Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MANAJEMEN PROYEK

Pengelolaan proyek-proyek berskala besar memerlukan perencanaan, penjadwalan, dan

pengkoordinasian yang hati-hati dari berbagai aktivitas yang saling berkaitan . Untuk itu

dibutuhkan prosedur-prosedur formal yang didasarkan atas penggunaan jaringan kerja (Network)

dan teknik-teknik Network . Dari permasalahan yang ada dilapangan inilah yang mendorong

penulis untuk menyusun buku ajar Manajemen Proyek yang dikhususkan untuk bidang Ekonomi

khususnya Manajemen .

Analisa Jaringan kerja merupakan suatu perpaduan pemikiran yang logis, digambarkan

dengan suatu jaringan yang berisi lintasan-lintasan kegiatan dan memungkinkan pengolahan

secara analitis. Analisa jaringan kerja memungkinkan suatu perencanaan yang efektif dari suatu

rangkaian yang mempunyai interaktivitas. Metode manajemen banyak bermanfaat terutama

dalam hal perencanaan, penjadwalan, dan pengawasan pembangunan proyek, bermanfaat dalam

pengambilan keputusan (decision making) serta kegiatan-kegiatan operasional lainnya. Penerapan

metode manajemen disegala bidang bidang kegiatan kenyataannya prosedurnya tidaklah begitu

kompleks, hal mana dapat dianalisa secara sistematis dan sederhana dengan menggunakan analisa

jaringan kerja.

Analisa jaringan kerja merupakan suatu istilah umum yang digunakan untuk semua aspek

jaringan kerja dalam perencanaan dan pengawasan proyek, penggunaan waktu secara efektif dan

efisien sangat diperlukan. Sehingga dalam pengerjaan sebuah proyek tak jarang dilaksanakan

dengan mempercepat waktu pengerjaan dengan mengalokasikan sejumlah biaya tambahan.

Dalam buku ajar ini ada 2 (dua) metode yang akan diajarkan yaitu Metode Jalur Kritis

(CPM) yang membahas mengenai optimalisasi biaya dalam penyelesaian proyek dan Metode

Evaluasi Proyek dan Ulasan Teknik (PERT) yang bertujuan untuk sebanyak mungkin mengurangi

1
adanya penundaan, maupun gangguan produksi, serta mengkoordinasikan berbagai bagian suatu

pekerjaan secara menyeluruh dan mempercepat selesainya proyek.

1.2. KONSEP MANAJEMEN PROYEK

Yaitu penerapan suatu ilmu pengetahuan, ketrampilan, dan keahlian yang berkaitan dengan

proyek yang ditangani serta metode teknis yang digunakan dalam mengelola sumber daya yang

ada guna memperoleh tujuan yang telah ditetapkan yaitu output/hasil yang maksimal yang terkait

dengan kualitas, waktu,kinerja, dan keselamatan kerja . Tujuan utama proyek adalah memuaskan

kebutuhan pelanggan . Disamping kemiripan, karakteristik dari sebuah proyek membantu

membedakan proyek tersebut dari yang lainnya dalam organisasi .

1. Karakteristik utama Proyek, yaitu :

a. Penetapan tujuan

b. Masa hidup yang terdefinisi mulai dari awal hingga akhir .

c. Melibatkan beberapa departemen dan profesional

d. Melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya .

e. Waktu, biaya, dan kebutuhan yang spesifik .

2. Standar Kinerja Proyek

Standard kerja harus dibuat dengan akurat, yaitu dengan cara membuat perencanaan

berikut :

a. KURVA S , berguna untuk mengendalikan kinerja biaya dan mengetahui progress

waktu proyek

b. DIAGRAM CASH FLOW, dapat mengendalikan keseluruhan biaya proyek secara

detail sehingga tidak mengganggu keseimbangan kas proyek .

2
c. KURVA EARNED VALUE, dapat melakukan penjadwalan ulang dan meramalkan

seberapa besar biaya yang harus dikeluarkan hingga akhir proyek bila terjadi

penyimpangan biaya .

d. BALANCE SHEET, menyatakan besarnya aktiva dan passiva keuangan perusahaan

selama periode satu tahun dengan keseluruhan proyek yang telah dikerjakan beserta

asset yang dimiliki perusahaan .

1.3.KERANGKA DAN KOMPONEN MANAJEMEN PROYEK

Biaya

Anggaran

Jadwal Mutu

waktu Kinerja

Gambar 1.1. Kerangka Manajemen Proyek

* Anggaran : Proyek harus diselesaikan dengan biaya yang tidak

melebihi anggaran . Bila melibatkan dan cukup besar dan

jadwal pengerjaan bertahun-tahun maka anggarannya

ditentukan secara total dan dibagi per termin

* Jadwal : Proyek harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan

Tanggal akhir yang telah ditentukan (penyerahaannya

tidak boleh melewati batas yang ditentukan)

* Mutu : Produk atau hasil kegiatan proyek harus memenuhi spesifikasi

dan kriteria yang dipersyaratkan .

3
1.4. RUANG LINGKUP MANAJEMEN PROYEK

a. Menetapkan waktu kapan proyek akan dilaksanakan

b. Merencanakan scoope atau besaran lingkup yang akan digarap pada suatu proyek

c. Menyusun dan menjelaskan definisi operasional dari setiap ruang lingkup proyek

d. Melakukan verifikasi dan pengawasan terhadap perubahan yang dapat terjadi saat proyek

dilaksanakan .

1.5. TUJUAN MANAJEMEN PROYEK

a. On Time, penyelesaian suatu proyek sesuai waktu yang ditentukan dan tidak terjadi

keterlambatan .

b. Anggaran sesuai dengan perencanaan, anggaran telah disusun agar tidak terjadi pemborosan

dan biaya tambahan diluar rencana anggaran .

c. Kualitas sesuai dengan kriteria yang disyaratkan

d. Keberjalanan kegiatan proyek berlangsung dengan lancar

1.6. SEJARAH PERKEMBANGAN CPM/PERT

1.6.1 Critical Path Method (CPM)

Metode Jalur Kritis, kadang-kadang disebut sebagai Critical Path Analysis (CPA)

yang dikembangkan di tahun 1950 oleh Du Pont Perusahaan Remington Rand

Corporation . Ini secara Khusus dikembangkan untuk mengelola proyek pembangkit

listrik pemeliharaan. Mereka ingin mengembangkan alat manajemen yang akan

membantu dalam penjadwalan kimia tanaman menutup down untuk pemeliharaan dan

kemudian restart mereka sekali pemeliharaan selesai. Metode CPM menyelamatkan satu

perusahaan untuk sejuta dollar pada tahun pertama penggunaan.

4
1.6.2. Program Evaluation and Review Technique (PERT)

Bekerja terpisah namun serupa juga sedang dilakukan pada pertengahan tahun

1950-an oleh Angkatan Laut Amerika Serikat . Pemerintah AS ditemukan Rusia sedang

mengembangkan teknologi rudal mereka sendiri, dan karena keamanan nasional yang

dipertaruhkan Angkatan Laut segera meluncurkan program mereka sendiri untuk

menutup kesenjangan rudal.

Proyek ini sangat besar, dan jadi penting untuk Angkatan Laut untuk melakukan

penelitian tentang perencanaan dan pengendalian rumit proyek. Penelitian ini disebut

sebagai Evaluasi Program Penelitian Tugas (kode-nama PERT). Pada bulan Februari

tahun 1958, Dr. C.E. Clark, dari tim PERT, memperkenalkan diagram panah pertama

PERT, kemudian disebut sebagai Evaluasi Program dan Ulasan Teknik, diaplikasikan

pada Program Rudal Balistik Armada akhir tahun. Dengan lebih dari 3.000 kontraktor,

Vendor, dan lainnya Tim yang terlibat, itu penting strategis untuk menyelesaikan proyek

dengan cepat dan efisien. PERT membuktikan nilainya, dan diberikan kredit untuk

mengambil dua tahun dari perkiraan waktu yang diperlukan untuk mengembangkan rudal

Polaris, dan masih standart untuk semua proyek Angkatan Laut saat ini.

PERT dikembangkan oleh perusahaan konsultan Booz-Allen and Hamilton pada

tahun 1958-1959 ketika mereka diminta oleh Lockheed Aircraft Corporation untuk

menyusun model perencanaan dan pengendalian proyek Polaris Weapon System, yaitu

khusus dari US Navy. Kehandalan model PERT sebagai alat bantu dalam perencanaan

dan pengendalian operasi diuji pada proyek tersebut, dan ternyata sukses luar biasa.

PERT, dalam proyek Polaris, berhasil mengkoordinasi kegiatan-kegiatan yang

melibatkan 250 kontraktor utama, lebih dari 9000 subkontraktor, sejumlah agen, dan

5
ribuan individu sehingga proyek tersebut bisa diselesaikan enam belas bulan lebih cepat

dari taksiran semula. Sebagai dampak dari keberhasilan itu, pemerintah Amerika

kemudian menerapkan PERT pada proyek-proyek berikutnya seperti proyek Angkatan

udara, yaitu : Minuteman, Skybolt, dan Dyna-Soar serta proyek Angkatan laut yang lain

yaitu Nike-Zeus. Kehandalan PERT sebagai alat perencanaan yang efektif tercermin pula

pada keputusan pemerintah Amerika (1962) yang menghendaki penggunaan PERT pada

kontrak-kontrak pembangunan dan proyek-proyek penelitian yang disponsori oleh

pemerintah Siswanto (2007).

1.7. TUJUAN CPM/PERT

Tujuan dari CPM/PERT secara umum adalah untuk menentukan waktu terpendek yang

diperlukan untuk merampungkan proyek atau menentukan jalur kritis (Critcal Path), yaitu

jalur dalam jaringan yang membutuhkan waktu penyelesaian paling lama .

Adapun tujuan PERT secara khusus/rinci yaitu :

1. Mengurangi Penundaan pekerjaan

2. Mengurangi gangguan

3. Mengurangi konflik produksi

6
1.8. MANFAAT CPM/PERT

Manfaat CPM/PERT adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui ketergantungan dan keterhubungan tiap pekerjaan dalam suatu proyek

2. Dapat mengetahui implikasi dan waktu jika terjadi keterlambatan suatu pekerjaan

3. Dapat mengetahui kemungkinan untuk mencari jalur alternative lain yang lebih baik

untuk kelancaran proyek

4. Dapat mengetahui kemungkinan percepatan dari salah satu atau beberapa jalur kegiatan.

5. Dapat mengetahui batas waktu penyelesaian proyek.

7
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. METODE CPM/PERT

2.1.1 CPM (Critical Path Methode)

1. Pengertian CPM

CPM (Critical Path Methode) merupakan suatu metode dalam

mengidentifikasi jalur atau item pekerjaan yang kritis dan membuatnya agar dapat

menjadi secara manual matematis (Yuandha,2011)

Menurut Jamal Mustofa (2012) CPM (Critical Path Method) atau Analisis

Jalur Kritis merupakan salah satu metode analisis jaringan kerja yang digunakan untuk

merencanakan, menjadwal dan memonitor proyek-proyek seperti membangun Gedung,

memelihara system computer, riset dan pengembangan, dan lain-lain.

Menurut Levin dan Kirkpatrick (1972), Metode Jalur Kritis (Critical Path

Method) yakni metode untuk merencanakan dan mengawasi proyek-proyek merupakan

system yang paling banyak dipergunakan diantara semua system lain yang memakai

prinsip pembentukan jaringan.

Critical Path Method merupakan suatu metode perencanaan dan

pengendalian proyek-proyek merupakan system yang paling banyak digunakan diantara

semua system yang memakai prinsip pembentukan jaringan. . Jalur Metode Kritis (CPM)

adalah teknik untuk menganalisis proyek dengan menentukan urutan terpanjang tugas

atau urutan tugas sesuai dengan tingkat kekenduran melalui jaringan proyek (Newbold,

1998)

Menurut Samuel (2004) Metode Jalur Kritis (CPM) adalah salah satu dari

beberapa Teknik yang saling terkait untuk melakukan perencanaan proyek. CPM adalah

8
proyek-proyek yang terdiri dari sejumlah kegiatan. Jika beberapa kegiatan memerlukan

kegiatan lain untuk menyelesaikan sebelum mereka dapat memulainya, maka proyek

menjadi jaringan yang kompleks dari kegiatan .

CPM (Critical Path Methode) adalah matematis yang berbasis algoritma

yang digunakan untuk penjadwalan serangkaian proyek kegiatan . Hal ini penting karena

CPM merupakan alat penting untuk manajemen proyek yang efektif (Jesse dan Desirae,

2009).

Metode CPM merupakan metode perencanaan penjadwalan proyek

konstruksi yang dapat menunjukkan aktivitas-aktivitas kritis. Aktivitas-aktivitas kritis

tersebut sangat mempengaruhi waktu penyelesaian pekerjaan dari salah satu aktivitas

kritis proyek yang akan mengalami keterlambatan pelaksanaannya, yang berarti akan

menyebabkan keterlambatan penyelesaian proyek secara keseluruhan (James J.O Brien,n

PE, 1971).

Jadi CPM merupakan Analisa jaringan kerja yang berusaha mengoptimalkan

biaya total proyek melalui pengurangan waktu penyelesaian total proyek yang

bersangkutan.

2. Kelebihan dan Kelemahan CPM

a. Kelebihan Critical Path Method

1). Menghemat waktu dan biaya proyek

2). Alat komunikasi yang efektif

3). Sangat berguna untuk mengetahui pekerjaan yang bersifat kritis.

4). Dapat digunakan untuk menghitung toleransi keterlambatan suatu

pekerjaan yang tidak bersifat kritis .

9
b. Kelemahan Critical Path Method

1). Pekerjaan yang terlalu banyak

2). Penilaian durasi pekerjaan

3). Penilaian interdependensi pekerjaan

4). Pembuatan dan pembacaan jadwal yang jauh lebih sulit

2.1.2. PERT (Program Evaluation and Review Technique)

1. Pengertian PERT

PERT adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan

penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasikan bagian-bagian pekerjaan yang ada

didalam suatu proyek (febrianto,2011)

PERT merupakan singkatan dari Program Evaluation and Review Technique

(Teknik menilai dan meninjau kembali program), Teknik PERT adalah suatu metode

yang bertujuan untuk sebanyak mungkin mengurangi adanyapenundaan, maupun

gangguan produksi, serta mengkoordinasikan berbagai bagian suatu pekerjaan secara

menyeluruh dan mempercepat selesainya proyek (Upadi,2011).

T. Hani Handoko (1993 hal: 401) mengemukakan bahwa, PERT adalah suatu

metode analisis yang dirancang untuk membantu dalam penjadwalan dan pengendalian

proyek-proyek yang kompleks, yang menuntut bahwa masalah utama yang dibahas yaitu

masalah Teknik untuk menentukan jadwal kegiatan beserta anggaran biayanya sehingga

dapat diselesaikan secara tepat waktu dan biaya.

Menurut Saleh Mubarak dalam bukunya yang berjudul Construction Project Scheduling

and Control-2nd ed :

“PERT is an event-oriented network analysis technique used to estimate project duration

when individual activity duration estimates are highly uncertain”.

10
PERT adalah suatu kondisi yang berorientasi analisis jaringan Teknik yang digunakan

untuk memperkirakan durasi proyek ketika memperkirakan durasi kegiatan individu yang

sangat tidak pasti.

2. Karakteristik

a. Karakteristik PERT

Dari langkah-langkah penjelasan metode PERT maka bisa dilihat suatu karakteristi dasar

PERT, yaitu sebuah jalur kritis dengan diketahuinya jalur kritis ini maka suatu proyek

dalam jangka waktu penyelesaian yang lama dapat diminimalisasi.

b. Karakteristik Proyek

1). Kegiatannya dibatasi oleh waktu ; sifatnya sementara, diketahui kapan mulai dan

berakhirnya .

2). Dibatasi oleh biaya

3). Dibatasi oleh kualitas

4). Biasanya tidak berulang-ulang

3. Kelebihan dan kekurangan metode PERT

a. Kelebihan pada metode PERT

1). Berguna pada tingkat manajemen proyek

2). Secara matematis tidak terlalu rumit

3). Menampilkan secara grafis menggunakan jaringan untuk menunjukkan hubungan

antar kegiatan.

4). Dapat ditunjukkan jalur kritis, jalur yang tidak ada slacknya atau halangan .

5). Dapat memantau kemajuan proyek

6). Dapat diketahui waktu seluruh proyek akan selesai

11
7). Mengetahui apa saja kegiatan kritis yaitu kegiatan yang akan menunda

proyek jika terlambat dikerjakan.

8). Apa kegiatan non-kritis; kegiatan yang boleh dikerjakan terlambat

9). Mengetahui probabilitas proyek selesai pada waktu tertentu

10). Mengetahui jumlah uang yang dibelanjakan sesuai rencana dengan proyek tersebut.

11). Efisiensi jumlah sumberdaya yang ada dapat menyelesaikan proyek tepat waktu.

b. Kekurangan pada metode PERT

1). Kegiatan proyek harus didefinisikan dengan jelas

2). Hubungan antar kegiatan harus ditunjukkan dan dikaitkan

3). Perkiraan waktu cenderung subyektif oleh perancang PERT

4). Terlalu focus pada jalur kritis, jalur yang terlama dan tanpa hambatan

2.2. Metodologi dan Komponen-komponen PERT

1. Metodologi PERT

PERT merupakan metode yang digunakan dalam analisis network . Analisis

Network bertujuan untuk membantu dalam penjadwalan dan pengawasan kompleks yang

saling berhubungan dan saling tergantung satu sama lain . Hal ini dilakukan agar

perencanaan dan pengawasan semua kegiatan itu dapat dilakukan secara sistematis,

sehingga dapat diperoleh efisiensi kerja. Metodologi PERT divisualisasikan dengan suatu

grafik atau bagan yang melambangkan ilustrasi dari sebuah proyek. Diagram jaringan ini

terdiri dari beberapa titik (Nodes) yang merepresentasikan kejadian (event). Titik-titik

tersebut dihubungkan oleh suatu vector (garis yang memiliki arah) yang

merepresentasikan suatu pekerjaan (task) dalam sebuah proyek. Arah dari garis

menunjukkan suatu urutan pekerjaan. Ada 2 (dua) pendekatan untuk menggambarkan

jaringan proyek, yaitu :

