Sistem
Informasi
Manajemen
Informasi Dalam Pelaksanaan
09
Fakultas Ekonomi & Manajemen 2A5313EL Dr.ZULFITRI, MS,MM
Bisnis
Abstract Kompetensi
Sistem informasi dikembangkan untuk tujuan Mahasiswa mengetahui jenis-jenis sistem
yang berbeda-beda tergantung pada informasi dalam organisasi/perusahaan yang
kebutuhan bisnis organisasi/perusahaan. mendukung operasinya
Sistem Informasi adalah kombinasi dari teknologi informasi dan aktivitas orang yang
menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi dan manajemen. Dalam arti yang sangat
luas, istilah sistem informasi yang sering digunakan merujuk kepada interaksi antara orang,
proses algoritmik, data, dan teknologi. Dalam pengertian ini, istilah ini digunakan untuk merujuk
tidak hanya pada penggunaan organisasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK), tetapi juga
untuk cara di mana orang berinteraksi dengan teknologi ini dalam mendukung proses bisnis.
Sistem informasi dikembangkan untuk tujuan yang berbeda-beda tergantung pada kebutuhan
bisnis
1. Klasifikasi Sistem Informasi
Ada berbagai cara untuk mengelompokkan sistem informasi. Klasifikasi yang umum dipakai
antara lain didasarkan pada :
a. Hirarki
b. level organisasi,
c. area fungsional,
d. dukungan yang diberikan, dan
e. arsitektur sistem informasi.
Beberapa istilah sistem informasi lain juga sering dijumpai dalam literatur, seperti sistem
informasi strategis dan sistem informasi geografi.
Pribadi 1 Individual
Berdasarkan area fungsional seperti ini, dikenal sejumlah sistem infor¬masi fungsional. Jadi,
sistem informasi fungsional adalah sistem infor¬masi yang ditujukan untuk memberikan
informasi bagi kelompok orang yang berada pada bagian tertentu dalam perusahaan. Beberapa
sistem informasi fungsional yang umum adalah sebagai berikut:
Sistem
Keterangan
Informasi
Sistem
Sistem informasi yang menyediakan informasi yang dipakai oleh
informasi
fungsi pemasaran. Misalnya berupa ringkasan penjualan.
pemasaran
Penggolongan sistem-sistem informasi fungsional sering kali didasarkan pada perspektif yang
berbeda. Hall (2001) membedakan sistem infor¬masi akuntansi dengan sistem informasi
lainnya. Semua informasi, selain sistem informasi akuntansi, dianggap sebagai sistem informasi
mana-jemen. Jika sistem informasi akuntansi mencakup semua transaksi yang berhubungan
dengan keuangan dalam perusahaan, sistem informasi manajemen mencakup semua transaksi
non-keuangan. Oleh karena itu, sistem informasi akuntansi dibedakan dengan sistem informasi
mana¬jemen. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa sistem informasi akuntansi
sebenarnya hanyalah bagian dari sistem informasi manajemen (Gelinas, Oram, dan Wiggins,
1990). Atau, beberapa sistem fungsional sebenarnya adalah bagian atau subsistem dari sistem
informasi akuntansi (Romney, Steinbart, dan Cushing, 1997). Menurut McLeod (1988), sistem
informasi justru merupakan subsistem bagi sistem informasi fungsional yang lain. Pada
prinsipnya, pandangan-pandangan yang telah diutarakan tak ada yang salah, karena hal itu
memang tergantung pada implementasi sistem informasi itu sendiri.
. Transaction Processing System (TPS) berfungsi pada level organisasi; Office Automation
System (OAS) dan pendukung Knowledge Work System (KWS) yang bekerja pada level
knowledge. Sistem-sistem pada level yang lebih tinggi meliputi Sistem Informasi Manajemen
(SIM), dan Decision Support System(DSS). Sistem ahli menerapkan keahlian pembatasan
keputusan untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan khusus dan terstruktur. Pada
level manajemen strategis kita menemukan Executive Support System (ESS), Group Decision
Support System (GDSS), dan yang lebih umum dijelaskan sebagai Computer Supported
Collaboration Work Systems (CSCWS) yang membantu para pembuat keputusan untuk
beranekaragaman organisasi tak terstruktur atau semi terstruktur.
Transaction Processing System (TPS) adalah sistem informasi yang terkomputerisasi yang
dikembangkan untuk memproses data-data dalam jumlah besar untuk transaksi bisnis rutin
seperti daftar gaji dan inventarisasi. TPS menghapus rasa bosan saat melakukan transaksi
operasional sekaligus mengurangi waktu, meskipun orang masih harus memasukkan data ke
sistem komkputer secara manual.
Knowledge Work System (KWS) mendukung para pekerja profesional seperti ilmuwan,
insinyur, dan doktor dengan membantu mereka menciptakan pengetahuan baru dan
memungkinkan mereka mengkontribusikannya ke organisasi atau masyarakat.
Untuk mengakses informasi, pengguna SIM membagi basis data biasa. Basis data
menyimpan data-data dan model yang membantu pengguna menginterprestasikan dan
menerapkan data-data tersebut. SIM menghasilkan output informasi yang digunakan untuk
membuat keputusan. SIM juga dapat membantu menyatukan beberapa fungsi informasi
bisnis yang sudah terkomputerisasi, meski tidak berupa suatu struktur tunggal.
