Anda di halaman 1dari 13

1 Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 05, No.

3, Oktober
2016

PERANCANGAN SISTEM PLAMBING INSTALASI AIR BERSIH DAN


AIR BUANGAN PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKANTORAN
BERTINGKAT TUJUH LANTAI

Suhardiyanto
Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana, Jakarta
E-mail: hardiyan845@gmail.com

Abstrak -- Sistem plambing adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari bangunan gedung
bertingkat. Sistem plambing dipergunakan untuk menyediakan air bersih dan membuang air kotoran
serta air buangan ketempat yang telah ditentukan tanpa mencemari bagian-bagian terpenting lainnya.
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih pada perancangan gedung bertingkat 7 lantai dengan jumlah
penghuni sebesar 1.148 orang diperlukan air bersih sebesar 68,4 m 3/hari. Kapasitas bak penampung
air bawah (Ground Water Tank) digunakan sebesar 23,4 m3, untuk bak air atas (Roof Tank)
digunakan bak penampung air sebesar 8,8 m3, dan untuk bak penampung air buangan (Package
STP) digunakan bak penampung berkapasitas 40 m 3. Berdasarkan hasil perhitungan digunakan
pompa transfer untuk mengalirkan air dari bak air bawah (Ground Water Tank) menuju bak air atas
(Roof Tank) dengan kapasitas pengaliran 0,249 m3/menit, head pompa transfer sebesar 41,327 m,
dan NPSHa sebesar 6,63
m. Pada perancangan ini distribusi air bersih mengunakan Booster Pump untuk 2 lantai teratas yaitu
lantai 6 & lantai 7 dikarenakan tekanan kerja air yang dihasilkan tidak mencukupi sehingga diperlukan
Booster Pump dengan kapasitas pengaliran sebesar 3,59 liter/detik dan tekanan kerja sebesar 1,35
kgf/cm2. Untuk distribusi air bersih lantai 5 kebawah memanfaatkan tekanan dari ketingian potensial
air dari bak air atas menuju peralatan saniter pada masing-masing lantai.

