Anda di halaman 1dari 60

TUGAS PERSONAL

LAPORAN MODUL 1
IDENTIFIKASI MASALAH KESEHATAN
PUSKESMAS BENU-BENUA

OLEH :

Syawal Nurdianzah
( K1A1 17 028)

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2020

i
PENGESAHAN LAPORAN MASALAH KESEHATAN KOMUNITAS

1.Judul Kegiatan : Laporan Modul 1 Identifikasi Masalah


kesehatan komunitas di Puskesmas Benu-
benua
2.Ketua Kelompok VI
a. Nama Lengkap : Ummi Kalsum Arif
b. Nim : K1A1 17 029
c. Jurusan : Pendidikan Dokter
d. Universitas : Halu Oleo
3.Jumlah Anggota Kelompok : 7 Orang
4.Dokter Pendamping (tutor)
a. Nama Lengkap : dr. I Putu Sudayasa, M.Kes
b. NIP : 19690730 200212 1 003
5.Jelang Waktu Pelaksana : Daring (dalam jaringan)

Kendari, 9 April 2020

Menyetujui,
Dokter Pendamping Ketua Kelompok

dr. I Putu Sudayasa, M. Kes Ummi Kalsum Arif


NIP. 19690730 200212 1 003 NIM. K1A1 17 029

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan
laporan ini dan juga kami berterimakasih kepada tutor pembimbing (dr. I putu
Sudayasa, M.Kes) pada blok kedokteran komunitas yang telah membimbing
kami selama proses pembelajaran dalam tutorial dengan metode daring (dalam
jaringan)pada Puskesmas Benu-benua. Kami sangat berharap laporan ini dapat
berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kami.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam laporan ini terdapat
kekurangan – kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu
kami harap adanya kritik , saran dan usulan demi perbaikan dimasa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang
membangun.
Semoga laporan ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya.Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi
kami sendiri maupun orang yang membacanya.Sebelumnya kami memohon
maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.

Kendari, 6 April 2020


Kelompok VI

iii
Daftar isi

Sampul............................................................................................................i
Halaman Pengesahan...................................................................................ii
Kata Pengantar.............................................................................................iii
Daftar Isi........................................................................................................iv
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang .........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................2
C. Tujuan .......................................................................................................2
1. Tujuan Umum .....................................................................................2
2. Tujuan Khusus ....................................................................................2
D. Manfaat .....................................................................................................3
1. Penulis/Penyusun ...............................................................................3
2. Puskesmas .........................................................................................3
3. Institusi ................................................................................................3
4. Masyarakat .........................................................................................3
Bab II Tinjauan Pustaka
A. Tinjauan Tentang Puskesmas ..................................................................4
1. Pengertian Puskesmas .......................................................................4
2. Tujuan Puskesmas .............................................................................4
3. Fungsi Puskesmas ..............................................................................4
4. Prinsip Puskesmas .............................................................................5
5. Azas Puskesmas ................................................................................6
5.1. Azas Pertanggungjawaban Wilayah ............................................6
5.2. Azas Pemberdayaan Wilayah ......................................................7
5.3. Azas Keterpaduan ........................................................................8
5.4. Azas Rujukan ...............................................................................9
6. Manajemen Puskesmas ...................................................................11
B. Tinjauan Tentang Topik Masalah ...........................................................11
C. Tinjauan Tentang Analisis Masalah .......................................................13

iv
Bab III Metode Pelaksanaan
A. Metode Kualitatif .....................................................................................14
B. Metode Kuantitatif ..................................................................................14
Bab IV Analisis Situasi Yankes
1. Sosio-Demografis ...................................................................................15
a) Keadaan Demografis ........................................................................15
b) Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk ...............................................15
2. Sosio-Geografis ......................................................................................16
3. Struktur Organisasi .................................................................................18
4. Sumber Daya Kesehatan .......................................................................19
5. Derajat Kesehatan Masyarakat ..............................................................20
6. Realisasi Pembiayaan Kesehatan .........................................................22
7. Cakup Pelayanan Kesehatan .................................................................24
Bab V Identifikasi Masalah Yankes
1. Identifikasi Masalah ................................................................................26
2. Analisis Masalah ....................................................................................28
Bab VI Penutup
A. Kesimpulan .............................................................................................53
B. Saran ......................................................................................................53
Daftar Pustaka ............................................................................................54
Lampiran .....................................................................................................55

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut WHO, kesehatan adalah sebagai ”a state of complete
physical, mental and social well being and not merely the absence of
disease or infirmity“. Keadaan sejahtera fisik, mental, social tanpa ada
keluhan sama sekali (cacat atau sakit). Kesehatan adalah keadaan dimana
seseorang pada waktu diperiksa oleh ahlinya yang tidak mempunyai
keluhan apapun ataupun tidak terdapat tanda-tanda suatu penyakit atau
kelainan.
Pemerintah mendirikan lembaga kesehatan seperti Puskesmas,
Rumah Sakit Umum Daerah dan Rumah Sakit Umum Pusat.Lembaga
kesehatan yang sering diakses oleh masyarakat adalah Puskesmas dimana
itu adalah upaya dari pemerintah guna pembangunan kesehatan yang
merata.
Pusat Kesehatan Masyarakat atau puskesmas merupakan salah
satu fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang mempunyai
peranan penting dalam sistem kesehatan nasional khususnya subsistem
kesehatan.Pusat kesehatan masyarakat atau puskesmas ialah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kesehatan yang setinggitingginya di wilayah kerjanya.
Tujuan Puskesmas Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
128/MENKES/SK/II/2004, tujuan pembangunan kesehatan yang
diselenggarkan oleh puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan
pembangunan kesehatan nasional yakni meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat
tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya.

1
2

Adapun Pelayanan kesehatan yang baik merupakan suatu


kebutuhan masyarakat dan sering kali menjadi ukuran dalam keberhasilan
pembangunan.Menyadari bahwa pelayanan kesehatan menjadi kebutuhan
setiap warga negara maka pemerintah berupaya dari waktu ke waktu untuk
menghasilkan program-program yang dapat meningkatkan pelayanan
kesehatan secara menyeluruh.

B. Rumusan Masalah
1) Bagaimana hasil identifikasi masalah kesehatan komunitas di
Puskesmas Benu-benua?
2) Bagaimana hasil analisis masalah kesehatan komunitas di Puskesmas
Benu-benua?
3) Bagaimana POA (Plan of Action) dari analisis masalah kesehatan
komunitas yang didapatkan di Puskesmas Benu-benua?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menyusun perencanaan program kesehatan di puskesmas secara
sistematis berdasarkan permasalahan yang ada di puskesmas.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahui analisis masalah, prioritas penyebab dan alternatif
pemecahan masalah yang ada.
b. Tersusunnya Plan of Action (POA) puskesmas dalam upaya
mengatasi masalah atau sebagian masalah kesehatan
masyarakat yang ada.
c. Menjelaskan dan mengetahui hasil identifikasi masalah kesehatan
komunitas di Puskesmas Benu-benua
d. Menjelaskan dan mengetahui hasil analisis masalah kesehatan
komunitas di Puskesmas Benu-benua
e. Menjelaskan dan mengetahui POA (Plan Of Action) dari analisis
masalah kesehatan komunitas yang di dapatkan di Puskesmas
Benu-benua
3

D. Manfaat
1. Penulis/Penyusun
a. Melakukan identifikasi masalah yang terjadi di puskesmas
mengenai program pelayanan kesehatan
b. Melakukan penilaian besar masalah terhadap masing-masing
indikator untuk menentukan prioritas masalah
c. Menganalisis dan menentukan prioritas penyebab masalah
d. Menyusun perencanaan program kesehatan sebagai alternatif
pemecahan masalah yang ada
2. Puskesmas
a. Memperoleh hasil penyusunan perencanaan program kesehatan
sebagai alternatif pemecahan masalah yang ada di Puskesmas
Benu-benua
b. Sebagai saran untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
masyarakat di Puskesmas Benu-benua
3. Institusi
a. Sebagai sarana pembelajaran untuk mahasiswa
b. Sebagai tambahan sumber bacaan dan referensi
4. Masyarakat
a. Memperoleh pelayanan kesehatan yang lebih mudah diterima oleh
masyarakat secara menyeluruh
b. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat dari hasil perencanaan
baru terhadap masalah program kesehatan yang ada sebelumnya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan tentang Puskesmas


1. Pengertian Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif di wilayah kerjanya. (Permenkes No.43 Tahun
2019)
2. Tujuan Puskesmas
Tujuan pembangunan kesehatan yang di selenggarakan
puskesmas memiliki tujuan untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki
perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat; untuk mewujudkan masyarakat yang mampu menjangkau
pelayanan kesehatan bermutu;untuk mewujudkan masyarakat yang
hidup dalam lingkungan sehat;untuk mewujudkan masyarakat yang
memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
3. Fungi Puskesmas
Dalam melaksanakan tugasnya, Puskesmas menyelenggarakan
fungsi yaitu penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
tingkat pertama di wilayah.
a. kerjanya dan Upaya kesehatan mayarakat (UKM) tingkat pertama di
wilayah kerjanya. Dalam menyelenggarakan fungsinya, Puskesmas
berwenang untuk: Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis
masalah kesehatan masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan
yang diperlukan
b. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan
c. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan

4
5

d. Menggerakkan masyarakat untuk mengindentifikasi dan


menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat
perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan sektor lain
terkait
e. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan
upaya kesehatan berbasis masyarakat
f. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia
Puskesmas
g. Memantau pelaksanaaan pembangunan agar berwawasan
kesehatan
h. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses,
mutu, dan cakupan pelayanan kesehatan
i. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat,
termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon
penanggulangan penyakit.
4. Prinsip puskesmas
a. Paradigma sehat : Puskesmas mendorong seluruh pemangku
kepentingan untuk berkomitmen dalam upaya mencegah dan
mengurangi resiko kesehatan yang dihadapi individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat
b. Pertanggungjawaban wilayah : Puskesmas menggerakkan dan
bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya
c. Kemandirian masyarakat : Puskesmas mendorong kemandirian hidup
sehat bagi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
d. Pemerataan : Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan
yang dapat diakses dan terjangkau oleh seluruh masyarakat di
wilayah kerjanya secara adil tanpa membedakan status sosial,
ekonomi, agama, budaya dan kepercayaan
e. Teknologi tepat guna : Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan
Kesehatan dengan memanfaatkan teknologi tepat guna yang sesuai
6

dengan kebutuhan pelayanan, mudah dimanfaatkan dan tidak


berdampak buruk bagi lingkungan
f. Keterpaduan dan kesinambungan : Puskesmas mengintegrasikan
dan mengoordinasikan penyelenggaraan UKM dan UKP lintas
program dan lintas sektor serta melaksanakan Sistem Rujukan yang
didukung dengan manajemen Puskesmas
5. Azas Puskesmas
Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan
pengembangan harus menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas
secara terpadu. Azas penyelenggaraan puskesmas tersebut
dikembangkan dari ketiga fungsi puskesmas. Dasar pemikirannya adalah
pentingnya menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi puskesmas
dalam menyelenggarakan setiap upaya puskesmas, baik upaya
kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan. Azas
penyelenggaraan puskesmas yang dimaksud adalah:
1. Azas pertanggungjawaban wilayah
Azas penyelenggaraan puskesmas yang pertama adalah
pertanggungjawaban wilayah. Dalam arti puskesmas
bertanggungjawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Untuk ini puskesmas harus
melaksanakan berbagai kegiatan, antara lain sebagai berikut:
a. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan,
sehingga berwawasan kesehatan
b. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap
kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya
c. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang
diselenggarakan oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah
kerjanya
d. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer)
secara merata dan terjangkau di wilayah kerjanya.
7

2. Azas pemberdayaan masyarakat


Azas penyelenggaraan puskesmas yang kedua adalah
pemberdayaan masyarakat.Dalam arti puskesmas wajib
memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat, agar
berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya
puskesmas.Untuk ini, berbagai potensi masyarakat perlu
dihimpun melalui pembentukkan Badan Penyantun Puskesmas
(BPP). Beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan oleh
puskesmas dalam rangka pemberdayaan masyarakat antara lain:
a. Upaya kesehatan ibu dan anak: posyandu, polindes, Bina
Keluarga Balita (BKB)
b. Upaya pengobatan: posyandu, Pos Obat Desa (POD)
c. Upaya perbaikan gizi: posyandu, panti pemulihan gizi,
Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)
d. Upaya kesehatan sekolah: dokter kecil, penyertaan guru dan
orang tua/wali murid, Saka Bakti Husada (SBH), Pos
Kesehatan Pesantren (Poskestren)
e. Upaya kesehatan lingkungan: Kelompok Pemakai Air
(Pokmair), Desa Percontohan Kesehatan Lingkungan (DPKL)
f. Upaya kesehatan usia lanjut: posyandu usila, panti wreda
g. Upaya kesehatan kerja: Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos
UKK)
h. Upaya kesehatan jiwa: posyandu, Tim Pelaksana Kesehatan
Jiwa Masyarakat (TPKJM)
i. Upaya pembinaan pengobatan tradisional: Taman Obat
Keluarga (TOGA), Pembinaan Pengobat Tradisional (Battra)
j. Upaya pembiayaan dan jaminan kesehatan (inovatif): dana
sehat, Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin), mobilisasi dana
keagamaan
8

3. Azas keterpaduan
Azas penyelenggaraan puksesmas yang ketiga adalah
keterpaduan.Untuk mengatasi keterbatasan sumberdaya serta
diperolehnya hasil yang optimal, penyelenggaraan setiap upaya
puskesmas harus diselenggarakan secara terpadu, jika mungkin
sejak dari tahap perencanaan. Ada dua macam keterpaduan yang
perlu diperhatikan, yakni:
a. Keterpaduan lintas program Keterpaduan lintas program
adalah upaya memadukan penyelenggaraan berbagai upaya
kesehatan yang menjadi tanggungjawab puskesmas. Contoh
keterpaduan lintas program antara lain:
1) Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS): keterpaduan KIA
dengan P2M, gizi, promosi kesehatan, pengobatan
2) Upaya Kesehatan Sekolah (UKS): keterpaduan kesehatan
lingkungan dengan promosi kesehatan, pengobatan,
kesehatan gigi, kesehatan reproduksi remaja dan
kesehatan jiwa
3) Puskesmas keliling: keterpaduan pengobatan dengan
KIA/KB, gizi, promosi kesehatan, kesehatan gigi
4) Posyandu: keterpaduan KIA dengan KB, gizi P2M,
kesehatan jiwa, promosi kesehatan
b. Keterpaduan lintas sektor Keterpaduan lintas sektor adalah
upaya memadukan penyelenggaraan upaya puskesmas
(wajib, pengembangan dan inovasi) dengan berbagai program
dari sektor terkait tingkat kecamatan, termasuk organisasi
kemasyarakatan dan dunia usaha. Contoh keterpaduan lintas
sektor antara lain:
1) Upaya Kesehatan Sekolah: keterpaduan sektor kesehatan
dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama
2) Upaya promosi kesehatan: keterpaduan sektor kesehatan
dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama,
pertanian
9

3) Upaya kesehatan ibu dan anak: keterpaduan sektor


kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, organisasi
profesi, organisasi kemasyarakatan, PKK, PLKB
4) Upaya perbaikan gizi: keterpaduan sektor kesehatan
dengan camat, lurah/kepala desa, pertanian, pendidikan,
agama, koperasi, dunia usaha, PKK, PLKB
5) Upaya pembiayaan dan jaminan kesehatan: keterpaduan
sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, tenaga
kerja, koperasi, dunia usaha, organisasi kemasyarakatan
6) Upaya kesehatan kerja: keterpaduan sektor kesehatan
dengan camat, lurah/kepala desa, tenaga kerja, dunia
usaha.
4. Azas rujukan
Azas penyelenggaraan puskesmas yang keempat adalah
rujukan.Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama,
kemampuan yang dimiliki oleh puskesmas terbatas.Padahal
puskesmas berhadapan langsung dengan masyarakat dengan
berbagai permasalahan kesehatannya.Untuk membantu
puskesmas menyelesaikan berbagai masalah kesehatan tersebut
dan juga untuk meningkatkan efisiensi, maka penyelenggaraan
setiap upaya puskesmas (wajib, pengembangan dan inovasi)
harus ditopang oleh azas rujukan. Rujukan adalah pelimpahan
wewenang dan tanggungjawab atas kasus penyakit atau masalah
kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik secara
vertikal dalam arti satu strata sarana pelayanan kesehatan ke
strata sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara
horisontal dalam arti antar sarana pelayanan kesehatan yang
sama. Sesuai dengan jenis upaya kesehatan yang
diselenggarakan oleh puskesmas ada dua macam rujukan yang
dikenal, yakni:
a. Rujukan upaya kesehatan perorangan Cakupan rujukan
pelayanan kesehatan perorangan adalah kasus penyakit.
10

Apabila suatu puskesmas tidak mampu menanggulangi satu


kasus penyakit tertentu, maka puskesmas tersebut wajib
merujuknya ke sarana pelayanan kesehatan yang lebih
mampu (baik horisontal maupun vertikal). Sebaliknya pasien
paska rawat inap yang hanya memerlukan rawat jalan
sederhana, dirujuk ke puskesmas. Rujukan upaya kesehatan
perorangan dibedakan atas tiga macam:
1) Rujukan kasus keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan
medik (biasanya operasi) dan lain-lain.
2) Rujukan bahan pemeriksaan (spesimen) untuk
pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap.
3) Rujukan ilmu pengetahuan antara lain mendatangkan
tenaga yang lebih kompeten untuk melakukan bimbingan
kepada tenaga puskesmas dan ataupun
menyelenggarakan pelayanan medik di puskesmas.
b. Rujukan upaya kesehatan masyarakat Cakupan rujukan
pelayanan kesehatan masyarakat adalah masalah kesehatan
masyarakat, misalnya kejadian luar biasa, pencemaran
lingkungan, dan bencana Rujukan pelayanan kesehatan
masyarakat juga dilakukan apabila satu puskesmas tidak
mampu menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat
wajib dan pengembangan, padahal upaya kesehatan
masyarakat tersebut telah menjadi kebutuhan masyarakat.
Apabila suatu puskesmas tidak mampu menanggulangi
masalah kesehatan masyarakat, maka puskesmas tersebut
wajib merujuknya ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Rujukan upaya kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga
macam:
1) Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan
fogging, peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman
alat audio visual, bantuan obat, vaksin, bahan-bahan habis
pakai dan bahan makanan.
11

2) Rujukan tenaga antara lain dukungan tenaga ahli untuk


penyelidikan kejadian luar biasa, bantuan penyelesaian
masalah hukum kesehatan, penanggulangan gangguan
kesehatan karena bencana alam.
3) Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya
masalah kesehatan masyarakat dan tanggungjawab
penyelesaian masalah kesehatan masyarakat dan atau
penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat (antara lain
Upaya Kesehatan Sekolah, Upaya Kesehatan Kerja, Upaya
Kesehatan Jiwa, pemeriksaan contoh air bersih) kepada Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota. Rujukan operasional
diselenggarakan apabila puskesmas tidak mampu
6. Manejemen puskesmas
Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yangbekerja
secara sistematik untuk menghasilkan luaranPuskesmas yang efektif
dan efisien.Rangkaian kegiatan sistematis yang dilaksanakan oleh
Puskesmas akan membentuk fungsi-fungsi manajeman. Ruang lingkup
Pedoman ManajemenPuskesmas meliputi:
a) perencanaan;
b) penggerakkan dan pelaksanaan;
c) pengawasan, pengendalian, dan penilaian kinerja;
d) dukungan dinas kesehatan kabupaten/kota
dalammanajemenPuskesmas.

B. Tinjauan tentang topik masalah


Puskesmas sebagai salah satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan
tingkat pertama memiliki peranan penting dalam sistem kesehatan nasional,
khususnya subsistem upaya kesehatan. Puskesmas merupakan kesatuan
organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang
bersifat menyeluruh, terpadu, merata dapat diterima dan terjangkau oleh
masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya
12

yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat luas guna mencapai
derajat kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan
kepada perorangan.
Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas merupakan pelayanan
yang menyeluruh yang meliputi pelayanan kuratif (pengobatan), preventif
(pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan) dan rehabilitatif (pemulihan
kesehatan). Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk dengan
tidak membedakan jenis kelamin dan golongan umur, sejak dari pembuahan
dalam kandungan sampai tutup usia.
Sejak 20 tahun terakhir, citra pelayanan kesehatan dasar melalui
puskesmas sudah semakin terpuruk di mata masyarakat, sementara
pembangunan Rumah Sakit sangat didorong maju oleh banyak
pihak.Akhirnya kesenjangan rujukan pelayanan kedokteran semakin
melebar dan masyarakat menjerit karena mahalnya biaya pelayanan
kedokteran. Sementara itu, sudah banyak dana yang dimanfaatkan untuk
mengembangkan puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan,
tetapi hasilnya malah kontraproduktif. Puskesmas semakin ditinggal oleh
masyarakat dan tidak menjadi pilihan utama mereka mendapatkan
pelayanan kesehatan.Masyarakat menganggap pelayanan puskesmas di
wilayahnya kurang bermutu. Kondisi ini juga terkait dengan jam kerja unit
pelayanan Puskesmas yang terbatas hanya sampai pukul 12.00, peralatan
dan jenis pelayanan puskesmas kurang memadai, dan kinerja staf yang
sangat kurang profesional. Semua kondisi tersebut sangat erat terkait
dengan rendahnya insentif yang diterima staf, lemahnya leadership dan
keterampilan manajerial pimpinan dan staf puskemas serta lemahnya
pembinaan puskesmas oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota (Muninjaya,
2006). Selain itu Kondisi ini didasari oleh persepsi awal yang negatif dari
masyarakat terhadap pelayanan puskesmas, seperti pelayanan yang
terkesan seadanya, artinya puskesmas tidak cukup memadai dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat, baik dilihat dari sarana dan
prasarananya maupun dari tenaga medis serta kurang ramahnya pelayanan
yang diberikan kepada masyarakat dan ditambah lagi kurang disiplinnya
13

petugas kesehatan puskesmas sehingga pasien masih harus menunggu


lama dalam menerima pelayanan.

C. Tinjauan tentang analisis masalah


Masalah kesehatan adalah kesenjangan antara target yang sudah
ditentukan dalam pelayanan kesehatan dibandingkan dengan hasil
pencapaian pelayanan kesehatan
Prinsip penyelenggaraan pelayanan kesehatan Puskesmas adalah
pemenuhan kebutuhan dan tuntutan dari para pengguna jasa pelayanan
kesehatan dimana pasien mengharapkan suatu penyelesaian dari masalah
kesehatannya.Oleh karena itu Puskesmas harus mampu memberikan
pelayanan medik sebagai upaya penyembuhan/ pemulihan dan tindakan
ringan yang memenuhi standar kualitas. (Gozali, 2012)
Prinsip Standar Pelayanan Minimal berdasarkan Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia adalah : (1) Merupakan kebutuhan dasar bagi setiap
individu secara universal, (2) Pemenuhan kebutuhan dasar dapat dipenuhi
sendiri oleh warga Negara, atau oleh pemerintah daerah, (3) Merupakan
pelayanan dasar yang menjadi kewenangan daerah provinsi maupun
Kabupaten/Kota, (4) Merupakan kewajiban bagi pemerintah daerah provinsi
maupun Kabupaten/Kota untuk menjamin setiap warga Negara memperoleh
kebutuhan dasarnya, (5) Tanggung jawab Pemda berlaku secara Nasional.
(Kemenkes RI, 2017)
BAB III
METODE PELAKSANAAN

A. METODE KUALITATIF
1) Sumber data
Sumber data : profil yankes dinkes kendari, dan profil Puskesmas
Benu-Benua
2) Cara pengumpulan
Cara pengumpulan : dengan cara melakukan studi literature untuk
mencari jawaban dari permasalahan yang ada
3) Teknik analisis
Teknik analisis : menggunakan analisis metode Hanlon

B. METODE KUANTITATIF
1) Sumber data
Sumber data : data profil dinkes kendari dan Benu-bBenuadalam
angka (bps )
2) Cara pengumpulan
Cara pengumpulan : dengan cara melakukan studi literature untuk
mencari jawaban dari permasalahan yang ada
3) Teknik analisis
Teknik analisis : menggunakan statistik

14
BAB IV
ANALISIS SITUASI Yankes
1. SOSIO-DEMOGRAFIS
a) Keadaan Demografis (Kependudukan)
Masalah utama kependudukan di Indonesia pada dasarnya
meliputi tiga hal pokok, yaitu : jumlah penduduk yang besar,
komposisi penduduk yang kurang menguntungkan dimana proporsi
penduduk berusia muda masih relatif tinggi, dan persebaran
penduduk yang kurang merata.
b) Jumlah dan pertumbuhan penduduk
Jumlah penduduk diwilayah kerja puskesmas Benu-benua pada
tahun 2018 sebanyak 29.584 jiwa yang terhimpun dalam 5.871 KK,
yang tersebar di 6 kelurahan dengan jumlah penduduk terbesar yakni
6.070 jiwa (21%) berada dikelurahan tipulu, dan terendah terdapat
dikelurahan Benu-benua 3.547 jiwa (12%).
Tabel 1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelurahan Diwilayah Kerja
Puskesmas Benu-Benua Tahun 2018

∑ Penduduk ∑
∑ Pddk /
No Kelurahan Berdasarkan
Lk Pr Kelurahan
KK

1 2 3 4 5 (3+4) 6

1. Tipulu 3.054 3.016 6.070 1.250

2. Punggaloba 2.738 2.668 5.406 1.165

3. Benu-benua 1.771 1.776 3.547 606

4. Sodohoa 2.365 2.289 4.654 868

5. Sanua 2.774 2.734 5.508 1.243

6. Dapu-dapura 2.212 2.187 4.399 739

Jumlah 14.914 14.670 29.584 5.871

Sumber data : BPS Kota Kendari 2018

2. SOSIO-GEOGRAFIS

15
16

Puskesmas Benu-Benua merupakan sebuah puskesmas induk


non perawatan yang definitife sejak tahun 1991. Wilayah kerjanya
meliputi 3 keluarahan :

 Kelurahan Tipulu
 Kelurahan puunggaloba
 Kelurahan Benu-Benua

Dan pada bulan april 2003 wilayah kerja puskesmas Benu-Benua


bertambah 3 kelurahan , yaitu :

 Kelurahan Sodoha
 Kelurahan Sanua
 Kelurahan Dapu-Dapua

Yang Merupakan Bagian Dari Kecamatan Kendari Barat. Luas


wilayah kerja Puskesmas Benu-benua ±11,28Km 2, yang terdiri dari
Kelurahan tipulu : 3,350 Km 2, Kelurahan Punggaloba : 2,693 Km 2,
Kelurahan Benu-benua : 1,378 Km 2, Kelurahan Sodohoa : 1,824 Km 2,
Kelurahan Sanua : 1,835 Km2, Kelurahan Dapu-dapura : 0,200 Km2.
Puskesmas Benu-Benuaterletak di Kelurahan Punggaloba Kecamatan
Kendari Barat Kota Kendaridengan batasnya adalah sebagai berikut:

 Secara geografis khatulistiwa tepatnya berada di antara


3o54’30’’ – 4o3’11’’ lintang selatan dan 122o23 – 122o39
Bujur timur.
 Sebelah utara berbatasan dengan Gunung Nipa-Nipa
 Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Gunung Jati
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Kendari
 Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Watu-Watu
Kemaraya
 Keadaan alam (Geografi) daerah ini terdiri daratan, lautan
dan perbukitan.

Keadaan alam di wilayah kerja Puskesmas Benu-benua terdiri


dari dataran (53%), pegunungan/bukit (47%).Iklim di wilayah kerja
17

Puskesmas Benu-benua adalah iklim tropis dengan musim hujan


umumnya bulan Desember-Mei dan musim kemarau terjadi bulan Juni-
November.Suhu udara rata-rata berkisar antara 27ºC - 37 ºC.

Puskesmas Benu-Benua merupakan sebuah puskesmas induk


non perawatan yang definitife sejak tahun 1991. Wilayah kerjanya
meliputi 3 keluarahan :

 Kelurahan Tipulu
 Kelurahan puunggaloba
 Kelurahan Benu-Benua

Dan pada bulan april 2003 wilayah kerja puskesmas Benu-Benua


bertambah 3 kelurahan , yaitu :

 Kelurahan Sodoha
 Kelurahan Sanua
 Kelurahan Dapu-Dapua

Yang merupakan bagian dari kecamatan kendari barat.luas


wilayah kerja puskesmas benu-benua ±11,28km 2, yang terdiri dari
kelurahan tipulu : 3,350 km2, kelurahan punggaloba : 2,693 km 2,
kelurahan benu-benua : 1,378 km 2, kelurahan sodohoa : 1,824 km 2,
kelurahan sanua : 1,835 km2, kelurahan dapu-dapura : 0,200 km2
18

3. STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi puskesmas perkotaan
Gambar 1. Struktur organisasi puskesmas perkotaan

a) Kepala Puskesmas
Kriteria Kepala Puskesmas sesuai dengan ketentuan
peraturan ini.
b) Kepala Tata Usaha
Kriteria Kepala Tata Usaha yaitu tenaga kesehatan dengan
tingkat pendidikan paling rendah Diploma 3 yang memahami
administrasi keuangan dan sistem informasi kesehatan. Kepala
Tata Usaha membawahi beberapa kegiatan diantaranya
Koordinator tim Manajemen Puskesmas, Sistem Informasi
Puskesmas, kepegawaian, rumah tangga, dan keuangan.
c) Penanggung jawab UKM esensial dan keperawatan kesehatan
masyarakat yang membawahi:
a. pelayanan promosi kesehatan
b. pelayanan kesehatan lingkungan
c. pelayanan kesehatan keluarga yang bersifat UKM
d. pelayanan gizi yang bersifat UKM
e. pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
f. pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat.
19

d) Penanggung jawab UKM Pengembangan, membawahi


upayapengembangan yang dilakukan Puskesmas, antara lain:
a. pelayanan kesehatan gigi masyarakat
b. pelayanan kesehatan tradisional komplementer
c. pelayanan kesehatan olahraga
d. pelayanan kesehatan kerja
e. pelayanan kesehatan lainnya
e) Penanggung jawab UKP, kefarmasian, dan laboratorium
membawahi beberapa kegiatan, seperti:
a. pelayanan pemeriksaan umum
b. pelayanan kesehatan gigi dan mulut
c. pelayanan kesehatan keluarga yang bersifat UKP
d. pelayanan gawat darurat
e. pelayanan gizi yang bersifat UKP
f. pelayanan persalinan
g. pelayanan kefarmasian
h. pelayanan laboratorium
f) Penanggung jawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring
Puskesmas, yang membawahi:
a. Puskesmas pembantu
b. Puskesmas keliling
c. Praktik bidan desa
d. Jejaring Puskesmas
g) Penanggung jawab bangunan, prasarana, dan peralatan
Puskesmas
h) Penanggung jawab mutu
4. SUMBER DAYA KESEHATAN
Tenaga Kesehatan
Jumlah jenis tenaga kesehatan dan tupoksi masing-masing
tenaga kesehatan Puskesmas Benu-Benua pada tahun 2019 dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
20

Tabel 2. Jumlah Jenis Tenaga Kesehatan Puskesmas Benu-


BenuaTahun 2019

No
Jenis Tenaga Jumlah
.

1. Dokter Umum 2 Orang


2. Dokter Gigi 1 Orang
3. S 2 Kesehatan Masyarakat 1 Orang
4. S 2 Kebidanan 1 Orang
5. S 1 Kesehatan Masyarakat 14 Orang
6. S 1 Keperawatan 8 Orang
7. S1 Keperawatan + Ners 1 Orang
8. S 1 Non Kesehatan 1 Orang
9. S 1 Gizi 1 Orang
10. Apoteker / S 1 Farmasi 1 Orang
11. D 3 Keperawatan 4 Orang
12. D 3 Kebidanan 15 Orang
13. D 3 Gizi 7 Orang
14. D 3 Kesling 1 Orang
15. D 3 Farmasi 1 Orang
16. D3 Perawat Gigi 1 Orang
17. D3 Analis kesehatan 2 Orang
18. D1 Kebidanan 2 Orang
19. SSPM 1 Orang
20. SMA 1 Orang
Jumlah 66Orang
Sumber : data Kepegawaian Puskesmas Benu-Benua 2019
5. DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT
Derajat kesehatan masyarakat suatu Negara dipengaruhi oleh
keberadaan fasilitas pelayanan kesehatan. Fasilitas pelayanan
kesehatan adalah suatu alat dan atau tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif,
kuratif, maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah
21

daerah, dan atau masyarakat. Jenis fasilitas terdiri atas: (a) tempat
praktik mandiri tenaga kesehatan, (b) Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas), (c) klinik, (d) rumah sakit, (e) apotek, (f) unit transfuse
darah, (g) laboratorium kesehatan, (h) optikal, (i) fasilitas pelayanan
kedokteran untuk kepentingan hukum, dan (j) fasilitas pelayanan
kesehatan tradisional.
Pada bagian ini diuraikan tentang sarana kesehatana yang ada di
Wilayah Kerja Puskesmas Benu Benua di antaranya puskesmas, rumah
sakit, sarana produksi dan distribusi farmasi dan alat kesehatan, sarana
Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM) Uraian sarana
Kesehatan tersebut disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 3.Jenis Sarana Kesehatan Puskesmas Benu-Benua Tahun
2016

NO JENIS SARANA KESEHATAN JUMLAH

1 Sarana Kesehatan Pemerintah 1

2 Rumah sakit swasta 1

3 Distribusi Farmasi dan alkes (apotek) 1

4 Sarana kesehatan bersumber daya 0


masyarakat

- Posyandu 18

- SD dengan dokter kecil 16

- Pos UKK 2

- Dokter Praktek Swasta 5

- Posyandu Lansia 6

- Puskel 3

- PAUD 3

- Rumah Pemulihan GIZI 1

- Rumah Siaga O

- Posbindu 6
22

Sumber SP2TP Puskesmas tahun 2018


6. REALISASI PEMBIAYAAN KESEHATAN
Dengan perubahan Visi, Misi dan Strategi Pembangunan
Kesehatan, maka beban kerja Dinas Kesehatan cukup berat, luas dan
kompleks. Selain itu, kita juga diperhadapkan dengan permasalahan untuk
meningkatkan derajat kesehatan dan gizi masyarakat, meningkatkan
kelembagaan serta meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Oleh
karena itu, pembiayaan pembangunan kesehatan diarahkan agar dapat
mendukung berbagai program antara lain penerapan paradigma sehat,
pelaksanaandesentralisasi, mengatasi berbagai kedaruratan, peningkatan
profesionalisme tenaga kesehatan.
Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut,
pemerintah telah melakukan berbagai upaya melalui upaya pelayanan
kesehatan dasar yang menitikberatkan pada upaya pencegahan dan
penyuluhan kesehatan. Dalam melaksanakan upaya pelayanan kesehatan
tersebut diperlukan pembiayaan, baik yang bersumber dari pemerintah
maupun masyarakat, termasuk swasta. Sejak dilaksanakannya kebijakan
desentralisasi pada tahun 2001, biaya untuk pelaksanaan upaya
kesehatan dari pemerintah diharapkan sebagian besar berasal dari
Pemerintah Daerah.
 Anggaran Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)
BOK adalah bantuan dana dari pemerintah melalui Kementrian
Kesehatan dalam membantu Pemerintah Daerah kabupaten/Kota
dalam melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai Standar Pelayanan
Minimal (SPM) Bidang bidang kesehatan menuju Millenium
Development Goal’’s (MDG’s) Bidang Kesehatan tahun 2018 melalui
peningkatan Kinerja Puskesmas dan Jringannya serta poskeskel dan
posyandu.Anggaran BOK (Bantuan Operasional Kesehatan) dalam
penggunannya dititik beratkan pada Upaya Promotif dan Preventif.
 Anggaran Dari Dana Kapitasi JKN
Dengan diberlakukannya Sistem Jaminan Sosial Nasional
(SJSN) pda bulan Januari 2014. Diharapkan akan terjadi perubahan
23

pada sistem pembiayaan Puskesmas. Melalui SJSN pemerintah


hanya akan bertanggung jawab untuk pemenuhan pembiayaan upaya
kesehatan masyarakat (UKM) sementara upaya kesehatan
perorangan (UKP) dibiayai oleh SJSN sebagai trust fund. Dalam
konteks tersebut maka pembiayaan Puskesmas harus siap dan
mampu dana tersebut demi pemenuhan SJSN sekaligus sebagai
masukan manfaat bagi Puskesmas.Dana kapitasi adalah besaran
pembayaran per bulan yang dibayarkan dimuka kepada FKTP oleh
BPJS berdasarkan jumlah peserta yang terdafar tanpa
memperhitungkan jenis dan jumlah pelayanan kesehatan yang
diberikan. Tahun 2018 jumlah dana kapitasi JKN sebesar
Rp.926.113.608 yang diperuntukan 60% jasa tenaga kesehatan dan
40% operasional kesehatan berupa :
a. Dana untuk kegiatan upaya kesehatan perorangan berupa
kegiatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitasi lainnya
(kegiatan puskel ).
b. Dana kunjungan rumah dalam rangka upaya kesehatan
perorangan.
c. Dana operasional untuk mobil puskesmas keliling
d. Dana untuk bahan cetak dapat dibelanjakan pengadaan bahkan
cetak
e. Dana untuk alat tulis kantor
f. Dana adminitrasi keungan dan sistem informasi
 Anggaran Pembangunan Derah
Tahun 2018 anggaran kesehatan dari APBD yang dialokasikan
dipuskesmas Benu-Benua berupa anggaran rutin yang diperuntukan
sebagai dana Operasional Puskesmas.
7. CAKUPAN PELAYANAN KSEHATAN : UKP,UKM, PENUNJANG,
PENGEMBANGAN
1) Kesehatan lingkungan
a. Pengawasan sarana air minum
b. Jamban Sehat STBM ( Sanitasi Total Berbasis Masyarakat)
c. TTU ( Tempat-Tempat Umum)
24

d. TPM (Tempat Pengelolaan Makanan)


d. Air minum berkualitas (layak)
e. Pengawasan sarana air minum
2) KIA-KB
a. Cakupan K1
b. Cakupan K4
c. Persalinan ditolong tenkes
d. Persalinan di fasayankes
e. Pelayanan KF 1
f. Pelayanan KF 2
g. Pelayanan KF 3 (Nifas 3)
h. Pemberian Vit. A pada Ibu Hamil
i. Imunisasi Td1 pada Ibu
j. Hamil Imunisasi Td2 pada Ibu Hamil
k. Imunisasi Td3 pada Ibu Hamil
l. Imunisasi Td4 pada Ibu Hamil
m. Imunisasi Td5 pada Ibu Hamil
n. Imunisasi Td2+ pada Ibu Hamil
o. Pelayanan KB
p. Pelayanan Komplikasi Kebidanan
q. Cakupan neonatus dengan komplikasi
r. Cakupan neonatus (KN,)
s. Cakupan kunjungan neonatus (KN,) KN lengkap
t. Cakupan pelayanan bayi
3) Imunisasi
a. HB 0
b. BCG
c. DPT-Htb 1
d. DPT-Htb 2
e. DPT-Htb 3
f. Polio 1
g. Polio 2
h. Polio 3
i. Polio 4
j. Campak
25

