1. Efek Sistemik, yaitu obat beredar ke seluruh tubuh melalui aliran darah.
2. Efek local, yaitu efek hanya setempat di mana obat digunakan.
a. Inhalasi, yaitu larutan obat disemprotkan ke dalam mulut atau hidung dengan suatu alat seperti ;
inhaler, nebulizer atau aerosol.
b. Penggunaan obat pada mukosa seperti ; mata, telinga, hidung, vagina, dengan obat tetes, dsb.
c. Penggunaan pada kulit dengan salep, krim, lotion, dsb.
EFEK OBAT :
Umumnya obat mempunyai efek atau aksi lebih dari satu, maka efek obat dapat berupa :
1. Efek terapi, yaitu efek atau aksi yang merupakan satu-satunya pada letak primer.
Ada 3 macam pengobatan terapi :
a. Terapi causal, yaitu obat yang meniadakan penyebab penyebab penyakit.
b. Terapi simtomatik, yaitu obat yang menghilangkan atau meringankan gejala penyakit.
c. Terapi substitusi, yaitu obat yang menggantikan zat yang lazim dibuat oleh orang yang sakit.
2. Efek samping, yaitu efek obat yang tidak diinginkan untuk tujuan efek terapi dan tidak ikut pada
kegunaan terapi.
3. Efek teratogen, yaitu efek obat yang pada dosis terapetik untuk Ibu mengakibatkan cacat pada janin,
misalnya ; fokomelia (kaki dan tangan bayi seperti kepunyaan anjing laut).
4. Efek toksis, yaitu efek atau aksi tambahan dari obat yang lebih berat dibanding efek samping dan
merupakan efek yang tidak diinginkan.
Tergantung pada besarnya dosis obat dapat diperoleh efek terapi atau efek toksis.
5. Idiosinkrasi, yaitu efek suatu obat yang secara kualitatif berlainan sekali dengan efek terapi
normalnya.
1. Reaksi hipersensitif = suatu reaksi allergi merupakan respon abnormal terhadap obat atau zat di
mana pasien sebelumnya telah kontak dengan obat tersebut hingga berkembang timbulnya antibodi.
2. Kumulasi = suatu fenomena pengumpulan obat dalam tubuh sebagai akibat pengulangan
penggunaan obat, dimana obat diekskresikan lebih lambat dibanding kecepatan absorpsinya.
3. Toleransi = suatu fenomena berkurangnya respon terhadap dosis obat yang sama. Untuk
memperoleh respon yang sama perlu dosisnya diperbesar.
a. Toleransi primer , yaitu toleransi bawaan yang terdapat pada sebagian orang.
b. Toleransi sekunder, yaitu toleransi yang diperoleh akibat penggunaan obat yang sering diulangi.
c. Toleransi silang, yaitu toleransi yang terjadi akibat penggunaan obat-obat yang mempunyai struktur
kimia yang serupa, dapat pula terjadi antara zat-zat yang berlainan, misalnya ; alcohol dan barbital.
4. Takhifilaksis = suatu fenomena berkurangnya kecepatan respon terhadap aksi obat pada
pengulangan penggunaan obat dalam dosis yang sama. Respon mula-mula tidak terulang meskipun
dengan dosis yang lebih besar.
5. Habituasi = suatu gejala ketergantungan psikologi terhadap suatu obat ( psychological dependence).
Menurut WHO :
a. Selalu ingin menggunakan obat
b. Tanpa atau sedikit kecendrungan untuk menaikkan dosis.
c. Timbul beberapa ketergantungan psikis.
d. Memberi efek yang merugikan pada suatu individu.
1. Adisi = campuran obat atau obat yang diberikan bersama-sama menimbulkan efek yang merupakan
jumlah dari efek masing-masing obat secara terpisah pada pasien.
2. Sinergis = campuran obat atau obat yang diberikan bersama-sama dengan aksi proksimat yang
sama, menimbulkan efek yang lebih besar dari jumlah efek masing-masing secara terpisah pada
pasien.
3. Antagonis = campuran obat atau obat yang diberikan bersama-sama pada pasien yang
menimbulkan efek yang berlawanan aksi dari salah satu obat, mengurangi efek dari obat yang lain.
1. Berat Badan
Dosis pasien yang berat badannya kurang adalah lebih kecil atau ditentukan dalam mg/kg/BB.
2. Umur
Ada beberapa hal yang mempengaruhi ADME (Absorpsi, Distribusi, Metabolisme, Ekskresi) pada
bayi yang baru lahir.
a. Beberapa sistem enzim pada bayi belum berkembang sempurna, sistem metabolisme obat dalam
saluran pencernaan, fungsi hati dan ginjal baru berkembang setelah umur satu bulan, akibatnya :
Absorpsi obat berjalan lambat
Timbul retensi obat di dalam tubuh.
Pada pasien Geriatri perlu diperhatikan tentang umur biologis pasien dan perubahan aksi obat
karena hal tersebut disebabkan oleh :
Kecepatan filtrasi glomeruli dan sekresi tubuh akan berkurang pada orang tua dan juga kecepatan
metabolisme obat.
Kemampuan mengakomodasi untuk menstabilkan homeostatis menurun.
3. Jenis Kelamin
Wanita lebih peka terhadap efek katartik tertentu daripada pria.
Pemberian obat melalui oral bertujuan terutama untuk mendapatkan efek sistemik, yaitu obat
beredar melalui pembuluh darah ke seluruh tubuh.
Tetapi untuk obat cacing dikehendaki untuk efek local, yaitu di usus untuk membunuh cacing.
KEUNTUNGANNYA :
Paling menyenangkan
Murah dan paling aman.
KERUGIANNYA :
Beberapa obat akan mengalami kerusakan oleh cairan lambung atau usus.
Pada psien yang muntah-muntah, koma atau dikehendaki onset yang cepat, tidak memungkinkan.
Bentuk obat yang memberi aksi onset cepat tidak selalu menguntungkan, sebab makin cepat obat
diabsorpsi akan cepat mengalami metabolisme dan ekskresi.
Sedangkan obat yang diabsorpsi lambat akan memberi aktivitas obat yang lebih panjang. Maka
untuk itu pemilihan bentuk obat memerlukan pertimbangan terhadap banyak factor.
a. Tablet
b.Kapsul
c.Pil, dan
d.Serbuk
TABLET
Yaitu bentuk sediaan padat yang dibuat dengan cetakan
Bahan obat : satu macam atau campuran.
Tujuan :
- Kesederhanaan
- Stabilitas
- Ekonomis
- Praktis pembuatan & pengiriman.
Bentuk :
- Discord ( cakram cembung rangkap )
- Bulat, oval, lonjong, segitiga, dsb.
Keuntungan :
- Akurasi ( kecekatan ) : dosis
- Mudah dibawa/praktis
- Rasa lebih enak
- Relative murah.
Syarat :
- Bentuk baik
- Waktu hancur tertentu : 15 menit.
Bahan :
a. Bahan pengikat :
- Menjaga agar bahan serbuk, granula tidak memisah
- Glukosa, pati, gelatin (agar-agar)
b. Bahan pengembang :
- Memudahkan pecah setelah tablet ditelah
- Tepung : kentang, jagung, agar-agar.
c. Bahan pelicin :
- Mencegah perlekatan antar tablet
- Mengurangi gesekan.
d. Bahan pengisi :
- Tepung, sucrose, lactose, manitol..
VARIASI TABLET :
a. Tablet yang dikempa :
Adalah bentuk obat padat yang dibuat dengan jalan dikempa. Bentuknya dapat seperti cakram,
datar atau bi-komfek, oval, triangle atau yang lainya.
KAPSUL ( CAPSULAE )
Bentuk sediaan obat yang terbungkus dalam suatu cangkang atau sel yang berisi obat.
Ukuran kapsul :
- 1000 mg, 650 mg, 500 mg, 350 mg, 250 mg, 200 mg, 150 mg, 100 mg.
Jenis kapsul :
- Hard capsule : gelatin dan gula
- Soft capsule : gelatin dan glycerin.
Keuntungan :
- Bau dan rasa obat tertutupi
- Praktis
- Obat tahan lama
- Harga relative murah
- Dapat untuk bahan padat atau cair.
Indikasi :
Obat yang rasa dan baunya tidak enak.
Cangkang dibuat dari gelatin, metal cellulose. Obat yang berbentuk kapsul ini biasanya obat yang
rasanya tidak enak atau pahit, sehingga tidak mungkin diberikan kepada pasien begitu saja.
Kasus keras : contohnya ; Tetrasiklin, Chlorampenikol.
Kapsul lunak : contohnya ; Minyak ikan.
P I L ( PILULAE )
Sediaan padat, kecil, bulat dan mengandung satu atau lebih bahan obat.
Berat : 100 500 mg.
Jarang dituliskan resep, karena :
- Pembuatan lama
- Kekerasan pil tak terkontrol
- Tidak tahan lama.
Bentuknya seperti gotri atau onde-onde.
SERBUK ( PULVIS )
Serbuk = Powder
Bahan kimia tertentu dibuat sintetik, dari tumbuhan, binatang, bersifat halus, dapat melewati suatu
lubang saringan dengan ukuran tertentu.
- Pulvis grossus : serbuk kasar
- Pulvis subtilis : serbuk halus.
PEMAKAIAN :
a. Penderita mengatur sendiri dosisnya.
b. Wadah : karton, gelas, plastik yang dirancang untuk pemakaian secara spesifik.
c. Pulvis untuk pemakaian luar :
- Bedak tabur
- Pulvis adspersorius : talcum venetum (magnesium silicate)
d. Penggunaan :
Lesi akut atau sub-akut :
- Absorbsi cairan
- Mengurangi friksi (gesekan) antara pelipatan kulit.
Obat yang berbentuk serbuk ini menurut campuran yang ditentukan oleh dokter melalui resep.
Kertas Puyer :
- Kertas putih
- Kertas lilin
- Kertas perkamen.
Berat setiap puyer : 0,3 1,0 gram
Keuntungan :
Bahan obat sesuai dengan kebutuhan
Dosis obat sesuai dengan kebutuhan
Dapt diberikan untuk : anak dan dewasa
Relatif murah
Onset of action lebih cepat dari sediaan padat lain.
Kerugian :
Tidak cocok untuk bahan obat tertentu :
- Rasa tidak enak
- Rasa tajam
KAPLET
Bentuknya kapsul tetapi isinya tablet.
Contohnya : Neoralgin.
DRAGEE
Obat berbentuk pil atau tablet bersalut gula.
Contohnya : Livron B Plex, Bio Neoron.
MACAM MACAM OBAT
1. OBAT TRADISIONAL
adalah obat jadi atau obat berbungkus yang berasal dari bahan tumbuhan, hewan, mineral dan atau
sediaan dalam bentuk campuran dari bahan tersebut yang belum mempunyai data klinis dan
dipergunakan dalam usaha pengobatan berdasarkan pengalaman.
2. OBAT PATEN
adalah obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama si pembuat atau yang
dikuasakannya dan dijual dalam bungkus asli dari pabrik yang memproduksinya.
3. OBAT GENERIK
adalah obat yang diproduksi dan diedarkan dengan menggunakan nama generic yaitu nama
berdasarkan Internasional Non Proprietary Name atau Farmakope untuk zat berkhasiat yang
dikandung yang mutunya dikendalikan secara ketat dan pada setiap kemasan diberi tanda logo
khusus.
4. OBAT ESSENSIAL
adalah obat yang paling dibutuhkan untuk pelaksanaan pelayanan kesehatan bagi masyarakat
terbanyak yang meliputi ; diagnosa, profilaksis / pencegahan , therapi dan rehabilitasi.
5. OBAT DALAM
adalah semua obat yang masuk kedalam tubuh lewat kerongkongan (oral) biasanya diberi etiket
warna putih.
1. INDIKASI
Yaitu obat tersebut dapat diberikan ke pasien.
Contoh : Paracetamol / Antalgin
INDIKASINYA :
Penggunaannya adalah sebagai : Antipiretik & Analgetik
Efek Antipiretik (efek utamanya) adalah : menurunkan suhu tubuh / demam.
Efek Analgetik (efek utamanya ) adalah : menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri dari ringan
sampai berat.
2. KONTRA INDIKASI
Yaitu obat tersebut tidak dapat diberikan atau bila diberikan akan berbahaya.
Contoh :
Obat Oxytosin
Kontra Indikasinya adalah bila kelainan pada uterus ; Uterus pernah dioperasi (SC), atau pada
panggul sempit.
Misalnya :
Diazepam efek utamanya : menenangkan (tranquilizer)
Frusemid (Lasix) efek utamanya : diuresis.
5. REAKSI ALLERGI
Adalah efek atau akibat penggunaan obat yang tidak terkait dengan sifat aktivitas obat dan terjadi
pada pasien tertentu.
Reaksi allergi tidak berhubungan dengan dosis obat akan tetapi bergantung pada reaktiviti /
hepersensivitas dari pasien yang mendapatkan obat oleh karena terbentuknya kompleks antigen
antibody yang menimbulkan efek / reaksi.
6. EFEK TOKSIS
Salah satu bentuk lain dari efek obat yang merupakan efek lain yang tidak diinginkan atau
diharapkan adalah efek toksis
Ini terjadi pada penggunaan obat yang melebihi dosis terapeutik atau penggunaan bahan toksis /
racun yang tidak digunakan untuk pengobatan.
1.2. Elexir.
Adalah suatu larutan alkoholis dan diberi pemanis, mengandung obat dan diberi bahan pembau.
Sebagai pelarut dapat digunakan Gliserin, syrup atau larutan sorbitol.
1.3. Syrup
Adalah suatu larutan obat dalam larutan gula yang jenuh, biasanya diberi ESSENS C
Contoh : Deladryl syrup, Paracetamol syrup
1.4. Emulsi
Adalah terdiri dari campuran zat cair yang tidak mau campur, biasanya minyak dan air, dimana zat
cair yang satu terbispersi dalam zat cair yang lain dengan bantuan emulgator.
Contoh : Emulsum Oil Lecoris Aselli.
Obat yang larut dalam minyak dilarutkan dalam minyak sedangkan yang larut dalam air dilarutkan
dalam air.
Bentuk emulsi selain untuk oral, ada juga yang bentuk topikal dan injeksi.
2. Setelah mengecek perintah pengobatan, bacalah tabel tiga kali ketika mempersiapkan obat :
- Saat mengambil obat
- Saat membuka/menuang atau mencampur
- Saat mengembalikan.
3. Obat yang sudah lama, lebih-lebih yang sudah hilang etiketnya atau tidak jelas jangan dipakai.
5.
Perhatikan pasien waktu minum obat, jangan meninggalkan obat diatas meja.
6.
Jangan sekali-kali memberikan obat-obatan yang telah disiapkan orang lain, kecuali jelas
ditugaskan kepada kita.
7. Perhatikan reaksi pasien setelah minum obat.
8. Mencatat atau membubuhkan paraf pada waktu atau pada status pasien setelah memberikan obat.
9. Obat-obatan harus disimpan sesuai dengan syarat-syarat penyimpanan masing-masing obat,
misalnya : Lemari es, tempat yang sejuk, gelap dan lain-lain.
10. Obat-obat yang dibeli sendiri oleh pasien harus disimpan dalam lemari obat pada tempat khusus,
dengan etiket nama yang jelas.
11. Menuangkan obat-obatan cair, jangan pada sisi yang ada etiketnya dan sejajar dengan mata.
12. Setiap kali selesai mengambil obat, tempat obat ditutup kembali.
13. Bila terjadi kesalahan dalam memberikan obat harus segera dilaporkan kepada yang bertanggung
jawab.
14. Usahakan agar tangan selalu bersih, ketika akan memberikan obat-obatan.
B. MENYIAPKAN OBAT :
1. Mencuci tangan
2. Memeriksa etiket obat dan dosis pemberian obat perhari
3. Mengambil obat dan memasukkan obat dalam tempat obat sesuai dengan nama dan tempat tidur
pasien.
4. Untuk pasien yang tidak bisa menelan dan menggunakan selang obat digerus.
C. RINCIAN TUGAS / KERJA :
1. Memberitahu pasien
2. Mencocokkan nama pasien dengan nama atau etiket pada tempat obat
3. Menanyakan kebiasaan pasien saat minum obat (apakah dengan memakai pisang, air minum, atau
yang lain)
4. Memeriksa kembali obat, lalu diberikan kepada pasien dan ditunggu sampai semua obat selesai
ditelan.
5. Pasien yang tidak dapat minum obat sendiri harus dibantu oleh perawat
6. Membereskan alat-alat
7. Mencuci tangan
8. Mencatat dan membubuhkan tanda paraf pada buku obat dan status pasien.
9. melepaskan tangan yang membuka kelopak mata bawah, pasien dianjurkan untuk menutup
dan mengedip-ngedipkan matanya.
10. membersihkan sekitas mata dari sisa obat menggunakan kain kasa steril
11. bila perlu dibalut atau ditutup dengan kain kasa steril dan diplester
12. membereskan alat-alat
13. mencuci tangan