Anda di halaman 1dari 24

KONSEP DASAR

ANATOMI DAN FISIOLOGI

14120220132/Arlyanti Nurjannah

Dosen pengampu:
Prof. Dr. drg. Masriadi, SKM.,S.KG.,S.Pdi.,
M.kes. MH
Outline Presentasion

Istilah lokasi
1 anatomi

Mekanisme
hemoestatis
2

3 Sistem
imunologi
1. ISTILAH LOKASI ANATOMI
Istilah lokasi anatomi

Bagian tubuh manusia terdiri dari jaringan yang membentuk sebuah organ.Organ yang
terletak
di dalam tubuh manusia ada yang simetris ada pula yang tidak simetris.Sebagai contoh
organ
yang simetris yaitu letak kedua mata,telinga,paru-paru,ada kanan dan kiri. (Slone and
sandres, 2007); (Pearce, 2011); (Paulsen and waschke, 2018)

Sumiyati.,dkk.2021.anatomi fisiologi.Yayasan kita menulis:hl 6


Bidang anatomi

1. Bidang median (medianus): bidang yang membagi tepat tubuh menjadi bagian kanan
dan kiri (bidang yang melalui aksis longitudinal dan aksis sagital, dengan demikian
dinamakan mediosagital).
2. Bidang sagital (Bidang Paramedian): bidang yang membagi tubuh menjadi dua
bagian dari titik tertentu (tidak membagi tepat dua bagian). Bidang ini sejajar dengan
bidang median.
3. Bidang horizontal (Transversalis): bidang yang terletak melintang melalui tubuh
(bidang X-Y). Bidang ini membagi tubuh menjadi bagian atas (superior) dan bawah
(inferior

Jaka sunardi,dkk,2020.anatomi manusia.Yogyakarta.pt perguruan tinggi Indonesia:hl 3


Jaka sunardi,dkk,2020.anatomi manusia.Yogyakarta.pt perguruan tinggi Indonesia:hl 3
Istilah lokasi anatomi

1. Kranial (Cranialis): lebih dekat pada kepala (Bagian kepala).


Contoh: Mulut terletak
superior terhadap dagu.
2. Inferior (bawah)
3. Kaudal (Caudalis): lebih dekat pada kaki/ ekor (Bagian ekor).
Contoh: Pusar terletak
inferior terhadap payudara.
4. Anterior (depan): lebih dekat ke depan. Contoh: Lambung
terletak anterior terhadap
limpa.

Putri dafriani,2019.anatomi dan fisiologi,padang:cv berkah prima.hl 16-17


Sumiyati.,dkk.2021.anatomi fisiologi.Yayasan kita menulis:hl 6
Putri dafriani,2019.anatomi dan fisiologi,padang:cv berkah prima.hl 16-17
2. MEKANISME HEMOESTATIS
MEKANISME HEMOESTATIS

Hemostasis adalah mekanisme tubuh untuk menghentikan perdarahan secara


spontan1 agar tidak kehilangan darah terlalu banyak bila terjadi luka pada
pembuluh darah sehingga darah tetap cair dan mengalir secara lancar.2 Di
dalam pembuluh darah terdapat berbagai produk yang sangat kompleks dari
berbagai jaringan, diantaranya produk dari sumsum tulang, endotel dan sistem
retikuloendotelial.4 Dalam keadaan normal, proses hemostasis dimulai
dengan adanya trauma, pembedahan, atau penyakit yang merusak lapisan
endotel pembuluh darah, dan darah terpajan dengan jaringan ikat subendotel.

Ibnu umar,journal of anaesthesia and pain,2020, volume: 1,No.2: 19-32


MEKANISME HEMOESTATIS

Lanjutan

Kelangsungan hemostasis dipertahankan melalui proses keseimbangan antara


perdarahan dan trombosis yang melibatkan komponen sistem vaskular, trombosit,
faktor koagulasi, fibrinolisis dan antifibrinolisis.2,4,5 Untuk mempermudah
memahami proses yang sangat kompleks ini maka dibagi atas proses hemostasis
primer, hemostasis sekunder (koagulasi), fibrinolisis, dan mekanisme pengaturan
keseimbangannya. 2,4,6,7

Ibnu umar,journal of anaesthesia and pain,2020, volume: 1,No.2: 19-32


PROSES HEMOESTATIS

Pada proses perdarahan dari


pembuluh darah maka yang
terjadi adalah adanya kerusakan
dinding pembuluh darah dan
tekanan di dalam pembuluh darah
lebih besar daripada tekanan di
luar. Oleh karena itu, terjadi
dorongan darah keluar dari
kerusakan tersebut.
PROSES HEMOESTATIS
lanjutan

Mekanisme hemostatik inheren dalam


keadaan normal mampu menambal
kebocoran dan menghentikan pengeluaran
darah melalui kerusakan kecil di kapiler,
arteriol, dan venula. Pembuluh-pembuluh
darah ini sering mengalami rupture oleh
trauma-trauma minor yang terjadi sehari-hari.
Trauma semacam ini adalah sumber tersering
perdarahan. Mekanisme hemostasis dalam
keadaan normal menjaga agar kehilangan
darah melalui trauma kecil tersebut tetap
minimum.

Ibnu umar,journal of anaesthesia and pain,2020, volume: 1,No.2: 19-32


PROSES HOMOESTATIS
1. Spasme Vaskuler 2. Adhesi Trombosit
(Vasonkonstriksi) (Hemoestatis primer)
3.Hemoestatis
sekunder (koagulasi)
1. Spasme Vaskuler
(Vasonkonstriksi)

Pembuluh darah yang terpotong atau robek akan segera berkonstriksi


akibat respon vaskuler inheren terhadap cedera dan vasokonstriksi yang
diinduksi oleh rangsang simpatis. Konstriksi ini akan menghambat
aliran darah melalui defect, sehingga pengeluaran darah dapat
diperkecil. Karena permukaan endotel pembuluh darah saling menekan
satu sama lain akibat proses spasme vaskuler awal , endotel tersebut
menjadi lengket dan melekat satu sama lain, kemudian menutup
pembuluh yang rusak.

Ibnu umar,journal of anaesthesia and pain,2020, volume: 1,No.2: 19-32


2. Adhesi Trombosit
(Hemoestatis primer)

Hemostasis primer mulai terjadi dalam beberapa detik setelah terjadi


kerusakan endotel dan berlanjut dengan pembentukan plak trombosit
dalam waktu 5 menit. Dalam proses ini, faktor endotel dan trombosit
memegang peranan yang sangat penting.

Ibnu umar,journal of anaesthesia and pain,2020, volume: 1,No.2: 19-32


3.Hemoestatis sekunder
(koagulasi)

hemostatis sekunder terjadinya penutupan luka secara


permanen karena pembentukan bekuan fibrin yang melibatkan
faktor pembekuan darah. Proses hemostatis primer dapat
terjadi dengan dua cara yaitu, melalui sistim intrinsik dan
sistem ekstrinsik (Ganiswarna, 1995).

Sri oktavia,jurnal farmasi higea.2017;vol 9(1);48-55


3.Sistem imunologi
Sistem imunologi atau ditulis juga sebagai immune system dalam Bahasa
inggris adalah sebuah sistem yang terdiri dari gabungan berbagai system
tubuh lain yang bekerja sama membentuk sistem kekebalan tubuh yang
mana sangat berguna sebagai pertahanan utama tubuh terhadap berbagai
macam benda-benda asing.[Fahrudin et al, 2017]

Rahmi,M.A.,2022.biokimia kebidanan, pt.global eksekutif


teknologi,Sumatra barat.hl 8,9,10
Fungsi sistem imun
Sistem imun mempunyai sedikitnya 3 fungsi utama. Yang pertama adalah
suatu fungsi yang sangat spesifik yaitu kesanggupan untuk mengenal dan
membedakan berbagai molekul target sasaran dan juga mempunyai respons
yang spesifik. Fungsi kedua adalah kesanggupan membedakan antara
antigen diri dan antigen asing. Fungsi ketiga adalah fungsi memori yaitu
kesanggupan melalui pengalaman kontak sebelumnya dengan zat asing
patogen untuk bereaksi lebih cepat dan lebih kuat daripada kontak pertama.

Sari pediatri,maret 2001: vol, 2(4):193-1971


Kesepian tanpa
Kekasih,cukup sekian dan
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai