Anda di halaman 1dari 92

BAB IV

PENGENDALIAN MUTU dan K3

A.Uraian Umum
Dalam sebuah proyek, pengendalian dan pengawasan tersebut harus
selalu ada dan diutamakan, sebab menyangkut berhasil tidaknya proyek
tersebut. Secara umum pengendalian terseb ut meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Penentuan standar, yaitu penentuan tolak ukur dalam menilai hasil
pekerjaan dari segi kualitas dan ketepatan waktu.
2. Pemeriksaan, yaitu melakukan pemeriksaan terhadap hasil
pekerjaan untuk mengetahui sejauh mana kemajuan hasil pekerjaan.
3. Perbandingan, yaitu membandingkan hasil pekerjaan yang telah
diketahui dan dicapai dengan rencana yang ditentukan. Dari perbandingan
ini dapat diketahui apakah pelaksanaan proyek berjalan lancar atau justru
mengalami keterlambatan.
4. Tindakan korektif, yaitu mengadakan evaluasi terhadap
pelaksanaan proyek. Bila terjadi ketidaksesuaian atara perencanaan dengan
pelaksanaan teknis di lapangan, perlu untuk melakukan koreksi dan
pemecahan dari permasalahan yang ada.

B. Pengendalian Proyek
“Manajemen Proyek adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan
mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran jangka
pendek yang telah ditentukan. Lebih jauh, manajemen proyek menggunakan
pendekatan sistem dan hirarki (arus kegiatan) vertikal maupun horizontal.”
Pengendalian proyek merupakan usaha sistematik perusahaan untuk
mencapai keberhasilan dengan cara membandingkan prestasi kerja dengan
rencana dan membuat tindakan yang tepat untuk mengkoreksi perbedaan yang
penting.
Dalam sistem pengendalian proyek, di samping memerlukan perencanaan
yang realistis sebagai tolak ukur pencapaian sasaran, juga harus dilengkapi
dengan teknik dan metode yang dapat segera mengetahui tanda-tanda

66
penyimpangan. Identifikasi dilakukan dengan membandingkan jumlah biaya
yang sesungguhnya dikeluarkan dengan anggaran, sedangkan untuk jadwal
dianalisis kurun waktu yang telah dipakai dibandingkan dengan perencanaan.
Dengan demikian, apabila terjadi penyimpangan antara rencana dan kenyataan
serta mendorong untuk mencari sebab-sebabnya. Dalam setiap rapat koordinasi
proyek, akan selalu dipertanyakan bagaimana kemajuan pelaksanaan kegiatan
terakhir, apakah pengeluaran melebihi anggaran atau kemajuan sesuai dengan
jadwal. Untuk setiap pelaporan, dikumpulkan informasi mengenai status akhir
kemajuan proyek dengan menghitung persentase instalasi yang diselesaikan
kemudian dibandingkan dengan perencanaan dan penggunaan sumber daya
manusia serta anggaran.
Pengendalian proyek konstruksi pada Proyek Pondok Indah Residences ini
terdiri dari beberapa jenis pengendalian yakni pengendalian biaya,
pengendalian jadwal, pengendalian mutu dan pengendalian K3.

Gambar 8. Cakupan Pengendalian Proyek


(Sumber : PT TOTAL BANGUN PERSADA Tbk, 2015)

67
C. Pengendalian Biaya (Cost Control)
Pengendalian biaya dimaksudkan untuk mengetahui besarnya biaya yang
telah dikeluarkan dengan melihat tahap pekerjaan yang telah dicapai. Besarnya
biaya ini dapat dibandingkan dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang
telah disusun. Dari pembandingan ini, dapat diketahui apabila pada pekerjaan
yang telah dilaksanakan tersebut terjadi pembengkakan biaya sehingga dapat
dilakukan evaluasi biaya. Alur pembayaran juga perlu diawasi agar
penyampaian dana sesuai dengan pembayaran yang benar.
Pengendalian biaya meliputi proses-proses yang diperlukan untuk
memastikan bahwa proyek selesai dengan dana yang telah disepakati.
Pengendalian biaya tidak hanya merupakan pemantauan/pemonitoran biaya dan
perekaman jumlah data, tetapi juga analisa data agar tindakan koreksi dapat
dilakukan sebelum terlambat. Pengendalian biaya dilakukan oleh seluruh
personil baik dalam struktur organisasi manajemen proyek Owner maupun
Kontraktor Utama. Namun demikian didalam manajemen proyek Owner harus
bertanggung jawab terhadap pengendalian biaya proyek, termasuk manajemen
pendanaan, persetujuan dan pembayaran tagihan dari Kontraktor Utama serta
pengendalian dana/budget. Metode pengendalian biaya harus secara jelas
didefinisikan dan diimplementasikan.
Fungsi dari pengendalain biaya agar dari Rencana Anggaran Biaya (RAB)
tidak membengkak dalam pelaksanaannya. Adanya pembengkakkan maka
perlunya evaluasi biaya.
Salah satu penyebab terjadi pembengkakkan biaya adalah adanya kesalahan
dalam pelaksanaan di lapangan sehingga membutuhkan perbaikan yang tentu
saja menambah biaya dari segi biaya material maupun tenaga kerja, maka
untuk menghindari adanya pembengkakkan biaya yaitu dengan cara melakukan
pelaksanaan di lapangan dengan baik dan hati-hati.
Pengendalian biaya pada Proyek Pondok Indah Residencess ini adalah
dengan membandingkan besarnya Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang telah
disusun dengan pekerjaan yang telah dilaksanakan, jika terjadi pembengkakan
maka dapat dilakukan evaluasi biaya.

68
D. Pengendalian Jadwal (Schedule Control)
Pengendalian jadwal berdasarkan pada time schedule pekerjaan.
Keterlambatan pekerjaan pada suatu proyek akan berpengaruh pada anggaran
proyek. Agar dapat berlangsung tepat waktu, maka time schedule digunakan
sebagai kontrol untuk mengatur tingkat prestasi pekerjaan dengan lamanya
pelaksanaannya. Sehingga pekerjaan apa yang harus dikerjakan lebih dahulu
dan kapan harus dimulai dapat terjadwal dengan baik, sehingga kemungkinan
keterlambatan dapat diperkecil.
Pengendalian jadwal meliputi proses-proses yang diperlukan untuk
memastikan penyelesaian pembangunan tepat waktu. Mengatur pembangunan
proyek dengan waktu yang tepat, sesuai biaya yang disetujui serta performance
yang baik sangat sulit dilakukan.

1) Master Schedule
Untuk menghindari adanya keterlambatan pelaksanaan maka
perlunya pengendalian waktu yang berdasarkan pada time schedule
pekerjaan. Keterlambatan pekerjaan pada suatu proyek akan berpengaruh
pada cost. Maka untuk mempermudah pelaksanaan dilapangan, manager
sebaiknya membuat schedule yang lebih sederhana akan tetapi tetap
mengacu pada time schedule yang dikeluarkan oleh engineering sebab tidak
semua paham akan pembacaan master schedule. Agar dapat berlangsung
tepat waktu, maka time schedule digunakan sebagai kontrol untuk mengatur
tingkat prestasi pekerjaan dengan lama pelaksanaannya. Sehingga
pekerjaan apa yang harus dikerjakan lebih dahulu dan kapan harus dimulai
dapat terjadwal dengan baik, sehingga kemungkinan keterlambatan dapat
diperkecil.
Manfaat dari time schedule antara lain :
a) Sebagai pedoman kerja bagi pelaksana terutama menyangkut batasan
waktu dan pelaksanaan tiap pekerjaan yang dilaksanakan.
b) Sebagai koordinasi bagi pimpinan proyek terhadap semua pelaksanaan
pekerjaan.

69
c) Sebagai tolak ukur kemajuan pekerjaan di setiap harinya, sehingga
progress report setiap waktu dapat dilihat.
d) Sebagai evaluasi tahap akhir dari setiap pelaksanaan pekerjaan.
Setiap item pekerjaan pada time schedule mempunyai prosentase bobot
sendiri-sendiri sedangkan Time schedule menyatakan pembagian waktu
terperinci untuk setiap jenis pekerjaan, mulai dari permulaan sampai akhir
pekerjaan sehingga kumulatif prosentase bobot pekerjaan ini akan
membentuk kurve S. Untuk kurva S terdiri dari kurva S rencana dan kurva
S realisasi.
Fungsi kurva S adalah :
a. Menentukan waktu penyelesaian tiap bagian pekerjaan proyek.
b. Menentukan besarnya biaya pelaksanaan proyek.
c. Mengetahui progress pekerjaan yang dihasilkan dilapangan dengan
perencanaan, sehingga dapat menjadi bahan evaluasi.

Gambar 9 . Kurva S
(Sumber : PT TOTAL BANGUN PERSADA Tbk, 2015)

70
2) Progress Report
a. Laporan Harian (oleh Kontraktor)
Laporan harian disusun setiap hari secara tertulis oleh pihak
pelaksana proyek dalam hal ini kontraktor utama (PT TOTAL
BANGUN PERSADA Tbk) melakukan tugasnya dalam
mempertanggung jawabkan terhadap apa yang telah dilaksanakan serta
mengetahui hasil kemajuan pekerjaannya apakah sesuai dengan rencana
atau tidak laporan harian ini dibuat untuk memberikan informasi bagi
pengendali proyek dan pemberi tugas melalui direksi tentang kemajuan
dan perkembangan proyek yang dilakukan setiap hari dapat dipantau
meliputi:
1) Jumlah dan macam keahlian tenaga-tenaga sub kontraktor dan
kontraktor yang bekerja di lapangan.
2) Jumlah dan jenis material, bahan perlengkapan yang masuk di
lapangan.
3) Jenis kegiatan yang dilakukan di lapangan.

b. Laporan Mingguan (oleh kontraktor kepada Manajemen Konstruksi)


Laporan Mingguan (oleh kontraktor kepada Manajemen Konstruksi)
meliputi:
1) Prestasi kemajuan pekerjaan di lapangan.
2) Rencana dan program kerja kontraktor pada minggu berikutnya
3) Memberikan alasan-alasan apabila tidak dipenuhinya persyaratan-
persyaratan yang telah ditentukan dan spesifikasi atau sebab-sebab
terjadinya keterlambatan pelaksanaan pekerjaan.
4) Masalah-masalah lain yang mempengaruhi pelaksanaan terutama
yang diperkirakan dapat mengakibatkan hambatan.

c. Laporan Bulanan (oleh Manajemen Konstruksi kepada owner)


Merupakan kesimpulan dan evaluasi terhadap kegiatan lapangan
selama sebulan. Laporan ini diberikan kepada owner sebagai
pengontrol, laporannya berisi:

71
1) Penjelasan umum
2) Keputusan-keputusan, instruksi penting.
3) Hasil-hasil peninjauan
4) Masalah-masalah yang berkaitan dengan perencanaan
5) Masalah-masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan
6) Masalah-masalah yang berkaitan dengan pengadaan maupun
peralatan
7) Rencana dan target baru
8) Foto-foto pelaksanaan dengan penjelasannya
9) Masalah masalah lain

d. Rapat Mingguan
Membicarakan masalah-masalah yang timbul, serta penyelesaian
dari masalah minggu sebelumnya. Disini Owner, Menejement
Konstruksi, Kontraktor dan sub kontaktor berkumpul untuk membahas
permasalahan tersebut dan penyelesaiannya.
Proyek Apartemen Pondok Indah Residences memiliki jadwal rapat
mingguan seperti ini :
1) Hari Senin : Rapat internal
2) Hari Rabu : Rapat dengan Owner/Menejemen Konstruksi
3) Hari Jum’at : Rapat dengan Subkon/Mandor

E. Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu dalam suatu proyek merupakan hal yang penting,
sebab akan menentukan kualitas dari hasil pelaksanaan apakah telah sesuai
dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Tinjauan pengendalian dalam proyek
yang harus diperhatikan adalah pengendalian mutu bahan dan peralatan,
pengendalian tenaga kerja, pengendalian waktu, biaya serta pengendalian
kesehatan keselamatan kerja (K3).
Kualitas dari hasil pekerjaan teknis pada suatu proyek, salah satunya
dipengaruhi oleh kualitas bahan atau material yang sesuai dengan standar yang
ditetapkan.

72
Terdapat standar mutu bahan yang digunakan sebagai acuan standar dalam
Proyek Pembangunan Apartemen Pondok Indah Residences, diantarnya
adalah :
a. Peraturan Beton-bertulang Indonesia (PBI) tahun 1991 yang diterbitkan
oleh Yayasan Normalisasi Indonesia, SK-SNI. T-45-1991-03;
b. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) tahun 1961 yang
diterbitkan oleh Yayasan Normalisasi Indonesia;
c. Peraturan Perencanaan Baja Indonesia 1984
d. Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia 1982, NI-3
e. SII, PBI, PPBBI, PKKI, PUIL, (General Building Standards & Facilities)
f. American Concrete Institute (ACI)
g. American Standard for Testing and Material (ASTM)

Gambar 10. Cakupan Pengendalian Mutu


(Sumber : Hasil Analisis, 2015)

1. Pengendalian Mutu Bahan


Kualitas bahan dalam pekerjaan sangat menentukan untuk bisa
mencapai ketentuan dalam spesifikasi yang telah direncanakan, sehingga

73
pengendalian mutu bahan sangatlah penting akan keberhasilan
pembangunan dalam suatu proyek.
a. Agregat Halus
Agregat yang akan digunakan untuk bahan beton dari pihak
batching plan akan dilakukan uji lab apakah memenuhi syarat atau tidak
dan dari pihak pelaksana akan meminta hasil tes tersebut. Jika dilakukan
secara kasat mata, untuk mengetahui pasir tersebut bagus dengan cara
menggenggam jika menggumpal berarti pasir tersebut tidak bagus.
Agregat halus yang digunakan pada proyek Pondok Indah
Residences berasal dari PT. Holcim yang diproses di Batching plan milik
PT. Holcim itu sendiri. Selain untuk penggunaan campuran beton,
agregat halus di proyek Pondok Indah Residences mempunyai fungsi
lain yaitu sebagai campuran dalam pembuatan lantai kerja. Agregat yang
digunakan sebagai lantai kerja ini berasal dari PT Bima Sejati dan PT
Mitra Mulya Adapun syarat – syarat dalam agregat halus pada proyek
diantaranya sebagai berikut :
1) Butiran-butiran pasir kasar, tajam dan keras, harus bersifat kekal
(tidak hancur karena pengaruh cuaca).
2) Pasir terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam.
3) Pasir tidak boleh mengandung lumpur dari 5 %
4) Pasir tidak boleh mengandung zat organik terlalu banyak.
5) Pasir laut tidak boleh digunakan di dalam semua mutu beton, kecuali
dengan menggunakan petunjuk-petunjuk dari lembaga pemeriksaan
bahan-bahan yang diakui.
6) Mendapat persetujuan dari pengawas lapangan.

74
Gambar 11. Pasir
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

b. Agregat Kasar (kerikil)


Syarat-syarat dari agregat kasar pada proyek Pondok Indah Residences
adalah sebagai berikut :
1) Peraturan umum pemeriksaan Bahan Bangunan (NI.3-1956)
2) Peraturan Beton Indonesia (NI.2-1971)
3) Tidak mudah hancur (tetap keras), tidak porous.
4) Bebas dari tanah/tanah liat (tidak bercampur dengan tanah/tanah liat
atau kotoran-kotoran lainnya).
5) Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil/split sebagai hasil
desintegrasi alami dari batuan-batuan atau berupa batu pecah yang
diperoleh dari pemecahan batu.
6) Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 %.
7) Agregat kasar disyaratkan memiliki kehausan kurang dari 40 %
8) Agregat kasar tidak boleh mengandung mengandung zat-zat yang
dapat merusak beton.
9) Mendapat Persetujuan Perencana/Pengawas.
Untuk koral (kerikil) dan batu pecah (agregat kasar) yang
mempunyai ukuran lebih besar dari 30 mm, untuk penggunaannya harus
mendapat persetujuan pengawas serta gradasi dari agregat-agregat
tersebut secara keseluruhan harus dapat menghasilkan mutu beton yang
baik, padat dan mempunyai daya kerja yang baik dengan semen dan air,
dalam proporsi campuran yang akan dipakai. Dan yang perlu

75
diperhatikan adalah agregat harus disimpan di tempat yang bersih, yang
keras permukaannya dan dicegah supaya tidak terjadi pencampuran satu
sama lain dan terkotori.
Agregat kasar yang digunakan pada proyek Pondok Indah
Residences menggunakan agregat kasar berupa kerikil/split 1-2 berasal
dari PT. Holcim itu sendiri yang diproses Batching plan milik PT.
Holcim itu sendiri.
Ada beberapa Agregat Kasar seperti batu kali yang digunakan dalam
proyek ini untuk pembuatan bekisting pada proses pelaksanaan
pengerjaan matt foundation. Batu kali pada proyek Pondok Indah
Residences ini berasal dari PT Bima Sejati dan PT Mitra Mulya.

Gambar 12. Batu Kali


(Sumber :Dokumentasi Pribadi, 2015)

c. Semen
Semen digunakan sebagai bahan pengikat dalam pekerjaan
konstruksi, antara lain digunakan untuk pasangan batu bata, pembuatan
grouting dan plesteran. Pada proyek Pondok Indah Residences ini
digunakan semen portland tipe I yang berasal dari PT. Indocement dan
untuk pembuatan beton atau proses pengecoran, semen atau beton yang
digunakan pada Proyek Pondok Indah Residences ini berasal dari PT
Holcim dengan menggunakan tambahan zat adiktif berupa fly ash dan
Silicafume yang berasal dari PT. Holcim yang sesuai dengan syarat-
syarat sebagai berikut:

76
1) Peraturan Semen Portland Indonesia (NI.8-1972)
2) Peraturan Beton Indonesia (NI.2-1971)
3) Mempunyai sertifikat uji (test sertificate)
4) Mendapat Persetujuan Perencana/Pengawas.
Acuan standar SNI 15-7064-2004 adalah pada semen portland
komposit yang telah ditambahkan bahan anorganik material tertentu atau
kombinasinya guna mendapatkan karakteristik semen yang diinginkan.
Berikut pengaruh yang diberikan mineral aditif terhadap karakteristik
semen antara lain :
1) Kalsium karbonat
Memberikan dampak pada penurunan bleeding pada sifat
campuran segar dan meningkatkan workability sehingga mudah
dikerjakan, mengurangi kebutuhan air dan pengaruh pada beton
keras (yakni mengurangi retak, memperbaiki homogenitas campuran
akibat turunnya segregasi)
2) Abu terbang (Fly Ash)
Memberikan pengaruh pada penambahan kuat tekan akhir
(setelah 28 hari) meskipun akan menurunkan laju perkembangan
kuat tekan pada umur awal, memperlambat waktu ikat dan
memperbaiki ketahanan terhadap sulfat, abu terbang (Fly Ash)
berasal dari Holcim.
3) Silica Fume
Memberikan pengaruh pada penurunan bleeding, meningkatkan
cohesiveness dan relatif tidak berpengaruh terhadap perkembangan
kuat tekan.
Standar ini membagi semen menjadi lima jenis menurut acuan
standar SNI 15-7064-2004 sebagai berikut :
1) Jenis I
Yaitu semen Portland untuk penggunaan umum yang tidak
memerlukan persyaratan-persyaratan khusus yang diisyaratkan pada
semen jenis lainnya.

77
2) Jenis II
Yaitu semen Portland yang penggunaannya memerlukan ketahanan
pada sulfat atau kalor hidrasi sedang.
3) Jenis III
Yaitu semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan
kekuatan tinggi pada tahap permulaan setelah pengikatan terjadi.
4) Jenis IV
Yaitu semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan kalor
hidrasi rendah.
5) Jenis V
Yaitu semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan
ketahanan tinggi terhadap sulfat.
Perlu diingat karena penimbunan semen dalam waktu yang lama
juga akan mempengaruhi mutu semen, maka diperlukan adanya
pengaturan dalam penyimpanan (diberi alas kayu) serta perlu adanya
pengaturan penggunaan semen secara teliti, sehingga dalam hal ini
semen lama harus dipergunakan terlebih dahulu.

Gambar 13. Semen


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

78
d. Air
Air yang dipergunakan untuk semua pekerjaan dalam proyek ini
adalah air bersih yang tidak berwarna, tidak mengandung lemak ataupun
bahan-bahan kimia, juga tidak mengandung organisme yang dapat
memberikan efek merusak beton atau tulangan. Air yang mengandung
garam (air laut) sama sekali tidak diperkenankan untuk dipakai. Pada
umumnya air yang memenuhi persyaratan air minum dapat dipakai.
Apabila dipandang perlu, air yang akan dipergunakan dapat diperiksa
dulu dalam laboratorium bahan bangunan.
Menurut SNI Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan
gedung SK SNI 03-xxxx-2002. Air yang yang baik untuk pembuatan
beton harus memenuhi kreteria sebagai berikut :
1) Air yang digunakan pada campuran beton harus bersih dan bebas
dari bahan-bahan merusak yang mengandung oli, asam, alkali,
garam, bahan organik atau bahan-bahan lainnya yang merugikan
terhadap beton atau tulangan.
2) Air pencampur yang digunakan pada beton pra tegang atau pada
beton yang didalamnya tertanam logam alumunium, termasuk air
bebas yang terkandung dalam agregat, tidak boleh mengandung ion
klorida dalam jumlah yang membahayakan.

Tabel 7. Persentase minimum klorida pada beton


Jenis Komponen Struktur Ion klorida terlarut (Cl)
pada beton persen terhadap
berat semen
Beton prategang 0,06
Beton bertulang yang terpapar
lingkungan klorida selama masa layannya 0,15
Beton bertulang yang dalam kondisi 1
kering atau terlindung dari air selama masa
Konstruksi
layannya beton 0,3
Sumber : SK SNI 03-xxxx-2002

79
3) Air yang tidak dapat diminum tidak boleh digunakan pada beton,
kecuali ketentuan berikut terpenuhi :
a) Pemilihan proporsi campuran beton harus didasarkan pada
campuran beton yang menggunakan air dari sumber yang sama.
b) Hasil pengujian pada umur 7 dan 28 hari pada kubus uji mortar
yang dibuat dari adukan dengan air yang tidak dapat diminum
harus mempunyai kekuatan sekurang-kurangnya sama dengan
90 % dari kekuatan benda uji yang dibuat dengan air yang dapat
diminum. Perbandingan uji kekuatan tersebut harus dilakukan
pada adukan serupa, terkecuali pada air pencampur, yang dibuat
dan diuji sesuai dengan metode uji kuat tekan untuk mortar
semen hidrolis (menggunakan specimen kubus dengan ukuran
sisi 50 mm) (ASTM C109).
Air untuk adukan dan merawat beton harus bersih dan bebas dari
bahan-bahan yang merusak atau campuran-campuran yang
mempengaruhi daya lekat (mengandung minyak, asam, alkali, garam–
garam, bahan–bahan organis atau bahan–bahan lain yang merusak beton
dan baja tulangan). Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang
dapat diminum. Bila mana mungkin menggunakan air PDAM. Pada
proyek Pondok Indah Residences ini menggunakan air tanah yang
berasal dari Proyek ini sendiri yang digunakan untuk semua pekerjaan.

e. Bahan Tambah
Secara umum bahan tambah yang digunakan dalam beton dapat
dibedakan menjadi dua yaitu bahan tambah yang bersifat kimiawi
(chemical admixture) dan bahan tambah yang bersifat mineral (additive).
Admixture adalah bahan atau zat kimia yang ditambahkan didalam
adukan beton pada tahap mula-mula sewaktu beton masih segar. Jika
ditinjau dari fungsinya, menurut ASTM membagi bahan tambah untuk
beton membagi 7 jenis :

80
1) Tipe A (Water Reducing Admixture)
Bahan tambah yang berfungsi untuk mengurangi air pengaduk,
untuk menghasilkan beton denagn konsistensi tertentu. Dengan
pemakaian bahan tambah ini faktor air semen menjadi rendah pada
tingkat kecelakan (workability) yang sama.
2) Tipe B (Retarding Admixture)
Bahan tambahan yang dapat memperlambat proses pengerasan
adukan beton, sehingga beton tidak cepat mengeras.
3) Tipe C (Accelerating Admixture)
Jenis bahan tambah yang dapat mempercepat proses pengikatan
dan pengerasan adukan beton.
4) Tipe D (Water Reducing and Retarding Admixture)
Jenis bahan tambahan yang berfungsi ganda, yaitu untuk
mengurangi penggunaan air tetapi tetap memperoleh adukan beton
dengan konsistensi tertentu dan memperlambat proses pengikatan
dan pengerasan adukan beton.
5) Tipe E (Water Reducing, and Accelerating Admixture)
Jenis bahan tambah yang berfungsi ganda, yaitu untuk
menguarangi penggunaan air dalam adukan dan mempercepat proses
pengikatan dan pengerasan adukan beton.
6) Tipe F (Water Reducing, High Range Admixture)
Bahan tambah jenis ini yaitu bahan tambah yang dipergunakan
untuk menghasilkan adukan beton dengan konsistensi tertentu
sebanyak 12% atau lebih.
7) Tipe G ( Water Reducing)
Bahan Tambah yang berfungsi untuk mengurangi penggunaan air
pencampur adukan beton yang diperlukan, untuk mengasilkan
adukan beton dengan konsistensi tertentu, sebanyak 12 % atau lebih
dan juga untuk menghambat pengikatan beton.
Proyek Pondok Indah Residences menggunakan bahan tambah
(admixture) yang disebut Superplasticizier. Bahan ini mengurangi
jumlah air yang dipakai, untuk mendapatkan workability (flowing

81
concrete) yang baik. Jika jumlah air tetap dan FAS tetap maka
kebutuhan akan semen menjadi minimum. Hal tersebut akan sangat
menghemat biaya karena mudah dikerjakan dengan tenaga yang sedikit.
Beton semcam ini disebut dengan self-beveling concrete. Flowing
concrete mempunyai sifat kohesif yang baik dan tidak menunjukan
segregation dan kemampuan untuk memperthanankan nilai slump juga
baik, tergantung dari jenis semen yang digunakan. Bahan ini akan
meningkatkan kelecakan beton lebih lama pada waktu yang tinggi.
Produk yang dikenal untuk mempertahankan nilai slump-loss dan
retardation ini adalah generasi ke IV – superplasticizer dari sikament-
PMI-3.

f. Besi Baja Tulangan


Baja tulangan pada konstruksi beton bertulang berfungsi untuk
menahan tegangan tarik. Beton memiliki kuat tekan yang tinggi
sementara lemah dalam menahan tegangan tarik.
Berdasarkan bentuknya baja tulangan terdiri dari dua jenis yaitu:
1) Baja tulangan polos.
Baja tulangan polos yaitu baja tulangan beton berpenampang bundar
dengan permukaan rata tidak bersirip. Biasa disingkat dengan BJTP.
2) Baja tulangan ulir/deform.
Baja tulangan ulir adalah baja tulangan yang berbentuk khusus yang
permukaannya memiliki sirip melintang dan rusuk memajang untuk
meningkatkan daya lekat tulangan baja dengan beton. Biasa disingkat
dengan BJTD.
Mutu baja tulangan yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
1) Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan minyak, karat, dan tidak retak
atau mengelupas.
2) Mempunyai penampang yang sama rata.
3) Ukuran disesuaikan dengan shop drawing.

82
4) Untuk tempat penyimpan sebaiknya diberi bantalan kayu dan tempat
yang kering untuk menghindari karat.
Pengendalian mutu baja tulangan pada proyek Apartemen Pondok Indah
Residences ini sesuai dengan flow chart pengendalian mutu baja
tulangan berikut :

Besi Datang

Cek Surat Jalan

Cek Spesifikasi Besi

Cek Jumlah Besi

Cek Diameter Besi

Penempatan Lokasi yang


telah Diltentukan

Pengujian di BPPT
TIDAK
YA

Siap Pakai Tolak, Dikembalikan

Gambar 14. Flow Chart Pengendalian Mutu Baja Tulangan


(Sumber : PT TOTAL BANGUN PERSADA Tbk, 2015)

83
Ketika besi datang bagian peralatan mengecek jumlah dan diameter
baja tulangan tersebut apakah sesuai dengan pemesanan atau tidak.
Setelah pengecekan selesai, baja tulangan itu di simpan dengan dudukan
di bawahnya yaitu bantalan kayu. Baja tulangan tersebut kemudian
diambil secara acak untuk dijadikan sampel benda uji tarik dan lengkung
statis. Disini PT TOTAL BANGUN PERSADA Tbk menggunakan jasa
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Hasil pengujian
menyatakan sesuai dengan spesifikasi yang ada, maka baja tulangan siap
dipakai dan apabila tidak sesuai maka baja tulangan akan dikembalikan.
Gambar dibawah ini menunjukan hasil uji tarik dan lengkung statis
yang dilakukan oleh BPPT pada proyek Pondok Indah Residences. Hasil
yang didapat yaitu untuk D13 didapat Fy 59 kN, dan untuk D32 didapat
Fy 375 kN. Hasil ini menunjukan bahwa baja tulangan tersebut sesuai
dengan spesifikasi SII 0136-80 dan siap untuk dipakai. Proyek Pondok
Indah Residences ini menggunakan baja yang berasal dari Cakra Steel.

Gambar 15.Hasil Uji Tarik dan Lengkung Statis


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

84
Gambar 16. Hasil Uji Tarik dan Lengkung Statis
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

Baja tulangan yang digunakan pada proyek Pondok Indah Residences ini
adalah baja tulangan ulir/deform (BJTD) D10, D13, D16, D19, D22,
D25, D29 dan D32.

Gambar 17. Stocking Baja Tulangan


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

g. Beton Decking (Tahu Beton)


Beton decking (Tahu Beton) adalah beton atau spesi yang dibentuk
sesuai dengan ukuran selimut beton yang diinginkan. Biasanya
berbentuk kotak-kotak seperti tahu atau silinder. Dalam pembuatannya,

85
diisikan kawat bendrat pada bagian tengah yag nantinya dipakai sebagai
pengikat pada tulangan.
Beton decking ini berfungsi untuk menjaga tulangan agar sesuai
dengan posisi yang diinginkan, selain itu untuk membuat selimut beton
sehingga besi tulangan akan selalu diselimuti beton yang cukup dan
menjaga agar tulangan pada beton tidak korosi.Pada Proyek Pondok
Indah Residences beton decking di buat di lokasi proyek ini sendiri
yang di buat oleh para pekerja proyek.

Gambar 18. Beton Decking


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

h. Waterstop
Waterstop adalah material pengisi celah pada rongga sambungan
beton dan pemasangan waterstop dilaksanakan pada setiap joint, baik
pada construction, contraction ataupun expansion joint.
jenis-jenis water stop dan karakteristiknya, antara lain :
1) PVC Waterstop
Adalah bahan khusus yang terbuat dari PVC yang memiliki
kelenturan bahan yang baik seperti karet dan dipasang pada
sambungan beton yang rapat atau mempunyai celah dan berfungsi
untuk menahan aliran air yang masuk kedalam bangunan melalui
sambungan beton tersebut. PVC Waterstop digunakan untuk
sambungan konstruksi & sambungan menerus beton dengan masing-
masing ukuran serta bentuk yang berbeda sesuai kebutuhan

86
konstruksi yang diijinkan. Biasanya digunakan untuk sambungan
antara beton lantai, dinding dengan lantai, dan untuk sambungan
menerus beton, perubahan arah, dll
Polyvinylchloride (PVC) Waterstop adalah mengandung bahan
yang fleksibel dan membuat waterstops ini populer dengan
kekhususannya dan kemampuannya. Sifat fisik bahan, elastisitas
melekat sangat baik dan ketahanan terhadap bahan kimia dan
tekanan air telah membuatnya menjadi bahan Waterstop paling
banyak dibutuhkan pada sambungan konstruksi. Waterstop PVC
tersedia dalam beberapa jenis dan ukuran. Pemilihan jenis bahan
Waterstop yang tepat harus dimulai dengan menentukan apakah
sambungan tersebut bergerak atau tidak bergerak.
Aplikasi PVC Waterstop termasuk yang berhubungan
dengan:
a) Bak Air dan fasilitas air limbah
b) Bendungan, waduk, kanal penampungan air, dan saluran air
c) Terowongan dan gorong-gorong
d) Sambungan beton struktur gedung, dll.

2) Swellable Waterstop
Adalah bahan khusus yang terbuat dari bahan komposisi
bentonite dengan butyl rubber compound yang akan mengembang
beberapa hari setelah bersentuhan dengan air dengan maksimum
pemuaian 300 persen dari volume / bentuk semula. Ditempatkan
pada sambungan pengecoran beton untuk menghambat dan
menghentikan perjalanan air menembus struktur beton melalui jalur
yang terbentuk akibat sambungan. Pengembangan di dalam celah
sambungan akan menutup semua celah yang tertinggal dan secara
sempurna menjadi sumbat bagi air. Sangat cocok digunakan pada
struktur beton yang rumit, misalnya lantai dan dinding basement,
tangki air, kolam renang, dan lainnya yang berhubungan dengan air,
dimana waterstop tipe lain sulit digunakan atau diaplikasikan secara

87
sempurna. Komposisi dibuat dari bahan sodium bentonite aktif yang
ditambah addictive khusus untuk menunda pengembangan.

Keunggulan waterstop ini adalah :


a) Praktis, cepat dan mudah dalam pemasangannya dan tidak
membutuhkan tenaga khusus / ahli untuk memasangnya.
b) Tidak langsung mengembang sesaat bertemu air, aman meski
terkena air hujan, air genangan ataupun air semen dari beton.
c) Flexibel dan mudah mengikuti tekstur permukaan beton.
d) Kualitas tidak menurun meski terus berhubungan dengan air
yang bertekanan.
e) Kemampuan mengembang menyusut yang sangat tinggi, aman
untuk struktur jangka panjang.

Pada proyek Pondok Indah Residences menggunakan waterstop


dengan dua type, yaitu waterstop PVC dan waterstop intraproof
SW205 yang berasal dari PT Sika.

Gambar 19. Waterstop PVC


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

88
Gambar 20. Waterstop Intraprof SW205
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

i. Stop Cor
Stop cor merupakan metoda yang digunakan dalam pengecoran
atau bisa dikatakan sebagai pembatasan cor. Stop cor bisa dimerupakan
pemberhentian cor untuk sementara, biasanya menggunakan bahan
seperti kawat ayam, besi siku, atau kayu kecil yang dipotong kecil-kecil.
Pada proyek Pondok Indah Residences ini menggunakan Stop cor
dengan dua type, yaitu kawat ayam dan besi siku. Untuk pembuatan
gutter pada proyek ini menggunakan stop cor yang berbeda, yaitu besi
UNP. Stop Cor yang digunakan berasal dari PT Gracia dan PT Winata
Jaya Lestari.

Gambar 21. Besi Siku


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

89
Gambar 22. Besi UNP tanggulan gutter
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

Gambar 23. Kawat ayam


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

j. Floor Hardener
Floor Hardener merupakan material bentuk bubuk (powder) yang
ditaburkan pada beton basah dan kemudian dilakukan trowel finish,
sehingga akan menghasilkan permukan yang lebih keras, tetapi rata dan
halus. Floor Hardener berguna untuk meningkatkan kekerasan beton,
kemampua5n ketahanan abrasi dan meminimalkan debu pada permukaan
lantai beton. Floor Hardener biasa digunakan pada lantai garasi, area
parkir, area pergudangan, area pabrik / industri, dan area-area yang
membutuhkan lalu lintas. Konsumsi kebutuhan material Floor Hardener
disesuaikan dengan kondisi lalu lintas yang ada dapat diuraikan sebagai
berikut :
1. Untuk kebutuhan lalu lintas rendah (misal: garasi
dan gudang kecil) konsumsi 3 kg/m2.
2. Untuk kebutuhan lalu lintas menengah (misal:
lantai area pabrik dan area parkir) konsumsi 5 kg/m2.

90
3. Untuk kebutuhan lalu lintas tinggi (misal: lantai
pabrik yang mennggunakan alat berat) konsumsi 7 kg/m2.
Floor Hardener bentuk bubuk (powder) harus diaplikasikan pada
beton basah, kadang hal tersebut menjadi kendala. Misalnya area cor
beton tersebut mempunyai lalu lintas yang tinggi selama proyek
berlangsung, jika langsung diaplikasikan Floor Hardener, maka lantai
tersebut akan dilalui lalu lintas kendaraan proyek, padahal idealnya
aplikasi Floor Hardener itu pada akhir proyek tersebut.
Pada proyek Pondok Indah Residences ini menggunakan Floor
Hardener dengan type Intrafloor SQ (Non-metalic Dry-Shake Powder
Floor Hardener) yang berasal dari PT Gracia dan PT Winata Jaya
Lestari.

Gambar 24. Floor Hardener


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

k. Styrofoam
Styrofoam pada proyek ini menggunakan tebal 50 mm untuk lapis
pertama dan 25 mm untuk lapis ketiga dan keempat yang berguna untuk
menghindari adanya retak thermal pada permukaan beton akibat
perubahan yang dihasilkan oleh suhu dalam beton dengan suhu luar.
Styrofoam juga berfungsi sebagai filter antara suhu udara luar dengan

91
suhu dalam beton. Dalam Proyek Apartement Pondok Indah ini
menggunakan styrofoam yang berasal dari PT Winaya Jaya Lestari.

Gambar 25. Styrofoam


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)
l. Busa
Busa adalah benda yang terbentuk dengan fungsi menghalangi
banyak sekali gelembung gas dalam benda cair atau padat. Busa dalam
proyek ini berfungsi sebagai perawatan dalam metode Matt Foundation
agar mencegah pelepasan panas yang terlalu cepat pada area-area di
dalam stek kolom dan corewall. Busa yang digunakan dalam Proyek
Pondok Indah Residences ini berasal dari PT Winata Jaya Lestari dengan
ukuran 200 mm (2 x 100 mm).

Gambar 26. Busa


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

92
m. Tenda Matt Foundation
Tenda yang dipakai dalam pengerjaan Mat Foundation ini
berfungsi sebagai pelindung dalam proses pengecoran. Pengecoran ini
dilakukan secara terus menurus, sehingga dalam pengecoran tidak
diperbolehkan terkena bahan lain seperti air yang berasal dari hujan.
Tenda ini juga digunakan untuk melindungi pengerjaan Mat Foundation
terhadap cuaca yang tidak diinginkan.

Gambar 27. Tenda Matt Foundation


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)
n. Terpal Biru
Terpal Biru pada proyek ini berguna untuk menghindari adanya retak
thermal pada permukaan beton akibat perubahan yang dihasilkan oleh
suhu dalam beton dengan suhu luar. Terpal biru juga berfungsi sebagai
filter antara suhu udara luar dengan suhu dalam beton. Terpal biru
merupakan lapis kelima pada proses perawatan Mat Foundation.

Gambar 28. Terpal Biru


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

o. Plastik Cor

93
Platik Cor pada proyek ini berguna untuk menghindari adanya retak
thermal pada permukaan beton akibat perubahan yang dihasilkan oleh suhu
dalam beton dengan suhu luar. Plastik Cor juga berfungsi sebagai filter antara
suhu udara luar dengan suhu dalam beton. Plastik Cor merupakan lapis
pertama pada proses perawatan Mat Foundation. Terkadang plastik cor ini
digunakan pada area-area kolom dan shearwall agar area tersebut terlindungi
dari proses pengecoran untuk metode Mat Foundation.

Gambar 29. Plastk Cor


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

2. Pengendalian Mutu Beton


Pemakaian beton semakin banyak dijumpai untuk berbagai macam
konstruksi bangunan. Hal ini dikarenakan beton memiliki berbagai macam
keuntungan, antara lain seperti memiliki kekuatan yang tinggi, perawatan yang
murah, dan dapat dicor sesuai dengan bentuk dan ukuran yang dikehendaki.
Beton merupakan elemen pembentuk struktur yang merupakan campuran dari
semen, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan
lainnya. Dalam hal pencapaian mutu pekerjaan beton terdapat beberapa faktor
yang mempengaruhi hasil dari pekerjaan beton. Faktor-faktor tersebut dapat
kita kelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
mencakup mutu bahan–bahan campuran beton. Faktor eksternal mencakup
proses pelaksanaan.

a. Kelebihan dan Kekurangan Beton

94
1) Kelebihan Beton
a) Harga relatif murah karena menggunakan bahan local.
b) Mempunyai kekuatan tekan yang tinggi.
c) Adukan beton mudah diangkut dan dicetak dalam bentuk yang
diinginkan.
d) Kuat tekan beton jika dikombinasikan dengan baja akan mampu
untuk mengikat beban yang berat.
e) Dalam pelaksanaannya adukan beton dapat disemprotkan atau
dipompakan ke tempat tertentu yang cukup sulit.
f) Biaya perawatan yang cukup rendah.

2) Kekurangan Beton
a) Kuat tarik yang rendah, sehingga mudah retak, dengan demikian
perlu diberi baja tulangan.
b) Beton sulit untuk kedap air secara sempurna.
c) Beton bersifat getas (tidak daktail).
Beton normal adalah beton yang mempunyai berat isi 2200-2500 kg/m3
menggunakan agregat alam yang dipecah atau tanpa dipecah yang tidak
menggunakan bahan tambahan.
Mortar adalah campuran antara semen Portland atau semen hidraulik lain,
agregat halus, dan air, dengan atau tanpa bahan campuran tambahanPasta
semen adalah campuran antara semen Portland atau semen hidraulik lain
dengan air. Secara umum dalam volume beton terkandung:
1. Agregat ± 68%
2. Semen ± 11%
3. Air ± 17%
4. Udara ± 4%
Mortar akan mengisi ruang kosong antara agregat kasar. Pasta semen
akanmengisi ruang kosong antara agregat halus sehingga terjadi ikatan yang
kompak antara butiran yang satu dengan yang lainnya.
b. Sifat – sifat Beton

95
Untuk keperluan perancangan dan pelaksanaan struktur beton, maka
pengetahuan tentang sifat-sifat adukan beton maupun sifat-sifat beton setelah
mengeras perlu diketahui. Sifat-sifat tersebut antara lain :
1) Durability (Keawetan)
Merupakan kemampuan beton bertahan seperti kondisi yang direncanakan
tanpa terjadi korosi dalam jangka waktu yang direncanakan. Dalam hal ini perlu
pembatasan nilai factor air semen maksimum maupun pembatasan dosis semen
minimum yang digunakan sesuai dengan kondisi lingkungan.
2) Kuat Tekan
Kuat tekan beton ditemukan berdasarkan pembebanan unaksial benda uji
silinder beton diameter 150 mm, tinggi 300 mm dengan satuan Mpa (N/mm 2)
untuk SKSNI 91. Benda uji silinder juga digunakan pada silinder ACI sedangkan
British Standar benda uji yang digunakan adalah kubus dengan sisi ukuran 150
mm.
Gambar dibawah ini menunjukan hasil uji tekan yang dilakukan oleh PT
HOLCIM pada proyek Pondok Indah Residences. Hasil tersebut menunjukan
bahwa kuat tekan beton tersebut sesuai dengan kuat tekan yang direncanakan
yaitu untuk fc’ 30 kuat tekan minimumnya adalah 19,65 MPa untuk pengujian
selama 7 hari dan dari hasil yang didapat dalam uji tekan ini sesuai dengan
perencanaan.

