Anda di halaman 1dari 47

PEMBERIAN MEDIKASI

Pengertian

Obat Adalah zat atau substansi yang


diberikan kepada manusia atau binatang
Tujuan :
-Menentukan diagnosa
-Mengobati/menyembuhkan
-Mengurangi penderitaan
-Pencegahan penyakit
Farmakokinetik :
1. Absorbsi : proses penyerapan obat dari tempat
pemberian, menyangkut kelengkapan.
2. Distribusi : setelah diabsorbsi obat akan
didistribusikan keseluruh tubuh melalui sirkulasi
darah.
3. Biotransformasi : proses perubahan struktur obat
yang terjadi dalam tubuh dan dikatalis oleh enzim.
4. Ekskresi : proses dikeluarkannya obat dari tubuh
melalui berbagai organ eksresi dalam bentuk
metabolit hasil biotransformasi
FAKTOR -FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
 Usia dan berat badan
 Jenis kelamin
 Faktor Genetik
 Faktor Psikologis
 Waktu
 Cara Pemberian
 Lingkungan
PRINSIP PEMBERIAN OBAT:

TEPAT OBAT

TEPAT DOSIS

TEPAT PASIEN

TEPAT JALUR PEMBERIAN

TEPAT WAKTU

TEPAT
PENDOKUMENTASIAN
KONSEP PEMBERIAN OBAT

PEMBERIAN
• .
OBAT ORAL

Pemberian obat per oral yang


dimasukkan melalui mulut , dengan
tujuan mencegah, mengobati,
mengurangi rasa sakit sesuai dengan
efek terapi dari jenis obat
TUJUAN
• Memberikan obat yang memiliki efek lokal atau
sistemik melalui saluran cerna
• Memberi obat tanpa harus merusak kulit dan
jaringan
• Memberi obat tanpa menimbulkan nyeri
• Untuk memudahkan dalam pemberian
• Proses reabsorbsi lebih lambat sehingga bila
timbul efek samping dari obat dapat segera
diatasi
KEUNTUNGAN
• Pemberian obat rute Timbul efek tidak
oral sangat cocok dan
nyaman bagi pasien bermanfaat buat
• Ekonomis pasien yaitu :
• Menimbulkan efek • Sering muntah
lokal/sistemik
• Jarang membuat
• Diare
klien cemas • Tidak sadar
• Tidak kooperatif
INDIKASI
• Pada pasien yang tidak
membutuhkan absorbsi secara tepat
• Pada pasien yang tidak mengalami
gangguan pencernaan

