Anda di halaman 1dari 11

FARMAKOLOGI

TINGKAT: 1A

Klompok 1:
1. Daya kerja vasodilator itu daya kerja seperti apa!
Jawaban:
 Vasodilator bekerja dengan cara merelaksasikan otot pembuluh darah. Jika
pembuluh darah melebar aliran darah pun menejadi lebih lancar sehingga beban
kerja jantung dalam memompa darah dapat berkurang.
Vasokontraksi pembuluh darah menyempit
2. Apa yang harus dilakukan perawat jika menemukan kendala pada pasien yang mengalami
alergi!
Jawaban:
 Perawat harus mengetahui obat yang diberikan pada pasien serta kemungkinan
efek samping yang dapat terjadi
Perawat harus memberitahu pasien yang memakai/minum obat dirumah mengenai
tanda-tanda atau gejala efek samping obat yang harus dilaporkan pada dokter atau
perawat
Perawat perlu tanggap terhadap kemungkinan terjadinya sensivitas silang (cross
sansivity) terhadap berbagai obat atau makanan yang berbeda misalnya pasien
yang alergi terhadap pensilin mungkin juga alergi terhadap ampisilin.
3. Pintu masuk obat menuju aliran darah (proses absorbsi) jelaskan!
Jawaban:
 Proses absobsi adalah proses masuknya/diserapnya obat dari tempat pemberian
menuju aloran darah dalam pembuluh darah. Kecepatan dan besarnya absorbsi
dipengaruhi oleh rute pemberian obat dan bentuk sedian obat. Sebagaimana
dipahami bahwa rute pemberian obat digolongkan dalam parenteral, enteral, dan
topikal.

Klompok 2:
1) Bagaimana proses fase farmakodinamik obat?
Jawaban:
 Farmakodinamik mempelajari efek obat terhadap fisiologi dan biokimia seluler
dan mekanisme kerja obat. Respon obat dapat menyebabkan efek fisiologi primer
dan sekunder atau kedua-duanya. Efek primer adalah efek yang diinginkan, dan
efek sekunder bisa diinginkan atau tidak diinginkan. Salah satu contoh dari obat
dengan efek primer dan sekunder adalah difenhidramin (obat penenang). Efek
primer dari difenhidramin adalah untuk mengatasi gejala-gejala alergi dan efek
sekundernya adalah penekanan susunan saraf pusat yang menyebapkan rasa
kantuk.
2) Jelaskan masing-masing tujuan dari farmakoterapi dan farmakodinamik?
Jawaban:
 Farmakoterapi adalah sub ilmu dari farmakologi yang mempelajari tentang
penanganan penyakit melalui obat. Dalam ilmu ini obat-obatan digunakan untuk
membuat diagnosis, mencegah timbulnya, dan cara menyembuhkan suatu
penyakit. Farmakoterapi mempelajari terapi obat-obatan yang digunakan sesuai
indikasi diagnosa yang diberikan.
 Farmakodinamik adalah subdisiplin ilmu farmakologi yang mempelajari efek
biokimiawi, fisiologi obat, dan mekanisme kerjanya dengan tujuan meneliti efek
utama obat, mengetahui interaksi obat dengan sel, dan mengetahui respon yang
terjadi.
3) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi efek obat!
Jawaban:
 Usia
 Waktu pemberian
 Berat badan
 Jenis kelamin
 Lingkungan
 Faktor gen
 Kondisi individu
 Psikologis
4) Apa itu kelainan kongenital!
Jawaban:
 Kelainan kongenital atau bawaan adalah kelainan yang sudah ada sejak lahir yang
dapat disebabkan oleh faktor genetik maupun non genetik
 Faktor penyebap kelainan kongenital:
 Genetik
Setiap sifat genetik yang menentukan bentuk dan fungsi organ tubuh di
bawah oleh kromosom. Kromosom adalah komponnen pembawa materi
genetik yang diwariskan oleh orang tua kepada anak. Ketika terjadi kelainan
kromosom atau genetik, misalnya pada anak yang lahir tanpa kromosom atau
justru lahir dengan kelebihan kromosom maka ia dapat mengalami kelainan
bawaan.
 Lingkungan
Paparan radiasi atau zat kimia tertentu pada ibu hamil, seperti pestisida, obat,
alkohol, asap rokok, dapat meningkatkan resiko bayi mengalami kelainan
bawaan, hal ini karena efek raun dari zat-zat tersebut bisa mengganggu proses
tumbuh kembang janin.
 Gizi ibu seklam hamil
Kelainan bawaan ini ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu yang
dengan gizi buruk selama hamil. Ibu dengan kondisi tersebut biasanya
kekurangan asupan nutrisi penting yang berperan dalam menunjang
pembentukan organ tubuh janin dalam kandungan.
 Kondisi ibu hamil
Saat hamil ada banyak kondisi atau penyakit pada ibu yang bisa
meningkatkan resiko janin didalam kandungannya untuk mengalami kelainan
kongenital. Berapa kondisi dan penyakit ini seperti :
a) Infeksi saat hamil
b) Anemia saat hamil
c) Komplikasi kehamilan seperti diabetes gestasional dan preeklamsia
 Efek samping obat-obatan yang dikomsumsi saat hamil
 Kebiasaan tidak sehat yang dilakukan selama hamil seperti mengomsumsi
alkohol dan merokok
 Usia ibu hamil yang sudah cukup tua saat hamil, karena semakin tua usia ibu
saat hamil, semakin tinggi resiko terjadinya kelainan bawaan pada bayi yang
dikandungnya.

Klompok 3:
1) Bagaimana mekanisme toksikologi dapat mempengaruhi imun tubuh dan sebutkan
penggolongan obat berdasarkan penandaan yang diberikan secara bebas dan dengan resep
dokter!
Jawaban:
 Mekanisme toksikologi dapat mempengaruhi imun tubuh dimana system imun
memiliki peran untuk melindungi tubuh dari organism easing seperti semnyawa
toksikologi. Senyawa toksikologi yang mengganggu system imun disebut
immunotoksikan. Beberapa gejala yang disebabkan oleh mekanisme toksikologi
yaitu hipertensitivitas, autoimun, imunosupersi, dan imunostimulus.
 Golongan obat berdasarkan penandaan yang diberikan secara bebas dan sesuai
resep dokter:
 Obat bebas, adalah obat yang dijual bebas dipasaran dan dapat diberli
tanpa resep dokter. Obat bebas diberi logo lingkaran berwarna hijau
dengan garis tepi berwarna hitam. Contonya obat paracetamol (antipiretik
dan analgetik)
 Obat bebas terbatas, adalah obat yang dapat dibeli secara bebas tanpa
menggunakan resep dokter, namun mempunyai peringatan khusus saat
menggunakannya. Obat ini diberi logo lingkaran berwarna biru dengan
garis tepi berwarna hitam. Contoh obat CTM, klorfoniramin maiet (anti
alergi). Peringantan-peringatan obat bebas terbatas:
 P no.1 →Awas! Obat keras bacalah aturan memakainya
 P no.2 →Awas! Obat keras hanya untuk kumur, jangan ditelan
 P no.3 →Awas! Obat keras hanya untuk bagian luar badan
 P no.4 →Awas! Obat keras hanya untuk dibakar
 P no.5 →Awas! Obat keras tidak boleh ditelan
 P no.6 →Awas! Obat keras obat wasir, jangan ditelan
 Obat keras, adalah obat yang hanya boleh dibeli menggunakan resep
dokter . dapat dibeli di apotik. Obat ini diberi logo lingkaran berwarna
merah dengan garis tepih berwarna hitam dan huruf K ditengah menyentuh
tepi garis.
2) Pada pasien dengan kondisi apakah yang diberikan obat anti kanker!
Jawaban:
 Obat anti kanker merupakan obat yang digunakan untuk terapi dan pengobatan
penyakit kanker, untuk mencengah, mengendalikan dan menyembuhkan. Maka
obat ini diberikan kepada pasien yang menderita penyakit kanker agar kankernya
tidak membesar.
3) Obat hipnotika pada pasien yang tidak bisa tidur dalam jangka berapa lama pasien tidak
bisa tidur!
Jawaban:
 Obat hipnotika atau obat tidur merupakan zat-zat yang dalam dosis terapeutik
mempermudah atau menyebabkan tidur. Jika pasien tidak bisa tidur lebih dari 8
jam maka diberikan obat hipnotika.
4) Sebutkan ci-ciri toksikologi dan berikan contohnya! Serta sebutkan obat apa saja yang
digolongkan obat narkotika dan non narkotika!
Jawaban:
 Toksikologi merupan ilmu yang mempelajari tentang efek bahaya atau efek racun
yang dapat ditimbulkan oleh bahan kimia atau zat pada manusia. Zat toksi dapat
digolongkan berdasarkan organ tubuh, sasaran, kegunaannya, efek dan tingkat
toksisitasnya.
 Obat golongan narkotika digunakan untuk mengtasi nyeri pasca-operasi dan
kondisi-kondisi nyeri lain yang dapat ditangani dengan analgesic yang lebih
rendah potensinya.
Obat golongan narkotika:
 Morfiba, termasuk ke dalam narkotika goongan II. Tersedia dalam bentuk
cairan untuk injeksi, serta tablet immediate release maupun controlled
release.
 Fentanil, tersedia dalam bentuk injeksi untuk cairan jura transdermal patch
untuk ditempelkan ke kulit. Sama halnya dengan morfin, obat ini termasuk
narkotika golongan II.
 Petidin, tersedia dalam bentuk cairan injeksi dan termasuk narkotika
golongan II.
 Oksikodon, juga termasuk narkotika golongan II. Tersedia dalam bentuk
cairan maupun tablet controlled release
 Hidromorfon, tersedia dalam bentuk tablet controlled release dan termasuk
dalam narkotika golongan II
 Kodein, termasuk narkotika goongan III dan tersedia dalam bentuk sirup
maupun tablet. Selain digunakan untuk mengatasi nyeri, kodein juga
berfungsi sebagai obat batun Karena dapat menkan pusat batuk yang ada
di otak.
 Obat golongan non narkotika:
 Paracetamol
 Aspirin
 Ibuprofen

Kelompok 4:
1) Berikan contoh obat-obat berdasarkan cara pemberian masing-masing!
Jawaban:
 melalui oral, obat yang diberikan melalui oral ini dibagi menjadi 2 yaitu
siblingual/ dibawah lidah dan bukal di bagian gusi/pipi, yang diberikan obat
dalam bentuk tablet, kapsul, kaplet, pil, pulvi, serbuk dan sirup
 injeksi, bentuk obat yang diberikan melalui parenteral seperti pemasangan infuse,
transfuse darah
 inhalasi, yaitu aneka sediaan obat atau larutan yang diberikan melalui saluran
pernapasan pada bagian hidung dan mulut, seperti pemberian nebulizer, inhaler
 melalui rectal, yaitu bentuk sediaan obat Suppositoria Aneka sediaan padat dalam
berbagai bobot
 topical, yaitu pemberian obat yang di oleskan pada kulit seperti salep, krim,
balsam/ minyak kayu putih
 obat tetes mata seperti insto
2) Apakah ada efek samping dari pemberian obat dalam bentuk cair, padat, dan setengah
padat!
Jawaban:
 Iya ada efek samping dalam pemberian obat baik itu cair, padat, maupun setengah
padat, tergantung golongan dan jenis obat yang diberikan.
3) Apakah yang harus dipertimbangkan dalam menentukan bentuk kesediaan obat !
Jawaban:
 kondisi obat, misalnya :
a) Rasanya pahit : kapsul/ emulsi
b) Dapat dirusak oleh asam lambung : injeksi/ suppositoria
 Penderita:
a) Umur dan berat badan
b) Kesadaran emergensi ( keadaan gawat darurat / mendesak)
 Ekonomi
 Jenis penyakit:
a) Area
b) Emergensi ( keadaan gawat darurat / mendesak)
4) Bentuk kesediaan apa saja dikategorikan dalam bentuk cair
Jawaban:
 Emulsi dan Suspensi
Merupakan kesediaan yang terdiri dari bahan yang tidak campur atau larut dalam
pembawaan yang cair. Jika bahan tersebut berbentuk cair maka disebut emulsi
sedangkan suspensi adalah istilah untuk bahan padat yang tidak larut dalam cairan
pembawa.
 Drops
Sediaan yang digunakan dengan cara diteteskan pada mata, telinga, atau hidung.
 Gargles
Merupakan sediaan yang digunakan untuk melindungi atau mengobati infeksi
tenggorokan
 Sirup
Merupakan sediaan larutan yang paling banyak dikonsumsi anak-anak sebab lebih
menarik dan manis rasanya sehingga tidak membuat anak-anak takut untuk
meminumnya.
5) Jelaskan maksud bahan pengisi dan fungsinya
Jawaban:
 Bahan pengisi adalah bahan yang berfungsi untuk meningkatkan bobot tablet agar
sesuai dengan bobot yang diharapkan atau syaratkan. Jumlah bobot bahan pengisi
yang lazim ditambah dalam formula tablet adalah sampai 80% dari total bobot
tablet. Bahan pengisi tidak perlu ditambahkan apabila zat aktif memiliki dosis
tinggi dan telah sesuai dengan bobot yang diharapkan. Bahan pengisi yang
digunakan memiliki berbagai kriteria dan diantaranya tidak boleh berinteraksi
atau beraksi yang merugikan baik terhadap zat aktif maupun bahan tambahan lain.
Bahan pengisi harus memiliki stabilitas yang baik selama proses pembuatan
maupun setelah produk jadi dan disimpan sebelum digunakan.
6) Obat apa saja termasuk obat tablet?
Jawaban:
 Tablet bukal, contoh obat nitrogliserin bentuk sediaan ini diberikan melalui
sublingual untuk mengurangi serangan pada penderita iskemia jantung
 Tablet kunyah, contoh bentuk sediaan obat antasida deon dan mebendazol (obat
cacing)
 Tablet isap, contoh bentuk sedian obat antasida dan vitamin c
 Tablet kapsul, contoh bentuk sedian obat ambeven dan erdostein
 Tablet effervescent, yaitu obat yang larut dalam air seperti vitamin b dan c
 Tablet dispesibel, contoh bentuk sediaan obat paracetamol, ambroxol, asam
mefenamat
7) Apakah aneka kemasan obat tidak mempengaruhi fungsi obat? Hal apa yang
menyebabkan obat dikemasan dalam berbagai bentuk !
Jawaban:
 Kemasan obat tidak mempengaruhi fungsi obat karena setiap kemasan obat
tersebut terbuat dari bahan steril yang tidak akan mempengaruhi fungsi obat. Hal
yang menyebabkan obat dikemas dalam berbagai bentuk yaitu: agar terhindar dari
sinar matahari.

Kelompok 5
1) Apa yang penghambat prostaglandin ?
Jawaban:
 Yang menghambat prostaglandin adalah obat yang menghambat sintesis
prostaglandin dalam tubuh manusia yang bertanggung jawab atas reaksi fisiologis
yang berbeda seperti menjaga aliran darah dilambung dan ginjal, mengatur
kontraksi otot taksadar dan pembuluh darah bertindak sebagai mediator
peradangan dan nyeri. Prostaglandin juga anti inflamasi esteroit, obat – obat anti
inflamasi mengatasi prostaglandin obat anti nyeri dan peradangan.

Kelompok 6
1. Berapa CC spuit dalam pemberian pada injeksi?
Jawaban:
 Injeksi Intramuskular (IM): spuit 2-5 ml dengan ukuran 21-25, panjang jarum 1-2
inci (atau tergantung pada kebutuhan dan ketebalan otot, jenis obat, dan usia
klien). Ø Injeksi Intra vena iv ): spuit 2-5 ml dengan ukuran 21 - 25 panjang
jarum 1-2 inci. Injeksi Subkutan (SC): spuit 2 ml dengan ukuran 25, panjang
jarum 5/8 - 1/2 inci. • Injeksi Intrakutan (IC): spuit 1 ml denga nukuran 25, 26,
atau 27, panjang jarum-5/8 inci.
2. Berapa dosis obat yang diberikan pada pasien alergi?
Jawaban:
 Misalnya pada obat Cetirizine adalah obat untuk meredakan gejala akibat reaksi
alergi, seperti mata berair, bersin-bersin, hidung meler, atau gatal di kulit,
tenggorokan, maupun hidung. Obat ini tersedia dalam bentuk tablet, kaplet,
kapsul, sirop, atauobat tetes oral (drops).
Dosisnya :
 Dewasa dan anak usia >6 tahun: 5–10mg per hari.
 Anak-anakusia 2–6 tahun: 2,5mg, 1–2 kali sehari atau 5 mg 1kali
sehari. Dosis maksimal adalah 5mg per hari. Tetapi dosis obat juga
biasanya diberikan sesuai anjuran atau resep dari dokter agar tidak
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
3. Lokasi penyuntikan pemberian obat pada Injeksi intravena, injeksi intramuscular dan
injeksiintrakutan
Jawaban:
 SUNTIKAN INTRAVENA (I.V)
Pengertian: Penyuntikan obat suntikan kedalam pembuluh darah vena.
Lokasi: Pada vena-vena anggota gerak.
Sudut : 15-30°
 SUNTIKAN INTRACUTAN (L.C)
Pengertian: Penyuntikan obat kedalam jaringan kulit
Lokasi: Pada lengan bawah bagian dalam atau ditempat yang dianggap perlu.
Sudut : 15-200
 SUNTIKAN INTRAMUSKULAR (I.M)
Pengertian: Penyuntikan obat kedalam jaringan otot (nutscolus)
Lokasi: Pada otot pangkal lengan.
Pada otot paha bagian luar yaitu 1/3 tengah pada sebelah luar otot bokong
yang tepat adalah 1/3 bagian dari sinailiaca anterior
Sudut : 90°
4. Bagaimana jika dalam pemberian injeksi pasien dengan alergi kemudian ditemukan
timbul adanya efek samping yang tidak diiginkan. Bagaimana peran perawat!
Jawaban:
 Pada pasien dengan alergi biasanya akan dilakukan skin test dalam pemberian
injeksi intrakutan agar mengetahui apakah pasien tersebut mengalami alergi atau
tidak, jika pasien tersebut ditemukan adanya efek samping setelah dilakukan
pemberian injeksi maka seorang perawat harus melakukan kolaborasi dengan
dokter untuk menangani secara bersama agar efek sampingnya dapat diatasi
karena perawat tidak mungkin mengatasinya secara sendiri, butuh tenaga medis
lainnya untuk terlibat.
Semua obat yang diberikan pasti memiliki efek samping ada yang ringan maupun
berat oleh karena itu peran perawat sangat penting untuk selalu berkomunikasi
dan berkolaborasi dengan dokter dan tenaga medis lainnya. Tidak hanya itu peran
perawat dalam pemberian obat juga harus sesuai dengan 12 benar yaitu:
1. BenarObat
Sebelum mempersiapkan obat ketempatnya perawat harus memperhatikan
kebenaran obat sebanyak 3 kali yaitu ketika memindahkan obat dari tempat
penyimpanan obat, saat obat diprogramkan, dan saat mengembalikan ketempat
penyimpanan. Jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan harus
dikembalikan kebagian farmasi.
Obat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap obat dengan nama dagang
yang asing harus diperiksa nama generiknya, bila perlu hubungi apoteker untuk
menanyakan nama generic atau kandungan obat. Jika pasien meragukan obatnya,
perawat harus memeriksanya lagi. Saat memberi obat perawat harus ingat untuk
apa obat itu diberikan. Ini membantu perawat mengingat nama obat dan kerjanya.
2. BenarDosis
Untuk menghindari kesalahan pemberian obat, maka penentuan dosis harus
diperhatikan dengan menggunakan alat standar seperti obat cair harus dilengkapi
alat tetes, gelas ukur, spuit atau sendok khusus, alat untuk membelah tablet dan
lain-lain sehingga perhitungan obat benar untuk diberikan kepada pasien. Dosis
yang diberikan klien sesuai dengan kondisi klien. Dosis yang diberikan dalam
batas yang direkomendasikan untuk obat yang bersangkutan.
Perawatharustelitidalammenghitungsecaraakuratjumlahdosis yang akandiberikan,
denganmempertimbangkanhal-halsebagaiberikut: tersedianyaobat dan dosisobat
yang diresepkan/diminta, pertimbanganberat badan klien (mg/KgBB/hari), jika
ragu-ragu dosisiobatharusdihitungkembali dan diperiksa oleh perawat lain
Melihat batas yang direkomendasikanbagidosisobattertentu.

3. BenarPasien
Obat yang akan diberikan hendaknya benar pada pasien yang diprogramkan
dengan cara mengidentifikasi kebenaran obat dengan mencocokkan nama, nomor
register, alamat dan program pengobatan pada pasien. Klien berhak untuk
mengetahui alasan obat, Klien berhak untuk menolak penggunaan sebuah obat,
Membedakan klien dengan dua nama yang sama

4. Benar Cara Pemberian


Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang
menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien,
kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat, serta tempat kerja
yang diinginkan. Obat dapat diberikan peroral, sublingual, parenteral, topikal,
rektal, inhalasi.
Oral adalah rute pemberian yang paling umum dan paling banyak dipakai, karena
ekonomis, paling nyaman dan aman. Obat dapat juga diabsorpsi melalui rongga
mulut (sublingual atau bukal) seperti tablet ISDN.
Parenteral. Kata ini berasal dari bahasa Yunani, para berarti disamping, enteron
berarti usus, jadi parenteral berarti diluar usus, atau tidak melalui saluran cerna,
yaitu melalui vena (perset / perinfus).
Topikal yaitu pemberian obat melalui kulit atau membrane mukosa. Misalnya
salep, losion, krim, spray, tetes mata.
Rektal. Obat dapat diberi melalui rute rectal berupa enema atau supositoria yang
akan mencair pada suhu badan. Pemberian rectal dilakukan untuk memperoleh
efek local seperti konstipasi (dulkolax supp), hemoroid (anusol), pasien yang
tidak sadar / kejang (stesolid supp). Pemberian obat perektal memiliki efek yang
lebih cepat dibandingkan pemberian obat dalam bentuk oral, namun sayangnya
tidak semua obat disediakan dalam bentuk supositoria.
Inhalasi yaitu pemberian obat melalui saluran pernafasan. Saluran nafas memiliki
epitel untuk absorpsi yang sangat luas, dengan demikian berguna untuk
pemberian obat secara lokal pada salurannya.
5. Benar Waktu
Pemberian obat harus benar-benar sesuai dengan waktu yang diprogramkan,
karena berhubungan dengan kerja obat yang dapat menimbulkan efek terapi
dariobat.
Pemberian obat harus sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan
Dosis obat harian diberikan pada waktu tertentu dalam sehari. Misalnya seperti
dua kali sehari, tiga kali sehat, empat kali sehari dan 6 kali sehari sehingga kadar
obat dalam plasma tubuh dapat dipertimbangkan
Pemberian obat harus sesuai dengan waktu paruh obat (t ½ ). Obat yang
mempunyai waktu paruh panjang diberikan sekalisehari, dan untuk obat yang
memiliki waktu paruh pendek diberikan beberapa kali sehari pada selang waktu
tertentu. Pemberian obat juga memperhatikan diberikan sebelum atau sesudah
makan atau bersama makanan
Memberikan obat seperti kalium dan aspirin yang dapat mengiritasi mukosa
lambung bersama-sama dengan makanan
Menjadi tanggung jawab perawat untuk memeriksa apakah klien telah
dijadwalkan untuk memeriksa diagnostik, seperti tes darah puasa yang merupakan
kontraindikasi pemeriksaan obat
6. Benar Dokumentasi
Setelah obat itu diberikan, harus didokumentasikan, dosis, rute, waktu dan oleh
siapa obat itu diberikan. Pemberian obat sesuai dengan standar prosedur yang
berlaku di rumah sakit. Dan selalu mencata tinformasi yang sesuai mengenai obat
yang telah diberikan serta respon klien terhadap pengobatan.
7.Benar Pendidikan Kesehatan PerihalMedikasiKlien
Perawat mempunyai tanggung jawab dalam melakukan pendidikan kesehatan
pada pasien, keluarga dan masyarakat luas terutama yang berkaitan dengan obat
seperti manfaat obat secara umum, penggunaan obat yang baik dan benar, alasan
terapi obat dan kesehatan yang menyeluruh, hasil yang diharapkan setelah
pembeian obat, efek samping dan reaksi yang merugikan dari obat, interaksi obat
dengan obat dan obat dengan makanan, perubahan-perubahan yang diperlukan
dalam menjalankan aktivitas sehari-hari selam asakit, dan sebagainya.

8.Hak Klien Untuk Menolak


Klien berhak untuk menolak dalam pemberian obat. Perawat harus memberikan
Inform consent dalam pemberianobat.

9. BenarPengkajian
Perawat selalu memeriksa TTV (Tanda-tanda vital) sebelum pemberian obat.
10.Benar Evaluasi
Perawat selalu melihat/memantau efek kerja dari obat setelah pemberiannya.

11.Benar Reaksi Terhadap Makanan


Obat memiliki efektivitas jika diberikan pada waktu yang tepat. Jika obat itu
harus diminum sebelum makan (ante cimumataua.c) untuk memperoleh kadar
yang diperlukan harus diberi satu jam sebelum makan misalnya tetrasiklin, dan
sebaiknya ada obat yang harus diminum setelah makan misalnya indometasin.

12.Benar Reaksi Dengan Obat Lain


Pada penggunaan obat seperti chloramphenicol diberikan dengan omeprazolpe

Anda mungkin juga menyukai