Anda di halaman 1dari 24

Konsep Manajemen Rantai Pasokan

Manajemen Rantai Pasokan (SCM) muncul pada 1980-an sebagai sesuatu yang baru, filsafat integratif untuk
mengelola total aliran barang dari pemasok ke pengguna akhir dan berkembang mempertimbangkan
integrasi proses bisnis yang luas sepanjang rantai suplai. Keith Oliver menciptakan istilah "manajemen rantai
pasokan" pada 1982, mengembangkan proses inventarisasi manajemen terpadu untuk neraca perdagangan
antara persediaan kliennya 'yang diinginkan dan tujuan layanan pelanggan. Fokus asli adalah manajemen
dari rantai pasokan seolah-olah itu adalah entitas tunggal, bukan kelompok fungsi yang berbeda," dengan
tujuan utama memperbaiki penyebaran suboptimal dari persediaan dan kapasitas yang disebabkan oleh
konflik antara kelompok-kelompok fungsional dalam perusahaan (Feller, Shunk and Callarman Tom,
2006:3).

Pengertian Manajemen Rantai Pasokan


Manajemen rantai pasokan (supply-chain management) adalah pengintegrasian aktivitas pengadaan bahan
dan pelayanan, pengubahan menjadi barang setengah jadi dan produk akhir, serta pengiriman ke
pelanggan. Tujuannya adalah untuk membangun sebuah rantai pemasok yang memusatkan perhatian
untuk memaksimalkan nilai bagi pelanggan. Kunci bagi manajemen rantai pasokan yang efektif adalah
menjadikan para pemasok sebagai mitra dalam strategi perusahaan untuk memenui pasar yang selalu
berubah (Heizer and Render, 2005:4)
Indrajit dan Djokopranoto dalam Qolbi Isnanto (2009:3) mengungkapkan Supply chain management (SCM)
adalah suatu sistem tempat organisasi menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada para
pelanggannya. Rantai ini juga merupakan jaringan dari berbagai organisasi yang saling berhubungan dan
mempunyai tujuan yang sama, yaitu sebaik mungkin menyelenggarakan pengadaan atau barang tersebut,
istilah supply chain meliputi juga proses perubahan barang tersebut, misalnya dari barang mentah menjadi
barang jadi.

Aktivitas Rantai Pasokan


Terdapat empat aktivitas utama dalam rantai pasokan yaitu perencanaan (plan), sumber (source), membuat
(make/assemble), dan pengiriman (deliver) (Gunasekaran et al, 2004:344)
Klapper et al (1999:3-4) menyebut keempat aktivitas ini sebagai fungsi, yang memiliki definisi sebagai
berikut:
Perencanaan (plan): Proses yang memyeimbangkan permintaan dan penawaran agregat untuk
membangun jalan terbaik dari tindakan yang memenuhi aturan bisnis yang ditetapkan.
Sumber (source): Proses yang melakukan pengadaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan yang
direncanakan atau aktual.
Membuat (make): Proses yang mengubah barang ke tahap penyelesaian untuk memenuhi kebutuhan
yang direncanakan atau aktual.
Pengiriman (deliver): Proses yang menyediakan barang jadi dan jasa, termasuk manajemen pemesanan,
manajemen transportasi, dan manajemen gudang, untuk memenuhi kebutuhan yang direncanakan atau
aktual.
Menurut Heizer and Render (2005:4) manajemen rantai pasokan mencakup aktivitas untuk menentukan:
1) Transportasi ke vendor.
2) Pemindahan uang secara kredit dan tunai.
3) Para pemasok.
4) Bank dan distributor.
5) Utang dan piutang usaha.
6) Pergudangan dan tingkat persediaan.
7) Pemenuhan pesanan.
8) Berbagi informasi pelanggan, prediksi, dan produksi.

Strategi Rantai Pasokan


Menurut Heizer and Render (2005:9-13) perusahaan harus memutuskan suatu strategi rantai pasokan dalam
memperoleh barang dan jasa dari luar. Beberapa strategi tersebut antara lain:
Banyak Pemasok
Dengan strategi banyak pemasok, pemasok menanggapi permintaan dan spesifikasi permintaan
penawaran, dengan pesananyang umumnya akan jatuh ke pihak yang memberikan penawaran rendah.
Sedikit Pemasok
Strategi yang memiliki sedikit pemasok mengimplikasikan bahwa daripada mencari atribut jangka pendek,
seperti biaya rendah, pembeli lebih ingin menjalin hubungan jangka panjang dengan pemasok yang setia.
Penggunaan pemasok yang hanya sedikit dapat menciptakan nilai dengan memungkinkan pemasok
memiliki skala ekonomi dan kurva belajar yang menghasilkan biaya transaksi dan biaya produksi yang lebih
rendah.
Integrasi Vertikal
Integrasi vertikal mengembangkan kemampuan untk memproduksi barang atau jasa yang sebelumnya
dibeli atau membeli perusahaan pemasok atau distributor. Integrasi vertikal dapat mengambil bentuk
integrasi maju atau mundur. Integrasi mundur menyarankan perusahaan untuk membeli pemasoknya.
Integrasi maju menyarankan produsen komponen untuk membuat produk jadi.
Jaringan Keiretsu
Keiretsu merupakan sebuah istilah bahasa Jepang untuk menggambarkan para ng menjadi bagian dari
sebuah perusahaan.Anggota keiratsu dipastikan memiliki hubungan jangka panjang dan karenanya
diharapkan dapat berperan sebagai mitra yang memberikan keahlian teknis da kestabilan mutu produksi.
Perusahaan Virtual
Perusahaan yang mengandalkan beragam hubungan pemasok untuk menyediakan jasa atas permintaan
yang diinginkan. Juga dikenal sebagai korporasi berongga atau perusahaan jaringan.

Permasalah dan Peluang dalam Rantai Pasoka yang Terintegrasi


Tiga pemasalah merumitkan pengembangan rantai pasokan yang efisien da terintegrasi yaitu optimasi
lokal, intensif, dan lot besar (Hezer and Render, 2005:15)
Optimasi Lokal
Anggota rantai pasokan harus memusatkan perhatian untuk memaksimalkan keuntungan lokal atau
meminimalkan biaya langsung berdasarkan pada pengetahuan mereka yang terbatas. Sedikit kenaikan atau
penuruna permintaan iasanya diatasi secara berlebihan, karena tidak ada seorang pun yang ingin memiliki
persediaan yang mengalami kekosongan stok atau berlebihan.
Insentif (Insentif Penjualan, Potogan karena Kuantitas, dan Promosi)
Insentif memasukkan barang dagangan ke rantai pasokan untuk penjualan yang belum terjadi. Hal ini
menimbulkan fluktuasi yang mahal bagi semua anggota rantai.
Lot Besar
Sering terjadi penyimpangan dalam lot besar sebab hal ini cenderung mengurangi biaya per unit. Manajer
logistik inginmengirimkan lot besar, terutama dengan truk yang penuh dengan muatan, dan manajer
produksi menginginkan produksi berjalan jangka panjang. kedua hal ini menurunkan biaya per unit, namun
gagal menunjukkan penjualan yang nyata.
Terdapat beberapa peluang dalam rantai pasokan yang terintegrasi. Peluang untuk manajemen yang efektif
dalam rantai pasokan meliputi 10 hal berikut (Heizer and Render, 2005:16-19)
1. Data Pull yang Akurat
Data pull yaitu data penjualan yang menganjurkan transaksi untuk menarik produk melalui rantai pasokan.
2. Pengurangan Ukuran Lot
Kurangi ukuran lot dengan manajemen yang agresif. Hal ini meliputi (1) membuat pengiriman yang
ekonomis, yang kurang dari lot muatan truk; (2) menyediakan potongan harga berdasarkan pada volume
tahunan total, bukannya pada ukuran pengiriman individu; dan (3) mengurangi ongkos pemesanan melalui
teknik tertentu seperti pesanan tetap dan berbagai bentuk pembelian elektronik.
3. Kontrol Satu Tahap Pengisian Kembali
Menunjuk satu anggota dalam rantai pasokan sebagai penanggung jawab untuk mengawasi dan mengatur
persediaan dalam rantai pasokan sebagai penanggung jawab untuk mengawasi dan mengatur persediaan
dalam rantai pasokan berdasarkan pull dari pelanggan.
4. Persediaan yang Dikelola Vendor
Penggunaan pemasok lokal untuk menjaga persediaan bagi produsen untuk menjaga persediaan bagi
produsen atau pedagang eceran.
5. Penangguhan
Menunda modifikasi atau penyesuaian apa pun pada produk selama mungkin dalam proses produksi.
6. Perakitan Saluran
Menangguhkan perakitan akhir sebuah produk sehingga saluran distribusi dapat merakitnya. Dengan
strategi ini, persediaan barang jadi dikurangi karena dibuat untuk peramalan yang lebih singkat dan akurat.
7. Drop Shipping dan Pengemasan Khusus
Pengiriman langsung dari pemasok ke konsumen, dan bukan dari penjual, yang menghemat waktu dan
biaya pengiriman ulang.
8. Blanked Order
Sebuah komitmen kesanggupan pembelian jangka panjang bagi suatu pemasok untuk barang yang akan
dikirim berdasarkan dokumen pelepasan jangka pendek.
9. Standarisasi
Mengurangi banyaknya variasi dalam komponen dan material untuk membantu mengurangi biaya.
10. Pemesanan Elektronik dan Pemindahan Dana
Pemesanan elektronik dan pemindahan dana mengurangi transaksi dengan menggunkan kertas.
Departemen pembelian dapat mengurangi banyaknya pekerjaan ini denganmenggunakan pemesanan
secara elektronik untuk membayar unit yang diterima. Pemesana elektronik tidak hanya dapat mengurangi
pekerjaan administrasi, tetapi juga mempercepat siklus pembelian tradisonal yang panjang.

Konsep Manajemen Rantai Pasokan Ritel


Peritel mungkin menjadi saluran yang paling penting dalam rantai pasokan. Mereka menghubungkan
pelanggan dengan vendor yang menyediakan barang dagangan. Ini adalah tanggung jawab peritel untuk
mengukur keinginan dan kebutuhan pelanggan dan bekerja dengan anggota lain dari supply chain untuk
memastikan barang dagangan yang diinginkan pelanggan tersedia ketika mereka menginginkannya (Levy
and Weitz, 2004:310).
Gambar 2.1. menunjukkan aliran barang dan informasi pada rantai pasokan ritel. Aliran barang di awali dari
bahan baku kemudian diolah oleh perusahaan pengolah dan kemudian dilanjutkan ke fasilitas distribusi.
Fasilitas distribusi dapat menyalurkan langsung ke pelanggan atau mengirimkannya ke toko yang kemudian
menjualnya kepada pelanggan. Aliran informasi bekerja sebaliknya. Diawali dengan kebutuhan konsumen
yang mereka cari di toko pengecer atau langsung ke distributor, distributor kemudian mengalirkan
onformasi kebutuhan konsumen ke perusahaan pengolah dan perusahaan mengolah memproduksi barang
sesuai dengan kebutuhan konsumen.

Supply Chain Operation Reference (SCOR)


SCOR merupakan suatu cara untuk memahami suatu rantai pasokan dengan menggunakan model proses.
Dewan supply chain menciptakan model SCOR sebagai cara bagi perusahaan untuk berkomunikasi. Ini
adalah kerangka kerja untuk memeriksa rantai pasokan secara detail, mendifinisikan dan mengkategorikan
proses membentuk rantai pasokan, menempatkan metrik dengan proses, dan mengkaji tolak ukur yang
sebanding (Klapper et al 1999:3-3).

SCOR adalah suatu model acuan dari operasi rantai pasokan. Model ini didesain untuk membantu dari
dalam maupun luar perusahaan mereka, selain itu model ini memiliki kerangka yang kokoh dan juga
fleksibel sehingga memungkinkan untuk digunakan dalam segala macam industri yang memiliki rantai
pasokan (Anggraeni:2009).

Ruang lingkup dalam penerapan model SCOR adalah seluruh interaksi pemasok atau konsumen dari
masuknya pesanan sampai adanya faktur pembayaran, seluruh transaksi produk dari pemasoknya pemasok
sampai konsumennya konsumen, seluruh interaksi pasar dari permintaan agregat sampai pemenuhan
kebutuhan satu sama lain, yang terakhir adalah pengembalian (Anggraeni:2009).
Manajemen Rantai pasokan
Manajemen Rantai Suplai adalah koordinasi dari bahan, informasi dan arus
keuangan antara perusahaan yang berpartisipasi. Manajemen rantai suplai bisa juga berarti seluruh
jenis kegiatan komoditas dasar hingga penjualan produk akhir ke konsumen untuk mendaur ulang
produk yang sudah dipakai.
Arus material melibatkan arus produk fisik dari pemasok sampai konsumen melalui rantai,
sama baiknya dengan arus balik dari retur produk, layanan, daur ulang dan pembuangan.
Arus informasi meliputi ramalan permintaan, transmisi pesanan dan laporan status
pesanan, arus ini berjalan dua arah antara konsumen akhir dan penyedia material mentah.
Arus keuangan meliputi informasi kartu kredit, syarat-syarat kredit, jadwal pembayaran
dalam penetapan kepemilikandan pengiriman. (Kalakota, 2000, h198)
Terdapat 3 macam komponen rantai suplai, yaitu:
1. Rantai Suplai Hulu/Upstream supply chain
Bagian upstream (hulu) supply chain meliputi aktivitas dari suatu
perusahaanmanufaktur dengan para penyalurannya (yang mana dapat manufaktur, assembler, atau
kedua-duanya) dan koneksi mereka kepada pada penyalur mereka (para penyalursecond-trier).
Hubungan para penyalur dapat diperluas kepada beberapa strata, semua jalan dari asal material
(contohnya bijih tambang, pertumbuhan tanaman). Di dalam upstream supply chain, aktivitas yang
utama adalah pengadaan.
2. Manajemen Internal Suplai Rantai/Internal supply chain management
Bagian dari internal supply chain meliputi semua proses pemasukan barang ke gudang
yang digunakan dalam mentransformasikan masukan dari para penyalur ke dalam
keluaran organisasi itu. Hal ini meluas dari waktu masukan masuk ke dalam organisasi. Di dalam
rantai suplai internal, perhatian yang utama adalah manajemen produksi, pabrikasi, dan
pengendalian persediaan.
3. Segmen Rantai Suplai Hilir/Downstream supply chain segment
Downstream (arah muara) supply chain meliputi semua aktivitas yang melibatkan
pengiriman produk kepada pelanggan akhir. Di dalam downstream supply chain, perhatian
diarahkan pada distribusi, pergudangan, transportasi, dan after-sales-service.

C. Analisis manajemen rantai pasokan pada industri bakery


Mayoritas industri bakery di Indonesia merupakan industri kecil dan menengah, berupa
UKM. Industri-industri tersebut belum memiliki pengelolaan yang rapi dan sistematis, seperti
halnya pada industri besar. Permasalahan yang sering dialami oleh UKM adalah industri ini lebih
cenderung bersifat intuitif dalam kegiatan bisnisnya dan belum memiliki perencanaan bisnis yang
bersifat tetap dan kuantitatif. Sedangkan perencanaan dan pengendalian dalam setiap kegiatan
bisnis sangat diperlukan untuk mendukung kelancaran kegiatan pada setiap mata rantai.
Permintaan produk bakery yang fluktuatif mengharuskan pengusaha untuk dapat
meramalkan berapa jumlah pasokan yang dibutuhkan untuk produksi. Pengusaha juga mebutuhkan
persediaan bahan baku untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan permintaan. Namun persediaan
bahan baku ini juga memiliki resiko jika terjadi penurunan permintaan. Selain itu, pengusaha juga
perlu meramalkan berapa banyak produk yang akan diproduksi, agar tidak terjadi produk return
yang mengakibatkan keuntungan yang tidak optimal. Peramalan dalam usaha ini amat diperlukan
agar terjadi kestabilan rantai pasokan. Industri bakery membutuhkan minimal 21 bahan baku untuk
menjalankan produksinya, juga memerlukan plastik sebagai bahan pengemas. Lead time untuk
bahan baku adalah 0-1 hari, sedangkan untuk plastik 6 hari. Industri bakery ditopang oleh beberapa
industri lainnya sebagai supplier bahan baku.
Untuk menjaga kestabilan produksi, diperlukan komunikasi yang baik antara industri
bakery dan industri supplier. Karena begitu eratnya hubungan antara pasokan dan kegiatan
produksi maka diperlukan manajemen rantai pasokan yang baik. Manajemen rantai pasokan atau
yang biasa disebut dengan supply chain management sangat penting dalam kegiatan produksi
industri bakery. Manajemen rantai pasokan digunakan untuk mengatur dan memperkirakan arus
pasokan yang masuk ke dalam industri bakery. Dengan manajemen rantai pasokan dapat dihitung
berapa pesanan pasokan yang dibutuhkan untuk proses produksi secara akurat sehingga biaya
penyimpanan dapat ditekan.
Empat kriteria sebagai fokus perbaikan kinerja supply chain management yang terdapat
dalam paper Lie dan OBrien (1999) yang berjudul integrated decision modelling of supply chain
efficiency yaitu profit, leadtime performance, delivery promptness, waste elimination, dapat
digunakan sebagai dasar untuk mewujudkan kinerja supply chain yang lebih efisien dan efektif.
Menurut christopher dan hewwit dalam Lie dan OBrien (1999)strategi SCM yang efektif dan
efisien juga diakui sebagaivalue maximisation, proccess integration, dan responsiveness
improvement.
Dengan memikirkan ulang pilihan strategi usaha dan menyesuaikan lagi dengan kebijakan
operasional SCM, perusahaan bisa lebih fokus dalam pencapaian strategi usaha dan lebih sesuai
dengan kebutuhan konsumen. Konsumen memang harus menjadi pemikiran utama ketika memilih
strategi usaha dan kebijakan SCM. Karena konsumenlah yang mengeluarkan biaya untuk seluruh
proses SCM, maka konsumenlah yang sebenarnya menjadi pemilik SCM. Nilai yang diterima oleh
konsumen harus sesuai dengan yang diharapkannya. Kalau yang bernilai adalah kecepatan, maka
yang harus ditingkatkan adalah tingkat respon. Demikian pula bila yang diinginkan biaya rendah,
maka efisiensi yang harus diutamakan.(Said,2006)
Manajemen Rantai Pasokan/ SCM
Manajemen Rantai Pasokan atau disebut Supply Chain Management merupakan pengelolaan rantai siklus yang lengkap m
distribusi sampai kepada konsumen. Istilah supply chain management pertama kali dikemukakan oleh Oliver dan Weber pada
terlibat dalam memasok bahan baku, memproduksi barang, maupun mengirimkannya ke pemakai akhir, supply chain managem
Management juga diberikan oleh James A. dan Mona J. Fitzsimmons, yang menyatakan bahwa supply chain management ada
menggunakan teknologi informasi untuk mengkoordinasikan semua elemen supply chain dari mulai pemasok ke pengecer, lalu
di sistem logistik tradisional. Sedangkan definisi Supply Chain Management menurut Chase, Aquilano, Jacobs adalah sistem u
bahan, dan jasa dari bahan baku melalui pabrik dan gudang ke konsumen akhir. Oleh Robert J. Vokurka, Gail M. Zank dan Ca
in delivering a product from raw material through the customer including sourcing raw material and parts, manufacturing and
distribution across all channels, delivery to the customer, and the information system necessary to monitor all of the activities
dari rantai pasokan dengan tujuan untuk mengintegrasikan manajemen penawaran dan permintaan. Russell dan Taylor mendef
pelayanan di seluruh jaringan baik itu pelanggan, perusahaan hingga pemasok .

Dengan demikian, berdasarkan berbagai definisi supply chain management sebagaimana telah disampaikan, dapat ditarik
aliran material, informasi dan uang di sepanjang supply chain. Lebih jauh cakupan supply chain management akan meliputi h

Bagian Cakupan kegiatan antara lain


Pengembangan Melakukan riset pasar, merancang produk baru,
produk melibatkan supplier dalam perancangan produk baru
Pengadaan Memilih supplier, mengavaluasi kinerja supplier,
melakukan pembelian bahan baku dan komponen,
memonitor supply risk, membina dan memelihara
hubungan dengan supplier
Perencanaan & Demand planning, peramalan permintaan, perencanaan
Pengendalian kapasitas, perancanaan produksi dan persediaan
Operasi / Eksekusi produksi, pengendalian kualitas
Produksi
Pengiriman / Perencanaan jaringan distribusi, penjadwalan
Distribusi pengiriman, mencari dan memelihara hubungan
dengan perusahaan jasa pengiriman,
memonitor service level di tiap pusat distribusi
Sumber: I Nyoman Pujawan (2005)

Hal penting yang menjadi dasar pemikiran pada konsep ini adalah focus pada pengurangan kesia-siaan dan mengoptimalkan n
atau Supply Chain Management dapat didefinisikan sebagai pengelolaan berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh bahan
kemudian menjadi produk jadi dan diteruskan dengan pengiriman kepada konsumen melalui sistim distribusi. Kegiatan-kegiat
lainnya yang berhubungan dengan supplier dan distributor. Supply Chain Management meliputi penetapan:

Pengangkutan.
pembayaran secara tunai atau kredit (proses transfer)
supplier
distributor dan pihak yang membantu transaksi seperti Bank
Hutang maupun piutang
Pergudangan
Pemenuhan pesanan
Informasi mengenai ramalan permintaan, produksi maupun pengendalian persediaan.

Komponen Supply Chain Management

Komponen dari supply chain management menurut Turban (2004) terdiri dari tiga komponen utama yaitu:
1. Upstream Supply Chain
Bagian upstream (hulu) supply chain meliputi aktivitas dari suatu perusahaan manufacturing dengan para penyalurnya (yang m
para penyalur mereka (para penyalur second-tier). Hubungan para penyalur dapat diperluas kepada beberapa strata, semua jala
supply chain, aktivitas yang utama adalah pengadaan.

2. Internal Supply Chain


Bagian dari internal supply chain meliputi semua proses inhouse yang digunakan dalam mentransformasikan masukan dari par
organisasi. Di dalam internal supply chain, perhatian yang utama adalah manajemen produksi, pabrikasi dan pengendalian per

3. Downstream supply chain


Downstream (hilir) supply chain meliputi semua aktivitas yang melibatkan pengiriman produk kepada pelanggan akhir. Di dal
transportasi dan after-sale service.

Strategi Rantai Pasokan

Terdapat lima strategi yang dapat dipilih perusahaan untuk melakukan pembelian kepada supplier yaitu adalah sebagai berikut

1. Banyak Pemasok (Many Supplier)


Strategi ini memainkan antara pemasok yang satu dengan pemasok yang lainnya dan membebankan pemasok untuk memenuh
pendekatan negosiasi yang digunakan dalam strategi ini, tetapi hubungan jangka panjang bukan menjadi tujuan. Dalam pendek
keahlian, kemampuan ramalan, biaya, kualitas dan pengiriman.

2. Sedikit Pemasok (Few Supplier)


Dalam strategi ini, perusahaan mengadakan hubungan jangka panjang dengan para pemasok yang komit. Karena dengan cara i
konsumen akhir. Penggunaan hanya beberapa pemasok dapat menciptakan nilai denganmemungkinkan pemasok mempunyai s
yang lebih rendah. Dengan sedikit pemasok maka biaya mengganti partner besar, sehingga pemasok dan pembeli menghadap
satu resiko yang dihadapi pembeli sehingga pembeli harus memperhatikan rahasia-rahasia dagang pemasok yang berbisnis di l

3. Vertical Integration
Artinya pengembangan kemampuan memproduksi barang atau jasa yang sebelumnya dibeli, atau dengan benar-benar membel

Integrasi ke belakang (Backward Integration) berarti penguasaan kepada sumber daya, misalnya Perusahaa
Integrasi kedepan (Forward Integration) berarti penguasaan kepada konsumennya, misalnya Perusahaan

4. Kairetsu Network.
Kebanyakan perusahaan manufaktur mengambil jalan tengah antara membeli dari sedikit pemasok dan integrasi vertical denga
pinjaman. Pemasok kemudian menjadi bagian dari koalisi perusahaan yang lebih dikenal dengan kairetsu. Keanggotaannya da
menularkan keahlian tehnis dan kualitas produksi yang stabil kepada perusahaan manufaktur. Para anggota kairetsu dapat ber
5. Perusahaan Maya (Virtual Company)
Perusahan Maya mengandalkan berbagai hubungan pemasok untuk memberikan pelayanan pada saat diperlukan. Perusahaan m
memungkinkan terciptanya perusahaan yang unik agar dapat memenuhi permintaan pasar yang cenderung berubah. Hubungan
pengangkatan karyawan, disain produk atau distribusinya. Hubungan bisa bersifat jangka pendek maupun jangka panjang, mit
diharapkan akan menghasilkan kinerja kelas dunia yang ramping. Keuntungan yang bisa diperoleh diantaranya adalah: keahli
kecepatan. Hasil yang diharapkan adalah efisiensi.

Tujuan Strategis Supply Chain Management

Rantai pasokan bagaikan darah dari setiap organisasi bisnis karena menghubungkan pemasok, produsen, dan pelanggan a
Dalam mengelola rantai pasokan memerlukan suatu proses yaitu, proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian operasi
permintaan dan penawaran seefektif dan seefisien mungkin. Masalah-masalah utama dalam rantai pasokan terkait dengan (Ste
1. Menentukan tingkat outsourcing yang tepat
2. Mengelola pembelian / pengadaan suatu barang
3. Mengelola pemasok
4. Mengelola hubungan terhadap pelanggan
5. Mengidentifikasi masalah dan merespon masalah dengan cepat
6. Mengelola risiko

Sedangkan menurut I Nyoman Pujawan, supply chain memiliki tujuan strategis yang perlu dicapai untuk membuat supply cha
persaingan pasar maka supply chain harus bisa menyediakan produk yang,
1. Murah
2. Berkualitas
3. Tepat waktu
4. Bervariasi

Menurut Hitt, Ireland dan Hoskisson (2001), semua tindakan yang diambil oleh perusahaan ini dimaksudkan untuk membantu
Daya saing strategis dicapai ketika sebuah perusahaan berhasil memformulasikan dan menerapkan strategi penciptaan nilai. K
perusahaan lain atau terlalu mahal untuk menirunya, perusahaan ini memiliki keunggulan persaingan bertahan atau dapat berta
keunggulan persaingan). Setelah perusahaan mendapatkan daya saing strategis dan sukses mengeksploitasi keunggulan persain
rata-rata, yaitu kelebihan penghasilan yang diharapkan oleh seorang investor dari investasi.

Proses Supply Chain Management

Proses supply chain management adalah proses saat produk masih berbahan mentah, produk setengah jadi dan produk jad
sepanjang arus produk dan material. Bila digambarkan dalam bentuk bagan akan nampak sebagaio berikut:
Sumber: I Nyoman Pujawan (2005)
Bagan di atas menunjukkan bahwa supply chain management adalah koordinasi dari material, informasi dan arus keuanga

Arus material melibatkan arus produk fisik dari pemasok sampai konsumen melalui rantai, sama baiknya dengan arus b
Arus informasi meliputi ramalan permintaan, transmisi pesanan dan laporan status pesanan
Arus keuangan meliputi informasi kartu kredit, syarat-syarat kredit, jadwal pembayaran, penetapan kepemilikan dan pe

Salah satu faktor kunci untuk mengoptimalkan supply chain adalah dengan menciptakan alur informasi yang bergerak sec
yang efektif dan efisien yang menghasilkan kepuasan maksimal pada para pelanggan (Indrajit dan Djokopranoto, 2003). Deng
supply perusahaan tidak akan mengalami kekurangan barang juga tidak kelebihan barang terlalu banyak. Menurut Indrajit dan
perusahaan-perusahaan yang mempunyai kepentingan didalam arus barang, para pemain utama itu adalah:
1. Supplier
2. Manufacturer
3. Distributor / wholesaler
4. Retail outlets
5. Customers

Proses mata rantai yang terjadi antar pemain utama itu adalah sebagai berikut:
Chain 1: Supplier
Jaringan yang bermula dari sini, yang merupakan sumber yang menyediakan bahan pertama, dimana mata rantai penyaluran b
bahan penolong, bahan dagangan, subassemblies, suku cadang dan sebagainya. Sumber pertama ini dinamakan suppliers. Dala
supplier bisa banyak atau sedikit, tetapi suppliers suppliers biasanya berjumlah banyak sekali.

Chain 1 2: Supplier Manufacturer


Rantai pertama dihubungkan dengan rantai yang kedua, yaitu manufacturer atau plants atau assembler atau fabricator atau ben
mengkonversikan, atau pun menyelesaikan barang (finishing). Hubungan dengan mata rantai pertama ini sudah mempunyai po
jadi, dan bahan jadi yang berada di pihak suppliers, manufacturer dan tempat transit merupakan target untuk penghematan ini.
carrying cost di mata rantai ini. Dengan menggunakan konsep supplier partnering misalnya, penghematan tersebut dapat diper

Chain 1 2 3: Supplier Manufactures Distributor


Barang sudah jadi yang dihasilkan oleh manufacturer sudah mulai disalurkan kepada pelanggan. Walaupun tersedia banyak ca
biasanya ditempuh oleh sebagian besar supply chain. Barang dari pabrik melalui gudangnya disalurkan ke gudang distributor a
pedagang besar menyalurkan dalam jumlah yang lebih kecil kepada retailer atau pengecer.
Chain 1 2 3 4: Supplier Manufacturer Distributor Retail Outlet
Pedagang besar biasanya mempunyai fasilitas gedung sendiri atau dapat juga menyewa dari pihak lain. Gudang ini digunakan
kesempatan untuk memperoleh penghematan dalam bentuk jumlah inventories dan biaya gudang, dengan cara melakukan desa
pengecer (retail outlet).

Chain 1 2 3 4 5: Supplier Manufacturer Distributor Retail Outlet Customer


Dari rak-raknya, para pengecer atau retailer ini menawarkan barangnya langsung kepada para pelanggan, pembeli atau penggu
swayalan, atau koperasi dimana konsumen melakukan pembelian. Walaupun secara fisik dapat dikatakan ini adalah mata ranta
retail outlet) ke real customer dan real user, karena pembeli belum tentu pengguna akhir. Mata rantai supply baru benar-benar

Model Supply Chain Management

Indrajit dan Djokopranoto (2002) menjelaskan mengenai pelaku utama yang mempunyai kepentingan didalam arus baran
hubungan mata rantai dari pelaku-pelaku tersebut yang dapat berbentuk seperti mata rantai yang terhubung satu dengan yang l
sejumlah perusahaan atau organisasi yang bersama-sama mengumpulkan atau mencari, mengubah, dan mendistribusikan baran
supply chain adalah dengan menciptakan alur informasi yang bergerak secara mudah dan akurat antara jaringan atau mata rant
maksimal. Secara ringkas dapat digambarkan sebagai berikut:

Sumber: Indrajit dan Djokopranoto (2002)

Sedangkan menurut James A. dan Mona J. Fitzsimmons (2006), bentuk fisik dari suatu barang dalam supply chain dapat diliha
didefinisikan dengan pasokan input, transformasi material dan output permintaan. Berikut diberikan bagan Supply chain untuk

Sumber: James A. dan Mona J. Fitzsimmons (2006)

Supplier, manufacturing, distribution, retailing, dan recycling/remanufacturing yang terhubung dengan tanda panah menggamb
arah yang berlawanan ditampilkan sebagai garis putus-putus dan termasuk kegiatan yang dilakukan oleh supplier, proses desai
yang dimana bahan baku tiba dari pemasok eksternal; material berubah dalam beberapa cara untuk menambah nilai, menciptak
menambah suatu nilai terhadap material.
Tantangan Dalam Mengelola Supply Chain Management

Menurut I Nyoman Pujawan (2005), terdapat tantangan yang harus dihadapi dalam mengelola suppy chain, yaitu:
1. Kompleksitas struktur supply chain

Melibatkan banyak pihak dengan kepentingan yang berbeda-beda


Perbedaan bahasa, zona waktu dan budaya antar perusahaan

2. Ketidakpastiaan

Ketidakpastian permintaan
Ketidakpastian pasokan: lead time pengiriman, harga dan kualitas bahan baku, dll.
Ketidakpastian internal: kerusakan mesin, kinerja mesin yang tidak sempurna, ketidakpastian kualitas produksi dll.

Gambaran mengenai ketidak pastian dalam supply chain adalah sebagai berikut:

Sumber: I Nyoman Pujawan (2005)

Untuk menghadapi masalah ketidakpastian pemesanan dalam rantai pasokan atau bullwhip effect, diperlukan sharing informas
pasokan, pengukuran kinerja rantai pasokan, maupun membangun koordinasi dan kolaborasi di antara mitra bisnis sehingga pr
lancar dan memungkinkan perusahaan untuk mencapai biaya persediaan yang rendah. Sedangkan menurut James A. dan Mona
menyeimbangkan kebutuhan pengiriman pelanggan secara tepat dengan mendorong biaya produksi dan biaya persediaan. Pem
pilihan yang akan memberikan peningkatan terbesar dalam kepuasan pelanggan dengan biaya yang terjangkau.

Mengukur Performa Supply Chain Management

Dikatakan oleh Schroeder bahwa mengukur performa supply chain adalah langkah pertama menuju perbaikan. Sebuah tahapan
tersebut. Schroeder mengemukakan bahwa pada umumnya ada lima poin penting yang dapat diukur dalam performa supply ch
1. Pengiriman
Mengacu pada ketepatan waktu pengiriman: persentase pesanan dikirimkan secara lengkap dan tidak melewati pada tanggal ya
2. Kualitas
Ukuran langsung dari kualitas adalah kepuasan pelanggan dan dapat diukur melalui beberapa cara. Salah satunya, dapat diuku
pelanggan.
3. Waktu
Waktu pengisian total dapat dihitung langsung dari tingkat persediaan. Jika kita mengasumsikan ada tingkat penggunaan kons
tingkat penggunaan.
4. Fleksibilitas
Fleksibilitas adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengubah volume atau bauran produk dengan persentase tertentu atau juml
5. Biaya
Ada dua cara untuk mengukur biaya. Pertama, perusahaan dapat mengukur total biaya pengiriman, termasuk manufacture, dist

Penggerak Supply Chain

Supply chain memiliki penggerak yang sangat berpengaruh terhadap performa supply chain itu sendiri. Menurut Chopra dan M
1. Inventory
Adalah semua bahan mentah, dalam proses dan barang-barang yang telah diselesaikan. Inventory merupakan salah satu pengg
secara drastis tingkat responsivitas dan efisiensi supply chain. Komponen dari keputusan mengenai inventory adalah (Chopra d
a. Cycle inventory
Cycle inventory adalah jumlah rata-rata dari inventory yang digunakan untuk memenuhi permintaan dalam suatu waktu. Misa
10 truk bahan baku dalam sekali pesan atau bisa memesan 1 truk bahan baku yang dipesan tiap 3 hari. Ini tergantung dari strat
memperhitungkan ordering cost (biaya pesan) dan holding cost (biaya penyimpanan).
b. Safety Inventory
Safety inventory adalah inventory yang dibuat untuk berjaga-jaga terhadap perkiraan akan kelebihan permintaan. Ini digunaka
c. Seasonal Inventory
Seasonal inventory adalah inventory yang dibuat untuk mengatasi keragaman yang dapat diprediksi dalam permintaan. Perusa
periode permintaan barang rendah dan menyimpannya untuk periode permintaan barang menjadi tinggi, dimana pada saat perm
permintaan.

2. Transportation
Transportasi adalah memindahkan persediaan dari titik ke titik dalam supply chain. Transportasi terdiri atas banyak kombinasi
juga mempunyai dampak besar dalam tingkat responsifitas dan efisiensi supply chain. Komponen dari keputusan mengenai tra
a. Modes of transportation
Modes of transportation adalah cara-cara dimana sebuah produk dipindahkan dari saru lokasi dalam jaringan supply chain ke t

Pesawat Udara. Udara merupakan cara transportasi yang paling cepat, tetapi memiliki biaya yang mahal.
Truk . Truk adalah cara yang relatif cepat dan murah dengan fleksibilitas tinggi.
Kereta. Kereta cara yang mudah yang digunakan untuk jumlah barang yang besar.
Kapal laut. Kapal cara yang paling lambat tetapi sering menjadi pilihan yang paling ekonomis untuk pengiriman d
Pipa saluran. Pipa saluran biasanya digunakan untuk menyalurkan minyak dan gas.

b. Route and network selection


Route adalah jalur jalan dimana sebuah produk dikirimkan dan network adalah sebuah kumpulan lokasi dan rute kemana prod
desain supply chain.
c. In house or outsource
Secara tradisional, banyak fungsi transportasi dilakukan oleh perusahaan sendiri, namun pada saat ini banyak yang telah dilim

3. Fasilitas
Fasilitas adalah tempat-tempat dalam jaringan supply chain dimana inventory disimpan, dirakit, atau diproduksi. Dua jenis um
memilih tingkat efisiensi tinggi, maka memiliki lebih sedikit gudang. Jadi penentuan fasilitas mempunyai dampak yang besar
fasilitas menurut Chopra dan Meindl (2004, p55-56) adalah sebagai berikut :
a. Location
Penentuan keputusan dimana suatu perusahaan menentukan lokasi fasilitasnya merupakan bagian yang sangat besar dalam lan
secara desentralisasi akan menjadi lebih responsif dalam permintaan konsumen.
b. Capacity
Perusahaan juga harus menentukan seberapa kapasitas dari fasilitas yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Sejumlah besar ka
sebaliknya.
c. Operation methodology
Disini digambarkan bagaimana metode perusahaan dalam memproduksi barang, apakah mesin yang dipakai untuk membuat p
untuk membuat produk lain yang biasanya mesin itu relatif mahal atau menggunakan mesin yang dapat membuat satu macam
d. Warehouse methodology

Stock Keeping Unit (SKU) Storage. Gudang tradisional yang menyimpan segala macam produk dalam suatu tempat.
Job Lot Storage. Yaitu suatu metode penyimpanan persediaan dimana semua produk-produk yang berbeda dibutuhkan u
sama.
Crossdocking. Yaitu sebuah metode, dimana barang sebenarnya tidak disimpan dalam fasilitas (gudang) perusahaan. Tru
barang yang dipesan diangkut menuju fasilitas perusahan, kemudian dari sana dipecah menjadi bagian-bagian kecil dan
beragam dari truk-truk sebelumnya.

