Anda di halaman 1dari 22

Makalah

Keperawatan dasar
“cara pemberian obat”
(oral, supositoria, topical)

Dosen Pembimbing :
Dra. Sugijati, S.Kep, Ns, MM.Kes
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5, anggota :
1. Lia Asnaeni P07120116073
2. Maesarah P07120116074
3. Mita Yulia Rahman P07120116075
4. Muhammad Anshori P07120116076
5. Muhammad Jauhari P07120116077
6. Muhammad Rizki Umran P07120116078

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN MATARAM
T.A. 2016/2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “cara
pemberian obat (oral, supositoria, topical)” ini dengan baik dan tepat waktu, meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Kami juga berterima kasih pada Dra. Sugijati, S.Kep, Ns, MM.Kes
selaku Dosen mata kuliah Keperawatan Dasar Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram yang
telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai bagaimana cara atau rute pemberian obat. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah
kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kata-kata yang kurang berkenan
dan kami memohon kritik serta saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di
waktu yang akan datang.

Mataram, 22 Maret 2017

Penyusun,

i
DAFATR ISI

Contents
KATA PENGANTAR .................................................................................................................................... i

DAFATR ISI ................................................................................................................................................. ii

BAB I ............................................................................................................................................................ 1

PENDAHULUAN ........................................................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ...................................................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH .................................................................................................................. 1
C. TUJUAN ........................................................................................................................................... 1
BAB II ........................................................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ............................................................................................................................................ 3
A. PENTINGNYA PEMBERIAN OBAT ............................................................................................. 3
B. STANDART PEMBERIAN OBAT DAN REAKSI OBAT............................................................. 3
C. PRINSIP PEMBERIAN OBAT YANG BENAR ............................................................................. 4
D. PEMBERIAN OBAT SECARA ORAL ........................................................................................... 5
E. PEMBERIAN OBAT SECARA SUPOSITORIA ............................................................................ 7
1. PEMBERIAN OBAT MELALUI VAGINA ................................................................................ 7
2. PEMBERIAN OBAT MELALUI ANUS ..................................................................................... 9
F. PEMBERIAN OBAT SECARA TOPIKAL ................................................................................... 11
1. PEMBERIAN OBAT SECARA TOPIKAL PADA MATA ............................................................ 13
2. PEMBERIAN OBAT SECARA TOPIKAL PADA TELINGA ....................................................... 15
3. PEMBERIAN OBAT SECARA TOPIKAL PADA HIDUNG ....................................................... 16
BAB III........................................................................................................................................................ 18

PENUTUP .................................................................................................................................................... 18
A. KESIMPULAN ............................................................................................................................... 18
B. SARAN ........................................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................. 19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Obat merupakan sebuah subastansi yang diberikan kepada manusia atau binatang
sebagai perawatan atau pengobatan, bahkan pencegahan terhadap berbagai gangguan
yang terjadi di dalam tubuhnya. Obat dapat bekerja secara maksimal bila dikonsumsi
dengan tepat baik dosis, waktu, maupun rute pemberian. Seorang perawat yang akan
bekerja secara langsung dalam pemenuhan asuhan keperawatan sangat membutuhkan
keterampilan dalam tindakan medis berupa pengobatan. Untuk itu, dalam makalah ini
kami akan membahas tentang cara pemberian obat diantaranya : melalui oral, topical, dan
supositoria.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian obat ?
2. Bagaimanakah standar dan reaksi obat ?
3. Bagaimanakah prrinsip pemberian obat yang benar ?
4. Bagaimanakah cara pemberian obat secara oral ?
5. Bagaimanakah cara pemberian obat secara supositoria ?
6. Bagaimanakah cara pemberian obat topical (kulit, mata, telinga, dan hidung) ?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apakah pengertian obat
2. Untuk mengetahui bagaimana standar dan reaksi obat
3. Untuk mengetahui bagaimana prrinsip pemberian obat yang benar
4. Untuk mengetahui bagaimana cara pemberian obat secara oral
5. Untuk mengetahui bagaimana cara pemberian obat secara supositoria

