalah tetap seperti pada saat pelaporan, Estimate Temporary Schedule (ETS)
maka perkiraan biaya untuk pekerjaan merupakan perkiraan waktu untuk
tersisa (ETC) adalah sama besar dengan pekerjaan yang tersisa.
anggaran pekerjaan tersisa di bagi index
kinerja biaya (Imam Soeharto, 1995). Sisa Waktu
ETS = 𝑆𝑐ℎ𝑒𝑑𝑢𝑙𝑒 𝑃𝑒𝑟𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑛𝑐𝑒 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑥 (SPI)
Dari perhitungan ETC dapat dihasilkan
beberapa cara, yaitu: h. Estimate as Schedule (EAS)
1. Pekerjaan sisa memakan biaya sebesar Estimate as Schedule (EAS) yaitu
anggaran. Cara ini menganggap bahwa perkiraan total waktu penyelesaian proyek
sisa pekerjaan memakan biaya sesuai dihitung berdasarkan waktu yang telah
dengan anggaran, tidak tergantung diselesaikan dijumlahkan dengan hasil
dari prestasi yang di capai sampai saat ETS. EAS = waktu yang telah ditempuh +
ini. Total biaya proyek didapat dari ETS
menjumlahkan semua pengeluaran
sampai pada saat pelaporan ditambah 3. METODOLOGI PENELITIAN
sejumlah biaya sesuai anggaran. Cara Definisi operasional dari variabel
ini dianggap baik untuk prestasi fisik penelitian adalah sebagai berikut:
50%.
2. Kinerja Sama besar sampai akhir 1. Waktu optimal proyek.
proyek. Analisis dengan cara ini Waktu dalam hal ini adalah lamanya suatu
beranggapan bahwa kinerja sampai rangkaian ketika proses berlangsung, yaitu
pada saat pelaporan akan tetap merupakan penjabaran perencanaan
bertahan sampai akhir proyek. Cara ini proyek menjadi urutan langkah-langkah
dianggap wajar apabila pada saat kegiatan untuk mencapai sasaran. Waktu
pelaporan, proyek telah selesai lebih optimal proyek adalah jumlah waktu
dari separuh sehingga prestasi yang di penyelesaian proyek yang terbaik atau
capai cukup realistis untuk digunakan waktu yang relatif singkat.
menganalisa pekerjaan tersisa.
3. Gabungan cara A dan B. Pendekatan 2. Durasi proyek
yang digunakan yaitu: Durasi proyek adalah jumlah waktu yang
- Bila presentase pekerjaan di bawah diperlukan untuk menyelesaikan seluruh
50%, maka rumusnya: pekerjaan proyek.
ETC = (BAC – BCWP)
- Bila presentase pekerjaan di atas 3. Hubungan ketergantungan antar
50%, maka rumusnya: kegiatan proyek
(BAC−BCWP ) Hubungan ketergantungan antar kegiatan
ETC = proyek terkait dengan kegiatan mana yang
CPI
harus didahulukan atau dikerjakan dan
f. Estimate at Completion (EAC) dapat dilihat pula bahwa suatu kegiatan
Estimate at Completion (EAC) merupakan belum dapat dimulai apabila kegiatas
perkiraan biaya total dari keseluruhan sebelumnya belum selesai dikerjakan.
biaya yang dikeluarkan sejak dimulainya
pekerjaan sampai pada akhir penyelesaian 4. Rencana anggaran biaya proyek
proyek yang diperoleh dari biaya aktual Biaya proyek adalah anggaran yang
ditambah dengan ETC. Pada akhir minggu dikeluarkan untuk pelaksanaan proyek,
pelaksanaan proyek nilai ETC sama dalam hal ini merupakan penggunaan dana