4) Gizi
a. Pemberian tablet tambah darah
b. Pemantaun pertumbuhan balita
c. Cakupan Pelayanan Kesehatan Balita
d. Pemantauan pertumbuhan pada anak sekolah
e. Pemberian vitamin A pada balita
f. Pemantauan asi eksklusif
g. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada anak SD
5) P2M
a. Cakupan penanganan diare
b. Pelayanan pada lanjut usia
c. Pelayanan penderita hipertensi
d. Pelayanan penderita DM
e. Pelayanan orang dengan gangguan jiwa berat
BAB V
IDENTIFIKASI MASALAH Yankes
1. IDENTIFIKASI MASALAH
Tabel 4. Identifikasi Masalah Kesehatan Puskesmas Benu-Benua

NO INDIKATOR TARGET PERSEN


CAPAIAN SELISIH
(%)
A. Kesehatan lingkungan
1. Pengawasan sarana air 80 23,53 56,47
minum
2. Jamban Sehat 100 98,53 1,47
3. STBM (Sanitasi Total 100 100 0
Berbasis Masyarakat)
4. TTU ( Tempat-Tempat 100 65,89 34,11
Umum)
5. TPM (Tempat Pengelolaan 80 30,65 49,35
Makanan)
6. Air minum berkualitas 68 100 0
(layak)
7. Pengawasan sarana air 100 100 0
minum
B. KIA-KB
8. Cakupan K1 100 100 0,4
9. Cakupan K4 100 99,75 0,25
10. Persalinan ditolong tenkes 100 95,39 4,61
11. Persalinan di fasayankes 100 95,39 4,61
12. Pelayanan KF 1 100 95,39 4,61
13. Pelayanan KF 2 100 95,39 4,61
14. Pelayanan KF 3 (Nifas 3) 100 95,39 4,61
15. Pemberian Vit.A pada Ibu 100 95,39 4,61
Hamil
16. Imunisasi Td1 pad Ibu 100 58,87 41,13
Hamil
17. Imunisasi Td2 pad Ibu 100 55,72 44,28
Hamil
18. Imunisasi Td3 pad Ibu 80 22,64 57,36
Hamil
19. Imunisasi Td4 pad Ibu 80 14,21 65,79
Hamil
20. Imunisasi Td5 pad Ibu 80 11,07 68,93

26
27

Hamil
21. Imunisasi Td2+ pad Ibu 100 103,65 0
Hamil
22. Pelayanan KB 80 23,19 56,81
23. Pelayanan komplikasi 100 98,11 1,89
Kebidanan
24. Cakupan neonatus dengan 100 101,9 0
komplikasi
25. Cakupan neonatus (KN1) 100 100 0
26. Cakupan kunjungan 100 100 0
neonatus (KN2)/ KN
lengkap
27. Cakupan pelayanan bayi 100 100,14 0
C. Imunisasi
28. HB 0 100 81,49 18,51
29. BCG 100 107,32 0
30. DPT-Htb 1 100 100,28 0
31. DPT-Htb 2 100 91,9 8,1
32. DPT-Htb 3 100 93,4 6,6
33. Polio 1 100 99,72 0,28
34. Polio 2 100 93 7
35. Polio 3 100 91,9 8,1
36. Polio 4 100 99,72 0,28
37. Campak 100 101,24 0
D. Gizi Gizi
38. Pemberian tablet tambah 15 96,86 0
darah
39. Pemantaun pertumbuhan 85 51,57 33,43
balita
40. Cakupan Pelayanan 85 51,57 33,43
Kesehatan Balita
41. Pemantauan pertumbuhan 100 100 0
pada anak sekolah
42. Pemberian vitamin A pada 95 95,54 0
balita
43. Pemantauan asi eksklusif 42 68,82 0
44. Pelayanan Kesehatan Gigi 30 6,02 23,98
dan Mulut pada anak SD
E. P2M
45. Cakupan penanganan diare 80 49,51 30,49
46. Pelayanan pada lanjut usia 100 100 0
47. Pelayanan penderita 90 100 0
28

hipertensi
48. Pelayanan penderita DM 100 100 0
49. Pelayanan orang dengan 100 27,03 72,97
gangguan jiwa berat
Sumber : profil dinas kesehatan Kota Kendari Pusekesmas
2. ANALISIS MASALAH
Analisis SWOT
S (strengths) = Puskesmas Benu-Benua cukup mempunyai
fasilitas yang bagus dan menjalankan fungsinya dengan baik
W (weaknesses) = Kurangnya petugas kesehatan dalam melakukan
pelayanan yang ada di Puskesmas Benu-Benua
O (opportunities) = Menjalin kerja sama yang baik antara pihak
Puskesmas Benu-Benua kepada Dinas Kesehatan Kota Kendari dan
melakukan koordinasi bersama Lurah dan camat
T (threats) = Kurang pedulinya masyarakat mengenai informasi
atau kegiatan-kegiatan yang dibuat oleh puskesmas Benu-Benua.
2.1. Prioritas Masalah Kesehatan dengan Metode Hanlon
Kuantitatif

A : Menilai Besar (Kuantitas) Masalah (0-10)


B : Menentukan Kegawatan Masalah (1-5)
C : Meninjau Kemudahan Penanggulangan (1-5)
D : Menetapkan Ketentuan PEARL Factor (0 atau 1)

A. Menilai besar (kuantitas) masalah (0-10) (Kategori A)


Kriteria A : Besar Masalah (nilai 0-10)
o Kelas N = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 51

= 1 + 3,3 (1.707)

= 1 + 5,6633

= 6,66
29

=7

(nilaitertinggi−nilaiterenda h)
o Interval =
jumla h kelas
(73−0)
=
7

= 10,4
30

Tabel 4. Besar Masalah terhadap Pencapaian Program


No Masalah Besar masalah terhadap pencapaian program Nilai
Interval
0- 10,5- 21 – 31,5- 42 52,5 63
-73,4
10,4 20,9 31,4 41,9 -52,4 -62,9
Nilai
1,4 2,8 4,2 6,6 7 8,4 10
A. Kesehatan
lingkungan
1. Pengawasan X 8,4
sarana air
minum
2. Jamban Sehat X 1,4
3. STBM (Sanitasi X 1,4
Total Berbasis
Masyarakat)
4. TTU ( Tempat- X 6,6
Tempat Umum)
5. TPM (Tempat X 7
Pengelolaan
Makanan)
6. Air minum X 1,4
berkualitas
(layak)
7. Pengawasan X 1,4
sarana air
minum
B. KIA-KB
8. Cakupan K1 X 1,4
9. Cakupan K4 X 1,4
10. Persalinan X 1,4
ditolong tenkes
11. Persalinan di X 1,4
fasayankes
12. Pelayanan KF 1 X 1,4
13. Pelayanan KF 2 X 1,4
14. Pelayanan KF 3 X 1,4
(Nifas 3)
15. Pemberian Vit.A X 1,4
31

pada Ibu Hamil


16. Imunisasi Td1 X 6,6
pad Ibu Hamil
17. Imunisasi Td2 X 7
pad Ibu Hamil
18. Imunisasi Td3 X 8,4
pad Ibu Hamil
19. Imunisasi Td4 X 10
pad Ibu Hamil
20. Imunisasi Td5 X 10
pad Ibu Hamil
21. Imunisasi Td2+ X 1,4
pad Ibu Hamil
22. Pelayanan KB X 8,4
23. Pelayanan X 1,4
komplikasi
Kebidanan
24. Cakupan X 1,4
neonatus
dengan
komplikasi
25. Cakupan X 1,4
neonatus (KN1)
26. Cakupan X 1,4
kunjungan
neonatus (KN2)/
KN lengkap
27. Cakupan X 1,4
pelayanan bayi
C. Imunisasi
28. HB 0 X 2,8
29. BCG X 1,4
30. DPT-Htb 1 X 1,4
31. DPT-Htb 2 X 1,4
32. DPT-Htb 3 X 1,4
33. Polio 1 X 1,4
34. Polio 2 X 1,4
35. Polio 3 X 1,4
36. Polio 4 X 1,4
32

37. Campak X 1,4


D. Gizi
38. Pemberian X 1,4
tablet tambah
darah
39. Pemantaun X 6,6
pertumbuhan
balita
40. Cakupan X 6,6
Pelayanan
Kesehatan
Balita
41. Pemantauan X 1,4
pertumbuhan
pada anak
sekolah
42. Pemberian X 1,4
vitamin A pada
balita
43. Pemantauan asi X 1,4
eksklusif
44. Pelayanan X 4,2
Kesehatan Gigi
dan Mulut pada
anak SD
E. P2M
45. Cakupan X 4,2
penanganan
diare
46. Pelayanan pada X 1,4
lanjut usia
47. Pelayanan X 1,4
penderita
hipertensi
48. Pelayanan X 1,4
penderita DM
49. Pelayanan X 10
33

orang dengan
gangguan jiwa
berat
34

B. Menentukan kegawatan masalah (1-5)

Keganasan Urgensi Biaya


5 : Sangat ganas 5 : Sangatmendesak 5: Sangatmurah
4 : Ganas 4 : Mendesak 4: Murah
3 : Cukupberpengaruh 3 : Cukupmendesak 3: Cukupmurah
2 : Kurangganas 2 : Kurangmendesak 2: Mahal
1 : Tidakganas 1 : Tidakmendesak 1: Sangatmahal

Tabel 5. Nilai total hasil diskusi kemudian dirata-ratakanuntukmasing-


masingmasalahdanKriteria, kemudiandimasukkankedalamtableberikut:

