TINJAUAN PUSTAKA
berupa penyempitan atau penyumbatan aliran darah yang dapat mengganggu proses
ini menimbulkan gangguan pompa jantung dan berakhir pada kelemahan dan
Penyakit jantung koroner adalah kelainan pada satu atau lebih dimana
fungsi kerja jantung (American Heart Association, 2015). Penyakit jantung koroner
terjadi akibat adanya penyumbatan pembuluh arteri oleh plak yang menghambat
suplai oksigen dan nutrisi ke jantung. Kemunculan plak yang berupa timbunan lemak
atau kalsium melalui proses secara bertahap. Biasanya, diawali dengan kekakuan
Dewi, 2014).
11
12
1. Aterosklerosis
pengerasan dan penebalan dinding pembuluh darah arteri yang terjadi karena
degenerasi lapisan tunika media dan intima pembuluh darah (Wihastuti et al.,
2016).
2. Trombosis
menjadi tersumbat. Akibatnya fungsi jantung terganggu karena harus bekerja lebih
keras untuk memompa aliran darah. Seiring berjalannya waktu, arteri-arteri koroner
makin sempit dan mengeras inilah yang disebut aterosklerosis. Menurut Sargowo
inflamasi. Dislipidemia adalah abnormalitas lipid dan lipoprotein pada darah, ini
terjadi karena adanya peningkatan kadar LDL dan VLDL serta penurunan HDL
dalam darah. Murray (Dalam Wahyuni, 2016) Lemak yang diangkut ke seluruh
disebut lipoprotein. Ada 4 jenis lipoprotein yaitu kilomikron, LDL (Low Density
Lipoprotein), VLDL (Very Low Density Lipoprotein) dan HDL (High Density
dari aterosklerosis.
endotel. Disfungsi endotel akan memicu LDL masuk dan terakumulasi di dalam
lapisan sub-endotel dari pembuluh darah. Disfungsi endotel terjadi pada lapisan sel
endotel yang mengalami kerusakan atau stress metabolik. Adanya substansi NO (nitric
aktivasi, dan agregasi platelet, menghambat adhesi dan migrasi dari sel-sel inflamasi.
Gesekan antaran aliran darah dan lapisan endotel pada lumen arteri akan
menimbulkan suatu gaya yang disebut shear stress, lapisan sel endotel yang melapisi
arteri sangat sensitif pada shear stress. Disturbansi aliran darah pada beberapa daerah
arteri seperti percabangan, bifurkasio dan lengkungan akan mengakibatkan shear stress
yang kompleks dan akhirnya menyebabkan jejas endotel. Terdapat 3 penyebab utama
Proses terjadinya aterosklerosis terjadi dalam lima fase yang meliputi enam
1. Fase 1 terjadi pada orang berusia < 30 tahun dan secara klinis ditandai dengan
lesi tipe I sampai III yang tidak terdeteksi secara klinis dan tidak mempertebal
didekat percabangan arteri. Lesi I berkembang dan matur menjadi lesi tipe II.
Lei tipe III dikenal dengan lesi intermediet, terjadi selama usia 20-an. Lesi ini
mengelilingi otot polos, lesi ini juga disebut sebagai lesi pra-ateroma karena
yang rentan. Lesi IV juga disebut sebagai ateroma ditandai dengan perubahan
lanjut pada struktur intima akibat akumulasi sejumlah besar lipid ekstraseluler
dan jaringan fibrosa yang terlokalisasi membentuk inti lipid. Inti lipid
lumen arteri. Lesi tipe IV rentan mengalami ruptur yang dapat menyebabkan
3. Fase 3, ditandai dengan gangguan akut lesi tipe IV dan V yang menyebabkan
arteri, peristiwa ini biasanya tidak menimbulkan gejala. hasil dari fase 3 adalah
peningkatan cepat pada ukuran plak yang dapat menyebabkan angina stabil .
4. Fase 4, jika trombus mengurangi atau menyumbat aliran darah dalam arteri,
sindrom koroner akut seperti angina tidak stabil, infark miokardium atau
kematian jantung mendadak sering terjadi. lesi tipe VI ditandai dengan inti
trombin, dan fibrin. Lesi ini dapat menyebabkan gangguan permukaan plak,
5. Fase 5, mengikuti fase 3 atau 4 dan terjadi saat trombus pada plak yang
mengalami gangguan mulai mengalami klasifikasi (lesi tipe Vb) atau yang
mengalami fibrosis (lesi tipe Vc), membentuk lesi stenotik kronis. Seiring
dengan perkembangan lesi fase 5, lesi ini akan menyebabkan oklusi yang lebih
besar pada lumen arteri dan sering menyebabkan oklusi total. Lesi fase 5
berkaitan dengan angina tidak stabil kronis dan sering disertai perkembangan
Sumber rasa sakit berasal dari pembuluh koroner yang menyempit atau
tersumbat. Sindrom koroner akut ini biasanya berupa nyeri seperti tertekan benda
berat didada bagian tengah. Kondisi yang perlu diwaspadai adalah jika rasa sakit
16
didada muncul secara mendadak disertai dengan keluarnya keringat dingin yang
berlangsung lebih dari 20 menit serta tidak berkurang dengan istirahat. Serangan
jantung terjadi apabila peembuluh darah koroner tiba-tiba menyempit parah atau
tersumbat total. Keluhan yang dirasakan sebagian penderita PJK adalah rasa tidak
nyaman di ulu hati, sesak nafas dan mengeluh lemas bahkan pingsan (Yahya, 2010).
Gejala penyakit jantung koroner yaitu: timbulnya rasa nyeri didada, sesak
nafas, kenaehan pada irama denyut jantung, pusing, rasa lelah berkepanjangan, sakit
perut, mual dan muntah. Penyakit jantung koroner dapat memberikan manifestasi
pemeriksaan enzim jantung yang dapat memberikan perbedaan subset klinis jantung
oksigen miokard. Ditandai oleh rasa nyeri yang terjadi kebutuhan oksigen
Ischemia), terutama pada pasien diabetes. 70% laki-laki merupakan pasien dengan
angina pektoris, sebagian besar menyerang pada laki-laki ± 50 tahun dan perempuan
Pada klasifikasi angina pektoris tidak stabil secara keseluruhan sama dengan
penderita angina stabil. Tapi nyeri lebih bersifat progresif dengan frekuensi yang
meningkat dan sering terjadi saat istirahat. Sindroma klinis nyeri dada yang sebagian
besar disebabkan oleh disrupsi plak aterosklerotik dan diikuti proses patologis yang
menurunkan aliran darah koroner. Angina ini didefinisikan sebagai angina pektoris
atau ketidaknyamanan iskemik setara dengan satu dari tiga gelaja: terjadi saat istirahat
biasanya berlangsung >10 menit, sudah parah dan onset baru (dalam 4-6 minggu
sebelumnya) dan terjadi lebih berat, berkepanjangan atau sering dari sebelumnya
koroner bisa menjadi kejang yang mengganggu aliran darah ke jantung. Tipe angina
ini tidak umum dan hampir selalu terjadi bila seorang beristirahat-sewaktu tidur.
Suatu keadaan dimana jantung tidak menerima aliran darah. Penyakit ini
sering didahului dada terasa tidak enak, nyeri dada seperti tertekan, teremas dan
terasa pan berlangsung >30 menit sampai berjam-jam. Infark miokard terbagi
Komplikasi penyakit jantung koroner yang paling sering terjadi antara lain:
mati mendadak, gagal jantung mendadak atau menahun, gangguan aritmia (gangguan
detak jantung tidak sesuai aturan), stroke (serangan otak) dan kerusakan katup
Berbagai jenis faktor risiko penyakit jantung koroner (PJK) biasanya bekerja
dengan yang lain sehingga memperparah kondisi penyakit. misalnya, bagi wanita usia
menopause yang perokok dan menderita penyakit darah tinggi atau penyakit gula
akan memiliki risiko PJK lebih tinggi (Black & Hawks, 2014).
Faktor-faktor risiko dibagi menjadi dua, yaitu faktor yang tidak dapat diubah
Anak-anak dari orang tua yang memiliki penyakit jantung memiliki risiko
PJK yang lebih tinggi. Peningkatan risiko ini terkait dengan predisposisi
b. Usia
PJK simtomatis tampaknya lebih banyak pada orang berusia lebih dari 40
tahun, dan 4 dari 5 orang yang meninggal karena PJK berusia 65 tahun
atau lebih. Angina dan infark miokard dapat terjadi pada sesorang yang
berusia 30-an dan bahkan 20-an. Pada usia yang lebih tua, wanita yang
serangan jantung dua kali lebih besar dibandingkan pria (Black & Hawks,
2014).
c. Jenis kelamin
masa menopause dua atau tiga kali lipat pada usia yang sama sebelum
wanita, kerentanan ini belum terjadi selama ia masih dalam masa subur,
a. Merokok
Dewi, 2014). Merokok memperbesar risiko menjadi tiga kali lipat untuk
mengalami serangan jantung pada wanita dan dua kali lipat pada pria. tar,
dan denyut jantung, konsumsi oksigen yang lebih tinggi dan peningkatan
b. Hipertensi
darah. Pada orang dewasa, kadar kolesterol total sebesar 240 mg/dl
pria memiliki kadar kolesterol lebih tinggi. Pada wanita, kadar koleserol
risiko PJK yang lebih rendah karena kadar HDL lebih tinggi, kadar LDL,
trigliserida dan glukosa darah lebih rendah, sensitivitas insulin yang lebih
baik, tekanan darah yang lebih rendahdan indeks masa tubuh (IMT) yang
22
e. Obesitas
darah yang tinggi dan diabetes. Pengukuran lingkar pinggang adalah cara
2014).
f. Diabetes
stroke. Penyakit ini dapat dikendalikan dengan menjaga kadar gula darah
Pada diabetes timbul proses penebalan membran basalis sari kapiler dan
darah ke jantung. Klien dengan diabetes memiliki risiko 2-4 kali lebih
23
g. Stress
2014).
meningkatkan risiko PJK melalui efek pada faktor risiko utama. Sebagai
Hawks, 2014).
2.2 Kesadaran
Istilah kesadaran berasal dari bahasa latin yaitu “concentia” yang artinya
“kesadaran”. Kesadaran ini berasal dari kata sadar yang berarti insyaf, merasa, tahu
diartikan sebagai keinsyafan atau keadaan mengerti dan merupakan hal yang
kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela menaati peraturan dan
orang mengadopsi perilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan
yakni:
dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi
pada tingkatan tahapan tertentu, mulai dari terendah sampai dengan tertinggi antara
2.2.2.1 Pengetahuan
Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang
a. Tahu (know)
Orang yang telah “tahu” harus mampu mendefinisikan materi atau objek
tersebut.
b. Memahami (comprehension)
c. Aplikasi (application)
d. Analisis (analysis)
sama lain.
e. Sintesis (synthesis)
f. evaluasi. (evaluation)
2.2.2.2 Pemahaman
sesuatu tersebut diketahui dan diingat. Pemahaman juga sudah termasuk dalam
2.2.2.3 Sikap
sesuatu. Sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak. Sikap belum
merupakan suatu tindakan atau aktivitas tetapi sikap merupakan perdisposisi tindakan
suatau perilaku (Notoatmodjo, 2007). Sikap terdiri dari berbagai tingkatan meliputi:
a. Menerima (receiving)
b. Merespon (responding)
pekerjaan itu benar atau salah, berarti bahwa orang menerima ide
tersebut.
c. Mengahargai (valuing)
tinggi.
2.2.2.4 Tindakan
a. Persepsi (perception)
akan diambil.
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai
dengan contoh.
c. Mekanisme (mechanism)
28
d. Adopsi(adoption)
Adaptasi adalah suatu tindakan yang sudah berkembang dengan baik atau
sudah dimodifikasi.
memahami realitas dan bagaimana cara bertindak atau menyikapi terhadap realitas itu.
Kesadaran yang dimiliki manusia adalah kesadaran terhadap dirinya, sesama, masa
silam, dan kemungkinan masa depannya. Kesadaran seseorang akan terlihat dari
penurunan suplai darah ke otot jantung. Ini terjadi disebabkan adanya gangguan
darah, nutrisi dan oksigen terhambat. Banyak orang terlambat sadar akan bahaya dan
risikonya. Hampir semua kasus penyakit jantung koroner berawal dari minimnya
kesadaran dan pengetahuan. Beberapa faktor resiko penyakit jantung koroner yaitu
kolesterol, aktivitas fisik, obesitas dan diabetes. Sedangkan untuk faktor risiko yang
tidak dapat dimodifikasi adalah usia, riwayat keluarga dan jenis kelamin. Penyakit
jantung koroner dapat dicegah dengan cara mengontrol dan menghindari faktor
risikonya. Sebelum itu semua dilakukan seseorang harus memiliki kesadaran dalam
dan ini adalah cara bagaimana manusia tersebut menyikapi dan bertindak atas
cara seseorang tersebut tahu bahwa penyakit jantung merupakan penyakit mematikan
yang di amati dari penginderaan melihat dan mendengar kasus-kasus yang ada. Dari
sini manusia tersebut paham sehingga memikirkan apa yang selanjutnya ia lakukan.
Percerminan sikap dan tindakan akan dilakukan dengan cara pengontrolan ke rumah
memakan makan makanan sehat dan sebagainya. Oleh karena itu kesadaran
seseorang terhadap penyakit jantung koroner dan faktor risikonya akan mengurangi
peningkatan kejadian penyakit jantung koroner dan sebaliknya jika seseorang tidak
memiliki kesadaran dalam diri dan acuh tak acuh terhadap penyakit jantung koroner