Gambar 30. Pengujian Tekan Beton


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

96
Gambar 31. Hasil Uji Tekan
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)
3) Kuat Tarik
Kuat tarik beton jauh kebih kecil dari kuat tekannya, yaitu sekitar 10% - 15%
dari kuat tekannya. Kuat tarik beton merupakan sifat yang penting untuk
memprediksi retak dan defleksi balok.
4) Modulus Elastisitas
Modulus Elastisitas beton adalah perbandingan antara kuat tekan beton
dengan regangan beton biasanya ditentukan pada 25-50% dari kuat tekan beton.
5) Rangkak (Creep)
Merupakan salah satu sifat beton dimana beton mengalami deformasi terus
menerus menurut waktu dibawah beban yang dipikul.
6) Susut (Shringkage)
Merupakan perubahan volume yang tidak berhubungan dengan pembebanan.
7) Kelecakan (Workability)
Workability adalah sifat-sifat adukan beton atau mortar yang ditentukan oleh
kemudahan dalam pencampuran, pengangkutan, pengecoran, pemadatan, dan
finishing. Workability juga dapat diartikan besarnya kerja yang dibutuhkan untuk
menghasilkan kompaksi penuh.
Pembuatan sampel benda uji jumlah minimum adalah contoh benda uji beton
kubus atau silinder harus satu set terdiri dari (silinder) untuk tiap 100 m3 beton.

97
Semua pengambilan contoh benda uji harus dilakukan pada tempat dimana beton
dituangkan.
Contoh benda uji (silinder 150 x 300 mm) harus sesuai dengan ASTM C 39.
Masing-masing benda uji untuk dites pada umur 3 hari, 7 hari, 14 hari, dan 28
hari. Proyek Pondok Indah Residences ini memakai beton ready mix dari PT.
HOLCIM. Proyek ini pada metode mat foundation mengambil sample sebanyak 5
sample benda uji yang akan diujikan pada umur 7 hari, 14 hari, 28 hari sebanyak 2
sample dan 1 sebagai cadangan. Pengujian ini diambil berdasarkan urutan mixer,
yaitu :
 Mixer ke 1, 1 kali pengambilan sebanyak 5 silinder
 Mixer ke 2-5, 1 kali pengambilan sebanyak 5 silinder
 Mixer ke 6-10, 1 kali pengambilan sebanyak 5 silinder
 Setiap 100 m3, 1 kali pengambilan sebanyak 5 silinder

Gambar 32. Sampel Benda Uji Beton Silinder


(Sumber : Dokumenasi Pribadai, 2015)

Pada penulisan detail penamaan benda uji pada cetakan PT TOTAL


BANGUN PERSADA Tbk mempunyai penyusunan tersendiri, yaitu seperti pada
gambar berikut.

98
Gambar 33. Detail Penamaan Uji Beton Silinder
(Sumber : PT TOTAL BANGUN PERSADA Tbk, 2015)

Keterangan :
PIR = Nama Proyek Pondok Indah Residences
6/3/15 = Tanggal Pengecoran/ Pengambilan sampel
MF/30 = Nama Pengerjaan (Mat Found), Mutu beton (Fc : 30 MPa)
1/A = Pengambilan Set ke berapa (1), Benda uji ke berapa A-E (A)
Formula pengetesan (A: 7 hari, B : 14 hari, C : 28 hari, D : 28
hari, dan E : spare)
1 = Kode Batching Plant (1 : Pondok Indah, 2 : Rambutan,
3 : Meruya, 4 : Serpong, 5 : Kuningan, dan 6 : Sentul)

Gambar 34. Detail Penamaan Uji Beton Silinder


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

99
Pengendalian mutu beton pada proyek Apartemen Pondok Indah Residences
ini sesuai dengan flow chart pengendalian mutu beton berikut :

START atau
MOBIL DATANG

NO
Cek Surat Jalan Reject

Cek Lama Pengiriman NO


Reject
< 2,5 jam

NO
Cek Suhu ≤ 38°C Reject

NO
Cek Slump 14±2 Reject

Ambil Sample Benda Uji

Diserahkan ke CP

NO Penambahan Zat
Cek Slump 14±2 Tambah
(Superplasticizier)

Tuang / Cor

Gambar 35. Flow Chart Pengendalian Mutu Beton


(Sumber : PT TOTAL BANGUN PERSADA Tbk, 2015)

100
Gambar 36. Surat Jalan Penerimaan Beton
(Sumber : Hasil Analisis, 2015)

Gambar 37. Uji Slump


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)
Gambar diatas menunjukan hasil uji slump yaitu 16 cm yang sudah sesuai
dengan syarat slump beton yang diinginkan yaitu 14 ± 2 cm.

3. Pengendalian Mutu Pelaksanaan

101
Semua jenis pekerjaan harus sesuai dengan standar atau spesifikasi teknis
yang diberikan oleh konsultan perencana, agar kualitas bahan material
pekerjaan dapat berjalan dengan standarisasi. Pekerjaan pada setiap jenis
pelaksanaan dilapangan dibutuhkan kesiapan dan ketelitian agar mencapai
mutu pekerjaan yang telah disyaratkan dan direncanakan sesuai dengan shop
drawing. Pengawasan sesuai dengan hasil yang telah diharapkan maka pada

pengawasan mutu pelaksanaan dimulai awal pelaksanaan proyek baik hingga


finishing proyek. Bagan metode konstruksi (construction method) untuk
pekerjaan struktur pada proyek Apartement Pondok Indah Residences yaitu:
Gambar 38. Alur Pelaksanan Pekerjaan
(Sumber: PT TOTAL BANGUN PERSADA Tbk, 2015)

a. Pekerjaan Mat
Foundation
Mat Foundation (raft foundation atau Pondasi rakit), adalah fondasi yang
digunakan untuk mendukung bangunan yang terletak pada tanah lunak, atau
digunakan bila jarak kolom atau beban lain sangat dekat dalam kedua arah
sehinggan seluruh telapak bersentuhan satu sama lain sehingga jika
menggunakan pondasi telapak luasan besar (tidak ekonomis). Pondasi rakit
sangat bermanfaat untuk mengurangi perbedaan penurunan dalam berbagai
tanah. Pondasi rakit merupakan bagian bawah struktur yang berbentuk rakit
melebar keseluruh bagian dasar bangunan. Mat Foundation sering juga
disebut dengan Mass Concrete.

102
Menurut ACI 116R, Mass Concrete didefinisikan sebagai beton dengan
volume yang tinggi atau dimensi yang cukup besar dimana memerlukan
pengukuran / perhitungan yang mencakup pembatasan perkembangan panas
dan menjaga perubahan volume untuk mengurangi retak. Salah satu
karakteristik dari mass concrete dibandingkan dengan pekerjaan beton lainnya
adalah perilaku temperature beton. Sejak reaksi air semen eksotermik dengan
alam, temperatur akan meningkat dengan besarnya volume beton, dimana jika
panas tidak diantisipasi/dikurangi maka suhu panas akan menjadi sangat
tinggi. Pengukuran temperatur harus dilakukan, karena retak yang diakibatkan
dari panas akan menyebabkan struktur kehilangan integritasnya dan
memperpendek masa layan dari struktur.
Tahap tahap ataupun metode dalam pelaksanaan pekerjaan MAT
Foundation pada proyek Pondok Indah Recidence diantaranya sebagai
berikut:

103
Gambar 39. Bagan Alir Pekerjaan Konstruksi MAT Foundation
(Sumber : PT TOTAL BANGUN PERSADA Tbk, 2015)
b. Pekerjaan Kolom
Kolom adalah suatu struktur tiang/penyangga yang berfungsi
meneruskan beban yang ada di atasnya ke struktur yang ada di bawahnya
hingga pada akhirnya ke pondasi suatu bangunan. Kolom dalam bangunan
gedung bertingkat sangat penting untuk diperhatikan. Terutama kolom
pada lantai dasar, baik dari segi perencanaan maupun dari segi
pelaksanaan. Perencanaan kolom harus benar-benar diperhitungkan secara
matang, sebab apabila terjadi kesalahan maka akan terjadi keruntuhan
bangunan. Pelaksanaan pekerjaan kolom harus sesuai dengan perencanaan.

104
Tahap tahap ataupun metode dalam pelaksanaan pekerjaan kolom pada
proyek Pondok Indah Residance sebagai berikut:

Mulai

Fabrikasi Pembesian Kolom

Penentuan As Kolom

Pembesian Kolom

Pemasangan Tulangan Kolom

Pemasangan Sepatu Kolom

Pemasangan Bekisting Kolom

Pengecoran Kolom

Pembongkaran Bekisting Kolom

Perawatan Kolom

Selesai

Gambar 40. Bagan Alir Pekerjaan Konstruksi Kolom


(Sumber : PT TOTAL BANGUN PERSADA Tbk, 2015)

105
c. Pekerjaan Shear
Wall
Metoda yang digunakan dalam pelaksanaan Shear Wall adalah
metoda climbing. Metoda climbing ini adalah metoda yang dipakai hanya
untuk struktur jenis Shear Wall, yang istimewa dari metoda ini adalah
pembangunan yang terus dilaksanakan tanpa harus menunggu pengecoran
plat lantai dan balok hingga berselisih dua hingga tiga lantai dibawah
dinding Shear Wall itu sendiri.
Tahapan metode dalam pelaksanaan pekerjaan Shear Wall pada
proyek Pondok Indah Residance sebagai berikut :

Mulai

Fabrikasi Pembesian Shear Wall

Penentuan As Shear Wall

Pembesian Shear Wall

Pemasangan Tulangan Shear Wall

Perkerjaan pemasangan block out


(Shear Wall dengan sterofoam)

Pemasangan Sepatu Shear Wall

Pemasangan Bekisting Shear Wall

Pengecoran Shear Wall

Pembongkaran Bekisting Shear Wall

Perawatan Shear Wall

Selesai

Gambar 41. Bagan Alir Pekerjaan Konstruksi Shear Wall

106
(Sumber : TOTAL BANGUN PERSADA Tbk, 2015)
4. Pengendalian Mutu Sumber Daya Manusia atau Tenaga Kerja
Penempatan tenaga kerja yang sesuai dengan jumlah dan kemampuannya
dapat menunjang tercapainya efisiensi dalam suatu pekerjaan proyek (the right
man in the right place), oleh karena itu, diperlukan suatu pengendalian mutu
tenaga kerja. Pada proyek ini, seluruh pengadaan tenaga kerja diserahkan pada tim
pelaksana. Jika target proyek direncanakan selesai dengan waktu yang terbatas,
maka juga harus ditambah jumlah tenaganya sesuai dengan kebutuhan. Perlu
diperhatikan juga bahwa belum tentu dengan jumlah tenaga kerja yang banyak,
pekerjaan dapat segera terselesaikan. Hal ini juga menyebabkan pemborosan
dalam pembayaran upah tenaga kerja. Penentuan jumlah tenaga kerja juga harus
sesuai dengan produktifitas tenaga kerja itu sendiri. Diperlukan perhitungan yang
matang agar diperoleh jumlah tenaga yang efisien dan optimum agar target
pekerjaan dapat terpenuhi.
Tenaga kerja merupakan salah satu unsur penting dalam pelaksanaan suatu
proyek karena pengaruhnya yang cukup besar terhadap biaya dan waktu
penyelesaian suatu pekerjaan proyek. Namun perlu diperhatikan juga bahwa
manusia merupakan sumber daya yang komplek dan sulit diprediksi sehingga
diperlukan adanya usaha dan pemikiran lebih mendalam dalam pengelolaan
tenaga kerja. Dalam manajemen tenaga kerja terdapat proses pengambilan
keputusan yang berhubungan dengan :
a. Penentuan ukuran dan jumlah tenaga kerja.
b. Recruitment dan pembagian tenaga kerja dalam kelompok kerja.
c. Komposisi tenaga kerja untuk setiap jenis pekerjaan.
d. Pengendaliaan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan selama proyek
berlangsung.
e. Perencanaan, penjadwalan, pengarahan, dan pengawasan kegiatan tenaga
kerja.
SDM merupakan hal yang mutlak dalam sebuah proyek. Bahkan pengaturan
seperti penyeleksian, penempatan yang disesuaikan dengan jumlah dan jenis
pekerjaan sangat mempengaruhi efisiensi dan mutu dari hasil proyek tersebut,
maka dari itu perlu adanya sebuah sistem pengendalian yang baik mulai dari

107
perencanaan, pelaksanaan, pengotrolan dari SDM yang digunakan. Ada beberapa
jenis pekerja yang digunakan dalam proyek ini yaitu tenaga kerja terampil, tidak
terampil, dan tenaga kerja ahli yang mana masing-masing dari jenis pekerja ini
mempunyai tempat, dan jenis pekerjaan yang berbeda-beda. Cara untuk
mengendalikan mutu dari tenaga kerja di proyek ini adalah :
a. Menyeleksi mandor sesuai dengan pengalaman mereka.
b. Selalu mengadakan pengontrolan terhadap kualitas pekerjaan oleh pengawas
lapangan, jika ada ketidaksesuaian agar dapat langsung memberi tahu ke pihak
mandor dan mengadakan pembenahan.
c. Memberikan waktu istirahat kepada para pekerja. Hal ini sangat mempengaruhi
dari hasil suatu pekerjaan.
d. Membedakan warna helm proyek dan rompi antara pekerja ahli, pekerja
terampil, dan tidak terampil.
Pada proyek Pondok Indah Residences ini setiap pekerja mempunyai ciri
khas tersendiri yang masing-masing memiliki tugas dan fungsi yang berbeda pula.
Setiap item pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja membedakan setiap pekerjaan
yang berlainan, hal ini untuk memudahkan mandor untuk mengkoordinasi
pekerjanya. Contohnya warna helm dan rompi yang berbeda. Disamping itu, pada
proyek ini dilengkapi dengan alat komunikasi berupa handy talky yang siap
dipakai.

Tabel 8. Spesifikasi Tenaga Kerja Proyek Pondok Indah Residencess

Warna Helm yang


Jenis Pekerjaan Rompi
Digunakan

Staff Kontraktor Total Kuning


Putih
Bangun Persada Stabilo

Pekerja Struktur Kuning Orange


Pekerja Finishing Biru Orange
Pekerja ME Hijau Orange
(Sumber : PT TOTAL BANGUN PERSADA Tbk, 2015)

108
5. Pengendalian Mutu Peralatan
Suatu proyek agar lancar dan memenuhi target mutu dan waktu harus
didukung oleh peralatan yang memadai. Supaya dalam penyediaan alat bias
berfungsi secara optimal perlu adanya manajemen peralatan yang tertib. Dalam
manajemen ini diperhatikan masalah pengolahan peralatan proyek terdiri dari
penyewaan, pembelian dan masalah perawatan alat. Hal ini untuk mengefektifkan
keberadaan alat dilapangan
Perawatanakan peralatan merupakan hal yang penting untuk kelancaran
pelaksanaan pekerjaan. Peran mekanik akan sangat berguna untuk mencegah
tertundanya pekerjaan akibat dari kerusakan peralatan. Akan tetapi jika kerusakan
sudah tidak dapat ditangani oleh para mekanik, maka peralatan tersebut akan
dikirim ke bengkel pusat.

a. Sistem Pengadaan Alat Kerja


Bagian peralatan proyek bertugas untuk mengadakan/memesan alat kerja
konstruksi. Kebutuhan alat kerja di lapangan ditentukan oleh koordinator
pelaksana (superintendent). Koodinator pelaksana mengajukan permintaan
kebutuhan alat kerja melalui surat permintaan kebutuhan alat kerja dan meminta
persetujuan kepada General Superintendent (GS) dan Project Manager (PM).
Setelah surat permintaan kebutuhan alat kerja disetujui, kemudian diserahkan ke
bagian peralatan proyek. Bagian peralatan proyek membuat surat permintaan
pengadaan alat dan meminta persetujuan kepada Site Operational Manager
(SOM). Setelah surat permintaan pengadaan alat disetujui, bagian peralatan
proyek melakukan pemesanan alat kerja ke pihak supplier alat kerja baik ke
koperasi PT TOTAL BANGUN PERSADA Tbk atau ke supplier alat kerja yang
lain. Pengadaan alat dilakukan setelah tercapai kesepakatan harga antara supplier
alat kerja dan Project Manager (PM).
Setelah alat kerja tiba di lokasi proyek, bagian peralatan proyek bertugas
menerima, mengontrol kondisi alat. Sistem pengadaaan alat kerja konstruksi dapat
digambarkan dengan diagram berikut:

109
Pengadaan alat kerja pada proyek Apartemen Pondok Indah Residences ini
sesuai dengan flow chart pengadaan alat kerja berikut :

Start

Evaluasi Kebutuhan
Alat Kerja

Persetujuan
Project Manager

YA TIDAK
Kirim Permintaan
Ke Pusat

Kedatangan Peralatan

Logistik

Pelaksanaan

Gambar 42. Flowchart Pengadaan Alat Kerja


(Sumber : PT TOTAL BANGUN PERSADA Tbk, 2015)

b. Peralatan Proyek
Suatu proyek agar lancar dan memenuhi target mutu dan waktu harus
didukung oleh peralatan yang memadai. Agar dalam penyediaan alat bisa
berfungsi secara optimal perlu adanya manajemen peralatan yang tertib. Dalam
manajemen ini diperhatikan masalah pengelolaan peralatan proyek, terdiri dari
penyewaan, pembelian dan masalah perawatan alat. Hal ini untuk mengefektifkan
keberadaan alat di lapangan. Data-data yang perlu diperhatikan adalah waktu
pendatangan alat, lama penggunaan dan kondisi alat baik yang melalui
peminjaman maupun pembelian atau milik sendiri. Karena tidak sedikit kondisi

110
lapangan yang tidak akan bisa atau begitu mudah ditangani hanya dengan tenaga
manusia saja. Faktor-faktor yang mempengaruhi jenis peralatan yang diperlukan
dalam suatu proyek adalah sebagai berikut :
1. Besar kecilnya proyek.
2. Metode pelaksanaan yang digunakan di lapangan.
3. Jenis dan besarnya volume pekerjaan yang ada.
4. Jumlah waktu yang tersedia untuk menyelesaikan pekerjaan
tersebut.
5. Kondisi dan keadaan di lapangan.
6. Kapasitas kerja alat, biaya operasional dan jumlah unit yang
tersedia.
7. Kualitas hasil pekerjaan yang dihasilkan sehingga sesuai dengan
keinginan pemilik proyek.
Pertimbangan biaya yang diperlukan peralatan yaitu:
1. Efektifitas dan produktifitas alat.
2. Lama operasi peralatan.
3. Ketahanan alat dan tersedianya suku cadang.
4. Pengisian bahan bakar dan pelumas

Proyek Pondok Indah Residences menggunakan alat-alat yang menunjang


dalam pelaksanaaan konstruksi, baik alat alat berat seperti tower crane,
excavator, dsb maupun alat alat ringan. Alat-alat berat yang dipakai Proyek
Pembangunan Apartemen Pondok Indah Residences kebanyakan milik kontrktor,
sehingga biaya akan lebih murah. Peralatan pada proyek ini akan diuraikan seperti
dibawah ini :
Alat – Alat Berat :
1)Tower Crane
Tower crane merupakan alat yang berfungsi untuk memindahkan material
dan alat kerja konstruksi baik perpindahan horizontal maupun perpindahan
vertikal. Tower crane mampu menjangkau tempat yang jauh, mempunyai
kapasitas angkut yang besar, dan dapat diatur mengikuti ketinggian bangunan.
Tower crane harus ditempatkan sebaik mungkin agar dapat menjangkau seluruh

111
wilayah proyek dengan menggunakan panjang lengan yang sependek mungkin
tanpa harus melakukan pekerjaan bongkar pasang tower crane.

112
Gambar 43. Bagian-bagian Tower Crane
(Sumber : Alat Berat Untuk Proyek Konstruksi, 2015)

Penggunaan tower crane tersebut harus memperhitungkan beban maksimal


yang mampu diangkatnya. Operator TC harus siap untuk mengakomodasi perintah
pengangkutan dari engineer atau pengawas di daerah jangkauannya.
Bagian dari crane adalah mast atau tiang utama, jib dan counter jib,
counterweight, trolley, dan tie ropes. Mast merupakan tiang vertikal yang berdiri
diatas base atau dasar. Jib merupakan tiang horizontal yang panjangnya
ditentukan berdasarkan jangkauan yang diinginkan. Counter Jib adalah tiang
penyeimbang.
Pada counter jib dipasangkan counterweight sebagai penyeimbang beban.
Trolley merupakan alat yang bergerak sepanjang jib yang digunakan untuk
memindahkan material secara horizontal dan pada trolley tersebut dipasang hook
atau kait. Kait dapat bergerak secara vertical untuk mengangkat material. Tie
Ropes adalah kawat yang berfungsi untuk menahan jib supaya tetap dalam kondisi
lurus 90º terhadap tiang utama. Pada bagian atas tiang utama sebelum jib terdapat
ruang operator dan dibawah ruang tersebut terdapat slewing ring yang berfungsi
untuk memutar jib, selain itu juga terdapat climbing device yang merupakan alat
untuk menambah ketinggian crane.
Lengan pada crane yang disebut sebagai jib terdiri dari dua macam yaitu
saddle jib dan lufting jib. Saddle jib adalah lengan yang mendatar dengan sudut
90º terdapat mast atau tiang tower crane. Jib jenis ini dapat bergerak 360º. Saddle
Jib terdiri dari dua bagian yaitu jib panjang yang berfungsi untuk pengangkatan
material dan jib pendek berfungsi untuk pengangkatan material, untuk
penyeimbang dengan saddle jib karena sudut antara tiang antara tiang jib. dapat
diatur lebih dari 90º.

113
Dengan kelebihan ini maka hambatan pada saat lengan berputar dapat
dihindari. Pergerakan tower dengan luffing jib lebih bebas dibandingkan dengan
alat yang menggunakan saddle jib. Jib jenis ini juga dapat bergerak 360º terhadap
tiangnya.
Ada beberapa jenis tower crane antara lain :
a. Free Standing Crane
b. Rail Mounted Crane
c. Tied in Crane
d. Climbing Crane
Proyek Pondok Indah Residences ini menggunakan tower crane jenis “Free
Standing Crane”, yaitu crane yang berdiri diatas pondasi yang khusus
dipersiapkan untuk alat tersebut. Kapasitas angkut vertikal pada proyek ini adalah
maksimum 4,25 ton. Jika crane harus mencapai ketinggian yang besar maka
digunakan pondasi dalam seperti tiang pancang. Syarat pondasi crane adalah
pondasi tersebut harus mampu menahan momen akibat angin dan ayunan beban,
berat crane dan berat material yang diangkat.
Free standing crane dapat berdiri sampai dengan ketinggian 100 m. Tiang
utama (mast) diletakan diatas dasar (footing block) dengan diberi ballast sebagai
penyeimbang (counterweight). Ballast ini terbuat dari beton atau baja.
Berikut ini tahapan pemasangan Tower crane antara lain :
a) Menempatkan keempat kaki crane pada permukaan mendatar block footing
tepat ditengah-tengah. Kemudian kaki – kaki tersebut dicor sehingga menjadi
satu bagian dengan block footing.
b) Pemasangan mast atau tiang yang harus benar – benar tegak lurus. Pada saat
pemasangan mast juga dipasangkan climbing device sebagai alat penambah
ketinggian tiang.
c) Setelah itu slewing dipasang diatas mast yang dilanjutkan dengan pemasangan
operator cabin.
d) Tahap selanjutnya adalah pemasangan counter jib, counterweight jib, beserta
trolley dan hock.
e) Jib dipasang dan diangkat secara mandiri atau dengan bantuan crane lain.

114
Pada Proyek Pondok Indah Residance tower crane yang digunakan sebanyak
enam crane. Tower crane ini merupakan milik PT TOTAL BANGUN PERSADA
Tbk sendiri.

Gambar 44. Tower crane


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

2)Truck Mixer Concrete


Truck mixer concrete adalah truck khusus yang dilengkapi dengan pengaduk
beton (concreate mixer) dan dapat mengakut beton dengan kapasitas 7 m 3 yang
berasal dari PT Holcim. Truck mixer concreate berfungsi untuk mengangkut
beton ready mix dari tempat pencampuran beton (batching plant) sampai ke lokasi
pengecoran. Selama pengangkutan mixer pada truk terus berputar dengan
kecepatan 8-12 putaran per menit agar adukan beton tetap homogen dan beton
tidak mengeras. Dalam pengangkutan pelu diperhatikan interval waktu, karena
bila terlalu lama beton akan mengeras dalam mixer sehingga akan menghambat
kelancaran pelaksanaan pengecoran.

Gambar 45. Truck Mixer Concrete


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)
3)Mobil Crane

115
Mobil Crane adalah suatu pesawat pengangkat yang bersifat dinamis,
maksudnya bahwa pesawat pengangkat ini dapat berpindah-pindah tempat, pada
saat sedang melakukan pengangkatan beban.Batasan mobil crane itu sendiri ada
bermacam-macam. Mobil Crane adalah merupakan crane dengan roda
penggeraknya terbuat dari besi seperti yang banyak digunakan pada alat berat
lainnya. Jenis crane ini banyak digunakan pada medan yang rata dan relative keras.
Ketika dioperasikan mobilcrane akan menggunakan roda sebagai tumpuannya.
Pada proyek Pondok Indah Residences menggunakan mobil crane seperti gambar
dibawah ini. Mobil crane ini hanya dapat memindahkan barang yang tidak bisa
dipindahkan oleh tanggan manusia.

Gambar 46. Mobil Crane


(Sumber : Dokumentasi Pribadi,2015)

4)Conrete Pump Truck


Merupakan alat untuk memompa beton ready mix dari mixer truck ke lokasi
pengecoran. Penggunaan concrete pump truck ini untuk meningkatkan kecepatan
dan efisiensi waktu pengecoran. Alat ini digunakan untuk pengecoran balok dan
plat lantai. Alat ini terdiri atas beberapa bagian, yaitu alat utama berupa mesin
pompa yang dilengkapi dengan tenaga penggerak berupa mesin diesel, sejumlah
pipa berdiameter 15 cm serta beberapa alat tambahan berupa klem penyambung
pipa-pipa tersebut. Alat ini digunakan hanya pada saat pengecoran balok dan
pelat lantai saja dan pengecoran yang tidak dapat di jangkau dengan Concrete
Pump, sedangkan pengecoran pada kolom menggunkan bucket. Ketika
dioperasikan Concrete Pump Truck tidak akan menggunakan roda sebagai
tumpuannya tetapiakan menggunakan tumpuan hidrolik di keempat bagian
sisinya. Pada Proyek Pondok Indah Residance concrete pump yang digunakan

116
sebanyak empat buah. Concrete pump ini berasal dari PT Jaya Sakti, Para Sindo,
dan PT Berkat.

Gambar 47. Concrete Pump Truck


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

5)Dump Truck
Dump truck merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengangkut dan
memindahkan material atau bahan yang digunakan dalam proyek. Untuk
menghindari material terjatuh di jalan maka dump truck ditutup dengan
menggunakan terpal. Selain itu juga untuk menghindari debu yang berterbangan
yang mengganggu bagi orang lain.

Gambar 48. Dump Truck


(Sumber : Dokumentasi Pribadi,2015)

6) Hydraulic Breaker

117
Hydraulic Breaker merupakan bagian dari excavator (alat
Penggali) dengan palu perkusi kuat yang dipasang ke excavator untuk
menghancurkan struktur beton atau batu. Hal ini didukung oleh sistem
hidrolik tambahan dari excavator, yang dilengkapi dengan katup kaki
dioperasikan untuk tujuan ini. Selain itu, kru pembongkaran menggunakan
ram cangkul untuk pekerjaan terlalu besar untuk jackhammering atau daerah
mana peledakan tidak mungkin karena masalah lingkungan keselamatan atau.
Hydraulic Breaker sering disebut sebagai "hammers", "peckers", "hoe
rams" or "hoe rammers." Istilah-istilah ini populer dan sering digunakan
antara konstruksi / pekerja pembongkaran.

Gambar 49. Hydraulic Breaker


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

7)Backhoe
Backhoe merupakan bagian dari excavator (alat Penggali) dengan system
penggali tarik (pull shovel). Dalam melakukan pekerjaan, backhoe dipakai untuk
penggalian yang letaknya lebih rendah dari kedudukan backhoe itu sendiri.
Keuntungan yang diperoleh dalam pemakaian backhoe adalah tingkat ketelitian
sangat tinggi dan bisa dipakai sebagai alat pemuat bagi truk – truk.

118
Gambar 50. Backhoe
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

Alat – alat Survey :


8)Waterpass
Waterpass adalahalat yang digunakan untuk menentukan elevasi plat lantai,
balok, dan lain-lain yang menentukan elevasi. Alat ini sangat berguna untuk
mengecek ketebalan lantai saat pengecoran, sehingga lantai yang dihasilkan dapat
datar, selain itu, waterpass juga dapat digunakan untuk pengecekan bekisting pada
kolom.Untuk alat yang satu ini digunakan untuk mengetahui elevasi ketinggian
balok dan pelat lantai saja.
Alat waterpass berdasarkan prinsip kerjanya dapat dibedakan menjadi dua
jenis yaitu:
1. Optical waterpass, merupakan waterpass yang sistem kerjanya dengan
menggunakan optik.
2. Laser triax waterpass, merupakan waterpass yang sistem kerjanya dengan
menggunakan sinar laser dan dideteksi oleh alat laser triax detector.
Surveyor Pada proyek Pondok Indah Residences berasal dari kontraktor
utamanya sendiri yaitu PT TOTAL BANGUN PERSADA Tbk. Waterpass yang
digunakan sebanyak empat buah. Waterpass ini berasal dari PT TOTAL
BANGUN PERSADA Tbk sendiri.

119
Gambar 51. Waterpass
(Sumber : Dokumentasi Pribadi,2015)

9)Total Stationing atau Theodolith


Total stationing atau theodolith merupakan alat bantu dalam proyek untuk
menentukan as bangunan dan titik-titik as kolom pada tiap-tiap lantai agar
bangunan yang dibuat tidak miring. Alat ini dipergunakan juga untuk
menentukan elevasi tanah dan elevasi tanah galian timbunan. Cara operasionalnya
adalah dengan mengatur nivo dan unting-unting di bawah Total stationing atau
theodolithkemudian menetapkan satu titik sebagai acuan. Menembak titik-titik
yang lain dengan patokan titik awal yang ditetapkan tadi, lalu pembacaan titik
titik yang kita tembak dengan Theodolith atauTotal stationing dan langsung
mendapatkan hasil titik senlanjutnya dengan bantuan titik pertamanya. Pada
proyek Pondok Indah Residences, ,theodolith digunakan oleh kontaraktor utama
untuk menentukan garis As kolom. Pada Proyek Pondok Indah Residance
theodolit yang digunakan sebanyak empat buah. Theodolit ini berasal dari PT
TOTAL BANGUN PERSADA Tbk sendiri.

120
Gambar 52.Total Stationing atau Theodolith
(Sumber : Dokumentasi Pribadi,2015)

10)Sipatan (Marker)
Sipatan merupakan alat yang digunakan untuk memberi tanda untuk marking
setelah dilakukan pengukuran. Bahan untuk sipatan ini adalah tinta yang sering
disebut tinta cina. Tinta ini dapat bertahan dalam waktu yang lama dan tidak
mudah hilang atau luntur.

Gambar 53. Sipatan


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

121
Gambar 54. Hasil Sipatan
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

Alat – alat Fabrikasi :


11)Bar Bender
Bar bender Merupakan alat yang digunakan untuk membengkokkan tulangan
berdiameter besar, seperti pada pembengkokan tulangan sengkang,
pembengkokan pada sambungan/overlap tulangan kolom, juga pada tulangan
balok, plat. Bar bender dan bar cutter haruslah ada dalam suatu proyek besar
karenauntuk memenuhi kebutuhan pembesian baik itu precast atau pasang di
tempat. Bar bender dapat mengatur sudut pembengkokan tulangan dengan mudah
dan rapih. Untuk lokasi bar bender sendiri berada di area fabrikasi yang telah
disediakan, dan type dari bar bender pada proyek Pondok Indah Residences ini
adalah type Krisbow yang digunakan sebanyak enam buah, yang berasal dari PT
TOTAL BANGUN PERSADA Tbk sendiri.

Gambar 55. Bar Bender


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)
12)Bar Cutter

122
Bar cutter adalah alat yang berfungsi untuk memotong baja tulangan. Baja
tulangan yang dipesan dari supplier telah memiliki ukuran panjang standar
sehingga untuk keperluan baja tulangan yang lebih pendek diperlukan
pemotongan tulangan. .Pada royek pembangunan Apartemen Pondok Indah
ResidencesIndonesia hanya terdapat Bar CutterListrik Keuntungan dari Bar
Cutter listrik dibandingkan Bar Cutter manual adalah Bar Cutter listrik dapat
memotong besi tulangan dengan diameter besar dengan mutu baja cukup tinggi
disamping dapat mempersingkat waktu pengerjaan. Pada Proyek Pondok Indah
Residance Bar Cutter yang digunakan sebanyak enam buah. Bar Cuter ini berasal
dari PT TOTAL BANGUN PERSADA Tbk sendiri.

Gambar 56. Bar Cutter


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

Alat – alat Pelaksanaan Pengecoran :


13)Concrete Vibrator
Concrete vibrator adalah alat yang berfungsi untuk menggetarkan beton pada
saat pengecoran agar beton dapat mengisi seluruh ruangan dan agar tidak terdapat
rongga-rongga udara diantara beton yang dapat membuat beton keropos dan
sehingga beton lebih padat. Concrete vibrator digerakkan oleh mesin listrik dan
mempunyai lengan sepanjang beberapa meter untuk dapat menggetarkan beton di
tempat yang agak jauh seperti pada Mat Foundation, kolom, balok, corewall dan
retaining wall. Cara operasionalnya dengan cara memasukkan selang penggetar
ke dalam adukan beton yang telah dituang ke dalam bekisting. Dan type vibrator
adalah makita. Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan alat ini adalah
Ujung belalai vibrator dimasukkan dalam adukan beton dengan posisi vertical
Ujung vibrator diusahakan untuk tidak mengenai tulangan baja. Penggetaran
dilakukan sekitar 10-15 detik untuk satu posisi titik. Penggetaran dilakukan

123
selapis demi selapis untuk mendapatkan pemadatan yang diinginkan. Ujung
vibrator dicabut secara perlahan-lahan dari adukan sehingga bekasnya dapat
menutup kembali.
Proyek Pondok Indah Residences, Vibrator digunakan untuk memadatkan
beton yang sedang di cor. Vibrator yang digunakan sebanyak empat buah.
Vibrator ini berasal dari PT TOTAL BANGUN PERSADA Tbk sendiri.

Gambar 57. Concrete Vibrator


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

14)Air Compressor
Air compressor (kompresor udara) adalah alat yang dapat mengeluarkan
udara bertekanan tinggi yang berfungsi untuk membersihkan tempat-tempat yang
akan dicor dari debu, potongan kayu, kawat dan kotoran lain.
Pada Proyek Pondok Indah Residance Bar Cutter yang digunakan sebanyak
enam buah. Bar Cuter ini berasal dari PT TOTAL BANGUN PERSADA Tbk
sendiri.

Gambar 58. Air Compressor


(Sumber :Dokumentasi Pribadi, 2015)

15)Concreate Bucket dan Pipa Tremi

124
Concreatebucket adalah tempat pengangkutan beton dari truck mixer
concreate sampai ke tempat pengecoran. Pengangkutan dilakukan dengan bantuan
tower crane. Concrete bucket yang digunakan pada proyek ini mempunyai
kapasitas sebesar 0,8 m3 dan berat concrete bucket adalah 300 kg.
Pipa tremie adalah pipa yang digunakan untuk mengatur tinggi jatuh beton
pada saat pengecoran. Pipa tremie biasa dipasang pada ujung bawah
concretebucket sehingga beton yang keluar dari concrete bucket tidak langsung
jatuh dan menumbuk lokasi pengecoran. Pipa tremie yang digunakan pada proyek
ini adalah jenis hoist tremie pipe dengan diameter 8”.
Pada proyek pembangunan Apartemen Pondok Indah Residences, bucket
digunakan untuk pengecoran kolom, shearwall dan corewall, karena jika
menggunakan Concrete Pump Truck kecepatan pompa itu sendiri sangat cepat dan
bisa merusak bekisting pada kolom, Shearwall dan corewall sehingga
digunakanlah bucket.

Gambar 59. Concrete Bucket


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

16)Bekisting

125
Bekisting merupakan alat yang digunakan untuk mencetak beton melalui proses
pengecoran. Pada Proyek Pondok Indah Residance Bar Bekisting yang dgunakan
berasal dari PT FERI.Pemasangan bekisting yang tidak tepat (tidak tegak lurus
tidak berada pada as-nya) dapat menyebabkan masalah bagi karena dapat
mengubah design yang sudah ada. Syarat-syarat umum bekisting adalah:
1) Tidak mengalami deformasi (bekisting harus cukup tebal dan kuat).
2) Bekisting harus kedap terhadap air.
3) Tahan terhadap getaran vibrator dari luar maupun dari dari dalam bekisting.

Gambar 60. Bekisting


(Sumber : Dokumentasi Pribadi,2015)

17)Aluma System
Aluma System adalah alat perancah yang terbuat dari besi yang digunakan untuk
menyangga bekisting plat lantai dan balok agar kuat dalam menahan beban beton
ataupun beban yang bekerja padanya. Beton yang dicetak dalam bekisting
memerlukan perancah untuk menahan beton tersebut agar tidak terjadi deformasi
yang menjadikan bentuk bangunan tidak rata. Pada Proyek Pondok Indah
Residance Aluma System yang dgunakan berasal dari PT FERI.

126
Gambar 61. Aluma Systems
(Sumber : Dokumentasi Pribadi,2015)

Alat – alat bantu lainnya :


18) Mesin Las
Mesin las digunakan untuk pengelasan besi/tulangan pada saat pemasangan
besi untuk membantu perkuatan pada saat pengecoran plat, selain itu juga
digunakan untuk pengelasan pagar pengaman dan penotongan besi atau tulangan
apabila bar cutter tidak memungkin untuk memotongnya dan memperkuat
bekisting dengan tambahan besi serta mengkenik besi atau tulangan yang keluar
dari asnya yang telah ditetapkan.

Gambar 62. Mesin Las


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

127
19) Trowel
Trowel adalah alat yang digunakan untuk menghaluskan permukaan beton pada
plat lantai yang menggunakan floor hardener pada lapisan permukaannya. Beton
yang telah ditaburi dengan floor hardener permukaan beton diratakan dengan
ruskam, kemudian drowel digunakan untuk menghaluskan permukaan beton. Pada
Proyek Pondok Indah Residance Trowel yang dgunakan berasal dari PT Intra
Maju Mulia.

Gambar 63. Trowel


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

20) Gerinda
Gerinda digunakan untuk memotong besi/tulangan yang akan digunakan untuk
membantu pada proses pemasangan bekisting dan tulangan sebelum dilakukan
pengecoran kolom, balok dan pelat. Pada proyek pembangunan Apartement
Pondok Indah Residences digunakan gerinda listrik, aliran listrik didapat dari
Generating set atau biasa disebut Genset. Pada Proyek Pondok Indah Residance
Gerinda yang dgunakan berasal dari PT Intra Maju Mulia.

128
Gambar 64. Gerinda
(Sumber : Dokumentasi Pribadi,2015)

21) Hammer Drill


Hammer drill adalah alat kerja yang digunakan untuk melubangi beton
untuk memasang stek tulangan dan menghancurkan beton yang tidak diperlukan
seperti beton yang masuk ke dalam blok out dan pengecoran kolom yang melebihi
elevasi rencana.

Gambar 65. Hammer Drill


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

22) Generator Listrik


Generator ini berfungsi untuk menghasilkan tenaga listrik yang akan
digunakan untuk penerangan proyek serta untuk menjalankan mesin - mesin yang
menggunakan tenaga listrik dan juga sebagai suplai cadangan listrik bila PLN
melakukan pemadaman. Pada Proyek Pondok Indah Residance PLN yang

129
digunakan sabanyak dua genset yang berasal dari PT TOTAL BANGUN
PERSADA Tbk sendiri.

Gambar 66. Generator Listrik


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

23)Jaring Pengaman
Jaring Pengaman adalah alat pembatas untuk keamanan agar tidak terjatuh
dari ketinggian. Pada Proyek Pondok Indah Residance jaringan pengaman yang
dgunakan berasal dari PT TOTAL BANGUN PERSADA Tbk sendiri.

Gambar 67. Jaring Pengaman


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

24)Tangga Proyek
Tangga proyek merupakan fasilitas yang sangat dibutuhkan untuk memudah
akses para pekerja dalam bekerja dari lantai dasar menuju lantai atas.
Pada proyek pembangunan Apartemen Pondok Indah Residences
Menggunakan tangga yang sederhana, tangga proyek sendiri terbuat dari aluma
systems. Tangga ini hanya di gunakan untuk para pekerja dan sepervisor untuk
mengecek pekerjaan.

130
Gambar 68. Tangga Proyek
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)
25)Thermocouple
Thermocouple adalah alat untuk mengukur suhu pada pengerjaan Mat
Foundation. Pengukuran ini dilakukan untuk mendapatkan perbedaan suhu
luar dengan suhu dalam beton minimal 20°C.

Gambar 69. Thermocouple


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

26)Peralatan Tambahan
Disamping peralatan-peralatan utama seperti yang telah disebutkan diatas,
tentunya masih terdapat banyak peralatan kecil laiannya yang digunakan sebagai
alat penunjang dalam pelaksanaan proyek. Peralatan penunjang itu antara lain
adalah lampu helogen (digunakan untuk memberikan penerangan pada pekerjaan
yang dilaksanakan pada malam hari), gergaji tangan, gerobak sorong, ember,
sekop, meteran dan peratan kecil lainnya.

131
F. Pengendalian K3
Perlindungan tenaga kerja dalam suatu proyek dimaksudkan agar tenaga
kerja dapat secara aman melakukan pekerjaannya sehari-hari sehingga dapat
meningkatkan produktivitas kerja dan kualitas pekerjaan.
Menurut Mangkunegara (2002) Keselamatan dan kesehatan kerja adalah
suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik
jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada
umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk
upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan. Hal ini dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan
produktifitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun
kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses
produksi dan merusak lingkungan. Efek tersebut pada akhirnya akan berdampak
bagi masyarakat luas.
Kecelakaan kerja pada umumnya disebabkan oleh tidak dijalankannya
semua syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan baik dan benar.
Perlu adanya suatu kegiatan sosialisasi dan kampanye yang terus-menerus guna
meningkatkan kepedulian masyarakat sehingga K3 dapat membudaya.
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Depnakertrans) terus berupaya
melakukan pengawasan dan peningkatan K3 dengan cara mengadakan seminar
dan pelatihan manajemen K3 secara berkelanjutan. Depnakertrans juga
mengadakan penilaian dan pem-berian penghargaan bagi perusahaan dengan
penerapan K3 yang terbaik.
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dituntut di setiap
tempat kerja termasuk di sektor kesehatan, untuk itu kita perlu mengembangkan
dan meningkatkan K3 disektor kesehatan dalam rangka menekan serendah
mungkin risiko kecelakaan dan penyakit yang timbul akibat hubungan kerja, serta
meningkatkan produktivitas dan efesiensi.
Menurut Mangkunegara (2002), bahwa indikator penyebab keselamatan
kerja adalah:

132
1. Keadaan tempat lingkungan kerja, yang meliputi:
a. Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya yang kurang
diperhitungkan keamanannya.
b. Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak
c. Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya.
2. Pemakaian peralatan kerja, yang meliputi:
a. Pengaman peralatan kerja yang sudah usang atau rusak.
b. Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengaman yang baik
c. Pengaturan penerangan.
Kecelakaan selalu diartikan sebagai kejadian yang tidak dapat diduga.
Kecelakaan kerja dapat terjadi karena kondisi yang tidak membawa keselamatan
kerja atau perbuatan yang tidak selamat. Kecelakaan kerja dapat didefinisikan
sebagai setiap perbuatan atau kondisi tidak selamat yang dapat mengakibatkan
kecelakaan. Berdasarkan definisi kecelakaan kerja maka lahirlah keselamatan dan
kesehatan kerja yang mengatakan bahwa cara menanggulangi kecelakaan kerja
adalah dengan meniadakan unsur penyebab kecelakaan dan atau mengadakan
pengawasan yang ketat. (Silalahi, 1995)
Menurut Mangkunegara (2002) bahwa tujuan dari keselamatan dan
kesehatan kerja adalah sebagai berikut:
1. Setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik
secara fisik, sosial, dan psikologis.
2. Setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya selektif
mungkin.
3. Semua hasil produksi dipelihara keamanannya.
4. Adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai.
5. Meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.
6. Terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau
kondisi kerja.
7. Setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.
Setiap perusahaan idealnya wajib menerapkan sistem manajemen K3 yang
terintegrasi dan sistematis untuk menjamin faktor resiko terhadap keselamatan &
kesehatan di lingkungan kerja.  Penerapan sistem manajemen K3 dimulai dari:

133
1. Pembentukan komitmen
2. Perencanaan
3. Pengorganisasian
4. Penerapan
5. Pengendalian
6. Evaluasi
Ruang lingkup K3 pada Proyek Pondok Indah Residences ini yaitu Safety
Morning Talk, Safety Patrol, Safety Meeting, Safety Induction danInspeksi K3.

Gambar 70. Pengendalian K3


(Sumber : PT TOTAL BANGUN PERSADA Tbk, 2015)

1. Sasaran K3
a. Setiap pekerja baru wajib diberikan safety induction
b. General Safety Talk seminggu sekali
c. Safety Patrol seminggu sekali
d. Menjaga kebersihan jalan lingkungan sekitar proyek
e. Tidak ada korban meninggal karena kecelakaan kerja.
f. Tingkat kecelakaan kerja yang rendah (Zero Accident).
g. Tertib kartu pengenal.

134
2. Struktur Organisasi HSE

Gambar 71. Struktur Organisasi HSE


(Sumber : PT TOTAL BANGUN PERSADA Tbk, 2015)

Perencanaan K3 berkaitan dengan penyusunan Safety Plan, Pengamanan


Proyek (Security Plan), dan pengelolaan ketertiban serta kebersihan proyek
(House Keeping) dengan target ‘zero accident’ (tidak ada kecelakaan kerja).

3. Safety Plan
Perencanaan keamanan (Safety Plan) dibuat dengan mengikuti ketentuan-
ketentuan maupun arahan yang dikeluarkan oleh Depnaker selaku instansi yang
melakukan kontrol terhadap dal ini.
Safety plan ini menjelaskan tentang struktur organisasi, prosedur, dan sistem
pengolahan yang akan dijalankan dan diselaraskan dengan aktivitas proyek untuk
memenuhi standar yang ditetapkan oleh owner sebagai panduan PT TOTAL
BANGUN PERSADA Tbk serta seluruh sub kontraktor untuk menjalankan sistem
K3 di Proyek Pembangunan Apartement Pondok Indah Residences. PT TOTAL
BANGUN PERSADA Tbk akan melakukan hal sebagi berikut untuk memastikan
safety plan akan terlaksana :
a. Memastikan bahwa karyawan PT TOTAL BANGUN PERSADA Tbk dan
seluruh subkon mengerti dan akan mengimplementasikan safety plan.
b. Menjalankan proses konstruksi sesuai dengan ketentuan dari owner.
c. Memastikan seluruh material, peralatan, program dan peraturan yang akan
dijalankan dilokasi proyek sesuai dengan permintaan owner.

135
d. Memastikan karyawan PT TOTAL BANGUN PERSADA Tbk dan subkon
mengerti cara kerja yang aman dan untuk mencegah terjadinya kecelakaan
kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dan pencemaran terhadap
lingkungan.
e. Melaporkan seluruh kondisi tidak aman, nyaris celaka, kerusakan material,
kasus kecelakaan kerja dan pencemaran lingkungan manajemen.

Safety Plan mencakup anatara lain penyusunan Safety Management,


identifikasi bahaya kerja, dan penanggulangannya, rencana penempatan alat-alat
pengamanan seperti pagar pengaman, jaring pada tangga dan tepi bangunan,
railing serta rambu-rambu K3 serta rencana penempatan alat-alat kebakaran
(tabung pemadam api), dan lain-lain.

Gambar 72. Alat Pemadam Api


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

4. Security Plan
Security Plan mencakup prosedur keluar masuk bahan proyek, prosedur
penerimaan tamu, identifikasi daerah rawan di wilayah sekitar proyek, dan
prosedur komunikasi di proyek.

136
Gambar 73. Rambu Pemberitahuan Wajib Memakai APD
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

Gambar 74. Rambu Pemberitahuan Dilarang Bersandar


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

5. House Keeping
Pengelolaan kebersihan proyek meliputi penempatan cerobong bak sampah,
lokasi penempatan dan jumlah toilet pekerja, tempat sementara penimbunan
material bekas, pengaturan kantor, jalan sementara, gudang, los kerja, barak
pekerja dan lain-lain.

137
Gambar 75. Rambu Pemberitahuan Area Ini Harus Tetap Bersih
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

Gambar 76. Fasilitas kebersihan


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

6. Program K3 Proyek Apartement Pondok Indah Residences


a. Safety Morning Talk
1) Setiap ada suatu pekerjaan/lokasi/produk/jasa yang mengandung
resiko, baik di kantor pusat maupun di proyek, personil SHE
bertanggung jawab untuk mengadakan pengarahan tentang K3L
kepada seluruh personal (staff, pekerja) dalam bentuk :
 SHE Talk, yaitu pengarahan secara bersama-sama
 Tool Box Meeting, yaitu pengarahan secara berkelompok
menurut area kerja atau disiplin pekerjaan.
2) SHE talk harus diikuti/dihadiri oleh para kepala regu pekerjaan,
mandor, para pengawas (tingkat pelaksana) dan Site Manager baik dari

138
internal TOTAL maupun subkontraktor, sedangkan Tool Box Meeting
terutama ditujukan kepada para pekerja dan pengawas.
3) SHE Talk dan Tool Box Meeting selain memberi pengarahan juga
dilakukan untuk memberikan kesempatan bagi pekerja untuk
melakukan dialog/konsultasi perihal K3L terkait dengan pekerjaan
yang dilakukan sebelum pekerjaan dimulai. (kurang lebih selama 10-
15 menit).
4) Personil yang memberikan pengarahan dalam SHE Talk dan Tool Box
Meeting tidak harus dari personil SHE, bisa dari pihak lain (missal :
SM, Q-Spv, SE, dll)
5) Materi pengarahan antara lain mengenai hal-hal berikut:
 Potensi bahaya kecelakaan & kemungkinan timbulnya sakit
akibat dari pekerjaan yang akan dilakukan pada hari itu dan
tindakan pencegahannya.
 Potensi bahaya pencemaran dan material B3 yang akan
digunakan pada hari itu dan tindakan pencegahannya.
 Kondisi pada hari itu yang perlu diperhatikan (missal: hujan,
licin, area yang harus dihindari, dll)
 Tata tertib yang perlu dipertegas lagi.
 Informasi kejadian yang sering terjadi di lapangan.
 Cara untuk mencegah pencemaran/ kecelakaan.
6) Morning Talk dilakukan setiap hari selasa pada jam 8.00 oleh petugas
yang ditunjuk. Materi yang disampaikan bervariasi, agar tidak
membosankan. Misalnya: minggu ke-1 tentang perlunya pemakaian
APD, minggu ke-2 tentang Peraturan K3 dan seterusnya.

139
Gambar 77. Kegiatan Safety Morning Talk
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

b. Safety Patrol (SHE Patrol)


1) Dilakukan setiap hari kamis pada pukul 09.00 s/d selesai. SHE
Supervisor bertanggung jawab melakukan SHE patrol yang meliputi
seluruh area kerja, dan terhadap area dimana ada pekerjaan yang telah
diidentifikasikan mempunyai potensi kecelakaan dan pencemaran
harus diberikan perhatian yang lebih.
2) SHE Supervisior harus segera/langsung memberikan perintah secara
lisan ditempat untuk menghentikan pekerjaan bilamana ditemukan
keadaan yang berbahaya.
 Bilamana potensi bahaya bisa langsug diatasi/diperbaiki dalam
waktu yang singkat, maka SHE Suervisior harus menunggu dan
mengawasi perbaikan tersebut sampai selesai, untuk kemudian
mengijinkan pekerjaan dilanjutkan.
 Bilamana perbaikan tidak dapat dilakukan dalam waktu
singkat, maka SHE Supervisior setelah memberikan perintah
lisan pekerjaan dihentikan, selanjutnya meneruskan dengan
proses pembuatan laporan ketidaksesuaian K3L.
3) SHE Supervisor harus memberikan perintah lisan ditempat untuk
mengehentikan pekerjaan bilamana ditemukan pekerjaan berbahaya
yang dilakukan tanpa surat ijin berkerja yang berlaku, dan selanjutnya
meneruskan dengan proses pembuatan Laporan Ketidaksesuaian K3L.

140
c. Safety Meeting (Rapat Koordinasi K3L)
1) SHE manager/officer bertanggung jawab mengadakan rapat koordinasi
K3L yang dihadiri oleh Site Manager TOTAL, subkontraktor dan
pihak lain yang diperlukan. Safety Meeting dilaksanakan seminggu
sekali pada hari Jum’at pukul 14.00 sampai dengan selesai.
2) Materi yang dibahas antara lain:
 Ringkasan laporan jumlah kecelakaan kerja, sakit akibat kerja dan
pencemaran lingkungan yang terjadi, langkah perbaikan, serta
tindakan pencegahan agar tidak berulang kembali.
 Masalah-masalah lain yang menimbulkan potensi kecelakaan kerja,
sakit akibat kerja dan pencemaran lingkungan berikut tindakan
pencegahannya.
3) Rapat Koordinasi K3L dapat/boleh digabung dengan rapat koordinasi
pelaksanaan proyek, karenanya rapat koordinasi K3L menjadi
tanggung jawab Site Manager juga.

d. Safety Induction
1) Dilakukan setiap ada pekerja baru dan tamu. Safety Induction ini
ditujukan untuk tamu, pekerja baru & pegawai baru yang berisi
mengenai penggunaan APD, denda, evakuasi dan lain-lain.
2) SHE Induction di proyek dilakukan untuk membersihkan pengarahan
oleh personil SHE kepada setiap pekerja yang baru dan oleh Security
kepada setiap tamu/non pekerja yang datang.
3) Isi pengarahan/penjelasan ini adalah:
Khusus untuk tamu/non pekerja (oleh security)
 Komitmen TOTAL dalam menerapkan K3L.
 Jalur yang harus dilalui ke tempat tujuannya.
 Jalur evakuasi jika terjadi keadaan darurat.
 Tentang keharusan menggunakan APD yang sesuai.
Khusus untuk pekerja (oleh personal HSE)
 Tata tertib proyek.
 Arti rambu-rambu.

141
 Pemakaian APD yang sesuai.
4) Penjelasan untuk tamu dapat dilakukan lisan atau dibuat dalam bentuk
tulisan yang ditunjukkan kepada tamu.
5) Penjelasan untuk pekerja dapat dilakukan lisan atau dibuat bentuk
tulisan pada sebuah papan untuk kemudian ditunjukkan dan dijelaskan
kepada setiap pekerja, setelah induction kartu pengenal baru dapat
diberikan.
6) Tamu proyek harus membubuhkan tanda tangannya dibuku tamu
sebagai bukti telah mengetahui penjelasan tersebut, sedang pekerja
yang telah diberikan induction harus menandatangani pernyataan telah
mengikuti induction tersebut.

Gambar 78. Kegiatan Safety Induction


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

e. Inspeksi K3
1) Inspeksi K3 ini adalah kegiatan pemeriksaan yang dilakukan untuk
memastikan keamanan pekerja dan berjalannya penerapan program K3
seperti inspeksi alat, inspeksi pekerjaan, pemeliharaan peralatan dan
lain-lain yang dilakukan setiap hari.
2) Inspeksi K3L dilakukan secara bersama oleh PM, SM, GA, SHE
Manager/Office dari TOTAL dan subkontraktor, dan juga pihak lain

142
(seperti :: MK, NSC) dengan tujuan menjaga konsistensi penerapan
standard K3L untuk seluruh area proyek.
3) Waktu dan frekuensi pelaksanaan inspeksi disesuaikan dengan
kebutuhan dan kondisi proyek. Pada masa dimana kegiatan pekerjaan
sangat tinggi, kompleks, dan melibatkan banyak pekerja, peralatan dan
material, maka inspeksi harus dilakukan minimal 1 kali setiap minggu.
4) Topik/item yang diperiksa saat melakukan inspeksi adalah sesuai
dengan standar K3L, minimal sebagaimana “Check-List” yang
tercantum pada Laporan Inspeksi K3L.
5) SHE Manager/Officer harus membuat Laporan Inspeksi K3L dan
Laporan Ketidaksesuaian K3L serta harus mendistribusikannya kepada
pihak yang harus menindaklanjuti paling lambat 60 menit setelah
inspeksi selesai dilaksanakan.

7. Upaya Preventif Keselamatan Kerja Proyek Pembangunan Apartemen


Pondok Indah Residences
Upaya Preventif Keselamatan Kerja Proyek Pondok Indah Residences yaitu
dengan memenuhi :
a. Personal/pekerja
1) Sehat jasmani dan rohani.
2) Usia minimal 18 tahun atau telah memiliki KTP.
3) Tidak mabuk dan pengaruh obat terlarang.
4) Tidak berpenyakit/dalam keadaan sakit yang dapat membahayakan
bagi dirinya maupun orang lain.
b. Alat pelindung diri (APD)
Selama berada dilokasi proyek/lingkungan proyek :
1) Wajib menggunakan helm proyek dengan benar dan alat kerja yang
lengkap.
2) Wajib menggunakan sepatu proyek/sepatu kerja yang layak.
3) Wajib menggunakan rompi proyek pada saat melakukan pekerjaan.
4) Gunakan safety belt bila bekerja pada ketinggian, tepian atau terbuka.

143
5) Gunakan kacamata atau masker untuk pekerjaan las, chipping, gerinda,
bobok dll.
6) Sediakan masker, sarung tangan dam earlug untuk pekerjaan tertentu.
7) Alat pelindung diri yang lain yang dibutuhkan sesuai dengan jenis
pekerjaannya.

Gambar 79. Pemakaian Safety Belt Saat Bekerja di Ketinggian


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

c. Rambu – rambu dan sign board


Pemasangan rambu–rambu dan sign board dilapangan berupa gambar dan
tulisan yang mempunyai makna larangan, perhatian dan anjuran. Sebagai
salah satu sosialisasi keselamatan kerja di lapangan antara lain.

Gambar 80. Rambu – rambu K3


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

144
a. Sarana safety untuk proteksi
1) Hand railing
Akan dipasang di atas table form dan dilapis menggunakan kassa net.

Gambar 81. Hand Railing


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

2) Penggunaan void/lubang shaft


Akan diproteksi menggunakan plywood/net untuk mengamankan pintu
lift dan dinding bebas akan diproteksi menggunakan safety net.
3) Akses jalan
Disediakan akses kerja bagi para pekerja yang hendak naik maupun
turun dengan menggunakan tangga scaffolding temporary atau dengan
passengger hoist yang dilengkapi dengan shelter.

Gambar 82. Akses Jalan


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

145
4) Police line
Akan dipasang disekitar pekerjaan sampit atau apabila ada lubang
dengan menggunakan police line, sehingga pekerja mengetahui kalau
ditempat itu berbahaya.

5) Alat Pemadam Api Ringan (APAR)


Akan disediakan APAR di area kantor, gudang, bedeng pekerja, work
shop, TC da pos security.

d. Kotak P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan)


Akan disediakan kotak P3K di kantor proyek dan diruang P3K yang
berisikan:
1) Kain kassa
2) Perban
3) Plester
4) Balsem
5) Desinfektan (alkohol 70% revanol)
6) Obat luka
7) Salep luka bakar
8) Eye wash
9) Gunting kecil, dll

Gambar 83. Kotak P3K


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

146
e. Ruang Safety
Disediakannya ruang ini apabila terjadi kecelakaan proyek berupa
kecelakaan yang ringan atau pun berat. Fasilitas yang tersedia pada
ruangan ini berupa kotak P3K, kasur untuk tempat berbaring, meja, AC
sebagai pendingin ruangan, dll.

Gambar 85. Ruang Safety


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

8. Tindakan Terjadinya Kecelakaan Kerja


Apabila terjadi kecelakaan ringan segera laporkan ke administrasi proyek, dan
di tindak lanjuti apakah korban kecelakaan tersebut perlu dibawa ke RS atau
tidak, jika tidak pengobatan cukup dilakukan di ruang safety, lalu buat rekaman
data kecelakaan.
Apabila terjadi kecelakaan berat segera laporkan ke ketua K3 proyek dan
lakukan penanganan administrasi, laporan asuransi sampai pemberian asuransi
sementara korban di larikan ke RS, dan ditangani sampai proses penyembuahan.
Lalu buat rekaman data kecelakaan.
Apabila terjadi kecelakaan sampai korban meninggal dunia segera laporkan
ke ketua K3 proyek. Ketua K3 juga segera melapor ke kepolisian untuk
pemeriksaan, dan memberitahukan ke pihak keluarga korban, apakah korban

147
langsung di bawa ke keluarga atau di visum. Jika tidak di visum, kumpulkan data-
data korban sampai dengan menyelesaikan administrasi asuransi, lalu buat
rekaman data kecelakaan.

Alur penanganan kecelakaan kerja pada proyek Pondok Indah Residences ini
sesuai dengan alur penanganan kecelakaan kerja berikut :

Terjadi Kecelakaan

Laporan kecelakaan ke
regu P3K

Pertolongan/
Pengobatan

Perlu dibawa kerumah sakit


Tidak

Ya
Selesai Dibawa ke dokter/
klinik/ rumah sakit

Tindak lanjut sesuai


prosedur laporan
kecelakaan investigasi
& penyelesaian

Gambar 85. Alur Penanganan Kecelakaan Kerja


(Sumber : PT TOTAL BANGUN PERSADA Tbk, 2015)

Pada Proyek Pondok Indah Residences ini sudah melakuakn kerjasama


berupa asuransi BPJS yang berlaku untuk semua karyawan total, dengan
persyaratan :
1) Karyawan TOTAL atau subkontraktor sudah diberi induction.

148
2) Sudah mempunya id card, dan setiap melakukan pekerjaan membawa id card
dengan catatan id card tidak dihilangkan.
Rumah sakit yang sudah bekerja sama dengan Proyek Pondok Indah Residences
ini adalah Rumah Sakit Yadika dan Rumah Sakit Fatmawati.

Gambar 86. Spanduk kerja sama dengan BPJS


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

Gambar 87. Papan kerja sama dengan BPJS


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

9. Alur penanganan kebakaran


Apabila terjadi kebakaran ringan, langsung ditanggulangi oleh tim proyek atau
pekerja proyek dengan menggunakan APAR yang sudah tersedia. Apabila terjadi
kebakaran berat, segera lapor pada pemadam kebakaran atau pihak yang berwajib,
lalu periksa ada korban jiwa dan benda atau tidak, jika ada langsung bawa ke RS

149
dan inventarisir keruskan pada benda, atau autopsy dan keterangan kematian jika
ada korban meninggal, lalu buat laporan data kejadian secara lengkap dan jelas.

Alur penanganan kebakaran pada proyek Pondok Indah Residencess ini sesuai
dengan alur penanganan kebakaran berikut :

Fire alarm berbunyi

4. Status 2. Fire
1. Alarm palsu
3. (kebakaran)

 Matikan Alarm 5. Padamkan


 Kembalikan situasi
ke normal

7. Selesai 6. Api bisa dikendalikan?

8. 10. 12. Berhasil Padam :


9. Panggil pemadam 11. Lokalisir 13. Kembalikan sitausi
kebakaran 14. ke normal

17. 16. Evakuasi 15. Selesai


18. Siapkan jalur untuk
mobil pemadam

19. Pemadaman Api

Gambar 88. Alur Penanganan Kebakaran


(Sumber :PT TOTAL BANGUN PERSADA Tbk, 2015)

10. Jalur Evakuasi


Jalur evakuasi adalah jalur khusus yang menghubugkan semua area ke area
yang aman (titik kumpul). Dalam sebuah proyek konstruksi, jalur evakuasi

150
sangatlah penting untuk mengevakuasi para pekerja ke tempat aman apabila di
dalam sebuah proyek terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Tidak adanya jalur evakuasi dalam proyek Pondok Indah Residences ini dapat
berakibat fatal apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Alur evakuasi pada
proyek Pondok Indah Residences ini sesuai dengan alur evakuasi berikut :

Keadaan darurat & keputusan


melakukan evakuasi

Evakuasi

Pendataan di Master Point

Lengkap Tidak

Ya
Cari/Rescue
Instruksi tindak lanjut

Ke procedure P3K
Selesai jika ada kecelakaan

Gambar 89. Alur Jalur Evakuasi


(Sumber :PT TOTAL BANGUN PERSADA Tbk, 2015)

Gambar 90. Rambu Jalur Evakuasi


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

151
G. Permasalahan Dalam Pelaksanaan Proyek
Pelaksanaan dilapangan biasanya akan mengalami masalah pada item
pekerjaan tertentu. Pengendalian teknis menunjukkan tahap untuk pengawasan
dan kontrol terhadap kualitas pekerjaan. Hal ini memerlukan suatu manajemen
kualitas agar hasil pekerjaan dapat tercapai mutu sesuai rencana proyek. Jika
permasalahan yang dihadapi memerlukan perhitungan teknis maka pihak
engineering akan memuat metode repair yang kemudian akan diajukan terlebih
dahulu kepada Konsultan Perencana (MK). Dalam pengendalian mutu ini peran
QC (Quality Control) akan sangat berperan dalam pelaksanaan dilapangan.
Selama pelaksanaan pekerjaan, timbul beberapa masalah yang
menyebabkan terhambatnya kemajuan Proyek Pondok Indah Residences.
Masalah-masalah yang timbul dibagi dalam beberapa kategori, yaitu :
1. Faktor Cuaca
a. Faktor alam yang menyebabkan terhambatnya kemajuan proyek adalah
hujan. Dalam pelaksanaan pekerjaan, sebagian besar proyek ini melalui
musim penghujan. Air hujan dapat mengakibatkan terjadinya genangan
pada galian dan memperlambat pekerjaan lainnya, misalnya pengecoran.
b. Sedangkan pada musim kemarau/panas akan mempercepat proses
kehilangan air semen pada konstruksi yang baru dicor sehingga dibutuhkan
suatu perawatan beton berupa penyiraman hasil pengecoran dengan air
untuk memperlambat penguapan dan proses kehilangan air semen yang
cepat.
c. Selain itu, faktor cuaca seperti hujan juga dapat menyebabkan berhentinya
suatu pekerjaan dengan alasan keamanan maupun untuk menghindari
penurunan mutu bahan seperti pekerjaan pembesian, fabrikasi tulangan
kolom, pembekistingan, dll.
2. Faktor Peralatan
Faktor peralatan yang menyebabkan terhambatnya kemajuan proyek
adalah Truck mixer yang mengangkut beton ready mix yang datang mengalami
keterlambatan. Keterlambatan ini diakibatkan ketika adanya pekerjaan yang
akan dilaksanakan pengecoran masih belum selesai, sehingga truck mixer
menunggu cukup lama. Dan juga karena terjadi kemacetan di saat jam kerja.

152
Seringkali pengecoran ditunda atau menunggu saat malam hari karena sering
kali terjadi macet pada jam kerja.
3. Faktor Koordinasi
Perbedaan persepsi untuk mengaplikasikan gambar kerja antara pelaksana
di lapangan dengan pihak engineering yang membuat shop drawing sehingga
akan menghambat jalannya pekerjaan. Perbedaan persepsi tersebut kadang juga
berakibat pada kesalahan pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
4. Faktor Pelaksanaan
Permasalahan pada waktu pelaksanaan pekerjaan disebabkan empat hal
pokok, yaitu keterbatasan pengawasan, kelalaian pekerja, urutan pekerjaan
yang kurang tepat, dan adanya kesulitan dalam mengaplikasikan gambar
rencana.
a. Beton mengalami keropos (segregasi)
Pada beberapa bagian seperti pada beberapa bagian balok dan kolom
terjadi keropos (segregasi). Hal ini terjadi kemungkinan akibat pada saat
pengecoran
1) Pada kolom bagian bawah tidak sempurna akibat
pengecoran dilakukan secara bersamaan dengan plat lantai.
2) Kurang rapatnya pemasangan bekisting kolom dan balok
3) Saat proses pengecoran kurang ratanya dalam proses
pemadatan menggunakan vibrator.

Gambar 91. Beton Segregasi


(Sumber : Hasil Observasi, 2015)

153
b. Kolom mengalami perubahan posisi
Pada bagian kolom mengalami perubahan posisi sehingga
menimbulkan eksentrisitas terhadap tinjauan analisa strukturnya. Hal ini
kemungkinan diakibatkan :
1) Kurang baiknya pada saat pemasangan tulangan.
2) Pihak surveyor kurang tepat dalam menentukan titik untuk
pemasangan kolom.

Gambar 92. Kolom mengalami perubahan posisi


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

c. Ketidaksesuaian Jarak antara bekisting pit lif dan pembesian Mat


Faudation
Jarak antara bekisting pit lift dan pembesian Mat Faudation terlalu
besar, yang dihawatirkan akan menebabkan retak. Penyebab hal ini terjadi
karena pada saat pemasangan tulangan pihak surveyor kurang tepat dalam
menentukan titik pit lift.

154
Gambar 93. Ketidaksesuaian jarak antara bekisting dan pembesian
pada matt foundation
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

d. Terjadinya kecelakaan pada pekerja yang tergores teripleks


bekisting pelat lantai sehingga mengalami robek didaerah paha yang
diharuskanya pegawai ini diberi 12 jahitan.

H. Pemecahan Permasalahan Proyek


Adanya permasalahan di proyek, selalu diusahakan untuk mencari jalan
keluar yang terbaik. Dalam hal ini ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan
oleh pihak kontraktor, antara lain sebagai berikut :
1. Faktor Cuaca
a. Untuk mengatasi jam kerja yang berkurang jika hujan turun, maka jam
kerja yang terpotong dialihkan hingga malam hari (pemberlakuan jam
lembur).
b. Untuk pekerjaan pengecoran jika hujan turun maka pada lokasi pengecoran
sudah disiapkan terpal. Akan tetapi penuangan tidak dipasang terpal karena
air hujan yang turun tidak terlalu berpengaruh pada beton ready mixnya.
c. Perlu dibuat re-schedule pelaksanaan pekerjaan yang harus
mempertimbangkan waktu pekerjaan terkait cuaca.

155
2. Faktor Peralatan
a) Waktu tunggu truck mixer dapat diatasi dengan cara
mempercepat pekerjaan agar sesuai dengan waktu pengecoran yang telah
ditetapkan
b) Pengecekan dan perawatan alat-alat seperti pemberian oli, dll
harus dilakukan secara rutin.

3. Faktor Koordinasi
Koordinasi antara semua pihak yang terlibat dalam proyek ini harus
ditingkatkan, dari pimpinan proyek sampai pelaksana di lapangan harus
diikutkan dalam rapat koordinasi. Selain itu, komunikasi di lapangan antara
mandor dengan site manager maupun pihak engineer harus terus dijalin
sehingga interpretasi terhadap shop drawing dapat dipahami oleh pihak
pelaksana di lapangan.
4. Faktor Pelaksanaan.
a. Beton yang mengalami segregasi dibersihkan dari material beton yang
keropos. Apabila kekuatan strukturnya masih aman-aman saja maka beton
yang mengalami segregasi diatasi dengan cara grouting yaitu dengan
menyuntikkan semen khusus dengan mutu yang lebih tinggi sehingga dapat
menyatu dengan beton yang sudah mengeras sebelumnya.

Gambar 94. Setelah Grouting


(Sumber : Hasil Observasi, 2015)

156
b. Dalam pelaksanaan pekerjaan, marking yang sudah dibuat oleh tim
surveyor mengenai suatu posisi/letak bangunan harus lebih diperhatikan
sehingga tidak terjadi kesalahan posisi/letak. Pada tulangan kolom yang
tidak sentris dengan marking, dilakukan knick, yaitu pembengkokan besi
agar mendapat tebal selimut betonnya.
c. Penambahan tulangan susut agar jarak antara bekisting pit lift dan
pembesian Mat Faudation sesuai dengan perencanaan
d. Lebih meningkatkan tingkat kesadaran diri sendiri dalam penerapan
K3L agar tidak terjadi kecelakaan.

157

Anda mungkin juga menyukai