Anda di halaman 1dari 24

MANAJEMEN

PROYEK
KB 1 Manajemen Proyek

Fina Sahara (042086192)

Maila Rusyda (042086042)

START
SSS
A. PENGERTIAN MANAJEMEN
PROYEK
Manajemen proyek merupakan pengelolaan pekerjaan pekerjaan untuk mengembangkan
atau menerapkan inovasi atau perubahan kegiatan operasional yang ada selama ini. Fungsi
dasar manajemen proyek terdiri atas pengelolaan-pengelolaan lingkup kerja, waktu, biaya,
dan mutu. Pengelolaan aspek-aspek tersebut dengan benar merupakan kunci keberhasilan
dalam penyelenggaraan suatu proyek. Manajemen proyek meliputi perencanaan proyek
dan pengendalian kegiatan proyek dengan keterbatasan sumber daya dan anggaran untuk
melaksanakan proyek sesuai dengan jadwal.
A. PENGERTIAN MANAJEMEN
PROYEK
Manajemen proyek meliputi tiga fase kegiatan, yaitu perencanaan, penjadwalan, dan
pengendalian. Perencanaan meliputi penyusunan tujuan, pendefinisian proyek, dan
pengorganisasian tim. Penjadwalan meliputi orang, dana, serta pemasok yang
melaksanakan kegiatan dan hubungan antara satu kegiatan dan kegiatan lain dalam
proyek tersebut. Pengendalian meliputi pengawasan sumber daya, biaya, kualitas,
dan anggaran. Dalam pengendalian, dilakukan monitoring terhadap perencanaan
dan sumber daya untuk memenuhi waktu dan biaya permintaan.
A. PENGERTIAN MANAJEMEN
PROYEK
Dilihat dari komponen kegiatannya, proyek dapat dibedakan menjadi berikut ini.
1. Proyek engineering-konstruksi
2. Proyek engineering-manufaktur
3. Proyek penelitian dan pengembangan
4. Proyek layanan manajemen
5. Proyek kapital
B.PERENCANAAN PROYEK
Proyek dapat didefinisikan sebagai kegiatan yang berhubungan secara langsung untuk menghasilkan
output. Untuk dapat menghasilkan output sesuai dengan yang diharapkan, perlu disusun
perencanaan proyek. Perencanaan proyek ini bertujuan sebagai berikut.
1. Menghilangkan atau mengurangi ketidakpastian. Dengan perencanaan yang baik, apa yang harus
dikerjakan, kapan mulai mengerjakan, sumber daya apa yang diperlukan, dan apa yang menjadi
target dari kegiatan tersebut menjadi jelas bagi setiap orang.
2. Efisiensi operasi. Dengan perencanaan yang baik, kegiatan-kegiatan yang tidak jelas dan yang
membutuhkan sumber daya yang tidak perlu dapat dihilangkan.
3. Mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang tujuan proyek. Perencanaan yang baik akan
memuat tujuan proyek. Dengan adanya tujuan tersebut, semua pihak yang terlibat mengetahui
dan memahami ke mana setiap kegiatan harus diarahkan.
4. Memberikan dasar bagi pekerjaan pemonitoran dan pengendalian. Kegiatan pemonitoran dan
pengendalian hanya bisa dilakukan dengan efektif apabila ada acuan. Hal-hal yang termuat dalam
rencana, seperti kegiatan, waktu, dan sumber daya, dapat menjadi acuan untuk memonitor dan
mengevaluasi proyek.
B.PERENCANAAN PROYEK
Menurut Russel dan Taylor (2011), perencanaan proyek meliputi beberapa
elemen dasar yang perlu disusun dan dikembangkan sebagai berikut.
1. Tujuan
2. Lingkup proyek
3. Persyaratan kontrak
4. Jadwal
5. Sumber daya
6. Personel
7. Pengendalian
8. Analisis risiko dan permasalahan
B.PERENCANAAN PROYEK
 Selanjutnya,
proyek dipilih untuk dilakukan, terutama karena pertimbangan manfaat
atau hasil positif yang dapat dicapai oleh organisasi.Dalam bisnis, ukuran utama
manfaat atau keuntungan adalah pengembalian investasi (return on investment atau
ROI). ROI adalah ukuran kinerja yang sering kali digunakan untuk mengevaluasi hasil
yang diharapkan dari proyek atau untuk membandingkan sejumlah proyek yang
berbeda dan harus dilakukan pilihan terhadap proyek yang akan dikerjakan. Untuk
menghitung. ROI, keuntungan proyek dibagi dalam biaya proyek. Hasilnya ditunjukkan
dengan persentase atau rasio berikut.
ROI =
B.PERENCANAAN PROYEK
Jika proyek tidak menghasilkan ROI positif atau ada proyek lain yang menghasilkan ROI
lebih besar, proyek tersebut tidak akan dilaksanakan. ROI merupakan penghitungan
yang paling populer karena ROI bersifat fleksibel dan sederhana. Namun demikian, ada
pula ukuran lain yang jelas selain ROI,.yaitu pengembalian lunak, seperti kepuasan
karyawan, peningkatan produktivitas, perbaikan kualitas, dan penurunan biaya. Kriteria-
kriteria tersebut merupakan pengukuran yang sulit untuk diukur secara moneter dalam
jangka pendek. Pertimbangan lain dalam menerima proyek adalah citra perusahaan
atau organisasi seperti green project. Secara umum, dapat dikatakan bahwa lebih tepat
untuk mengukur keuntungan proyek tidak hanya dari pengembalian keuangan, tetapi
juga dampak positif yang dapat dimiliki oleh karyawan dan pelanggan. Untuk proyek
pemerintah, pertimbangan untuk melaksanakan proyek bukan hanya ROI, melainkan
pertimbangan kebutuhan publik.
B.PERENCANAAN PROYEK
Pimpinan
Perusahaan