160
Jurnal TRANSUKMA Volume 03 Nomor 02 Juni 2021
untuk melaksanakan pekerjaan dalam (minggu terakhir) sama seperti perhitungan
kurun waktu tertentu. Dalam mengerjakan BCWP minggu ke 1.
suatu proyek, aspek biaya diperhitungkan
dengan membuat hubungan biaya dan Actual Cost didapat dari biaya langsung
waktu (duration) untuk setiap aktivitas ditambah dengan biaya tak langsung.
yang dilakukan. Biaya dalam hal ini hanya Biaya langsung dan biaya tak langsung
biaya langsung saja, tidak termasuk biaya diperoleh dari laporan keuangan proyek.
administrasi, supervisi dan lain-lain.
Setelah dilakukan perhitungan biaya
Data yang digunakan dalam penelitian ini BCWS, BCWP, maka langkah selanjutnya
adalah data primer berupa pengamatan dan adalah merekapitulasi ketiga indikator
wawancara secara langsung kepada tersebut. Rekapitulas BCWS, BCWP dan
pengawas lapangan untuk mendapatkan ACWP dapat dilihat pada Tabel 3.
data jumlah tenaga kerja, upah tenaga kerja
dan target penyelesaian proyek dari Tabel 3 Rekapitulasi BCWS, BCWP dan
Pemerintah Kota Balikpapan. Selain itu ACWP
data sekunder berupa schedule (jadwal)
pelaksanaan proyek, Rencana Anggaran
Biaya (RAB), Laporan progress dan
dokumentasi pun turut dikumpulkan.

4. ANALISA HASIL
4.2 BCWS, BCWP, dan ACWP
Setelah mendapatkan data-data proyek,
maka langkah selanjutnya adalah
melakukan pengolahan data. Dimulai dari
menganalisis kinerja proyek dengan
menghitung tiga indikator yaitu BCWS,
BCWP, ACWP. Semua data tersebut
diolah dalam bentuk tabel dan proses
perhitungannya menggunakan Microsoft
Excel 2010.

Perhitungan BCWS didapat dari bobot


Comulative Plan setiap minggu dikali
dengan BAC (budgeted at completion).
Nilai BCWS merupakan bentuk dari Time Sumber: Hasil analisis
Schedule Planning Project / Kurva “S”.
Pada Tabel 1 dapat dilihat biaya komulatif
Perhitungan BCWP didapat dari persen pada minggu ke 4 BCWS sebesar
bobot Comulative Actual tiap minggu Rp.133.526.179, BCWP Rp122.597.470,
dikali dengan BAC (Budgeted at dan ACWP Rp123.092.534. Biaya BCWS
Completion). Bobot Comulative Actual > BCWP, yang artinya biaya yang
tiap minggunya diperoleh dari Weekly direncanakan pada akhir minggu ke 4 lebih
Progress Project. besar nilainya daripada biaya aktual yang
dikeluarkan, sedangkan biaya ACWP >
Hasil analisis BCWP minggu ke 1 sebesar BCWP yang artinya biaya yang
Rp.23.800.740. Perhitungan BCWP dikeluarkan untuk item-item pekerjaan
minggu ke 2 sampai dengan minggu ke 17 berjalan hingga minggu ke 4 lebih besar
daripada biaya anggaran.

161
Earned Value Analysis Pada Proyek Pembangunan Gedung Arsip Kantor Bpn
4.2 CV (Cost Varians) Tabel 5 Rekapitulasi SV
Perhitungan CV dimulai dari minggu ke 1
hingga minggu ke 17 (minggu terakhir).
Hasil perhitungan CV per minggu dapat
dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Rekapitulasi CV

Sumber: Hasil analisis

Pada Tabel 5 dapat dilihat selisih nilai


BCWP dan BCWS minggu ke 1 sampai
dengan minggu ke 17, dimana minggu ke 1
dan 2 pekerjaan terlaksana lebih cepat dari
jadwal, sedangkan minggu ke 3, 4, 5, 6, 7,
8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16 pekerjaan
selesai terlambat dan minggu ke 17
pekerjaan terlaksana sesuai jadwal.
Sumber: Hasil analisis
4.4 CPI (Cost Performance Index)
Perhitungan CPI dimulai dari minggu ke 1
Pada Tabel 4 dapat dilihat selisih nilai
hingga minggu ke 17 (minggu terakhir).
BCWP dan ACWP minggu ke 1 sampai
Hasil perhitungan CPI tiap minggunya
dengan minggu ke 17, dimana pada
dapat dilihat pada Tabel 6.
minggu ke 1 sampai dengan minggu ke 2
jumlah pengeluaran lebih kecil dari
Pada Tabel 6 dapat dilihat index kinerja
anggaran, minggu ke 4 sampai 11 jumlah
biaya yang terjadi dari minggu ke 1 sampai
pengeluaran lebih besar dari anggaran, dan
minggu 17 (minggu terakhir), dimana
minggu ke 12 sampai dengan minggu ke 17
minggu ke 1 sampai dengan minggu ke 3
jumlah pengeluaran lebih kecil dari
nilainya > 1 yang artinya CV lebih kecil
anggaran.
dari nilai pekerjaan yang didapat atau
earned value (EV) sehingga terjadi
4.3 SV (Schedule Varians)
penghematan biaya. Sedangkan pada
Perhitungan SV dimulai dari minggu ke 1
minggu ke 4 sampai 11 nilainya < 1 yang
hingga minggu ke 17 (minggu terakhir).
artinya kinerja biaya buruk karena AC
Hasil perhitungan SV tiap minggu
lebih besar dari nilai pekerjaan yang
disajikan pada Tabel 5.
didapat atau EV sehingga terjadi
pemborosan biaya, dan pada minggu ke 12
sampai dengan minggu ke 17 nilainya > 1
sehingga terjadi penghematan biaya
sampai dengan selesai proyek.