KONTRAINDIKASI
• Pasien dengan gangguan pada
sistem pencernaan,
Co. Kanker oral dan gangguan menelan
METODE OBAT PER ORAL
Persiapan Alat
• Baki berisi obat
• Kartu atau rencana pengobatan
• Wadah obat
• Pemotongan obat jika perlu
• Martil dan lumpang pengerus jika perlu
• Gelas ukur jika perlu
• Gelas berisi air minum
• Kertas tisue
• Sedotan
• Sendok
• Pipet
• Spuit sesuai ukuran untuk mulut anak-anak
PROSEDUR
• Siapkan peralatan dan cuci tangan
• Kaji kemampuan menelan,adanya mual/muntah,
program puasa, rencana klien.
• Periksa kembali pengobatan
• Periksa tgl kadaluarsa obat, jika ada keraguan
mengenai instruksi pengobatan, laporkan pada
perawat berwenang/dokter sesuai kebijakan
• Siapkan jumlah dan dosis dan dosis yang akan
diberikan tanpa mengkontaminasi obat. Gunakan
tehnik aseptik u/mencegah kontaminasi
TABLET DAN KAPSUL
• Tuang tablet /kapsul dlm jml dan dosis yang
benar kedalam mangkok sekali pakai tanpa
menyentuh obat
• Gunakan alat pemotong tablet untuk
membagi obat sesuai dengan dosis
• Jika ps mengalami kesulitan menelan ,gerus
obat menjadi bubuk dg mengunakan mortil
dan lumpang pengerus, kmdian campurkan
dengan air.
• Cek dg bagian farmasi sblm mengerus obat
krn bbrp obat obat tdk boleh digerus dpt
mempengaruhi daya kerjanya
OBAT CAIR
• Kocok /putar obat/dibolak balik agar bercampur
dg rata seblm dituangkan,buang obat yg telah
berubah warna/keruh
• Buka penutup botol dan letakkan menghadap
keatas u/ menghindari kontaminasi pada botol
bag dalam.
• Pegang botol obat sehingga sisa labelnya
berada pada telapak tangan ,dan tuangkan obat
kearah menjauhi label. Mencegah obat menjadi
rusak akibat tumpahan cairan obat, sehingga
label tdk bisa dibaca dengan tepat
• Tuang obat sejumlah yang diperlukan kedalam
mangkok obat berskala
• Sebelum menutup botol tutup botol dengan
menggunakan kertas tisue. Mencegah tutup
botol sulit dibuka kembali akibat obat yang
mengering pada tutup botol
• Bila jumlah obat yang diberikan hy sedikit,
kurang dari 5 ml makan gunakan spuit steril
untuk mengambilnya dr botol
• Berikan obat pada waktu dengan cara yang
benar
Yang perlu diperhatikan
• Identifikasi klien dengan tepat
• Menjelaskan mengenai tujuan dan daya
kerja obat dgn bahasa yg mudah dimengerti
oleh klien
• Atur posisi duduk,jika memungkinan
berikan posisi lateral  mempermudah
u/menelan dan mencegah aspirasi
• Beri klien air yg cukup u/menelan obat, bila
sulit menelan anjurkan klien meletakkan
obat dilidah bagian belakang, kemudian
anjurkan minum.
Next…..
• Catat obat yg telah diberikan meliputi nama dan
dosis obat,setiap keluhan dan tanda tangan
pelaksana. Jika obat tdk msk/dimuntahkan
catat scr jls alasannya
• Kembalikan peralatan yang dipakai dengan
tepat dan benar, buang alat-alat disposible
kemudian cuci tangan
• Lakukan evaluasi mengenai efek obat pada
klien
SUBLINGUAL

Pemberian obat melalui sublingual


Dilakukan dengan cara meletakkan obat di
bawah lidah hingga obat habis diabsorbsi
kedalam pembuluh darah

Tujuan
 Memberikan obat yang mempunyai efek
lokal atau sistemik
 Memperoleh aksi kerja yang lebih cepat
dibandingkan pemberian secara oral
 Mencegah kerusakan obat oleh hati
Persiapan alat
• Daftar buku obat/catatan
• Jadwal pemberian obat
• Obat yang sudah ditentukan dalam
tempatnya
• Tongspatel jika dibutuhkan
• Kasa untuk membungkus
tongspatel
Persiapan tempat dan lingkungan

• Bekerja sebaiknya dari sebelah kanan


pasien
• Tempatkan alat agar mudah bekerja
• Meminta pengunjung/keluarga menunggu
diluar
• Jaga privacy pasien, dgn memasang
sampiran
Cara kerja
• Secara umum ,persiapan dan langkah pemberian
sublingual sam dengan pemberian obat secara oral.
• Hal yang perlu diperhatikan adalah klien perlu diberi
penjelasan untuk meletakan obat dibawah lidah dan
membiarkannya tetap dibawah lidah hingga obat
habis diabsorpsi.
• Obat tidak boleh ditelan

Perhatian :
• Obat yang lazim diberikan melalui
sublingual adalah nitrogliserin, yaitu obat
vasodilator yang diberikan pada pasien
yang mengalami angina pectoris
BUKAL
BUKAL

Pemberian obat bukal


 Pemberian dilakukan dengan meletakkannya diantara gusi
dan membran mukosa pipi

Tujuan ;
• Memberikan obat yang mempunyai efek lokal atau sistemik
• Memperoleh aksi kerja lebih cepat
• dibandingkan pemberian secara oral
• Mencegah kerusakan obat oleh hati
Cara kerja
 Secara umum persiapan dan langkah
pemberian obat bukal sama dengan
pemberian obat secara oral.
 Klien perlu diberikan penjelasan bahwa
obat harus diletakkan diantara gusi dan
selaput mukosa pipi hingga seluruh
obat habis diabsorpsi
TOPIKAL

