3 Analisis Masalah
1. Tn. SH, 35 tahun, karyawan rumah makan di Palembang, dibawa ke IGD
karena mengeluh nyeri dada kiri sejak 3 jam sebelum masuk rumah sakit. Pada
saat kejadaan Tn. SH sedang memindahkan beberapa kardus makanan dari
mobil ke rumah makan, Nyeri dirasakan seperti ditindih benda berat, disertai
dengan keringat yang membasahi kaosnya, mual dan pusing. Nyeri seperti ini
belum pernah dirasakan sebelumnya.
2
3. Endocardium (lapisan terdalam)
Endocardium adalah lapisan tipis dari endotelium yang melapisi
lapisan tipis jaringan penghubung yang memberikan suatu batas yang
licin bagi ruang ruang jantung dan menutupi katup-katup jantung.
Endocardium bersambung dengan endothelial yang melapisi
pembuluh besar jantung (Snell, 2012).
Snell, R. S. 2012. Anatomi Klinis Berdasarkan Sistem. 6 ed. Jakarta:
EGC.
Histologi Pembuluh Darah
3
Sistem kardiovaskuler terdiri atas jantung, arteri besar, arteriol, kapiler,
venula, dan vena yang membentuk sistema pembuluh darah tertutup yang
mengangkut darah. Struktur dasar pembuluh darah terdiri atas tunika
interna, tunika media, dan tunika adventitia (Eroschenko, 2017).
1. Arteri
4
Dinding vena, seperti arteri, juga memperlihatkan lapisan-lapisan
tunika. Namun, lapisan ototnya jauh lebih tipis dan kurang menonjol.
Tunika intima vena memperlihatkan endotel dan jaringan ikat
subendotel. Berbeda dengan arteri, pada vena, tunika media yang
berotot tampak tipis, dan otot polos bercampur dengan serat jaringan
ikat. Tunika adventisia adalah yang paling tebal dan paling
berkembang di antara ketiga tunika (Eroschenko, 2017).
3. Kapiler
Kapiler tersusun atas selapis sel endotel yang berasal dari mesenkim,
melingkar dalam bentuk tabung, mengelilingi ruang silindris, garis
tengah rata-rata kapiler berkisar dari 7 sampai 9 μm. Kapiler dapat
dikelompokkan dalam 3 jenis menurut struktur dinding sel endotel,
yaitu :
a) Kapiler kontinu, susunan sel endotel rapat.
b) Kapiler fenestrata atau perforata ditandai oleh adanya pori-
pori diantara sel endotel. Kapiler perforata biasanya
ditemukan dalam jaringan-jaringan dimana terjadi pertukaran-
pertukaran zat dengan cepat antara jaringan dan darah, seperti
yang terdapat pada ginjal, usus, dan kelenjar endokrin.
c) Kapiler sinusoid, berkelok-kelok dan garis tengahnya sangat
besar (30- 40 μm), sirkulasi darah lambat, tidak memiliki
dinding yang dibatasi kontinu oleh sel–sel endotel, tetapi
terbuka pada ruang–ruang antara sel, dan adanya sel dengan
5
dinding bulat selain sel endotel yang biasa dengan aktivitas
fogositosis (Rohman, 2022).
Sumber :
Eroschenko, V. P. 2017. Atlas of Histology with Functional Correlations (13th ed.).
Wolters Kluwer.
Rohman, S & Budyatmoko, N. H. 2018. Deteksi Penyakit Kardiovaskular
berdasarkan Presentasi Klinis. In A. U. Rahajoe & S. Karo-Karo (Eds.), 5
Rahasia Penyakit Kardiovaskular (pp. 40–55). Badan Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
6
Aterosklerosis adalah penyempitan dan pengerasan
pembuluh darah arteri akibat penumpukan plak (lemak
dan jaringan fibrosa) pada dinding pembuluh darah
(Centers for Disease Control Prevention, 2018).
trombosis merupakan pengendapan dan pengerasan lemak
pada pembuluh darah dalam jangka waktu lama dan dapat
mengakibatkan kerusakan bahkan sampai terjadi robekan
dinding pembuluh darah (Aday, 2022).
3. Faktor risiko
Hipertensi memiliki kontribusi terjadinya penyakit jantung
koroner dengan adanya peningkatan resisten vaskuler
perifer yang meningkatkan afterload dan kebutuhan
ventrikel, sehingga akibatnya adalah peningkatan
kebutuhan oksigen untuk suplai ke myocardial berkurang.