162
Jurnal TRANSUKMA Volume 03 Nomor 02 Juni 2021
Perhitungan CPI to go berhubungan
Tabel 6 Rekapitulasi CPI dengan indikator BCWP dan ACWP
dimana BCWP merupakan nilai pekerjaan
yang didapat dan ACWP biaya aktual
proyek, oleh karena itu, agar proyek tidak
mengalami pemborosan biaya maka hasil
nilai CPI to go tersebut seharusnya adalah
nilai CPI pada minggu terakhir monitoring.
Agar nilai CPI minggu terakhir senilai atau
mendekati nilai CPI to go dilakukanlah
pengecilan indikator ACWP.

Pada proyek Pembangunan Gedung Arsip


kantor BPN ini didapatkan nilai CPI
sebesar 1,352 pada minggu terakhir
(minggu ke 17), sehingga harus dilakukan
pengecilan indikator ACWP Komulatif
seperti berikut:

ACWPPengecilan = BCWP/CPI to go
ACWPPengecilan = Rp. 122,597,470/1,000
= Rp. 122,561,129
= ACWP Komulatif 
ACWPpengecilan
=Rp. 123,092,534 −
Rp. 122,561,129
= Rp. 531,405.00

Sumber: Hasil analisis Dari perhitungan diatas didapatkan


pengecilan biaya ACWP sebesar
4.5 Cost Performance Index to go (CPI Rp.531,405.00 sehingga mendapatkan
to go) biaya ACWP Komulatif sebesar
Setelah melakukan perhitungan CPI maka Rp.122,561,129 kemudian dari nilai
dapat dilihat index kinerja biaya yang pengecilan ACWP tersebut didapat nilai
terjadi sampai dengan minggu terakhir perbaikan CPI yaitu 1,000 yang artinya
monitoring. Jika pada minggu terakhir proyek tidak mengalami pemborosan
monitoring nilainya < 1 yang artinya biaya.
kinerja biaya buruk karena AC lebih besar
dari nilai pekerjaan yang didapat atau EV,
maka langkah selanjutnya adalah
melakukan perhitungan CPI to go untuk
menentukan nilai index kinerja biaya yang
ideal agar tidak terjadi pemborosan biaya.

Perhitungan CPI to go sebagai berikut:


(BAC−BCWP)
CPI to go = (BAC−ACWP)
(1.792.723.533−122.597.470) Gambar 4 Kurva Sebelum dan Sesudah
CPI to go = (1.792.723.533−123.092.534) Perbaikan CPI
= 1,00029 ≅ 1,000

