NIM: 2215401044
MATKUL: FARMAKOLOGI
2. Apa kondisi yang bisa membuat pasien diberikan obat melalui jalan oral?
Jawaban: - Keuntungan
kemudahan penggunaannya, sangat fleksibel, dan dosis yang akurat
- Kekurangan
ketika bentuk sediaan seperti tablet dan kapsul, yang dapat menyebabkan
kesulitan menelan (dysphasia), dan pemberian obat memiliki rasa yang tidak
enak, yang menyebabkan ketidakpatuhan pada pasien terutama pada anak
dan usia
4. Rute pemberian obat melalui jalur apa saja yang pemberiannya harus oleh
nakes? apa alasannya?
Jawaban:
Diminum (oral)
Diberikan melalui suntikan ke pembuluh darah (intravena), ke dalam otot
(intramuskular), ke dalam ruang di sekitar sumsum tulang belakang (intratekal),
atau di bawah kulit (subkutan)
Ditempatkan di bawah lidah (sublingual) atau antara gusi dan pipi (bukal)
Dimasukkan ke dalam rektum (dubur) atau vagina (vagina)
Ditempatkan di mata (rute okular) atau telinga (rute otic)
Disemprotkan ke hidung dan diserap melalui membran hidung (nasal)
Terhirup masuk ke dalam paru-paru, biasanya melalui mulut (inhalasi) atau
mulut dan hidung (dengan nebulisasi)
Diterapkan pada kulit (kutanea) untuk efek lokal (topikal) atau seluruh tubuh
(sistemik)
Dihantarkan melalui kulit dengan patch (transdermal, semacam koyo) untuk
efek sistemik.
5. Jelaskan macam macam jalur pemberian obat serta keuntungan dan
kelemahan jalur tersebut
Jawaban:
• Rute oral,dengan memberikan obat melalui mulut pasien biasanya
berbentuk kapsul, sirup dan tablet
Keuntungan :
➢ Lebih nyaman
➢ Lebih mudah untuk pasien lakukan dirumah Kelemahan :
➢ Efek terapeutik obat cenderung lebih lama
➢ Iritasi pada saluran pencernaan
➢ Kurang disukai karena cenderung terasa pahit
• Rute sublingual,rute dengan obat dimasukan dibawah lidah sehingga
dapat larut dalam pembuluh darah kecil didalam lidah dan tidak
tertelan.
Keuntungan :
➢ Menghindari obat dari efek lintas pertama dari hati sehingga
bioavailabilitas nya meningkat
➢ Akses penghantarnya mudah
➢ Penghantar obat relatif mudah diakhiri jika diperlukan
Kelemahan :
➢ Efek obat mudah dipengaruhi makanan,minuman,atau rokok
➢ Tidak cocok dengan penggunaan obat yang membutuhkan proses
perlahan
dalan penggunaannya
➢ Kemungkinan iritasi akibat terkena obat saat ada luka diarea bawah
lidah
• Rute rektal,pemberian obat melalui anus Keuntungan :
➢ Berguna untuk bayi,anak-anak,pasien tidak sadar yang tidak
memungkinkan menerima obat secara oral
➢ Menghindari metabolisme lintas pertama
➢ Absorpsi obat dapat dengan mudah dihentikan jika terjadi
overdosis yang tidak
disengaja
➢ Obat yang diberikan per rectum memiliki kerja yang lebih cepat
Kelemahan :
➢ Rute per rectum tidak nyaman dan banyak tidak disukai pasien ➢
Masalah disolusi karena jumlah cairan rectum yang sedikit
• Rute okular,adalah obat yang diberikan melalui rute mata dan bisa
berupa jel,salep ataupun obat tetes.
Keuntungan :
➢ Relatih dapat digunakan pasien sendiri dirumah,seperti obat tetes
mata ➢ Eliminasinya dapat lebih cepat
➢ Pasien dapat lebih nyaman saat pemberian obat
Kelemahan :
➢ Saat cairan diteteskan akan mudah keluar dan tidak terserap
dengan baik ➢ Akan membuat efek sedikit kabur pada mata
• Rute telinga / otic,biasanya dimasukan kedalam telinga seperti obat
tetes telinga Keuntungan :
➢ Mempunyai efek samping yang minimal bagi tubuh
➢ Pengunaan rute ini lebih praktis Kelemahan :
➢ Pasien mungkin tidak merasa nyaman
➢ Penggunaan obat tetes telinga dengan jangka panjang berisiko
terjadi gangguan
pendengaran
• Rute inhalasi, Obat diberikan dengan inhalasi melalui mulut harus
dikabutkan menjadi
tetesan lebih kecil dibanding pada rute hidung, sehingga obat dapat
melewati tenggorokan (trakea) dan ke paru-paru.
