Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI

DAN CAIRAN MELALUI TINDAKAN MENYUAPI PASIEN DENGAN


PENDEKATAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK

OLEH :

KELOMPOK I

YAYASAN ST. LUKAS KEUSKUPAN MAUMERE

AKADEMI KEPERAWATAN ST. ELISABETH LELA

2023/2024
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN
KEPERAWATAN DASAR PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DAN CAIRAN
MELALUI TINDAKAN MENYUAPI PASIEN DENGAN PENDEKATAN TAHAPAN
KOMUNIKASI TERAPEUTIK

OLEH
KELOMPOK I

TELAH DISETUJUI SEBAGAI LAPORAN PERSIAPAN PRAKTEK KLINIK


KEPERAWATAN DASAR

Maumere, 07 Juli 2023

PUDIR I PEMBIMBING

GABRIEL MANE, S. Fil,Lic ANTONIA R.REONG,S.Kep.,Ns,M.Kep

MENGETAHUI

DIREKTUR AKADEMI KEPERAWATAN


ST. ELISABETH LELA

MARIA K. RINGGI KUWA, S.ST.,M.Kes


NIDN : 081900337801

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kelompok kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segalah
berkat yang telah di karuniakan serta bantuan dari semua pihak sehinggah penulis dapat
menyelesaika laporan pendahuluan yang berjudul “Keperawatan Dasar Pemenuhan
Kebutuhan Nutrisi Dan Cairan Melalui Tindakan Menyuapi Pasien Dengan
Pendekatan Komunikasi Terapeutik”

Dalam penyusunan laporan pendahuluan ini, penulis banyak menemuhkan kesulitan


dan rintangan tetapi dengan dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, penulis dapat
menyelesaikan, untuk itu pada kesempatan ini perkenankan kelompok kami menyampaikan
ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan yakni :

1. Maria K. Ringgi Kuwa,S,S,ST,M.KES. yang telah memberikan kesempatan kepada


kelompok kami untuk menimbah ilmu menjadi calon perawat yang professional.
2. Antonia Rensiana Reong,S.Kep.,Ns,M.Kep selaku pembimbing yang telah
meluangkan waktu tenanga dan pikiran dalam membimbing serta awalan arah
penulisan sehinggah terselesaikan laporan pendahuluan ini.
3. Teman-teman yang banyak membantu dalam memberikan informasi dan masukan-
masukan terkait dengan penyusunan pendahuluan ini dan juga kebersamaan
kelompok.

Kelompok kami menyadari bahwa penyusunan laporan pendahuluan ini masih jauh
dari kata sempurna, baik isi maupun penulisannya. Oleh sebab itu kelompok kami
mengharapkan ada kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Akhir kata
kelompok kami mengucapkan terimakasih dan semoga laporan pendahuluan ini dapat
bermanfaat bagi pembaca sekalian.

Maumere, 07 Juli 2023

Kelompok I

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... i

KATA PENGANTAR ......................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1


A. LATAR BELAKANG ......................................................................... 1

B. TUJUAN ......................................................................... 2

1. TUJUAN UMUM ......................................................................... 2

2. TUJUAN KHUSUS ......................................................................... 2

BAB II TINJAUAN TEORI ......................................................................... 3

A. ANATOMI DAN FISIOLOGI MULUT ................................................... 3

B. KOSEP DASAR TINDAKAN MENYUAPI PASIEN ........................................

C. KONSEP TINDAKAN MENYUAPAPI PASIEN

DENGAN PENDEKATAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK .............................

BAB III PENUTUP ........................................................................ 14

A. KESIMPULAN ........................................................................

14

B. SARAN ........................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 15


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan gizi di rumah sakit merupahkan bagian dari sistem pelayanan
kesehatan di rumah sakit yang mempunyai peranan untuk memberikan makanan yang
layak kepada pasien dan memenuhi asupan makan pasien, dengan tujuan akhir untuk
membantu proses penyembuhan kesehatan pasien. Asupan makanan yang tidak layak
yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama akan berdampak pada penurunan
status gizi pasien.
Faktor yang mempengaruhi penurunan gizi di rumah sakit adalah perkiraan
kebutuhan gizi pasien tidak akurat, penggunaan parenteral nutrisi terlalu lama,
monitoring dan pencatatan berat badan dan tinggi badan tidak di laksanakan, kuasa
pasien untuk tujuan tes diaknostik, asupan makanan yang berkurang, terjadinya
gangguan garstro intestinal (mual, kembung, tidak napsu makan), tingkat beratnya
penyakit, dan status gizi awal masuk rumah sakit merupahkan penyebab menurunnya
keadaan gizi.
Semua orang menyenangi makan dan minum kecuali jika orang-orang
mengalami gangguan tertentu sehingga membuat mereka merasa tidak enak jika di
beri makan, ada juga sebagian dari mereka yang menginginkan bisa makan dan
minum dengan baik, namun keadaan fisiknya yang tidak memungkinkan atau sulit
melakukan secara mandiri, misalnya pada tangan yang di gips, matanya buta atau
sedang di perban dan sebagiannya.
Individu sakit membutuhkan banyak makanan dari pada orang sehat, dalam
upaya penyembuhan dan pemulihan. Sebagai contoh, pasien yang menjalin
pembedahan membutuhkan diet yang mengandung banyak vitamin c dan protein
karena ini dapat membantu penyembuhan juga protein secara khusus penting untuk
melawan infeksi.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa di harapkan mampu mengetahui dan melaksanakan
tindakan, keperawatan dalam memberi makan dan minum menggunakan
tahapan komunikasi terapeutik.
2. Tujuan Khusus
1) Untuk mengetahui anatomi sistem pencernaan.
2) Untuk mengetahui tujuan, indikasi, dan kontraindikasi.
3) Hal-hal untuk memberi makan dan minum.

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Anatomi Dan Fisiologi Mulut


Mulut atau Oris adalah saluran pencernaan pertama yang berperan untuk
menerima makanan. Mulut tersusun atas lapisan luar oleh kulit dan lapisan dalam oleh
selaput lender atau mukosa.
Fungsi utama rongga mulut adalah menerima makanan dan minuman dari luar
tubuh dan kemudian memotong dan menghaluskan makanan. Mulut terdiri atas 2
bagian yaitu bagian luar yang sempit atau vestibula : ruang diantara gusi, gigi, bibir,
dan pipi. Bagian dalam rongga mulut terdiri dari rongga – rongga mulut yang dibatasi
sisinya oleh tulang maxilaris, pallatum, dan mandibularis disebelah belakang
berhubungan dengan faring. Selaput lender mulut ditutupi epitelium yang berlapis –
lapis, dibawahnya terletak kelenjar – kelenjar halus yang mengeluarkan lendir.
Selaput ini kaya akan pembuluh darah dan memuat banyak ujung akhir saraf sensoris.
Rongga mulut terdiri dari :

1. Bibir

Bibir adalah: bagian dari rongga mulut yang tampak dari luar yang terdiri dari
bibir atas dan bibir bawah. Fungsi dari bibir:
a. Menjaga makanan dan minuman agar tidak sampai tercecer keluar mulut
b. Merasakan panas dan dinginnya makanan atau minuman
c. Membantu dalam berbicara
d. Membentuk mimik dan kecantikan wajah

2. Gusi
Gusi adalah jaringan lunak disekita mahkota gigi. Gusi termasuk alat
penyangga gigi. Pada umumnya gusi berwarna merah muda, akan tetapi adapula
gusi yang berwarna kehitam – hitaman atau kecoklatan. Ini disebabkan karena
adanya zat pigmen didalam gusi. Fungsi gusi adalah untuk melindungi serat –
serat halus yang mengikat akar – akar gigi kepada tulang rahang.