163
Earned Value Analysis Pada Proyek Pembangunan Gedung Arsip Kantor Bpn
Dari Gambar 4 dapat dilihat nilai ACWP Setelah melakukan perhitungan SPI maka
sebelum dilakukan peningkatan bobot, dapat dilihat index kinerja waktu yang
sehingga kurva ACWP berada diatas kurva terjadi sampai dengan minggu terakhir
BCWP yang artinya biaya aktual yang monitoring. Jika pada minggu terakhir
dikeluarkan lebih banyak dari biaya monitoring nilainya < 1 yang artinya
anggaran. dan dapat dilihat nilai ACWP kinerja biaya buruk karena pekerjaan
setelah dilakukan pengecilan biaya ACWP, selesai terlambat, maka langkah
kurva ACWP berada dibawah sedikit dari selanjutnya adalah melakukan perhitungan
kurva BCWP yang artinya proyek tidak SPI to go untuk menentukan nilai index
mengalami pemborosan biaya. kinerja waktu yang ideal agar tidak terjadi
keterlambatan penyelesaian proyek
4.6 Schedule Performance Index (SPI)
Perhitungan SPI dimulai dari minggu ke 1 (BAC−BCWP)
SPI to go=
hingga minggu ke 17 (minggu terakhir). (BAC−BCWS)
(Rp.1.792.723.533 – Rp.122.597.470)
Hasil analisis SPI tiap minggunya terlihat = (Rp.1.792.723.533−Rp133.526.179 )
pada Tabel 7. = 1,00659
Tabel 7 Rekapitulasi SPI
Perhitungan SPI to go berhubungan dengan
indikator BCWP dan BCWS dimana
BCWP merupakan nilai pekerjaan yang
didapat dan BCWS nilai pekerjaan sesuai
jadwal, oleh karena itu agar proyek tidak
mengalami keterlambatan penyelesaian
proyek maka hasil nilai SPI to go tersebut
seharusnya adalah nilai SPI pada minggu
terakhir monitoring. Agar nilai SPI minggu
terakhir senilai atau mendekati nilai SPI to
go dilakukanlah peningkatan bobot
pekerjaan (BCWP).

Pada proyek Pembangunan Gedung Arsip


Kantor BPN ini didapatkan nilai SPI to go
sebesar 1,00659, sehingga harus dilakukan
peningkatan bobot sebagai berikut:
Sumber: Hasil analisis BCWP Penaikan = BCWS × SPI to go
BCWP Penaikan =Rp.133.526.179
Pada Tabel 7 dapat dilihat index kinerja × 1,00659
biaya yang terjadi dari minggu ke 1 sampai = Rp.134.406.116.52
minggu 17 (minggu terakhir), dimana
minggu ke 3 sampai 15 nilainya < 1 yang Kemudian didapatkan penambahan biaya
artinya pekerjaan selesai terlambat komulatif, setelah itu dilakukan
dikarenakan tidak dilaksanakannya peningkatan bobot aktual yang mendekati
pekerjaan pondasi Poer, Pondasi batu biaya BCWP dari biaya BCWS yang di kali
gunung. Sesuai jadwal, sedangkan minggu dengan nilai SPI to go seperti perbaikan
ke 1, 2, 16 dan 17 pekerjaan terlaksana SPI di atas.
lebih cepat dari jadwal. BCWPPenaikan
Bobot Aktual = BAC
Rp.134.406.116,52
4.7 Schedule Performance Index to go = x 100%
Rp.1.792.723.533
(SPI to go) = 7,49%

164
Jurnal TRANSUKMA Volume 03 Nomor 02 Juni 2021
Dari perhitungan diatas didapatkan nilai = Rp. 123.092.534 + Rp.
SPI to go sebesar 1,00659, sehingga harus 1.670.126.062
dilakukan peningkatan bobot pekerjaan = Rp1.793.218.596
sebesar 0,65 % sehinggan mencapai bobot
7,49 % dengan nilai BCWP Komulatif 4.10 Estimate Temporary Schedule (ETS)
sebesar Rp134.250.173. Pada minggu ke 4 Perkiraan waktu yang diperlukan untuk
agar tidak terjadi keterlambatan menyelesaikan sisa pekerjaan pada proyek
penyelesain proyek. Pembangunan Gedung Arsip Kantor BPN
ditinjau pada (minggu ke 4) dengan rumus
Kurva sebelum dan setelah perbaikan nilai sebagai berikut:
SPI dapat dilihat pada Gambar 5.
ETS = Sisa waktu / Schedule
Performance Index (SPI)
= (13 minggu x 7 hari) / 0.9182
= 99 hari

Sisa waktu pada proyek Pembangunan


Gedung Arsip Kantor BPN setelah 4
minggu pekerjaan berlangsung adalah 13
minggu, tetapi setelah dilakukan
Gambar 5 Kurva Sebelum dan Sesudah
perhitungan ETS perkiraan waktu yang
Perbaikan SPI
dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek
hingga 100% adalah selama 14 minggu.
Dari Gambar 5 dapat dilihat nilai BCWP
sebelum dilakukan peningkatan bobot,
4.11 Estimate as Schedule (EAS)
sehingga kurva BCWP berada di bawah
Total waktu penyelesaian proyek
kurva BCWS yang artinya pekerjaan yang
Pembangunan Gedung Arsip Kantor BPN
telah diselesaikan lebih sedikit dari
dihitung:
rencana. Dan dapat dilihat nilai BCWP
setelah dilakukan peningkatan bobot,
EAS = waktu yang telah ditempuh +
sehingga kurva BCWP berada di atas kurva
Estimate Temporary Schedule (ETS)
BCWS yang artinya pekerjaan yang telah
= (4 minggu x 7 hari) + 99 hari
diselesaikan lebih banyak dari rencana agar
= 127 hari
proyek tidak mengalami keterlambatan
penyelesaian proyek.
Proyek Pembangunan Gedung Arsip
Kantor BPN ini ditargetkan selesai dalam
4.8 Estimate to Complete (ETC)
17 minggu, namun setelah dilakukan
Perhitungan biaya tersisa untuk
perhitungan EAS, maka didapatkan total
penyelesaian proyek dilakukan pada
waktu penyelesaian proyek adalah selama
(minggu ke 4) sebagai berikut:
18 minggu, artinya telah terjadi
ETC = (BAC-BCWP)
keterlambatan penyelesaian pekerjaan
= (Rp.1.792.723.533-
selama 1 minggu.
Rp.122.597.470)
= Rp.1.670.126.062
4.12 Pembahasan
Hasil perhitungan BCWS, BCWP dan
4.9 Estimate at Completion (EAC) ACWP di plot ke dalam bentuk kurva
Total biaya keseluruhan pada Proyek
kinerja biaya dan waktu serta CV dan SV
Pembangunan Gedung Arsip Kantor BPN
seperti pada Gambar 6 dan Gambar 7.
ini dapat dihitung sebagai berikut:

EAC = ACWP + ETC

165
Earned Value Analysis Pada Proyek Pembangunan Gedung Arsip Kantor Bpn
atau EV dan nilai SPI lebih kecil dari 1
maka pekerjaan selesai terlambat.

CPI pada minggu ke 4 nilainya 0,996 dan


nilai CPI < 1, artinya AC yang dikeluarkan
lebih besar dari nilai pekerjaan yang
didapat atau EV. Kemudian nilai SPI pada
minggu ke 4 nilainya 0,9182 dan nilai SPI
< 1, artinya pekerjaan terlaksana lebih
lambat dari jadwal.

Gambar 6 Kurva Kinerja Biaya dan ETC merupakan perkiraan biaya untuk
Waktu pekerjaan yang tersisa hingga akhir
proyek. Perkiraan biaya yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan sisa proyek adalah
sebesar Rp.1.670.126.062.

Dari hasil perhitungan, estimasi biaya


akhir proyek sebesar Rp.1.793.218.596
artinya proyek mengalami kerugian karena
nilai EAC diatas nilai BAC.

ETS merupakan perkiraan waktu sisa


pekerjaan yaitu 14 minggu, dimana sisa
waktu pekerjaan sesuai rencana adalah 13
Gambar 7 Detail Kurva Kinerja Biaya dan minggu, artinya untuk menyelesaikan sisa
Waktu pekerjaan dibutuhkan waktu tambahan
selama 1 minggu.
Dari hasil analisa perhitungan Proyek
Pembangunan Gedung Arsip Kantor BPN Dari hasil perhitungan, estimasi waktu
dimana nilai BCWP < BCWS penyelesaian proyek adalah 18 minggu dari
menunjukkan proyek mengalami jadwal rencana 17 minggu artinya proyek
penyimpangan waktu (schedule overrun) mengalami keterlambatan penyelesaian
dan ACWP < BCWP menunjukkan tidak selama 1 minggu.
terjadi penyimpangan biaya (cost
underrun). 5. KESIMPULAN
Kesimpulan yang bisa diambil dalam
CV pada minggu ke 4 bernilai negativ penelitian ini adalah
sebesar - Rp.495.064, sedangkan schedule 1. Biaya proyek untuk pekerjaan tersisa
varians bernilai negatif sebesar – sebesar Rp.1.670.126.062.
Rp.10.928.709. Maka penilaian CV dan 2. Biaya keseluruhan proyek sebesar
SV minggu ke 4 adalah pekerjaan menelan Rp.1.793.218.596, biaya tersebut lebih
biaya lebih besar dari anggaran dan selesai besar nilainya dari nilai anggaran
terlambat. sebesar Rp.1.792.218.596, artinya
proyek mengalami kerugian.
CPI pada minggu ke 4 nilainya 0,996, Sedangkan setelah dilakukan
sedangkan schedule performance index perhitungan estimasi waktu
nilainya 0,9182. Jika CPI lebih Kecil dari 1 keseluruhan proyek didapatkan hasil
maka actual cost yang dikeluarkan lebih bahwa proyek akan mengalami
besar dari nilai pekerjaan yang di dapat keterlambatan penyelesaian selama 1

166
Jurnal TRANSUKMA Volume 03 Nomor 02 Juni 2021
minggu, maka agar tidak terjadi https://transukma.uniba-
keterlambatan penyelesaian harus bpn.ac.id/index.php/transukma/articl
dilakukan peningkatan bobot e/view/45
pekerjaan sebesar 0,65% sehingga Hendra Galih Prastyono. 2010. Earned
mencapai bobot 7,49% dengan biaya Value Analysis terhadap Waktu pada
sebesar Rp.11.677.522,21. Proyek Pembangunan Gedung,
3. Waktu yang dibutuhkan untuk Skripsi, Teknik Sipil Universitas
menyelesaikan sisa pekerjaan Proyek Negeri Sebelas Maret Surakarta.
Pembangunan Gedung Arsip Kantor Iman Soeharto. 1997. Manajemen Proyek
BPN selama 14 minggu, waktu ini Hubungan Triple Constrain.
menunjukan pekerjaan akan selesai 1 Erlangga.
minggu, lebih lama dari rencana Irfanur Rahman. 2010. Earned Value
semula yaitu 13 minggu. Analysis terhadap biaya pada
Proyek Pembangunan Gedung.
DAFTAR PUSTAKA Skripsi prodi Teknik Sipil UNS.
Ayuhalinda Ekso Pertiwi. 2018. Evaluasi Joy U. 2019. Bangun, Analisis
Pengendalian Waktu pada Proyek Pengendalian Waktu dan Biaya pada
Pembangunan Gedung Rawat Inap 3 Tahap Pelaksaanaan Proyek dengan
dan 4 RSUD SURADADI menggunakan Metode Nilai Hasil,
menggunakan Earned Value Jurnal Teknik Sipil, 8(1):1-54 tahun
Concept, Skripsi, Teknik Sipil 2019.
Universitas Islam Indonesia Kementerian Agraria Dan Tata
CV. Lumbung Rezeki. 2017. Rekapitulasi Ruang/Badan Pertanahan Nasional
RAB Pembangunan Fisik Gedung (http://kot-
Arsip dan Penunjang Kantor balikpapan.atrbpn.go.id/Tentang-
Pertanahan Kota Balikpapan Kami/Sekilas.aspx, diakses 30
CV. Lumbung Rezeki. 2017 Time Schedule Desember 2019)
Actual Project Pembangunan Fisik Vera Damayanti. 2019. Analisis Biaya dan
Gedung Arsip dan Penunjang Kantor Waktu menggunakan Metode Earned
Pertanahan Kota Balikpapan Value Analysis pada Konstruksi
CV. Lumbung Rezeki. 2017. Time Workshop, Skripsi, Teknik Sipil
Schedule Planning Project (Kurva S) Universitas Balikpapan.
Pembangunan Fisik Gedung Arsip
dan Penunjang Kantor Pertanahan
Kota Balikpapan.
CV. Lumbung Rezeki. 2017. Weekly
progress project Pembangunan Fisik
Gedung Arsip dan Penunjang Kantor
Pertanahan Kota Balikpapan.
Dian Putri Ana. 2018. Analisis Biaya dan
Waktu dengan Metode Earned Value
Analysis pada Proyek Konstruksi
Jembatan, Skripsi, Teknik Sipil
Universitas Balikpapan.
Hamriani Ryka dan Irna Hendriyani. 2016.
Analisis Kinerja Proyek
Pembangunan Siring SDN 037
Penajam. Jurnal Transukma Prodi
Teknik Sipil Universitas Balikpapan
Vol. 2 No. 1 Tahun 2016. Link

167
Earned Value Analysis Pada Proyek Pembangunan Gedung Arsip Kantor Bpn

Anda mungkin juga menyukai