No Masalahkesehatan Keganasan Tingkat Biaya yang Nilai


urgensi dikeluarkan
A. Kesehatan
lingkungan
1. Pengawasan sarana 3 2,5 4 9,5
air minum
2. Jamban Sehat 3 3 2,9 8,9
3. STBM ( Sanitasi Total 3 2,9 2,5 8,4
Berbasis Masyarakat)
4. TTU ( Tempat- 3 2 2 7
Tempat Umum)
5. TPM (Tempat 3 2,5 2 7,5
Pengelolaan
Makanan)
6. Air minum berkualitas 3 3 2 8
(layak)
7. Pengawasan sarana 3,5 3,9 1,9 9,3
air minum
B. KIA-KB
8. Cakupan K1 3,6 3,8 1,6 9
9. Cakupan K4 3,7 3,7 1,6 9
10. Persalinan ditolong 4,5 4 1 9,5
tenkes
11. Persalinan di 3 2,7 3 8,7
Fasayankes
12. Pelayanan KF 1 4 3 1 8
35

13. Pelayanan KF 2 4 3,9 1,8 9,7


14. Pelayanan KF 3 4 4 2 10
(Nifas 3)
15. Pemberian Vit. A 3 4 3 9
pada ibu Hamil
16. Imunisasi Td1 pada 3 2,7 3,3 9
ibu Hamil
17. Imunisasi Td2 pada 2,7 3 4 9,7
ibu Hamil
18. Imunisasi Td3 pada 3 2,5 3,3 8,8
ibu Hamil
19. Imunisasi Td4 pada 3 2,9 2,5 8,4
ibu Hamil
20. Imunisasi Td5 pada 3 3 2,6 8,6
ibu Hamil
21. Imunisasi Td2+ pada 3 2 3 8
ibu Hamil
22. Pelayanan KB 3,9 4 2 9,9
23. Pelayanan 3,2 3 2,7 8,9
Komplikasi kebidanan
24. Cakupan Neonatus 4,8 3,8 2,5 11,1
dengan komplikasi
25. Cakupan Neonatus 3,9 3 2,7 9,6
(N1)
26. Cakupan Kunjungan 4 3,7 2,8 10,5
Neonatus (KN2/KN
lengkap)
27. Cakupan pelayanan 3 3 3 9
bayi
C. Imunisasi
28. HB 0 4 3 3 10
29. BCG 4 2,9 2,8 9,7
30. DPT-Htb 1 4 2,8 2,7 9,5
31. DPT-Htb 2 4 2,8 2,7 9,5
32. DPT-Htb 3 4 2,8 2,7 9,5
33. Polio 1 4 2,7 2,6 9,3
34. Polio 2 4 2,7 2,6 9,3
35. Polio 3 4 2,7 2,6 9,3
36. Polio 4 4 2,7 2,6 9,3
37. Campak 4 2,9 2,9 9,8
36

D. Gizi
38. Pemberian tablet 4,5 3 3,5 11
tambah darah
39. Pemantaun 4,5 3 3,5 11
pertumbuhan balita
40. Cakupan Pelayanan 4,5 2,9 3,5 10,9
Balita
41. Pemantauan 4,5 3 2,8 10,3
pertumbuhan pada
anak sekolah
42. Pemberian vitamin A 4,6 3,5 2,9 11
pada balita
43. Pemantauan asi 4,7 3,5 1,5 9,7
eksklusif
44. Pelayanan Kesehatan 3,3 2 4 9,3
Gigi dan Mulut Pada
Anak SD
E. P2M
45. Cakupan 4,9 4,5 1,9 11,3
penanganan diare
46. Pelayanan pada 3 4,6 3 10,6
lanjut usia
47. Pelayanan penderita 4 4 3 11
hipertensi

48. Pelayanan penderita 2 3 3,3 8,3


DM
49. Pelayanan orang 4,9 4 3 11,9
dengan gangguan
jiwa berat

C. Meninjau kemudahan penanggulangan (1-5)

Tabel 6. Meninjaun kemudahan penanggulangan

NO INDIKATOR KemudahanPenanggulanga Nilairata-rata


37

n
A. Kesehatan lingkungan
Pengawasan sarana air 2+3+4+3+3+2+2 2,7
1.
minum
2. JambanSehat 2+3+3+3+2+4+3 2,8
STBM ( Sanitasi Total 2+2+2+3+3+3+2 2,4
3.
Berbasis Masyarakat)
TTU ( Tempat-Tempat 3+3+4+3+2+4+3 3,1
4.
Umum)
TPM (Tempat Pengelolaan 3+3+2+3+4+2+2 2,7
5.
Makanan)
6. Air minum berkualitas (layak) 2+3+2+3+3+3+2 2,5
Pengawasan sarana air 2+3+3+2+1+2+2 2,1
7.
minum
B. KIA-KB
8. Cakupan K1 2+1+1+2+3+1+2 1,7
9. Cakupan K4 2+3+1+1+1+1+3 1,7
10. Persalinan ditolongtenkes 1+2+1+3+2+1+2 1,7
11. Persalinan di fasayankes 2+3+2+2+3+3+2 2,4
12. Pelayanan KF 1 1+2+2+1+1+2+2 1,5
13. Pelayanan KF 2 2+3+3+2+4+4+3 3
14. Pelayanan KF 3 (Nifas 3) 2+3+2+3+2+1+3 2,2
PemberianVit. A 1+2+1+1+2+2+1 1,4
15.
padaIbuHamil
16. Imunisasi Td1 padaIbuHamil 2+1+1+2+2+1+2 1,5
17. Imunisasi Td2 padaIbuHamil 3+2+3+2+3+3+2 2,5
18. Imunisasi Td3 padaIbuHamil 3+4+2+3+3+4+2 3
19. Imunisasi Td4 padaIbuHamil 3+4+4+2+3+3+4 3,2
20. Imunisasi Td5 padaIbuHamil 4+3+3+2+2+3+3 2,8
Imunisasi Td2+ 3+2+4+3+4+4+3 2,5
21.
padaIbuHamil
22. Pelayanan KB 3+2+1+3+3+2+1 2,1
PelayananKomplikasiKebida 1+2+3+2+2+1+1 1,7
23.
nan
Cakupan neonatus dengan 2+2+1+3+3+2+1 2
24.
komplikasi
25. Cakupan neonatus (KN1) 1+2+1+2+2+1+2 1,5
Cakupan kunjungan 1+1+2+2+1+2+2 1,5
26.
neonatus (KN2)/ KN lengkap
27. Cakupan pelayanan bayi 1+2+1+3+2+1+2 1,7
C. Imunisasi
28. HB 0 2+2+3+2+2+2+2 2,1
38

29. BCG 2+3+3+2+2+2+2 2,2


30. DPT-Htb 1 3+3+3+2+2+3+2 2,5
31. DPT-Htb 2 2+2+3+3+2+2+2 2,2
32. DPT-Htb 3 2+3+3+3+3+2+3 2,7
33. Polio 1 3+2+2+2+3+2+2 2,2
34. Polio 2 3+2+3+3+3+3+2 2,7
35. Polio 3 2+3+3+2+2+2+2 2,2
36. Polio 4 3+2+2+3+2+3+3 2,5
37. Campak 2+2+3+2+2+2+2 2,1
D. Gizi
Pemberian tablet tambah 3+2+3+3+3+2+3 2,7
38.
darah
Pemantaun pertumbuhan 3+3+3+3+3+2+3 2,8
39.
balita
CakupanPelayananKesehata 2+3+4+3+3+2+2 2,7
40.
nBalita
Pemantauan pertumbuhan 3+2+2+3+3+2+3 2,5
41.
pada anak sekolah
Pemberian vitamin A pada 2+2+2+2+2+2+1 1,8
42.
balita
43. Pemantauan asi eksklusif 2+2+2+1+1+2+2 1,7
PelayananKesehatan Gigi 1+2+2+1+1+3+2 1,7
44.
danMulutpadaanak SD
E. P2M
45. Cakupan penanganan diare 1+2+3+2+2+1+1 1,7
46. Pelayanan pada lanjut usia 3+4+5+3+3+3+4 3,5
Pelayanan penderita 3+2+1+3+3+2+1 2,1
47.
hipertensi
48. Pelayanan penderita DM 3+2+3+3+3+4+2 2,8
Pelayanan orang dengan 3+2+3+3+3+4+2 2,8
49.
gangguan jiwa berat

D. Menetapkan ketentuan PEARL factor (0 atau 1) (Kategori D)

Kriteria D: PEARL faktor (nilai 0 atau 1)

Property : Kesesuaianvdengan program daerah/nasional/dunia


Economy : Memenuhisyaratekonomiuntukmelaksanakannya
Acceptability :Dapatditerimaolehpetugas, masyarakat, danlembagaterkait
Resources : Tersedianyasumberdaya
39

Legality : Tidakmelanggarhokumdanetika

Tabel 9.Kriteria D (Ketentuan PEARL factor)

NO INDIKATOR P E A R L TOTAL
A. Kesehatan lingkungan
Pengawasan sarana air
1. 1 1 1 1 1 1
minum
2. JambanSehat 1 1 1 1 1 1
STBM ( Sanitasi Total
3. 1 1 1 1 1 1
Berbasis Masyarakat)
TTU ( Tempat-Tempat
4. 1 1 1 1 1 1
Umum)
TPM (Tempat Pengelolaan
5. 1 1 1 1 1 1
Makanan)
6. Air minum berkualitas (layak) 1 1 1 1 1 1
Pengawasan sarana air
7. 1 1 1 1 1 1
minum
B. KIA-KB
8. Cakupan K1 1 1 1 1 1 1
9. Cakupan K4 1 1 1 1 1 1
10. Persalinan ditolongtenkes 1 1 1 1 1 1
11. Persalinan di fasayankes 1 1 1 1 1 1
12. Pelayanan KF 1 1 1 1 1 1 1
13. Pelayanan KF 2 1 1 1 1 1 1
14. Pelayanan KF 3 (Nifas 3) 1 1 1 1 1 1
PemberianVit. A
15. 1 1 1 1 1 1
padaIbuHamil
16. Imunisasi Td1 padaIbuHamil 1 1 1 1 1 1
17. Imunisasi Td2 padaIbuHamil 1 1 1 1 1 1
18. Imunisasi Td3 padaIbuHamil 1 1 1 1 1 1
19. Imunisasi Td4 padaIbuHamil 1 1 1 1 1 1
20. Imunisasi Td5 padaIbuHamil 1 1 1 1 1 1
Imunisasi Td2+
21. 1 1 1 1 1 1
padaIbuHamil
22. Pelayanan KB 1 1 1 1 1 1
PelayananKomplikasiKebida
23. 1 1 1 1 1 1
nan
24. Cakupan neonatus dengan 1 1 1 1 1 1
40

komplikasi
25. Cakupan neonatus (KN1) 1 1 1 1 1 1
Cakupan kunjungan
26. 1 1 1 1 1 1
neonatus (KN2)/ KN lengkap
27. Cakupan pelayanan bayi 1 1 1 1 1 1
C. Imunisasi
28. HB 0 1 1 1 1 1 1
29. BCG 1 1 1 1 1 1
30. DPT-Htb 1 1 1 1 1 1 1
31. DPT-Htb 2 1 1 1 1 1 1
32. DPT-Htb 3 1 1 1 1 1 1
33. Polio 1 1 1 1 1 1 1
34. Polio 2 1 1 1 1 1 1
35. Polio 3 1 1 1 1 1 1
36. Polio 4 1 1 1 1 1 1
37. Campak 1 1 1 1 1 1
D. Gizi
Pemberian tablet tambah
38. 1 1 1 1 1 1
darah
Pemantaun pertumbuhan
39. 1 1 1 1 1 1
balita
CakupanPelayananKesehata
40. 1 1 1 1 1 1
nBalita
Pemantauan pertumbuhan
41. 1 1 1 1 1 1
pada anak sekolah
Pemberian vitamin A pada
42. 1 1 1 1 1 1
balita
43. Pemantauan asi eksklusif 1 1 1 1 1 1
PelayananKesehatan Gigi
44. 1 1 1 1 1 1
danMulutpadaanak SD
E. P2M
45. Cakupan penanganan diare 1 1 1 1 1 1
46. Pelayanan pada lanjut usia 1 1 1 1 1 1
Pelayanan penderita
47. 1 1 1 1 1 1
hipertensi
48. Pelayanan penderita DM 1 1 1 1 1 1
Pelayanan orang dengan
49. 1 1 1 1 1 1
gangguan jiwa berat
41

2.2 Nilai Prioritas Masalah Kesehatan


Menilai prioritas kesehatan dengan melihat :
Nilai Prioritas Dasar (NPD) : (A+B) x C
Nilai Prioritas Total (NPT) : (A+B) x C x D
Tabel 10. Nilai prioritas masalah

No Indikator pelayanan A B C D Nilai Prioritas

NPD NPT
A. Kesehatan
lingkungan
1. Pengawasan sarana 8,4 9,5 2,7 1 48,33 48,33
air minum
2. Jamban Sehat 1,4 8,9 2,8 1 28,84 28,84
3. STBM ( Sanitasi Total 1,4 8,4 2,4 1 23,52 23,52
Berbasis Masyarakat)
4. TTU ( Tempat- 6,6 7 3,1 1 42,16 42,16
Tempat Umum)
5. TPM (Tempat 7 7,5 2,7 1 39,15 39,15
Pengelolaan
Makanan)
6. Air minum berkualitas 1,4 8 2,5 1 23,5 23,5
(layak)
7. Pengawasan sarana 1,4 9,3 2,1 1 22,47 22,47
air minum
B. KIA-KB
8. Cakupan K1 1,4 9 1,7 1 17,68 17,68
9. Cakupan K4 1,4 9 1,7 1 17,68 17,68
10. Persalinan ditolong 1,4 9,5 1,7 1 18,53 18,53
tenkes
11. Persalinan di 1,4 8,7 2,4 1 24,24 24,24
Fasayankes
12. Pelayanan KF 1 1,4 8 1,5 1 14,1 14,1
13. Pelayanan KF 2 1,4 9,7 3 1 33,3 33,3
14. Pelayanan KF 3 1,4 10 2,2 1 25,08 25,08
(Nifas 3)
15. Pemberian Vit. A 1,4 9 1,4 1 14,56 14,56
pada ibu Hamil
42

16. Imunisasi Td1 pada 6,6 9 1,5 1 23,4 23,4


ibu Hamil
17. Imunisasi Td2 pada 7 9,7 2,5 1 41,75 41,75
ibu Hamil
18. Imunisasi Td3 pada 8,4 8,8 3 1 51,6 51,6
ibu Hamil
19. Imunisasi Td4 pada 10 8,4 3,2 1 58,88 58,88
ibu Hamil
20. Imunisasi Td5 pada 10 8,6 2,8 1 52,08 52,08
ibu Hamil
21. Imunisasi Td2+ pada 1,4 8 2,5 1 23,5 23,5
ibu Hamil
22. Pelayanan KB 8,4 9,9 2,1 1 38,43 38,43
23. Pelayanan Komplikasi 1,4 8,9 1,7 1 17,51 17,51
kebidanan
24. Cakupan Neonatus 1,4 11,1 2 1 25 25
dengan komplikasi
25. Cakupan Neonatus 1,4 9,6 1,5 1 16,5 16,5
(N1)
26. Cakupan Kunjungan 1,4 10,5 1,5 1 17,85 17,85
Neonatus (KN2/KN
lengkap)
27. Cakupan pelayanan 1,4 9 1,7 1 17,68 17,68
bayi
C. Imunisasi
28. HB 0 2,8 10 2,1 1 26,88 26,88
29. BCG 1,4 9,7 2,2 1 24,42 24,42
30. DPT-Htb 1 1,4 9,5 2,5 1 27,25 27,25
31. DPT-Htb 2 1,4 9,5 2,2 1 23,98 23,98
32. DPT-Htb 3 1,4 9,5 2,7 1 29,43 29,43
33. Polio 1 1,4 9,3 2,2 1 23,54 23,54
34. Polio 2 1,4 9,3 2,7 1 28,89 28,89
35. Polio 3 1,4 9,3 2,2 1 23,54 23,54
36. Polio 4 1,4 9,3 2,5 1 26,75 26,75
37. Campak 1,4 9,8 2,1 1 23,52 23,52
D. Gizi
38. Pemberian tablet 1,4 11 2,7 1 33,48 33,48
tambah darah
39. Pemantaun 6,6 11 2,8 1 49,28 49,28
pertumbuhan balita
43

40. Cakupan Pelayanan 6,6 10,9 2,7 1 47,25 47,25


Balita
41. Pemantauan 1,4 10,3 2,5 1 29,25 29,25
pertumbuhan pada
anak sekolah
42. Pemberian vitamin A 1,4 11 1,8 1 22,32 22,32
pada balita
43. Pemantauan asi 1,4 9,7 1,7 1 18,87 18,87
eksklusif
44. Pelayanan Kesehatan 4,2 9,3 1,7 1 22,95 22,95
Gigi dan Mulut Pada
Anak SD
E. P2M
45. Cakupan 4,2 11,3 1,7 1 26,35 26,35
penanganan diare
46. Pelayanan pada 1,4 10,6 3,5 1 42 42
lanjut usia
47. Pelayanan penderita 1,4 11 2,1 1 26,04 26,04
hipertensi

48. Pelayanan penderita 1,4 8,3 2,8 1 27,16 27,16


DM
49. Pelayanan orang 10 11,9 2,8 1 61,32 61,32
dengan gangguan
jiwa berat

2.3 Urutan prioritas masalah

Berdasarkan tabel urutan prioritas masalah, didapatkan urutan masalah


di puskesmas Benu- Benua sebagai berikut :

Tabel 11. Urutan prioritas masalah

1. Pelayanan orang dengan gangguan jiwa berat


2. Imunisasi Td4 pada ibu Hamil
3. Imunisasi Td5 pada ibu Hamil
4. Imunisasi Td3 pada ibu Hamil
44

5. Pemantaun pertumbuhan balita


6. Pengawasan sarana air minum
7. Cakupan Pelayanan Balita
8. TTU ( Tempat-Tempat Umum)
9. Pelayanan pada lanjut usia
10. Imunisasi Td2 pada ibu Hamil
11. TPM (Tempat Pengelolaan Makanan)
12. Pelayanan KF 2
13. Pelayanan KB
14. Pemberian tablet tambah darah
15. Jamban Sehat
16. STBM ( Sanitasi Total Berbasis Masyarakat)
17. Air minum berkualitas (layak)
18. Pengawasan sarana air minum
19. Persalinan di Fasayankes
20. Pelayanan KF 3 (Nifas 3)
21. Imunisasi Td1 pada ibu Hamil
22. Imunisasi Td2+ pada ibu Hamil
23. Cakupan Neonatus dengan komplikasi
24. HB 0

25. BCG

26. DPT-Htb 1

27. DPT-Htb 2

28. DPT-Htb 3

29. Polio 1

30. Polio 2

31. Polio 3

32. Polio 4

33. Campak

34. Pemantauan pertumbuhan pada anak sekolah

35. Pemberian vitamin A pada balita

36. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Anak SD


37. Cakupan penanganan diare
38. Pelayanan penderita hipertensi

39. Pelayanan penderita DM

40. Persalinan ditolong tenkes


41. Cakupan K4
45

42. Cakupan K1
43. Pelayanan KF 1
44. Pemberian Vit. A pada ibu Hamil
45. Pelayanan Komplikasi kebidanan
46. Cakupan Kunjungan Neonatus (KN2/KN lengkap)
47. Cakupan pelayanan bayi
48. Cakupan Neonatus (N1)
49. Pemantauan asi eksklusif

2.4 Identifikasi Penyebab Masalah dengan Prioritas Tertinggi


Identifikasi penyebab masalah Pelayanan orang dengan gangguan jiwa
berat dengan analisis pendekatan sistem.
Tabel 12. Identifikasi Penyebab
Komponen Kemungkinan Penyebab Masalah
MAN 1. Sumber daya (tenaga medis)
sudah tersedia, tetapi peran serta
masyarakat sangat rendah.
2. Kurangnya koordinasi dari pihak
kelurahan mengenai pelayanan
orang dengan gangguan jiwa
berat dengan pihak puskesmas.
MONEY 1. Tidak ada masalah
INPUT
MATERIAL 1. Tidak Ada Masalah
METODE 1. Tidak Ada Masalah

