Anda di halaman 1dari 8

191

KAJIAN SISTEM PLUMBING AIR BERSIH DAN AIR KOTOR PADA BANGUNAN
GEDUNG DEWAN PERWAKILAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

Muhamad Jaenudin1), Abdul Kholiq2)


1
Fakultas Teknik Prodi Sipil, Universitas Majalengka
Email : muhamadjaenudin28121997@gmail.com
2
Fakultas Teknik Prodi Sipil, Universitas Majalengka
Email : choliqfastac@gmail.com
Abstrak
Sistem Plumbing adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari suatu bangunan. sitem plumbing
dipergunakan untuk menyediakan air bersih dan mebuang air kotor serta air buangan ketempat yang telah
ditentukan tanpa mencemari bagian-bagian terpenting lainnya. untuk memenuhi kebutuhan air bersih pada
perancangan gedung Dewan Perwakilan Daerah Kabupaten Majalengka dengan jumlah penghuni sebanyak 95
orang diperlukan air bersih sebesar 8,55 m3 / hari. untuk bak air atas (roof tank) digunakan bak penampung
air sebesar 10.000 liter dan untuk bak penampung air buangan (packkage STP) digunakan bak penampung
berkapasitas 21 m3. berdasarkan hasil perhitungan digunakan pompa transfer untuk memompa air dari bak air
bawah (ground water tank) menuju bak air atas (roof tank) dengan kapasitas pengaliran 0,07 m3/menit. head
pompa transfer sebesar 10 m, pada perencanaan ini distribusi air bersih menggunakan sistem gravitasi bumi.

Kata kunci: plambing, perancangan, kapasitas, tekanan, pompa

1. PENDAHULUAN yaitu kualitas air yang akan didistribusikan, sistem


penyediaan air yang akan digunakan, pencegahan
Pesatnya pembangunan semakin terlihat di era pencemaran air dalam sistem, laju aliran dalam pipa,
sekarang ini. Gaya pembangunan lama, yakni kecepatan aliran dan tekanan air, serta permasalahan
pembangunan horizontal, perlahan mulai tergantikan yang mungkin timbul jika dilakukan penggabungan
dengan pembangunan vertikal berupa pembangunan antara cadangan air untuk air bersih dan pencegahan
gedung-gedung bertingkat. Hal ini tak lain pemadam kebakaran (Rinka et al., 2014).
dikarenakan terbatasnya lahan yang tersedia untuk
kawasan pemukiman dan perkantoran. Oleh karena Pada instalasi plambing sering ditemukan tekanan
itu, diperlukan suatu penyelesaian masalah penyediaan air yang kurang sehingga debit pengaliran air bersih
wilayah pemukiman ataupun perkantoran tanpa harus mengalir dengan debit yang kecil terutama pada lantai
mengunakan banyak lahan yaitu melalui pembangunan teratas dari bangunan dikarenakan tekanan air bersih
bertingkat. yang digunakan dibawah tekanan minimal yang
Dalam pembangunan gedung bertingkat, dipersyaratkan. Pada perancangan sistem plambing ini
dibutuhkan perencanaan matang dari berbagai aspek. diperlukan sistem distribusi air bersih yang sesuai
Selain perencanaan sistem elektrikal dan perancangan dengan jenis bangunan sehingga tekanan dan debit
gedung itu sendiri, dibutuhkan pula perencanaan pengaliran air bersih pada masing-masing lantai dapat
sistem mekanikal gedung yang meliputi sistem terpenuhi.
ventilasi mekanis, sistem proteksi kebakaran dan
sistem plambing yang layak sehingga penghuni 1.1 Tujuan Penelitian
dapat merasakan kenyamanan ketika berada pada Tujuan dari penelitian kerja praktek ini adalah
sebuah bangunan gedung (Sunarno, 2005). sebagai berikut:
1) Melakukan perancangan plambing instalasi air
Fungsi dari peralatan plambing adalah untuk bersih dan air kotor serta sistem distribusi air
menyediakan air bersih ke tempat- tempat yang yang digunakan sesuai dengan perhitungan
dikehendaki dengan jumlah aliran serta tekanan yang kebutuhan air bersih dan air buangan pada
sesuai, kemudian membuang air kotoran dari tempat-
bangunan.
tempat tertentu dan tetap menjaga kebersihan tempat-
2) Melakukan analisa perhitungan pompa transfer
tempat yang dilaluinya (Noerbambang & Morimura,
yang akan digunakan untuk mengalirkan air dari
2005). Dalam perencanaan sistem plambing air bersih,
Ground Water Tank menuju Roof Tank dan
terdapat hal penting yang harus diperhatikan,
Booster Pump yang akan digunakan untuk
mendistribusikan air bersih dari Roof Tank
menuju peralatan saniter sehingga tekanan
distribusi air bersihtercukupi.
192

