Semester: II
Jurusan : d3 kebidanan
Cair
1. Sirup
2. Tetesan
3. Cairan suntik
Padat
1. Supositoria
2. Fil
3. Tablet
4. Drase
5. Salep
Factor yang memperngaruhi reaksi obat
1. Absorpsi obat
proses pergerakan obat dari sumber ke dalam tubuh melalui aliran darah kecuali dari jenis
topical.
setelah obat diabsorpsi,kemudian obat didistribusikan ke dalam darah melalui vascular dan
sistem limfatis menuju sel dan masuk ke dalam jaringan tertentu
3.Metabolisme obat
obat akan mengalami proses metabolisme. Obat akan bersirkulasi ke dalam jaringan, kemudian
berinteraksi dengan sel dan melakukan sebuah perubahan zat kimia hingga menjadi lebih aktif.
Obat yg tidak bereaksi akan diekskresikan.
4. Eksresi sisa
Setelah obat mengalami metabolisme atau pemecahan akan terdapat sisa zat yang tidak
dapat dipakai. Sisa zat ini tidak bereaksi kemudian keluar melalui ginjal dalam bentuk urine.
Dari intestinal dalam bentuk feses dan dari paru-paru dalam bentuk udara.
Efek samping :
dampak yang tidak diharapkan, tidak bisa diramal, dan bahkan kemungkinan dapat
membahayakan, seperti adanya alergi, toksisitas (keracunan), penyakit iatrogenik,
kegagalan dalam pengobatan, dan lain-lain
1.Dosis maksimum
2.Dosis minimum
3.Regimen dosis
4.Loading dose
5.Maintenance dose
Umur
Berat badan
Jenis kelamin
Status patologis
Cara penggunaan
\
Diperlukan beberapa pengetahuan untuk dapat menghitung dosis secara benar dengan :
2.Memahami satuan2 dosis yg digunakan dlm bidang farmasi dan cara konversinya
Perhitungan dosis
• Berdasarkan umur
• Persamaan yg digunakan :
Rumus Cowling
Pasien pediatrik pada semua usia anak2, kecuali bayi prematur dan bayi normal yg fungsi
hati dan ginjalnya blm sempurna shg memerlukan penilaian tambahan dlm pengaturan
dosis
• Berdasarkan BB
Dosis lazim obat umumnya dianggap sesuai untuk individu berbobot 70kg (154pon)
Rasio antara jumlah obat yg diberikan dan ukuran tubuh mempengaruhi konsentrasi obat
di tempat kerjanya
Oleh karena itu, dosis obat mungkin perlu disesuaikan dari dosis lazim untuk pasien
kurus atau gemuk yg tidak normal
Persamaan :
Oral
Kelemahannya :
muntah, semi koma, pasien yg akan menjalani pengisapan cairan lambung dan yg susah
menelan
Parental
pemberian obat yang dilakukan dengan menyuntikkan obat tersebut ke jaringan tubuh
atau pembuluh darah dengan menggunakan spuit
tujuan :
a Untuk mendapatkan reaksi yang lebih cepat dibandingkan dengan cara yang lain
1.Injeksi intracutan / intradermal (IC) : disuntikkan sedikit (0,1-0,2 ml) dalam kulit untuk
tujuan diagnose yaitu menentukan penyakit.
2. Injeksi subkutan / hipodermik (SC) : disuntikan di bawah kulit ke dalam alveola dalam.
obatnya lambat diabsorpsi jadi intensitas efek sistemiknya dapat diatur
3. Injeksi intramuskuler(IM) disuntikan masuk otot daging. Injeksi dapat berupa larutan,
suspense atau emulsi. Suspense / emulsi dimaksudkan untuk memperoleh efek yang
diperpanjang.
Intradermal pemberian obat dengan cara memasukkan obat ke dalam jaringan dermis
di bawah epidermis kulit dengan menggunakan spuit
Tujuan:
a) Memasukkan sejumlah toksin atau obat yang disimpan dibawah kulit untuk
diabsorbsi.
b) Metode untuk test diagnostic terhadap alergi atau adanya penyakit-penyakit ttt.
Tempat Injeksi :
pemberian obat dengan cara memasukkan obat ke dalam jaringan subcutan dibawah kulit dengan
menggunakan spuit
intra muscular
Tujuan :
Merangsang BAB
Tujuan :
Tujuan :
EPIDURAL
sebuah jenis anestesi atau pembiusan lokal yang dilakukan dengan cara menyuntikkan
titik ruang epindural dekat tulang belakang
Hal ini bisa terjadi karena epindural membuat impuls saraf dari tulang belakang bawah
terblokir sehingga bagian tubuh tersebut kehilangan perasaan dan sensasi
EFEK EFIDURAL :
Operasi
pre-operasi
2. Premedikasi
4. Stoking kompresi
6. Persiapan fisik
Intera operasi
masa pembedaahan dimulai sejak ditransfer ke meja bedah dan berakhir saat
pasien dibawa ke ruang pemulihan
persiapan:
7. Pelaksanaan anestesia.
8. Pelaksanaan pembedahan
Post operasi
tindakan
Observasi keadaan umum, observasi vomitus dan drainase KU, TTV, suhu, TD,
perdarahan , dll
Balance cairan / elektrolit mencegah komplikasi lanjutan, spt dehidrasi akibat perdarahan
PERAWATAN LUKA
Tujuan untuk mencegah infeksi silang (melalui luka) & mempercepat proses
penyembuhan luka.
Jenis luka
Berdasarkan penyebabnya
mekanik
Vulnus scissum (luka sayat) akibat benda tajam
Vulnus contusum (luka memar) cedera pd jaringan bawah kulit akibat benturan benda
tumpul
Vulnus kaceratum (luka robek) terkena mesin/benda lain yg menyebabkan robeknya
jaringan rusak dalam
Vulnus punctum (luka tusuk) luka tusuk kecil di luar tp besar di bagian dlm luka
Vulnus seroferadum (luka tembak) akibat tembakan peluru
Vulnus morcum (luka gigitan) tdk jelas bentuk pd bag luka
Vulnus abrasio (luka terkikis) pd bagian luka & tdk sampai pembuluh darah
Non mekanik
Luka tembak (bagian tepi luka terlihat kehitam2an
Abrasio abrasi terkikis
Termik panas
2. Status gizi :
- vit. A u/ epitalisasi
3. Perfusi aliran cairan melalui sistem peredaran darah. Spt kita tahu bahwa efek
merokok itu salah satunya dpt menghambat suplai oksigen ke seluruh tubuh
4. Shg proses pembekuan darah semakin bertambah tua akan semakin melambat
5. Shg memperlambat proses penyembuhan dan menurunnya resistensi thp infeksi (kebal
7. Inflamasi peradangan
8. Buka plester dan balutan dengan menggunakan pinset, buang ke dalam bengkok
9. Kaji luka.
10. Bersihkan luka dengan menggunakan antiseptic
1. Nutrisi
2. Oksigen
Pada ibu hamil, kebutuhan oksigen meningkat dari 500 ml menjadi 700 ml dan ini relatif
sama dari trimester I, II dan III.
• Tidak bau
3. Personal higyene
Mandi
Perawatan gigi
Perawatan rambut
Perawatan kuku
Perawatan payudara
Perawatan vagina
4. Pakaian
5. Eliminasi
• Trimester II : frekuensi bak normal kembali karena uterus telah keluar dari rongga
panggul.
Trimester III : frekuensi bak meningkat karena penurunan kepala bayi, bab sering
obstipasi ( sembelit ) karena hormon progesteron meningkat
6. Mobilisasi\
Suatu gerakan atau aktivitas yg dilakukan oleh ibu hamil untuk tetap dapat menjaga
keadaan fisik saat masa kehamilan
7. Body mekanik
Sikap tubuh yang baik yang diperlukan untuk membentuk aktivitas sehari-hari yang
aman dan nyaman selama kehamilan.
8. Exercise/senam hamil
Ibu hamil dianjurkan mengikuti senam hamil agar sirkulasi darah jadi baik,
pencernaan lebih baik, dan tidur jadi lebih nyenyak
Pada wanita-wanita hamil yang melakukan senam hamil secara teratur dilaporkan
memberikan keuntungan saat persalinannya
9. Istirahat / tidur
istirahat bisa didefinisikan sebagai keadaan yang relaks tanpa adanya tekanan emosional
dan bukan hanya dalam keadaan tidak beraktivitas tetapi juga berhenti sejenak untuk
mendapat ketenangan
Tidur
suatu kondisi tidak sadar dimana individu dapat dibangunkan oleh stimulus atau sensori
yang sesuai, atau juga dapat dikatakan sebagai suatu keadaan tidak sadarkan diri yang
relatif, bukan hanya keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan tetapi lebih merupakan
suatu urutan siklus yang berulangMacam-macam posisi tidur bumil :
• Posisi terlentang
10. Imunisasi
11. Travelling
Wanita hamil harus berhati-hati melakukan perjalanan yang cenderung lama dan
melelahkan, serta waspada oedem tungkai.
12. Seksualitas
Hubungan seksual dapat dilakukan seperti biasa, kecuali jika ada keluhan.
Waspada jika terdapat perdarahan keluar cairan pervaginam atau kontraksi
13. Aktivitas di dalam
Makan/minum Bepergian
PRT Bekerja
Mengasuh anak
Kebersihan diri
Berendam
Posisi
Kontak fisik
Pijatan
Pengisapan
Menurunkan morbiditas
5. Mengusap keringat
Secara farmakologis
Teknik relaksasi
Teknik pernafasan
Penerimaan akan tingkah laku dan sikap ibu dapat menumbuhkan kepercayaan.
Saat kontraksi muncul, ibu akan mengerang dan kadang berteriak karena rasa nyeri yg
dirasakan ibu.
Sebagai bidan harus menyemangati dan membantu prosesnya shg terbangun rasa saling
percaya dan optimis bahwa persalinan akan berjalan lancar
Pelayanan persalinan
Persiapan kelahiran meliputi :
kebutuhan oksigen
3. Menyiapkan rujukan
Alat2 steril
Hc steril
APD
Cuci tangan
Vulva hygiene