Anda di halaman 1dari 4

Pemeriksaan Penunjang Pada

Penyakit Ginjal
1. Urinalisis
a. Fisik/Makroskopik
1) Warna
Warna urin secara normal adalah kuning pucat-tua bergantung pada
kadar urokrom.
2) Kekeruhan/turbiditas
Normalnya urin jernih.
3) Bau
Beberapa penyakit akan memiliki bau urin yang khas, seperti bau
keton, mapple syrup disease, dan sebagainya.
4) Densitas relatif
Berat jenis diukur dengan urinometer, dipengaruhi oleh suhu urin,
protein, glukosa, dan kontras media; normalnya 1,010-1,030.
Osmolalitas urin normal adalah 5-1200 mOsm/L
b. Kimia
pH urin berkisar antara 4,5-8. Hb, glukosa, dan keton dalam kondisi
normal tidak dijumpai pada urin. Proteinuria normal tidak lebih dari
150 mg/hari
c. Mikroskopik
Sebaiknya digunakan urin pertama atau urin kedua di pagi hari.
1) Sel
Sel pada sedimen urin dapat berasal dari sirkulasi (eritrosit dan
leukosit) dan dari traktus urinarius (sel tubulus, epitel)
a) Eritrosit
Ada dua bentuk, isomorfik (berasal dari traktus urinarius) dan
dismorfik (berasal dari glomerulus). Bila terdapat dominan
(80%) dismorfik, disebut hematuria glomerulus. Bila 50-50%,
atau hematuria campuran, ada beberapa ahli yang mengatakan
bahwa sudah dapat dikategorikan sebagai hematuria
glomerulus.
Dalam kondisi normal dapat dijumpai eritrosit < 12.000/cc
b) Leukosit
Pada urin normal dapat ditemukan 2-3/LPB. Bila jumlahnya
melebihi, kemungkinan infeksi/inflamasi. Paling sering
dijumpai adalah neutrofil.
c) Sel Tubulus Ginjal
Sel ini besar dengan inti besar. Dapat dijumpai pada nekrosis
tubular akut (NTA), glomerulonefritis, atau pielonefritis.
d) Lipid

Lipid pada urin terlihat sferis, translusen, berwarna kuning dan


bermacam-macam bentuk.n Dapat berada bebas atau berada
dalam sitoplasma sel epitel tubulus atau makrofag, disebut oval
fat bodies.
e) Silinder (cast)
Terbentuk dalam tubulus distal atau bagian awal tubulus
kontortus karena pengendapan masa selular dan elemen non
selular di dalam matrik protein Tamm-Horsfall. Ditemukannya
silinder menunjukkan kelainan ginjal.
2) Kristal
Kristal yang dapat ditemukan dalam urin:
a) Kristal asam urat dan urat amorf
b) Kristal kalsium oksalat
c) Kristal kalsium fosfat
d) Kristal tripel fosfat
e) Kristal kolesterol
f) Kristal sistin
g) Kristal karena obat
3) Organisme
Bakteri terkadang dapat ditemukan dalam urin karena kontaminasi.
Baru dicurigai ada infeksi bila ditemukan bersama leukosit. Telur
parasit Schistosoma haematobium dapat ditemukan dalam urin dan
sering bersama hematuria dan leukosituria.
2. Pemeriksaan Fungsi Ginjal
Dapat dilakukan berdasarkan prinsip bersihan/clearance.
C= U x V / P
(Clearance= konsentrasi zat marker dalam urin x volume urin / konsentrasi
zat marker dalam plasma).
Laju filtrasi glomerulus (LFG) dapat dinilai dari bersihan kreatinin, atau
digunakan Formula Cockcroft-Gault:
( 140umur ) ( BB/ Kg)
LFG=
72 kreatinin serum(mg )
3. Pemeriksaan Serologi
4. Pemeriksaan Radiologi
a. Ultrasonografi (USG)
Indikasi pemeriksaan USG:
1) Mengukur ginjal (panjang dan lebar)
2) Skrining hidronefrosis
3) Memastikan massa di ginjal
4) Abses.hematoma
5) Skrining kista ginjal
6) Melihat lokasi ginjal untuk tindakan infasif
7) Mengukur volume/sisa urin kandung kemih
8) Menilai trombosis vena renalis (doppler)
9) Menilai aliran darah ginjal (doppler)
Kelebihan:

1) Sensitif mendeteksi penimbunan cairan dilatasi pelviokalises dan


kista
2) Dapat membedakan korteks dan medula
3) Dapat membedakan kista dan massa padat
4) Dapat melihat bentuk seluruh ginjal dan ruangan sekitar ginjal
5) Secara doppler dapat melihat aliran darah ginjal
6) Mudah dibawa
7) Tidak memakai kontras dan radiasi
Kelemahan:
1) Tidak dapat menunjukkan pelviokalises secara teliti
2) Tidak dapat melihat ureter normal
3) Tidak dapat melihat retropenium jelas
4) Tidak dapat mendeteksi batu kecil dan batu ureter
5) Bergantung kepada operator
b. Foto polos Abdomen
Dari foto polos abdomen dapat diketahui
1) Bentuk ginjal
2) Gambaran ureter
3) Gambaran kandung kemih
4) Gambaran kalsifikasi
c. Pielografi
d. Sistografi
e. Angiografi
f. Tomografi Komputer (CT)
g. Angiografi CT
h. Radionuklir
i. Renogram
5. MRI
6. Biopsi Ginjal
Biopsi ginjal dapat memberikan gambaran dasar klasifikasi dan pengertian
penyakit ginjal baik primer maupun sekunder.
Manfaat:
1) Menegakkan diagnosis baik kelainan primer atau sistemik
2) Menentukan prognosis
3) Menentukan opsi pengobatan
4) Mengetahui patofisiologi penyakit ginjal
Kontraindikasi
1) Gangguan Koagulasi dan trombositopenia
2) Disfungsi trombosit (kontraindikasi relatif) dapat diatasi dengan
dialisis atau desmopresin yang akan merangsang koagulasi trombosit
3) Hipertensi (kontraindikasi relatif)
4) Pielonefritis, dapat mengakibatkan abses
5) Kelainan anatomis: ginjal soliter
Hasil adekuat bila biopsi korteks ginjal mengandung 6-8 glomerulus.
Indikasi utama:
1) Sindrom nefrotik

2) Penyakit ginjal akibat penyakit sistemik


3) Gagal ginjal akut
4) Transplantasi ginjal
Sumber
Brenner MB. The Kidney 7th ed. In: Brenner & Rector, editors.
Philadelphia: WB Saunders; 2000. p. 353-412
Johnson RJ, Feehally J. Comprehensive clinical nephrology 2nd ed. Mosby;
2000. p. 27-70.
Simonson MS, Banz MB. Nephrology secret. p. 4-11
Wilcos CX, Tisher CC. Handbook of nephrology and hypertension. 5th
edition. Lippincot Williams & Wilkins; 1999.

Anda mungkin juga menyukai