Anda di halaman 1dari 47

KONSEP DAN PRINSIP PEMBERIAN

OBAT INTRA MUSCULAR (IM)


Maria Y. Lenggu, Apt.,M.Sc
PEMBERIAN OBAT SECARA PARENTERAL
Kelebihan :
1. Diinginkan efek yang cepat, kuat dan lengkap
2. Untuk obat yang merangsang atau dirusak getah lambung (hormone) atau tidak diresorpsi
usus (streptomisin)
3. Pasien yang tidak sadar atau tidak mau bekerjasama
4. Akan dilakukan tindakan operatif tertentu (misalnya dilakukan injeksi infiltrasi zat
anestetikum sebelum tindakan bedah minor)
5. Obat harus dikonsentrasikan di area tertentu dalam tubuh (misalnya bolus sitostatika ke
area tumor)
Kekurangan :
1. Lebih mahal dan nyeri
2. Sukar digunakan oleh pasien sendiri
3. Bahaya terkena infeksi kuman (harus steril), merusak pembuluh
atau saraf jika tempat suntikan tidak dipilih dengan tepat
4. Komplikasi dan efek samping yang ditimbulkan biasanya onsetnya
lebih cepat dan lebih berat dibandingkan pemberian obat per oral
IM

Intra lumbal
(antar ruas tulang
SC (hipodermal)
belakang
pinggang)
PARENTERAL (LARUTAN,
SUSPENSI, SERBUK)

IC
Intra arteri (intracutan/d
i dalam kulit)
IV
(Intravena);
IVPB
(intravena
Piggyback)
PEMBERIAN OBAT IM
Pemberian obat secara intramuskuler
Suntikan diberikan pada sudut 90 derajat ke dalam otot
PRINSIP LIMA BENAR

Memastikan Rencana
obat perawatan
Perawat Pemberian diminum. : Prinsip 5
obat Kebutuhan pemberian benar
dan respons obat
pasien
PASIEN YANG BENAR
1. Sebelum obat diberikan
2. Periksa identitas pasien (gelang identitas, papan identitas di tempat tidur
atau bertanya)  respons verbal atau non verbal
OBAT YANG BENAR
1. Obat nama dagang dan generik
2. Obat dengan nama dagang yang asing harus diperiksa nama
generiknya/hubungi Apoteker
3. Sebelum memberi obat, periksa label obat 3 kali :
a. Saat membaca permintaan obat nya dan botolnya diambil dari rak
b. Label obat dibandingkan dengan obat yang diminta
c. Saat dikembalikan ke rak
4. Jika label tak terbaca, tidak boleh dipakai dan kembalikan obat ke farmasi
5. Perawat harus ingat untuk apa obat diberikan (nama obat dan kerjanya),
Mengetahui tanggal obat diorder dan tanggal akhir pemberian (seperti:
pemberian antibiotik)
DOSIS YANG BENAR
Periksa dosis obat sebelum memberi obat, jika ragu konsultasikan
dengan Apoteker/Dokter
Perhatikan titik decimal dalam dosis (mg, mcg, mL)
1) “Bentuk dosis asli jangan diubah”
2) Hitung dan periksa dosis obat dengan benar. Jika ada keraguan,
dosis obat harus dihitung ulang dan diperiksa oleh perawat lain,
serta menghubungi apoteker atau penulis resep sebelum pemberian
dilanjutkan.
3) Periksa bungkus obat atau obat lain yang direkomendasikan secara
khusus
4) Jika pasien meragukan dosis, periksa kembali. Apabila sudah
mengonsulkan dengan apoteker atau penulis resep tetap rancu,
obat tidak boleh diberikan, beritahu penanggung jawab unit atau
ruangan dan penulis resep beserta alasannya.
5) Perhatian berfokus pada titik desimal dosis dan beda antara
singkatan mg dengan mcg bila ditulis tangan
CARA/RUTE PEMBERIAN YANG BENAR
Rute pemberian terbaik ditentukan oleh :
a. Keadaan umum pasien
b. Kecepatan respons yang diinginkan (kecepatan dan
kelengkapan resorpsi obat)
c. Sifat kimiawi dan fisik obat
d. Tempat kerja yang diinginkan (sistemik atau lokal)
Parenteral

