Anda di halaman 1dari 22

Pemberian Obat Melalui

Berbagai Rute

BY: KELOMPOK 2 1B

Standar Pemberian Obat

1. Kemurnian. pabrik harus memenuhi standar kemurnian untuk tipe dan

konsentrasi zat lain yang diperbolehkan dalam produksi obat.


2. Potensi. Konsentrasi obat aktif dalam preparat obat memengaruhi kekuatan

atau potensi obat.


3. Bioavailability. kemampuan obat untuk lepas dari bentuk dosisnya dan

melarut, diabsropsi, dan diangkut tubuh ke tempat kerjanya disebut


bioavailability.
4. Kemanjuran. Pemeriksa laboratorium yang terinci dapat membantu

menentukan efektivitas obat.


5. Keamanan. Semua obat harus terus dievaluasi untuk menentukan efek samping

obat tersebut.

Sifat Kerja Obat


MENGHASILKAN EFEK TERAPEUTIK YANG
BERMANFAAT.
T I D A K M E N C I P T A K A N S U A T U F U N G S I D I D A L A M

JARINGAN TUBUH ATAU ORGAN


M E N G U B A H F U N G S I F I S I O L O G I S .
MELINDUNGI SEL DARI PENGARUH AGENS KIMIA LAIN,
M E N I N G K A T K A N F U N G S I S E L , A T A U M E M P E R C E P A T

ATAU MEMPERLAMBAT PROSES KERJA SEL


M E N G G A N T I K A N Z A T T U B U H Y A N G H I L A N G ( C O N T O H

INSULIN,HORMON TIROID,DAN ESTROGEN).

Faktor Yang Memengaruhi Kerja Obat


1.
2.
3.
4.
5.

Perbedaan Genetik
Variabel Fisiologi
Kondisi Lingkungan
Faktor Psikologis
Diet

Rute pemberian obat


1.

ORAL

ADALAH RUTE PEMBERIAN YANG PALING UMUM DAN


PALIN G BANYAK DIPAKAI KARENA EKONOMIS, PALING
NYAMAN DAN AMAN. OBAT DAPAT JUGA DIABSORBSI
MELALUI RONGGA MULUT (SUBLINGUAL ATAU BUKAL)
SEPERTI TABLET ISDN. BENTUK SEDIAAN OBATNYA DAPAT
BERUPA TABLET, KAPSUL, LARUTAN (SOLUTION), SIRUP,
ELIKSIR, SUSPENSI, MAGMA, JEL, DAN BUBUK.
KELEBIHAN
:
RELATIF AMAN,
PRAKTIS, EKONOMIS,
MEMINIMALKAN KETIDAK NYAMANAN PADA KLIEN
AN DENGAN EFEK SAMPING YANG PALING KECIL.

Kekurangan

bioavaibilitasnya banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor,


iritasi pada saluran cerna, perlu kerjasama dengan

penderita (tidak bisa diberikan pada penderita koma),


timbul efek lambat, tidak bermanfaat untuk pasien yang
sering muntah, diare, tidak sadar, tidak kooperatif; untuk
obat iritatif
rasa tidak enak penggunaannya terbatas,
obat yang inaktif/terurai oleh cairan lambung/ usus tidak
bermanfaat (penisilin G, insulin),
obat absorpsi tidak teratur, kerja obat oral lebih lambat dan
efeknya lebih lama.

2.

Sublingual
Obat sublingual dirancang supaya setelah diletakkan di
bawah lidah dan kemudian larut, mudah diabsorbsi, Tidak
melalui hati sehingga tidak diinaktif, Dari selaput di bawah
lidah langsung ke dalam aliran darah, sehingga efek yang
dicapai lebih cepat. Hanya untuk obat yang bersifat lipofil.
Obat yang diberikan dibawah lidah tidak boleh ditelan.

Kelebihan
:
obat cepat, tidak diperlukan kemampuan menelan,
kerusakan obat di saluran cerna dan metabolisme di dinding
usus dan hati dapat dihindari (tidak lewat vena porta).

Kekurangan :
absorbsi tidak adekuat,
kepatuhan pasien kurang (compliance),
mencegah pasien menelan.
3.

Bukal
Pemberian obat melalui rute bukal dilakukan dengan
menempatkan obat padat di membran mukosa pipi sampai
obat larut. Klien harus diajarkan untuk menempatkan
dosis obat secara bergantian di pipi kanan dan kiri supaya
mukosa tidak iritasi, diperingatkan untuk tidak
mengunyah atau menelan obat atau minum air bersama
obat.

Kelebihan
:
onset cepat,
mencegah first-pass effect
tidak diperlukan kemampuan menelan
Kekurangan :
absorbsi tidak adekuat,
kepatuhan pasien kurang (compliance),
mencegah pasien menelan

4.

Parenteral
Rute parenteral adalah memberikan obat dengan
meninginjeksi ke dalam jaringan tubuh, obat yang cara
pemberiaannya tanpa melalui mulut (tanpa melalui saluran
pencernaan) tetapi langsung ke pembuluh darah. Misalnya
sediaan injeksi atau suntikan. Tujuannya adalah agar dapat
langsung menuju sasaran.

Kelebihan
:
bisa untuk pasien yang tidak sadar,
sering muntah dan tidak kooperatif,
tidak dapat untuk obat yang mengiritasi lambung,
dapat menghindari kerusakan obat di saluran cerna dan hati,
bekerja cepat dan dosis ekonomis.

Kekurangan :
kurang aman karena jika sudah disuntikan ke dalam tubuh
tidak bisa dikeluarkan lagi jika terjadi kesalahan,
tidak disukai pasien,
berbahaya (suntikan infeksi).
Terbagi 4 tipe :
a. Intravena (iv)
: Tidak mengalami tahap absorpsi.
Obat langsung dimasukkan ke pembuluh darah sehingga
kadar obat di dalam darah diperoleh dengan cepat, tepat
dan dapat disesuaikan langsung dengan respons penderita.

b. Intramuscular (im) : Kelarutan obat dalam air menentukan


kecepatan dan kelengkapan absorpsi. Obat yang sukar larut
seperti dizepam dan penitoin akan mengendap di tempat
suntikan sehingga absorpsinya berjalan lambat, tidak lengkap
dan tidak teratur.
c.Subkutan (SC)
: Hanya boleh dilakukan untuk obat yang
tidak iritatif terhadap jaringan. Absorpsi biasanya berjalan
lambat dan konstan, sehingga efeknya bertahan lebih lama.
Absorpsi menjadi lebih lambat jika diberikan dalam bentuk
padat yang ditanamkan dibawah kulit atau dalam bentuk
suspensi. Pemberian obat bersama dengan vasokonstriktor juga
dapat memperlambat absorpsinya Penyuntikkan dibawah kulit

d. Intrathecal: obat langsung dimasukkan ke dalam ruang

subaraknoid spinal, dilakukan bila diinginkan efek obat yang cepat


dan setempat pada selaput otak atau sumbu cerebrospinal seperti
pada anestesia spinal atau pengobatan infeksi SSP yang akut.
5.

Implantasi
Kelebihan
:

Bentuk oral pellet steril,

obat dicangkokkan dibawah kulit, terutama digunakan


untuk efek sistemik lama, misalnya obat-obat hormon kelamin
(estradiol dan testoteron)
kekurangan :

Resorpsinya lambat,

satu pellet dapat melepaskan zat aktifnya secara perlahanlahan selama 3-5 bulan lamanya.

6. Rektal
Obat dapat diberi melalui rute rektal berupa enema atau
supositoria yang akan mencair pada suhu badan.
Pemberian rektal dilakukan untuk memperoleh efek local.
Bentuknya suppositoria dan clysma obat pompa.
Kelebihan
:

Baik sekali untuk obat yang dirusak oleh asam


lambung,

diberikan untuk mencapai takaran yang cepat dan


tepat

tidak dapat dipakai jika pasien tidak biasa per-oral,

tidak dapat mencegah first-pass-metabolism,

pilihan terbaik untuk anak-anak.


Kekurangan :

absorbsi tidak adekuat,

banyak pasien tidak nyaman / risih per-rektal.

7.

Transdermal
Transdermal adalah rute administrasi dimana bahan
aktif yang disampaikan dikulit untuk distribusi
sistemik. Cara pemakaian melalui permukaan kulit,
berupa plester. Umumnya untuk gangguan jantung
misalnya angina pectoris, tiap dosis dapat bertahan
24 jam.
Kelebihan
:

Durasi yang lama dari tindakan yang


mengakibatkan penurunan frekuensi dosis,

Peningkatan kenyamanan untuk mengelolah


obat-obatan yang tidak akan membutuhkan
dosis sering,

Kekurangan :

Memiliki koefisien partisi sedang (larut dalam


lipid maupun air),

memiliki titik lebut yang relative rendah,

memiliki effective dose yang relative rendah.


8. Inhalasi
Inhalasi yaitu pemberian obat melalui saluran
pernafasan. Saluran nafas memiliki epitel untuk
absorpsi yang sangat luas, dengan demikian berguna
untuk pemberian obat secara local, pada salurannya,
misalnya salbutamol (ventolin), combivent, berotek
untuk asma, atau dalam keadaan darurat misalnya
terapi oksigen.

Kelebihan
:

absorpsi terjadi cepat dan homogen,

kadar obat dapat terkontrol,

terhindar dari efek lintas pertama dan dapat


diberikan langsung kepada bronkus.
Kekurangan :

Metode ini lebih sulit dilakukan,

memerlukan alat dan metode khusus, s

sukar mengatur dosis

sering mengiritasi paru.

9. Intranasal
Pemberian obat secara intranasall merupakan
alternative ideal untuk menggantikan sistem
penghantaran obat sistemik parenteral.
Kelebihan
:

Pencegahan eliminasi lintas perta hepatic

Metabolisme dinding saluran cerna atau


destruksi obat disaluran cerna kecepatan dan
jumlah absorpsi

Profil konsentrasi obat versus waktu relatif


sebanding dengan pengobatan secara
intravena
Kekurangan :

Secara kosmetik tidak menarik

Absorbsi tidak adekuat

10. Pervaginam
Obat diberikan melalui selaput lendir/mukosa vagina,
Diberikan pada antifungi dan anti kehamilan, Obat yang
dimasukkan pada umumnya bekerja secara local. Obat ini
tersedia dalam bentuk krim, tablet yang dapat larut
dengan perlahan ataupun dapat juga dalam bentuk salep
dan suppositoria
Kelebihan
:

Obat cepat bereaksi

Efek yang ditimbulkan bersifat lokal


Kekurangan :

Dapat membangkitkan rasa malu

Kesulitan dalam melakukan prosedur terhadap wanita


lansia

Setiap rabas yang keluar memungkinkan berbau busuk

11. Topikal
Pemberian topikal dilakukan dengan
mengoleskannya disuatu daerah kulit, memasang
balutan yang lembab, merendam bagian tubuh
dalam larutan, atau menyediakan air mandi yang
dicampur obat.
Kelebihan
:

untuk efek local; efek smping sistemik minimal,

mencegah first-pass effect,

untuk efek sistemik, menyerupai IV infuse (zeroorder),


kekurangan :

secara kosmetik kurang menarik,

absorbsi tidak menentu.

Cara Menyimpan Obat


Masa penyimpanan semua jenis obat mempunyai batas
waktu, karena lambat laun obat akan terurai secara
kimiawi akibat pengaruh cahaya, udara dan suhu.
Tanda-tanda kerusakan obat:
larutan bening menjadi keruh
warna suatu krim berubah tidak seperti awalnya dan
berjamur
Bentuk dan baunya obat tidak berubah, namun kadar zat
aktifnya sudah banyak berkurang, atau terurai dengan
membentuk zat-zat beracun.

Aturan Penyimpanan Obat


Obat sebaiknya disimpan di tempat yang sejuk dalam
wadah asli dan terlindung dari lembab dan cahaya.
Lama penyimpanan obat
Masa penyimpanan obat tergantung dari kandungan
dan cara menyimpannya.

Anda mungkin juga menyukai