Anda di halaman 1dari 7

PRINSIP DAN TEKNIK PEMBERIAN OBAT SECARA INTRA MUSKULAR

A. Prinsip Pemberian Obat

Prinsip 12 Benar Cara Pemberian Obat

1. Benar Pasien

Obat yang akan diberikan hendaknya benar pada pasien yang


diprogramkan dengan cara mencocokkan program pengobatan pada pasien,
nama, nomor register, alamat untuk mengidentifikasi kebenaran obat. Hal
ini penting untuk membedakan dua klien dengan nama yang sama, karena
klien berhak untuk menolak penggunaan suatu obat, dan klien berhak untuk
mengetahui alasan penggunaan suatu obat.

2. Benar Obat

Obat memiliki nama dagang dan nama generik dan pasien harus
mendapatkan informasi tersebut atau menghubungi apoteker untuk
menanyakan nama generik dari nama dagang obat yang asing. Jika pasien
meragukan obatnya, maka perawat harus memeriksanya lagi dan perawat
harus mengingat nama dan obat kerja dari obat yang diberikan. Sebelum
mempersiapkan obat ke tempatnya, perawat harus memperhatikan
kebenaran obat sebanyak 3 kali yaitu saat mengembalikan obat ke tempat
penyimpanan, saat obat diprogramkan, dan ketika memindahkan obat dari
tempat penyimpanan obat. Jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh
dipakai dan harus dikembalikan ke bagian farmasi.

3. Benar Dosis

Untuk menghindari kesalahan pemberian obat dan agar perhitungan


obat benar untuk diberikan kepada pasien maka penentuan dosis harus
diperhatikan dengan menggunakan alat standar seperti alat untuk membelah
tablet, spuit atau sendok khusus, gelas ukur, obat cair harus dilengkapi alat
tetes. Beberapa hal yang harus diperhatikan:

a. Melihat batas yang direkomendasikan bagi dosis obat tertentu.


b. Perawat harus teliti dalam menghitung secara akurat jumlah dosis yang
akan diberikan dengan mempertimbangkan berat badan klien
(mg/BB/hari), dosis obat yang diminta/diresepkan, dan tersedianya
obat. Jika ragu-ragu, dosis obat harus dihitung kembali dan diperiksa
oleh perawat lain.

c. Dosis yang diberikan dalam batas yang direkomendasikan untuk obat


yang bersangkutan.

d. Dosis yang diberikan kepada klien sesuai dengan kondisi klien

4. Benar Cara Pemberian

Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda dan rute obat
yang diberikan diantaranya inhalasi, rektal, topikal, parenteral, sublingual,
peroral. Faktor yang menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh
tempat kerja obat yang diinginkan, sifat fisik dan kimiawi obat, kecepatan
respon yang diinginkan, dan keadaan umum pasien.

a. Inhalasi yaitu pemberian obat melalui saluran pernafasan yang


memiliki epitel untuk absorpsi yang sangat luas sehingga berguna
untuk pemberian obat secara lokal pada salurannya.

b. Rektal yaitu pemberian obat melalui rektum yang berbentuk enema


atau supositoria yang memiliki efek lebih cepat dibandingkan
pemberian obat dalam bentuk oral. Pemberian rektal dilakukan untuk
memperoleh efek lokal seperti pasien yang tidak sadar/kejang
(stesolid supp), hemoroid (anusol), konstipasi (dulcolax supp).

c. Topikal yaitu pemberian obat melalui membran mukosa atau kulit


misalnya tetes mata, spray, krim, losion, salep.

d. Parenteral yaitu pemberian obat yang tidak melalui saluran cerna atau
diluar usus yaitu melalui vena (perinfus/perset).
e. Oral adalah rute pemberian obat yang paling banyak dipakai karena
aman, nyaman, dan ekonomis dan obat juga dapat diabsorpsi melalui
rongga mulut seperti Tablet ISDN.

5. Benar Waktu

Untuk dapat menimbulkan efek terapi dari obat dan berhubungan


dengan kerja obat itu sendiri, maka pemberian obat harus benar-benar sesuai
dengan waktu yang diprogramkan. Beberapa hal yang harus diperhatikan
sesuai dengan prinsip benar waktu yaitu:

a. Perawat bertanggung jawab untuk memeriksa apakah klien telah


dijadwalkan untuk pemeriksaan diagnostik seperti tes darah puasa
yang merupakan kontraindikasi pemeriksaan obat.

b. Memberikan obat-obat yang dapat mengiritasi mukosa lambung


seperti aspirin dan kalium bersama-sama dengan makanan.

c. Pemberian obat juga diperhatikan apakah bersama-sama dengan


makanan, sebelum makan, atau sesudah makan.

d. Pemberian obat harus sesuai dengan waktu paruh obat (T ½). Obat
yang memiliki waktu paruh pendek diberikan beberapa kali sehari
dengan selang waktu tertentu, sedangkan obat yang memiliki waktu
paruh panjang diberikan sehari sekali.

e. Dosis obat harian diberikan pada waktu tertentu dalam sehari untuk
mempertimbangkan kadar obat dalam plasma tubuh. Misalnya dua
kali sehari, tiga kali sehari, empat kali sehari, atau enam kali sehari.

f. Pemberian obat harus sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan

6. Benar Dokumentasi

Pemberian obat harus sesuai dengan standar prosedur yang berlaku di


rumah sakit. Perawat harus selalu mencatat informasi yang sesuai mengenai
obat yang telah diberikan serta respon klien terhadap pengobatan. Perawat
harus mendokumentasikan kepada siapa obat diberikan, waktunya, rute, dan
dosis setelah obat itu diberikan

7. Benar Evaluasi

Setelah pemberian obat, perawat selalu memantau atau memeriksa efek


kerja obat kerja tersebut

8. Benar Pengkajian

Sebelum pemberian obat, perawat harus selalu memeriksa tanda-tanda


vital (TTV).