PEMBERIAN OBAT TOPIKAL


OBAT TOPIKAL
• Pemberian obat secara topikal adalah
pemberian obat secara lokal dengan cara
mengoleskan obat pada permukaan kulit atau
membran area mata, hidung, lubang telinga,
vagina dan rectum
• Obat yang biasa digunakan untuk pemberian
obat topikal pada kulit adalah obat yang
berbentuk krim, lotion, atau salep.
• Hal ini dilakukan dengan tujuan melakukan
perawatan kulit atau luka, atau menurunkan
gejala gangguan kulit yang terjadi
TUJUAN
Pemberian Obat Secara Topikal di Kulit
• Memperoleh reaksi lokal dari obat
tersebut
• Mempertahankan hidrasi lapisan kulit
• Melindungi permukaan kulit
• Mengurangi iritasi kulit local
• Menciptakan anastesi local
• Mengatasi infeksi atau iritasi
CREAM ,BEDAK DAN SALEP
Cream/ Krim
• Cream adalah campuran yang lebih tebal dari lotion
dan akan mempertahankan bentuknya apabila
dikeluarkan wadahnya.
• Cream biasanya digunakan untuk melembabkan
kulit.
• Cream memiliki risiko yang signifikan karena dapat
menyebabkan sensitifitas imunologi yang tinggi.
• Cream memiliki tingkat penerimaan yang tinggi
oleh pasien.
• Cream memiliki variasi dalam bahan, komposisi,
pH, dan toleransi antara merek generik.
Bedak dioleskan diatas kulit membuat lapisan tipis
dikulit yang tidak melekat erat sehingga
penetrasinya sangat sekali.
• Efek bedak : Mendinginkan, Anti inflamasi ringan
karena ada sedikit efek vasokontriksi, Anti
pruritus lemah, Mengurangi pergeseran pada kulit
yang berlipat, Proteksi mekanis
• Kita memakai bedak terutama untuk daerah
lipatan, misalnya di axila, di bawah mammae,
daerah ingiuinal, intergluteal, atau seajari kaki
• Salep adalah sebuah homogen kental, semi-
padat, tebal, berminyak dengan viskositas
tinggi, untuk aplikasi eksternal pada kulit atau
selaput lendir.
• Salep digunakan sebagai pelembaban atau
perlindungan, terapi, atau profilaksis sesuai
dengan tingkat oklusi yang diinginkan.
• Salep digunakan pada kulit dan selaput lendir
yang terdapat pada mata (salep mata), vagina,
anus dan hidung.
• Salep biasanya sangat pelembab, dan baik
untuk kulit kering selain itu juga memiliki risiko
rendah sensitisasi akibat beberapa bahan
minyak atau lemak
Alat :
Obat dalam tempatnya, Pinset anatomis, Kain Pengalas, Air sabun,
air hangat,  Sarung tangan,kasa,  Balutan,  

Prosedur Kerja :
• Cuci tangan
• Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
• Pasang pengalas dibawah daerah yang akan dilakukan tindakan
• Gunakan sarung tangan
• Bersihkan daerah yang akan diberi obat dengan air hangat
(apabila terdapat kulit mengeras) dan gunakan pinset anatomis
• Berikan obat sesuai dengan indikasi dan cara pemakaian seperti
mengoleskan atau mengompres
• Jika diperlukan, tutup dengan kain kasa atau balutan pada daerah
diobati
• Cuci tangan dan dokumentasi
TETES MATA

MATA
• Pemberian obat pada mata dilakukan dengan cara
meneteskan obat mata atau mengoleskan salep mata.
• Persiapan pemeriksaan struktur internal mata
dilakukan dengan cara mendilatasi pupil, untuk
mengukur refraksi lensa dengan cara melemahkan
otot lensa, kemudian dapat juga digunakan untuk
menghilangkan iritasi mata
• Obat mata biasanya berbentuk cairan dan ointment/
obat salep mata yang dikemas dalam tabung kecil.
Tujuan
Pemberian Obat secara topikal di mata:
• Untuk mengobati gangguan pada mata
• Untuk mendilatasi pupil pada pemeriksaan
struktur internal mata
• Untuk melemahkan otot lensa mata pada
pengukuran refraksi mata
• Untuk mencegah kekeringan pada mata
PROSEDUR
ALAT:
• Obat dalam tempatnya dengan penetes steril
atau berupa salep
• Pipet,
• Pinset anatomi
• Korentang dalam tempatnya
• Plester
• Kain kasa
• Kertas tisu,
• Sarung tangan,  
• Air hangat atau kapas pelembab
• Cuci tangan
• Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
•  Atur posisi pasien dengan kepala menengadah, dengan posisi
perawat di samping kanan
• Gunakan sarung tangan
• Bersihkan daerah kelopak dan bulu mata dengan kapas lembab dari
sudut mata kearah hidung. Apabila sangat kotor basuh dengan air
hangat
• Buka mata dengan menekan perlahan-lahan bagian bawah dengan
ibu jari, jari telunjuk di ataas tulang orbita
• Teteskan obat mata diatas sakus konjungtiva . Setelah tetesan
selesai sesuai dengan dosis, anjurkan pasien untuk menutup mata
secara perlahan
• Apabila obat mata jenis salep, pegang aplikator salep diatas pinggir
kelopak mata kemudian pijat tube sehingga obat keluar dan berikan
obat pada kelopak mata bawah. Setelah selesai anjurkan pesian
untuk melihat kebawah, secara  bergantian dan berikan obat pada
kelopak  mata bagian atas dan biarkan pasien untuk memejamkan
mata dan menggerakan kelopak mata
• Tutup mata dengan kasa bila perlu
TELINGA

 Pemberian obat pada telinga dilakukan dengan cara


memberikan tetes telinga atau salep.
 Obat tetes telinga ini pada umumnya diberikan pada
gangguan infeksi telinga, khususnya pada telinga tengah
(otitis eksternal) dan dapat berupa obat antibiotic

Alat :
Obat dalam tempatnya, Penetes, Spekulum telinga, Pinset
anatomi dalam tempatnya, Korentang dalam tempatnya, Plester,
 Kain kasa, Kertas tisu,
Prosedur Kerja :
• Cuci tangan
• Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
• Atur posisi pasien dengan kepala miring kekanan atau kekiri sesuai
dengan daerah yang akan diobati, usahakan agar lubang telinga
pasien diatas
• Luruskan lubang telinga dengan menarik daun telinga ke atas atau
ke belakang (pada orang dewasa), kebawah pada anak-anak
• Apabila obat berupa tetes maka teteskan obat pada dinding
saluran untuk mencegah terhalang oleh gelembung udara dengan
jumlah tetesan sesuai dosis
• Apabila obat berupa salep maka ambil kapas lidih dan oleskan
salep kemudian masukan atau oleskan pada liang telinga
• Pertahankan posisi kepala kurang lebih selama 2-3 menit
• Tutup telingan dengan pembalut dan plester jika diperlukan
• Catat jumlah, tanggal dan dosis pemberian
HIDUNG

• Pemberian obat pada hidung dilakukan dengan cara


memberikan tetes hidung yang dapat dilakukan pada
seseorang dengan keradangan hidung (rhinitis) atau
nasofaring
• Efek samping sistemik hampir tidak ada, kecuali pada
bayi/anak dan usia lanjut yang lebih peka terhadap
efek sistemik.
• Efek samping lain akibat vasokonstriksi lokal secara
cepat yaitu, jika pemberian obat tetes hidung ini
dihentikan, dapat terjadi sumbatan hidung yang lebih
berat.
• Sumbatan sekunder in dapat menyebabkan
kerusakan jaringan setempat dan mengganggu bulu
Bentuk-bentuknya :
• Tetes hidung (nasal drops).ditujukan untuk bayi,
anak-anak dan dewasa. contohnya Breathy,
Alfrin, Iliadin, Otrivin.
• Semprot hidung (nasal spray).ditujukan untuk
orang dewasa. contohnya Afrin, Iliadin, Otrivin.
• Semprot hidung dengan dosis terukur (metered-
dose nasal spray), ditujukan untuk anak-anak
usia tidak kurang dari 4 tahun dan dewasa
Alat :
 Obat dalam tempatnya, Pipet, Spekulum hidung, Pinset anatomi
dalam tempatnya, Korentang dalam tempatnya, Plester, Kain kasa,
Kertas tisu

Prosedur Kerja :
• Cuci tangan
• Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
• Atur posisi pasien dengan cara :
• Duduk dikursi dengan kepala mengadah ke belakang
• Berbaring dengan kepala ekstensi pada tepi tempat tidur
• Berbaring dengan bantal dibawah bahu dan kepala tengadah
ke belakang
• Berikan tetesan obat pada tiap lubang hidung (sesuai dengan
dosis)
• Pertahankan posisi kepala tetap tengadah ke belakang selama
5 menit
• Cuci tangan
• Catat, cara, tanggal dan dosis pemberian obat
Indikasi pengobatan secara topical
• Pada pasien dengan mata merah akibat iritasi ringan
• Pada pasien radang atau alergi mata.
• Infeksi saluran napas,
• Otitis media (radang rongga gendang telinga),
• infeksi kulit.

Kontra indikasi pengobatan secara topikal


• Pada penderita glaukoma atau penyakit mata lainnya yang
hebat, bayi dan anak. Kecuali dalam pegawasan dan
nasehat dokter.
• Hipersensitivitas.
•  Diare, gangguan fungsi hati & ginjal.
• Pada pasien ulkus
• Individu yang atopi (hipersensitifitas atau alergi
berdasarkan kecenderungan yang ditemurunkan).
Keuntungan pengobatan secara topical
• Untuk efek lokal, mencegah first-pass effect
serta meminimalkan efek samping sistemik. 
• Untuk efek sistemik, menyerupai cara
pemberian obat melalui intravena (zero-order)

Kerugian pengobatan secara topical


• Secara kosmetik kurang menarik
• Absorbsinya tidak menentu
SUPOSITORIA

PENGERTIAN
• Memberikan obat melalui anus/rektum.

Tujuannya :
• Untuk mendapatkan efek terapi obat,
• Feses menjadi lunak
• Merangsang BAB
Alat
• Obat supositoria dalam tempatnya
• Sarung tangan
• Kain kasa
• Vaselin
• Tisue

Prosedur
• Cuci Tangan
• Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
• Gunakan hanscoon
• Buka penmbungkus obat dengan kain kasa
• oleskan vaselin pada ujung obat supositoria
• Rengangkan glutea dengan tangan kiri dan masukan secara
perlahan melalui anus. melewati spinter ani interna mengenai
diding rectal
• tarik jari dab bersihkan daerah anal
• cuci tangan
INDIKASI
Konstipasi
Akibat jalur pembuangan kecil ,kering,kotoran
yg keras yang tidak melewati usus karena
pergerakan usus besar lambat meabsorbsi
cairan yang terjadi diusus besar

Kontraindikasi
Pada pasien yang mengalami pembedahan
rectal
PENYEBAB
• Kebiasaan Bab yang tidak teratur
• Penggunaan laxative yang berlebihan
• Peningakatan stres psikologis
• Ketidak sesuaian diet
• Obat2an
• Latihan yang tidak cukuo
• Usia
• Proses penyakit
PERVAGINAM
• Memasukan obat sipositoria melalui vagina

Tujuan
• Mengobati infeksi pada vagina
• menghilangkan rasa nyeri, panas dan
ketidaknyamanan pada vagina
• mengurangi peradangan
Indikasi
• Pada bagian vagina dan servik (leher
rahim
• luka akibat penggunaan instrumen
ginekologi

Kontra indikasi
• Jangan diberikan yang memiliki
hipersensitif atau alergi

Anda mungkin juga menyukai