2. METODOLOGI PENELITIAN menggunakan bukti ynag akurat dari pencatatan.


Sumber-sumber informasi khusus dari dari karangan
Metode Pengumpulan Data atau tulisan, buku, wasiat atau undang-undang dan
Tahapan ini berisi tentang langkah-langkah untuk sebagainya.dalam artian umu documentasi
penyusunan laporan kerja praktek ini,diantaranya: merupakan sebuah pencarian, penyelidikan,
Observasi,Wawancara,Mengamati gambar kerja yang pengumpulan, pengawetan, penguasaan, pemkaian
diperoleh dari kontraktor.Dokumentasi. dan penyediaan dokumen.dokumtasi ini digunakan
Acuan dari referensi. untuk mendapatkan ketrangan dan penerangan,
Observasi pengetahuan dan bukti.
Pengamatan atau observasi adalah aktifitas yang Dalam pelaksanaan kerja praktek cara
dilakukan makhluk cerdas, terhadap suatu proses atau pendokumentasian nya yaitu dengan cara mengambil
objek dengan maksud merasakan dan kemudian poto bagian bagian pekerjaan plumbing khusus nya
memahami pengetahuan dari sebuah phenomena instalasi air bersih,air kotor dan vent.
berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah
diketahui sebelumnya, untuk medapatkan informasi- 2.1 Jenis Sistem Plambing Penyediaan Air
informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan sebuah Bersih
penelitian.
Didalam observasi dapat dilakukan dengan cara Sistem penyediaan air bersih diperlukan untuk
tes, kuisioner, rekam gambar dan rekam suara.Teknik mengalirkan air bersih menuju tempat yang
observasi yang akan penulis lakukan kali ini adalah memerlukan. Dalam perancangan sistem air bersih
dengan melihat dan mengamati serta mencatat secara harus diperhatikan mengenai sistem yang akan
langsung kegiatan ynag sedang dilaksanakan digunakan, pada umumnya terbagi dalam beberapa
dilapangan guna mendapatkan data. jenis seperti: sistem sambungan langsung, sistem
Wawancara tangki atap, dan sistem tangki tekan.
Merupakan percakapan antara dua orang atau
lebih dan berlangsung antara pewawancara dengan 2.2 Laju Aliran
narasumber, tujuan daari wawancara adalah untuk
mendapatkan informasi dimana si pewawancara Pada perancangan sistem pnyediaan air untuk suatu
memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada bangunan, kapasitas peralata dan ukuran pipa-pipa
narasumber. didasarkan pada jumlah dan laju aliran air yang harus
disediakan kepada bangunan tersebut. Jumlah dan laju
Teknik wawancara yang dilakukan unutk
aliran air tersebut seharusnya diperoleh dari penelitian
mendapatkan informasi dalam penyusunan laporan
keadaan sesungguhnya. Penentuan laju aliran dapat
kerja praktek ini penulis melakukan Tanya jawab
ditentukan sebagai berikut (Noerbambang &
kepada pelaksana,pengawas dan pekerja. Berikiut
Morimura, 2005):
pertanyaan penulis:
• Bagaimana cara uji kelayakan pipa sebelum 1) Penentuan laju lairan berdasarkan
digunakan ? pemakai
• Mengapa ukuran pipa vent lebih kecil dari
pipa saluran air bersih dan air kotor? Apabila jumlah penghuni diketahui, atau diteteapkan
• Kendala yang ditemukan pada saat untuk suatu gedung maka angka tersebut dipaka untuk
pelaksaan pekerjaan galian? menghitung pemakaian air rata-rata sehari berdasarkan
Gambar kerja regulasi dan standar mengenai kebutuhan air per orang
Gambar kerja adalah alat yang digunakan sebagi per hari untuk penghuni gedung tersebut. Bila jumlah
acuan untuk dilaksanakan di lapangan gambar kerja penghuni tidak diketahui, biasanya ditaksir
ini harus dibuat sedemikian rupa sehingga mudah dan berdasarkan luas lantai epektif yang berkisar antara 55
bisa dipahami didalam melaksanakan pekerjaannya. sampai 80 persen dari luas seluruhnya.
Gambar kerja merupakan penyempurnaan dari
gambar desain yang sudah ada kemudian disesuaikan 2) Berdasarkan unit beban alat plambing
dengan kondisi keadaan existing.
Gambar kerja yang dimaksud adalah gambar Pada metode ini untuk setiap alat plambing ditetapkan
denah, gambar detail plumbing dan gambar potongan. suatu unit beban (fixture unit). Untuk setiap bagian
ini juga dapat digunakan sebagai acuan dasar dalam pipa dijumlahkan unit beban dari semua alat plambing
pembayaran dan penagihan kepada pemilik proyek. yang dilayaninya, dan kemudian dicari besarnya laju
Penulis sendiri memerlukan gambar kerja ini guna aliran air dengan kurva (Gambar 1). Kurva ini
mempermudah dalam penyusunan laporan kerja memberikan hubungan antara jumlah unit beban alat
praktek ini. plambing dengan laju aliran air, dengan memasukkan
Dokumentasi faktor kemungkinan penggunaan serempak dari alat-
Dokumentasi adalah sebuah cara yang dilakukan alat plambing.
untuk penyediaan document-documen dengan
92