Penelitian dan
Desain/Perancangan Pemanufakturan
Pengembangan

Proyek ProyekProyekProyekProyek Proyek ProyekProyek Proyek


A B C A B C A B C

Proyek
B
B.PERENCANAAN PROYEK
Organisasi proyek sering disebut dengan organisasi matriks. Organisasi matriks
adalah struktur tim dengan anggota yang berasal dari bidang-bidang fungsional,
tergantung pada keahlian yang diperlukan. Tim tersebut dikembangkan dari anggota
organisasi atau perusahaan yang berasal dari pemasaran, operasional atau produksi,
sumber daya manusia, desain, penelitian dan pengembangan, dan sebagainya.
Matriks diturunkan dari karakteristik dua dimensi dalam struktur organisasi. Satu
dimensi, yaitu dimensi vertikal merupakan struktur normal organisasi untuk
melaksanakan pekerjaan, sedangkan dimensi horizontal merupakan struktur
fungsional khusus yang dibutuhkan oleh proyek.
B.PERENCANAAN PROYEK
B.PERENCANAAN PROYEK
Penugasan dalam tim proyek bersifat temporer atau sementara yang mempunyai dampak positif
ataupun negatif. Karyawan sering kali memiliki dua pimpinan, yaitu manajer proyek dan supervisor
regulernya. Karena pada umumnya proyek bersifat menarik, proyek tersebut menyediakan kesempatan
untuk mengerjakan pekerjaan yang baru dan inovatif serta yang membuat karyawan enggan untuk
kembali mengerjakan tugas regulernya setelah pekerjaan proyek selesai.
Tim manajemen proyek memulai tugasnya setelah proyek ditentukan sehingga perencanaan proyek
dapat disusun dan dikembangkan. Tahap pertama adalah menyusun sasaran proyek, kemudian
membaginya ke bagian-bagian yang dapat dikelola. Hal inilah yang disebut dengan struktur perincian
kerja (work breakdown structure atau WBC). Struktur perincian kerja adalah pembagian atau perincian
proyek ke dalam subkomponen utama atau tugas-tugas yang kemudian dibagi lagi menjadi komponen
yang lebih detail serta akhirnya disusun dalam kegiatan-kegiatan dan hubungannya dengan biaya
proyek. Pembagian proyek ke dalam kegiatan yang lebih kecil merupakan hal yang sulit tetapi penting
dalam mengelola proyek dan penjadwalan proyek.
B.PERENCANAAN PROYEK
B.PERENCANAAN PROYEK
Setelah struktur perincian kerja yang mengorganisasi pekerjaan proyek dikembangkan
menjadi elemen-elemen yang lebih kecil dan dapat dikelola, manajer proyek menugaskan
elemen-elemen pekerjaan tersebut kepada unit-unit , organisasional, yaitu departemen,
departemen, kelompok, individu, atau subkontraktor dengan menggunakan struktur
perincian organisasional (organizational breakdown structure atau OBS). OBS merupakan
bagan organisasional yang menunjukkan unit-unit dalam organisasi yang bertanggung
jawab untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan proyek tersebut. Setelah OBS disusun,
