TINJAUAN PUSTAKAN
1. Pengkajian
a. Identitas
Identitas klien yang biasa dikaji pada penyakit sistem musculoscletal adalah usia,
karena ada beberapa penyakit musculoscletal banyak terjadi pada klien diatas usia
60 tahun.
b. Keluhan utama
Keluhan utama yang sering ditemukan pada klien dengan penyakit musculoscletal
mengeluh nyeri pada persendian yang terkena, adanya keterbatasan gerak yang
Riwayat kesehatan saat ini berupa uraian mengenai penyakit yang diderita oleh
klien dari mulainya timbulnya keluhan yang dirasakan, dan apakah pernah dibawa
ke rumah sakit serta pengobatan apa yang pernah diberikan dan dan bagaimana
Yang perlu dikaji apakah didalam keluarga ada yang menderta penyakit yang
Yang perlu dikaji adalah aktivitas apa saja yang biasa dilakukan sehubungan
1. Pola nutrisi
2. Pola eliminasi
Menggambarkan pola tidur, istirahat dan persepsi terhadap energi, jumlah jam
dan masyarakat, tempat tinggal, pekerjaan, tidak punya rumah dan masalah
keuangan.
diri. Konsep diri menggambarkan gambaran diri. Harga diri, peran, identitas
h. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
lemah
2. Kesadaran
3. Tanda-tanda vital
a. Suhu meningkat
normal
a) Sistem sirkulasi (B2: Bleeding)
dengan nyeri/ansietas)
4. Pengkajian nyeri
1) Intensitas Nyeri
Individu dapat diminta untuk membuat tingkatan nyeri pada skala
verbal (misalnya tidak nyeri, sedikit nyeri, hebat atau sangat hebat,
sangat hebat).
2) Karakteristik Nyeri
Termasuk letak , durasi (menit, jam, hari, bulan, tahun), irama (terus-
istirahat, obat-obatan bebas) dan apa yang dipercaya oleh pasien dan
pasien mengenai derajat nyeri yang diwakili dengan angka 0 (tidak ada
nyeri) sampai 10 (nyeri sangat hebat). Derajat rasa nyeri berdasarkan
skala VAS dibagi dalam beberapa kategori yaitu 0,5 – 1,9 derajat
sangat ringan; 2,0 – 2,9 ringan; 3,0 – 4,9 sedang; 5,0 – 6,9 kuat; 7,9 –
9,9 sangat kuat dan 10 sangat kuat sekali. (Smeltzer dan Bare, 2002)
Q: Quality/kualitas nyeri
2. Diagnosa Keperawatan
atau kontraktur
ekspresi wajah meringis. Tujuan dan kriteria hasil: Setelah dilakukan tindakan
kriteria:
Manajemen nyeri
atau kontraktur. Tujuan dan kriteria hasil: Setelah dilakukan tindakan keperawatan
pergerakan.
kekuatan ekstremitas bawah, kerusakan mobilitas fisik. Tujuan dan kriteria hasil:
Intervensi:
ambulasi
Lansia adalah seseorang yang mengalami tahap akhir dalam perkembangan kehidupan
lansia adalah seseorang yang berusia lebih dari 60 tahun (Dewi, 2014). Proses menua
adalah proses alamiah kehidupan yang terjadi mulai dari awal seseorang hidup, dan
memiliki beberapa fase yaitu anak, dewasa, dan tua (Kholifah, 2016).
Lansia adalah tahap akhir dalam proses kehidupan yang terjadi banyak penurunan dan
perubahan fisik, psikologi, sosial yang saling berhubungan satu sama lain, sehingga
berpotensi menimbulkan masalah kesehatan fisik maupun jiwa pada lansia (Cabrera,
Batasan usia pada lansia berbeda-beda, umumnya berkisar antara 60-65 tahun. Berikut
pendapat para ahli dalam Nugroho (2008) mengenai batasan usia. Menurut organisasi
1) Sistem Integumen
Pada lansia sudah mengalami perubahan yang terjadi hilangnya elastisitas kulit,
yang lambat.
2) Sistem Pendengaran
3) Sistem Penglihatan
terhadap sinar, penurunan adaptasi terang gelap dan lensa mata sudah mulai
menguning.
4) Sistem Respirasi
Penurunan reflex batuk, pengeluaran lendir, debu, iritan saluran napas berkurang
5) Muskuloskeletal
Terjadinya penurunan massa otot dan kekuatan otot, kekakuan pada sendi serta
Jatuh adalah suatu kejadian yang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
faktor fisik, biologis, dan lingkungan (Sabatini). Kusuma& Tambunan, 2015). Jatuh
adalah penurunan keseimbangan pada seseorang akibat dari kelemahan kerja otot dan
menyebabkan seseorang jatuh secara tiba-tiba yang tidak disengaja, lansia yang sering
(Wilson, 2017). Jatuh adalah penyebab utama cedera yang dapat meningkatkan risiko
Ada empat faktor yang menyebabkan lansia jatuh yaitu kondisi patologis dan
a. Usia
usia akan mengalami penurunan massa dan kekuatan tulang yang menimbudlkan
kerapuhan pada tulang , lansia yang memiliki usia lebih dari 75 tahun lebih sering
mengalami jatuh.
3) Efek Obat
Lansia mengalami beberapa perubahan dan memiliki beberapa penyakit salah
4) Faktor Lingkungan
pegangan tangan di tangga, lantai licin, tempat tidur yang tinggi, dan
lingkungan yang tidak umum pada lansia. Faktor faktor penyebab jatuh pada
lansia menjadi dua kategori yaitu faktor intrinsik dan ekstrinsik Ashar (2016)
yaitu:
a. Faktor Intrinsik
Faktor intrinsik yaitu faktor yang didapat dari dalam tubuh lansia antara
lain :
1) Riwayat penyakit
4) Gangguan neurologis
5) Gangguan pengelihatan
6) Gangguan pendengaran
bagian dalam pada lansia. Telingan bagian dalam terdiri dari kokhlea
(Ashar, 2016).
b. Faktor Ekstrinsik
Faktor yang didapat dari luar tubuh atau dari lingkungan sekitar lansia,
antara lain:
Penggunaan alat bantu berjalan seperti walker, togkat, kursi roda, kruk
2. Lingkungan
meningkatkan risiko jatuh pada lansia seperti, tempat tidur yang tinggi,
alat rumah tangga yang berserakan, penerangan yang tidak baik, lantai
3. Aktifitas
seperti olahraga, melakukan hobi, naik turun tangga, berjalan, dan lain-
Jatuh merupakan suatu masalah dikarenakan banyak penyebab dan faktor risiko
suatu pencegahan yang dilakukan dengan cara sebagai berikut (Miller, 2012).
a. Program latihan
berjalan, yang dilakukan 2-3 kali dalam satu minggu dan selama latihan dilakukan
1 jam.
b. Modifikasi lingkungan
Modifikasi lingkungan adalah salah satu cara untuk mencegah lansia jatuh. Tujuan
modifikasi agar lansia tidak terganggu dalam mobilitasnya, selain itu kognitif
yang baik pada lansia dapat membantu lansia untuk menentukan lingkungan yang
baik untuk diri sendiri. Terganggunya kognitif pada lansia memerlukan bantuan
tidak licin.
g. Morse Fall Scale (MFS)
Morse fall scale (MFS) adalah skala untuk mengindentifikasi pasien yang berisiko
jatuh. Dengan menghitung skor MFS pada pasien dapat ditentukan risiko jatuh dari
pasien tersebut, sehingga dapat ditentukan upaya pencegahan yang dilakukan. Skala
ini termasuk mudah dan cepat digunakan sehingga sekitar 82,9% perawat
menggunakannya untuk menilai risiko jatuh pada pasien lansia yang melakukan rawat
inap maupun rawat jalan. MFS memiliki 6 point pertanyaan yang meliputi riwayat
jatuh 3 bulan terakhir, diagnosa skunder, alat bantu jalan, terapi intravena, gaya
berjalan atau cara berpindah, dan status mental, dimana setiap point memiliki skor
yang berbeda-beda dengan jumlah skor 135. penghitungan skala MFS membutuhkan
waktu sekitar 3 menit dengan enam pertanyaan dan sudah teruji tingkat validitasnya
Kata arthritis berasal dari dua kata Yunani. Pertama, arthron, yang berarti sendi.
Kedua, itis yang berarti peradangan. Secara harfiah, arthritis berarti radang sendi.
pada tipe ini harus terdapat 7 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus
pada tipe ini harus terdapat 5 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus
pada tipe ini harus terdapat 3 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus
pada tipe ini harus terdapat 2 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus
berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 3 bulan. Jika ditinjau dari
1. Stadium sinovitis
Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang ditandai
hiperemi, edema karena kongesti, nyeri pada saat bergerak maupun istirahat,
2. Stadium destruksi
Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial terjadi juga
3. Stadium deformitas
Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali,
Hingga kini penyebab Remotoid Artritis (RA) tidak diketahui, tetapi beberapa
Reumatoid
b. Gangguan Metabolisme
c. Genetik
Penyebab penyakit Reumatoid arthritis belum diketahui secara pasti, namun faktor
infeksi virus (Suratun, Heryati, Manurung & Raenah, 2008). Adapun Faktor risiko
a. Jenis Kelamin.
adalah 2-3:1.
b. Umur
penyakit ini juga dapat terjadi pada dewasa tua dan anak-anak (artritis
reumatoid juvenil)
c. Riwayat Keluarga
d. Merokok
menghilangnya permukaan sendi yang akan mengganggu gerak sendi. Otot akan
turut terkena karena serabut otot akan mengalami perubahan degeneratif dengan
menghilangnya elastisitas otot dan kekuatan kontraksi otot (Smeltzer & Bare, 2002).
sinovial menjadi menebal, terutama pada sendi artikular kartilago dari sendi. Pada
persendian ini granulasi membentuk pannus, atau penutup yang menutupi kartilago.
Pannus masuk ke tulang sub chondria. Jaringan granulasi menguat karena radang
kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara permukaan sendi,
karena jaringan fibrosa atau tulang bersatu (ankilosis). Kerusakan kartilago dan
tulang menyebabkan tendon dan ligamen jadi lemah dan bisa menimbulkan
subluksasi atau dislokasi dari persendian. Invasi dari tulang sub chondrial bisa
orang ditandai dengan adanya masa serangan dan tidak adanya serangan. Sementara
ada orang yang sembuh dari serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi.
Namun pada sebagian kecil individu terjadi progresif yang cepat ditandai dengan
kerusakan sendi yang terus menerus dan terjadi vaskulitis yang difus (Long, 1996).
5. Pathway Artritis Reumatoid
pannus
Kartilago nekrosis
Gangguan body
image
Kerusakan
kartilago dan Erosi kartilago
tulang
Mudah luksasi dan
subluksasi
Adhesi pada
Tendon dalam permukaaan sendi
ligament melemah
Resiko cidera
Hilangnya Akilosis fibrosa
kekuatan otot
Keterbatasan
gerakan sendi
Kekuatan sendi Akilosis kurang
Hambatan
Deficit perawatan
mobilitas fisik
diri
a. Nyeri persendian
c. Kekakuan pada sendi terutama setelah bangun tidur pada pagi hari
d. Terbatasnya pergerakan
f. Demam (pireksia)
g. Anemia
i. Kekuatan berkurang
Pada tahap yang lanjut akan ditemukan tanda dan gejala seperti :
d. Kelemahan
e. Depresi
Gejala Extraartikular :
Pericarditis, Myocarditis
Ada beberapa gambaran klinis yang lazim ditemukan pada penderita artritis
reumatoid. Gambaran klinis ini tidak harus timbul sekaligus pada saat yang
bersamaan oleh karena penyakit ini memiliki gambaran klinis yang sangat bervariasi.
c. Kekakuan di pagi hari selama lebih dari 1 jam: dapat bersifat generalisata tatapi
pada osteoartritis, yang biasanya hanya berlangsung selama beberapa menit dan
d. Artritis erosif merupakan ciri khas penyakit ini pada gambaran radiologik.
Peradangan sendi yang kronik mengakibatkan erosi di tepi tulang dan ini dapat
deformitas boutonniere dan leher angsa adalah beberapa deformitas tangan yang
sering dijumpai pada penderita. Pada kaki terdapat protrusi (tonjolan) kaput
sepertiga orang dewasa penderita arthritis Reumatoid. Lokasi yang paling sering
dari deformitas ini adalah bursa olekranon (sendi siku ) atau di sepanjang
merupakan suatu petunjuk suatu penyakit yang aktif dan lebih berat.
Gejala umum Reumatoid arthritis datang dan pergi, tergantung pada tingkat
peradangan jaringan. Ketika jaringan tubuh meradang, penyakit ini aktif. Ketika
jaringan berhenti meradang, penyakit ini tidak aktif. Remisi dapat terjadi secara
spontan atau dengan pengobatan dan pada minggu-minggu terakhir bisa bulan atau
tahun. Selama remisi, gejala penyakit hilang dan orang-orang pada umumnya merasa
sehat ketika penyakit ini aktif lagi (kambuh) ataupun gejala kembali (Reeves, Roux
& Lockhart, 2001). Ketika penyakit ini aktif gejala dapat termasuk kelelahan,
kehilangan energi, kurangnya nafsu makan, demam kelas rendah, nyeri otot dan sendi
dan kekakuan. Otot dan kekauan sendi biasanya paling sering di pagi hari. Disamping
itu juga manifestasi klinis Reumatoid arthritis sangat bervariasi dan biasanya
eritema dan gangguan fungsi merupakan gambaran klinis yang klasik untuk
Reumatoid arthritis (Smeltzer & Bare, 2002). Gejala sistemik dari Reumatoid
arthritis adalah mudah capek, lemah, lesu, takikardi, berat badan menurun, anemia.
Pola karakteristik dari persendian yang terkena adalah : mulai pada persendian kecil
di tangan, pergelangan, dan kaki. Secara progresif mengenai persendian, lutut, bahu,
Awitan biasanya akut, bilateral dan simetris. Persendian dapat teraba hangat,
bengkak, kaku pada pagi hari berlangsung selama lebih dari 30 menit. Deformitas
tangan dan kaki adalah hal yang umum. Jika ditinjau dari stadium penyakit, terdapat
a. Stadium sinovitis
Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang ditandai
hiperemi, edema karena kongesti, nyeri pada saat bergerak maupun istirahat,
b. Stadium destruksi
Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial terjadi juga pada
c. Stadium deformitas
Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali, deformitas
Keterbatasan fungsi sendi dapat terjadi sekalipun stadium pada penyakit yang dini
sebelum terjadi perubahan tulang dan ketika terdapat reaksi inflamasi yang akut pada
digerakkan dan pasien cendrung menjaga atau melinddungi sendi tersebut dengan
dan menghilangkan rongga sendi (Smeltzer & Bare, 2002). Adapun tanda dan gejala
yang umum ditemukan atau sangat serius terjadi pada lanjut usia menurut Buffer
(2010), yaitu: sendi terasa kaku pada pagi hari, bermula sakit dan kekakuan pada
daerah lutut, bahu, siku, pergelangan tangan dan kaki, juga pada jari-jari, mulai
terlihat bengkak setelah beberapa bulan, bila diraba akan terasa hangat, terjadi
kemerahan dan terasa sakit/nyeri, bila sudah tidak tertahan dapat menyebabkan
b. Pada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasi jaringan otot.
e. Terjadi splenomegali.
untuk menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah putih dan trombosit dalam
Kelainan sistem pencernaan yang sering dijumpai adalah gastritis dan ulkus peptik
drugs, DMARD ) yang menjadi faktor penyebab morbiditas dan mortalitas utama
pada arthritis reumatoid. Komlikasi saraf yang terjadi memberikan gambaran jelas ,
sehingga sukar dibedakan antara akibat lesi artikuler dan lesi neuropatik. Umumnya
berhubungan dengan mielopati akibat ketidakstabilan vertebra servikal dan neuropati
No Kriteria Definisi
1 Kaku pagi hari Kekakuan pada pagi hari pada persendian dan
perbaikan maksimal
kanan.
memenuhi persyaratan).
terdapat minimal selama 6 minggu. Pasien dengan dua diagnosis tidak dieksklusikan.
Pembagian diagnosis sebagai artritis reumatoid klasik, definit, probable atau possible
a. Tes serologi : Sedimentasi eritrosit meningkat, Darah bisa terjadi anemia dan
b. Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada jaringan lunak,
erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan ( perubahan awal )
e. Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebih besar dari
panas.
g. Pemeriksaan cairan sendi melalui biopsi, FNA (Fine Needle Aspiration) atau
atroskopi; cairan sendi terlihat keruh karena mengandung banyak leukosit dan
Kriteria diagnostik Artritis Reumatoid adalah terdapat poli- arthritis yang simetris
yang mengenai sendi-sendi proksimal jari tangan dan kaki serta menetap sekurang-
kurangnya 6 minggu atau lebih bila ditemukan nodul subkutan atau gambaran erosi
peri-artikuler pada foto rontgen. Beberapa faktor yang turut dalam memeberikan
inflamasi sendi yang ditemukan pada saat palpasi dan hasil-hasil pemeriksaan
dan factor Reumatoid yang positif sekitar 70%; pada awal penyakit faktor ini negatif.
(CRP) dan antibody antinukleus (ANA) dapat menunjukan hasil yang positif.
Artrosentesis akan memperlihatkan cairan sinovial yang keruh, berwarna mirip susu
atau kuning gelap dan mengandung banyak sel inflamasi, seperti leukosit dan
Program terapi dasar terdiri dari lima komponen dibawah ini yang merupakan sarana
a. Istirahat
b. Latihan fisik
c. Panas
d. Pengobatan
1. Aspirin (anti nyeri)dosis antara 8 s.d 25 tablet perhari, kadar salisilat serum
4. Garam emas
5. Kortikosteroid
dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri dan memperbaiki fungsi. Pembedahan dan
inflamasi.
persendian.
pasien dan keluarganya dengan dokter atau tim pengobatan yang merawatnya.
Tanpa hubungan yang baik akan sukar untuk dapat memelihara ketaatan pasien
untuk tetap berobat dalam suatu jangka waktu yang lama (Mansjoer, dkk. 2001).
Penanganan medik pemberian salsilat atau NSAID dalam dosis terapeutik. Kalau
diberikan dalam dosis terapeutik yang penuh, obat-obat ini akan memberikan efek
menggunakan obat menurut resep dokter agar kadar obat yang konsisten dalam
pendekatan farmakologi yang lebih agresif pada stadium penyakit yang lebih dini.
terdapat dalam dua tahun pertama awitan penyakit tersebut (Smeltzer & Bare,
2002). Menjaga supaya rematik tidak terlalu mengganggu aktivitas sehari-hari,
sebaiknya digunakan air hangat bila mandi pada pagi hari. Dengan air hangat
pergerakan sendi menjadi lebih mudah bergerak. Selain mengobati, kita juga bisa
berlebihan, menjaga berat badan tetap stabil, menjaga asupan makanan selalu
seimbang sesuai dengan kebutuhan tubuh, terutama banyak memakan ikan laut.
Omega 3. Didalam omega 3 terdapat zat yang sangat efektif untuk memelihara
D. Konsep Nyeri
1. Pengertian
Nyeri merupakan suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensasi tunggal yang
disebabkan oleh stimulus tertentu. Nyeri bersifat subyektif dan sangat bersifat
individual. Stimulus nyeri dapat berupa stimulus yang bersifat fisik dan/atau mental,
sedangkan kerusakan dapat terjadi pada jaringan aktual atau pada fungsi ego seorang
Nyeri sendi adalah suatu peradangan sendi yang ditandai dengan pembengkakan
sendi, warna kemerahan, panas, nyeri dan terjadinya gangguan gerak. Pada keadaan
ini lansia sangat terganggu, apabila lebih dari satu sendi yang terserang (Handono,
2013).
Nyeri musculoskeletal yaitu nyeri yang berasal dari sistem musculoskeletal, yang
terdiri dari tulang, sendi dan jaringan lunak pendukung yaitu otot, ligamen, tendo dan
bursa. Sejumlah penelitian menunjukkan penyebab nyeri yang sering terjadi pada
lansia, mulai dari yang paling sering terjadi, yaitu fibromyalgia, gout, neuropati
(diabetik, postherpetik), osteoartritis, osteoporosis dan fraktur, serta polimialgia
2. Etiologi
Penyebab utama penyakit nyeri sendi masih belum diketahui secara pasti. Biasanya
merupakan kombinasi dari faktor genetik, lingkungan, hormonal dan faktor sistem
reproduksi. Namun faktor pencetus terbesar adalah faktor infeksi seperti bakteri,
mikroplasma dan virus. Ada beberapa teori yang dikemukakan sebagai penyebab
a. Mekanisme imunitas.
Penderita nyeri sendi mempunyai auto anti body di dalam serumnya yang di kenal
sebagai faktor rematoid anti bodynya adalah suatu faktor antigama globulin (IgM)
yang bereaksi terhadap perubahan IgG titer yang lebih besar 1:100, Biasanaya di
b. Faktor metabolik.
1) Faktor genetik dan faktor pemicu lingkungan. Penyakit nyeri sendi terdapat
Persoalan perumahan dan penataan yang buruk dan lembab juga memicu
c. Faktor usia. Degenerasi dari organ tubuh menyebabkan usia lanjut rentan terhadap
Ditinjau dari lokasi patologis maka jenis rematik tersebut dapat dibedakan dalam dua
kelompok besar yaitu rematik artikular dan rematik Non artikular. Rematik artikular
atau arthritis (radang sendi) merupakan gangguan rematik yang berlokasi pada
persendian diantarannya meliputi arthritis rheumatoid, osteoarthritis dan gout arthritis.
Rematik non artikular atau ekstra artikular yaitu gangguan rematik yang disebabkan
oleh proses diluar persendian diantaranya bursitis, fibrositis dan sciatica. Rematik
a. Osteoartritis.
Osteoartritis adalah gangguan yang berkembang secara lamabat, tidak simetris dan
noninflamasi yang terjadi pada sendi yang dapat digerakkan khususnya pada sendi
yang menahan berat tubuh. Osteoartritis ditandai oleh degenerasi kartilago sendi
dan oleh pembentukan pembentukan tulang baru pada bagian pinggir sendi.
(Stockslager, 2007)
b. Artritis rematoid.
kronik dengan ciri: radang non spesifik sendi perifer. Penyebab dari Reumatik
1) Olimialgia Reumatik.
Penyakit ini merupakan suatu sindrom yang terdiri dari rasa nyeri dan
kekakuan yang terutama mengenai otot ekstremitas proksimal, leher, bahu dan
tahun ke atas
Artritis gout adalah suatu sindrom klinik yang mempunyai gambaran khusus,
yaitu artritis akut. Artritis gout lebih banyak terdapat pada pria dari pada
wanita. Pada pria sering mengenai usia pertengahan, sedangkan pada wanita
Nyeri merupakan campuran reaksi fisik, emosi dan perilaku. Cara yang paling baik
oleh stimulus termal, mekanik, kimiawi atau stimulus listrik, menyebabkan pelepasan
substansi yang menghasilkan nyeri. Pemaparan terhadap panas atau dingin tekanan
bradikinin dan kalium yang brgabung dengan lokasi reseptor di nosiseptor. Impuls
saraf yang dihasilkan stimulus nyeri, menyebar disepanjang serabut saraf perifer
a. Persepsi
ditransmisikan naik ke medula spinalis ke talamus dan otak tengah. Dari talamus,
sensori dan korteks asosiasi. Pada saat individu menjadi sadar akan nyeri, maka
b. Reaksi
c. Respon fisiologis
Pada saat impuls nyeri naik ke medula spinalis menuju ke batang otak dan talamus
sistem saraf otonom menjadi terstimulasi sebagai bagian dari respon stres. Neri
dengan intensitas ringan hingga sedang dan nyeri yang superfisial menimbulkan
Pada saat nyeri dirasakan, pada saat itu juga dimulai suatu siklus, yang apabila
untuk memahami nyeri dan mengontrol ansietas sebelum nyeri terjadi. Perawat
berperan penting dalam membantu klien selama fase antisipatori. Penjelasan yang
benar membantu klien memahami dan mengontrol ansietas yang mereka alami.
untuk tidak mengekspresika nyeri apabila mereka yakin bahwa ekspresi tersebut
akan membuat orang lain merasa tidak nyaman atau hal itu akan merupakan tanda
bahwa mereka kehilangan kontrol diri. Klien yang memiliki toleransi tinggi
terhadap nyeri mampu menahan nyeri tanpa bantuan. Pada sendi sinovial yang
menghasilkan permukaan yang licin serta ulet untuk gerakan. Membran sinovial
melapisi dinding dalam kapsula fibrosa dan mensekresikan cairan kedalam ruang
absorber) dan pelumas yang memungkinkan sendi untuk bergerak secara bebas
Sendi merupakan bagian tubuh yang sering terkena inflamasi dan degenerasi yang
terlihat pada penyakit nyeri sendi. Meskipun memiliki keaneka ragaman mulai
dari kelainan yang terbatas pada satu sendi hingga kelainan multi sistem yang
derajat tertentu yang biasa terjadi sekaligus. Inflamasi akan terlihat pada
persendian yang mengalami pembengkakan. Pada penyakit reumatik inflamatori,
Inflamasi merupakan akibat dari respon imun. Sebaliknya pada penyakit nyeri
sendi degeneratif dapat terjadi proses inflamasi yang sekunder, pembengkakan ini
biasanya lebih ringan serta menggambarkan suatu proses reaktif, dan lebih besar
dapat pula terlibat. Nyeri yang dirasakan bersifat persisten yaitu rasa nyeri yang
hilang timbul. Rasa nyeri akan menambahkan keluhan mudah lelah karena
memerlukan energi fisik dan emosional yang ekstra untuk mengatasi nyeri
5. Manifestasi klinis
Rasa nyeri merupakan gejala penyakit reumatik yang paling sering menyebabkan
mudah lelah. Ketebatasan fungsi sendi dapat terjadi, sekalipun dalam stadium
penyakit yang dinisebelum terjadi perubahan tulang dan dan ketika terdapat reaksi
membengkak serta nyeri tidak mudah digerakkan, dan pasien cenderung menjaga atau
6. Penatalaksanaan
Penanganan medis bergantung pada tahap penyakit saat diagnosis dibuat dan
dilakukan sehingga terjalin hubungan baik dan terjamin ketaatan pasien untuk
b. OAINS (Obat Anti Inflamasi Non Steroid) diberikn sejak dini untuk mengatasi
melindungi rawan sendi dan tulang dari proses destruksi akibat athritis reumatoid.
pemanasan, dan sebagainya. Fisioterapi dimulai segera setelah rasa sakit pada
e. Pembedahan
Jika berbagai cara pengobatan telah dilakukan dan tidak berhasil serta terdapat
5) Peningkatan LED
a. Non-Farmakologis
1. Bimbingan antisipasi
2. Distraksi
3. Hipnosis diri
tersebut.
Pengkajian (Doenges 2012 )
1. AKTIVITAS/ISTRAHAT
Gejala : nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, meburuk dengan setres
pada sendi ; kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi secara bilateral dan
simetris.
pekerjaan.
Keletihan
Tanda: Malaise
2. KARDIOVASKULER
3. INTEGRITAS EGO
4. MAKANAN/CAIRAN
5. HIGIENE
6. NEUROSENSORI
jari tangan.
7. NYERI/KENYAMANAN
8. KEAMANAN
isolasi.
10. PENYULUHAN/PEMBELAJARAN
tanpa pengujian
A. Diagnosa Keperawatan
Menurut (Nanda, 2015 ) masalah yang lazim muncul pada pasien Atritis
rheumatoid adalah :
bengkok,deformitas
kekakuan sendi
kekuatan sendi
(mis,. Penampilan,
struktur, fungsi)
Mengungkapkan
persepsi yang
mencermikan perubahan
individu dalam
penampilan)
Objektif
fungsi
struktur
individu
individu
Perubahan dalam
kemampuan
memperkirakan
terhadap lingkungan
Perubahan dalam
keterlitan sosial
untuk mengabugkan
objek lingkungan
Secara sengaja
menimbulkan bagian
tubuh
Kehilangan bagian
tubuh
tubuh
Tidak menyentuh
bagian tubuh
menonjolkan bagian
tubuh
Subjektif
Depersonialisasi
Penekanan pada
Ketakutan terhadap
masa lalu
Perasaan negative
Perasaan negatife
tentang sesuatu
Personalisasi kehilangan
denganmenyebutkanya
Menolak mempervikasi
perubahan actual
Mengungkapkan
perubahan
Gaya hidup
Biofisik, kognitif
Budaya, tahap
perkembangan
Penyakit, cidera
Perceptual, psikososial,
spiritual
Pembedahan, trauma
Terapi penyakit
jaringan yang actual dan nyeri ( tahu penyebab durasi, frekuensi, kulitas
berhasil
Agen cidera ( misal,
pasien tentang
kimia,fisik,psikologis
manajemen nyeri
Analgesic administration
pemberian obat
19. Cek instruksi dokter
dan frekuensi
riwayat alergi
teratur
pemberian analgesic
pertama kali
gejala
gangguan faktor
koagulasi,
talasemia, penurunan
hemoglobin )
Disfungsi biokimia
Usia perkembagan (
fisiologis, psikososial )
Disfungsi efektor
Disfungsi imun-autimun
Malnutrisi
gangguan mobilitas )
Psikologis ( orientasi
afektif )
Disfungsi sensorik
Hipoksia jaringan
secara mandiri dan terarah. 4. Transfer performance dan lihat respon pasien
Tremor akibat
pergerakan
Ketidakstabilan postur
Pergerakan lambat
Pergerakan tidak
terkoordinasi
Faktor yang
berhubungan :
Intoleransi aktivitas
Perubahan metabolism
seluler
Ansietas
sesuai usia
Gangguan koknitif
konstraktur
Kepercayaan budaya
usia
Penurunan ketahanan
tubuh
Malnutrisi
Gangguan
muskuloskletal
Gangguan
neuromskular, nyeri
Agens obat
Penurunan kekuatan
otot
Kurang pengetahuan
Keterlambatan
perkembangan
Ketidaknyamanan
Kurang dukungan
atau sosial )
Keterbatasan ketahanan
kardiovaskuler
Kerusakan integiritas
Sturktur tulang
Program pembatasan
gerak
Keengganan memulai
pergerakan
Gangguan sensori
perceptual
Defisit perawatan diri 1. Self care status Self care assistance : dressing
5
berpakaian 2. Self care : dressing / grooming
berpakaian dan berias untuk tugas fisik yang untuk berpakaian dan
berpakain menaikkan,
Hambatan mengambil
6. Dapat memilih pakain mengancingkan, dan
pakain
dan mengambilnya merisleting pakain jika di
Hambatan mengenakan
dari lemari atau laci perlukan
pakain pada bagian
baju 10. Gunakan alat bantu
tubuh atas
7. Mampu merisliting tambahan ( misal sendok,
Hambatan mengenakan
dan mengancing pengait kancing dan
pakain pada bagian
pakain penarik resleting )untuk
tubuh bawah
8. Mampu melepas menarik pakaian jika di
Hambatan meamsang
pakain, kaos kaki, dan perlukan
sepatu
sepatu 11. Beri pujian atas usaha
Hambatan memasang
kaus kaki 9. Menunjukan rambut untuk berpakaian sendiri
Hambatan memasang yang rapid an bersih 12. Gunakan terapi fisik dan
kaki
Hambatan
Hambatan
menggunakan resleting
Faktor yang
berhubungan
Gangguan kognitif
Penurunan motivasi
Ketidaknyamanan
Kendala lingkungan
Keletihan dan
kelemahan
Gangguan
muskuluskeletal
Gangguan
neuromoskular
Nyeri
Gangguan persepsi
Ansietas berat
yang tepat
Kurang pajanan
6. Sediakan informasi pada
Kurang minat dalam
pasien tentang kondisi,
belajar
dengan cara yang tepat
Kurang dapat
mengingat 7. Hindari jaminan yang
9. Diskusikan perubahan
atau penanganan
mengekplorasi atau
mendapatkan second
tepat
yang tepat.
Perilaku : kecemasan
- gelisah kecemasan
- insomnia mengungkapkan
- kontak mata yang buruk perasaan, ketakutan,
- agitasi persepsi
Affektif relaksasi
mendalam
- Ketakutan
sendiri
- Peningkatan
kewaspadan
- Iritabilitas
- Gugup senang
berlebihan
meningkatkan ketidak
berdayaan
- Bingung,menyesal
- Khawatir
Fisiologis
- Wajah tegang,
tremor tangan
- Peningkatan
keringat
- Peningkatan
ktegangan
- Gemetar,tremor
- Suara bergetar
Simpatik
- Anoreksia
- Eksitasi kardoivaskular
- Wajah merah
- Jantung berdebar –
debar
- Peningkatan tekanan
darah
- Peningkatan denyut
nadi
- Peningkatan reflex
- Peningkatan frekwensi
pernapasan, pupil
melebar
- Kesulitan bernafas
- Vasokontraksi
superficial
otot
Parasimpatik
- Nyeri abdomen
- Penurunan tekanan
darah
- Kesemutan pada
ekstremitas
- Sering berkemih
- Anyang-anyangan
- Dorongan segera
berkemih
Kognitif
- Menyadari gejala
fisiologis
- Penurunan lapang
persepsi kesulitan
berkonsentrasi
- Penurunan kemampuan
untuk belajar
- Penurunan kemampuan
untuk memecahkan
masalah
- Ketakutan terhadap
koswensi yang tidak
spesifik
- Lupa, gangguan
perhatian
- Khawatir, melamun
- Cenderung
menyalahkan orang
Perubahan dalam (
status ekonomi )
Lingkungan, ststus
kesehatan, pola
status peran
Pemajanan toksin
Terkait keluarga
Herediter
Infeksi/kontaminan
interpersonal
Penularan penyakit
interpersonal
stuasional
Stress ancaman
kematian
Penyalahgunaan zat
Anacaman pada ( status
ekonomi,
Lingkungan, status
kesehatan, pola
interaksi, fungsinperan,
diri)
mengenai tujuan
penting hidup
esensial/penting
dipenuhi
FORMAT PENILAIAN KETERAMPILAN
KOMPRES HANGAT
Nilai
Aspek yang dinilai
0 1 2
Definisi :
Tujuan :
klien
2. Air hangat
3. Thermometer
Tahap Pra-Interaksi :
1. Validasi pasien
2. Cuci Tangan
Tahap orientasi :
disenangi
keluarga
Tahap kerja :
a. Cuci tangan
yang nyeri
Tahap Terminasi
melakukan kegiatan.
Tahap Dokumentasi
Ket :
0 : Tidak dikerjakan
Penguji
(……………………………………………………….)