Pemakaian air pada jam puncak

𝑄ℎ−𝑚𝑎k𝑠 = 𝐶1. 𝑄ℎ (2)

Dimana:
Qh-maks = pemakaian air (l/jam)
C1 = konstata 1,5 untuk bangunan rumahtinggal,
1,75 untuk bangunan perkantoran, 2,0
untuk bangunan hotel/apartement.
Qh = pemakaian rata-rata (l/jam)

3) Pemakaian iar pada menit puncak

𝑄𝑚−𝑚𝑎k𝑠 = 𝐶2. 𝑄ℎ (3)

Dimana:
Qm-maks =pemakaian air (l/menit)
C2 = konstata 3,0 untuk bangunan rumah tinggal,
3,5 untuk bangunan perkantoran, 4,0 untuk
Gambar 1. Hubungan antara unit beban alat
bangunan hotel/apartement.
plambing dengan laju aliran.
Qh = pemakaian rata-rata (l/jam)
(Sumber: Noerbambang & Morimura, 2005)
Angka pemakaian air yang diperoleh dengan
2.3 Tekanan dan Kecepatan Pengaliran
metode ini biasanya digunakan untuk menetukan
volume tangki bawah, tangki atap, pompa dan
Tekanan minimum pada setiap saat pada titik aliran
sebagainya, adapun untuk menentukan perhitungan
keluar harus 50 kPa setara dengan 0,5 kgf/cm2 (SNI
dimensi bak air bawah (Ground Water Tank)
03-6481, 2000). Secara umum dapat dikatakan
berdasarkan rumus menurut (Noerbambang &
besarnya tekanan “standar” adalah 1,0 kgf/cm2 sedang
Morimura, 2005) yaitu:
tekanan statik sebaiknya diusahakan antara 4,0 kgf/cm2
sampai 5,0 kgf/cm2 dan untuk perkantoran antara 2,5
1) Penentuan besarnya kapasitas layanan pipa
kgf/cm2 sampai 3,5 kgf/cm2. Disamping itu, beberapa
macam peralatan plambing tidak dapat berfungsi 2
dengan baik jika tekanan air kurang dari suatu batas Qs = .Q h (4)
3
minimum (Poerbo, 2010).
Dimana:
2.4 Penentuan Kebutuhan Air Bersih Qh = pemakaian air rata-rata (m3/jam)Qs
= kapasitas layanan pipa (m3/jam)
Dalam perancangan ini digunakan pemakaian air rata-
rata sehari per orang sebesar 90 liter/orang/hari 2) Dihitung besarnya volume bak air bawah
dengan jangka waktu pemakaian air rata-rata dalam
sehari yaitu 8 jam (SNI 03- 7065, 2005). Volume GWT = [𝑄𝑑 − (𝑄𝑆 𝑥 𝑡)] x T (5)
Adapun langkah-langkah perhitungan kebutuhan
air bersih dalam gedung pada penulisan ini menurut Dimana:
(Noerbambang & Morimura, 2005) adalah sebagai Qd = pemakaian air rata-rata (m3/jam).Qs
berikut: = kapasitas pipa dinas (m3/jam).
1) Pemakaian air dalam satu hari t = pemakaian air 1 hari (jam/hari).T
= waktu penampungan (hari)
Qd = jumlah penghuni x pemakaian air per
orang per hari Perhitungan dimensi bak air atas berdasarkan suplai
air dari PDAM terutama didasarkan pada fluktuasi
2) Kebutuhan air rata-rata pemakaian per hari kebutuhan air dan pemompaan yang disesuaikan
dengan waktunya. Berikut merupakan rumus yang
digunakan dalam
Q𝑑
𝑄ℎ = (1) menghitung tangki atap (Roof Tank) menurut
𝑡
Dimana: (Noerbambang & Morimura, 2005) yaitu:
Qh = pemakaian air rata-rata (l/jam)
𝑉𝐸 = [(𝑄𝑃 − 𝑄ℎ−𝑚𝑎k𝑠)𝑇𝑃 − (𝑄𝑝𝑢𝑥𝑇𝑝𝑢)] (6)
Qd =pemakaan air rata-rata (l/hari)
Dimana:
t = pemakaian rata-rata (jam/hari)
Ve = volume bak air atas (m3)
93