manajer proyek kemudian mengembangkan matriks penugasan tanggung jawab
(responsibility assignment matrix atau RAM). RAM menunjukkan siapa dalam organisasi
yang bertanggung jawab untuk mengerjakan pekerjaan proyek. Seperti halnya WBS, OBS,
dan RAM dapat mengambil bentuk yang berbeda, tergantung pada kebutuhan dan pilihan
perusahaan, tim proyek, dan manajer proyek.
C. PENJADWALAN PROYEK
Penjadwalan proyek meliputi pengurutan dan pembagian untuk semua kegiatan proyek.
Pada tahap ini, manajer proyek memutuskan berapa lama setiap kegiatan akan dilakukan dan
menghitung berapa banyak tenaga kerja dan material yang akan dibutuhkan dalam setiap tahap
kegiatan atau produksi. Manajer juga memetakan penjadwalan terpisah bagi kebutuhan tenaga
kerja dengan berbagai jenis kegiatan, yaitu manajemen, perancangan, pengerjaan, dan
sebagainya. Pemetaan juga dikembangkan untuk pemetaan material atau bahan.
Salah satu pendekatan dalam penjadwalan proyek dilakukan dengan bagan Gantt (Gantt
chart). Bagan Gantt merupakan cara rendah biaya yang membantu manajer untuk memastikan
bahwa kegiatan terencana dengan baik, kinerja terdokumentasikan dengan baik, perkiraan
waktu pelaksanaan kegiatan terencana dengan baik, dan waktu pelaksanaan proyek secara
keseluruhan dapat ditentukan. Bagan Gantt tersebut mudah dipahami, yaitu sumbu mendatar
menunjukkan waktu perencanaan dan pelaksanaan proyek. Sementara itu, sumbu tegak
menunjukkan berbagai kegiatan dalam proyek tersebut.
C. PENJADWALAN PROYEK
Adakalanya, dalam proyek terdapat waktu kosong (slack time). Waktu kosong yang dimaksud
adalah waktu untuk kegiatan yang dapat ditunda, tanpa penundaan proyek. Bagan Gantt merupakan
gambar mengenai penjadwalan proyek yang menunjukkan kapan kegiatan dimulai, kapan kegiatan
proyek tersebut selesai, serta di manakah waktu ekstra tersedia dan kegiatan dapat ditunda.
Manajer proyek menggunakan bagan Gantt tersebut untuk memonitor kemajuan kegiatan dan
melihat kegiatan mana yang berjalan sesuai jadwal dan kegiatan mana yang tidak sesuai dengan
jadwal.
D. PENGENDALIAN PROYEK
Pengendalian proyek merupakan proses untuk
meyakinkan kemajuan proyek ke arah
kesuksesan penyelesaian proyek. Proyek
memang perlu dimonitor dan diukur
kemajuannya sehingga berbagai penyimpangan
dari perencanaan proyek, terutama dalam
penjadwalan proyek dapat diminimalkan.
Proyek dikatakan menyimpang dari rencana
apabila tidak sesuai dengan jadwal, biaya
terlalu tinggi, hasil kegiatan proyek
tidak seperti yang diharapkan, dan
sebagainya. Apabila hal-hal tersebut
terjadi, perusahaan harus segera mengambil
tindakan perbaikan. Elemen kunci
pengendalian proyek meliputi manajemen
waktu, manajemen biaya, manajemen
kualitas, manajemen kinerja, dan
komunikasi.
MANAJEMEN
PROYEK
KB 2 PERT/CPM