Kelas sistem informasi terkomputerisasi pada level yang lebih tinggi adalah Decision Support
System (DSS). DSS hampir sama dengan SIM tradisional kerena keduanya sama-sama
Kecerdasan Buatan (AI) bisa dianggap bidang yang arsitek tingkat tinggi untuk sistem ahli.
Daya tolak/dorongan umum dari AI dimaksudkan untuk mengembangkan mesin-mesin yang
berfungsi secara cerdas. Dua cara untuk melakukan riset AI adalah memahami bahasa
alamiahnya serta menganalisis kemampuannya untuk berpikir melalui problem sampai ke
kesimpulan logiknya. Sistem ahli menggunakan pendekatan-pendekatan pemikiran AI untuk
menyelesaikan permasalahan serta memberikannya lewat pengguna bisnis (dan lain-lain).
Sistem ahli adalah suatu kelas yang sangat spesial yang dibuat sedemikian rupa sehingga
bisa dipraktikkan untuk digunakan dalam bisnis sebagai akibat dari semakin banyaknya
perangkat keras dan parengkat lunak seperti komputer pribadi (PC) dan shell sistem ahli.
Suatu sistem ahli (juga disebut sebagai knowledge-based system) secara efektif menangkap
dan menggunakan pengetahuan seorang ahli untuk menyelesaikan masalah yang dialami
dalam suatu organisasi. Ditegaskan bahwa tidak seperti DSS, yang meninggalkan keputusan
terakhir bgi pembuat keputusan, sistem ahli menyeleksi solusi terbaik terhadap suatu
masalah atau suatu kelas masalah khusus.
Bila kelompok perlu bekerja bersama-sama untuk membuat keputusan semi-terstruktur dan
tak-terstruktur, maka group Decision support System membuat suatu solusi. Group Decision
Support System (GDSS), yang digunakan di ruang khusus yang dilengkapi dengan sejumlah
konfigurasi yang berbeda-beda, memungkinkan anggota kelompok berinteraksi dengan
pendukung elektronik-seringnya dalam bentuk perangkat lunak khusus-dan suatu fasilitator
kelompok khusus. GDSS dimaksudkan untuk membawa kelompok bersama-
samamenyelesaikan masalah dengan memberi bantuan dalam bentuk pendapat, kuesioner,
konsultasi, dan skenario. Perangkat lunak GDSS dirancang untuk meminimalkan perilaku
kelompok negatif tertentu seperti kurangnya partisipasi berkaitan dengan kekhawatiran atau
tindakan balasan untuk menyatakan bahwa sudut pandang tidak dikenal, domonasi oleh
anggota kelompok vokal, dan pembuatan keputusan ‘group think’. Kadang-kadang GDSS
dibahas menurut istilah yang lebih umum Computer Supported Collaborative Work (CSCW),
yang mencakup pendukung perangkat lunak yang disebut ‘groupware’ untuk kolaborasi tim
melalui komputer yang terhubung dengan jaringan.
Bila eksecutive beralih ke komputer, mereka seringnya mencari cara-cara yang bisa
membantu mereka membuat keputusan pada tingkat strategis. Executive Support System
(ESS) membantu para eksekutif mengatur interaksi mereka dengan lingkungan eksternal
dengan menyediakan grafik-grafik dan pendukung komunikasi di tempat-tempat yang bisa di
2019 Sistem Informasi
Manajemen
11
Dr.ZULFITRI, MS, MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
akses seperti kantor. Meskipun ESS tergantung pada informasi yang dihasilkan oleh TPS
dan SIM, ESS membantu pengguna mengatasi problem keputusan yang tidak terstruktur,
yang bukan aplikasi khusus, dengan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk
memikirkan problem -problem strategis. ESS memperluas dan mendukung kemampuan
eksekutif, memungkinkan mereka membuat lingkungan tampak masuk akal.
E. TEKNOLOGI INFORMASI
Teknologi informasi merupakan satu dari sekian banyak alat bantu yang digunakan
para manajer untuk menjembatani perubahan.
Perangkat keras komputer menjadi alat fisik yang digunakan untuk aktivitas input,
pemrosesan, dan output pada suatu sistem informasi.
Terdiri dari: komputer yang memproses unit; beragam output, dan perangkat
penyimpanan; dan media fisik untuk menghubungkan semua alat ini.
Peralatan komunikasi dan komputer dapat dihubungkan melalui jaringan untuk
berbagi suara, data, gambar, bunyi, atau bahkan video. Jaringan menghubungkan
dua atau lebih komputer untuk berbagi sumber daya atau data misalnya printer.
Semua teknologi ini menampilkan sumber-sumber daya yang bisa dibagikan di
keseluruhan organisasi dan dengan demikian ikut membangun infrastruktur teknologi
informasi (TI).
Infrastruktur TI yaitu perangkat keras dan lunak komputer serta teknologi
penyimpanan data, dan jaringan yang menjadi portofolio dari pembagian sumber
daya-sumber daya teknologi informasi untuk organisasi.
Daftar Pustaka
[1] James A. O’ Brien, Introduction to information System, Edition 12, 2005
[2] Raymond McLeod, Jr, Management Information Systems, Edition 6, 1995
[3] Tuban, McLean, Etherbe, Information Technology for Manajement, Second
Edition, John Wiley & Sons.Inc., New York, 1999.
[4] Indrajit, Richardus Eko. (2000). Pengantar konsep dasar manajemen sistem
informasi dan teknologi informasi. Jakarta: Elex Media Komputindo.
[5] Kadir Abdul. (2003). Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: Penerbit Andi