Anda di halaman 1dari 19

Nama : siti usnia

Semester: II

Jurusan : d3 kebidanan

Konsep dasar pemberian obat

 Tujuan pemberian obat :

untuk menghilangkan rasa nyeri yg dialami pasien

Obat topikan pada kulit yang memiliki efek yg lokal

Efek samping yg terjadi minimal

Menyembuhkan penyakit yg diderita pasien

 Jenis bentuk obat

Cair

1. Sirup
2. Tetesan
3. Cairan suntik

Padat

1. Supositoria
2. Fil
3. Tablet
4. Drase
5. Salep
 Factor yang memperngaruhi reaksi obat

1. Absorpsi obat

 proses pergerakan obat dari sumber ke dalam tubuh melalui aliran darah kecuali dari jenis
topical.

2. Distribusi obat ke dalam tubuh

 setelah obat diabsorpsi,kemudian obat didistribusikan ke dalam darah melalui vascular dan
sistem limfatis menuju sel dan masuk ke dalam jaringan tertentu
3.Metabolisme obat

obat akan mengalami proses metabolisme. Obat akan bersirkulasi ke dalam jaringan, kemudian
berinteraksi dengan sel dan melakukan sebuah perubahan zat kimia hingga menjadi lebih aktif.
Obat yg tidak bereaksi akan diekskresikan.

4. Eksresi sisa

Setelah obat mengalami metabolisme atau pemecahan akan terdapat sisa zat yang tidak
dapat dipakai. Sisa zat ini tidak bereaksi kemudian keluar melalui ginjal dalam bentuk urine.
Dari intestinal dalam bentuk feses dan dari paru-paru dalam bentuk udara.

Obat memiliki dua efek yakni :

• Efek terapeutik paliatif (berefek untuk mengurangi gejala)

• kuratif (memiliki efek pengobatan)

• suportif (berefek sebagai pengganti)

• efek kemoterapi (berefek untuk mematikan atau menghambat)

• restoratif (berefek pd memulihkan fungsi tubuh yg sehat)

 Efek samping :

dampak yang tidak diharapkan, tidak bisa diramal, dan bahkan kemungkinan dapat
membahayakan, seperti adanya alergi, toksisitas (keracunan), penyakit iatrogenik,
kegagalan dalam pengobatan, dan lain-lain

 6 benar pemberian obat


 Benar obat
 benar dosis
 benar klien ,
 benar rute pemberian
 benar waktu ,
 benar pendokumentasian

Ketentuan Umum tentang Dosis

1.Dosis maksimum

2.Dosis minimum

3.Regimen dosis
4.Loading dose

5.Maintenance dose

 Macam-macam dosis obat


1. Dosis terapi takaran obat yg diberikan dlm keadaan biasa dan dpt menyembuhkan
pasien
2. Dosis minimum takaran obat terkecil yg diberikan dan masih dpt
menyembuhkan serta tdk menimbulkan resistensi pd pasien
3. Dosis Maksimum ( DM ) dosis / takaran maksimum / terbanyak yg dpt diberikan)
dan masih dpt menyembuhkan tanpa menimbulkan bahaya.
4. Dosis lazim ( DL ) merupakan dosis yang lazimnya dapat menyembuhkan.
5. Dosis toksik takaran obat dalam keadaan biasa yang dapat menyebabkan
keracunan
6. Dosis Letalis takaran obat yang dalam keadaan biasa dapat menyebabkan
kematian pada penderita, dosis letalis terdiri dari:
7. LD 50 : takaran yang menyebabkan kematian pada 50% hewan percobaan.
8. LD 100 : takaran yang menyebabkan kematian pada 100% hewan percobaan.

 Faktor2 yg mempengaruhi dosis obat

 Umur

 Berat badan

 Jenis kelamin

 Status patologis

 Toleransi terhadap obat

 Cara penggunaan

 Macam-macam faktor obat

 Waktu penggunaan obat

 Sifat bentuk sediaan

 Macam2 faktor psikologis dan fisiologis

\
Diperlukan beberapa pengetahuan untuk dapat menghitung dosis secara benar dengan :

1.Memahami perhitungan dosis individual bagi bayi, anak-anak, lansia, org dg BB


berlebih (obesitas), atau pd pasien dg fungsi ginjal/hati yg terganggu

2.Memahami satuan2 dosis yg digunakan dlm bidang farmasi dan cara konversinya

3.Memahami perhitungan dosis yg harus diberikan berdasarkan sediaan obat yg ada


(tersedia)

4.Memahami cara menghitung luas permukaan tubuh

5.Menghitung sediaan obat

Perhitungan dosis

• Berdasarkan umur

• Persamaan yg digunakan :

Rumus Young (anak dibawah 8 tahun)

Rumus Dilling (anak diatas 8 tahun)

Rumus Cowling

Rumus Fried (khusus untuk bayi)

• Luas permukaan tubuh

= rumus BSA (Body Surface Area)

 Paling akurat karena mempertimbangkan tinggi & BB pasien dg menggunakan rumus


Du Bois dan du bois

Terutama digunakan untuk :

Pasien kanker yg menerima kemoterapi

Pasien pediatrik pada semua usia anak2, kecuali bayi prematur dan bayi normal yg fungsi
hati dan ginjalnya blm sempurna shg memerlukan penilaian tambahan dlm pengaturan
dosis

• Berdasarkan BB
Dosis lazim obat umumnya dianggap sesuai untuk individu berbobot 70kg (154pon)

Rasio antara jumlah obat yg diberikan dan ukuran tubuh mempengaruhi konsentrasi obat
di tempat kerjanya

Oleh karena itu, dosis obat mungkin perlu disesuaikan dari dosis lazim untuk pasien
kurus atau gemuk yg tidak normal

Persamaan :

Rumus Clark (AS)

Rumus Thremick-Fier (Jerman)

Rumus Black (Belanda)

JENIS PEMBERIAN OBAT DAN CAIRAN

Jenis-jenis pemberian obat

Oral

Tujuan : Mendapatkan efek sistemik / obat beredar melalui pembuluh darah

Keuntungan: Menyenangkan, mudah & paling aman

Kelemahannya :

• Aksinya lambat, tidak dapat digunakan pada keadaan gawat.

• Waktu absorsinya 30-45 menit, efek puncak setelah 1 - 1,5 jam.

• Rasa dan baunya mengganggu

• Tidak dapat diberikan pada pasien mual,

muntah, semi koma, pasien yg akan menjalani pengisapan cairan lambung dan yg susah

menelan

Contoh : tablet, kapsul, pil dan serbuk

Parental

pemberian obat yang dilakukan dengan menyuntikkan obat tersebut ke jaringan tubuh
atau pembuluh darah dengan menggunakan spuit
tujuan :

a Untuk mendapatkan reaksi yang lebih cepat dibandingkan dengan cara yang lain

b. Untuk memperoleh reaksi setempat (tes alergi)

c. Membantu menegakkan diagnosa (penyuntikan zat kontras)

d. Memberikan zat imunologi

 Macam-macam rute penggunaan obat secara parental :

1.Injeksi intracutan / intradermal (IC) : disuntikkan sedikit (0,1-0,2 ml) dalam kulit untuk
tujuan diagnose yaitu menentukan penyakit.

2. Injeksi subkutan / hipodermik (SC) : disuntikan di bawah kulit ke dalam alveola dalam.
obatnya lambat diabsorpsi jadi intensitas efek sistemiknya dapat diatur

3. Injeksi intramuskuler(IM) disuntikan masuk otot daging. Injeksi dapat berupa larutan,
suspense atau emulsi. Suspense / emulsi dimaksudkan untuk memperoleh efek yang
diperpanjang.

4.Injeksi intravena (IV) : disuntikan langsung ke dalam pembuluh darah. Larutan


injeksinya harus benar-benar jernih. Untuk infuse yang merupakan volume cairan yang
besar mengandung elektrolit, substansi nutrisi yang esensial diberikan hanya melalui iv

Intradermal  pemberian obat dengan cara memasukkan obat ke dalam jaringan dermis
di bawah epidermis kulit dengan menggunakan spuit

Tujuan:

a) Memasukkan sejumlah toksin atau obat yang disimpan dibawah kulit untuk
diabsorbsi.

b) Metode untuk test diagnostic terhadap alergi atau adanya penyakit-penyakit ttt.

Tempat Injeksi :

a) Lengan bawah bagian dalam

b) Dada bagian atas

c) Punggung di bawah skapula

Intracutan  suntikan pada lapisan dermis atau di bawah epidermis /


permukaan kulit.
Biasannya digunakkan untuk tes tuberkulin atau tes alergi
terhadap obat tertentu dan untuk pemberian vaksinasi.
Area :
b) lengan bawah bagian dalam
c) dada bagian atas
d) punggung area skapula
subcutan

pemberian obat dengan cara memasukkan obat ke dalam jaringan subcutan dibawah kulit dengan
menggunakan spuit

intra muscular

 pemberian obat dengan cara memasukkan obat ke

dalam jaringan otot dengan menggunakan spuit.

Pemberian obat melalui rectum

Tujuan :

 Mendapatkan efek terapi obat

 Menjadikan lunak pd daerah feses

 Merangsang BAB

Beberapa keuntungan supositoria:

 Tidak menyebabkan iritasi pada saluran cerna bagian atas.


 Beberapa obat tertentu diabsorbsi lebih baik oleh mukosa rektum dari pada dg
cara pemberian yang lain

Pemberian obat pervagina

Tujuan :

 Mendapatkan efek terapi obat

 Mengobati saluran vagina / serviks

Pemberian obat pada mata

Tujuan :

- persiapan pemeriksaan struktur internal mata dengan mendilatasi pupil

- pengukuran refraksi lensa dengan melemahkan otot lensa


- penghilangan iritasi mata

EPIDURAL

sebuah jenis anestesi atau pembiusan lokal yang dilakukan dengan cara menyuntikkan
titik ruang epindural dekat tulang belakang

Tujuan  untuk menghilangkan rasa sakit di daerah tertentu.

Hal ini bisa terjadi karena epindural membuat impuls saraf dari tulang belakang bawah
terblokir sehingga bagian tubuh tersebut kehilangan perasaan dan sensasi

Keuntungan setelah operasi :

a. Analgesia efektif tanpa memerlukan opioid sistemik.

b. Insiden masalah pernapasan pascaoperasi dan infeksi dada berkurang.

c. Insiden pasca operasi infark miokard (serangan jantung ) berkurang.

d. Respon stres untuk operasi berkurang.

e. Motilitas usus ditingkatkan oleh blokade dari sistem saraf simpatik.

f. Penggunaan analgesia epidural selama operasi mengurangi transfusi darah persyaratan.

EFEK EFIDURAL :

 Tekanan darah turun = TD turun shg merasa pusing dan mual


 Adanya efek ketidaknyamanan secara fisik = stlh suntikan epidural akan
merasakan sakit kepala, mual, nyeri punggung, demam, sakit telinga, dan susah
BAK
 Bayi sulit menyusui = bayi kesulitan dlm perlekatan shg menyebabkan kesulitan
menyusui
 Susah bergerak = bbrp jam setelah diberikan epidural, maka akan merasakan
kelemahan pd otot kaki bahkan spti mati rasa
 Peluang infeksi = harus dipasang kateter shg membuat peluang infeksi di sekitar
kulit yg dimasukkan kateter
Jenis persiapan & perawatan operasi

Operasi

semua tindakan pengobatan yg menggunakan cara invasif dengan membuka /


menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani

pre-operasi

masa sebelum dilakukannya tindakan pembedahan, dimulai sejak persiapan


pembedahan & berakhir sampai pasien di meja bedah.

Persiapan pre - operasi

1. Konsultasi dg dokter obstetrik & dokter anestesi

2. Premedikasi

3. Perawatan kandung kemih & usus

4. Stoking kompresi

5. Mengidentifikasi & melepas protesis

6. Persiapan fisik

 status kesehatan fisik scra umum


 Status nutrisi
 Balance cairan dan elektrolit
 Kebersihan lambung dan kolon
 Pencukuran daerah operasi
 Personal hygiene
 Latihan pre operasi : latihan nafas dalam & kaki
 Inform consent

Intera operasi

masa pembedaahan dimulai sejak ditransfer ke meja bedah dan berakhir saat
pasien dibawa ke ruang pemulihan

persiapan:

1. Penggunaan baju seragam bedah.

2. Mencuci tangan sebelum pembedahan


3. Menerima pasien di daerah bedah.

4. Pengiriman dan pengaturan posisi ke kamar bedah.

5. Pembersihan dan persiapan kulit.

6. Penutupan daerah steril.

7. Pelaksanaan anestesia.

8. Pelaksanaan pembedahan

Post operasi

masa setelah dilakukan pembedahan yg dimulai sejak pasien memasuki ruang


pemulihan & berakhir sampai evaluasi selanjutnya

tindakan

Mempertahankan jalan nafas mengatur posisi, mamasang suction dan


pemasangan gudel

Mempertahankan ventilasi / oksigenasi pemberian bantuan nafas mllui ventilator / nasal


kanul

Mempertahankan sirkulasi darah dg pemberian cairan plasma ekspander

Observasi keadaan umum, observasi vomitus dan drainase KU, TTV, suhu, TD,
perdarahan , dll

Balance cairan / elektrolit mencegah komplikasi lanjutan, spt dehidrasi akibat perdarahan

Mempertahankan kenyamanan & mencegah resiko injury

PERAWATAN LUKA

Tujuan  untuk mencegah infeksi silang (melalui luka) & mempercepat proses
penyembuhan luka.

Jenis luka

 Luka disengaja : ex. Luka terkena radiasi / bedah


 Luka tdk disengaja : ex. Luka terkena trauma, meliputi :
 Luka tertutup tidak ada robekan
 Luka terbuka terjadi robekan dan terlihat spti luka abrasi (luka akibat gesekan,
luka puncture, dan hautration)

Berdasarkan penyebabnya
mekanik
 Vulnus scissum (luka sayat) akibat benda tajam
 Vulnus contusum (luka memar)  cedera pd jaringan bawah kulit akibat benturan benda
tumpul
 Vulnus kaceratum (luka robek)  terkena mesin/benda lain yg menyebabkan robeknya
jaringan rusak dalam
 Vulnus punctum (luka tusuk)  luka tusuk kecil di luar tp besar di bagian dlm luka
 Vulnus seroferadum (luka tembak)  akibat tembakan peluru
 Vulnus morcum (luka gigitan)  tdk jelas bentuk pd bag luka
 Vulnus abrasio (luka terkikis) pd bagian luka & tdk sampai pembuluh darah
Non mekanik
Luka tembak (bagian tepi luka terlihat kehitam2an
Abrasio  abrasi  terkikis
Termik  panas

Fisiologi penyembuhan luka

RESPON INFLAMASI AKUT TERHADAP CEDERA: hemostatis, pelepasan histamin dr sel


yg rusak, migrasi sel darah putih ke bagian yg rusak.

FASE DESTRUKTIF: pembersihan jar yg mati oleh leukosit & makrofag.

FASE PROLIFERATIF: pembuluh darah baru menginfiltrasi luka.

FASE MATURASI: re-epitelisasi, konstruksi luka & reorganisasi jaringan ikat

Faktor - Faktor yg Mempengaruhi Penyembuhan Luka

1. Vaskularisasi  mempengaruhi luka karena luka membutuhkan keadaan peredaran darah


yg baik u/ pertumbuhan & perbaikan sel

2. Status gizi :

- asupan protein  mensuplai asam amino yg dibutuhkan u/ perbaikan jaringan &


regenerasi

- vit. A  u/ epitalisasi

- Vit C  sintesis kolagen dan integrasi kapiler


- Zat besi  sintesis hemoglobin yg bersama O2 yg diperlukan u/ membawa oksigen ke
seluruh tubuh

3. Perfusi  aliran cairan melalui sistem peredaran darah. Spt kita tahu bahwa efek
merokok itu salah satunya dpt menghambat suplai oksigen ke seluruh tubuh

4. Shg proses pembekuan darah semakin bertambah tua akan semakin melambat

5. Shg memperlambat proses penyembuhan dan menurunnya resistensi thp infeksi (kebal

terhadap infeksi menurun)

7. Inflamasi peradangan

Alat dan bahan


1. Pinset anatomi
2. Pinset cirugis
3. Gunting steril
4. Betadine dalam tempatnya
5. NaCl 0,9%
6. Gunting perban (gunting tidak steril)
7. Plester/pembelut
8. Bengkok
9. Kasa steril
10. Mangkok kecil
11. Handscoon steril
Prosedur kerja

1. Beritahu pasien tindakan yang akan dilakukan

2. Siapkan alat dan bahan

3. Pasang sampiran atau penutup tirai

4. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin

5. Cuci tangan dengan air mengalir

6. Memakai sarung tangan.

7. Olesi plester dengan menggunakan kapas alkohol

8. Buka plester dan balutan dengan menggunakan pinset, buang ke dalam bengkok

9. Kaji luka.
10. Bersihkan luka dengan menggunakan antiseptic

11. Buang kassa yang telah digunakan ke dalam bengkok.

12. Keringkan luka dengan menggunakan kasa yang baru.

13. Tutup luka dengan kasa steril dan memasang plester.

14. Merapikan pasien

15. Membereskan alat

16. Lepas sarung tangan

17. Cuci tangan

18. Catat perubahan keadaan luka

Kebutuhan Dasar Ibu Hamil Sesuai Tahap Perkembangan

1. Nutrisi

Sumber tenaga (karbohidrat dan lemak)

Sumber pembangun (protein)

Sumber pengatur dan pelindung (air, vitamin & mineral

2. Oksigen

Pada ibu hamil, kebutuhan oksigen meningkat dari 500 ml menjadi 700 ml dan ini relatif
sama dari trimester I, II dan III.

Kriteria oksigen yang dibutuhkan :

• Bersih dan segar

• Tidak kotor (berpolusi)

• Tidak bau

3. Personal higyene

Mandi

Perawatan gigi
Perawatan rambut

Perawatan kuku

Perawatan payudara

Perawatan vagina

4. Pakaian

 Kenakan pakaian yang nyaman saat hamil,

 Menyerap keringat, tidak ketat.

 Perhatikan penggunaan baju, bh, korset, sepatu dan kaos kaki

5. Eliminasi

• Trimester I : frekuensi BAK meningkat karena kandung kencing tertekan oleh


pembesaran uterus, BAB normal konsistensi lunak.

• Trimester II : frekuensi bak normal kembali karena uterus telah keluar dari rongga
panggul.

Trimester III : frekuensi bak meningkat karena penurunan kepala bayi, bab sering
obstipasi ( sembelit ) karena hormon progesteron meningkat

6. Mobilisasi\

Suatu gerakan atau aktivitas yg dilakukan oleh ibu hamil untuk tetap dapat menjaga
keadaan fisik saat masa kehamilan

7. Body mekanik

Sikap tubuh yang baik yang diperlukan untuk membentuk aktivitas sehari-hari yang
aman dan nyaman selama kehamilan.

8. Exercise/senam hamil

 Ibu hamil dianjurkan mengikuti senam hamil agar sirkulasi darah jadi baik,
pencernaan lebih baik, dan tidur jadi lebih nyenyak
 Pada wanita-wanita hamil yang melakukan senam hamil secara teratur dilaporkan
memberikan keuntungan saat persalinannya
9. Istirahat / tidur

istirahat bisa didefinisikan sebagai keadaan yang relaks tanpa adanya tekanan emosional
dan bukan hanya dalam keadaan tidak beraktivitas tetapi juga berhenti sejenak untuk
mendapat ketenangan

Tidur

suatu kondisi tidak sadar dimana individu dapat dibangunkan oleh stimulus atau sensori
yang sesuai, atau juga dapat dikatakan sebagai suatu keadaan tidak sadarkan diri yang
relatif, bukan hanya keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan tetapi lebih merupakan
suatu urutan siklus yang berulangMacam-macam posisi tidur bumil :

• Posisi terlentang

• Posisi miring kanan

• Posisi miring kiri

10. Imunisasi

Imunisasi Interval perlindungan


TT I Selama kunjungan I -

TT II 4 minggu setelah TT I 3 Tahun

TT III 6 bulan setelah TT II 5 tahun

TT VI 1 tahun setelah TT III 10 tahun

TT V 1 tahun setelah TT IV 25 tahun – seumur hidup

11. Travelling

Wanita hamil harus berhati-hati melakukan perjalanan yang cenderung lama dan
melelahkan, serta waspada oedem tungkai.

12. Seksualitas

 Hubungan seksual dapat dilakukan seperti biasa, kecuali jika ada keluhan.
 Waspada jika terdapat perdarahan keluar cairan pervaginam atau kontraksi
13. Aktivitas di dalam

Aktivitas didalam rumah : Aktivitas diluar rumah

Makan/minum Bepergian
PRT Bekerja
Mengasuh anak

KEBUTUHAN DASAR PADA IBU BERSALIN

Asuhan Fisik dan Fisiologis

Kebersihan diri

Berendam

Posisi

Kontak fisik

Pijatan

Perawatan kk dan perut

Pengisapan

Kehadiran seorang pendamping

 Memberikan rasa nyaman, aman, semangat, dukungan emosional

 Berkurangnya kebutuhan analgesik farmakologis dan lebih sedikit epidural

 Menurunkan morbiditas

 Waktu persalinan yg lebih singkat

 Kelahiran dg vakum dan forcep semakin kecil

 Sc untuk membantu kelahiran mnjdi berkurang

 Apgar score <7 lebih sedikit

Peran pendamping persalinan

1. Mengalihkan perhatian dari rasa nyeri yg muncul

2. Dapat membuatkan minum dan selalu mengingatkan ibu untuk minum


3. Dapat membantu ibu untuk mengganti posisi tubuh ibu ketika terlihat stres atau lelah

4. Memberikan pijatan lembut di punggung ibu

5. Mengusap keringat

6. Memberikan motivasi dan semangat kpd ibu

7. Membimbing ibu untuk mengatur nafas pd saat kontraksi

8. Mengucapkan kata2 yg membesarkan hati & pujian kpd ibu

Pengurangan rasa nyeri

 Secara farmakologis

Pemberian analgesik farmakologis selama persalinan

 Secara non farmakologis

 Teknik relaksasi

 Teknik pernafasan

Penerimaan thp Perilaku & Tingkah Lakunya

Penerimaan akan tingkah laku dan sikap ibu dapat menumbuhkan kepercayaan.

Saat kontraksi muncul, ibu akan mengerang dan kadang berteriak karena rasa nyeri yg
dirasakan ibu.

Ibu sering terlihat menekuk jari kaki saat kontraksi memuncak.

Sebagai bidan harus menyemangati dan membantu prosesnya shg terbangun rasa saling
percaya dan optimis bahwa persalinan akan berjalan lancar

Informasi & kepastian ttg Hasil


Persalinan yg Nyaman

1. Penjelasan ttg proses dan perkembangan persalinannya


2. Penjelasan mengenai hasil pemeriksaan
3. Penjelasan mengenai prosedur dan adanya pembatasan
4. Suami & klg harus diberikan informasi yg lengkap

Pelayanan persalinan
Persiapan kelahiran meliputi :

1. Menyiapkan ruangan untuk persalinan dan kelahiran bayi

2. Menyiapkan semua perlengkapan, bahan2, dan obat2an esensial, meliputi :

 Alat2 steril untuk pertolongan persalinan

 kebutuhan oksigen

 kebutuhan cairan dan nutrisi

3. Menyiapkan rujukan

4. Memberi asuhan sayang ibu selama persalinan

5. Melakukan upaya PI yg direkomendasikan,meliputi :

 Alat2 steril

 Hc steril

 APD

 Cuci tangan

 Vulva hygiene

Anda mungkin juga menyukai