• Para =disamping, enteron=usus


(yunani)
• Tidak melalui sal. Cerna.
Injeksi di dalam otot menggunakan spuit
Obat yang terlarut berlangsung selama 10-30 menit
Tempat injeksi dipilih pada otot pantat yg tidak
memiliki banyak pembuluh dan saraf
REGIO GLUTEUS
* Jika vol >1mL karena otot di daerah gluteus tebal
sehingga mengurangi rasa sakit dan kaya vaskularisasi
sehingga absorpsi lebih baik
* vol maks 5 mL jika lebih maka dosis dibagi 2x injeksi
* Posisi paling baik tengkurap
REGIO SUPERIOR LATERAL FEMUR
Volume obat yang diinjeksikan sampai 2 mL, merupakan area pilihan untuk
bayi baru lahir
yang diinjeksi adalah vastus lateralis. Titik injeksi kurang lebih berada diantara
5 jari diatas lutut sampai 5 jari dibawah lipatan inguinal
Pada orang dewasa, vastus lateralis terletak pada sepertiga tengah paha
bagian luar
•Posisi pasien dalam keadaan duduk atau berdiri dengan bagian kontralateral
tubuh ditopang secara stabil
REGIO FEMUR BAGIAN DEPAN
 Yang diinjeksi adalah m. rectus femoris. Pada
orang dewasa terletak pada regio femur 1/3
medial anterior
Volume obat yang diinjeksikan sampai 2mL
Lokasi ini jarang digunakan, namun biasanya
penting untuk melakukan auto injection,misal pasien
dengan riwayat alergi berat biasanya
menggunakan tempat ini untuk menyuntikan steroid
injeksi yang mereka bawa kemana mana.
REGIO DELTOID
 Pasien dalam posisi duduk. Lokasi injeksi biasanya dipertengahan regio deltoid, 3
jari dibawah sendi bahu. Luas area suntikan paling sempit dibandingkan regio lain
Indikasi injeksi im untuk antibiotik, analgetik, anti vomitas,dll
Volume obat yang diinjeksikan maks 1mL
Minta pasien untuk meletakkan tangannya di pinggul (seperti gayaseorang
peragawati) dengan demikian tonus ototnya akan berada kondisi yang mudah
disuntik dan dapat mengurangi nyeri
DAERAH PENYUNTIKAN
a. Pada daerah paha (vastus lateralis) dengan cara anjurkan pasien untuk
berbaring telentang dengan lutut sedikit fleksi.
b. Pada ventrogluteal dengan cara anjurkan pasien untuk miring, tengkurap atau
telentang dengan lutut atau panggul miring dengan tempat yang diinjeksi fleksi.
Area ini paling banyak dipilih untuk injeksi muscular karena pada area ini tidak
terdapat pembuluh darah dan saraf besar.
c. Pada daerah dorsogluteal dengan cara anjurkan pasien untuk tengkurap
dengan lutut diputar kearah dalam atau miring dengan lutut bagian atas dan
pinggul fleksi dan diletakkan di depan tungkai bawah.
d. Pada daerah deltoid (lengan atas) dengan cara anjurkan pasien untuk duduk
atau berbaring mendatar lengan atas fleksi.
WAKTU YANG BENAR
1. Untuk mencapai/mempertahankan kadar darah yang memadai
2. Perhatikan simbol tertentu, seperti:
qd = quaque dies = tiap hari
q12h = quague 12 hora = tiap 12 jam
q8h = quaque 8 hora = tiap 8 jam
q6h = quaque 6 hora = tiap 6 jam
q4h = quaque 4 hora = tiap 4 jam
Stat = statim = segera
Tid = ter in die = 3 kali sehari
Bid = bis de die = 2 kali sehari
Prn = pro re nata = kadangkadang bila diperlukan
3) Perhatikan kontraindikasi pemberian obat. Hal ini berlaku untuk
banyak antibiotik.
Contoh: tetrasiklin dikhelasi (berbentuk senyawa tidak larut) jika diberi
bersama susu atau makanan tertentu, akan mengikat sebagian besar
obat tersebut sebelum diserap
4) Antibiotika diberikan dalam rentang yang sama (misal, setiap 8 jam
dalam 24 jam).
5) Periksa tanggal kadaluarsa. Obat baru (pengganti) diletakkan di
belakang atau di bawah sehingga obat yang lama tetap terpakai dan tidak
menjadi kadaluarsa. Bila obat dalam bentuk cairan, perhatikan
perubahan warna (dari bening menjadi keruh) dan tablet menjadi basah
DOKUMENTASI YANG BENAR
Setelah obat diberikan, harus dicatat :
Nama obat, Dosis, rute, waktu dan tgl, nama dan ttd perawat, penulis resep
Bila pasien menolak DISUNTIK, dicatat alasan nya dan dilaporkan
Perawat mendokumentasikan respon pasien terhadap pengobatan
yang diberikan dengan memperhatikan jenis obat, seperti:
1) Narkotik (Bagaimana efeknya dalam mengurangi nyeri)
2) Non-narkotik analgesik
3) Sedatif
4) Antiemetik
5) Reaksi obat yang tidak diharapkan, seperti iritasi gastrointestinal
atau tanda sensitif pada kulit.
Penundaan pencatatan oleh perawat dapat menyebabkan perawat
tidak ingat untuk mencatat obat yang telah diberikan atau perawat
lain akan memberikan obat yang sama karena mengira obat tersebut
belum diberikan.
PENGGOLONGAN OBAT IM
Larutan/suspensi dalam air atau minyak atau
emulsi
Guna memperlambat resorpsi dengan maksud
memperpanjang kerja obat
Contoh : suspensi penisilin dan hormone kelamin
OBAT YANG DIBERIKAN IM MISALNYA VITAMIN,
VAKSIN, ANTIBIOTIK, ANTIPIRETIK, HORMON
KELAMIN,DLL
KONTRAINDIKASI

