Anda di halaman 1dari 5

TEKNIK PEMBERIAN OBAT DENGAN CARA INJEKSI INTRAMUSKULAR

Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah KDM II

Disusun oleh : Kelompok 7


Desi M.Ari Rahmat Surya Handika Rizki Ananda Tri Oktaviani Susanti CahyaningTyas Tri Bethari Rohmania

Tingkat 1A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG 2011-1012

Teknik Pemberian Obat dengan Cara Injeksi IM (Intramuskular)


A. Pengertian Pemberian obat dengan cara dimasukkan langsung ke dalam jaringan otot (muskulus), dengan menggunakan spuit dan jarum. Berikut organ tubuh yang dapat dijadikan lokasi penusukan : 1. Paha (vastus lateralis) : posisi klien terlentang dengan lutut agak fleksi. 2. Pada ventrogluteal : posisi pasien miring, telengkup atau terlentang dengan lutut dan panggul pada sisi yang akan disuntik dengan keadaan fleksi. 3. Pada dorsogluteal : posisi pasien telengkup denggan lutut diputar kearah dalam atau miring dengan lutut bagian atas dan panggul fleksi dan diletakan didepan tungkai bawah. 4. Pada deltoid (lengan atas) : posisi pasien duduk atau berbaring mendatar dengan lengan atas fleksi.

B. Prinsip lima benar dalam pemberian obat : 1. Benar Pasien Sebelum obat diberikan dengan cara intramuskular, identitas pasien harus diperiksa (papan identitas di tempat tidur, gelang identitas) atau ditanyakan langsung kepada pasien atau keluarganya. Jika pasien tidak sanggup berespon secara verbal, respon non verbal dapat dipakai, misalnya pasien mengangguk. Jika pasien tidak sanggup mengidentifikasi diri akibat gangguan mental atau kesadaran, harus dicari cara identifikasi yang lain seperti menanyakan langsung kepada keluarganya. Bayi harus selalu diidentifikasi dari gelang identitasnya.

2. Benar Obat 1) Obat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap obat dengan nama dagang yang kita asing (baru kita dengar namanya) harus diperiksa nama generiknya, bila perlu hubungi apoteker untuk menanyakan nama generiknya atau kandungan obat. Sebelum memberi obat kepada pasien, label pada botol atau kemasannya harus diperiksa tiga kali. Pertama saat membaca permintaan obat dan botolnya diambil dari rak obat, kedua label botol dibandingkan dengan obat yang diminta, ketiga saat dikembalikan ke rak obat. Jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan harus dikembalikan ke bagian farmasi.

2) Jika pasien meragukan obatnya, perawat harus memeriksanya lagi. Saat memberi obat perawat harus ingat untuk apa obat itu diberikan. Ini membantu mengingat nama obat dan kerjanya. 3. Benar Dosis Sebelum memberi obat, perawat harus memeriksa dosisnya. Jika ragu, perawat harus berkonsultasi dengan dokter yang menulis resep atau apoteker sebelum dilanjutkan ke pasien. Jika pasien meragukan dosisnya perawat harus memeriksanya lagi. Ada beberapa obat baik ampul maupun tablet memiliki dosis yang berbeda tiap ampul atau tabletnya. Misalnya ondansentron 1 amp, dosisnya berapa ? Ini penting !! karena 1 amp ondansentron dosisnya ada 4 mg, ada juga 8 mg. ada antibiotik 1 vial dosisnya 1 gr, ada juga 1 vial 500 mg. jadi Anda harus tetap hati-hati dan teliti. 4. Benar Cara/Rute Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien, kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat, serta tempat kerja yang diinginkan. Obat untuk injeksi intramuskular dapat diberikan dengan cara parenteral. Parenteral, kata ini berasal dari bahasa Yunani, para berarti disamping, enteron berarti usus, jadi parenteral berarti diluar usus, atau tidak melalui saluran cerna, yaitu melalui vena (perset / perinfus). 5. Benar Waktu Ini sangat penting, khususnya bagi obat yang efektivitasnya tergantung untuk mencapai atau mempertahankan kadar darah yang memadai. Jika obat harus diminum sebelum makan, untuk memperoleh kadar yang diperlukan, harus diberi satu jam sebelum makan. Ingat dalam pemberian antibiotik yang tidak boleh diberikan bersama susu karena susu dapat mengikat sebagian besar obat itu sebelum dapat diserap. Ada obat yang harus diminum setelah makan, untuk menghindari iritasi yang berlebihan pada lambung misalnya asam mefenamat. C. Persiapan Alat 1. Sarung tangan 1 pasang 2. Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan 3. Jarum steril 1 (21-23G dan panjang 1 1,5 inci untuk dewasa; 25-27 G dan panjang 1 inci untuk anak-anak) 4. Bak spuit 1 unit 5. Kapas alkohol dalam kom (secukupnya) 6. Perlak dan pengalas 7. Obat sesuai program terapi 8. Bengkok 1unit 9. Buku injeksi/daftar obat

Prosedur pemberian obat 1. Tahap PraInteraksi 1) Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada 2) Mencuci tangan 3) Menyiapkan obat dengan benar 4) Menempatkan alat di dekat klien dengan benar 2. Tahap Orientasi 1) Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik 2) Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/klien 3) Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan 3. Tahap Kerja 1) Mengatur posisi klien, sesuai tempat penyuntikan 2) Memasang perlak dan alasnya 3) Membebaskan daerah yang akan di injeksi 4) Memakai sarung tangan 5) Menentukan tempat penyuntikan dengan benar ( palpasi area injeksi terhadap adanya edema, massa, nyeri tekan. Hindari area jaringan parut, memar, abrasi atau infeksi) 6) Membersihkan kulit dengan kapas alkohol (melingkar dari arah dalam ke luar diameter 5cm) 7) Menggunakan ibu jari dan telunjuk untuk mereganggkan kulit 8) Memasukkan spuit dengan sudut 90 derajat, jarum masuk 2/3 9) Melakukan aspirasi dan pastikan darah tidak masuk spuit 10) Memasukkan obat secara perlahan (kecepatan 0,1 cc/detik) 11) Mencabut jarum dari tempat penusukan 12) Menekan daerah tusukan dengan kapas desinfektan 13) Membuang spuit ke dalam bengkok 4. Tahap Terminasi 1) Melakukan evaluasi tindakan 2) Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya 3) Berpamitan dengan klien 4) Membereskan alat-alat 5) Mencuci tangan 6) Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

Anda mungkin juga menyukai