12
a. Kegiatan pada titik (activity on node-AON)

Pada AON, titik menunjukkan kegiatan

Kegiatan
Kegiatan
A B

Gambar 2.1. Hubungan peristiwa dan kegiatan pada AON

b. Kegiatan pada panah (activity on arrow – AOA)

Pada AOA, panah menunjukkan aktivitas

Kegiatan

Gambar 2.2. Hubungan peristiwa dan kegiatan pada AOA

AOA kadang-kadang memerlukan tambahan kegiatan dummy untuk

memperjelas hubungan. Kegiatan dummy adalah kegiatan yang sebenarnya tidak nyata,

sehingga tidak membutuhkan waktu dan sumberdaya . Dummy digambarkan dengan garis

putus-putus dan diperlukan bila terdapat lebih dari satu kegiatan yang mulai dan selesai

pada event yang sama. Kegunaan dari kegiatan dummy (semu) yaitu :

a. Untuk menunjukkan urutan pekerjaan yang lebih tepat bila suatu kegiatan tidak

secara langsung tergantung pada suatu kegiatan lain.

b. Untuk menghindari network dimulai dan diakhiri oleh lebih dari satu peristiwa dan

menghindari dua kejadian dihubungkan oleh lebih dari satu kegiatan.

13
Contoh :

A C
1 3 4

B2 D 3 5

Gambar 2.3. Contoh kegiatan dummy

Keterangan :

Kegiatan A dan B harus sudah selesai sebelum kegiatan C dapat dimulai . sedangkan D

dapat dimulai segera setelah B selesai dan tidak bergantung dengan A

2. Komponen-komponen dalam pembuatan PERT

Komponen-komponen dalam pembuatan PERT adalah :

a. Kegiatan (activity)

Suatu pekerjaan/tugas dimana penyelesaiannya memerlukan periode waktu, biaya,

serta fasilitas tertentu. Kegiatan ini diberi symbol tanda panah .

b. Peristiwa (Event)

Menandai permulaan dan akhir suatu kegiatan. Peristiwa diberi symbol lingkaran

(nodes) dan nomor, dimana nomor dimulai dari nomor kecil bagi peristiwa yang

mendahuluinya .

14
Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan network PERT

1). Sebelum suatu kegiatan dimulai, semua kegiatan yang mendahului harus sudah

selesai dikerjakan .

2). Anak panah menunjukkan urutan dalam mengerjakan pekerjaan.

3). Nodes diberi nomor supaya tidak terjadi penomoran nodes yang sama .

4). Dua buah peristiwa hanya bisa dihubungkan oleh satu kegiatan (anak panah)

5). Network hanya dimuali dari suatu kejadian awal yang sebelumnya tidak ada pekerjaan

yang mendahului dan network diakhiri oleh satu kejadian saja .

Berikut adalah penjelasan network PERT melalui contoh gambar .

1). Sebuah kegiatan (activity) merupakan proses penyelesaian suatu pekerjaan

selama waktu tertentu dan selalu diawali oleh node awal dan diakhiri oleh node akhir

yaitu saat tertentu atau event yang menandai awal dan akhir suatu kegiatan

Node awal Kegiatan Node akhir kegiatan

1 2

Kegiatan

2). Kegiatan B baru bisa dimulai dikerjakan setelah kegiatan A selesai

A B
1 2 3

15
3). Kegiatan C baru bisa mulai dikerjakan setelah kegiatan A dan B selesai

A C
1 3 4

3. Waktu kegiatan (Activity Time)

Activity Time adalah kegiatan yang akan dilaksanakan dan berapa lama waktu

penyelesaiannya. Ada 3 (tiga) estimasi waktu yang digunakan dalam penyelesaian suatu

kegiatan :

a). Waktu Optimistik (a)

Waktu kegiatan yang dilaksanakan berjalan baik jika tidak ada hambatan

b). Waktu Realistik (m)

Waktu kegiatan yang dilaksanakan dalam kondisi normal dengan hambatan

tertentu yang dapat diterima .

c). Waktu Pesimistik (b)

Waktu kegiatan dilaksanakan terjadi hambatan lebih dari semestinya .

4. Taksiran waktu Penyelesaian Kegiatan

Ketiga estimasi waktu kemudian digunakan untuk mendapatkan waktu kegiatan yang

diharapkan (expected time) dengan rumus

a + 4m + b
t = ------------------------
6

16
Untuk menghitung varians waktu penyelesaian kegiatan, maka dihitung dengan rumus :

b - a 2
v = ---------
6

PERT menggunakan varians kegiatan jalur kritis untuk membantu menentukan varians

proyek keseluruhan. Varians proyek dihitung dengan menjumlahkan varians kegiatan

kritis :

ơ² p = varians proyek = Ʃ (varians kegiatan pada jalur kritis)

5. Penjadwalan Proyek

Untuk menentukan jadwal proyek, harus dihitung dua waktu awal dan akhir untuk setiap

kegiatan. Adapun 2 (dua) waktu awal dan 2 (dua) waktu akhir yaitu :

a). Earliest Start (ES) : early start atau mulai terdahulu adalah waktu paling awal dimana

suatu kegiatan sudah dapat dimulai, dengan asumsi semua kegiatan pendahulu atau

semua kegiatan yang mengawalinya sudah selesai dikerjakan.

b). Earliest Finish (EF) : early finish atau selesai terdahulu adalah waktu paling

awal suatu kegiatan dapat selesai

c). Latest Start (LS) : Latest start atau mulai terakhir adalah waktu terakhir suatu

kegiatan dapat dimulai sehingga tidak menunda waktu penyelesaian seluruh

proyek. Latest Start menunjukkan waktu toleransi terakhir dimana suatu

kegiatan harus mulai dilakukan

17
d). Latest Finish (LF) : Latest Finish atau selesai terakhir adalah waktu toleransi

terakhir suatu kegiatan harus dapat selesai sehingga tidak menunda waktu

penyelesaian kegiatan berikutnya dan keseluruhan proyek

Dalam menentukan jadwal proyek dapat menggunakan proses two-pass yang terdiri dari

forward pass dan backward pass . ES dan EF ditentukan selama forward pass, sedangkan

LS dan LF ditentukan selama backward pass.

1). Forward Pass

Forward pass digunakan untuk mengidentifikasi waktu-waktu terdahulu.

Sebelum suatu kegiatan dapat dimulai, seua pendahulu langsungnya harus

diselesaikan . Jika suatu kegiatan hanya mempunyai satu pendahulu

langsung. ES-nya sama dengan EF dari pendahulunya . Jika suatu kegiatan

mempunyai beberapa pendahulu langsung. ES-nya adalah nilai maksimum

dari semua EF pendahulunya, dengan rumusan :

ES = Max (EF semua pendahulu Langsung)

Waktu selesai terdahulu (EF) dari suatu kegiatan adalah jumlah dari waktu

terdahulu (ES) dan waktu kegiatannya, dengan rumusan :

EF = ES + waktu kegiatan

Meskipun forward pass memungkinkan untuk menentukan waktu penyelesaian

proyek terdahulu, ia tidak mengidentifikasikan jalur kritis.Untuk

18
mengidentifikasikan jalur kritis, perlu dilakukan backward pass untuk

menentukan nilai LS dan LF untuk semua kegiatan.

Contoh :

A C

Mulai
i E F

B D ES = Max
(EF dari C ,
ES = 0 ES = 3 EF dari D )
EF = 3 EF = 8 ES = Max (6,8)
,

Gambar 2.4 Contoh perhitungan ES dan EF


(Sumber : Manajemen Operasi, 2009)

Penjelasan :

a. Es dari A = 0 diperoleh dari EF sebelumnya (mulai) = 0

b. EF dari A = 2 diperolehdari ES = 0 + waktu dari A (2)

c. Apabila ada dua jalur untuk ES, pilihlah EF yang paling maksimum

2). Backward Pass

Backward Pass digunakan untuk menentukan waktu paling akhir yang masih

dapat memulai dan mengakhiri masing-masing kegiatan tanpa menunda kurun

waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan, yang telah dihasilkan dari

perhitungan forward pass. Untuk setiap kegiatan, pertama-tama harus

menentukan nilai LF-nya , diikuti dengan nilai LS. Sebelum suatu kegiatan dapat

dimulai, seluruh pendahulu langsungnya harus diselesaikan.

Jika suatu kegiatan adalah pendahulu langsung bagi hanya satu kegiatan, LF-nya

sama dengan LS dari kegiatan yang secara langsung mengikutinya. Jika suatu

19
kegiatan adlah pendahulu langsung bagi lebih dari satu kegiatan, maka LF-nya

adalah minimum dari seluruh nilai LS dari kegiatan-kegiatan yang secara

langsung mengikutinya, dengan rumusan :

LF = min (LS dari seluruh kegiatan yang langsung)

Waktu mulai terakhir (LS) dari suatu kegiatan adalah perbedaan antara waktu

selesai terakhir (LF) dan waktu kegiatannya, dengan rumusan :

LS = LF - Waktu

Contoh :

A C
2 4
Mulai
E F

B D 3 6

3 5 LF = Min (LS dari A


LS dari B )
LS = 0 LS = 3 LF = Min (0,2)=0

Gambar 2.5. Contoh perhitungan LS dan LF


(Sumber : Manajemen Operasi,2009)

Penjelasan :

a. LS dan LF dari F diperoleh dari ES = 11 dan EF = 17 (Contoh dari forward

pass)

20
b. LF dari E = 11 diperoleh dari LS sebelumbya (F) = 11

c. LS dari E = 8 diperoleh dari LF = 11 – waktu dari E (3)

d. Apabila ada 2 (dua) jalur untuk LF, yang dipilih adalah LS yang paling

minimum

6. Jalur Kritis

Waktu penyelesaian rangkaian kegiatan-kegiatan di dalam sebuah proyek

akan memberikan gambaran mengenai waktu penyelesaian proyek itu. Namun,

karena sebuah proyek terdiri atas rangkaian kegiatan-kegiatan yang saling

berhubungan, maka penentuan waktu penyelesaian sebuah proyek ditentukan oleh

jalur kritis (critical path), yaitu jalur penyelesaian rangkaian kegiatan terpanjang.

Waktu penyelesaian jalur ini akan menandai waktu penyelesaian proyek. Oleh karena

itu, istilah jalur kritis juga mengisyaratkan bahwa perubahan waktu penyelesaian

kegiatan-kegiatan pada jalur kritis akan mempengaruhi waktu penyelesaian proyek .

Pada network proyek, dapat ditemukan float/slack yaitu sisa waktu atau

waktu mundur aktivitas, sama dengan LS-ES atau LF-EF . Float/slack memberikan

sejumlah kelonggaran waktu dan elastisitas pada sebuah jaringan kerja . Slack time akan

selalu muncul pada rangkaian kegiatan yang bukan merupakan jalur kritis , dan tidak

akan pernah muncul pada jalur kritis.

Slack time menjadi perhatian manajemen karena slack time akan menjadi

sumber daya yang bisa digunakan dan sumber penghematan yang mungkin dilakukan

oleh manajemen. Ini dipakai pada waktu pengunaan network dalam praktek, atau

digunakan pada waktu mengerjakan penentuan jumlah material, peralatan, dan tenaga

kerja.

21
Slack terbagi menjadi 2 (dua) jenis , yaitu :

1). Total Float / slack (S)

Jumlah waktu dimana waktu penyelesaian suatu aktivitas dapat di undur

tanpa mempengaruhi saat paling cepat dari penyelesaian proyek secara keseluruhan

2). Free float/slack (SF)

Jumlah waktu dimana penyelesaian suatu aktivitas dapat diundur tanpa

mempengaruhi saat paling cepat terjadinya event lain pada network .

2.3. Teknik Memperpendek Jadwal Proyek

Proyek adalah serangakaian kegiatan yang berlangsung dalam jangka waktu

tertentu dengan alokasi sumber daya yang tersedia dan bertujuan untuk melaksanakan tugas

yang telah ditetapkan. Penjadwalan proyek adalah rencana pengurutan kerja untuk

menyelesaikan suatu pekerjaan dengan sasaran khusus dengan saat penyelesaian yang jelas .

Setiap aktivitas dalam proyek, pada dasarnya dituntut agar mampu

menggunakan waktu secara efektif dan efisien dengan hasil yang berkualitas . Untuk itu

digunakan analisis dengan metode PERT (Program Evaluation and Review Technique)

PERT adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan

penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasikan bagian-bagian pekerjaan yang ada di

dalam suatu proyek.

a. Metode Menggunakan Model Optimasi

Pada percepatan PERT menggunakan model optimasi sasarannya yaitu pada

probabilitas yang dihasilkan. Pada tahap ini diasumsikan biaya yang dikeluarkan

adalah biaya percepatan secara keseluruhan. Sedangkan biaya pada hasil optimasi

hanya sebagai nilai untuk mencari probabilitas yang dimaksud .

Percepatan waktu pada proyek dengan metode PERT merupakan percepatan

secara probabilitas . Dengan mengalokasikan sejumlah biaya tambahan pada jalur

22
kritis, diharapkan dapat mempercepat waktu penyelesaian proyek beberapa hari.

Untuk itu digunakan model matematika yang akan dibentuk dari distribusi

probabilitas normal. Dalam kaitannya digunakan distribusi probabilitas standart

b. Metode Menggunakan CPM

Pada percepatan PERT menggunakan metode percepatan CPM. Pada metode

ini biaya yang dikeluarkan diharapkan sesuai dengan waktu . Percepatan yang

dihasilkan sehingga pada pengerjaannys lebih tersrsh pada biaya tiap satuan waktu

dan jalur kegiatannya . Biaya tiap satuan waktu atau disebut dengan slope memiliki

perumusan sebagai berikut ;

Biaya Percepatan - Biaya Normal


Incremental Cost = ----------------------------------------------------
Waktu Normal - waktu Percepatan

23
BAB III
PERBEDAAN DAN PERSAMAAN METODE CPM/PERT

3.1. PERBEDAAN METODE CPM/PERT

a. PERT merupakan Teknik Manajemen proyek yang menggunakan 3 (tiga) perkiraan waktu

untuk tiap kegiatan yaitu waktu tercepat, terlama, serta terlayak. CPM hanya memiliki satu

jenis informasi waktu pengerjaan yaitu waktu yang paling tepat dan layak untuk

menyelesaikan suatu proyek .

b. PERT menekankan tepat waktu, sebab dengan penyingkatan waktu maka biaya proyek turut

mengecil, sedangkan pada CPM menekankan tepat biaya .

c. Dalam PERT anak panah menunjukkan tata urutan (hubungan presidential), sedangkan pada

CPM tanda panah adalaj kegiatan. Meskipun drmikian, CPM dan PERT mempunyai tujuan

yang sama dimana analisis yang digunakan adalah sangat mirip yaitu dengan menggunakan

diagram anak panah.

d. PERT memusatkan perhatian pada penemuan waktu penyelesaian kegiatan yang bersifat

probabilistic sehingga waktu penyelesaian proyek bisa dianalisis dengan menggunakan

hukum-hukum statistic. CPM lebih memusatkan perhatiannya pada penemuan waktu

percepatan suatu kegiatan dengan biaya minimu agar proyek bisa selesai dalam waktu

tertentu, contohnya mengerahkan sumberdaya tambahan untuk memperpendek durasi

pekerjaan .

e. PERT digunakan pada proyek yang taksiran waktu kegiatannya tidak bisa dipastikan, missal

kegiatan tersebut belum pernah dilakukan atau memiliki variasi waktu yang besar. CPM

digunakan apabila taksiran waktu pengerjaan setiap kegiatan dapat diketahui dengan baik,

dimana penyimpangannya relative kecil atau dapat diabaikan .

f. PERT events oriented, menggunakan pendekatan activity on node (AON) .

24
Contoh :

1 = mulai membuat saluran

2 = selesai membuat saluran


1 2

1-2 = membuat saluran

CPM activities oriented, menggunakan pendekatan activity on arrow

Contoh :

X X = Membuat saluran

g. PERT mencurahkan perhatiannya di area penelitian dan pengembangan program. CPM

terutama digunakan untuk program konstruksi

h. PERT mengasumsikan sebuah distribusi probabilitas untuk waktu di tiap

kegiatan sehingga kelengkapan perkiraan waktu untuk semua kegiatan diperlukan

3.2. PERSAMAAN CPM/PERT

a. Menggunakan diagram anak panah untuk menggambarkan kegiatan, perencanaan, dan

pengendalian proyek

b. Mengenal istilah jalur kritis dan float (slack)

c. Memerlukan prasyarat dalam melaksanakan kegiatan

d. Mendeskripsikan aktifitas proyek dalam jaringan kerja dan mampu dilakukan berbagai analisis

untuk pengambilan keputusan tentang waktu, biaya serta penggunaan sumber daya .

25
. BAB IV

CONTOH SOAL DAN KASUS

4.1. PGCOM Manufacturing Inc. Berlokasi dipusat kota Cibitung merencanakan untuk memasang
peralatan pengendalian Polusi Udara pada fasilitasnya . Waktu yang diberikan 16 minggu untuk
membangun fasilitas tersebut . Berikut ini adalah aktivitas dan pendahulunya yang dibuat oleh
Milwauke Paper manufacturing
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Aktivitas Penjelasan Pendahulu langsung
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
A Membangun komponen Internal -
B Memodifikasi atap dan lantai -
C Membangun tumpukan pengumpul A
D Menuangkan beton dan memasang rangka A;B
E Membangun pembakar temperatur tinggi C
F Memasang sistem kendali Polusi C
G Memasang alat pencegah polusi udara D;E
H Pemeriksaan dan Pengujian F;G

Berdasarkan informasi yang diberikan , buat jaringan proyek

Jawaban:

A C F

H
E
B D

26
4.2. PT. STRAWBERRY JAM berencana meluncurkan beberapa produk baru berupa makanan

olahan . Untuk merealisasi gagasan tersebut dilakukan evaluasi kelayakan produk baru tersebut.

Pimpinan Perusahaan menargetkan bahwa evaluasi kelayakan produk baru tersebut tidak lebih dari

35 minggu dengan biaya maksimum Rp. 95.000.000,-

berikut ini adalah kegiatan-kegiatan yang direncanakan untuk mengevaluasi kelayakan produk

baru dan skedul waktu serta biaya-biaya yang dibutuhkan untuk kegiatan tersebut .

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kegiatan Simbol Pekerjaan waktu Penyelesaian Biaya (Dalam Juta)
Mendahului Normal Crash Normal Crash
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Riset Pasar A - 6 5 15 18

Persiapan Mesin B A 8 6 7 10

Disain Contoh C A 12 10 2 4

Uji Coba D B 5 4 2 4

Pembiayaan E B,C 3 2 8 9

Survei Konsumen F C 15 12 10 13

Analisis Pemasok G E 4 2 8 10

Analisis Keuangan H D,E 4 4 3 3

Analisis Pasar I F 3 2 13 16

Internal Assesment J C 5 4 4 5

Pelaporan K G,H,I 3 3 2 2

Pengambilan Keputusan L J,K 2 1 1 2

Pertanyaan :

a). Buatlah PERT dan jalur kritisnya

b). Berapa target waktu maksimal , dan berapa minggu percepatannya .

c). Buat Kesimpulan

27
Jawaban:

a)

Jalur Kritis = A – C – F – I – K – L
= 6 + 12 + 15 + 3 + 3 + 2
= 41 Minggu

b). Waktu Normal = 41 Minggu


Target waktu maksimal = 35 Minggu
______________ -

Percepatan = 6 Minggu

28
Tabel 4.1. Incremental Cost PT. Strawberry Jam
Kegiatan Selisih Waktu Incremental Cost Kemungkinan kegiatan
(waktu normal – waktu Biaya crash – Biaya normal yang dapat dipercepat
crash) Waktu normal – Waktu crash
A 1 3 Kegiatan C = 2 hari
Kegiatan E = 1 hari
B 2 1,5 Kegiatan F = 3 hari
Atau :
C 2 1
Kegiatan C = 2 hari
D 1 2 Kegiatan E = 1 hari
Kegiatan F = 2 hari
E 1 1 Kegiatan G = 1 hari
Atau :
F 3 1 Kegiatan C = 2 hari
Kegiatan E = 1 hari
G 2 1
Kegiatan F = 1 hari
H 0 0 Kegiatan G = 2 hari
Atau :
I 1 3 Kegiatan C = 1 hari
Kegiatan E = 1 hari
J 1 1 Kegiatan F = 1 hari
Kegiatan G = 1 hari
K 0 0
Kegiatan J = 1 hari
L 1 1 Kegiatan L = 1 hari
Dst ………………………..

Biaya Normal = 15 + 7 + 2 + 2 + 8 + 10 + 8 + 3 + 13 + 4 + 2 + 1
= Rp. 75.000.000,-

Keuntungan Perusahaan bila pekerjaan dilakukan secara normal sebesar :


= Rp. 95.000.000,- - Rp. 75.000.000,-
= Rp. 20.000.000,-

Karena penyelesaian proyek dalam kontrak ditentukan 35 hari, maka dilakukan


percepatan selama = 41 Minggu - 35 Minggu
= 6 Minggu

29
Berarti dibutuhkan biaya tambahan, sehingga keuntungan perusahaan menjadi :

Tabel 4.2. Biaya Tambahan PT. Strawberry Jam


Kegiatan Waktu Biaya Waktu Total Biaya
Crash Crash Penyelesaian
C 2 1 Juta 41 - 2 = 39 75 Juta + 2 Juta = 77 Juta

E 1 1 Juta 39 - 1 = 38 77 Juta + 1 Juta = 78 Juta

F 3 1 Juta 38 - 3 = 35 78 Juta + 3 Juta = 81 Juta

Keuntungan Perusahaan setelah dilakukan percepatan 6 hari menjadi ,


= Rp. 95.000.000,- - Rp. 81.000.000,-
= Rp. 14.000.000,-

c). Kesimpulan : Perusahaan menyetujui proyek tersebut dengan konsekwensi


Percepatan 6 Minggu dan keuntungan sebesar Rp. 14 Juta :
Meskipun bila proyek tersebut diselesaikan secara normal
selama 41 Minggu keuntungannya sebesar Rp. 20 Juta.

30
4.3. Berikut ini adalah data sebuah proyek pembuatan design produk baru mempunyai

urutan kegiatan sebagai berikut :

---------------------------------------------------------------------------------------------------------
Aktivitas Kegiatan yg Waktu (Hari) waktu Biaya Langsung ($)
mendahului Optimis Realistis Pesimis Crash Normal Crash
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
- A - 35 62 77 40 10.000 12.000
B - 12 18 36 15 9.000 11.000
C A 19 28 49 20 9.000 10.000
D A 44 48 64 40 10.000 14.000
E A 22 30 38 20 11.000 15.000
F C 14 20 26 20 12.000 12.000
G D 16 19 28 20 9.000 9.000
H B,E 22 29 42 20 8.000 9.000
I H 30 39 54 30 11.000 14.000
J F,G,I 13 21 23 20 10.000 10.000

Diminta :

a) . Gambarkan network proyek dan jalur kritisnya

b) . Berapa lama proyek dapat diselesaikan secara normal dan biaya penyelesaiannya

c) . Bila pemilik menginginkan Proyek diselesaikan dalam waktu 170 hari berapa

besar Probabilitas penyelesaian Proyek .

d). Pimpinan proyek ragu karena mereka mengenakan denda sebesar $ 2.000 per

hari apa yang dapat anda sarankan ke Pimpro, apakah proyek dilaksanakan

dengan waktu normal atau percepatan .

31
Jawaban:

a).

Jalur Kritis = A – E – H – I – J

= 60 + 30 + 30 + 40 + 20

= 180 Hari

b). Waktu Normal Penyelesaian Proyek adalah 180 hari

Biaya Normal Penyelesaian Proyek sebesar

= $ 10.000 + 9.000 + 9.000 + 10.000 +11.000+12.000+9.000+8.000+11.000+10.000

= $ 99.000

32
c). Probabilitas Penyelesaian Proyek jika diselesaikan dalam 170 hari atau

180 hari−170 hari


dipercepat 10 hari : = 0,05 atau 5%
180 hari

Sehingga probabilitas penyelesaian proyek 100% - 5% = 95%

Artinya : Perusahaan mampu menyelesaikan proyek ini 95% dengan team

yang mereka miliki

Tabel 4.3. Keputusan Proyek

Kegiatan Waktu Selisih Waktu Incremental Cost Kegiatan yang dapat

Normal (Waktu normal Biaya Crash – Biaya Normal dipercepat

a + 4n + b – Waktu crash) Waktu Normal – WaktuCrash

A 60 20 100 * Kegiatan C 10 hari

B 20 5 400 = 10 hari x $ 100

= $ 1000
C 30 10 100 *

D 50 10 400

E 30 10 400

F 20 0 0

G 20 0 0

H 30 10 100 *

I 40 10 300

J 20 0 0

33
Sebaiknya Pimpro mengambil keputusan untuk melakukan penyelesaian proyek dengan

melakukan percepatan, karena hanya menambah biaya percepatan sebesar $ 1000

dibandingkan harus menerima denda $ 2000 perhari jika proyek mengalami

keterlambatan

34
BAB V
PENUTUP

5.1. KESIMPULAN

PERT merupakan alat manajemen proyek yang digunakan untuk mengatur jadwal dan

berkoordinasi pada bagian pekerjaan di sebuah proyek (Febrianto, 2011) . PERT dan CPM

dikembangkan tahun 1950 untuk membantu manajer dalam membuat jadwal, memantau, dan

control besar serta proyek yang komplek . CPM muncul pertama kali, di tahun 1957 sebagai alat

yang dikembangkan oleh J>E Kelly dari Remmington Rand dan M.R. Walker dari DIPONT untuk

mendukung pembangunan dan pemeliharaan pabrik kimia di Hilton di proyek khusus dari

Angkatan Laut Amerika Serikat dalam pembuatan peluru dan Polaris kapal Selam . Teknik PERT

yang digunakan berhasil untuk menghemat waktu proyek selesai 2 (dua) tahun lebih awal dari

rencana jadwal.

a. Tujuan PERT

CPM / PERT pada dasarnya lebih untuk menentukan waktu terpendek yang diperlukan untuk

menyelesaikan proyek atau menentukan jalur kritis, dimana jalan jaringan yang mengambil

waktu yang sangat lama untuk menyelesaikan.,

Tujuan PERT diantaranya :

1). Mengurangi penundaan pekerjaan

2). Mengurangi gangguan

3). Mengurangi konflik produksi

35
b. Manfaat PERT

1). Mengetahui ketergantungan dan keterhubungan tiap pekerjaan dalam suatu proyek

2). Dapat mengetahui implikasi dan waktu jika terjadi keterlambatan suatu pekerjaan

3). Dapat mengetahui kemungkinan untuk mencari jalur alternative lain yang lebih baik untuk

kelancaran proyek

4). Dapat mengetahui kemungkinan percepatan dari salah satu atau beberapa jalur kegiatan

5). Dapat mengetahui batas waktu penyelesaian proyek

c. Kelebihan dan kekurangan PERT

1). Kelebihan pada metode PERT

(a). Berguna pada tingkat manajemen proyek

(b). Secara matematis tidak terlalu rumit

(c). Menampilkan secara grafis menggunakan jaringan untuk menunjukkan hubungan antar

Kegiatan

(d) Dapat ditunjukkan jalur kritis, jalur yang tidak ada halangannya

(e). Dapat memantau kemajuan proyek

(f). Dapat mengetahui waktu seluruh proyek akan diselesaikan

(g). Mengetahui apa saja kegiatan kritis yaitu kegiatan yang akan menunda proyek jika

terlambat dikerjakan

(h). Apa kegiatan nom – kritis; kegiatan yang boleh dikerjakan terlambat

(i). Mengetahui probabilitis proyek selesai pada waktu tertentu

(j). Mengetahui Jumlah uang yang dibelanjakan sesuai rencana proyek

(k). Efisiensi jumlah sumber daya yang ada dapat menyelesaikan proyek tepat waktu

36
2). Kekurangan pada metode PERT

(a). Kegiatan proyek harus didefinisikan dengan jelas

(b). Hubungan antar kegiatan harus ditunjukkan dan dikaitkan

(c). Perkiraan waktu cenderung subyektif oleh perancang PERT

(d). Terlalu focus pada jalur kritis, jalur yang terlama dan tanpa hambatan .

37
DAFTAR PUSTAKA

Heizer, Jay, Render Bary, Operation Management, Prentice Hall International,


2010

Kerzner, Harold, 2009,Project Management : A Systems Approach to Planning,


Scheduling,and Controlling,John Wiley 7 Sons Inc, Canada

Moder, Joseph J, 1970, Project Management with CPM and Pert, Van Nostrand
Reinhold, New York

Mustofa, Jamal,2012,Analisis Jalur Kritis (CPM;Critical Path Method) (Interned),


<http://fullmanagement,files,wordpress.com/2012/04/network-analysis
cpm.pdf>, diakses 21 juli 2017

Prasetya, Hary & Lukiastuti, Fitri 2009, Manajemen Operasi, Medpress, Jakarta.

Saleh , Mubarak , 2010 , Construction Project Scheduling and Control-2nd ed.


United States, Pearson Education, hal 264

Santiago, Jesse dan Magallon, Desirae, 2009, Critical Path Method (internet), <
http://www.stanford edu/class/cee320/CEE320B/CPM.pdf>, diakses
21 Juli 2017

Sharma, SC 2006, Operation Research; P ERT, CPM & Cost Analysis, Discovery
Publishing House, New Delhi.

Siswanto, 2007, Operation Research, Erlangga, Jakarta

Yudha, Bagus, 2011, Fungsi CPM (Critical Path Method) dan WBS (Work
Breakdown Structure) (Internet), < http://yudhagunadarma.
blogspot.com/2011/10/fungsi-cpm-critical-path-method-dan-wbs 18
html>, diakses 21 Juli 2017

38

Anda mungkin juga menyukai