1
6. Unutuk mengetahui bagaimana cara pemberian obat topical (kulit, mata, telinga, dan
hidung)

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENTINGNYA PEMBERIAN OBAT


Obat merupakan semua zat kimiawi, hewani,
nabati, yang dalam dosis layak dapatmenyembuhkan, meringankan, dan mencegah
penyakit/ gejalanya, yang diberikan kepada pasiendengan maksud tertentu sesuai
dengan guna obat tersebut. Pemberian obat yang aman dan akurat adalah tanggung jawab
penting bagi seorang perawat. Meskipun obat menguntungkan, namun bukan berarti
tanpa reaksi yang merugikan. Sebagai seorang perawat harus mengetahui prinsip-prinsip
dalam pemberian obat secara aman dan benar. Karena obat dapat menyembuhkan atau
merugikan pasien, maka pemberian obat menjadi salah satu tugas perawat yang paling
penting.
Perawat adalah mata rantai terakhir dalam proses pemberian obat kepada pasien.
Perawat yang bertanggung jawab bahwa obat itu diberikan dan memastikan bahwa obat
itu benar diminum.Bila ada obat yang diberikan kepada pasien, hal itu harus menjadi
bagian integral dari rencana keperawatan. Perawat yang paling tahu tentang kebutuhan
dan respon pasien terhadap pengobatan. Misalnya, pasien yang sukar menelan, muntah
atau tidak dapat minum obat tertentu (dalam bentuk kapsul). Faktor gangguan visual,
pendengaran, intelektual atau motorik, yang mungkin menyebabkan pasien sukar makan
obat, harus dipertimbangkan. Rencana perawatan harus mencangkup rencana pemberian
obat, bergantung pada hasil pengkajian, pengetahuan tentang kerja dan interaksi obat,
efek samping, lama kerja, dan program dokter.

B. STANDART PEMBERIAN OBAT DAN REAKSI OBAT


1. Reaksi Obat
Sebagai bahan atau benda asing yang masuk kedalam tubuh obat akan bekerja
sesuai proses kimiawi, melalui suatu reaksi obat. Reaksi obat dapat dihitung dalam
satuan waktu paruh yakni suatu interval waktu yang diperlukan dalam tubuh untuk
proses eliminasi sehingga terjadi pengurangan konsentrasi setengah dari kadar puncak
obat dalam tubuh.
Adapun faktor yang mempengaruhi reaksi obat yaitu :
a. Absorbs obat

3
b. Distribusi obat
c. Metabolisme obat
d. Eksresi sisa

Ada 2 efek obat yakni efek teurapeutik dan efek samping.efek terapeutik adalah
obat memiliki kesesuaian terhadap efek yang diharapkan sesuai kandungan obatnya
seperti paliatif ( berefek untuk mengurangi gejala), kuratif ( memiliki efek
pengobatan) dan lain-lain. Sedangkan efek samping adalah dampak yang tidak
diharapkan, tidak bias diramal, dan bahkan kemungkinan dapat membahayakan
seperti adanya alerg, toksisitas ( keracunan), penyakit iatrogenic, kegagalan dalam
pengobatan, dan lain-lain.

2. Standart pemberian obat


Dokter, Perawat dan ahli Farmasi menggunakan standar obat untuk memastikan
klien menerima obat yang alami dalam dosis yang aman dan efektif. Standar yang
diterima masyarakat harus memenuhi kriteria berikut :
a) Kemurnian. Pabrik harus memenuhi standar kemurnian untuk tipe dan
konsentrasi zat lain yang diperbolehkan dalam produksi obat.
b) Potensi. Konsentrasi obat aktif dalam preparat obat memengaruhi kekuatan
atau potensi obat.
c) Bioavailability. Kemampuan obat untuk lepas dari bentuk dosisnya dan
melarut, diabsorbsi , dan diangkut tubuh ketempat kerjanya disebut
bioavailability.
d) Kemanjuran. Pemeriksaan laboratorium yang terinci dapat membantu
menentukan efektivitas obat.
e) Keamanan. Semua obat harus terus dievaluasi untuk menentukan efek
samping obat tersebut.

C. PRINSIP PEMBERIAN OBAT YANG BENAR


1. Benar Pasien
Sebelum obat diberikan, identitas pasien harus diperiksa (papan identitas di
tempat tidur, gelang identitas) atau ditanyakan langsung kepada pasien atau
keluarganya. Jika pasien tidak sanggup berespon secara verbal, respon non verbal
dapat dipakai, misalnya pasien mengangguk. Jika pasien tidak sanggup
mengidentifikasi diri akibat gangguan mental atau kesadaran, harus dicari cara
identifikasi yang lain seperti menanyakan langsung kepada keluarganya. Bayi harus
selalu diidentifikasi dari gelang identitasnya.

4
2. Benar Obat
Obat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap obat dengan nama dagang
yang kita asing (baru kita dengar namanya) harus diperiksa nama generiknya, bila
perlu hubungi apoteker untuk menanyakan nama generiknya atau kandungan obat.
Sebelum memberi obat kepada pasien, label pada botol atau kemasannya harus
diperiksa tiga kali. Pertama saat membaca permintaan obat dan botolnya diambil dari
rak obat, kedua label botol dibandingkan dengan obat yang diminta, ketiga saat
dikembalikan ke rak obat. Jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan
harus dikembalikan ke bagian farmasi.

3. Benar Dosis
Sebelum memberi obat, perawat harus memeriksa dosisnya. Jika ragu, perawat
harus berkonsultasi dengan dokter yang menulis resep atau apoteker sebelum
dilanjutkan ke pasien. Jika pasien meragukan dosisnya perawat harus memeriksanya
lagi. Ada beberapa obat baik ampul maupun tablet memiliki dosis yang berbeda tiap
ampul atau tabletnya. Misalnya ondansentron 1 amp, dosisnya berapa ? Ini penting !!
karena 1 amp ondansentron dosisnya ada 4 mg, ada juga 8 mg. ada antibiotik 1 vial
dosisnya 1 gr, ada juga 1 vial 500 mg. jadi Anda harus tetap hati-hati dan teliti.

4. Benar Cara/Rute
Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang
menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien, kecepatan
respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat, serta tempat kerja yang
diinginkan. Obat dapat diberikan peroral, sublingual, parenteral, topikal, rektal,
inhalasi

D. PEMBERIAN OBAT SECARA ORAL


Rute pemberian obat yang sering kali menjadi pilihan adalah rute oral atau melalui
mulut, dan obat yang diberikan dapat brupa cair.

a. TUJUAN
1. Mendapatkan efek local
2. Menghindari kerusakan jaringan
3. Menghindari pemberian obat yang menyebabkan nyeri.

5
b. INDIKASI
1. Pada pasien yang tidak membutuhkan absorbsi obat secara cepat
2. Pada pasien yang tidak mengalami gangguan pencernaan

c. KOTRAINDIKASI
Pasien dengan gangguan pada system pencernaan, seperti kanker oral, gangguan
menelan dan sebagainya.

d. ALAT & BAHAN

Baki atau kereta obat berisi :

1. Obat dalam tempetnya


2. Buku/jadwal pemberian obat
3. Air minum
4. Sedoten, jika diperlukan
5. Gelas pengukur
6. Sendok
7. Spuit untuk anak-anak.

e. PERSIAPAN PASIEN
1. Jelaskan kepada pasien mengenai tujuan dan tindakan yang akan dilakukan.

2. Siapkan alat dan ruangan.

f. PROSEDUR KERJA :
1. Periksa kembali order obat : nama pasien, nama dan dosis obat, rute pemberian,
dan waktu pemberian
2. Cuci tangan
3. Siapkan obat
4. Jika obat dalam botol, tuangkan ke dalam tutup botol
5. Jika obat bentuk kapsul, letakkan ke wadah obat

6
6. Jika obat bentuk cair, kocok agar bercampur. Tuangkan ke sendok sesuai takaran
kemudian minumkan ke mulut pasien
7. Jika pasien sulit menelan atau masih anak-anak, gerus obat berbentuk tablet/pil
dalam lumpang hingga halus. Setelah obat halus, campur dengan air
menggunakan spuit tanpa jarum kemudian semprotkan ke mulut pasien
8. Bantu pasien untuk mengambil posisi duduk atau berbaring miring
9. Siapkan air minum dan sedotan dalam gelas
10. Tinggal bersama pasien hingga setiap obat ditelan semua
11. Rapikan pasien
12. Cuci tangan
13. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan

E. PEMBERIAN OBAT SECARA SUPOSITORIA


1. PEMBERIAN OBAT MELALUI VAGINA
Tindakan keperawatan memasukkan obat kedalam tubuh melalui vagina.
Pemberian obat melalui vagina biasanya dilakukan pada pasien menjelang tindakan
pengobatan tertentu, mis., hidrotubasi, adanya peradangan pada system reproduksi
wanita dan pasien dengan infeksi vagina.
a. TUJUAN
1. Mengobati penyakit pada vagina
2. Menghilangkan nyeri
3. Mengurangi peradangan
4. Mengbati infeksi local

b. INDIKASI
Vaginitis, keputihan vagina dan serviks (leher rahim) karena berbagai
etiologi, ektropia dan parsio dan serviks. Serviks sebagai hemoestasis setelah
biopsy dan pengangkatan polip di serviks, erosi uretra eksterna dan popiloma
uretra kondiloma akuminata. Luka akibat penggunaan instrument ginekologi
untuk mempercepat proses penyembuhan setelah electron koagulasi.

7
c. KONTRAINDIKASI
Jangan diberikan pada orang yang mempunyai kecendrungan hipersensitif
atau alergi.

d. ALAT DAN BAHAN :


Baki berisi:
1. Obat supositoria dalam tempatnya
2. Sarung tangan steril
3. Kain kasa
4. Vaselin
5. Kertas tisu
6. Piala ginjal
7. Pengalas
8. Kain penutup/selimut mandi
9. Kapas sublimat

e. PERSIAPAN PASIEN
1. Jaga privasi pasien dengan menutup pintu atau tirai
2. Jelaskan kepada pasien mengenai tujuan dan tindakan yang akan dilakukan

f. POSEDUR KERJA
1. Periksa kembali order obat: nama pasien, nama dan dosis obat, rute
pemberian, dan waktu pemberian.
2. Siapkan obat
3. Letakkan peralatan dan obat ke dekat pasien.
4. Pasang sampiran.
5. Cuci tangan
6. Pasang pengalas dibawah bokong pasien
7. Letakkan piala ginjal didekat bokong pasien
8. Pasang kain penutup pada bagian bawah

8
9. Buka pakaian bawah pasien kemudian posisikan dengan menekuk kedua kaki
dan mengadahkan telapak kaki ke tempat tidur
10. Pasang sarung tagan
11. Bersihkan alat kelamin dengan kapas sublimat dengan arah dari dalam ke luar
12. Buka pembungkus obat, pegang dengan kain kasa kemudian olesi vaselin
13. Regangkan labia minora dengan taangan kiri dan masukkan obat sepanjang
dinding vagina posterior sedalam 7,5-10cm
14. Setelah obat masuk tarik jari tangan kemudian bersihkan sekitar daerah
orifisium vagina dan labia dengan menggunakan tisu
15. Rapikan pasien
16. Kembalikan alat pada tempatnya
17. Cuci tangan
18. Dokumentasikan tindakan yang dilakuka

2. PEMBERIAN OBAT MELALUI ANUS


Tindakan memasukkan obat kedalam tubuh melalui lubang anus. Pemeberian obat
melalui anus biasanya dlakukan pada pasien pasca bedah pasien yang mengalami
kesulitan BAB, pasien dengan infeksi anus, dan pasien dengan gangguan pernafasan.
a. TUJUAN
1. Menghilangkan nyeri
2. Mengurangi peradangan
3. Meberikan efek local dan sistemik

b. INDIKASI
1. Mengobati gejala-gejala rematoid, spondistis ankiloksa, gout akut dan
osteoritis
2. Untuk pengobatan konstipasi dan wasir
3. Untuk efek sistematik seperti mual dan muntah

9
c. KONTRAINDIKASI
1. Hipersensitif terhadap ketoprofen, esetosal dan ains lain
2. Pasien yang menderita ulkus pentrikum atau peradangan aktif (inflamasi akut)
pada saluran cerna
3. Bionkospasme berat atau pasien dengan riwayat asma brochial atau alergi
4. Gagal fungsi ginjal dan hati yang berat
5. Supositorial sebaiknya tidak digunakan pada penderita piotitis atau hemoroit
6. Pembedahan rektal

d. ALAT DAN BAHAN


Baki berisi:
1. Obat supositori dalam tempatnya
2. Sarung tangan steril
3. Kain kasa
4. Vaselin
5. Kertas tisu
6. Piala ginjal
7. Pengalas
8. Kain penutu/selimut mandi
9. Kapas sublimat
10. Pinset

e. PERSIAPAN PASIEN
1. Jaga privasi pasien dengan menutup pintu atau tirai
2. Jelskan pada pasien mengenai tujuan dan tindakan yang akan dilakukan.

f. PROSEDUR KERJA
1. Periksa kembali order obat:nama pasien, nama dan dosis obat, rute pemberian
obat, waktu pemberian.
2. Siapkan obat
3. Letakkan peralatan dan obat kedekat pasien

10
4. Pasang sampiran
5. Cuci tangan
6. Pasang pengalas dibawah bokong pasien
7. Letakkan piala ginjal didekat bokong pasien
8. Pasang kain penutup pada bagian bawah
9. Buka pakaian bawah pasien kemudian posisikan dengan tidur miring (SIMS).
10. Gunakan sarung tangan
11. Bersihkan daerah anus dengan kapas sublimak menggunakan pinset.
12. Buka pembukus obat dan pegang dengan kain kasa kemudian olesi vaselin
13. Regangkan lubang anus dengan tangan kiri
14. Masukkan obat ke lubang anus kurang lebih 10 cm pada orang dewasa dan 5
cm pada anak-anak secara perlahan kemudian tarik jari tangan dan bersihkan
daerah anus dengan tisu
15. Letakkan pembungkus obat kedalam piala ginjal
16. Rapikan pasien
17. Kembalikan alat pada tempatnya
18. Cuci tangan
19. Dokumnetasikan tindakan yang dilakukan

F. PEMBERIAN OBAT SECARA TOPIKAL


Merupakan tindakan mengooleskan obat yang dilakukan didaerah kulit.
a. TUJUAN :
1. Melindungi permukaan kulit
2. Mempertahankan kecantikan lapisan kulit
3. Memperoleh reaksi obat secara local
4. Mengurangi iritasi kulit
b. INDIKASI
1. Pada pasien dengan mata merah akibat iritasi ringan
2. Pada pasien radang atau alergi mata
3. Infeksi saluran nafas

11
4. Otitis media (radang rongga gendang telinga)
5. Infeksi kulit

c. KONTRAINDIKASI
1. Pada penderita glaucoma atau penyakit mata lainnya yang hebat, bayi dan anak.
Kecuali dalam pengawasan dan nasihat dokter
2. Hipersensitifitas
3. Diare, gangguan fungsi hati dan ginjal
4. Pada pasien ulkus
5. Individu yang atopi (hipersensitifitas atau alergi berdasarkan kecendrungan yang
diturun-temurunkan)

d. ALAT DAN BAHAN :


Baki berisi :
1. Obat topikalyang diperlukan, misalnya : krim, losion, salep
2. Sarung tangan
3. Kain kasa
4. Balutan
5. Plester
6. Baskom berisi air hangat
7. Pengalas
8. Piala ginjal
9. Sesuaikan alat dengan kondisi kulit dan obat yang digunakan

e. PERSIAPAN PASIEN
1. Jelaskan kepada pasien mengenai tujuan dan tindakan yang akan dilakukan.

f. PROSEDUR KERJA
1. Periksa kembali order obat : nama pasien, nama dan dosis obat, rute pemberian,
dan waktu pemberian
2. Siapkan obat

12
3. Letakkan peralatan dan obat ke dekat pasien
4. Cuci tangan
5. Pasang pengalas
6. Pasang sarung tangan
7. Posisikan pasien senyaman mungkin
8. Bersihkan daerah yang akan diberi obat dengan air hangat sesuai kondisi kulit
kemudian keringkan
9. Berikan obat sesuai indikasi dan perhatikan cara penggunaan, misalnya : dioles,
ditabur, atau dikompres
10. Tutup area kulit sesuai metode pengobatan
11. Rapikan pasien
12. Bersihkan alat dan kembalikan ke tempatnya
13. Cuci tangan
14. Dokumentasikan tindakan yang dilakukan

1. PEMBERIAN OBAT SECARA TOPIKAL PADA MATA


Merupakan tindakan memasukkan obat pada mata dengan meneteskan atau
mengoleskan pada daerah mata.
a. TUJUAN :
1. Mengobatu penyakit pada mata
2. Membersihkan mata dari kotoran
3. Mencegah kekeringan pada mata
4. Tindakan pemeriksaan

b. ALAT & BAHAN :


Baki berisi :
1. Obat tetes atau salep mata yang diperlukan
2. Sarung tangan
3. Kain kasa
4. Plester
5. Tisu

13
6. Penghalang
7. Piala ginjal
8. Air hangat atau kapas pelembab

c. PERSIAPAN PASIEN
1. Jelaskan kepada pasien mengenai tujuan dan tindakan yang akan dilakukan

d. PROSEDUR KERJA
1. Perikas kembali order obat : nama pasien, nama dan dosis obat, rute
pemberian, dan waktu pemberian.
2. Siapkan obat
3. Letakkan peralatan dan obat ke dekat pasien
4. Cuci tangan
5. Pasang sarung tangan
6. Posisikan pasien senyaman mungkin
7. bersihkan daerah kelopak mata dari dalam keluar dengan air hangatkan sesuai
kondisi mata, kemudian dikering
8. Buka mata bagian bawah dan anjurkan pasien melihat ke atas
9. Teteskan obat sesuai indikasi dan anjurkan pasien menutup mata. Apabila
obat berbentuk salep, pegang tube, tekan hingga obat keluar sesuai kebutuhan
dalam kelopak mata bawah sambil anjurkan pasien melihat ke bawah
10. Tutup area kulit sesuai metode pengobatan
11. Rapikan pasien
12. Bersihkan alat dan kembalikan ke tempatnya
13. Cuci tangan
14. Dokumentasikan tindakan yang dilakukan

14
2. PEMBERIAN OBAT SECARA TOPIKAL PADA TELINGA
Merupakan tindakan memasukkan obat pada telinga dengan cara meneteskan
melalui dinding telinga. Tindakan ini dilakukan pada pasien dengan gangguan infeksi
telinga.
a. TUJUAN :
1. Memberikan efek local
2. Menghilangkan nyeri
3. Melunakkan serumen

b. ALAT & BAHAN :


Baki berisi :
1. Botol obat dan penetes steril dalam tempatnya
2. Buku daftar obat
3. Speculum telinga, jika diperlukan
4. Lidi kapas
5. Sarung tangan, jika diperlukan
6. Plester
7. Kain kasa
8. Tisu
9. Piala ginjal

c. PERSIAPAN PASIEN :
1. Jelaskan kepada pasien mengenai tujuan dan tindakan yang akan dilakukan

d. PROSEDUR KERJA :
1. Periksa kembali order obat : nama pasien, nama dan dosis obat, cara
pemberian, dan waktu pemberian
2. Siapkan obat
3. Letakkan peralatan dan obat kedekat pasien
4. Cuci tangan

15
5. Atur posisi dengan kepala miring kekanan/kiri. Upayakaan telinga
menengadah ke atas
6. Pasang speculum telinga, jika diperlukan
7. Tarik daun telinga ke atas atau ke belakang
8. Teteskan obat pada dinding telinga sesuai dosis
9. Jika obat berbentuk salep oleskan dengan menggunakan lidi kapas pada liang
telinga
10. Anjuran pasien mempertahankan posisi tersebut selama 3-5 menit
11. Tutp telinga dengan kain kasa kemudian plester sesuai kebutuhan pasien
12. Rapikan pasien
13. Kembalikan alat ke tempatnya
14. Cuci tangan
15. Dokumentasikan tindakan yang dilakukan

3. PEMBERIAN OBAT SECARA TOPIKAL PADA HIDUNG


Merpakan tindakan memasukkan sejumlah obat melalui lubang hidung

a. TUJUAN:
1. Mengencerkan sekresi
2. Mengobati infeksi pada rongga hidung
3. Melihat reaksi setempat

b. ALAT DAN BAHAN:


1. Botol obat dengan penetes steril
2. Pipet
3. Speculum hidung
4. Kain kasa
5. Plester
6. Tisu
7. Piala ginjal

16
c. PERSIAPAN PASIEN
1. Jelaskan kepada pasien mengenai tujuan dan tindakan yang akan dilakukan

d. PROSEDUR KERJA
1. Periksa order obat: nama pasien, nama dan dosis obat, cara pemberian, dan
rute pemberian
2. Siapkan obat
3. Letakkan peralatan dan obat ke dekat pasien
4. Cuci tangan
5. Atur posisi
 Duduk: kepala tengadah ke belakang
 Berbaring: bagian kepala ekstensi pada tepi tempat tidur atau gunakan
bantal dibawah bahu dan kepala tengadah ke belakang
6. Teteskan obat pada masing-masing lubang hidung sesuai dosis pemberian
7. Pertahankan posisi 2-3 menit
8. Rapikan pasien
9. Rapikan alat pada tempatnya
10. Cuci tangan
11. Dokumentasikan tindakan yang dilakukan

17
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Obat merupakan semua zat kimiawi, hewani, nabati, yang dalam dosis layak dapat
menyembuhkan, meringankan, dan mencegah penyakit/ gejalanya, yang diberikan kepada
pasien dengan maksud tertentu sesuai dengan guna obat tersebut. Pemberian obat yang
aman dan akurat adalah tanggung jawab penting bagi seorang perawat. Dalam
memberikan obat ada bebrapa hal yang harus diperhatikan yaitu diantaranya benar pasien,
benar obat, benar dosis, benar waktu, benar rute, dan benar dokumentasi. Pemberian obat
dapat diberikan melalui beberapa rute yaitu melalui oral, topical dan supositoria yang
memiliki indikasi yang berbeda-beda sesuai dengan keadaan seorang pasien tersebut.

B. SARAN
Setiap obat merupakan racun yang dapat memberikan efek samping yang tidak baik
jika kita salah menggunakannya. Hal ini tentunya dapat menimbulkan kerugian, bahkan
akibatnya bisa fatal. Oleh karena itu, kita sebagai perawat kiranya harus melaksanakan
tugas kita dengan sebaik-baiknya tanpa menimbulkan masalah-masalah yang dapat
merugikan diri kita sendiri maupun orang lain.

18
DAFTAR PUSTAKA

World of woman. 2016. Praktek Pemberian Obat Melalui Oral. http://carissaamelia.blogspot.co.id.


Diakses pada tanggal 20 Maret 2017.

Natanel, Andry. 2013. Pemberian Obat Secara Topical. http://mahasiswafarmasibicara.blogspot.co.id.


Diakses pada tanggal 20 Maret 2017.

Husada, Dian Ajeng. 2013. Pemberian Obat Secara Supositoria. http://diajengdianhusada.blogspot.co.id.


Diakses pada tanggal 21 Maret 2017.

19

Anda mungkin juga menyukai