9. Benar Reaksi dengan Obat Lain

Pada penyakit kritis, penggunaan obat seperti omeprazol diberikan


dengan chloramphenicol.

10. Benar Reaksi Terhadap Makanan

Pemberian obat harus memperhatikan waktu yang tepat karena akan


mempengaruhi efektivitas obat tersebut. Untuk memperoleh kadar yang
diperlukan, ada obat yang harus diminum setelah makan misalnya
Indometasin dan ada obat yang harus diminum sebelum makan misalnya
Tetrasiklin yang harus diminum satu jam sebelum makan.

11. Hak Klien Untuk Menolak

Perawat harus memberikan “inform consent” dalam pemberian obat dan


klien memiliki hak untuk menolak pemberian obat tersebut

12. Benar Pendidikan Kesehatan Perihal Medikasi Klien

Perawat memiliki tanggungjawab untuk melaksanakan pendidikan


kesehatan khususnya yang berkaitan dengan obat kepada pasien, keluarga
pasien, dan masyarakat luas diantaranya mengenai perubahan-perubahan
yang diperlukan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari selama sakit,
interaksi obat dengan obat dan obat dengan makanan, efek samping dan
reaksi yang merugikan dari obat, hasil yang diharapkan setelah pemberian
obat, alasan terapi obat dan kesehatan yang menyeluruh, penggunaan obat
yang baik dan benar, dan sebagainya.

Untuk kepentingan terbaik pasien dan menghindari malpraktik, maka


12 Obat Benar atau Prinsip 12 Benar Cara Pemberian Obat harus dipahami
dan dilaksanakan dengan baik oleh setiap perawat dan tenaga kesehatan di
rumah sakit. Hak-hak pasien sebagai konsumen harus terlindungi dan
jadilah pasien cerdas sehingga dapat mengontrol perawatan yang diberikan.

B. Teknik Pemberian Obat secara Intra Muskular

Merupakan cara memasukkan obat ke dalam jaringan otot. Lokasi


penyuntikan terdapat pada adera paha (vatus lateralis), ventrogluteal (dengan
posisis berbaring), dorso gluteal (posisi tengkurap), atau lengan atas (deltoid).
Tujuannya agar obat diabsorpsi lebih cepat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
a. Tempat injeksi
b. Jenis spuit dan jarum yang digunakan
c. Infeksi yang mungkin terjadi selama injeksi
d. Kondisi atau penyakit klien
e. Obat yang tepat dan benar
f. Dosis yang diberikan harus tepat
g. Pasien yang tepat
h. Cara atau rute pemberian obat harus tepat dan benar
indikasi
 Bisa dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama
karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral, bebas dari
infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjulan tulang, otot, saras besar
dibawahnya.
Kontra indikasi:
 infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjulan tulang, otot, saraf besar
dibawahnya.
Alat dan bahan:
1. daftar buku obat/ catatan, jadwal pemberian obat.
2. Obat dalam tempatnya
3. Spuit sesuai dengan ukuran, jarum sesuai dengan ukuran: dewasa panjang
2,5-3,75 cm, anak panjang 1,25-2,5 cm.
4. Kapas alcohol dalam tempatnya
5. Cairan pelarut
6. Bak injeksi
7. Bengkok
Cara kerja:
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. Ambil obat kemudian masukkan ke dalam spuit sesai dengan dosis, setelah
itu letakkan pada bak injeksi
4. Periksa tempat yang akan dilakukan penyuntikan (lihat lokasi
penyuntikan).
5. Disinfeksi dengan kapas alcohol pada tempat yang akan dilkakuan
penyuntikan.
6. Lakukan penyuntikan:
a. Pada aderah paha (vastus lateralis) dengan cara anjurkan pasien
untuk berbaring terlentang dengn lutut sedikit fleksi.
b. Pada ventrogluteal dengan cara anjurkan pasien untuk miring,
tengkurap, ata terlentang dengan lutut dan pinggul pada sisi yang
akan dilakukan penyuntikan dalam keadaan fleksi
c. Pada aderah dorsogluteal dengan cara anjurkan pasien untuk
tengkurap dengan lutut diputar ke arah dalam atau miring dengan
lutut bagian atas pinggul fleksi dan diletakkan didepan tngkai
bawah.
d. Pada aderah deltoid(Lengan atas) degan cara anjurkan pasien untuk
duduk atau berbaring mendatar lengan atas fleksi.
7. Lakukan penusukkan dengan posisi jarum tegak lurus.
8. Setelah jarum masuk lakukan aspirasi spuit bila tidak ada darah
semprotkan obat secara perlahan-lahan hingga habis.

Anda mungkin juga menyukai