Pengertian jantung
pengangkutan berbagai substansi dari, dan ke sel-sel tubuh. Sistem ini terdiri dari
organ penggerak yang disebut jantung, dan sistem saluran yang terdiri dari arteri
yang mergalirkan darah dari jantung, dan vena yang mengalirkan darah menuju
Jantung (bahasa Latin: cor) adalah sebuah rongga, rongga organ berotot yang
memompa darah lewat pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang berulang. Darah
menyuplai okisgen dan nutrisi pada tubuh, juga membantu menghilangkan sisa-sisa
metabolisme. Istilah kardiak berarti berhubungan dengan manusia yang berperan dalam
sistem peredaran darah, terletak di rongga dada agak sebelah kiri (Wikipedia, 2018).
Anatomi fisiologi jantung
paru. Perikardium yang meliputi jantung terdiri dari dua lapisan. Kedua lapisan
perikardium ini dipisahkan oleh sedikit cairan pelumas, yang mengurangi gesekan
miokardium, sedangkan lapisan terdalam adalah lapisan endotel yang disebut juga
endokardium
Sistem peredaran darah membentuk siklus tertutup sehingga darah dipompa keluar dari
jantung melalui pembuluh darah dan kembali lagi ke jantung melalui pembuluh darah
yang berbeda. Terdapat dua jalur yang berasal dan berakhir di jantung yang terbagi atas
dua ruang, yakni atrium dan ventrikel. Sirkulasi paru- paru diawali dengan darah yang
dipompa dari ventrikel kanan menuju ke paru- paru dan kemudian menuju ke atrium kiri.
Kemudian dilanjutkan dengan sirkulasi sistemik yakni darah dipompa dari ventrikel kiri
menuju ke seluruh tubuh dan berakhir di atrium kanan. Pembuluh darah yang membawa
darah dari jantung disebut dengan arteri dan yang membawa darah dari organ menuju
ETIOLOGI IMA
2.1.2.1.1 Hipotensi
Hipotensi ditandai dengan tekanan darah sistolik yang berada di bawah 90
mmHg. Hipotensi dapat terjadi bukan hanya dikarenakan gagal jantung melainkan
dapat disebabkan oleh hipovolemia, gangguan irama atau komplikasi mekanis
(PERKI, 2018).
Perikarditis
Gejala perikarditis yang umum ditemukan pada kasus IMA-EST yakni nyeri
dada berulang yang khas. Perikarditis dapat muncul sebagai re-elevasi segmen ST
dan biasanya dengan gejala ringan dan progresif. Perikardiosentesis jarang
digunakan, namun prosedur ini perlu dilakukan apabila terdapat perburukan
hemodinamik dengan tanda-tanda tamponade (PERKI, 2018).
2.1.3.1.1 Hipotensi
Hipotensi ditandai dengan tekanan darah sistolik yang berada di bawah 90
mmHg. Hipotensi dapat terjadi bukan hanya dikarenakan gagal jantung melainkan
dapat disebabkan oleh hipovolemia, gangguan irama atau komplikasi mekanis
(PERKI, 2018).
2.1.3.3 Perikarditis
Gejala perikarditis yang umum ditemukan pada kasus IMA-EST yakni nyeri
dada berulang yang khas. Perikarditis dapat muncul sebagai re-elevasi segmen ST
dan biasanya dengan gejala ringan dan progresif. Perikardiosentesis jarang
digunakan, namun prosedur ini perlu dilakukan apabila terdapat perburukan
hemodinamik dengan tanda-tanda tamponade (PERKI, 2018).
dapat diberikan pada pasien sindrom koroner akut adalah pemberian Aspirin,
Nitrogliserin, oksigen, Morfin, dan obat-obat golongan antihipertensi seperti beta
bloker dan Calcium Channel Blocker (CCB) (Jneid et al., 2017; DiDomenico et
al., 2020).
Pada pasien STEMI dengan onset gejala dibawah 12 jam maka perlu dilakukan
terapi reperfusi berupa terapi Percutaneous Coronary Intervention (PCI) dengan
kurun waktu 90 menit. Apabila tidak tersedia PCI maka perlu diberikan terapi
fibrinolitik dengan kurun waktu 30 menit. Sedangkan pada pasien dengan onset
gejala lebih dari 12 jam maka perlu dilihat kadar troponin pasien dan dilakukan
pemberian terapi vasodilator nitrat, antikoagulan, serta dipertimbangkan
pemberian antihipertensi dan antiplatelet (Jneid et al., 2017; DiDomenico et al.,
2020).