Keuntungan :
➢ Obat dihantarkan langsung melalui saluran pernafasan langsung
masuk kedalam paru-paru
➢ Obat dapat diberikan saat pasien tidak sadar ataupun sadar
➢ Onset kerjanya cepat Kelemahan :
➢ Memiliki efek samping yang serius
➢ Menghasilkan efek sistemik
• Rute injeksi subkutan,jarum dimasukkan ke dalam jaringan lemak
tepat di bawah
kulit. Keuntungan :
➢ Efek yang timbul lebih cepat dan teratur
➢ Dapat diberikan kepada pasien yanag tidak kooperatif,tidak
sadarkan diri dan
munta-muntah
➢ Sangat berguna saat situasi darurat
Kelemahan :
➢ Harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten seperti
dokter,bidan
dan perawat
➢ Menimbulkan rasa nyeri
➢ Dibutuhkan kondisi aseptic
• Rute injeksi Intra Vena (IV), Pemberian dengan cara menyuntikan
obat langsung kedalam aliran darah vena, sehingga tidak mengalami
tahap absorpsi.
Keuntungan :
➢ Obat langsung dimasukan kedalam pembuluh darah sehingga kadar
obat dalam darah dapat diperoleh dengan cepat
➢ Tepat dan dapat disesuaikan dengan respon pasien Kelemahan :
➢ Obat yang sudah diberikan tidak dapat ditarik kembali ➢ Efek
toksik dapat lebih mudah terjadi
8. Apakah terapi cairan hanya untuk menangani pasien yang kritis saja ?
Jawab : tidak, terapi cairan tidak hanya digunakan pada pasien kritis saja
tapi bisa digunakan untuk pasien yang kekurangan cairan berlebih seperti
dehidrasi,kurangnya vulome darah atau cairan dalam pembuluh darah dan
dalam kondisi darurat yang membutuhkan bantuan terapi cairan.
9. Sebutkan macam-macam cairan kristaloid dan cairan koloid ! Jawab :
Cairan kritaloid :
• Cairan hipotonik : cairan yang didistribusikan ke ekstraseluler dan
intraseluluer,
Contohnya dextrosa 5%
• Cairan isotonik : NaCL 0,9%,ringer laktat,dan plasmalyte
• Cairan hipertonik : NaCL 3%
Cairan koloid :
• Albumin : ada dua jenis yaitu,albumin endogen dan albumin eksogen
• HES (Hidroxy Ethyl Starch)
• Dextran : ada dua jenis yaitu dextran 70 dan dextran 40
• Gelatin : ada dua bentuk sediaan yaitu,modified fluit gelatin (MFG),urea
bridged
gelatin (UBG)
10. Perbaiki isi slide ke 7 kelompok 5 !
Rumus Kebutuhan Cairan pada anak : 10kg (1) x per hari 4ml 10kg (2) ×
2ml,BB sisa x 1ml per jam• Tn. J,
=800ml800ml +1000ml + 500ml = 2.300ml per jam atau 2,3 L per 24jam
• Luka bakar : kebutuhan cairan bisa naik hingga 14% per 1% luka bakar pada
hari pertama, dan 2 % per 1% luka bakar setelahnya.
tubuh dibawah 37 C
• Hiperventilasi : kebutuhan cairan bisa naik hingga 120% pada kondisi ini
• Demam : Kebutuhan cairan bisa naik 12% per 1 derajat C peningkatan suhu
tubuh
diatas 37 derajat C
• Gagal ginjal : 20-30 ml/kgBB per hari ditambahkan dengan output urin
5. Benar Waktu
Waktu pemberian obat dapat mempengaruhi kesembuhan pasien. Pastikan
waktu pemberian sesuai dengan jadwal resep yang diadviskan. Biasanya
resep obat diberikan :
* b.id = dua kali sehari
* t.i.d = Tiga kali sehari
* q.i.d = Empat kali sehari
* q6h = Setiap Enam jam
* t 1/2 = Waktu paruh obat (Obat dengan waktu paruh panjang, umumnya
diberikan
1 kali perhari, sedangkan waktu paruh pendek diberikan beberapa kali
perhari) Perubahan waktu pemberian juga sering terjadi, Tergantung dengan
kondisi yang dialami pasien. Pastikan untuk senantiasa berkolaborasi
dengan dokter, terutama jika terdapat alergi obat antibiotik, umumnya terapi
akan di stop dahulu.
6. Benar Dokumentasi
Dokumentasi mencatat semua aspek tindakan termasuk pemberian terapi.
Didalam dokumentasi, kita harus mencatat jenis terapi yang diberikan,
waktu terapi, dan rute. Catat juga masalah terapi seperti klien menolak
pemberian obat, obat tidak diminum, dan alasannya kenapa.
Kenapa perlu di dokumentasikan ?, Selain menjadi bukti untuk pertanggung
jawaban. Dokumentasi terapi juga sangat bermanfaat untuk meningkatkan
kesehatan klien, mengembangkan ilmu pengetahuan, serta mempermudah
tindakan bagi shift kerja yang selanjutnya.
7. Benar Edukasi
Sampaikan informasi tentang obat kepada klien secara benar dan mudah
dipahami. Apa efek samping yang akan timbul, dan untuk apa pemberian
terapi ini. Jangan sampai, pasien cemas karena setelah minum obat, pasien
jadi lemas dan mudah tidur.
Hal-hal yang terkait dengan pemberian obat juga perlu disampaikan,
misalnya seperti jangan minum susu karena dapat menurunkan kinerja obat,
dan sebagainya.
15. Jelaskan apa yang dimaksud dengan indikasi jeks pada slide 7 kelompok 6?
Jawaban :
Menurut pengakuan kelompok 6, kata “indikasi jeks” yang terdapat pada
ppt slide 7 adalah kesalahan dalam pengetikan yang seharusnya adalah
“indikasi jelas”.
16. Jelaskan tentang pengenceran dan pencampuran obat. Obat apa saja yang
sekiranya harus diencerkan terlebih dahulu sebelum diberikan ke pasien?
Obat apa saja yang dalam pemberiannya bisa dicampurkan dan obat apa
saja yang tidak bias dicampurkan dengan obat lainnya (harus berdiri
tunggal)?
Jawaban :
17. Sebutkan contoh contoh cara pencampuran obat dan dosis nya?
Jawab:
A. Pencampuran obat pil:
Obat antihipertensi seperti lisinopril dan diuretik seperti furosemid
dicampurkan dalam satu sediaan untuk membantu mengatasi hipertensi dan
edema. Dosis biasanya sebanyak 20 mg lisinopril dan 40 mg furosemid per
hari.
B. Pencampuran obat injeksi:
Obat antibiotik seperti amoksisilin dan klavulanat dicampurkan dalam satu
sediaan untuk membantu mengatasi infeksi bakteri. Dosis biasanya
sebanyak 1 gram amoksisilin dan 200 mg klavulanat per hari.
C. pencampuran obat tetes mata
Obat tetes mata antiinflamasi seperti diklofenak dan antibiotik seperti
ofloxacin dicampurkan dalam satu sediaan untuk membantu mengatasi
infeksi mata dan peradangan. Dosis biasanya sebanyak 1 tetes dari sediaan
per hari.
D. Pencampuran obat infus:
Obat antikoagulan seperti heparin dan dekstran dicampurkan dalam satu
sediaan untuk membantu mencegah pembentukan bekuan darah. Dosis
biasanya sebanyak 20.000 unit heparin dan 500 ml dekstran per hari.
Perlu diingat bahwa dosis dan cara pencampuran obat mungkin berbeda
untuk setiap pasien dan harus disesuaikan dengan kondisi kesehatan dan
obat yang digunakan. Konsultasi dengan dokter atau profesional kesehatan
yang berkompeten sebelum melakukan pencampuran obat sangatlah penting