Orang dengan dislipidemia dapat memicu terbentuknya
plak ateroslerotik di koroner yang dipicu inflamasi. Plak
yang terbentuk dapat menjadi tidak stabil dan mengalami
ruptur sehingga terjadi sindrom koroner akut (Firdaus et
al., 2018).
Pada pasien dengan diabetes melitus terjadi degenerasi
vaskuler menyebabkan metabolisme lipid menjadi tidak
normal sehingga meningkatkan risiko pertumbuhan
atheroma (Centers for Disease Control Prevention, 2018).
pada orang yang merokok umumnya mengalami
penurunan kadar HDL (High Density Lipoprotein) dan
peningkatan kandungan LDL (Low Density Lipoprotein)
sehingga risiko terjadinya penebalan dinding pembuluh
darah meningkat, keadaan ini bukan hanya dialami oleh
perokok itu sendiri, tetapi juga oleh perokok pasif atau
orang yang ada di sekeliling perokok (Suarningsih &
Suindrayasa, 2020; Visseren et al., 2021).
Obesitas berhubungan dengan peningkatan intake kalori
dan peningkatan kadar Low Density Lipoprotein yang
7
berkontribusi dalam menyebabkan penebalan dinding
pembuluh darah koroner (Hosseini et al., 2021).
Kurangnya aktivitas fisik meningkatkan risiko sindrom
koroner akut yang setara dengan hiperlipidemia, merokok
(Winzer et al., 2018).
Peningkatan usia berkaitan dengan penambahan waktu
yang digunakan untuk proses pengendapan lemak pada
dinding pembuluh nadi. Di samping itu proses kerapuhan
dinding pembuluh tersebut semakin panjang sehingga
semakin tua seseorang maka semakin besar kemungkinan
terserang penyakit jantung koroner (Visseren et al., 2021).
Berdasarkan jenis kelamin, pria usia < 65 tahun kira-kira
mempunyai kemungkinan meninggal akibat penyakit
jantung 4 kali lebih besar dibanding wanita (Winzer et al.,
2018).
Keturunan dengan riwayat keluarga penderita jantung
koroner umumnya mewarisi faktor-faktor risiko lainnya,
seperti abnormalitas kadar kolesterol, peningkatan tekanan
darah, kegemukan dan DM (Devon et al., 2020).
8
MEKANISME NYERI DADA:
Faktor risiko→ penumpukan lemak pada a.coronaria dan disfungsi
endotel → aterosklerosis → jaringan ikat yang membentuk plak → plak
aterosklerotik yang lebih tebal yang menyebabkan vasokontraknsi →
oklusi (penyumbatan) terutama di arteri koroner → aliran darah koroner
tidak kuat → gangguan pasokan O2 dan nutrisi → iskemia miokard
(ketika lebih dari 15 menit) → infark miokard → penurunan perfusi
jantung → sel miokard seimbang dengan ekskresi miokard Produksi
asam anaerobik → penurunan pH sel → perubahan miokard
metabolisme sel merangsang reseptor rasa sakit melalui aferen simpatik
di area korteks sensorik utama → nyeri dada (Price & Wilson. 2012)
9
- tekanan intrakranial sekunder akibat trauma kepala atau stroke
hemoragik, diabetes ketoasidosis, tumor otak, masalah bedah,
serangan jantung, pankreatitis, obstruksi usus halus, meningitis,
usus buntu, kolesistitis, krisis Addisonian, batu empedu
(choledocholithiasis) dan hepatitis (Alfiani, 2015).
Banyak penyebab yang dapat menyebabkan mual, sehingga mual
memiliki gejala yang tidak spesifik. Penyebab mual dapat
disebabkan oleh pusing, pingsan, stres, depresi, efek samping obat
(3%) dan awal kehamilan (morning sickness).
Penyebab mual, dan berkeringat pada STEMI akibat tanda
serangan jantung atau serangan jantung mendadak. Kadang-
kadang, gejala lain seperti mual dan keringat dapat terjadi
bersamaan dengan pusing (Rajendra & Gokhroo, 2016).