4. Information
Informasi terdiri dari data dan analisis yang berkaitan dengan inventory, transportasi, fasilitas dan pelanggan diseluruh supply
lebih responsif dan efisien. Informasi secara potensial adalah penggerak terbesar performa supply chain. Komponen dari kepu
a. Push versus Pull
Sistem push biasanya menggunakan MRP untuk jadwal produksi, jadwal kepada pemasoknya untuk menentukan kapan, jenis
informasi atas permintaan aktual konsumen, sehingga perusahaan dapat dengan tepat memenuhi permintaan tersebut.
b. Cordinating and Information sharing
Koordinasi dari supply chain terjadi ketika semua tingkatan dari supply chain bekerja menuju tujuan yang memaksimalkan keu
koordinasi berpengaruh pada kerugian yang besar atau keuntungan supply chain. Ini bisa dilakukan dengan pertukaran data an
c. Forecasting and Aggregate Planning
Peramalan adalah ilmu pengetahuan dan seni untuk membuat rencana mengenai kebutuhan masa depan dan kondisinya. Peram
perusahaan mengubah menjadi rencana aktivitas untuk memenuhi permintaan yang telah diperhitungkan.
d. Enabling Technologies
Untuk mencapai komunikasi yang terintregasi dalam supply chain, maka terdapat teknologi-teknologi yang digunakan yaitu:

Electronic Data Interchange (EDI). EDI memungkinkan perusahaan menjadi lebih efisien, juga menurunkan wakt
lebih cepat dibandingkan tanpa EDI.
Internet. Internet sendiri mendukung penggunaan EDI. Dengan internet maka akan menjadi sebuah faktor penting
Entreprise Resources Planning (ERP). Sistem ERP ini menyediakan pelacakan transaksi dan kemampuan melihat
supply chain membuat keputusan yang cerdas.
Supply Chain Management (SCM) Software. Yaitu program yang menyediakan dukungan terhadap analisis keput

Keterkaitan Manajemen Rantai Pasokan dengan Strategi Bisnis


Bagaimana keputusan mengenai rantai pasokan berdampak pada strategi
akan ditunjukkan pada table berikut:

Strategi biaya rendah Strategi respon Strategi diferensiasi

Tujuan Penuhi permintaan Tanggapi perubahan Penelitian pangsa


pemasok dengan biaya serendah kebutuhan/permintaaan pasar, bersama-sama
mungkin dengan cepat untuk mengembangkan
memin terjadinya produk dan pilihan
persedian habis
Kriteria Pilih terutama karena Pilih terutama karena Pilih trtm krn
pemilihan biaya kapasitas, kecepatan ketrampilan
utama dan fleksibilitas pengembangan produk

Karakteritik Mempertahankan utilitas Menanam modal pada Proses moduler yang


proses rata-rata yang tinggi kapasitas berlebih dan menuju mass
proses yang fleksibel customization
Karakteristik Meminimalkan persedian Kembangkan sistem Mmin persediaan
Persediaan di seluruh rantai untuk yang cept tanggap, dalam rantai untuk
menekan biaya dengan persedian menghindari produk
cadangan untuk menjadi usang
memastikan pasokan
Karakteristik Memendekkan lead time Menanamkan investasi Menanamkan investasi
Lead Time sepanjang tidak secara agresif untuk secara agresif untuk
meningkatkn biaya mngurangi lead time mengurangi lead time
produksi pengembangan
Karakteristik Maksimalkan kinerja dan Menggunakan desain Menggunakan desain
desain minimisasi biaya produk yang modular untuk
produk mendorong waktu set menunda differensiasi
up yang rendah dan produk selama
produksi massal mungkin.

Supply Chain Economics

Pedagang besar maupun eceran membeli semua yang akan dijual, tetapi tidak demikian halnya untuk perusahaan manufak
karena itu agar operasional berjalan secara efektif dan efisien maka adakalanya dihadapkan pada keputusan untuk membuat at

1. Keputusan Membuat atau Membeli


Adapun berbagai pertimbangan yang ada dalam keputusan tersebut diantaranya dijabarkan pada tabel berikut:

Alasan Membuat Alasan Membeli

1 Biaya produksi yang lebih rendah Biaya perolehan lebih rendah


2 Pemasok kurang cocok. Menjaga komitmen pemasok
3 Memastikan pemasok yang Mendapatkan keahlian tehnis
memadai dan manajemen
4 Pemanfaatan tenaga kerja berlebih Kapasitas tidak memadai
5 Memperoleh kualitas yang diinginkan Mengurangi biaya persediaan
6 Menghilangkan kolusi pemasok Memastikan ada sumber daya
alternatif
7 Memperoleh item yang unik Kapasitas di perusahaan tidak
mendukung
8 Mempertahankan bakat yang ada Pertukaran informasi
9 Menjaga rancangan dan kualitas yang Item terlindungi karena hak paten
memadai
10 Mempertahankan dan meningkatkan Membebaskan manajemen
ukuran perusahaan menangani bisnis utama
Sumber : Heizer (2004; 417)

Hal-hal tersebut di atas dalam konsep pengambilan keputusan taktis yang dikemukakan oleh Hansen Mowel menjadi bagian d

2. Outsourcing

Adalah memindahkan aktifitas perusahaan yang dimiliki dalam konsep tradisional kepada supplier eksternal. Outsourcing mer
sehingga perusahaan dapat berkonsentrasi pada core competencies yang dimiliki. Dengan outsourcing tidak ada tangible produ
dibutuhkan untuk menyempurnakan aktifitasnya. Sumber daya ditransfer ke perusahaan pemasok yang meliputi: fasilitas, oran
keperluan diantaranya: teknologi informasi, pekerjaan akuntansi, fungsi hokum dan juga produk-produk perakitan. Sebaliknya
menyediakan outsourcing bagi berbagai jenis perusahaan yang memerlukannya.

Integrasi Rantai Pasokan

Ada tiga isu yang terkait dengan pengembangan efisiensi, integrasi rantai pasokan yaitu:
a. Local Optimization
Anggota rantai pasokan akan memfokuskan pada maksimisasi keuntungan local atau minimisasai biaya yang didasarkan pada
b. Incentives
Insentif mendorong munculnya perdagangan didalam rantai penjualan yang sebelumnya tidak terjadi. Hal ini menimbulkan flu
berupa insentif penjualan, potongan kuantitas, kuota dan promosi.
c. Large lots
Dalam hal ini seringkali terjadi bias yang mengarah pada large lots karena cenderung mengurangi biaya per unit. Disatu sisi ji
biaya per unit, tetapi tidak merefleksikan nilai penjualan sebenarnya.
Ketiga isu tersebut biasanya memberikan kontribusi munculnya distorsi informasi tentang apa yang sebenarnya terjadi da
yang akurat tentang berapa banyak produk yang benar-benar ditarik melalui rantai pasokan. Ketidakakuratan informasi bukan
menyebabkan apa yang diketahui sebagai bullwish effect. Bullwish effect adalah fluktuasi kenaikan dalam order yang sering t
biaya seperti inventory, transportasi, pengiriman dan penerimaan.

Sebagai manajer yang mengarah pada integrasi rantai pasokan, efisiensi menjadi suatu substansi yang memungkinkan. Si
konsumen, merupakan penempatan yang berbeda-beda dan seringkali berhubungan dengan organisasi yang independen. Oleh
1. Mutual Aggrement on Goal,
suatu integrasi rantai pasokan mensyaratkan lebih dari kesepakatan dalam kontrak hubungan jual beli, tetapi patner harus diap
akhir. Hal ini dapat terwujud apabila adanya pengertian tentang misi, strategi, dan tujuan dari organisasi yang berpartisipasi. I
memaksimalkan total konten produk.