Qp = kebutuhan puncak (m3/menit) Dimana:


Qh-maks = kebutuhan jam puncak (m3/menit)Qpu Re = bilangan raynolds
= kapasitas pompa pengisi (m 3/menit) Tp = V = kecepatan (m/s) D
jangka waktu kebutuhan (menit) = diameter pipa 9m)
Tpu = jangka waktu pengisian (menit) V = viskositas air (8,93x10-7 m2/s)

2.5 Penentuan Head Pompa dan PerhitunganDaya Aliran tersebut dapat bersifat laminer ataupun
Pompa turbulen, untuk aliran laminer dengan Re<2300,
dan untuk aliran turbulen Re>4000.
Berikut merupakan langkah-langkah dalam • Untuk menentukan kerugian gesek pada pipa
menentukan jenis pompa yang akan digunakan untuk (Head Loss) digunakan rumus seperti
mengalirkan air dari bak air bawah menuju berikut:
bak air atas dengan asumsi kecepatan pengaliran antara 𝐿 𝑉2
ℎf = 𝜆𝑥 𝐷
𝑥
2.g
(12)
0,3 m/s hingga 2,5 m/s (Noerbambang & Morimura,
2005):
Dimana:
1) Ditentukan debit pengaliran seperti berikut: ℎf = head kerugian gesek pipa (m)
𝜆 = koefisien kerugian gesek
𝑣o𝑙𝑢𝑚e 𝑟oof 𝑡𝑎𝑛k Untuk laminer:
𝑄= (7) 64
w𝑎k𝑡𝑢 𝑝eo𝑚𝑝𝑎𝑎𝑛
𝜆 = 𝑅e
2) Dihitung diameter pipa pengalir Untuk turbulen:
0,005
Karena: 𝜆 = 0,020 +
𝐷
(𝑄) = 𝑣 𝑥 𝐴 (8) g = gravitasi (9,81 m/s2)
L = panjang pipa (m)
Maka: V = kecepatan aliran (m/s)
2 4𝑥Q
𝐷 = √( ) (9) D = diameter pipa (m)Re
𝑣𝑥𝜋 = bilangan raynolds

Dimana: • Head loss akibat aksesoris:


Q = debit pengaliran (m3/detik)D 𝐾 𝑥 𝑣2
𝐻e 𝐸𝑙𝑏ow = 𝑛 ( ) (13)
= diameter pipa (m) 2g
v = kecepatan aliran (m/s) Dimana:
n = jumlah aksesorisK
3) Kecepatan pengaliran kebenarnya = koefisien gesek

Q 6) Dihitung head total pompa


𝑣𝑐ek = 1
𝑥 𝜋 𝑥 𝐷2
(10)
4
𝐻𝑡o𝑡𝑎𝑙 = ℎ𝑎 + Δℎ𝑝 + ℎ𝑙 (14)
Dimana:
Vcek = kecepatan pengaliran (m/s)Q Dimana:
= debit pengaliran (m3/s) ha = head statis (m)
D = diameter pipa (m) Δℎ𝑝 = perbedaan tekanan hl =
Head Loss total pipa
4) Dihitung head statis, dapat ditentukan dari
• Jarak antar muka air pada bak air bawah
(Ground Water Tank) terhadap bak air atas
(Roof Tank).
• jarak dari muka air pada pada bak air bawah
(Ground Water Tank) hingga titik tertinggi
yang pernah dicapai oleh air.

5) Dihitung head loss pada pipa dan aksesoris yang


digunakan (Sularso & Tahara, 2006) seperti
berikut:
• Dalam menentukan kerugian gesek pipa
terlebih dahulu di tentukan aliran yang terjadi
dalam pipa dengan rumus seperti berikut: Gambar 2. Tipe pompa GRUNDFORS
(Sumber: Noerbambang & Morimura, 2005)
𝑉𝑥𝐷
𝑅e = (11)
𝑣
94

7) Dihitung NPSHa pompa 4. HASIL DAN PEMBAHASAN


𝑃𝑎 𝑃𝑣
𝑁𝑃𝑆𝐻𝑎 = + − ℎ𝑠 − ℎ𝑙𝑠 (15)
𝛾 𝛾
Dengan data perhitungan yang telah dilakukan didapat
Dimana:
asumsi jumlah kepadatan penghuni pada bangunan
𝑁𝑃𝑆𝐻𝑎 = daya hisap sistem (m) sebanyak 95 orang.
𝑃𝑎 = tekanan pada permukaan air (1 atm =
10332,274 kgf/m2) 4.1 Penentuan Kebutuhan Air Bersih
𝑃𝑣 = tekanan uap jenuh (200C = 238,51kgf/m2)
𝛾 = berat jenis air (1000 kgf/m3) Untuk mengetahui jumlah kebutuhan air bersih yang
ℎ𝑠 = head isap statis (m) digunakan dapat dihitung dengan persamaan seperti
ℎ𝑙𝑠 = head pada pipa hisap (m) berikut:
8) Jenis pompa melalui grafik tipe pompa seperti Qd = jumlah penghuni x pemakaian air per
terlihat pada Gambar 2. orang per hari
Qd = 95 orang x 90 liter/hari/orang
3. METODOLOGI PERANCANGAN Qd =8.550 liter/hari
Qd =8,55 m3/hari
Pada perancangan ini digunakan metodologi
perancangan seperti gambar diagram alir berikut: Dengan dilakukan penambahan sebesar 20% dari
total kebutuhan air bersih yang digunakan (Sunarno,
2005) maka:
Qdtotal = (100%+20%) x 8,55 m3/hari
Qdtotal = 120% x 8,55 m3/hari
Qdtotal = 120% x 8,55 m3/hari
Qdtotal = 10,26 m3/hari

Maka pemakaian air per hari dengan penambahan


20% adalah sebesar 10,26 m3/hari.
1) Kebutuhan air rata-rata jam kerja dihitungsebagai
berikut:
Q𝑑
𝑄ℎ =
𝑡
dimana:
Qh = pemakaian air rata-rata selama jam
operasi (l/jam)
Qd = pemakaian air rata-rata sehari (l/hari)
t = jangka waktu rata-rata pemakaian airdalam 1
hari (8 jam/hari)
sehingga:
8.550 l/hari
𝑄ℎ =
8 j𝑎𝑚/ℎ𝑎𝑟i
𝑄ℎ = 1,07 m3/j𝑎𝑚
Maka pemakaian rata-rata air per hari pada jangka
waktu 8 jam adalah sebanyak 1,07 m3/jam atau sebesar
427,5 l/detik.
2) Pemakaian air pada jam puncak dihitung sebagai
berikut:
𝑄ℎ−𝑚𝑎k𝑠 = 𝐶1. 𝑄ℎ
dimana:
Qh-maks = pemakaian air pada jam puncak(l/jam)
C1 = 1,75
Qh = 8.550 l/jam.
sehingga:
𝑄ℎ−𝑚𝑎k𝑠 = 1,75 𝑥 8.550 𝑙/j𝑎𝑚
𝑄ℎ−𝑚𝑎k𝑠 = 14.962 𝑙/j𝑎𝑚
Jadi pemakaian air pada jam puncak
sebanyak 14.926 l/jam, atau setara dengan 14,92m3/jam.
3) Pemakaian air pada menit puncak dihitung
sebagai berikut:

Gambar 3. Diagram alir perancangan


97

𝑄𝑚−𝑚𝑎k𝑠 = 𝐶2. 𝑄ℎ

dimana:
Qm-maks = pemakaian air pada menit puncak(l/menit)
C2 = 3,5
Qh = 8.550 l/jam

sehingga:
1 j𝑎𝑚
𝑄𝑚−𝑚𝑎k𝑠 = (3,5 𝑥 8.550 𝑙/j𝑎𝑚) 𝑥 60 𝑚e𝑛i𝑡
1 j𝑎𝑚
𝑄𝑚−𝑚𝑎k𝑠 = (29.925 𝑙/j𝑎𝑚) 𝑥
60 𝑚e𝑛i𝑡
𝑄𝑚−𝑚𝑎k𝑠 = 498,75 𝑙/𝑚e𝑛i𝑡 Gambar 4. Perencanaan bak air bawah (GroundWater
Tank)
Jadi pemakaian air pada menit puncak sebanyak
498,75 l/menit setara dengan 0,498m3/menit. 4.3 Penentuan Ukuran Bak Air Atas

4.2 Penentuan Ukuran Bak Air Bawah Dalam menentukan dimensi bak air atas (Roof Tank)
terlebih dahulu harus ditentukan kapasitas volume air
Dengan air yang ditampung pada bak air bawah yang harus ditampung dalam bak tersebut.
diperlukan ukuran yang sesuai terhadap kapasitas Penentuan kapasitas volume bak air atas
penampungan sehingga pengunaan air pada jam mengunakan persamaan dapat ditentukan melalui
puncak dapat tercukupi. perhitungan seperti berikut:
Penentuan ukuran bak air bawah (Ground Water 𝑄𝑝 = 𝑄𝑚−𝑚𝑎k𝑠
Tank) ditentukan berdasarkan perhitungan sebagai =0,498 m3/menit
berikut: 𝑄ℎ−𝑚𝑎𝑥 =14,92 m3/jam
1) Dihitung besarnya kapasitas pipa dinas, dengan = 14,92 m3/jam x 1 jam
persamaan sebagai berikut: 60 menit

Qs = 2 𝑥 Q h = 0,248 m3/ menit


3
dimana: Pada perancangan ini untuk nilai Qpu
Qh = 8,55 m3/jam diasumsikan sebesar Qh-max, sehingga:
Qs = kaspasitas pipa dinas 𝑄𝑝𝑢 = 𝑄ℎ−𝑚𝑎𝑥
(m3/jam) = 0,248 m3/menit
Sehingga: Selain itu, diasumsikan juga bahwa:
Q = 2 x 8,55 m3/jam Tp = 60 menit
s 3 T = 25 menit
pu
Qs = 5,7 m3/jam
Dari data-data tersebut, selanjutnya dapat ditentukan
2) Dihitung besarnya volume bak air bawah
volume evektif untuk bak air atas sesuai rumus 2.8
(Ground Water Tank), dengan persamaan sebagai
pada bab sebelumnya, yaitu:
berikut:
𝑉𝐸 = [(𝑄𝑃 − 𝑄ℎ−𝑚𝑎k𝑠)𝑇𝑃 − (𝑄𝑝𝑢𝑥𝑇𝑝𝑢)]
dimana:
Volume GWT = [𝑄𝑑 − (𝑄𝑆 𝑥 𝑡)] 𝑥 𝑇 VE = volume bak air atas (m3)
dimana:
Qp = 0,498 m3/menit
Qd = 68,4 m3/hari
Qh-maks = 0,248 m3/ menit
Qs = 5,7 m3/jam
Qpu = 0,248 m3/ menit
T = 1 hari
Tp = 60 menit
T = 8 jam/hari
Tpu = 25 menit
Sehingga:
Sehingga:
VE = [(0,498 -0,248 x m3/ menit)x60 menit –
Volume GWT = [68,4– (5,7x 8 jam/hari)] x 1 hari
(0,248 m3/ menit x 25 menit)
Volume GWT = [68,4– 45 m3/hari] x 1 Hari Volume VE = [(0,25 x m3/ menit)x60 menit - 6,2 m3]VE
GWT = 23,4 m3 = [15 m3 - 6,2 m3]
VE = 8,8 m3
Jadi, volume bak air bawah (Ground Water Tank)yaitu Jadi, besarnya volume efektif bak air atas (Roof
sebesar 23,4 m3 Pada perancangan
. ini digunakan bak Tank) sebesar: 8,8 m3. Untuk gambar penempatan bak
air bawah (Ground Water Tank) seperti gambar air atas seprti gambar berikut:
berikut:
96

[4]. Carier. (1985). Hand Book of Air Conditining


5. KESMPULAN
System Design. Mc Graw- Hill Company.
[5]. Ebara Standar. (2016, December 10). EbaraEnd
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dibahas maka
Suction Volute Pump. Diambil dariwebsite:
dapat disimpulan sebagai berikut:
http://www.ebaraindonesia.com/docs/Brohur
1) Perancangan plambing instalasi air bersih dan air
e_FSA,_50_Hz1.PDF
buangan pada gedung Dewan Perwakilan Daerah
[6]. International Code Council. (2012).
Kabupaten Majalengka dengan jumlah penghuni
International Plambing Code. New York: ICC.[7].
bangunan sebesar 95 orang maka di perlukan air
Kusuma, Yuriadi Ir. (2014). Perancangan Sistem
bersih sebesar 8,55 m3/hari. Penggunaan
Plambing, Jakarta: Universitas
kapasitas bak penampung air bersih bawah
Mercubuana.
(Ground Water Tank) sebesar 2,7 m3, dan untuk
[8]. Menteri Pekerjaan Umum. (2008). PermenpuNo.
bak air bersih atas (Roof Tank) yaitu sebesar 8,8
26-PRT-M-2008 Persyaratan TeknisSistem
m3. Bak penampung air buangan yang digunakan Proteksi Kebakaran Pada Bangunan
(Package STP) dengan kapasitas 10 m3. Gedung dan Lingkungan.
2) Pengaliran air bersih dari bak air bawah menuju Departemen Pekerjaan Umum.
bak air atas digunakan pompa transfer dengan [9]. Noerbambang, Soufian., & Morimura, Takeo.
kapasitas pengaliran sebesar 0,249 m3/menit, Head (2005). Perencanaan dan Pemeliharaan Sistem
pompa sebesar 41,327 m, dan NPSHa sebesar 6,63
Plambing. Jakarta: Pradnya Paramita.
m. Pada tekanan kerja air bersih yang [10]. Poerbo, Hartono. (2010). Utilitas Bangunan,
didistribusikan menuju peralatan saniter pada
Jakarta: Djambata.
lantai 6 dan lantai 7 digunakan Booster Pump
[11]. Rinka, D.K., Sururi, R., & Wardhani, E. (2014).
dengan kapasitas pengaliran sebesar 3,59
Perencanaan Sistem Plambing Air Limbah dengan
liter/detik, dan tekanan pada Booster Pump
Penerapan Konsep Green Building pada Gedung
sebesar 1,35 kgf/cm2. Panghegar Resort Dago Golf- Hotel. Jurnal
Teknik Lingkungan ITENAS, 2, 1-12.
DAFTAR PUSTAKA
[12]. STP Bioasahi. (2016, December 5). Sewage
Treatment Plant (STP) Biotechnologi
[1]. Badan Standar Nasional. (2000). SNI 03- BIOASAHI. Diambil dari website:
6481-2000 Sistem Plambing. http://www.septictankbioasahi.co.id
[2]. Badan Standar National. (2005). SNI 03- 7065-
[13]. Sularso., & Tahara, Haruo. (2006). Pompa dan
2005 Tata Cara Perencanaan Sistem Plambing.
Kompresor, Jakarta: Pradnya Paramita.
[3]. Badan Standar National. (2005). Pergub DKI- 122-
[14]. Sunarno Ir. (2005). Mekanikal Elektrikal Gedung.
2005 Pengolahan Air Limbah Domestik di
Yogyakarta: Andi.
Provinsi DKI.
[15]. Tukiman., Santoso, P., Satmoko, A. (2013).
Perhitungan dan Pemilihan Pompa Pada Instalasi
Pengolahan Air Bebas Mineral Iradiator Gama
Kapasitas 200 Kci. Proceedings Pertemuan
Ilmiah Rekayasa Perangkat Nuklir,14 November
2013 (pp.
339-351). Tangerang Selatan, Indonesia:BATAN.
[16]. Wavin Standar. (2014). Standar Pipa PP R Produk
Wavin Tigris. Diambil dari website:
http://www.pipapprwavin jakarta.com.

Anda mungkin juga menyukai