3. Lidah

Lidah atau tongue adalah organ pencernaan berupa otot besar tak bertulang
yang dibagian permukaan atasnya terdapat banyak papilla yang berfungsi sebagai
sensor indra pengecapan.
Lidah terbagi atas dua bagian yaitu:
1) Bagian dasar lidah ( base )
Berbatasan dengan epiglottis, terdapat dua pasang tonsil yang terkait system
limfatik yaitu tonsil palatine dan tonsil lingualis.
2) Bagian badan lidah ( body )
Permukaan atasnya terdapat papilla – papilla lidah dan terakhirnya adalah
bagian ujung lidah atau apeks. Papilla lidah terdapat di badan lidah. Papilla
terdiri atas:
a. Papilla circum vallata
Terletak disisi belakang dekat dengan dasar lidah
b. Papilla filiformis
Terletak di badan lidah
c. Papilla fungiformis
Berbentuk seperti jamur dan terdapat dibadan lidah
d. Papilla folliata
Terletak di sisi lateral badan lidah

4. Pallatum ( langit – langit )

Terdiri atas dua bagian yaitu pallatum durum ( pallatum keras ) yang tersusun
atas tajuk – palatum dan sebelah depan tulang maksilaris dan belakang terdiri dari
2 tulang palatum, dan pallatum mole ( palatum lunak ) yang terletak di belakang
yaitu lipatan menggantungyang bergerak terdiri atas jaringan fibrosa dan selaput
lendir.

5. Kelenjar saliva

Merupakan kelenjar yang mempunyai duktus yang bernama duktus wartoni


dan sekstoni. Kelenjar saliva dibagi menjadi dua yaitu kelenjar ludah rahang
bawah ( submandibularis ) dan kelenjar ludah bawah lidah ( sublingualis ).
Kelenjar ludah dihasilkan oleh rongga mulut. Disekitar rongga mulut terdapat 3
buah kelenjar yaitu kelenjar parotis, kelenjar submaksilaris, dan kelenjar
sublingualis.

B. Konsep Dasar Tindakan Menyuapi Pasien


1. Pengertian
Pemberian makan secara oral atau secara langsung melalui mulut pada pasien
yang mengalami confuse, imobilisasi tangan, kelemahan atau pembatasan
aktifitas pada posisi tertentu.
2. Tujuan
a. Untuk membrikan diet nutrisi sesuai dengan kebutuhan individu
b. Mengidentifikasi klien dengan kekurangan nutrisi (IMT) dan menetukan diet
yang tepat
c. Untuk menyediakan kebutuhan nutrisi pada klien yang tidak dapat
mengonsumsi makanan melalui mulut sendiri
d. Untuk menyediakan diet yang biasa ditoleransi klien baik secara fisiologi dan
emosional
3. Indikasi
a. Pada pasien yang tidak bisa makan sendiri ( mis; pasien stroke, pasien yang
kelemahan ekstremitas atas)
4. Kontraindikasi
a. Klien dalam kondisi koma
b. Klien dengan kanker nasofaring dan kanker mandibularis
c. Klien yang menderita obstruksi kerongkongan
5. Hal hal yang perlu diperhatikan
a. Ciptakan lingkungan yang aman disekitar pasien
b. Usahakan makanan dihidangkan dalam keadaan hangat kecuali kontraindikasi
c. Sajikan makanan secukupnya, tidak terlalu banyak tetapi juga tidak terlalu
sedikit
d. Peralatan makanan dan minuman harus bersih
e.Untuk anak – anak, usahakan penggunaan peralatan yang menarik perhatian.
f. Perhatikan selera dan keluhan pasien pada waktu makanserta reaksinya setelah
makan
C. Konsep Tindakan Menyuapi Pasien Dengan Pendekatan Komunikasi Terapeutik
1. Tahap Prainteraksi
a. Persiapan pasien
 Mencek status klien
 Mengkaji diet yang sesuai, kebutuhan nutrisi klien, riwayat klien dan
kebiasaan makan
 Kaji status saluran GI termasuk digesti atau absorbsi ( apakah klien
dapat mengunyah, menelan, dan apakah ada masalah penyerapan
makanan)
 Kaji kebutuhan intake klien
 Kaji kemampuan klien untuk menyesuaikan diri dengan regimen diet
yang ada.
b. Persiapan lingkungan
 Pindahkan barang – barang yang dapat membuat klien menjadi tidak
napsu makan
c. Persiapan Alat

N Nama Alat Gambar Rasional


o
1. Piring Menyimpan makanan

2. Senduk dan Memudahkan pasien


garpu untuk makan

4. Gelas Menyimpan air


minum

5. Serbet / Menjaga agar


pengalas makanan yang
tumpah tidak
mengotori pasien

6. Mangkok cuci Mencuci tangan


tangan sebelum dan sesudah
makan
7. Jenis diet Makanan diberikan
sesuai dengan jenis
diet yang dijalani oleh
pasien

8. Tissue Untuk
menggeringkan
tangan dan mulut

9. Bengkok Untuk menyimpan


peralatan yang tidak
digunakan lagi

2. Tahap Orientasi
a. Memperkenalkan diri kepada pasien
b. Menjelaskan maksud dan tujuan diet yang akan diberikan
c. Meminta persetujuan klien
d. Membantu klien mengosongkan kandung kemih
e. Jika ada obat sebelum makan berikan obat 20 menit sebelum makan
3. Tahap Kerja

No Instruksi kerja Gambar Rasional


1. Tinggikan tempat tidur Memudahkan perawat
dan turunkan pagar melakukan tindakan
tempat tidur

2. Bantu klien untuk Mencegah penyebaran


mencuci tangan mikroorganisme

3. Tempatkan klien dalam Posisi fowler atau semi


posisi duduk jika fowler memuidahjkan
memungkinkan klien untuk menelan dan
mengurangi resiko
aspirasi dan tersedak

4. Tempatkan penutup Melindungi klien supaya


atau alas makan di atas tidak kotor
pakaian klien jika
diinginkan
5. Letakan nampan pada Memudahkan pasien saat
meja posisikan meja makan
sehingga pasien dapat
melihat makanan

6. Berdiri atau duduk Memudahkan perawat


menghadap klien dalam membantu pasien
rendahkan tempat tidur
jika perawat duduk.
Tanyakan pada klien
ingin dibantu untuk
makan
7. Anjurkan pasien untuk Pasien berdoa sesui a
berdoa terlebih dahulu keyakinan
sebelum makan

8. Anjurkan klien untuk


memegang gelas dan
makanan sendiri

9. Berikan kesempatan
kepada klien untuk Memberikan kesempatan
mengunyah dan klien untuk mengunyah
menelan Sediakan makanannya
periode istirahat pada
klien makan
10. Berbicara dengan klien Berbicara dengan klien
pada saat makan membuat waktu makan
menjadi nlebih
menyenangkan dan tidak
terburu - buru

11. Berikan minuman


kepada klien setelah
selesai makan.

12. Bereskan alat setelah


pemberian makan
selesai

13. Bantu unruk cuci Menjaga kebersihan dan


tangan dan meningkatkan rasa
membersihkan mulut nyaman klien
14. Pasang kembali pagar Mencegah klien jatuh
tempat tidur atau cedera

15. Atur ketinggian posisi


tempat tidur

16. Catat jumlah makanan


yang dimakan termasuk
intake dan output

17. Pindahkan nampan dari


ruangan.

4. tahap Terminasi

a. Intake nutrisi kloien adekuat


b. Diet klien apakah masih perli diteruskan atau dihentikan
c. Klien mampu bertoleransi terhadap diet yang diberikan secara fisiologi
maupun emosi
d. Catat jumlah, jenis makanan, dan minuman yang dikonsumsi
e. Catat jenis makanan yang menyebabkan klien tidak dapat memakannya dan
kaji alasannya
f. Catat tingkat kemandirian klien untuk makan
g. Catat pola pemberian makan

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Semua orang menyenangi makan dan minum kecuali jika orang-orang
mengalami gangguan tertentu sehingga membuat mereka merasa tidak enak jika di
beri makan, ada juga sebagian dari mereka yang menginginkan bisa makan dan
minum dengan baik, namun keadaan fisiknya yang tidak memungkinkan atau sulit
melakukan secara mandiri, misalnya pada tangan yang di gips, matanya buta atau
sedang di perban dan sebagiannya.
Individu sakit membutuhkan banyak makanan dari pada orang sehat, dalam
upaya penyembuhan dan pemulihan. Sebagai contoh, pasien yang menjalin
pembedahan membutuhkan diet yang mengandung banyak vitamin c dan protein
karena ini dapat membantu penyembuhan juga protein secara khusus penting untuk
melawan infeksi.
B. Saran
Agar mahasiswa/i mampu memberikan tindakan keperawatan untuk memberi
makan dan minum kepada klien dengan baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai