S E T E L A H M I N U M O B AT ”
TUTORIAL 1
Farmaologi
•Farmakokinetik adalah proses pergerakan obat untuk mencapai kerja obat. Empat proses yang termasuk di dalamnya adalah:
absorpsi, distribusi, metabolisme (atau biotransformasi), dan ekskresi (atau eliminasi)
•Farmakokinetika dan farmakodinamika pada pasien geriatri akan berbeda dari pasien muda karena beberapa hal, yakni terutama
akibat perubahan komposisi tubuh, perubahan faal hati terkait metabolisme obat, perubahan faal ginjal terkait ekskresi obat serta
kondisi multipatologi.
•Farmakokinetik : aspek kinetika yang mencakup nasib obat dalam darah yaitu absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi.
Absropsi
Rute pemberian obat ditentukan oleh sifat dan tujuan dari penggunaan obat sehingga dapat memberikan efek terapi yang tepat.
Terdapat 2 rute pemberian obat yang utama, enteral (melalui saluran pencernaan) dan parenteral (untuk obat yang absorbsinya
buruk melalui saluran cerna)
Distribusi
Proses obat dihantarkan dari sirkulasi sistemik ke jaringan dan cairan tubuh. Distribusi obat
tergantung pada struktur kapiler dan struktur obat.
Metabolisme
Hati merupakan tempat utama untuk metabolisme. Kebanyakan obat di-inaktifkan oleh enzim-enzim
hati dan kemudian diubah atau ditransformasikan oleh enzim-enzim hati menjadi metabolit inaktif
atau zat yang larut dalam air untuk diekskresikan. Ada beberapa obat ditransformasikan menjadi
metabolit aktif, sehingga menyebabkan peningkatan respons farmakologik. Penyakit-penyakit hati,
seperti sirosis dan hepatitis, mempengaruhi metabolisms obat.
Ekskresi
Perubahan fisiologis yang mempengaruhi farmakokinetik obat meliputi penurunan massa ginjal ,
penurunan aliran darah ginjal(laju filtrasi glomerulus) , dan penurunan fungsi sekretorik.
2.Macam** rute pemberian obat
• Macam-macam mengenai rute pemberian obat :
1. Rute pemberian secara Oral, meliputi penggolongan, mekanisme kerja, keuntungan & kerugian.
2. Rute pemberian secara Parenteral, meliputi penggolongan mekanisme kerja, keuntungan & kerugian.
3. Rute pemberian secara Topikal meliputi penggolongan mekanisme kerja, keuntungan & kerugian.
1 . R UT E OR A L
• Efek Farmakologi dari suatu obat dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Salah satunya adalah
dengan rute pemberian obat. Obat yang biasanya beredar di pasaran dan kita kenal secara umum adalah
obat dengan pemakaian melalui mulut dengan cara dimasukkan dengan bantuan air minum (tablet dan
lainnya) atau dilarutkan terlebih dahulu (tablet evervescent, puyer dan lainnya).
• Kekurangan dari rute pemberian obat secara oral adalah: bioavailibilitasnya banyak dipengaruhi oleh
beberapa faktor, iritasi pada saluran cerna, perlu kerjasama dengan penderita (tidak dapat diberikan pada
penderita koma), timbul efek lambat, tidak bermanfaat untuk pasien yang sering muntah, diare, tidak sadar,
tidak kooperatif; untuk obat iritatif rasa tidak enak penggunaannya terbatas, obat yang inaktif/terurai oleh
cairan lambung/ usus tidak bermanfaat (penisilin G, insulin), absorpsi obat tidak teratur.
• Bentuk sediaan obat oral, antara lain, tablet, kapsul, obat hisap, sirup dan tetesan. Salah satu cara
pemberian obat oral yaitu melalui sub lingual dan bukkal, yang merupakan cara pemberiannya ditaruh
dibawah lidah dan pipi bagian dalam.
2 . R UTE P A R ENT ER A L
• Rute parenteral adalah memberikan obat dengan meninginjeksi ke dalam
jaringan tubuh, obat yang cara pemberiaannya tanpa melalui mulut (tanpa
melalui usus/ saluran pencernaan) tetapi langsung ke pembuluh darah.
Misalnya sediaan injeksi atau suntikan. Tujuannya adalah agar dapat
langsung menuju sasaran. Rute parenteral biasanya digunakan untuk obat
yang absorbsinya buruk melalui slauran cerna. Pemberian parenteral juga
digunakan untuk pengobatan pasien yang tidak sadar dan dalam keadaan
yang memerlukan kerja obat yang cepat.
• Kelebihan dari rute obat yang diberikan secara parenteral adalah:
1) bisa untuk pasien yang tidak sadar,
2) sering muntah dan tidak kooperatif,
3) tidak dapat untuk obat yang mengiritasi lambung,
4) dapat menghindari kerusakan obat di saluran cerna dan hati, bekerja cepat
dan dosis ekonomis.
Sedangkan kekurangan dari rute obat yang diberikan secara parenteral adalah:
5) kurang aman karena jika sudah disuntikan ke dalam tubuh tidak bisa
dikeluarkan lagi jika terjadi kesalahan,
6) tidak disukai pasien,
7) berbahaya (suntikan-infeksi).
3 . R UT E TOP IK A L
• Pemberian obat secara topikal adalah pemberian obat secara lokal dengan cara mengoleskan obat pada
permukaan kulit atau membran area mata, hidung, lubang telinga, vagina dan rectum. Obat yang biasa
digunakan untuk pemberian obat topikal pada kulit adalah obat yang berbentuk krim, lotion, atau salep. Hal
ini dilakukan dengan tujuan melakukan perawatan kulit atau luka, atau menurunkan gejala gangguan kulit
yang terjadi (contoh: lotion). Pemberian obat topikal pada kulit terbatas hanya pada obat-obat tertentu
karena tidak banyak obat yang dapat menembus kulit yang utuh. Keberhasilan pengobatan topikal pada kulit
tergantung pada: umur, pemilihan agen topikal yang tepat, lokasi dan luas tubuh yang terkena atau yang
sakit, stadium penyakit, konsentrasi bahan aktif dalam vehikulum, metode aplikasi, penentuan lama
pemakaian obat, penetrasi obat topikal pada kulit.
• Keuntungan pemberian obat secara topikal adalah:
1) Untuk efek lokal : efek samping sistemik minimal, Mencegah first pass efect
2) Untuk sistemik menyerupai IV infus (zero order)
• Sedangkan kerugian dari obat yang diberikan secara topikal adalah secara kosmetik kurang menarik.
Obat topical