Kata kunci: plambing, perancangan, kapasitas, tekanan, pompa

1. PENDAHULUAN
yaitu kualitas air yang akan didistribusikan,
sistem penyediaan air yang akan digunakan,
Pergeseran pola pembangunan semakin
pencegahan pencemaran air dalam sistem, laju
nampak terlihat di era sekarang ini. Pola
aliran dalam pipa, kecepatan aliran dan tekanan
pembangunan lama, yakni pola pembangunan
air, serta permasalahan yang mungkin timbul jika
horizontal, perlahan mulai tergeser dengan
dilakukan penggabungan antara cadangan air
pembangunan vertikal berupa pembangunan
untuk air bersih dan pencegahan pemadam
gedung-gedung bertingkat. Hal ini tak lain
kebakaran (Rinka et al., 2014).
dikarenakan terbatasnya lahan yang tersedia
untuk kawasan pemukiman dan perkantoran.
Pada instalasi plambing sering ditemukan
Oleh karena itu, diperlukan suatu penyelesaian
tekanan air yang kurang sehingga debit
masalah penyediaan wilayah pemukiman
pengaliran air bersih mengalir dengan debit yang
ataupun perkantoran tanpa harus mengunakan
kecil terutama pada lantai teratas dari bangunan
banyak lahan yaitu melalui pembangunan
dikarenakan tekanan air bersih yang digunakan
bertingkat.
dibawah tekanan minimal yang dipersyaratkan.
Dalam pembangunan gedung bertingkat,
Pada perancangan sistem plambing ini
dibutuhkan perencanaan matang dari berbagai
diperlukan sistem distribusi air bersih yang
aspek. Selain perencanaan sistem elektrikal dan
sesuai dengan jenis bangunan sehingga tekanan
perancangan gedung itu sendiri, dibutuhkan pula
dan debit pengaliran air bersih pada masing-
perencanaan sistem mekanikal gedung yang
masing lantai dapat terpenuhi.
meliputi sistem ventilasi mekanis, sistem proteksi
kebakaran dan sistem plambing yang layak
1.1 Rumusan Masalah
sehingga penghuni dapat merasakan
kenyamanan ketika berada pada sebuah
Perumusan masalah pada penulisan ini adalah
bangunan gedung (Sunarno, 2005).
bagaimana merancang sistem plambing instalasi
air bersih dan air buangan yang akan digunakan
Fungsi dari peralatan plambing adalah
pada pembangunan gedung perkantoran
pertama, untuk menyediakan air bersih ke
bertingkat 7 lantai serta menentukan sistem
tempat- tempat yang membutuhkan dengan
distribusi air yang akan digunakan sehingga air
jumlah aliran serta tekanan yang sesuai, dan
yang didistribusikan sesuai dengan tekanan yang
kedua membuang air kotoran dari tempat-tempat
dipersyaratkan dan air buangan dapat dialirkan
tertentu dan tetap menjaga kebersihan tempat-
tanpa mencemari bagian gedung lainnya.
tempat yang dilaluinya (Noerbambang &
1.2 Tujuan Penelitian
Morimura, 2005). Dalam perencanaan sistem
plambing air bersih, terdapat hal penting yang
harus diperhatikan,
Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 05, No. 3, Oktober 2
2016
ISSN 2089 - 7235
Tujuan dari penelitian tugas akhir ini adalah  Peralatan untuk pembuangan air buangan
sebagai berikut: atau air kotor.
1) Melakukan perancangan plambing instalasi  Peralatan saniter (Plumbing Fixture).
air bersih dan air buangan serta sistem
distribusi air yang digunakan sesuai dengan 2.1 Jenis Sistem Plambing Penyediaan Air
perhitungan kebutuhan air bersih dan air Bersih
buangan pada bangunan.
2) Melakukan analisa perhitungan pompa Sistem penyediaan air bersih diperlukan untuk
transfer yang akan digunakan untuk mengalirkan air bersih menuju tempat yang
mengalirkan air dari Ground Water Tank memerlukan. Dalam perancangan sistem air
menuju Roof Tank dan Booster Pump yang bersih harus diperhatikan mengenai sistem yang
akan digunakan untuk mendistribusikan air akan digunakan, pada umumnya terbagi dalam
bersih dari Roof Tank menuju peralatan beberapa jenis seperti: sistem sambungan
saniter sehingga tekanan distribusi air bersih langsung, sistem tangki atap, dan sistem tangki
tercukupi. tekan.

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.2 Laju Aliran

Mekanikal plambing secara umum merupakan Pada perancangan sistem pnyediaan air untuk
suatu sistem penyediaan air bersih dan suatu bangunan, kapasitas peralata dan ukuran
penyaluran air buangan di dalam bangunan. pipa-pipa didasarkan pada jumlah dan laju aliran
Mekanikal plambing juga dapat didefinisikan air yang harus disediakan kepada bangunan
sebagai segala sesuatu yang berhubungan tersebut. Jumlah dan laju aliran air tersebut
dengan pelaksanaan pemasangan pipa dan seharusnya diperoleh dari penelitian keadaan
peralatan di dalam gedung atau gedung yang sesungguhnya. Penentuan laju aliran dapat
bersangkutan dengan air bersih maupun air ditentukan sebagai berikut (Noerbambang &
buangan yang dihubungkan dengan sistem Morimura, 2005):
saluran kota (Sunarno, 2005).
Plambing merupakan bagian yang tidak 1) Penentuan laju lairan berdasarkan
dapat dipisahkan dalam pembangunan gedung. pemakai
Oleh karena itu, perencanaan dan perancangan
sistem plambing haruslah dilakukan bersamaan Apabila jumlah penghuni diketahui, atau
dan sesuai dengan tahapan-tahapan diteteapkan untuk suatu gedung maka angka
perencanaan dan perancangan gedung itu tersebut dipaka untuk menghitung pemakaian air
sendiri, dengan memperhatikan secara seksama rata-rata sehari berdasarkan regulasi dan
hubungannya dengan bagian-bagian kontruksi standar mengenai kebutuhan air per orang per
gedung serta dengan peralatan lainnya yang ada hari untuk sifat penghuni gedung tersebut. Bila
pada gedung tersebut. jumlah penghuni tidak diketahu, biasanya ditaksir
Pada jenis penggunaan sistem plambing berdasarkan luas lantai dan menentapkan
sangat tergantung pada kebutuhan dari padatan hunian per lantai. Luas lantai gedung
bangunan yang bersangkutan. Dalam hal ini, yang dimaksudkan merupakan luas lantai efektif,
perencanaan dan perancangan sistem plambing yang berkisar antara 55 sampai 80 persen dari
dibatasi pada pendistribusian dan penyediaan air
luas seluruhnya.
bersih. Adapun fungsi dari instalasi plambing
adalah:
2) Berdasarkan unit beban alat plambing
 Menyediakan air bersih ke tempat-tempat
Pada metode ini untuk setiap alat plambing
yang dikehendaki dengan tekanan dan
ditetapkan suatu unit beban (fixture unit). Untuk
jumlah aliran yang cukup.
setiap bagian pipa dijumlahkan unit beban dari
 Membuang air buangan dari tempat-tempat semua alat plambing yang dilayaninya, dan
tertentu tanpa mencemarkan bagian penting kemudian dicari besarnya laju aliran air dengan
lainnya. kurva (Gambar 1). Kurva ini memberikan
hubungan antara jumlah unit beban alat
Dalam sistem plambing memerlukan plambing dengan laju aliran air, dengan
peralatan yang mendukung terbentuknya sistem memasukkan faktor kemungkinan penggunaan
plambing yang baik. Jenis peralatan plambing serempak dari alat- alat plambing.
dalam artian khusus, istilah peralatan plambing
meliputi:
 Peralatan untuk menyediakan air bersih atau
air bersih untuk minum.
 Peralatan untuk menyediakan air panas.

ISSN 2089 - 7235


Kebutuhan Air
3) Pemakaian air berdasarkan rumus
Bersih
pada jam puncak menurut
(Noerbambang &
Dalam perancangan
Qh–Nakc = C1 . Qh Morimura, 2005)
ini digunakan
yaitu:
pemakaian air rata-
Dimana:
rata sehari per orang
Qh-maks = 1) Penentuan
sebesar 50
pemakaian air besarnya kapasitas
liter/hari/orang
(l/jam) pipa dinas
dengan jangka waktu
C1 = konstata
pemakaian air rata- 2
1,5 untuk Q = .Q
rata dalam sehari s
bangunan 3
yaitu 8 jam (SNI 03-
7065, 2005). Dimana:
tinggal,
Adapun langkah- 1,75 untuk Qh =
langkah perhitungan pemakaian
bangunan
kebutuhan air bersih perkantora air rata-
dalam gedung pada rata
n, 2,0
penulisan ini menurut untuk (m3/jam)
Gambar 1. (Noerbambang & Qs =
Hubungan bangunan
Morimura, 2005) hotel/apart kapasitas
antara unit adalah sebagai pipa dinas
beban alat ement.
berikut: (m3/jam)
plambing dengan Qh = pemakaian
1) Pemakaian air rata-rata (l/jam)
laju aliran. dalam satu hari 2) Dihitung besarnya
(Sumber: volume bak air
Noerbambang & 4) Pemakaian iar
Qd = jumlah bawah
Morimura, 2005) pada menit puncak
penghuni x
pemakaian air QN–Nakc = C2 . Qh Volume GWT = [Qd
2.3 Tekanan dan per orang per − (QS x t)] x T
Kecepatan hari
Pengaliran
Dimana: Dimana:
2) Kebutuhan air Qm-maks Qd =
Tekanan minimum rata-rata =pemakaian air pemakaian
pada setiap saat pemakaian per (l/menit) air rata-rata
pada titik aliran keluar hari
harus 50 kPa setara C2 = konstata 3,0 (m3/jam).
untuk Qs =
dengan 0,5 kgf/cm2
bangunan kapasitas
(SNI 03-6481, 2000).
rumah tinggal, pipa dinas
Secara umum dapat
dikatakan besarnya 3,5 untuk (m3/jam).
tekanan “standar” bangunan t =
perkantoran, pemakai
adalah 1,0 kgf/cm2
4,0 untuk an air 1
sedang tekanan statik
bangunan hari
sebaiknya
hotel/apartem (jam/hari)
diusahakan antara
ent. .T =
4,0 kgf/cm2 sampai
Qh = pemakaian waktu
5,0 kgf/cm2 dan untuk
rata-rata (l/jam) penampu
perkantoran antara
ngan
2,5 kgf/cm2 sampai (hari)
Angka pemakaian
3,5 kgf/cm2. air yang diperoleh
Disamping itu, Perhitungan
dengan metode ini
beberapa macam dimensi bak air atas
biasanya digunakan
peralatan plambing berdasarkan suplai air
untuk menetukan
tidak dapat berfungsi dari PDAM terutama
volume tangki bawah,
dengan baik jika didasarkan pada
tangki atap, pompa
tekanan air kurang fluktuasi kebutuhan
dan sebagainya,
dari suatu batas air dan pemompaan
adapun untuk
minimum (Poerbo, yang disesuaikan
menentukan
2010). dengan waktunya.
perhitungan dimensi
bak air bawah Berikut merupakan
2.4 Penentuan rumus yang
(Ground Water Tank)
ISSN 2089 - 7235
digunakan dalam
Qd
Qℎ = ( menghitung tangki atap
t
Dimana: 1 (Roof Tank) menurut
) (Noerbambang &
Qh =
Morimura, 2005) yaitu:
pemakaian
air rata-rata
VE = [(QP −
(l/jam) Qd
=pemakaa Qh–Nakc )TP −
n air rata- (Qpu xTpu )]
rata (l/hari) ana:
t = Ve = volume bak air
pemakaian atas (m3)
rata-rata
(jam/hari)

