Anda di halaman 1dari 21

PARENTERAL

Dosen Pengampuh : Apt. Andi Ulfiana Utari, S.Farm., M.Si


Kelompok 3

Hardiyani Belluano D1B122008


Hikmawati D1B122004
Intan Irianti Lomban D1B122094
Sherina Anaktototy D1B121046
Siska Saras Dewi D1B122037
Oriza Shalzativa D1B122038
Nudiya Lishalah D1B122074
Parenteral

Parenteral berasal dai kata Yunani, para dan enteron yang berarti di luar usus halus dan

merupakan rute pemberian lain dari rute oral. Istilah parenteral seperti yang umum

digunakan menunjukan pemberian lewat suntikan seperti berbagai sediaan yang

diberikan lewat suntikan . Sediaan parenteral adalah sediaan yang digunakan tanpa

melalui mulut atau dapat dikatakan obat dimasukkan ke dalam tubuh selain saluran

cerna (langsung ke pembuluh darah) sehingga memperoleh efek yang cepat dan

langsung sampai sasaran. Misal suntikan atau insulin.


Tujuan Pemberian Obat Secara Parenteral

• Untuk memungkinkan pengendalian langsung terhadap beberapa parameter

farmakologi tertentu, seperti waktu tunda, kadar puncak dalam darah, kadar dalam

jaringan dll.

• Untuk menjamin dosis dan kepatuhan terhadap obat, khususnya untuk penderita

rawat jalan.

• Untuk mendapatkan efek obat yang tidak mudah dicapai melalui rute lain, mungkin

karena obat tidak dapat diabsorbsi atau rusak oleh asam lambung atau enzim jika

diberikan secara oral.


• Untuk memberikan obat pada keadaan rute lain yang lebih disukai tidak

memungkinkan, misalnya pada penderita yang saluran cerna bagian atasnya sudah

tidak ada karena dioperasi.

• Untuk pemberian obat pada penderita yang tidak sadarkan diri atau tidak dapat

bekerja sama (gila). Contoh, pemberian obat penenang pada orang gila.

• Untuk memperbaiki dengan cepat cairan tubuh atau kesetidakseimbangan elektrolit

atau untuk mensuplai kebtuhan nutrisi.

• Untuk mendapatkan efek lokal yang diinginkan, misalnya anestesi lokal pada

pencabutan gigi.
Pemberian Parenteral

1. Intra cutan (intra dermal)

Merupakan suntikan pada lapisan dermis atau di bawah epidermis /permukaan kulit.

Injeksi ini di lakukan secara terbatas, karena hanya sejumlah kecil obat yang dapat

dimasukkan. Cara ini biasannya digunakan untuk testuberkulin atau tes alergi terhadap obat

tertentu dan untuk pemberian vaksinasi. Area yang lazim digunakan adalah lengan bawah

bagian dalam, dada bagian atas dan punggung area skapula. Pemberian obat intra kutan

bertujuan untuk melakukan skintest atau tes terhadap reaksi alergi jenis obat yang akan

digunakan.
2. Sub Cutan (SC)

Merupakan pemberian obat dengan cara memasukkan obat kedalam jaringan subcutan

dibawah kulit dengan menggunakan spoit. Area yang lazim digunakan adalah Lengan bagian

atas luar, paha depan, daerah abdomen, area scapula pada punggung bagian atas, Pemberian

obat melalui jaringan sub kutan umumnya dilakukan dengan program pemberian insulin yang

digunakan untuk mebontrol kadar gula darah.

3. Intra Vena (IV)

Merupakan gambaran dari pemberian obat dengan cara memasukkan obat kedalam

pembuluh darah vena dengan menggunakan spoit.


Area yang lazim digunakan adalah pada lengan (vena basalika dan venasefalika),

tungkai (vena saphenous), leher (vena jugularis), kepala (venafrontalis atau vena

temperalis).

4. Intramuscular (IM)

Merupakan cara memasukkan obat ke dalam jaringan otot. Lokasi penyuntikan

dapat dilakukan pada daerah paha (vastus lateralis) dengan posisi ventrogluteal

(posisi berbaring), dorsogluteal (posisi tengkurap), atau lengan atas (deltoid).

Tujuannya agar obat diabsorbsi tubuh dengan cepat.


Mekanisme Sediaan Parenteral
Proses perjalanan obat secara intravena adalah obat dimasukkan ke dalam pembuluh darah
vena dengan cara diinjeksi. Obat masuk ke dalam vena superficialis dorsum manusia yang ada
dipergelangan tangan kemudian mengalir ke vena chepalica dan vena basilica. Vena basilica
dan vena chepalica ini bermuara pada vena axilaris selanjutnya menuju ke vena subclavia lalu
ke truncus brachiochepalic kemudian akan masuk ke jantung untuk dipompa melalui vena cava
superior ke atrium kanan lalu ke ventrikel kanan dan dibawa menuju keparu melalui arteri
pulmonalis untuk dibersihkan setelah dibersihkan darah akan dibawa kembali ke jantung
melalui vena pulmonalis masuk ke atrium kiri lalu ke ventrikel kiri kemudian dibawa keluar
melalui aorta dan selanjutnya akan disebarkan ke seluruh tubuh termasuk paru- paru, darah
akan dibawa ke paru-paru melalui arteri brochialis
Sediaan Obat Parenteral

1. Infus

Infus adalah produk parenteral yang digunakan untuk injeksi ke dalam pembuluh darah

vena melalui intravena. Infus dikemas dalam wadah Large Volume Parenteral (LVP) plastik

atau gelas yang cocok untuk intravena. Sistem infus menyediakan kecepatan aliran cairan yang

terus menerus dan teratur. Infus bisa diberikan dengan atau tanpa bahan tambahan.

2. Suntik (Injectiones)

Injeksi adalah obat suntuk berupa larutan, emulsi ata suspensi dalam air atau
Pembawa lain yang cocok, steril dan digunakan secara parenteral yaitu dengan merobek

lapisan kulit atau lapisan mukosa/selaput lendir. Obat suntik digunakan langsung

kedalam system cairan tubuh, misal darah, cairan limfa, cairan ekstra, dan intra celuler.

3. Sediaan mata

Sediaan mata termasuk larutan atau suspensi steril yang ditujukan untuk tetesan

topikal pada mata atau salep untuk diaplikasikan pada area mata.
Fase Biofarmasetika

Hubungan antara ilmu fisika, kimia, dan biologi yang menyangkut obat,

bentuk dan absorpsi obat disebut biofarmasetika. Respon farmakologis suatu obat,

termasuk cara kerja dan intensitas kerja obat sangat tergantung pada cara

pemberiannya .

A. Obat masuk ke dalam tubuh

Obat masuk ke dalam tubuh dengan cara intravaskular dan ekstravaskular :


• Cara intravaskular ialah obat langsung masuk ke sirkulasi sistemik dan

didistribusikan ke seluruh tubuh seperti pada cara pemberian intravena (injeksi

dan infus). Obat tidak mengalami fase absorpsi. Konsentrasi obat dalam plasma

ditentukan oleh kecepatan biotransformasi dan kecepatan ekskresi/eliminasi obat

dari tubuh.

• Cara ekstravaskular ialah obat harus diabsorpsi dulu sebelum masuk ke peredaran

sistemik seperti pemberian i.m, s.c, i.c, dan i.p. Syarat untuk diabsorpsi adalah

obat harus dibebaskan dari bentuk sediaannya yang tergantung dari faktor

fisikokimia obat, faktor lingkungan tempat absorpsi dan teknik pembuatan.


Fase Farmakokinetika

Farmakokinetika berarti berhubungan dengan nasib obat dalam tubuh, yang

mencakup proses ADME (absorpsi, distribusi, metabolisme dan eksresi/eliminasi)

1. Absorbsi obat parenteral

Obat yang diberikan secara ekstravaskular (i.m, s.c) akan mengalami absorpsi

dan obat yang diberikan secara intravaskular (i.v) tidak mengalami absorpsi. Molekul

obat diabsorpsi dalam bentuk bebas (tidak terikat dengan zat lain) dan utuh ke dalam

darah atau peredaran sistemik.


2. Distribusi obat parenteral

Pada pemberian secara i.v molekul obat langsung masuk ke dalam peredaran

darah. Bila pemberian secara i.m atau s.c, molekul obat bercampur dengan cairan

tubuh atau jaringan, lalu masuk ke dalam peredaran darah dan kemudian

didistribusikan ke jaringan tempat obat bekerja.

3. Metabolisme obat parenteral

Proses metabolisme obat di dalam tubuh melibatkan proses biotransformasi

obat secara kimiawi, hal ini terjadi dalam lingkungan biologis. Sebagian besar reaksi

metabolisme merubah obat menjadi bentuk metabolit yang lebih larut dalam air daan

siap dieksresikan melalui ginjal.


Tempat utama metabolisme obat parenteral adalah di hati, namun dapat terjadi di

ginjal dan jaringan otot. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan metabolisme

obat yaitu faktor genetik, umur, lingkungan dan penyakit yang diderita.

4. Eksresi obat parenteral

Eksresi obat dan metabolitnya merupakan tahapan terakhir dari aktivitas serta

keberadaan obat dalam tubuh. Molekul obat yang masuk ke dalam tubuh dikeluarkan

melalui beberapa saluran. Obat akan diekskresikan dari tubuh bersama dengan

berbagai cairan tubuh melalui beberapa perjalanan. Ginjal merupakan organ utama

untuk mengeliminasi obat bersama urin. Organ lain yang dapat mengeksresikan obat

yaitu : empedu, paru, air ludah, ASI dan kulit.


THANK YOU
HASIL DISKUSI

Penanya : Iriny Pariakan Sarapang D1B122013

Kelompok :5

Pertanyaannya : Mengapa sediaan parenteral harus steril ?

Jawaban : Sherina Anaktototy D1B121046

Suatu sediaan parenteral harus steril karena sediaan ini unik yang di injeksikan

atau dsuntikkan melalui kulit atau membran mukosa ke dalam kompartemen tbuh yang

paling dalam.
HASIL DISKUSI

Penanya : Nurwahyuni D1B122135

Kelompok :5

Pertanyaannya : Apa efek samping pemberian nutrisi parenteral jangka panjang?

Jawaban : Hikmawati D1B122004

Infeksi, biasanya pada pembuluh darah vena. Pembengkakan di tangan, tungkai,

wajah, atau di organ tertentu, seperti paru-paru, dan sesak napas.


HASIL DISKUSI
Penanya : Fanny Vianty Murib D1B121227
Kelompok :4
Pertanyaannya : Kelebihan dan kekurangan obat parenteral, apakah tes alergi dilakukan pada pasien ?
Efek apa yang kemungkinan terjadi ketika melakukan tes alergi?
Jawaban : Hardiyani Belluano D1B122008
Kelebihan :
• Nutrisi langsung ke aliran darah
• Kontrol yang jauh lebih baik
• Pemberian ntrisi diberikan secara cepat
Kekurangan :
• Resiko infeksi
• Potensi komlikasi
• Gangguan pencernaan
LANJUTAN…

Tes alergi dilakukan dengan cara dokter menempelkan zat aau benda yang dicurigai

sebagai pemicu alergi pada jarum kecil, lalu jarum tersebut ditusukkan ke kulit pasien.

Setelah itu dokter akan menunggu sekitar 15-20 menit untuk melihat apakah terdapat

raksi alergi atau tidak.

Efek yang kemungkinan terjadi saat melakukan tes alergi yaitu biasanya kulit

pasien akan menjadi merah atau bengkak jika pasien alergi terhadap sesuatu yang di tes.

Anda mungkin juga menyukai