Infeksi, lesi kulit, jaringan parut, benjolan tulang, otot


atau saraf besar dibawahnya.
EFEK SAMPING PEMBERIAN IM
1. Disuntikan masuk otot daging dan volume sedapat mungkin tidak lebih dari 4 mL.
Penyuntikan volume besar dilakukan perlahan-lahan untuk mencegah rasa sakit,
sedapat mungkin tidak lebih dari 4 mL. ke dalam otot dada dapat disuntikan sampai
200 mL, sedang otot lain volume yg disuntikan lebih kecil
2. Menyebabkan iritasi jaringan (nekrosa) atau efek toksik jika syarat aman obat
suntik tidak terpenuhi
3. Bila injeksikan terasa sakit. Oleh karena itu syarat obat suntik harus isohidris
artinya pH larutan injeksi sama dengan darah dan cairan tubuh lain (pH = 7,4).
Tetapi adapula pH 3-4 (Vit B1, garam alkaloid), pH 2-3 (adrenalin), pH >8 (Luminal
Na. Dan isotonis yaitu mempunyai tekanan osmosa yang sama dengan darah dan
cairan tubuh lain (=NaCl 0,9%)
4. Terkontaminasi mikroorganisme pathogen maupun yg tidak. Jika tidak
steril. Larutan obat, jarum dan spuit yang telah terkontaminasi, akan
menyebabkan terjadinya infeksi
5. Menimbulkan demam jika tidak bebas pirogen yaitu pada pemberian
banyak, >15 mL cairan yang mengandung pirogen dapat menimbulkan
demam.
Pirogen adalah senyawa kompleks polisakarida yang mengandung unsur N,
P, selama radikal masih terikat selama itu menimbulkan demam dan
pirogen bersifat termostabil.
Sumber pirogen : aquadest yg dibiarkan lama dan telah tercemar bakteri
udara, wadah larutan injeksi dan bahan (glukkosa, NaCl,dll).
6. Penentuan lokasi injeksi harus ditentukan secara tepat
untuk menghindarkan trauma dan kerusakan ireversibel
terhadap tulang, pembuluh darah besar dan nervus
sciaticus dan arteri glutea superior,yaitu di kuadran
superior lateral gluteus
7. Trauma pada nervus cutaneus femoralis lateralis
superficialis pada penyuntikan di regio superior lateral
femur
8. Paralisis ektremitas bawah jika dilakukan injeksi di
gluteus pada bayi
9. Trauma pada arteri brachialis atau nervus radialis
jika disuntikan pada regio deltoid terlalu dalam
PERHITUNGAN DOSIS

Mempersiapkan dosis parenteral menggunakan alat suntik, ada 4 jenis


alat suntik :
1. Spuit 3 mL
Memiliki jarun gauge
(diameter/lebar jarum)
22, panjang 1,5 inci
Tiap garis menunjukan 0,1 mL
2. Spuit 1 mL/tuberkulin
Dengan jarum gauge 25, panjang 5/8 inci
Alat suntik paling akurat
Tiap garis adalah 0,01 mL
3. Spuit insulin 1 mL (untuk 100 unit insulin), panjang ½
inci
4. Spuit insulin dosis rendah
Dengan jarum 28 gauge, ½ inci, tiap garis sama dengan 1
unit
SUNTIKAN DARI OBAT CAIR
𝑃𝑒𝑟𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎𝑎𝑛
x Sediaan = Jumlah
𝑀𝑖𝑙𝑖𝑘

Contoh :
Pesanan : Demerol HCl 75 mg IM q4h prn
75 𝑚𝑔
x 1 mL = 0,75 mL
100 𝑚𝑔
Berikan 0,75 mL IM
LATIHAN (HITUNG DOSIS DAN JENIS ALAT
SUNTIK)HOMEWORK
1. Pesanan : lanoxin 120 mcg IM qd. Etiket : ampul 2 mL digoksin lanoksin
0,25mg/mL.
2. Pesanan : Gantrasin 400 mg IM q12h. Etiket : vial beretiket 2g/5 mL.
3. Pesanan : Cleocin 0,3g IM q6h. Sediaan : cairan dalam vial beretiket
300mg/2 mL
4. Pesanan : Vitamin B12 1 mg IM qd. Sediaan : cairan dalam vial beretiket
1000mcg/mL
5. Pesanan : digoksin 0,5 mg/IM qd. Sediaan : vial beretiket 0,25 mg/mL
6. Pesanan : gentamisin 50 mg IM q8h. Sediaan : vial beretiket 40 mg/mL
7. Pesanan : Fenobarbital 100 mg IM stat. Sediaan : ampul beretiket 130
mg/mL
8. Pesanan : Lanoxin 0,25 mg IM stat. Sediaan : ampul beretiket 0,5
mg/2 mL
9. Pesanan : Tobramisin 70 mg IM q8h. Sediaan : ampul beretiket 80
mg/2 mL
Bila sediaan adalah suatu rasio (rasio = g/mL)
10. Pesanan : Isoproterenol HCl 0,2 mg IM stat. Etiket ampul 1 : 5000
11. Pesanan : Ponthalin 50 mg IM. Sediaan : ampul beretiket 1 : 20
12. Pesanan : Neostigmin metilsulfat 1,5 mg IM tid. Sediaan 1:2000
Bila sediaan dalam % (gram/100 mL)
13. Pesanan : Lidokain 30 mg untuk suntikan sebelum
menjahit luka. Sediaan : ampul beretiket 2%
14. Pesanan : Mesterin 2,5 mg IM. Sediaan : ampul beretiket
0,5 %
SOAL LATIHAN HOMEWORK
1. Pesanan : Natrium amital 0,1 g pada jam 07.00. sediaan : ampul berisi cairan 200
mg/3 mL
2. Pesanan : Benadryl 25 mg IM q4h prn. Sediaan : ampul berisi cairan 50 mg/2 mL
3. Pesanan : Sulfat atropine 0,8 mg IM pada jam 07.00. Sediaan : vial 0,4 mg/mL
4. Pesanan : asam askorbat 200 mg IM bid. Sediaan : ampul 500 mg/2 mL
5. Pesanan : difenhidramin HCl 25 mg IM stat. Sediaan : ampul 50 mg/2 mL
6. Pesanan : hidromorfon HCl 1,5 mg IM q4h prn. Sediaan : vial 2 mg/mL
7. Pesanan : Prokain penisilin G 600.000 unit IM q12h. Sediaan : vial 500.000 unit/mL
8. Difenhidramin HCl 15 mg IM. Sediaan : larutan 1 : 100
Menghitung dosis pediatrik : homework
1. Dapatkan bb pasien
2. Tetapkan batas dosis yg aman dalam mg/kg
3. Tentukan apakah dosis yg dipesan aman dengan membandingkan
pesanan itu dengan batas dosis yg aman
4. Hitunglah dosis yg diperlukan
1. Pesanan : diazepam 1 mg IM q3-4h prn
Sediaan : vial 5 mg/1 mL
Bayi berusia 30 hari
Kepustakaan : anak <6 bulan 1-2,5 mg tid atau qid IM
a. Apakah dosisnya aman?
b. Berapa banyak yg akan anda siapkan?
2. Pesanan : mepiridin HCl 20 mg IM stat
Sediaan : 50 mg/mL
Anak beratnya 16 kg
Kepustakaan : anak : 0,5-1 mg/kg/q3-4h prn
A. Apakah dosisnya aman?
B. Berapa banyak yg akan anda siapkan?
SUNTIKAN DARI OBAT BUBUK
Perhatikan :
1. Prinsip melarutkan obat dari bentuk bubuk
2. Membaca dan memahami etiket dari pabrik obat dan petunjuk yang disiapkan
dalam kemasan obat :
Melarutkan bubuk dgn tepat
Menyimpan obat yg sudah dilarutkan dgn aman
Memasang etiket pada obat yg sudah dilarutkan
Cairan yg pantas untuk melarutkan obat bubuk untuk suntikan
CONTOH
Pesanan : seftizoksim natrium 270 mg IM q6h. Petunjuk etiket : tambahkan 3,0
mL air steril untuk suntikan. Kocok dengan baik. Menghasilkan volume sebesar
3,7 mL (270 mg/mL). Stabil selama 24 jam pada suhu ruangan atau 96 jam jika
didinginkan.

Jawaban : berikan 1 mL IM. Larutan sisa disimpan dalam lemari pendingin. Vialnya
diberi etiket dengan menuliskan larutan yang dbuat, dan paraf perawat yang
membuat larutan itu.
LANGKAH-LANGKAH UNTUK MELARUTKAN OBAT
BUBUK MENURUT PETUNJUK
1. Baca pesananya
2. Kenali sediaannya
3. Larutkan dengan cairan
4. Kenali larutan itu dan sediaan baru
5. Terapkan kaidah dan ilmu hitung
6. Dapatkan jumlah yg akan diberikan
7. Tuliskan pada etiket
8.. Simpan menurut petunjuk
PROSEDUR PEMBERIAN :
1. Vial volume besar berisi cairan atau serbuk
steril dilarutkan dengan menggunakan teknik
steril
2. Perawat menuliskan tanggal dan waktu
persiapan pada etiket serbuk dan tanggal
kedaluwarsa
Pelajari SPO pemberian

Anda mungkin juga menyukai