2. Trust,
merupakan hal kritis bagi efektifitas dan efisiensi rantai pasokan. Anggota dari rantai pasokan harus masuk kedalam hubungan
pemasok akan lebih sekses jika resiko dan penghematan biaya dibagi dan aktifitas seperti riset konsumen, analisa penjualan, p

3. Compatible Organizational Cultures,


budaya organisasi yang setara akan menjadikan hubungan yang positif diantara pembelian dan penawaran apabila hal tersebu

Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dapat mengelola rantai pasokan secara efektif yaitu:
a. Accurate data,
Untuk dapat meningkatkan akurasi data maka yang dapat dilakukan adalah dengan melalui sharing: 1) POS (Point Of Sales) in
(Computer-Assisted Ordering). Dengan menggunakan keduanya maka pengumpulan data dan kemudian menyesuaikan dengan
bertanggung jawab menjaga persediaan barang akhir.

b. Lot Size Reduction,


ini dilakukan oleh manajemen yang agresif dengan cara: 1) Mengembangkan pengiriman yang ekonomis . 2) Memberikan disk
Mengurangi biaya order melalui teknik order yang ada dan variasi bentuk pembelian elektronik.

c. Singe Stage Control of Replenishment,


Supervisor bertanggung jawab secara tetap untuk memonitor dan mengelola inventory untuk pengecer. Pendekatan ini mengar

d. Vendor Managed Inventory,


Persediaan dikelola Vendor yang artinya supplier menjaga material bagi pembeli, seringkali mengirimkan langsung ke pembel

e. Postponement,
yaitu menunda modifikasi atau customization produk selama mungkin dalam proses produksi.

f. Channel Assembly,
yaitu menunda perakitan akhir suatu produk sehingga jalur distribusi dapat dipasang.

g. Drop Shipping and Special Packaging,


Drop Shipping berarti pengiriman langsung dari supplier ke konsumen akhir berarti hemat waktu dan biaya pengiriman kemba
h. Blanket Order,
merupakan komitmen pembelian jangka panjang kepada supplier untuk item yang dapat dikirim dalam jangka pendek, artinya

i. Standardization,
yaitu pengurangan jumlah variasi material dan komponen sebagai bantuan mengurangi biaya.

j. EDI (Electronic Data Interchange)


merupakan standardisasi format transmisi data untuk komunikasi komputerisasi diantara organisasi. Perluasan EDI adalah ASN
vendor ke pembeli.

k. Pemilihan Vendor
Suatu perusahaan mungkin memiliki kemampuan di semua bidang manajemen, walaupun demikian fungsi operasi memerluka
perlu dilakukan tiga proses yaitu:
1. Evaluasi Penjual
Tahap ini mencakup kegiatan pencarian penjual potensial dan penentuan kemungkinan penjual tersebut menjadi pemasok yang
dipertimbangakan untuk memilih penjual, yang mana tiap variabel diberi bobot tergantung pada kebutuhan organisasi. Kemud
menentukan mana yang dipilih.

2. Pengembangan Penjual
Apabila perusahaan sudah memastikan akan menggunakan jasa penjual tertentu, maka cara agar pemasok dapat diintegrasikan
kebutuhan akan mutu, dan kebijakan perolehan bahan baku. Pengembangan dimulai dari pelatihan sampai membantu rekayasa

3. Negosiasi
Strategi Negosiasi terdiri dari tiga jenis yaitu: 1) Model harga berdasarkan biaya (Cost Based price model), yang mengharuska
price model), harga didasarkan pada publikasi atau indeks. 3) Perebutan tender (competitive bidding),terjadi pada kasus diman

4. Internet Purchasing
Kadang-kadang disebut sebagai e-procurement yaitu order dilakukan melalui komunikasi atau menyetujui catalog vendor yang
pembelian.

l. Pembelian - Purchasing
Strategi pembelian yang efektif merupakan hal yang strategis dalam konsep Supply Chain Management, bagaimanapun pembe
karena porsi terbesar dari pendapatan digunakan untuk melakukan pembelian. Kebutuhan akan strategi pembelian dan penerap

1. Tujuan Fungsi Pembelian


Pembelian berarti perolehan barang dan jasa, tujuan kegiatan pembelian adalah:

Membantu mengidentifisikasi produk barang dan jasa yang dapat diperoleh secara eksternal.
Mengembangkan, mengevaluasi dan menentukan supplier, harga dan pengiriman yang terbaik bagi produk

2. Fokus Pembelian
Pembelian terjadi di lingkungan operasi produk barang maupun jasa.
Dalam lingkungan operasi produk barang,

Fungsi pembelian biasanya dikelola oleh agen pembelian yang secara formal memegang wewenagn untuk melaksanakan kontr
staf yang juga pembeli dan ekspenditur. Pembeli mewakili perusahaan yang bersangkutan, menjalankan semua kegiatan depar
dalam menindaklanjuti pembelian agar dapat dipastikan bahwa pengiriman tepat waktu. Di perusahaan manufaktur, Fungsi p
dokumen-dokumen pengendalian mutu, dan kegiatan-kegiatan pengujian yang mengevaluasi ietm yang dibeli.

Dalam lingkungan jasa,

Peranan pembelian agak tidak begitu penting karena produk utamanya merupakan produk intelektual, contoh yang dapat dikem
adalah fasilitas kantor, perabotan dan peralatan, mobil serta perlengkapan.

Pada waktu perusahaan sudah masuk dalam pasar global, maka perluasan rantai pasokan yang dimiliki menjadi suatu tant
sukses, maka beberapa karakteristik kapabilitas yang harus dimiliki antara lain: 1) Fleksibel dalam arti cukup reaktif terhadap
impor dan nilai tukar. 2) Dapat menggunakan teknologi mutahir untuk menjadwal dan mengelola pengiriman komponen dan p
menyikapi peraturan, perdagangan, pengangkutan, penanganan konsumen dan isu politik. (Hendra Poerwanto G)
Supply Chain (Rantai Pasok) didefinisikan sebagai suatu sistem tempat organisasi
menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada para pelanggannya. Rantai ini juga
merupakan jaringan atau jejaring dari berbagai organisasi yang saling berhubungan yang
mempunyai tujuan yang sama, yaitu sebaik mungkin menyelenggarakan pengadaan atau
penyaluran barang tersebut. Kata "penyaluran" mungkin kurang tepat karena
istilah supply meliputi juga proses perubahan barang tersebut, misalnya dari bahan mentah
menjadi barang jadi.

Supply Chain Management atau Manajemen Rantai Pasok merupakan suatu


pengembangan dari Manajemen Logistik. Menurut Martono, 2015: 2, Rantai Pasok adalah
suatu sistem terintegrasi yang mengkoordinasikan keseluruhan proses di
organisasi/perusahaan dalam mempersiapkan dan menyampaikan produk/jasa kepada
konsumen. Proses ini mencakup perencanaan (plan), sumber input bagi proses (source,
misalnya pengiriman bahan mentah dari permasok), proses transformasi input menjadi
output (make), transportasi, distribusi, pergudangan (deliver), sistem informasi, dan
pembayaran produk/jasa, sampai produk/jasa tersebut dikonsumsi oleh konsumen, serta
layanan pengembalian produk/jasa (return).

Konsep supply chain merupakan konsep baru dalam melihat persoalan logistik. Konsep
lama melihat logistik lebih sebagai persoalan intern masing masing perusahaan, dan
pemecahaannya menitik beratkan pada pemecahan secara intern di perusahaan masing
masing. Dalam konsep baru ini, masalah logitik dilihat sebagai masalah yang lebih luas
yang terbentang sangat panjang sejak dari bahan dasar sampai barang jadi yang dipakai
konsumen akhir, yang merupakan mata rantai penyediaan barang. Oleh karena itu,
manajemen supply chain dapat didefinisikan sebagai berikut :

Supply Chain management is a set of approaches utilized to efficiently integrate supplier,


manufactures, warehouses, and stores so that merchandise is produced and distributed at
the right quantities, to the right locations, at the right time, in order to minimize system wide
costs while satisfying service level requirement (David Simchi Levi et al, 2000)
Istilah Supply Chain Management (SCM) pertama kali dikemukakan oleh Oliver & Weber
pada tahun 1982 (cf. liver & Weber; Lambert et al. dalam Pujawan, 2005: 5). Kalau supply
chain adalah jaringan fisiknya, yakni perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam memasok
bahan baku, memproduksi barang, maupun mengirimkannya ke pemakai akhir, SCM
adalah metode, alat atau pendekatan atau metode yang terintegrasi dengan dasar
semangat kolaborasi. Ada beberapa definisi tentang SCM. Misalnya, the Council of Logistic
Management memberikan definisi berikut:

Supply chain management is the systematic, strategic coordination of the traditional


business functions within a particular company and across business within the supply chain
for the purpose of imporving the long-term performance of the individual company and the
supply chain as a whole

SCM pada hakekatnya mencakup lingkup pekerjaan dan tanggung jawab yang luas.
Beberapa elemen penting yang masuk dalam klasifikasi SCM di antaranya di tunjukkan
pada tabel berikut.

Bagian Cakupan kegiatan antara lain

Pengembangan Melakukan riset pasar, merancang produk baru,

produk melibatkan supplier dalam perancangan produk baru.

Memilih supplier, mengevaluasi kinerja supplier,

melakukan pembelian bahan baku dan komponen,

memonitor supply risk, membina dan memelihara

Pengadaan hubungan dengan supplier.

Demand planning, peramalan permintaan,


Perencanaan & perencanaan kapasitas, perencanaan produksi dan

Pengendalian persediaan.

Operasi / Produksi Eksekusi produksi, pengendalian kualitas.

Perencanaan jaringan distribusi, penjadwalan

pengiriman, mencari dan memelihara hubungan

Pengriman / dengan perusahaan jasa pengiriman,

Distribusi memonitor service level di tiap pusat distribusi.

Sumber : I Nyoman Pujawan (2005)


Seluruh klasifikasi yang disebutkan dalam tabel tersebut biasanya tercermin dalam bentuk
pembagian department atau divisi pada perusahaan menufaktur. Pembagian tersebut
sering dinamakan functional division karena mereka dikelompokkan sesuai dengan
fungsinya.

Melihat beberapa definis yang di jelaskan di atas, dapat dikatakan bahwa supply chain
adalah logistics network yang cukup luas dan kompleks. Dalam hubungan ini, ada
beberapa pemain utama yang merupakan perusahaan perusahaan yang mempunyai
kepentingan yang sama, yaitu :

1. supplier
2. manufacturer
3. distributor
4. retail outlets
5. customers
Chain 1 : Suppliers
Jaringan bermula dari sini, yang merupakan sumber yang menyediakan bahan pertama, di
mana mata rantai penyaluran barang akan dimulai. Bahan pertama di sini bisa dalam
bentuk bahan baku, bahan mentah, bahan penolong, bahan dagangan, sub assemblies,
susku cadang, dan sebagainya. Sumber pertama ini dinamakan suppliers. Dalam artinya
yang murni, ini termasuk juga suppliers's suppliers atau sub-suppliers. Jumlah supplier bisa
banyak atau sedikit, tetapi suppliers's suppliers biasanya berjumlah banyak sekali. Inilah
mata rantai yang pertama

Chain 1 - 2 : Suppliers, Manufacturer


Rantai pertama dihubungkan dengan rantai kedua,
yaitu manufacturer atau plants atau assembler atau fabricator atau bentuk lain yang
melakukan perkerjaan membuat, mempabrikasi, mengasembling, merakit
mengkonversikan, atau pun menyelesaikan barang (finishing). Untuk keperluan tulisan ini,
sebut saja bentuk yang bermacam-macam tadi sebagai manufacturer. Hubungan dengan
mata rantai pertama ini sudah mempunyai potensi untuk melakukan penghematan.
Misalnya, inventories bahan baku, bahan setengah jadi, dan bahan jadi yang berada di
pihak suppliers, manufacturer, dan tempat transit merupakan target untuk penghematan ini.
Tidak jarang penghematan sebesar 40% - 60% bahkan lebih, dapat diperoleh dari inventory
carrying cost di mata rantai ini. Dengan menggunakan konsep supplier partnering misalnya,
penghematan ini dapat diperoleh.

Chain 1 - 2 - 3 : Suppliers, Manufacturer, Distributor


Barang sudah jadi yang dihasilkan oleh manufacturer sudah mulai harus disalurkan kepada
pelanggan. Walaupun terseedia banyak cara untuk penyaluran barang ke pelanggan, yang
umum adalah melalui distributor dan ini biasanya ditempuh oleh sebagian besar supply
chain. Barang dari pabrik melalui gudangnya disalurkan ke
gudang distributor atau wholesaler atau pedagang besar dalam jumlah besar, dan pada
waktunya nanti pedagang besar menyalurkan dalam jumlah yang lebih kecil
kepada retailers atau pengecer.

Chain 1 - 2 - 3 - 4 : Suppliers, Manufacturer, Distributor, Retailer Outlets


Pedagang besar biasanya mempunyai fasilitas gudang sendiri atau dapat juga menyewa
dari pihak lain. Gudang ini digunakan untuk menimbun barang sebelum disalurkan lagi ke
pihak pengecer. Sekali lagi di sini ada kesempatan untuk memperoleh penghematan dalam
bentuk jumlah inventories dan biaya gudang, dengan maka melakukan desain kembali
pola-pola pengiriman barang baik dari gudang manufacturer maupun toko pengecer (retail
outlets). Walaupun ada beberapa pabrik yang lengsung menjual barang hasil produksinya
kepada pelanggan, namun secara relatif jumlahnya tidak banyak dan kebanyakan
menggunakan pola seperti di atas.
Chain 1 - 2 - 3 - 4 -5 : Supplier, Manufacturer, Distributor, Retailer Outlets, Customers
Dari rak-raknya, para pengecer atau retailers ini menawarkan barangnya langsung kepada
para pelanggan atau pembeli atau pengguna barang tersebut. Yang
termausk outlets adalah toko, warung, toke serba ada, pasar swalayan, toko koperasi,
mall, club stores, dan sebagainya di mana pembeli akhir melakukan pembelian. Walaupun
secara fisik dapat dikatakan bahwa ini merupakan mata rantai yang terakhir, sebetulnya
masih ada satu mata rantai lagi, yaitu dari pembeli (yang mendatangi retailer outlet tadi)
ke real customers atau real user, karena pembeli belum tentu pengguna sesungguhnya.
Mata rantai supply baru betul betul berhenti setelah barang yang bersangkutan tiba di
pemakai lengsung (pemakai yang sebenarnya) barang atau jasa dimaksud.

Mata rantai yang dijelaskan di atas merupakan suatu gambaran umum terhadap konsep
rantai pasok. Rantai Pasok merupakan suatu ilmu yang cukup kompleks yang memiliki
kemampuan untuk beradaptasi dan berkembang sesuai dengan teknologi serta kebutuhan
dari konsumen.
Kemampuan ini menyebabkan masuknya beberapa pemain utama yang ikut masuk
berperan penting dalam aktifitas Rantai Pasok, yang di antaranya adalah ;

1. Logistic Service Provider, yaitu pihak yang menyediakan jasa aktifitas logistik
yang dapat berbentuk 3PL (Third Party Logistics) hingga 4PL (Forth Party
Logistics) yang saat ini sedang berkembang dan marak di dalam aktifitas Rantai
Pasok
2. Internet Provider hingga Webmaster yang muncul akibat berkembangnya
aktifitas jual beli melalui online (e-commerce) yang mana secara langsung
mempengaruhi proses rantai pasok

Anda mungkin juga menyukai