ISSN 2089 - 7235


93 Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 05, No. 3, Oktober
2016

Qp = kebutuhan puncak (m3/menit) Dimana:


Qh-maks = kebutuhan jam puncak Re = bilangan raynolds
(m3/menit) Qpu = kapasitas pompa pengisi V = kecepatan (m/s)
(m3/menit) Tp = jangka waktu kebutuhan D = diameter pipa 9m)
(menit) V = viskositas air (8,93x10-7 m2/s)
Tpu = jangka waktu pengisian (menit)
Aliran tersebut dapat bersifat laminer
2.5 Penentuan Head Pompa dan Perhitungan ataupun turbulen, untuk aliran laminer
Daya Pompa dengan Re<2300, dan untuk aliran turbulen
Re>4000.
Berikut merupakan langkah-langkah dalam  Untuk menentukan kerugian gesek pada
menentukan jenis pompa yang akan digunakan pipa (Head Loss) digunakan rumus
untuk mengalirkan air dari bak air bawah menuju seperti berikut:
L
bak air atas ℎ (12)
dengan asumsi
=
kecepatan
hx
pengaliran antara
0,3 m/s hingga 2,5
m/s (Noerbambang D
& Morimura, 2005): i
m
a
n
a
:
1) Ditentukan ℎf = head
debit kerugian
pengaliran gesek pipa
seperti (m)
berikut: h = koefisien
kerugian
gesek
(7) U
Q= v n
o
S t
u
N u
e
k
r
o l
o
f a
t m
a i
n
k n
e
w
a r
k
t :
u 6
4
h=
p R
E e
O
N
U
P n
A
a t
n
u
k
2) Dihitung
diamete t
r pipa u
pengalir r
Karena: b
u
l
e
n
:
Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 05, No. 3, Oktober 94
2016
0,005 D
h = 0,020 + nolds  ad loss akibat
(Q) = v x A rayn aksesoris:
g
= gravitasi Q= s
v) (13)
( debit e
ES
Maka: 9 peng bo
w
, aliran =
(m3/d n
8 (
1 H etik)
2g
D= D
m diam i
/ eter m
s pipa a
2 (m) n
) v= a
kece :
L patan
aliran
= panjang
(m/s)
p
n
i
3) Kecep = jumlah
p
atan
a
penga a
liran k
(
keben s
m
arnya e
)
s
V=
o
kecepatan
r
aliran (m/s)
2 i
D
4
( D s
=v 9
J
) = K

D d =
i i
m a k
a m o
n e e
a t f
: e i
r s
i
p e
i n
p
a g
e
( s
m e
) k
R
e vcek
=
Q
1 (1 6) Dihitung head
s total pompa
n 2s 0)
D
= 4

HtotaS = ℎa
b + Aℎp + ℎS
i
l Dimana: peng
a Vcek aliran
n = (m/s)
g kecep Q
a atan
93 Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 05, No. 3, Oktober
2016
= 7) Dihitung NPSHa
4. HASIL DAN
debit Dimana: pompa
Pa PEMBAHASAN
pengali ha = head NPSHa = +
Pv
ran statis (m) − ℎs − ℎls Dengan data
(m3/s) A perhitungan yang
D = diameter ℎ y y
telah dilakukan
pipa (m) p Dimana:
NPSHa = daya didapat asumsi
hisap sistem (m) jumlah kepadatan
4) Dihitung head = Pa = tekanan penghuni pada
statis, dapat
pada bangunan sebanyak
ditentukan dari
p permukaan air 1.148 orang.
 Jarak antar
e (1 atm =
muka air pada
r 10332,274 4.1 Penentuan
bak air bawah
b kgf/m2) Kebutuhan Air
(Ground
e Pv = tekanan Bersih
Water Tank)
d uap jenuh (200C
terhadap bak
a = 238,51 kgf/m2) Untuk mengetahui
air atas (Roof
a y = berat jenis jumlah kebutuhan air
Tank).
n air (1000 kgf/m3) bersih yang
 jarak dari digunakan dapat
muka air pada ℎs = head isap
t statis (m) dihitung dengan
pada bak air persamaan seperti
bawah e ℎls = head pada
k pipa hisap (m) berikut:
(Ground Qd = jumlah
Water Tank) a 8) Jenis pompa
n pen
hingga titik melalui grafik
a ghu
tertinggi yang tipe pompa
n ni x
pernah seperti terlihat
pem
dicapai oleh pada Gambar 2.
akai
air. h
an
l 3. METODOLOGI
air
5) Dihitung head = PERANCANGA
N per
loss pada pipa oran
dan aksesoris H g
yang digunakan e Pada perancangan per
(Sularso & a ini digunakan hari
Tahara, 2006) d metodologi Qd = 1.148
seperti berikut: perancangan seperti orang x 50
 Dalam gambar diagram alir liter/hari/or
L
menentukan berikut: ang Qd =
o
kerugian s 57.400
gesek pipa s liter/hari
terlebih Qd = 57,4
dahulu di m3/hari
t
tentukan o
aliran yang Dengan
t
terjadi dalam dilakukan
a
pipa dengan penambahan
l
rumus seperti sebesar 20% dari
p
berikut: total kebutuhan air
i
bersih yang
p
digunakan (Sunarno,
a
2005) maka:
Gambar 2. Tipe
pompa
GRUNDFORS
(Sumber:
Noerbambang &
Morimura, 2005)
RD=
s e
(11)
v
Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 05, No. 3, Oktober 94
2016
Qdtotal = (100% ot m)
+20%) x 57 m3/hari al Qd =
Qdtotal = 120% x 57 = pemakaia
m3/hari 6 n air rata-
Q 8, rata
dt 4 sehari
ot m (l/hari)
al 3/ t = jangka
= h wakt
1 a u
2 ri rata-
0 rata
% Maka pemakaian pem
x air per hari dengan akai
5 penambahan 20% an
7 adalah sebesar 68,4 air
m m3/hari. dala
3/ 1) Kebutuhan air m1
h rata-rata jam kerja hari
ar dihitung sebagai (8
i berikut: jam/
Qd
Q Qℎ = hari)
t
dt sehingga:
diman Qℎ = 6
a: 8
Qh .
4
0
0

l
/
h
a
r
i

J
A
N
/
h
a
r
i
93 Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 05, No. 3, Oktober
2016
Qℎ = 8.550 .
l/jaN 5
Maka pemakaian 5
rata-rata air per hari 0
pada jangka waktu 8
jam adalah l
sebanyak 8.550 /
l/jam atau sebesar j
2,375 l/detik. a
2) Pemakaian air N
pada jam
puncak dihitung Q
h
sebagai berikut: –
Qh–NAKc = C1 . N
Qh A

dimana: K
c
Qh-maks =
pe =
ma
kai 1
Gambar 3. an
Diagram alir 4
air .
perancangan pad 9
a 6
jam 2
pun
cak l
(l/ja /
m) j
C1 = 1,75 a
Q N
Jadi
h pemakaian
= 8.550 air
jam
l sebanyak 14.926
/ l/jam, atau setara
j dengan 14,92
a m3/jam.
m 3) Pemakaian
. air pada
menit
s puncak
e
dihitung
h
i sebagai
n berikut:
g
g
a
:
Q
h

N
A
K
c
=

1
,
7
5
x
8
95 Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 05, No. 3, Oktober
2016

QN–NAKc = C2 . Qh

dimana:
Qm-maks = pemakaian air pada menit
puncak (l/menit)
C2 = 3,5
Qh = 8.550 l/jam

sehingga:
1 JAN
QN–NAKc = (3,5 x 8.550 l/jaN) x
60 NENit
1 JAN
QN–NAKc = (29.925 l/jaN ) x
60 NENit
QN–NAKc = 498,75 l/Nenit Gambar 4. Penempatan bak air bawah (Ground
Water Tank)
Jadi pemakaian air pada menit puncak
sebanyak 498,75 l/menit setara dengan 0,498 4.3 Penentuan Ukuran Bak Air Atas
m3/menit.
Dalam menentukan dimensi bak air atas (Roof
4.2 Penentuan Ukuran Bak Air Bawah Tank) terlebih dahulu harus ditentukan kapasitas
volume air yang harus ditampung dalam bak
Dengan air yang ditampung pada bak air bawah tersebut.
diperlukan ukuran yang sesuai terhadap Penentuan kapasitas volume bak air atas
kapasitas penampungan sehingga pengunaan mengunakan persamaan dapat ditentukan
air pada jam puncak dapat tercukupi. melalui perhitungan seperti berikut:
Penentuan ukuran bak air bawah (Ground Qp = QN –NAKc
Water Tank) ditentukan berdasarkan perhitungan =0,498 m3/menit
sebagai berikut: Qh–Nas =14,92 m3/jam
1) Dihitung besarnya kapasitas pipa dinas, = 14,92 m3/jam x 1 jam
dengan persamaan sebagai berikut: 60 menit

Qs = 2 x Q h = 0,248 m3/ menit


3
dimana: Pada perancangan ini untuk nilai Qpu
Qh = 8,55 m3/jam diasumsikan sebesar Qh-max, sehingga:
Qs = kaspasitas pipa Qpu = Qh–NAS
dinas (m3/jam) = 0,248 m3/menit
Sehingga: Selain itu, diasumsikan juga bahwa:
Q = 2 x 8,55 m3/jam Tp = 60 menit
s 3 T = 25 menit
pu
Qs = 5,7 m3/jam
Dari data-data tersebut, selanjutnya dapat
2) Dihitung besarnya volume bak air bawah
ditentukan volume evektif untuk bak air atas
(Ground Water Tank), dengan persamaan sesuai rumus 2.8 pada bab sebelumnya, yaitu:
sebagai berikut: VE = [(QP − Qh–Nakc )TP − (Qpu xTpu )]
dimana:
Volume GWT = [Qd − (QS x t)] x T VE = volume bak air atas (m3)
dimana:
Qp = 0,498 m3/menit
Qd = 68,4 m3/hari
Qh-maks = 0,248 m3/ menit
Qs = 5,7 m3/jam
Qpu = 0,248 m3/ menit
T = 1 hari
Tp = 60 menit
t = 8 jam/hari Tpu = 25
menit Sehingga:
Sehingga:
VE = [(0,498 -0,248 x m3/ menit)x60 menit
Volume GWT = [68,4– (5,7x 8 jam/hari)] x 1 hari
– (0,248 m3/ menit x 25 menit)
Volume GWT = [68,4– 45 m3/hari] x 1 Hari
VE = [(0,25 x m3/ menit)x60 menit - 6,2
Volume GWT = 23,4 m3 m3] VE = [15 m3 - 6,2 m3]
VE = 8,8 m3
Jadi, volume bak air bawah (Ground Water
3 Jadi, besarnya volume efektif bak air atas
Tank) yaitu sebesar 23,4
. m Pada perancangan
(Roof Tank) sebesar: 8,8 m3. Untuk gambar
ini digunakan bak air bawah (Ground Water
penempatan bak air atas seprti gambar berikut:
Tank) seperti gambar berikut:
3) Ditentukan NPSHa pada pompa seperti
berikut:
Pa Pv
NPSHa = + − ℎs − ℎls
y y
dimana:
NPSHa = daya hisap sistem pompa (m)
Pa = tekanan pada permukaan air (1ATM =
10332,274 kgf/m2)
Pv = tekanan uap jenuh (200C = 238,51
kgf/m2)
y = berat jenis air (1000 kgf/m3)
ℎs = head isap statis (2,7 m)
ℎls = kerugian head pada pipa hisap (1,24
m)
Gambar 5. Penempatan bak air atas (Roof maka: 10332,274 238,51
Tank) NPSHa = + − 2,7 − 1,24
4.4 Penentuan Head dan Jenis Pompa 1000 1000
Transfer NPSHa = 6,63 N
Jadi total Head Loss pompa transfer sebesar
41,327 m, dan NPSHa sebesar 6,63 m.

4.5 Perhitungan Booster Pump

Untuk mencukupi tekanan yang diperlukan


digunakan asumsi tekanan yang harus tercapai
dengan minimal tekanan yang dipersyaratkan
sebesar 0,7 kg/cm2 sehingga dapat ditentukan
penggunaan Booster Pump untuk distribusi air
bersih pada lantai dimana bila mengunakan gaya
gravitasi tekanan yang dihasilkan kurang dari 0,7
kg/cm2. Berikut merupakan perhitungan tekanan
yang harus dicapai oleh Booster Pump:
PBP = (Pre + PNIN ) x 1,5

dimana:
Gambar 6. Isometrik pemipaan pompa PBP = tekanan pada (kgf/cm2)
transfer pengisi bak air atas Pre = tekanan distribusi air bersih pada
(lantai 7 sebesar 0,1996 kgf/cm2)
Gambar isometrik pompa transfer dapat PNIN = tekanan minimal yang dipersyaratkan
dilihat seperti Gambar 6 diatas (0,7 kgf/cm2)
sehingga:
1) Dihitung Head Loss total (hl) yaitu jumlah PBP = (0,1996 kgf/cm2+0,7 kgf/cm2) x 1,5
Head Loss pipa beserta aksesori yang dapat PBP = (0,9 kgf/cm2) x 1,5
ditentukan dengan rumus berikut: PBP = 1,35 kgf/cm2
ℎS = ℎe + ℎf
Jadi pada sistem distribusi air bersih untuk
dimana: lantai 7 dan lantai 6 diperlukan Booster Pump
ℎS = Head total (m) dengan tekanan minimum pada Booster Pump
ℎe = 4,243 m sebesar 1,35 kgf/cm2 dan laju aliran sebesar 3,59
ℎf = 2,484 m l/s.
maka:
4.6 Penentuan Kapasitas Limbah Air Buangan
ℎS = 4,243 m + 2,484 m
ℎS = 6,727 m
Limbah air buangan yang dihasilkan adalah
2) Dihitung Head total pompa (Htotal) yang sebesar 40 liter per orang per hari (PERGUB
dapat dihitung dengan rumus berikut: DKI 1225, 2005). Sehingga besar air buangan
yang dihasilkan dapat dihitung dengan rumus
HtotaS = ℎa + Aℎp + ℎS
maka: seperti berikut:
Qd = (1.148 orang x 40 l/orang/ℎari) x 0,8
HtotaS = 34,6 N + 0 + 6,727 N
Qd = (45.920 liter/ℎari) x 0,8
HtotaS = 41,327 N
Qd = 36.736
[4]. Carier. (1985). Hand Book of Air Conditining
liter/ℎari Qd = System Design. Mc Graw- Hill Company.
36,736 N3 /ℎari [5]. Ebara Standar. (2016, December 10). Ebara
End Suction Volute Pump. Diambil dari
Sehingga pada perancangan bangunan ini website:
ditentukan besarnya debit air buangan adalah http://www.ebaraindonesia.com/docs/Brohur
sebesar 36,736 m3/hari, maka sesuai dengan e_FSA,_50_Hz1.PDF
produk Package STP dari produk Bioasahi dapat [6]. International Code Council. (2012).
digunakan Package STP RCO-40 dengan debit International Plambing Code. New York:
yang dapat ditampung sebesar 40 m3/hari. ICC. [7]. Kusuma, Yuriadi Ir. (2014).
Perancangan Sistem Plambing, Jakarta:
5. KESMPULAN Universitas
Mercubuana.
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah [8]. Menteri Pekerjaan Umum. (2008). Permenpu
dibahas maka dapat disimpulan sebagai berikut: No. 26-PRT-M-2008 Persyaratan Teknis
1) Perancangan plambing instalasi air bersih Sistem Proteksi Kebakaran Pada
dan air buangan pada gedung perkantoraan Bangunan Gedung dan Lingkungan.
bertingkat 7 lantai dengan jumlah penghuni Departemen Pekerjaan Umum.
bangunan sebesar 1.148 orang maka di [9]. Noerbambang, Soufian., & Morimura, Takeo.
perlukan air bersih sebesar 68,4 m 3/hari. (2005). Perencanaan dan Pemeliharaan
Penggunaan kapasitas bak penampung air Sistem Plambing. Jakarta: Pradnya
bersih bawah (Ground Water Tank) sebesar Paramita.
23,4 m3, dan untuk bak air bersih atas (Roof [10]. Poerbo, Hartono. (2010). Utilitas Bangunan,
Tank) yaitu sebesar 8,8 m 3. Bak penampung Jakarta: Djambata.
air buangan yang digunakan (Package STP) [11]. Rinka, D.K., Sururi, R., & Wardhani, E.
dengan kapasitas 40 m3. (2014). Perencanaan Sistem Plambing Air
2) Pengaliran air bersih dari bak air bawah Limbah dengan Penerapan Konsep Green
menuju bak air atas digunakan pompa Building pada Gedung Panghegar Resort
transfer dengan kapasitas pengaliran Dago Golf- Hotel. Jurnal Teknik Lingkungan
sebesar 0,249 m3/menit, Head pompa ITENAS, 2, 1-12.
sebesar 41,327 m, dan NPSHa sebesar 6,63 [12]. STP Bioasahi. (2016, December 5). Sewage
m. Pada tekanan kerja air bersih yang Treatment Plant (STP) Biotechnologi
didistribusikan menuju peralatan saniter BIOASAHI. Diambil dari website:
pada lantai 6 dan lantai 7 digunakan Booster http://www.septictankbioasahi.co.id
Pump dengan kapasitas pengaliran sebesar [13]. Sularso., & Tahara, Haruo. (2006). Pompa
3,59 liter/detik, dan tekanan pada Booster dan Kompresor, Jakarta: Pradnya Paramita.
Pump sebesar 1,35 kgf/cm2. [14]. Sunarno Ir. (2005). Mekanikal Elektrikal
Gedung. Yogyakarta: Andi.
DAFTAR PUSTAKA [15]. Tukiman., Santoso, P., Satmoko, A. (2013).
Perhitungan dan Pemilihan Pompa Pada
[1]. Badan Standar Nasional. (2000). SNI 03- Instalasi Pengolahan Air Bebas Mineral
6481-2000 Sistem Plambing. Iradiator Gama Kapasitas 200 Kci.
[2]. Badan Standar National. (2005). SNI 03- Proceedings Pertemuan Ilmiah Rekayasa
7065-2005 Tata Cara Perencanaan Sistem Perangkat Nuklir,14 November 2013 (pp.
Plambing. 339-351). Tangerang Selatan, Indonesia:
[3]. Badan Standar National. (2005). Pergub BATAN.
DKI- 122-2005 Pengolahan Air Limbah [16]. Wavin Standar. (2014). Standar Pipa PP R
Domestik di Provinsi DKI. Produk Wavin Tigris. Diambil dari website:
http://www.pipapprwavin jakarta.com.

Anda mungkin juga menyukai