Anda di halaman 1dari 17

EPISKLERITIS

Disusun Oleh :
Syawal Nurdianzah
K1B121056

PEMBIMBING
dr. Rizky Magnadi, Sp.M.
POKOK BAHASAN
Pendahuluan
Anatomi
Defenisi
Epidemiologi
Etiologi
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
Diagnosis
Penatalaksanaan
Komplikasi
Diagnosis Banding
PENDAHULUAN
Sklera berhubungan erat dengan kornea dalam bentuk
lingkaran yang disebut limbus
Sklera berfungsi untuk menyediakan perlindungan
terhadap komponen intra okular
Episkleritis merupakan reaksi radang jaringan ikat
vaskular yang terletak antara konjungtiva dan
permukaan sklera.
Kelainan ini bersifat unilateral pada dua-pertiga kasus
Episklera dapat tumbuh di tempat yang sama atau di
dekatnya di jaringan palpebra
ANATOMI
ANATOMI
 Sklera
-Sklera adalah pembungkus fibrosa pelindung mata
di bagian luar, yang hampir seluruhnya terdiri atas
kolagen

-Jaringan ini padat dan berwarna putih serta


berbatasan dengan kornea di sebelah anterior dan
durameter nervus opticus di posterior.
ANATOMI
 Episklera
-Episklera mengandung banyak pembuluh darah
yang menyediakan nutrisi untuk sklera dan
permeabel terhadap air, glukosa dan protein.

-Jaringan fibroelastis dari episklera mempunyai dua


lapisan yaitu lapisan viseral yang lebih dekat ke
sklera dan lapisan parietal yang bergabung dengan
fasia dari otot dan konjungtiva dekat limbus
EPISKLERITIS
Defenisi
Episkleritis adalah suatu reaksi inflamasi pada
jaringan episklera yang terletak di antara konjungtiva
dan sklera, bersifat ringan, dapat sembuh sendiri, dan
bersifat rekurensi.
Epidemiologi
-Angka kejadian pasti tidak diketahui karena
banyaknya pasien yang tidak berobat.
-Tidak ada perbedaan jenis kelamin, namun terdapat
laporan 74 % kasus terjadi pada perempuan dan
sering terjadi pada usia dekade 4-5
EPISKLERITIS
Etiologi
EPISKLERITIS
Patofisiologi
Patofisiologi belum diketahui secara pasti namun
ditemukan respon inflamasi yang terlokalisir pada
superficial episcleral vascular network, patologinya
menunjukkan inflamasi nongranulomatous dengan
dilatasi vascular dan infiltrasi perivascular

Terdapat dua tipe klinik yaitu simple dan nodular.


Tipe yang paling sering dijumpai adalah simple
episcleritis (80%)
EPISKLERITIS
Manifestasi Klinis
Mata terasa kering
Nyeri ringan pada mata
Mata terasa mengganjal
Konjungtiva kemotik
Radang dengan gambaran yang khusus berupa
benjolan setempat dengan batas tegas dan warna
merah ungu di bawah konjungtiva, bila benjolan
ditekan dengan kapas atau ditekan pada kelopak di
atas benjolan, akan memberikan rasa sakit yang
menjalar sekiktar mata.
EPISKLERITIS
Manifestasi Klinis
Jika pasien mengalami episkleritis nodular, pasien
mungkin memiliki satu atau lebih benjolan kecil
atau benjolan pada daerah putih mata. Pasien
mungkin merasakan bahwa benjolan tersebut dapat
bergerak di permukaan bola mata.
EPISKLERITIS
Diagnosis
Anamnesis (Gejala Klinis)
Pemeriksaan Fisik
-Daylight
-Pemeriksaan Slit Lamp
-Pemeriksaan Red-free Light
-Pemeriksaan Lab
Hitung darah lengkap (CBC) dan laju endap darah
Faktor rheumatoid serum, Urinalisis ,Asam urat,
Antinuclear antibody (ANA), Antibodi sitoplasmik
antineutrofil serum (ANCA)
EPISKLERITIS
Penatalaksanaan
Simple Lubrikan atau Vasokonstriktor (Ringan)
Steroid Topikal
-Terapi topikal dengan Deksametason 0,1 %
meredakan peradangan dalam 3-4 hari.
-Kortikosteroid lebih efektif untuk episkleritis
sederhana daripada daripada episkleritis noduler.
EPISKLERITIS
Penatalaksanaan
Oral Non Steroid Anti-Inflammatory Drugs (NSAID
-Flurbiprofen 300 mg sehari, yang diturunkan
menjadi 150 mg sehari setelah gejala terkontrol, atau
Indometasin 25 mg tiga kali sehari.
-Pemberian aspirin 325 sampai 650 mg per oral 3-4
kali sehari disertai dengan makanan atau antasid.
Episkleritis memiliki hubungan yang paling
signifikan dengan hiperurisemia (Gout), oleh karena
itu Gout harus diterapi secara spesifik.
EPISKLERITIS
Komplikasi
Iritis
Uveitis
Keratitis
Nekrosis sklera/skleromalasia
Perforasi sklera
EPISKLERITIS
Diagnosis Banding
Konjungtivitis
Skleritis
Iritis
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai