diinginkan itu.
jawab untuk operasi dari proses dan untuk perbaikan proses itu.
Manajemen proses adalah rangkaian aktivitas perencanaan dan
pengawasan kinerja suatu proses, terutama proses bisnis. Manajemen proses
mengaplikasikan pengetahuan, ketrampilan, peralatan, teknik, serta sistem
untuk mendefinisikan, memvisualisasikan, mengukur, mengontrol, melaporkan,
dan memperbaiki proses dengan tujuan untuk meningkatkan keuntungan atau
laba. ISO 9001 mempromosikan pendekatan proses untuk mengelola suatu
organisasi.
Konsep dari manajemen proses berkaitan dengan perbaikan kualitas. Gabriel Pall (1987) mengidentifikasi
enam komponen yang penting untuk manajemen proses, yaitu :
1. Kepemilikan (ownership), menugaskan tanggung jawab untuk desain, operasi, dan perbaikan proses.
2. Perencanaan (planning), menetapakan suatu pendekatan secara terstruktur dan terdisiplin untuk
mengerti, mendifinisikan, dan mendokumentasikan semua komponen utama dalam proses dan
hubungan antar komponen utama itu.
3. Pengendalian (control), menjamin efektivitas di mana suatu output dapat
diperkirakan dan konsisten dengan ekspektasi pelanggan.
4. Pengukuran ( measurement), memetakan performansi atribut dan variabel
dari produk terhadap kebutuhan pelanggan dan menetapkan kriteria untuk
akurasi, presisi, dan frekuensi perolehan data.
5. Perbaikan atau peningkatan (improvement), meningkatkan efektivitas dari
proses melalui perbaikan-perbaikan yang diidentifikasi secara tetap.
6. Optimisasi (optimization), meningkatkan efisiensi dan produktivitas melalui
perbaikan-perbaikan yang diidentifikasi secara tetap.
STRATEGI PROSES DAN
LANGKAH-LANGKAH
PERBAIKAN PROSES
Strategi proses (process strategy) atau strategis
transformasi adalah sebuah pendekatan organisasi untuk
mengubah sumber daya menjadi barang dan jasa.
Pada desain proses sektor jasa ini terkait dengan kebutuhan akan suatuinteraksi, dalam
hal ini terkait dengan pelanggan, dan kustomisasi.Berikut iniberbagai teknik untuk
meningkatkan produktivitas jasa, yakni:
Peningkatan Proses Jasa
Analisis proses
03 Digunakan untuk memahami perilaku dari proses
Implementasi perubahan
06 Selama tahap implementasi ini, pengukuran dan
pengendalian terus dilakukan
Model Perbaikan Kualitas Berorientasi Proses
Tujuan rekayasa ulang proses bisnis adalah bagaimana membuat semua proses
yang ada dalam organisasi menjadi yang terbaik di kelasnya (Soumitra, D., 1999).
Tujuan rekayasa ulang proses bisnis menurut Andrews dan Stalick, (1994:8) seperti
disebutkan oleh Sitorus M. & Nasution (2007), adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan kemampuan organisasi dalam meghasilkan barang atau jasa yang
khusus serta mempertahankan produksi massal.
2. Meningkatkan kepuasan atas barang atau jasa sehingga pelanggan akan memilih
barang atau jasa perusahaan daripada perusahaan pesaing.
3. Membuat lebih mudah dan menyenangkan bagi pelanggan untuk melakukan bisnis
dengan perusahaan.
4. Memutuskan batasan organisasional, membawa pelanggan kepada saluran
informasi melalui komunikasi, jaringan dan teknologi komputer.
5. Mempercepat waktu respon kepada pelanggan,
mengeleminasi kesalahan dan ketidakpuasan, serta
mengurangi pengembangan barang atau jasa dalam waktu
siklus pabrik.
6. Memproses permintaan pelanggan yang lebih dan
peningkatan volume dari setiap pelanggan serta menetapkan
harga untuk pelanggan tanpa mengurangi profitabilitas.
7. Memperbaiki kualitas kerja dan kemampuan individu
dalam memberikan kontribusi pada kerjaan.
8. Memperbaiki pembagian dan kegunaan pengetahuan
organisasi sehingga organisasi tidak tergantung pada keahlian
beberapa orang saja.
Sasaran Business Process Rengineering
(BPR)
Rengineering bisnis proses mempunyai sasaran antara lain
sebagai berikut :
1. Pengurangan waktu siklus secara radikal.
2. Perbaikan performansi kualitas proses secara dramatis.
3. Pengurangan ongkos unit atau ongkos proses secara radikal.
4. Perbaikan kepuasan pelanggan secara signifikan.