MARKETING 1. Kurangnya penyuluhan ataupun


sosialisasi kepada masyarakat
mengenai pelayanan orang
dengan gangguan jiwa berat
LINGKUNGAN 1. Tidak Ada Masalah
PROSES P1 Belum maksimal dikarenakan
kurangnya koordinasi dari
puskesmas dan pihak setempat
P2 Tidak terlaksana dengan baik
46

karena kurangnya pelayanan orang


dengan gangguan jiwa berat

P3 Dijalankan oleh pihak kelurahan

2.5 Analisa Penyebab Masalah


Berdasarkan analisa hasil survey data dari puskesmas Benu
Benua,saya melihat capaian di pelayanan IMUNIISASI di masyarakat
sangat baik dengan melihat hasil data yang menunjukkan masyarakat
telah mendapatkan imunisasi secara merata. Walaupun tetap dibutuhkan
optimalisasi segala aspek pendukung agar pelayanan imunisasi
mencapai tingkat paripurna.
Berdasarkan analisa hasil survey data dari puskesmas Benu
Benua,saya melihat capaian di pelayanan P2M di masyarakat kurang
maksimal dalam hal rendahnya pengetahuan masyarakat tentang
pentingnya pelayanan orang dengan gangguan jiwa berat,kurangnya
kordinasi dari pihak kelurahan mengenai pelayanan orang dengan
gangguan jiwa berat dengan pihak puskesmas dan kurangnya
penyuluhan ataupun sosialisasi kepada masyarakat mengenai
pentingnya pelayanan orang dengan gangguan jiwa berat
2.6 TABEL PAIRED COMPARISON
Tabel 12. Paired Comparison
A B C D E F Total
A B C D E F 0
B C B B F 2
C D B F 0
D E F 0
E F 0
F 0
47

Total vertikal 0 1 2 2 2 5

Total 0 2 0 0 0 0
horizontal
Total 0 3 2 2 2 5 14

2.7 Kumulatif Dari Hasil Paired Comparison Untuk Penyelesaian Masalah


Tabel 13. Kumulatif Dari Hasil Paired Comparison Untuk Penyelesaian
Masalah
F 5 5/14 X 100% 35,71% 35,71%

B 3 3/14 X 100% 21,43% 57,14%

C 2 2/14 X 100% 14,29% 71,43%

D 2 2/14 X 100% 14,29% 85,72%

E 2 2/14 X 100% 14,29% 100%

A 0 0/14 X 100% 0% 100%

JUMLAH 14

2.8 Penyebab Masalah yangPerlu Diselesaikan Berdasarkan Nilai


Kumulatif
Berdasarkan nilai kumulatif, untuk menyelesaikan suatu masalah
berupa rendahnya pelayanan orang dengan gangguan jiwa berat,
dengan menyelesaikan 4 penyebab yang belum mencapai 90%,
diantaranya adalah :
F = Kurangnya penyuluhan ataupun sosialisasi kepada masyrakat
akan pentingnya pelayanan orang dengan gangguan jiwa berat
baik mengunakan media poster atau video edukasi.
B = Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya
pelayanan orang dengan gangguan jiwa berat
48

C = Kurangnya koordinasi dari pihak kelurahan mengenai


pelayanan orang dengan gangguan jiwa berat dengan pihak
puskesmas.

D = kurangnya minat masyarakat akibat pemahaman yang kurang


mengenai pelayanan orang dengan gangguan jiwa berat.

3. Rencana usulan kegiatan (RUK) atau Plan Of action (POA)


Tabel 14. Plan of Action
N Tujuan kegiatan Sasaran Waktu Tempat Person Biaya
o

1. Meningkatkan Melakukan Masyarakat - Puskesma Kepala  Konsumsi :


pengetahuan sosialisasi di wilayah s Benu puskesma 100 x 5.000,-
masyarakat (pamflet dan kerja Benua. s dan = Rp.
luas mengenai poster) puskesmas petugas 500.000,-
pentingnya ditempat- Benu-Benua promosi  Biaya
melakukan tempat umum kesehatan pencetakka
pemeriksaan dan n Banner2 x
dini ke dibagikan 80.000 =
puskesmas kepada Rp. 160.000
rumah warga  Poster2 x
50.000 =
Rp. 100.000

2. Meningkatkan Mengadakan Masyarakat - Aula Kepala  Konsumsi


pengetahuan penyuluhan di wilayah kantor Puskesmas Peserta :
masyarakat kepada kerja Kecamata dan dokter 100 x
mengenai masyarakat Puskesmas n Kendari spesialis 5.000,- =
orang dengan untuk Benu Barat. jjiwa Rp.
gangguan jiwa menunjang Benua. 500.000,-
berat pengetahuan  Konsumsi
49

mengenai Pemateri : 2
orang denga x 25.000,- =
gangguanh Rp. 50.000,-
jiwa berat  Honor
Pemateri :
Rp.
300.000,-
 Transport
Pemateri :
Rp.
100.000,-
3. Meningkatkan Melakukan Dokter - Puskesma Kepala  Konsumsi
pengetahuan pelatihan puskesmas s Benu- Puskesmas petugas
tenaga mengenai dan Benua kesehatan :
kesehatan diagnosa suatu Paramedis 20 x 5000 =
mengenai penyakit puskesmas Rp, 100.000,-
diagnosa kepada dokter
suatu puskesmas
penyakit agar
memaksimalk
an rujukan
pasien
JUMLAH TOTAL PENGELUARAN BIAYA Rp. 1.810.000,-
BAB VI

PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Berdasarkan hasil identifikasi masalah kesehatan, didapatkan 11
program kesehatan yang terdapat di PuskesmasBenu-Benua.
2. Berdasarkan hasil analisis masalah kesehatan, yang menjadi prioritas
masalah Puskesmas Benu-Benua adalah pelayanan orang dengan
gangguan jiwa berat.
3. Plan of Action yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan orang
dengan gangguan jiwa berat di wilayah kerja PuskesmasBenu-Benua
yaitu:
a. Melakukan sosialisasi (Pamfletdan poster) ditempat-tempat
umum dan dibagikan kepada rumah warga
b. Mengadakan penyuluhan kepada masyarakat untuk menunjang
pengetahuan mengenai orang dengan gangguan jiwa berat
c. Melakukan pelatihan mengenai diagnose suatu penyakit kepada
dokter puskesmas

B. SARAN
Adapun saran sebagaialternativepemecahanmasalah, yaitu:
1. Menambah jumlah petugas kesehatan yang dilakukan pembinaan
tentang pelayanan orang dengan gangguan jiwa berat.
2. Mengkoordinasikan segera dengan pihak dinas kesehatan mengenai
cakupan program kegiatan.
3. Meningkatkan peran aktif petugas kesehatan dalam mengunjungi
kegiatan penyuluhan, pendidikan dan pelatihan dalam pelayanan
orang dengan gangguan jiwa berat.
4. Membangun jalur kerjasama dengan dokter spesialis kejiwaan seb
agai konsulen dalam menghadapi pelayanan terhadap orang dengan
gangguan jiwa berat.

53
54

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2019. Kecamatan Kendari Barat Dalam Angka.


Kendari, Sulawesi Tenggara.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2019 Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat

Menteri Kesehatan Republik Indonesia.2016. Peraturan Menteri Kesehatan


Republik IndonesiaNomor 44 Tahun 2016Tentang Pedoman
Manajemen Kesehatan.

Menkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNomor 82 Tahun


2016 Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus
Bidang Kesehatan, Serta Sarana Dan Prasarana Penunjang
Subbidang Sarpras Kesehatan Tahun Anggaran.

Wardani, RK. 2014. Analisis Penetapan Prioritas Program Upaya Kesehatan


Dasar (Puskesmas) pada Tingkat Pemerintah Daerah (Studi
Eksploratif di Kota Bogor Tahun 2013 :Jurnal Kebijakan Kesehatan
Indonesia Vol.03 No 04. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
55

LAMPIRAN

Grafik 1. Grafik PWS Kesehatan lingkungan

40

35

30

25

20
% komulatif
15
%bln ini
10 % bln lalu

0
ul
u ba ua ha ua
ip alo en do ap
l. T gg - B o -D
Ke un nu l. S pu
P u Be Ke Da
l. l. l.
Ke Ke Ke

Garfik 2. Grafik PWS KIA-KB

90
80
70
60
50
40 % komulatif
30 % bln ini
% bln lalu
20
10
0
ul
u ba ua ha ua
Tip galo Ben o do Dap
l. g u- l. S pu
-
Ke uun Ben Ke a
l. P l. l. D
Ke Ke Ke
56

Grafik 3. PWS Imunisasi

80

70

60

50

40
% komulatif
30 % bln ini
20 % bln lalu

10

0
u ba a a a
ul la o nu oh pu
Tip e d a
l. g -B o -D
Ke ung enu el. S apu
P K
l. l. B l. D
Ke Ke Ke

Grafik 4. Grafik PWS Gizi

35

30

25

20

15 % komulatif
% bln ini
10 % bln lalu

0
u ba a a a
ul lo nu oh pu
iT p a e d a
l. g -B o -D
Ke ung enu el. S apu
P K
l. l. B l. D
Ke Ke Ke
57

Grafik 5. Grafik PWS P2M

140

120

100

80

60 % komulatif
% bln ini
40 % bln lalu

20

0
u ba a a a
ul la o nu oh pu
Tip e d a
l. g -B o -D
Ke ung enu el. S apu
P K
l. l. B l. D
Ke Ke Ke

Dokumentasi

Gambar 1. Foto tampak depan Puskesmas Benu-Benua


58

Gambar 2. Pengambilan karcis Puskesmas Benua-Benua

Gambar 3. Ruang tunggu Puskesmas Benu-Benua

Anda mungkin juga menyukai