Mekanisme
10
BERKERINGAT BANYAK
kurangnya oksigen dalam miokard kekuatan pompa jantung
menjadi lemah tidak dapat mengalirkan aliran darah dengan
sempurna ke seluruh tubuh iskemia infark miokard
terjadi kompensasi dari tubuh (meningkatkan metabolisme) untuk
memenuhi pasokan energi ke kekuatan pompa jantung ↑sistem
saraf simpatis pengeluaran epinefrin mengaktifkan kelenjar
sudorifera ekskresi cairan yang berlebihan berkeringat
banyak
Mual (BELUM PASTI)
Faktor risiko dan faktor pencetus (merokok, obesitas,
hipertensi)→ perubahan homeostatik → korteks prefrontal dan
korteks cingulate anterior pregenual dan sistem limbik yang
memberikan input kognitif dan emosional → sinyal serebelar dan
vestibular dari gerakan menginduksi mual → prosterna mengenali
keberadaan agen emetik dalam darah → nukleus tractus solitarius
mendapat informasi aferen dari berbagai bagian tubuh termasuk
vagus → respons sistem saraf otonom→peningkatan vasopresin
→ disritmia lambung → inti saluran soliter memiliki proyeksi ke
otak tengah dan depan untuk persepsi → mual (Price & Wilson,
2012).
MUAL DAN PUSING
kurangnya oksigen dalam miokard kekuatan pompa jantung
menjadi lemah tidak dapat mengalirkan aliran darah dengan
sempurna ke seluruh tubuh iskemia nekrosis jaringan
inflamasi local stimulasi ujung saraf inervasi jantung (plexus
cardiac) iritasi nervus vagus aktivasi respon refleks vagot
pusing dan mual
UNTUK AKRAL DINGIN
→↑sistem saraf simpatis → pengeluaran epinefrin
→mengaktifkan kelenjar sudorifera menyebabkan berkeringat dan
disisi lain epinefrin menyebabkan ↑vasokontriksi anteriol →
11
↑resistensi perifer total → tidak tersalurkannya panas tubuh →
akral dingin, CTR >2
2. Tn. SH mempunyai riwayat merokok 1 bungkus per hari, dan hipertensi namun
tidak mengkonsumsi obat secara teratur. Riwayat penyakit jantung dalam
keluarga (+), ayah, paman dan nenek sudah mengalami pemasangan cincin
Jantung.
12
1
Nadi 78x/Menit 60-100x/menit Normal
13
inferior edema tungkai tidak ada
14
Obesitas → Produksi LDL yang berlebihan disimpan dalam sel lemak →
Terus meneruspenimbunan lemak → banyak lemak beredar dalam darah
→ peningkatan LDL, kolesterol total, Triglyceride
Penurunan HDL → Maka tidak terjadi nya fungsi dari HDL ini
Kolesterol HDL berperan dalam membalikkan pengangkutan kolesterol
yang memungkinkan hati untuk membuang kelebihan kolesterol di
jaringan perifer, sehingga mencegah pembentukan aterosklerosis yang
merupakan penyebab penyakit kardiovaskular (Price dan Wilson, 2014).
Troponin I meningkat
Faktor risiko (hipertensi, merokok, usia, jenis kelamin, obesitas,
dislipidemia) → penumpukan zat lemak, kolesterol, produk limbah dalam
sel/darah, kalsium dan fibrin (bahan pembekuan darah) yang berada di
lapisan pembuluh darah arteri → endotel disfungsi → penurunan
elastisitas pembuluh darah → bahan yang dibawa oleh darah mudah
menempel → pembentukan sumbatan atau plak aterosklerotik → iskemia
miokard → infark miokard akut → suplai oksigen ke jantung berkurang
→ Kematian sel pada miokard → pelepasan protein intraseluler →
peningkatan enzim di jantung (troponin I) (Price dan Wilson, 2014).
15
VAS : 6 (Nyeri sedang)
Ekstremitas Akral dingin CRT >2
Pemeriksaan Tambahan
EKG: ST-elevasi
Hiperkolesterolemia
Hipertrigliserida
Dislipidemia
Infark miokard
2.4 Hipotesis
tn. SH, 35 tahun, datang dengan keluhan nyeri dada kiri, keringat, mual, pusing
karena mengalami syok kardiogenik ec STEMI
16
myokard → infark myokard (nyeri dada kiri) dan Syok kardiogenik ( pusing,
mual dan akral dingin)
17