Fina Sahara (042086192)

Maila Rusyda (042086042)

START
A. PENGENALAN PERT/CPM

Program evaluation and review technique (PERT) adalah suatu metode yang
bertujuan untuk mengurangi adanya penundaan dan gangguan produksi serta
mengoordinasi berbagai suatu pekerjaan secara menyeluruh dan mempercepat
selesainya proyek.
Critical path method (CPM) adalah suatu metode perencanaan dan pengendalian
proyek yang merupakan sistem yang paling banyak digunakan dengan menggunakan
prinsip pembentukan jaringan.
 
Ada dua pendekatan dalam PERT dan CPM, yaitu kegiatan pada simpul dan kegiatan
pada panah. Simpul dilambangkan dengan lingkaran, sedangkan panah dilambangkan
dengan arah anak panah. Untuk pendekatan kegiatan simpul, simpul menunjuk pada
kegiatan sedangkan panah menunjukkan arah hubungan antara satu kegiatan dan
kegiatan selanjutnya. Sementara itu, pada pendekatan kegiatan pada panah, anak
panah menunjuk pada kegiatan. Bisa dilihat pada gambar 9.4 halaman 9.25
B. PENJADWALAN PROYEK DENGAN PERT DAN
CPM
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan waktu mulai paling awal untuk setiap
kegiatan (erliest start atau ES) dan menentukan waktu selesai paling awal unuk setiap kegiatan (erliest
finish atau EF).
EF = ES + waktu kegiatan.

Langkah kedua adalah menentukan waktu mulai paling akhir (latest start atau LS) dan waktu selesai
paling akhir (latest finish atau LF) untuk masing kegiatan proyek tersebut.
LS = LF + waktu kegiatan

Langkah ketiga adalah menntukan waktu kosong unutk menentukan jalur kritis dalam proyek tersebut.
Waktu kosong = LS – ES atau waktu kosong = LF – EF

Sebagai contoh bisa dilihat tabel halaman 9.27 sampai 9.29 ,kegiatan beserta kegiatan yang
mendahului dan waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan masing-masing kegiatan.
Cara menentukan waktu pelaksanaan : t = ( a + 4m + b )/6
untuk menghitung variasi : variasi = [(b-a)/6]2
 sebagai contoh bisa dilihat halaman 9.31 sampai 9.33
KEUNGGULAN PERT DAN CPM
1. Bermanfaat pada penjadwalan dan pengendalian proyek besar.
2. PERT dan CPM merupakan konsep yang mudah dan bukan merupakan
konsep yang sulit secara matematis.
3. PERT dan CPM merupakan jaringankerja grafikal yang membantu
memperjelas hubungan diantara setiap kegiatan dalam proyek.
4. Jalur kritis dan analisis waktu kosong membantu menentukan
kegiatan yang membutuhkan pengamtan lebih teliti.
5. Dokumentasi dan gambar proyek membantu menunjukkan siapa yang
bertanggung jawab terhadap berbagai kegiatan.
6. PERT dan CPM dapat diterapkan pada berbagai proyek yang luas.
7. PERT dan CPM bermanfaat tidak hanya dalan penjadwalan, tetapi
dalam pembiayaan proyek.
 
KELEMAHAN PERT DAN CPM

1. Kegiatan proyek harus didefinisikan dengan jelas,


independen, dan stabil hubungan diantara satu kegiatan
dan kegaiatan lain.
2. Hubungan yang diutamakan harus ditentukan dan disusun
bersama-sama.
3. Perkiraan waktu cenderung subjektif dan tunduk pada
manajer yang takut menjadi terlalu optimis atau pesimis.
4. Terdapat bahaya yang melekat dengan penekanan pada
jalur kritis atau jalur yang tepanjang. Jalur kritis
diperlukan untuk memonitor secara saksama.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai